Anda di halaman 1dari 22

DEMOKRASI DAN PEMILU

DR. M. FADHILLAH H, S.IP., M.Si


DEMOKRASI
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία
(δῆμος (dêmos) “rakyat” dan κράτος (kratos)
“kekuatan” atau “kekuasaan”).
Aristoteles : Prinsip demokrasi adalah Kebebasan,
karena hanya melalui kebebasan, setiap warga
negara bisa saling berbagi kekuasaan di dalam
negaranya.
Affan Gafar : Demokrasi, dalam arti normatif adalah
demokrasi yang secara ideal ingin diwujudkan
negara; dan dalam arti empiris demokrasi adalah
perwujudannya dalam dunia politik.
DEMOKRASI
Abraham Lincoln : Demokrasi adalah sebuah hal
yang didasari oleh rakyat. Oleh karena itu, demokrasi
merupakan sebuah pemerintahan yang berasal dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Adagium Vox Populi Vox Dei (Suara Rakyat, Suara
Tuhan) [Alcuin of York (735-804) dalam Cohen, J.M.
& Cohen M.J, 1960 Penguin Dictionary]
Demokrasi banyak macamnya seperti demokrasi
konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi
terpimpin, demokrasi Pancasila, demokrasi rakyat,
demokrasi soviet, demokrasi nasional, dan lain-lain;
dimana semua konsep tersebut mengartikan
demokrasi sebagai wujud kekuasaan rakyat.
DEMOKRASI
Demokrasi konstitusional adalah suatu gagasan
dimana pemerintah yang demokratis merupakan
pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak
dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap
warga negaranya.
Lord Acton merumuskan suatu pemerintahan perlu
dibatasi melalui pemikirannya bahwa “Power tends
corrupt, but absolute power corrupts absolutely”
(Manusia yang memiliki kekuasaan cenderung
untuk menyalahgunakan kekuasaan, tetapi
manusia yang memiliki kekuasaan tak terbatas
pasti akan menyalahgunakannya secara tak
terbatas pula.
DEMOKRASI
Pada abad ke-20, muncul pemikiran atau konsep
Negara Kesejahteraan (Welfare State) atau social
Service State; sehingga konsep demokrasi tidak
hanya pada konstitusi / politis saja tapi meluas
kepada ekonomi yaitu demokrasi ekonomi.
Demokrasi Konstitusional pada abad ke-20, telah
dirumuskan kembali mengenai makna Rule of Law
atau Rechtstaat, dalam meriam budiardjo (dasar-
dasar ilmu politik, 2008:116) menjelaskan bahwa
syarat-syarat dasar terselenggaranya pemerintah
yang demokratis ialah:
DEMOKRASI
1. Perlindungan konstitusional, selain menjamin hak-
hak individu, harus menentukan pula cara
prosedural untuk memperoleh perlindungan atas
hak-hak yang dijamin.
2. Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak
(independent and impartial tribunals).
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan
beroposisi.
6. Pendidikan kewarganegaraan (civil education)
DEMOKRASI
Menurut Henry B. Mayo, merumuskan nilai-nilai
demokrasi sebagai berikut :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara
melembaga (institutionalized peaceful settlement of conflict).
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam
suatu masyarakat yang sedang berubah (peaceful change in a
changing society).
3. Menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur
(orderly succession of rules).
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum (minimum
of coercion).
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
dalam masyarakat, yang tercermin dalam keanekaragaman
pendapat, kepentingan dan tingkah laku.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
DEMOKRASI
Dalam melaksanakan nilai-nilai demokrasi tersebut
diperlukan beberapa lembaga sebagai berikut:
1. Pemerintahan yang bertanggungjawab.
2. Suatu Dewan Perwakilan Rakyat yang mewakil golongan-
golongan dan kepentingan-kepentingan dalam masyarakat
dan yang dipilih melalui pemilihan umum yang bebas dan
rahasia atas dasar sekurang-kurangnya dua calon untuk
setiap kursinya.
3. Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih
partai politik.
4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan
pendapat.
5. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak
asasi dan mempertahankan keadilan.
PEMILU
 Pemilihan Umum (Pemilu) adalah cara yang sah untuk
berebut kekuasaan politik. Pemilu merupakan kehendak
mutlak bangsa Indonesia setelah menetapkan dirinya
sebagai negara demokrasi. Berdasarkan konstitusi
Indonesia bahwa Pemilu merupakan manivestasi
kedaulatan rakyat.
 Adapun tujuan dilaksanakan Pemilu adalah:
1. Memilih wakil rakyat yang duduk dalam lembaga
perwakilan rakyat baik tingkat pusat, wilayah maupun
daerah (DPR-RI, DPRD Prop, & DPRD Kab/Kota)
2. Memilih wakil rakyat yang duduk dalam lembaga
perwakilan daerah (DPD-RI)
3. Membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat serta
memperoleh dukungan sebesar-besarnya dari rakyat
(legitimate).
PEMILU
Pemilu dapat dibagi dalam beberapa bentuk:
1. Pemilu Legeslatif, yaitu Pemilu yang
dilaksanakan untuk memilih wakil rakyat untuk
duduk dalam lembaga Legeslatif (DPR-RI, DPD-RI,
DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota).
2. Pemilu Presiden, yaitu Pemilu yang dilaksanakan
untuk memilih presiden dan wakil presiden.
3. Pemilu Kepala Daerah, yaitu Pemilu yang
dilaksanakan untuk memilih kepala daerah
(Gubernur, Bupati dan Walikota).
4. Pemilihan Kepala Desa, yaitu pemilihan yang
dilaksanakan untuk memilih kepala desa.
PEMILU
 Fungsi Pemilu adalah melakukan proses pergantian
kepemimpinan nasional dan daerah dapat terlaksana
dengan baik, reguler dan kontinyu; sehingga dapat
terbentuk peta konfigurasi kekuatan-kekuatan politik dalam
masyarakat dapat tersalur dengan baik, serta tetap
konsisten dalam mematuhi prosedur demokrasi.
 Penyelenggara Pemilu adalah suatu panitia atau komisi
yang bertugas hanya menyelenggarakan Pemilu; dahulu
disebut Panitia Pemilu Indonesia (PPI) dan sekarang sudah
dilembagakan secara permanen yakni Komisi Pemilihan
Umum (KPU); kemudian untuk pengawasan Pemilu adalah
Panita Pengawas Pemilu namun saat ini Badan Pengawas
Pemilu. Untuk mengawasi penyelenggara pemilu (KPU)
maka dibentuk Dewan Kehormatan KPU (DKPP).
PEMILU
Secara umum Pemilu kita kenal dengan 2 Sistem:
1. Pemilu Sistem Distrik, merupakan sistem Pemilu
yang paling tua yang didasarkan atas kesatuan
geografis. Dalam sistem distrik, calon yang dalam
satu distrik memperoleh suara terbanyak yang
menang.
2. Pemilu Sistem Proporsional, merupakan sistem
pemilu dengan sistem perwakilan berimbang
(multi-member contituency); adalah sistem Pemilu
di mana wilayah negara dibagi menjadi beberapa
daerah pemilihan.
PEMILU
1. Pemilu Tahun 1955.
Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu yang paling
demokratis, memiliki nilai strategis karena pertama kali
sejak kemerdekaan.
Pemilu ini dipersiapkan pada masa pemerintahan Perdana
Menteri Ali Sasroamidjojo, namun beliau mengundurkan
diri pada waktu pemungutan suara dan digantikan oleh
Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.
** Pemilu ini bertujuan untuk memilih angota-anggota DPR
dan konstituante, dimana jumlah anggota DPR sebanyak
260 orang sedangkan anggota konstituante sebanyak 520
orang ditambah 14 orang wakil golongan minoritas yang
diangkat pemerintah.
