Anda di halaman 1dari 15

TUGAS HUKUM KONSTITUSI

TENTANG PEMILIHAN UMUM (PEMILU)

Dosen Pembimbing: Dr. Rahmad Satria,SH.,MH


Disusun Oleh:
Rayhan Akmal Askarie (2210118061)

FAKULTAS HUKUM
JURUSAN ILMU HUKUM
KELAS: SORE E
UNIVERSITAS PANCA BAKTI PONTIANAK
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Pengertian Pemilihan Umum......................................................................3
B. Sistem Pemilihan Umum............................................................................4
C. Partai Politik...............................................................................................6
D. Pemilihan Umum Di Indonesia..................................................................8
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilu dalam negara demokrasi Indonesia merupakan suatu proses pergantian
kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan prinsip-prinsip yang
digariskan konstitusi. Prinsip-prinsip dalam pemilihan umum yang sesuai dengan konstitusi
antara lain prinsip kehidupan ketatanegaraan yang berkedaulatan rakyat (demokrasi) ditandai
bahwa setiap warga negara berhak ikut aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan
kenegaraan
Sebuah negara berbentuk republik memiliki sistem pemerintahan yang tidak pernah
lepas dari pengawasan rakyatnya. Adalah demokrasi, sebuah bentuk pemerintahan yang
terbentuk karena kemauan rakyat dan bertujuan untuk memenuhi kepentingan rakyat itu
sendiri. Demokrasi merupakan sebuah proses, artinya sebuah republik tidak akan berhenti di
satu bentuk pemerintahan selama rakyat negara tersebut memiliki kemauan yang terus
berubah. Ada kalanya rakyat menginginkan pengawasan yang superketat terhadap
pemerintah, tetapi ada pula saatnya rakyat bosan dengan para wakilnya yang terus bertingkah
karena kekuasaan yang seakan-akan tak ada batasnya. Berbeda dengan monarki yang
menjadikan garis keturunan sebagai landasan untuk memilih pemimpin, pada republik
demokrasi diterapkan azas kesamaan di mana setiap orang yang memiliki kemampuan untuk
memimpin dapat menjadi pemimpin apabila ia disukai oleh sebagian besar rakyat.
Pemerintah telah membuat sebuah perjanjian dengan rakyatnya yang ia sebut dengan istilah
kontrak sosial. Dalam sebuah republik demokrasi, kontrak sosial atau perjanjian masyarakat
ini diwujudkan dalam sebuah pemilihan umum. Melalui pemilihan umum, rakyat dapat
memilih siapa yang menjadi wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi, yang selanjutnya
menentukan masa depan sebuah negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemilihan umum?
2. Bagaimana sistem pemilihan umum?
3. Apa yang dimaksud dengan partai politik?
4. Bagaimana pemilihan umum di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pemilihan umum.
2. Untuk menjelaskan sistem pemilihan umum.
3. Untuk menjelaskan partai politik.
4. Untuk menjelaskan pemilihan umum di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemilihan Umum
Pemilihan umum atau yang disingkat Pemilu merupakan suatu mekanisme dalam
memilih orang-orang yang nantinya akan mengisi berbagai jabatan politik tertentu mulai dari
jabatan presiden, wakil presiden, hingga wakil-wakil rakyat, yang terpilih nantinya akan
menduduki jabatan pemerintah baik itu pemerintah pusat Provinsi hingga desa-desa.
Pemilihan umum yang selanjutnya disebut pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
undang-undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945.Pada pasal 1 ayat (2) undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD RI 1945) menentukan:
“Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat makna kedaulatan” makna kedaulatan sama dengan kekuasaan
tertinggi, yaitu kekuasaan yang dalam taraf terakhir dan tertinggi berwenang membuat
keputusan. Tidak ada satu pasal pun yang menentukan bahwa negara Republik Indonesia
adalah suatu negara demokrasi. Namun, karena implementasi kedaulatan rakyat itu tidak lain
adalah demokrasi, maka secara implisit dapatlah dikatakan bahwa negara Republik Indonesia
adalah negara demokrasi.
Hal yang demikian wujudnya adalah manakala negara atau pemerintah menghadapi
masalah besar yang bersifat nasional baik di bidang kenegaraan hukum, politik, ekonomi,
sosial-budaya, ekonomi agama semua orang warga negara diundang untuk berkumpul di
suatu negara guna membicarakan, berembuk, serta membuat suatu keputusan.Tujuan
Pemilihan Umum Pemilihan Umum Menurut Prihatmoko(2003:19) yakni:
1. Sebagai mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan dan alternatif
kebijakan umum (public policy).
2. Pemilu sebagai pemindahan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan badan
perwakilan rakyat melalui wakil wakil yang terpilihatau partai yang memenangkan kursi
sehingga integrasi masyarakat tetap terjamin.
3. Pemilu sebagai sarana memobilisasi, menggerakan atau menggalang dukungan rakyat
terhadap Negara dan pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses politik.
Selanjutnya tujuan pemilu dalam pelaksanaanya berdasarkan Undang-Undang Nomor
8 tahun 2012 pasal 3 yakni pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Fungsi Pemilihan umum menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil yaitu:
1. Mempertahankan dan mengembangkan sendi-sendi demokrasi di Indonesia.
2. Mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia).
3. Menjamin suksesnya perjuangan orde baru, yaitu tetap tegaknya

