Anda di halaman 1dari 7

DEMOKRASI DAN SISTEM KETATANEGARAAN

A. LATAR BELAKANG
Pada zaman sekarang ini setiap Negara pastinya memiliki sistem pemerintahan yang berbeda -
beda. Salah satunya Indonesia yang memiliki system pemerintahan demokrasi. Demokrasi
merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga
negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup
kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara
bebas dan setara.
Pada awalnya Indonesia telah menganut banyak system pemerintahan. Namun dari semua
sistem pemerintahan yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem
pemerintahan demokrasi. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia sendiri sebenarnya telah ada empat
kali perubahan dimulai dari orde baru hingga masa reformasi yang ada sekarang ini.
Lalu jika dititik dari masa orde lama hingga sampai saat ini masa reformasi, telah banyak
penyimpangan – penyimpangan yang dilakukan oleh pemimpin Negara. Lebih dari itu ada dalam
beberapa masa dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang juga diwarnai dengan adanya
pemberontakan, pengaruh suatu partai tertentu yang sangat kuat hingga banyak partai yang ada di
Indonesia ini.
Meskipun sistem pemerintahan demokrasi masih terdapat beberapa kekurangan dan
penyimpangan penyimpangan. Akan tetapi sebagian kelompok merasa merdeka dengan
diberlakukannya sistem domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang
yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya
masing-masing. Dengan cara salah satunya kampanye, orasi, demo, unjuk rasa dan lain-lain. Dan
yang perlu diperhatikan juga bahwa berubahnya sistem demokrasi di Indonesia ini telah diikuti
pula dengan berubahnya sistem pemerintahan yang ada di Indonesia mulai dari presidensil dan

1
parlementerpun pernah dirasakan negeri ini. Hingga akhirnya kembali ke sistem pemerintahan
presidensil.
Sebelum masuk lebih jauh dalam pembahasan pelaksanaan demokrasi di Indonesia dan
perkembangan demokrasi yang ada di Indonesia, kita perlu memahami pengertian dari Demokrasi
terlebih dahulu.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana demokrasi dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia bekerja?


C. PEMBAHASAN MASALAH

1. Demokrasi dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia


Demokrasi dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia ini dinilai dari partisipasi
masyarakatnya dalam pemilihan segala bagian dalam sistem ketatanegaraan dengan cara
melakukan pemilihan umum. Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. [1]
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD RI 1945)
menentukan : “Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.” Mana kedaulatan sama dengan makna kekuasaan tertinggi, yaitu
kekuasaan yang dalam taraf terakhir dan tertinggi wewenang membuat keputusan. Tidak ada satu
pasalpun yang menentukan bahwa negara Republik Indonesia adalah suatu negara demokrasi.
Namun, karena implementasi kedaulatan rakyat itu tidak lain adalah demokrasi, maka secara
implesit dapatlah dikatakan bahwa negara Republik Indonesia adalah negara demokrasi.
Hal yang demikian wujudnya adalah, manakala negara atau pemerintah menghadapi masalah
besar, yang bersifat nasional, baik di bidang kenegaraan, hukum, politik, ekonomi, sosial-budaya
ekonomi, agama “ semua orang warga negara diundang untuk berkumpul disuatu tempat guna
membicarakan, merembuk, serta membuat suatu keputusan.” ini adalah prinsipnya. [2]
1.Sistem Pemilihan Umum

2
Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi
umumnya berkisar pada 2 prinsip pokok, yaitu :
a. Single-member constituency (satu daerah memilih atau wakil; biasanya disebut Sistem
Distrik). Sistem yang mendasarkan pada kesatuan geografis.Jadi setiap kesatuan geografis
(yang biasanya disebut distrik karena kecilnya daerah yang diliputi) mempunyai satu wakil
dalam dewan perwakilan rakyat. Sistem ini mempunyai beberapa kelemahan,
diantaranya :
1. Kurang memperhitungkan adanya partai kecil dan golongan minoritas, apalagi jika
golongan ini terpencar dalam beberapa distrik.
2. Kurang representatif dalam arti bahwa calon yang kalah dalam suatu distrik,
kehilangan suara-suara yang telah mendukungnya.
b. Multi-member constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya
dinamakan Proportional Representation atau Sistem Perwakilan Berimbang). Gagasan
pokok dari sistem ini adalah bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh sesuatu golongan
atau partai adalah sesuai dengan jumlah suara yang diperolehnya. Sistem ini ada
beberapa kelemahan:
1.Mempermudah fragmentasi partai dan timbulnya partai-partai baru
2.Wakil yang terpilih merasa dirinya lebih terikat kepada partai dan kurang merasakan
loyalitas kepada daerah yang telah memilihnya
3.Mempersukar terbentuknya pemerintah yang stabil, oleh karena umumnya harus
mendasarkan diri atas koalisi dari dua-partai atau lebih.
Keuntungan sistem Propotional:
1.Sistem propotional di anggap representative, karena jumlah kursi partai dalm
parlemen sesuai dengan jumlah suara masyarakat yang di peroleh dalam pemilu.
2.Sistem ini di anggap lebih demokatis dalam arti lebih egalitarian, karena praktis tanpa
ada distorsi.
Di Indonesia pada pemilu kali ini, tidak memakai salah satu dari kedua macam sistem
pemilihan diatas, tetapi merupakan kombinasi dari keduanya.