** Sistem yang dipakai dalam Pemilu ini adalah sistem
perwakilan berimbang (proportional representation).
PEMILU
2. Pemilu Tahun 1971.
Pemilu ini dilaksanakan pada masa Orde Baru yang
memberikan legitimasi kepada Soeharto sebagai presiden.
Pada Pemilu ini muncul Golkar (Golongan Karya) sebagai
parpol baru yang selalu menjadi pemenang Pemilu pada
Pemilu-Pemilu berikutnya (Pemilu tahun 1977, 1982,
1987, 1992, 1997). Hal ini terjadi karena Soeharto dan
Golkar melakukan kebijakan melalui pemerintahannya
dengan cara :
1. Kebijakan Floting Mass (Massa Mengambang).
2. Deideologisasi partai dengan asas tunggal (Pancasila);
3. Monoloyalitas PNS;
4. Fusi partai politik (PPP, Golkar, dan PDI);
5. Dukungan birokrasi dan militer (TNI&Polri).
PEMILU
3. Pemilu Tahun 1999.
Pemilu ini dilaksanakan pada masa Reformasi, dimana
masyarakat menolak hasil Pemilu tahun 1997, karena Pemilu
tersebut dinilai penuh cacat dan rekayasa politik.
** Adanya penurunan legitimasi dari MPR dan DPR pada saat itu,
dan penurunan legitimasi terhadap Habibie sebagai presiden.
*** Sistem Pemilu yang digunakan adalah sistem proporsional
dengan menggunakan varian Roget, yaitu perolehan kursi partai
sebanding dengan suara yang didapat dari hasil suara di daerah
pemilihan, dan penetapan calon terpilih ditentukan mengikuti
ranking perolehan suara suatu partai di daerah pemilihan.
**** Pemilu ini dikuti oleh 48 partai politik dan hanya 21 partai yang
mendapat kursi di DPR RI atau lulus Stambus Accoord ,
sedangkan sisanya 27 partai politik tidak lolos, dimana pada saat
itu hasilnya 5 besar parpol pemenang Pemilu adalah PDIP
(33,74%), Golkar (22,44%), PKB (12,61%), PPP (10,71%) dan
PAN (7,12%).
PEMILU
4. Pemilu Tahun 2004.
Pemilu ini merupakan babak baru dalam sejarah demokrasi di
Indonesia, dimana diselenggarakan pertama oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU) pada 5 April 2004 untuk memilih DPR RI,
DPD RI dan DPRD (anggota DPR RI sebanyak 550 orang dan
DPD RI sebanyak 128 Orang, sedangkan untuk DPRD propinsi
dan kabupaten disesuaikan dengan jumlah penduduk besaran
jumlah anggota DPRDnya sesuai dengan undang undang pemilu).
** Saat itu, Parpol yang mendaftar pada menteri kehakiman dan
HAM sebanyak 150 parpol, namun yang lulus hanya 50 parpol,
kemudian diverifikasi lagi oleh KPU untuk peserta Pemilu menjadi
hanya 24 parpol, dan hanya 11 parpol yang mendapatkan kursi di
DPR-RI. Sistem pemilu yang digunakan Sistem Proporsional
dengan Stelsel Daftar Terbuka (open list), dengan stambus
Accoord dan Electoral Threshold sebesar 2% untuk DPR dan 3%
untuk DPRD. Tahun 2004, pertama kali dilaksanakan Pemilu
Presiden.
PEMILU
5. Pemilu Tahun 2009.
Pemilu ini diselenggarakan oleh KPU pada tanggal 26 April
2009, dengan perserta pemilu sebanyak 44 parpol, namun
Electoral Threshold (ET) tidak digunakan lagi, diganti dengan
penggunaan Parliamentary Threshold (PT) sebesar 2,5%,
dimana bagi partai politik yang tidak mampu memenuhi
perolehan suara sebesar 2,5% jumlah suara sah secara
nasional maka tidak mendapatkan kursi di DPR RI.