3
4. Pancasila dan dipertahankannya UUD 1945.
Dalam pelaksanaan pemilihan umum asas - asas yang digunakan diantaranya sebagai
berikut :
1. Langsung
Langsung, berarti masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memilih secara langsung
dalam pemilihan umum sesuai dengan keinginan diri sendiri tanpa ada perantara.
2. Umum
Umum, berarti pemilihan umum berlaku untuk seluruh warga negara yang memenuhi
persyaratan, tanpa membeda-bedakan agama,suku, ras, jenis kelamin, golongan, pekerjaan,
kedaerahan, dan status sosial yang lain.
3. Bebas
Bebas, berarti seluruh warga negara yang memenuhi persyaratan sebagai pemilih pada
pemilihan umum, bebas menentukan siapa saja yang akan dicoblos untuk membawa
aspirasinya tanpa ada tekanan dan paksaan dari siapa pun.
4. Jujur
Jujur, berarti semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan juga bersikap jujur
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Adil
Adil, berarti dalam pelaksanaan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilihan umum
mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.
6. Rahasia
Rahasia, berarti dalam menentukan pilihannya pemilih dijamin kerahasiaan pilihannya.
Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain
kepada siapa pun suaranya diberikan.

B. Sistem Pemilihan Umum


Lembaga perwakilan, partai politik dan Pemilihan umum merupakan suatu kegiatan
politik yang susah dipisahkan dan ketiganya mempunyai hubungan yang erat. Umumnya
anggota-anggota Partai politik duduk di lembaga perwakilan melalui pemilihan umum. Tetapi
ada kelompok fungsi fungsional dalam masyarakat yang dibutuhkan di lembaga perwakilan,
maka syarat pengangkatan atau petunjuk oleh organisasi fungsionalnya.Sehubungan dengan
itu maka cara untuk mengisi keanggotaan lembaga perwakilan dilakukan dengan 2 cara:
1. Melalui sistem pemilihan organisasi
Dalam sistem ini rakyat suatu negara dianggap sebagai individu-Individu yang bergabung
dalam persekutuan-persekutuan hidup (organisasi) baik itu berdasarkan lapisan sosial,
profesi, keahlian, maupun asal atau keturunan. Persekutuan ini ialah sebagai pengendalian
hak politik untuk menunjuk wakilnya di lembaga perwakilan sesuai dengan jumlah yang

4
diminta oleh konstitusi atau undang-undang yang mengatur lembaga perwakilan tersebut.
Mungkin dalam persekutuan hidup (organisasi) tersebut ada pemilihan umum atau mungkin
tidak, tetapi itu tidak menjadi soal karena yang dipentingkan adalah organisasi tersebut
mengirimkan wakilnya ke lembaga perwakilan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
(ditentukan). Dari konstitusi jelas kelihatan kedudukan lembaga perwakilan agak lama,
sehingga biasanya apabila lembaga perwakilan ini hendak menetapkan undang-undang yang
menyangkut hak-hak rakyat, undang-undang tersebut baru berlaku kalau disetujui oleh rakyat
melalui referendum.
2. Sistem pemilihan mekanis
Dalam sistem ini rakyat dianggap sebagai individu-individu yang berdiri sendiri,
rakyat inilah (yang memenuhi syarat) sebagai pengendali hak pilih, di mana setiap 1 orang
mempunyai satu suara, sistem ini biasanya dilaksanakan dengan dua sistem yaitu:
a. Sistem distrik
Sistem ini juga disebut sistem mayoritas atau single-memberconstituency. Dalam sistem ini
wilayah negara yang menyelenggarakan sistem ini dibagi atas distrik-distrik pemilihan yang
jumlahnya sama dengan jumlah kursi yang tersedia di parlemen untuk memperebut
memperebutkan dalam suatu pemilihan umum. Wakil yang terpilih hanya satu orang (Itulah
sebabnya disebut juga sistem single member constituency) yaitu calon yang memperoleh
suara terbanyak (mayoritas) dalam pemilihan di distrik bersangkutan (karena itu pula sistem
ini disebut sistem mayoritas-mayoritas). Misalnya ada 5 orang calon dalam suatu pemilihan
di suatu distrik yang mempunyai penduduk (pemilih) 120 orang, si A memperoleh 21 suara, si
B 20 suara, si C 20 suara, dan si D 20 suara, dan si E 16 suara, maka yang terpilih jadi wakil
adalah si A walaupun selisih tidak banyak dengan calon-calon lainnya dan hanya memperoleh
21% dari seluruhnya suara yang ada.
kelemahan sistem ini adalah:
(1) Banyaknya suara yang terbuang.
(2) Partai-partai kecil susah memenangkan calonnya dalam pemilu tersebut.
(3) Kurang bagi suatu masyarakat heteregen.
kebaikan dari sistem ini adalah:
(1) Lebih cepat organisasinya
(2) Tidak perlu besar biaya agak murah
(3) Hubungan antara pemilih dan si terpilih dekat Karena pemilih
biasanya mengenal calon-calonnya atau dengan kata lain partai-partai politik tidak
akan berani mencalonkan orang-orang yang tidak populer di distrik bersangkutan.
b. Sistem pemilihan proporsional
Sistem ini disebut juga Sistem perwakilan berimbang atau multimember constituency.
Dalam sistem ini kursi ada di parlemen pusat untuk diperebutkan dalam suatu pemilihan

5
umum, dibagikan pada partai-partai atau organisasi peserta pemilihan umum tersebut sesuai
dengan imbangan suara yang diperoleh partai atau organisasi tersebut dalam pemilihan umum
tersebut, (karena itu pula sistem ini disebut sistem suara berimbang). Kalau wilayah negara
disebut agak luas seperti Indonesia misalnya wilayah dibagi atas daerah-daerah pemilihan
dan kursi yang diperebutkan di parlemen pusat dibagikankepada daerah-daerah pemilihan,
sesuai dengan komposisi atau jumlah penduduk yang ada di daerah pemilihan tersebut.
Contonya adalah: dengan menentukan wakil harus didukung oleh 400.000 penduduk
yang mempunyai penduduk 4.000.000 dijatahkan10 kursi untuk di perebutkan oleh partai-
partai organisasi peserta pemilihan umum di daerah pemilihan tersebut. Partai-partai atau
organisasi peserta pemilihan umum tersebut memperoleh kursi sesuai dengan imbangan suara
yang diperolehnya dalam pemilihan umum tersebut. Tapi jelas kursi yang diperebutkan tidak
hanya satu sehingga wakil yang terpilih sebanyak kursi yang disediakan di daerah pemilihan
umum tersebut, Karena itu sistem disebut juga multimember constituency.
kebaikan dari sistem ini ialah:
(1) Partai-partai kecil kemungkinan besar memperoleh wakil karena menang
pemilihan di daerah tersebut.
(2) Jumlah suara yang terbuang hanya sedikit.
kelemahan sistem ini:
(1) Biasanya adalah mahal dan memerlukan organisasi besar.
(2) Kemudian calon calon terpilih jarang dikenal oleh pemilih karena menentukan
calon di suatu daerah pemilihan atau pimpinan pusat dari partai atau organisasi
peserta pemilihan umum.
(3) Yang ditawarkan dalam pemilihan umum adalah program partai atau organisasi
bukan program calon.
(4) Sistem ini sering dikombinasikan dengan stelsel daftar, di mana
dalam daftar calon dari suatu partai atau organisasi urutan-urutan calon peserta
dicantumkan dan apabila suara yang dibutuhkan mencapai jumlah untuk satu wakil
maka calon terpilih adalah calon nomor satu dan kalau cukup untuk 2 wakil maka
calon terpilih berikutnya adalah calon nomor 2 dan seterusnya.

C. Partai Politik
1. Pengertian partai politik pengertian partai politik menurut para ahli yaitu
a. Carl J. Friedrich
Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan pemerintah bagi pemerintah partainya dan
berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat
ideal maupun material.
b. E. H Soltou

6
Partai politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyaknya terorganisir
yang bertindak sebagai suatu kekuasaan politik yang dengan memanfaatkan kekuasaan
memilih bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka.
c. Sigmund Neuman
Partai politik adalah organisasi dari aktivitas aktivitas politik yang berusaha untuk
menguasai Kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan
melawan golongan-golongan lain yang tidak sepaham.
d. Miriam Budiardjo
Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggota
mempunyai orientasi nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh
kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional dalam
melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
2. Tujuan partai politik
a. Sebagai sarana komunikasi politik
Artinya, dengan adanya partai politik pesan-pesan antara anggota masyarakat dan
kepentingan-kepentingan yang ada dapat disampaikan. Partai politik bisa dilihat sebagai
kekuatan agregasi politik yang menyerap aspirasi anggotanya dan akan menyampaikan pada
masyarakat luas ataupun wilayah kekuasaan negara. Tanpa adanya partai politik dipastikan
komunikasi politik tidak akan berjalan. Sebagai sarana sosialisasi politik Melalui partai
politik rakyat, terutama anggotanya akan tahu bagaimana kebijakan negara dan bagaimana
perkembangan politik yang sedang terjadi. Partai punya tugas untuk melaksanakan ini
sebagai bagian dari pendidikan politik.
b. Sebagai sarana rekrutmen politik
Adakalanya kekuasaan harus berganti baik secara personal seperti tokoh politik dan
pimpinan pemerintah atau negara. Bagaimana pemimpin itu diganti, tentu harus melalui
aturan hukum. Partai politik akan memberikan struktur Kepemimpinan negara jika ia menang
pemilihan. Akan tetapi di tingkatan partai terjadi di rekrumen anggota yang akan dididik dan
akan bersaing untuk menjadi yang paling baik atau mendapatkan kekuasaan. kader partai
terbaiklah yang layak bertarung dalam menempatkan dalam kekuasaan negara dengan kader
dari partai lainnya.
c. Partai politik bisa menjadi sarana untuk melakukan manajemen konflik
Pada prinsipnya banyak kepentingan yang ada dalam masyarakat, baik kepentingan
material maupun kepentingan lainnya, misalnya kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri
dalam budaya, agama, maupun hobi sekalipun. Kepentingan yang berbeda-beda itu akan
membahayakan jika tak ada penyaluran dan wadah. Maka, dalam hal ini partai politik
menjadi sarana mengatur dan penyalur kepentingan. Pasal 11 UU partai politik menegaskan
fungsi partai politik sebagai sarana:
a. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat agar menjadi warga Negara yang
sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

7
b. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
untuk kesejahteraan masyarakat.
c. Menyerap, menghimpun dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam merumuskan
dan menetapkan kebijakan public.
d. Partisipasi politik warga Negara Indonesia.
e. Rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme
demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
3. Fungsi partai politik.
a. Sebagai salah satu lembaga demokrasi pancasila menyalurkan
pendapat dan aspirasi masyarakat secara sehat dan mewujudkan hak-hak politik
rakyat.
b. Membina anggota-anggotanya menjadi warga negara indonesia yang bermoral
pancasila, setia terhadap Undang-Undang Dasar 1945.
c. Sebagai wadah mendidik kesadaran politik rakyat.
d. Sebagai sarana komonikasi politik.
e. Sebagai sarana sosiologi politik.

D. Pemilihan Umum Di Indonesia


1. Pemilihan umum legislative
Menurut manfaat UUD Republik Indonesia Undang-Undang nomor 10 tahun 2008
tentang pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD menyatakan bahwa pemilihan
umum anggota legislatif merupakan pemilihan umum yang dilaksanakan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah baik di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten atau kota. Dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Indonesia
melakukan pemilihan umum legislatif sejak tahun 1955, dimana pada saat itu pemilu
dilaksanakan dalam dua tahap yaitu:
a. Tahap pertama dilaksanakan pada 29 september 1955 untuk memilih
anggota anggota DPR. Pemilu ini diikuti oleh 29 partai politik.
b. Tahap kedua yang dilaksanakan pada 15 desember 1955 yang
ditunjukkan untuk memilih anggota konstituante.
Menurut undang-undang nomor 10 tahun 2008 tentang pemilihan umum anggota
DPR, DPD, dan DPRD menyatakan bahwa peserta pemilihan umum anggota DPR dan DPRD
adalah partai politik, dan
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh partai partai antara lain adalah:
a. Bersatus badan hukum sesuai dengan undang-undang tentang partai politik

8
b. Memiliki kepengurusan di dua atau tiga jumlah provinsi.
c. Memiliki kepengurusan di dua atau tiga jumlah kabupaten atau kota di provinsi
yang bersangkutan.
d. Menyertakan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada
kepengurusan partai politik tingkat pusat.
e. Memiliki anggota sekurang-kurangnya 1OOO orang atau 1/1000 dari jumlah
penduduk pada setiap kepengurusan partai politik yang dibuktikan dengan
kepemilikan kartu tanda anggota.
f. Mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan.
g. Mengajukan nama dan tanda gambar partai politik kepada KPU. Sedangkan untuk
pemilihan anggota DPD bisa diikuti oleh
perseorangan dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia dan telah berumur 20 tahun atau lebih.
b. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Bertempat tinggal di wilayah NKRI.
d. Memiliki kecakapan dalam berbicara, membaca dan menulis bahasa Indonesia.
e. Memiliki pendidikan paling rendah sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat.
f. Belum pernah dijatuhi hukuman pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
dirancang dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih.
g. Sehat jasmani dan rohani.
h. Terdaftar sebagai pemilih.
i. Bersedia bekerja penuh waktu.
j. Mengundurkan diri sebagai pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional
Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, pengurus pada badan
usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah, serta badan lain yang
anggarannya bersumber dari keuangan Negara, yang dinyatakan dengan surat
kemunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali.
k. Bersedia untuk tidak berpratik sebagai akuntan public, advokat/pengacara,notaris,
pejabat pembuat akta tanah (PPAT) dan tidak melakukan pekerjaan penyedia barang
dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat
menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang dan hak sebagai anggota
DPD sesuai peraturan perundang-undangan.
l. Dicalonkan hanya di satu lembaga perwakilan dan daerah pemilihan.
m. Mendapat dukungan minimal dari pemilih dari daerah pemilihan yang
bersangkutan.

9
2. Pemilihan umum presiden dan wakil presiden
Pemilihan umum ini dilakukan dengan tujuan untuk memilih orang yang mampu
memimpin negara yaitu presiden dan wakil presiden yang sesuai dengan kehendak rakyat
yang memiliki. Iindonesia mulai melakukan pemilihan umum presiden dan wakilnya sejak
tahun 2004, di mana sebelumnya presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR. Dalam
pemilihan umum tersebut dilangsungkan melalui dua putaran karena pada saat itu para
kandidat pasangan presiden dan wakil presiden tidak adayang berhasil mendapatkan suara
yang lebih dari 50%.
Pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan seiringdengan
pelaksanaan anggota DPR, DPD DAN DPRD. Adapun syarat menjadi presiden dan wakil
presiden adalah:
a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Merupakan warga Negara Indonesia asli dan tidak pernah menerima status
kewarganegaraan lain sajak ia dilahirkan.
c. Tidak pernah melakukan penghianatan terhadap Negara.
d. Mampu melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai presiden dan wakil presiden
baik secara rohani maupun jasmani.
e. Bertempat tinggal dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
f. Telah terdaftar sebagai pemilih.
g. Belum pernah menjabat jabatan yang sama selama dua kali jabatan sebagai
presiden dan wakil presiden.
h. Setia terhadap dasar negara yaitu pancasila dan undang-undang dasar 1945 serta
cita-cita luhur, proklamasi 17 agustus 1645.
i. Sekurang-kurangnya telah berusia 35 tahun
j. Tidak pernah menjadi anggota dari organisasi terlarang seperti partai komunis
indonesia dan ormas-ormas nya.
3. Pemilihan umum kepala daerah
Indonesia telah melaksanakan pemilihan kepala daerah atau dikenal dengan
PILKADA secara langsung pada tahun 2007 yang tergabung dalam pilkada. Sebelumnya
kepala daerah maupun wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) akan tetapi sejak diperlakukan nya undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dilakukan secara
langsung oleh rakyat yaitu melalui pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
atau yang disingkat dengan Pilkada atau Pemilukada.
Menurut undang-undang nomor 22 tahun 2007 menyatakan bahwa pemilihan Kepala
Daerah dan wakilnya atau dalam istilah dikenal dengan pilkada yang memiliki otonomi
daerah merupakan pemilihan umum yang Undang-Undang pilkada dilaksanakan dengan

10
tujuan untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pada Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dimaksud
antara lain adalah Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali kota
dan wakil wali kota. Jadi, pilkada dilaksanakan secara langsung oleh penduduk daerah
administratif setempat yang telah memenuhi syarat.
Pesertapilkada atau pemilukada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai
politik atau oleh gabungan partai politik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang nomor 32
tahun 2004 dengan seiring berjalannya waktu etentuan-ketentuan tersebut mengalami
perubahan seiring dengan diterapkannya Undang-Undang nomor 12 tahun 2008 dan
menyatakan bahwa pasangan calon perseorangan dengan dukungan dari sejumlah orang juga
dapat menjadi peserta pilkada.
Menurut peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2005 tentang perubahan atas peraturan
pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan pengesahan pengangkatan dan
pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah menyatakan bahwa syarat untuk
menjadi calon kepala daerah maupun wakill kepala daerah antara lain adalah:
a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Setia kepada pancasila sebagai dasar negara undang-undang dasar negara republik
indonesia tahun 1945,cita-cita proklamasi 17 agustus 1945 dan Kepala Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan.
c. Berpendidikan sekurang-kurangnya sekolah lanjutan tingkat atas dan atau sederajat.
d. Berusia sepulang kurangnya 30 tahun pada saat pendaftaran.
e. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari
tim dokter.
f. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana diancam sebagai
pidana penjara paling lama 5 tahun atau lebih.
g. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan dalam
memperoleh kekuatan hukum tetap.
h. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di daerahnya
i. Menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan
j. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan atau secara
badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan Negara.
k. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
l. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.
m. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) atau bagi yang belum mempunyai
NPWP wajib mempunyai bukti pembayaran pajak.

11
n. Menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang membuat antara lain riwayat
pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung suami atau istri.
o. Belum pernah menjabat sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah selama 2
kali masa jabatan dalam jabatan yang sama.
p. Tidak dalam status sebagai pejabat kepala daerah.

12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemilihan umum atau yang disingkat Pemilu merupakan suatu mekanisme dalam memilih
orang-orang yang nantinya akan mengisi berbagai jabatan politik tertentu mulai dari jabatan
presiden, wakil presiden, hingga wakil-wakil rakyat, yang terpilih nantinya akan menduduki
jabatan pemerintah baik itu pemerintah pusat Provinsi hingga desa-desa. Partai politik adalah
suatu kelompok manusia yang terorganisasikan secara stabil dengan tujuan untuk merebut
atau mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin partai dan berdasarkan
kukuasaan itu akan memberikan kegunaan materil dan idil bagi anggotanya.

B. Saran
Pemakalah menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka pemakalah
menyarankan agar pembaca dapat membaca bahan lain yang berhubungan dengan materi
Ruang Lingkup Berlakunya Hukum Pidana agar bisa menambah wawasan pembaca dan
pemakalah. Kemudian pemakalah juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ebyhara Bakar, 2009, Pengantar Ilmu Politik, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media,
hal 220-221
C.S.T Kansil, 1987, Hukum Tata Negara Republik Indonesia, Jakarta: Bina
Aksara, Hal 106-107
Daud Abu Busrah, 2016, Ilmu Negara, Jakarta: Bumi Aksara, Hal.156-160
http://sensorku.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-pemilu.html?
m=1(diakseseses pada hari senin 22 april 2019 pukul 15:30)
Sirajuddin, 2015, Dasar-Dasar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Setara
Press, hal.286-288

14

Anda mungkin juga menyukai