Anda di halaman 1dari 3

SISTEM PEMILIHAN UMUM

Pemilihan umum telah dianggap menjadi ukuran demokrasi karena rakyat dapat berpartisipasi
menentukan sikapnya terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan umum adalah suatu hal yang
penting dalam kehidupan kenegaraan. Dalam ilmu politik sendiri dikenal bermacam-macam sistem
Pemilihan Umum dengan berbagai variasinya, akan tetapi pada umumnya berkisar pada dua prinsip
pokok, yaitu: Single-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih satu wakil, biasanya disebut
Sistem Distrik) Multy-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya
dinamakan sistem perwakilan berimbang atau Sistem Proporsional). Dan Indonesia sendiri menganut
sistem pemilihan umum multy member constituency. . Dalam kurun waktu 67 tahun setelah kemerdekaan
Indonesia. Indonesia telah melaksanakan Pemilihan Umum sebanyak sepuluh kali, dimulai dengan
Pemilihan Umum tahun 1955 hingga yang paling baru adalah Pemilihan Umum yang dilaksanakan
Tahun 2009.
Salah satu wujud dari penyelenggaraan demokrasi adalah dengan pemilihan umum. Pemilihan umum
telah dianggap menjadi ukuran demokrasi karena rakyat dapat berpartisipasi menentukan sikapnya
terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan umum adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan
kenegaraan. Pemilu adalah pengejewantahan sistem demokrasi, melalui pemilihan umum rakyat memilih
wakilnya untuk duduk dalam parlemen, dan dalam struktur pemerintahan. Ada negara yang
menyelenggarakan pemilihan umum hanya apabila memilih wakil rakyat duduk dalam parlemen, akan
tetapi adapula negara yang juga menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih para pejabat tinggi
negara.
Berdasarkan uraian di atas, Pemilu adalah lembaga sekaligus prosedur praktik politik untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat yang memungkinkan terbentuknya sebuah pemerintahan perwakilan
(representative government). Secara sederhana, Pemilihan Umum didefinisikan sebagai suatu cara atau
sarana untuk menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam menjalankan pemerintahan.
Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam system Pemilihan Umum dengan berbagai variasinya,
akan tetapi pada umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu:
o Single-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih satu wakil, biasanya disebut system
Distrik)
o Multy-member Constituency (satu daerah memilih beberapa wakil, biasanya dinamakan system
perwakilan berimbang atau system proporsional).

1. Sistem Distrik Sistem ini merupakan sistem pemilihan umum yang paling tua dan didasarkan atas
kesatuan geografis. Setiap kesatuan geografis (yang biasanya disebut distrik karena kecilnya daerah yang
diliputi) mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat. Untuk keperluan itu, negara dibagi dalam
sejumlah besar distrik dan jumlah wakil rakyat dalam dewan perwakilan rakyat ditentukan oleh jumlah
distrik. Calon yang di dalam satu distrik memperoleh suara terbanyak dikatakan pemenang, sedangkan
suarasuara yang ditujukan kepada calon-calon lain dianggap hilang dan tidak diperhitungkan lagi,
bagaimanapun kecilnya selisih kekalahannya.
2. Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem proporsional Sistem ini dianut oleh Indonesia. Pemilu
tidaklah langsung memilih calon yang didukungnya, karena para calon ditentukan berdasarkan nomor
urut calon-calon dari masing-masing parpol atau organisasi social politik (orsospol). Para pemilih adalah
memilih tanda gambar atau lambing sustu orsospol. Perhitungan suara untuk menentukan jumlah kursi
raihan masing-m,asing orsospol, ditentukan melalui pejumlahan suara secara nasional atau penjumlahan
pada suatu daerah (provinsi). Masing-masing daerah diberi jatah kursi berdasarkan jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk di daerah yang bersagkutan.

Tujuan diselenggarkannya Pemilihan Umum adalah untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah
untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan dari rakyat dalam
rangka mewujudkan tujuan nasional.
Umumnya yang berperan dalam pemilu dan menjadi peserta pemilu adalah partai-partai politik.
Partai politik yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengajukan calon-calon untuk dipilih oleh rakyat
melalui pemilihan itu. Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi
umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu: singel member constituency (satu daerah pemilihan
memilih satu wakil, biasanya disebut sistem distrik). Multy member constituenty (satu daerah pemilihan
memilih beberapa wakil; biasanya dinamakan proporsional representation atau sistem perwakilan
berimbang).

Anda mungkin juga menyukai