** Sistem Pemilu menggunakan sistem proposional
dengan stelsel daftar terbuka, namun penetapan kursi
anggota DPR berdasarkan “Suara Terbanyak” dari
seseorang dalam suatu daerah pemilihan dalam suatu
Parpol; Bila Parpol tersebut memenuhi perhitungan BPP dan
atau sisa suara terbesar, sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
PEMILU
5. Pemilu Tahun 2009 (1).
Pada Pemilu ini hanya 9 Parpol yang lolos PT,yaitu Partai
Demokrat, Partai Golkar, PDI Perjuangan, Partai Keadilan
Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan
Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, partai Gerakan
Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Hati Nurani Rakyat
(Hanura).
Pada pemilihan presiden, penentuan dukungan Parpol untuk
presiden berubah dari 15% menjadi 20%, dan Parpol yang
mendukung harus mendapatkan 3% jumlah kursi DPR atau
5% suara dari perolehan suara secara nasional.
Presiden dan Wakil Presiden terpilih harus mendapatkan
suara 50% + 1 berdasarkan jumlah suara sah secara
nasional dan juga mendapatkan suara 20% disetiap propinsi
minimal diseparuh propinsi yang ada di Indonesia.
PEMILU
6. Pemilu Tahun 2014.
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
2014 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2014) diselenggarakan
pada 9 April 2014 untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD
Propinsi maupun DPRD Kab/Kota) periode 2014-2019. Dalam
Undang-Undang Pemilu yaitu UU Nomor 8 Tahun 2012, bahwa
ambang batas parlemen untuk DPR ditetapkan sebesar 3,5%, naik
dari Pemilu 2009 yang sebesar 2,5%. Hasil dari verifikasi faktual ini
ditetapkan pada tanggal 8 Januari 2013, KPU mengumumkan 10
partai sebagai peserta Pemilu 2014. Dalam perkembangan
berikutnya, keputusan KPU tersebut digugat oleh beberapa partai
politik yang tidak lolos verifikasi ke Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN), sehingga peserta Pemilu tahun 2014 menjadi 12 Parpol.
PEMILU
6. Pemilu Tahun 2014.
Pemilu ini tetap menggunakan sistem Pemilu dengan
sistem proposional dengan stelsel daftar terbuka,
namun penetapan kursi anggota DPR berdasarkan
“Suara Terbanyak”. Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun
2014 (disingkat Pilpres 2014) dilaksanakan pada tanggal
9 Juli 2014 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden
untuk masa bakti 2014-2019. Menurut UU Pemilu 2008,
hanya partai yang menguasai lebih dari 20% kursi di DPR-
RI atau memenangi 25% suara hasil Pemilu Legislatif
dapat mengajukan kandidatnya.
PEMILU
7. Pemilu Tahun 2019.
Pemilu ini tetap menggunakan sistem Pemilu dengan sistem
proposional dengan stelsel daftar terbuka, namun
penetapan kursi anggota DPR berdasarkan “Suara
Terbanyak”. Pemilu 2019 yang dilakukan pada tanggal 17
April 2019. Untuk pertama kalinya dalam sejarah
negara, Pemilu presiden dan wakil presiden, anggota DPR,
DPD, dan DPRD dipilih pada hari yang sama dengan lebih
dari 190 juta pemilih yang memenuhi syarat. Disini 16 Parpol
berpartisipasi dalam Pemilu secara nasional, termasuk 4
Parpol baru. Pemilihan legislatif, yang merupakan pemilihan
ke-12 di Indonesia, diikuti oleh lebih dari 240.000 calon yang
memperebutkan lebih dari 20.000 kursi di DPR & DPD
(MPR), serta DPRD untuk provinsi dan kota/kabupaten.
Pemilu ini merupakan "salah satu pemungutan suara satu
hari yang paling rumit dalam sejarah global".

Anda mungkin juga menyukai