3
Hal ini terlihat pada satu sisi menggunakan sistem distrik, antara lain pada Bab VII pasal 65
tentang tata cara Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota
dimana setiap partai Politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPD,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/ Kota dengan memperhatikan keterwakilan
perempuan sekurang-kurangnya 30%. Disamping itu juga menggunakan sistem berimbang,
hal ini terdapat pada Bab V pasal 49 tentang Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota
DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dimana : Jumlah kursi anggota DPRD
Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada jumlah penduduk provinsi
yang bersangkutan dengan ketentuan :
a. Provinsi dengan jumlah penduduk sampai dengan 1000.000 (satu juta) jiwa mendapat 35
(tiga puluh lima) kursi
b. Provinsi dengan julam penduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) sampai dengan
3.000.000 (tiga juta) jiwa mendapat 45 (empat puluh lima) kursi;
c. Provinsi dengan jumlah penduduk 3.000.000 (tiga juta) sampai dengan 5.000.000 (lima
juta) jiwa mendapat 55 (lima puluh lima) kursi;
d. Provinsi dengan jumlah penduduk 5.000.000 (lima juta) sampai dengan 7.000.000 (tujuh
juta) jiwa mendapat 65 (enam puluh lima) kursi;
e. Provinsi dengan jumlah penduduk 7.000.000 (tujuh juta) sampai dengan 9.000.000
(sembilan juta) jiwa mendapat 75 (tujuh puluh lima) kursi;
f. Provinsi dengan jumlah penduduk 9.000.000 (sembilan juta) sampai dengan 12.000.000
(dua belas juta) jiwa mendapat 85 (delapan puluh lima) kursi;
g. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 12.000.000 (dua belas juta) jiwa mendapat
100 (seratus) kursi. [5]
2.Pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia
Sejak kemerdekaan hingga tahun 2004 bangsa Indonesia telah menyelenggarakan Sembilan
kali pemilhan uum, yaitu pemilihan umum 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999,
dan 2004. Dari pengalaman sebanyak itu, pemilihan umum 1955 dan 2004 mempunyai
kekhususan di banding dengan yag lain. Semua pemilihan umum tersebut tidak

4
diselenggarakan dalam situasi yang vacuum, melainkan berlangsung di dalam lingkungan
yang turut menentuka hasil pemilhan umum yang cocok untuk Indonesia. [6]
Pemilu diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional,
tetap, dan mandiri.Komisi ini memiliki tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pemilu,
dan dalam menjalankan tugasnya, KPU menyampaikan laporan kepada Presiden dan DPR.
Menurut Pasal 25 UU No. 12 Tahun 2003, tugas dan wewenang KPU adalah:
a. Merencanakan penyelenggaraan KPU.
b. Menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan pemilu.
c. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan
pemilu.
d. Menetapkan peserta pemilu.
e. Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi, dan calon anggota DPR,DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota.
f. menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan suara.
g. menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR,DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
h. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu.
i. melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang.
Dalam Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) dijelaskan bahwa kedaulatan rakyat
dipegang oleh suatu badan, bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia (Vertretungsorgan des Willens des
Staatsvolkes).Majelis ini bertugas mempersiapkan Undang-undang Dasar dan menetapkan
garis-garis besar haluan negara.MPR juga mengangkat Kepala Negara (Presiden) dan
wakilnya (Wakil Presiden).MPR adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara,
sedangkan Presiden bertugas menjalankan haluan Negara menurut garis-garis besar yang
telah ditetapkan oleh MPR.Di sini, peran Presiden adalah sebagai mandataris MPR,
maksudnya Presiden harus tunduk dan bertanggung jawab kepada MPR.
Menurut Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 hasil Amandemen keempat tahun 2002, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan

5
anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilihan umum. Hal ini juga
tercantum dalam Pasal 19 ayat (1) UUD 1945 hasil Amandemen kedua tahun 2000 yang
berbunyi: “Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.” serta Pasal
22C UUD 1945 hasil Amandemen ketiga tahun 2001 yang berbunyi: “Anggota Dewan
Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum.” Dalam Pasal 6A
UUD 1945 yang merupakan hasil Amandemen ketiga tahun 2001 dijelaskan mengenai
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang lengkapnya berbunyi :
1. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.
2. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum.
3. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima
puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh
persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di
Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden [9]
UUD 1945 yang merupakan Konstitusi Negara Republik Indonesia mengatur masalah
pemilihan umum dalam Bab VIIB tentang Pemilihan Umum Pasal 22E sebagai hasil
Amandemen ketiga UUD 1945 tahun 2001. Secara lengkap, bunyi Pasal 22E tersebut adalah:
a. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
setiap lima tahun sekali.
b. Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
c. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
d. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
adalah perseorangan.
e. Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri.
f. Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.

6
D.Kesimpulan
Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari
masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah
akhirnya mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.
Kemudian prinsip dari demokrasi itu sendiri diantaranya pemisahan kekuasaan, pemerintahan
konstitusional, mempunyai prinsip negara hukum, menjalankan pemerintahan melalui
musyawarah tanpa kekerasan, dan sebagainya. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia telah
menggunakan suatu demokrasi sebagai system pemerintahannya. Negara Indonesia adalah
negara hukum, negara hukum berdasarkan Pancasila bukan berdasarkan kekuasaan. Tentunya
Sistem ketatanegaraan Indonesia mengikuti konsep negara hukum. Menurut hukumnya, tata
negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur kehidupan bernegara yang menyangkut
sifat, bentuk, tugas negara dan pemerintahannya serta hak dan kewajiban para warga terhadap
pemerintah atau sebaliknya. Sistem ketatanegaraan republik Indonesia telah melalui enam
periode, yakni : Periode Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Periode Konstitusi RIS 27
Desember 1945 s.d. 17 Agustus 1950, Periode 17 agustus 1950 s.d. 5 Juli 1959, P eriode 5  Juli
1959 s.d. 11 maret 1966 (Masa Orde Lama / Demokrasi Terpimpin), P eriode 11 Maret 1966 -
21 Mei 1998 (Masa Orde Baru/ Demokrasi Pancasila) dan Masa Reformasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai