Anda di halaman 1dari 39

PENGERTIAN-PENGERTIAN

POKOK DALAM
PEMERINTAHAN DAERAH
 Pemerintah yang selanjutnya disebut pemerintah pusat adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
yang dibantu oleh wakil presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Dalam literatur hukum diakui dan diterima bahwa pengertian pemerintah dapat
dibagi menjadi dua yaitu pemerintah dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Komisi van Poeltje pada tahun 1972 dalam laporannya membedakan pemerintah
dalam arti luas dan dalam arti sempit
 Pertama, dalam arti luas diartikan sebagai fungsi, yaitu meliputi keseluruhan
tindakan, perbuatan, dan keputusan-keputusan yang diambil oleh alat-alat
pemerintahan (bestuurs organen) untuk mencapai tujuan negara.
 Sedangkan pemerintah dalam arti sempit, yaitu hanya meliputi organ/badan/alat
perlengkapan negara yang diserahi tugas pemerintahan (government/bestuur).
Kedua, bahwa pemerintahan dalam arti sempit menurut teori Trias Politica,
maupun van Vollenhoven, hanya meliputi badan/kekuasaan eksekutif
(pelaksana=bestuur) saja, tidak termasuk badan pembuat undang-undang maupun
badan peradilan dan badan kepolisian.
 Pemerintahan Daerah
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Pemerintah Daerah
• Pemerintah daerah adalah kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang menjamin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom. Kepala daerah dan wakil kepala daerah terdiri atas
kepala daerah provinsi dan wakil kepala daerah provinsi, kepala daerah kabupaten dan wakil
kepala daerah kabupaten, dan kepala daerah kota dan wakil kepala daerah.
• Adapun kepala daerah provinsi dan wakil kepala daerah provinsi yaitu gubernur dan wakil
gubernur. Kepala daerah kabupaten dan wakil kepala daerah kabupaten yaitu bupati dan
wakil bupati. Sedangkan kepala daerah kota dan wakil kepala daerah kota yaitu walikota dan
wakil walikota.
 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. DPRD terdiri atas DPRD
Provinsi untuk wilayah provinsi, DPRD Kabupaten untuk wilayah kabupaten, dan DPRD Kota
untuk wilayah kota.

 Forkopimda

• Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah yang selanjutnya disebut Forkopimda adalah forum
yang digunakan untuk membahas penyelenggaraan urusan pemerintahan umum.
Forkopimda untuk wilayah provinsi diketuai oleh gubernur, untuk wilayah kabupaten/kota
diketuai oleh bupati/walikota, dan untuk wilayah kecamatan diketuai oleh camat.

• Anggota Forkopimda provinsi dan Forkopimda kabupaten/kota terdiri atas pimpinan


DPRD, pimpinan kepolisian, pimpinan kejaksaan, dan pimpinan satuan territorial Tentara
Nasional Indonesia di daerah. Sedangkan anggota Forkopimda di kecamatan terdiri atas
pimpinan kepolisian dan pimpinan kewilayahan Tentara Nasional Indonesia di kecamatan.
 Urusan Pemerintahan
Urusan pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden
yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara pemerintahan
daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.

 Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Daerah Otonom
Daerah otonom yang selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah
otonom berdasarkan asas otonomi. Menurut Smith, hakikat desentralisasi yakni
pendelegasian kekuasaan pemerintahan ke pemerintahan yang lebih rendah (delegation of
power levels in a territorial hierarchy). Hakikat dari desentralisasi adalah tugas pemerintah
daerah yang dilakukan oleh aparatur dari pemerintah daerah di daerah dengan menggunakan
dana yang bersumber dari APBD.

 Dekonsentrasi
Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, kepada instansi vertikal
di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/walikota sebagai penanggung
jawab urusan pemerintahan umum. Hakikat dari dekonsentrasi adalah tugas pemerintah pusat
yang dilakukan oleh aparatur dari pemerintah pusat di daerah dengan menggunakan dana
yang bersumber dari APBN.
 Tugas Pembantuan
Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom
untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah provinsi kepada daerah kabupaten/kota
untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah provinsi dengan menggunakan dana yang bersumber dari APBN.
 Instansi Vertikal
Instansi vertikal adalah perangkat kementerian dan/atau lembaga pemerintah non-
kementerian yang mengurus urusan pemerintahan yang tidak diserahkan kepada
daerah otonom dalam wilayah tertentu dalam rangka dekonsentrasi.
 Penataan Daerah
Penataan Daerah adalah proses atau cara mengatur dan menyusun sebuah daerah
dalam rangka memberikan pelayanan dan meningkatkan kualitas tata kelola
pemerintahan yang baik.
 APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintah pusat yang ditetapkan dengan undang undang
 APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan
tahunan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah.
 Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
 Belanja Daerah
Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
 Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat adalah peran serta warga masyarakat untuk menyalurkan
aspirasi, pemikiran, dan kepentingannya dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
 Dana Alokasi Umum
Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
 Dana Alokasi Khusus
Dana alokasi khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
 Dana Bagi Hasil
Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan tertentu APBN yang dialokasikan
kepada daerah penghasil berdasarkan angka persentase tertentu dengan tujuan mengurangi
ketimpangan kemampuan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
PEMBAGIAN WILAYAH
NEGARA DAN KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
PEMBAGIAN WILAYAH
NEGARA
 Pembagian negara merupakan pembagian wilayah suatu negara berdasarkan sistem
tertentu dengan maksud untuk memudahkan administrasi, pemerintahan, dan hal-hal
yang berhubungan dengan negara dan warga negara. Hasil dari pembagian tersebut
dikenal dengan sebutan umum "subdivisi negara" atau pembagian wilayah negara.
 Pembagian negara yang paling populer adalah pembagian daerah administratif, yakni
pembagian menjadi provinsi, distrik, kota, dan sebagainya. Selanjutnya, pembagian
negara kedua terpopuler adalah pembagian sensus dan elektoral, yaitu pembagian
menjadi konstituensi, daerah sensus, dan sebagainya. Namun demikian, beberapa
negara menggunakan istilah tersebut sebagai pembagian administratif, bukan
pembagian sensus maupun pembagian elektoral. Contohnya, konstituensi di Namibia.
Amerika Utara menggunakan istilah "pembagian sensus" dan"subdivisi sensus"..
 Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas daerah kabupaten dan kota. Daerah kabupaten/kota dibagi
atas kecamatan dan kecamatan dibagi atas kelurahan dan/atau desa. Daerah provinsi
dan kabupaten/kota masing-masing mempunyai pemerintahan daerah dan dibentuk
dengan undang-undang.
 Daerah provinsi selain berstatus sebagai daerah juga merupakan wilayah
administratif yang menjadi wilayah kerja bagi gubernur sebagai wakil pemerintah
pusat dan wilayah kerja bagi gubernur dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan umum di wilayah daerah provinsi.
 Daerah kabupaten/kota selain berstatus sebagai daerah juga merupakan wilayah
administratif yang menjadi wilayah kerja bagi bupati/walikota dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di wilayah daerah kabupaten/kota.
KEKUASAAN PEMERINTAHAN
 Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kekuasaan
pemerintahan yang dipegang oleh presiden sebagai kepala pemerintahan diuraikan
dalam berbagai urusan pemerintahan.

 Penyelenggaraan urusan pemerintahan dilakukan presiden yang dibantu oleh


menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan tertentu. Penyelenggaraan
urusan pemerintahan dewasa ini didasarkan atas asas desentralisasi,
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
 Pemerintah pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah. Tanggung jawab akhir atas
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat
dan daerah dipegang oleh presiden.

 Pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah pusat terhadap penyelenggaraan


urusan pemerintahan oleh daerah provinsi dilaksanakan oleh menteri/kepala
lembaga pemerintah nonkementerian. Sedangkan pembinaan dan pengawasan oleh
pemerintah pusat terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah
kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.
PEMBAGIAN URUSAN
PEMERINTAHAN
 Sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, terdapat urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi
kewenangan pemerintah pusat yang dikenal dengan istilah urusan pemerintahan
absolut dan ada urusan pemerintahan konkuren.
 Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan
pemerintahan pilihan yang dibagi antara pemerintah pusat, daerah provinsi, dan
daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan wajib dibagi dalam urusan
pemerintahan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar dan urusan
pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar. Untuk urusan
pemerintahan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar ditentukan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjamin hak-hak konstitusional masyarakat.
 Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara daerah provinsi dengan daerah
kabupaten/kota walaupun urusan pemerintahan sama, perbedaannya akan tampak
dari skala atau ruang lingkup urusan pemerintahan tersebut. Walaupun daerah
provinsi dan daerah kabupaten/ kota mempunyai urusan pemerintahan masing-
masing yang sifatnya tidak hierarki, namun tetap akan terdapat hubungan antara
pemerintah pusat, daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dalam
pelaksanaannya dengan mengacu pada NSPK yang dibuat oleh pemerintah pusat.
 Di samping urusan pemerintahan absolut dan urusan pemerintahan konkuren,
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah juga
dikenal adanya urusan pemerintahan umum.
 Urusan pemerintahan umum menjadi kewenangan presiden sebagai kepala
pemerintahan yang terkait dengan pemeliharaan ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika,
menjamin hubungan yang serasi berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan
sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara serta memfasilitasi kehidupan
demokratis.
 Presiden dalam pelaksanaan urusan pemerintahan umum di daerah melimpahkan
kepada gubernur sebagai kepala pemerintahan provinsi dan kepada
bupati/walikota sebagai kepala pemerintahan kabupaten/kota.
A. URUSAN PEMERINTAHAN
ABSOLUT
 Urusan pemerintahan absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan
pemerintahan pusat.
 Urusan pemerintahan absolut meliputi :
1. Politik luar negeri;
2. Pertahanan;
3. Keamanan;
4. Yustisi;
5. Moneter dan fiskal nasional;
6. Agama.
 Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan absolut, pemerintah pusat dapat melaksanakannya
sendiri atau melimpahkan wewenang kepada instansi vertikal yang ada di daerah atau gubernur sebagai
wakil pemerintah pusat berdasarkan asas dekonsentrasi.
B. URUSAN PEMERINTAHAN
KONKUREN
 Urusan pemerintahan konkuren merupakan kewenangan daerah yang terdiri atas urusan
pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Urusan pemerintahan wajib terdiri
atas urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan
pemerintahan tidak yang berkaitan dengan pelayanan dasar.
 Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dapat
dilaksanakan sendiri oleh pemerintah pusat, atau dengan cara melimpahkan kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah pusat atau kepada instansi vertikal yang ada di daerah
atau dengan cara menugasi daerah berdasarkan asas tugas pembantuan.
 Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah provinsi dapat
dilaksanakan sendiri oleh daerah provinsi atau dengan menugasi daerah kabupaten/ kota
atau desa berdasarkan asas tugas pembantuan. Sedangkan urusan pemerintahan konkuren
yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota diselenggarakan sendiri oleh daerah
kabupaten/kota atau dapat ditugaskan sebagian pelaksanaannya kepada desa.
1. Urusan Pemerintahan Wajib
Penyelenggara pemerintahan daerah memprioritaskan pelaksanaan urusan pemerintahan
wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang berpedoman pada standar pelayanan
minimal (SPM) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

A. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar :


1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
4. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
5. Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; dan
6. Sosial.
B. Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak
Berkaitan dengan Pelayanan Dasar : 8. Pengendalian penduduk dan keluarga
berencana;
1. Tenaga kerja; 9. Perhubungan;
2. Pemberdayaan perempuan dan pelindungan 10. Komunikasi dan informatika;
anak; 11. Koperasi, usaha kecil, dan menengah;
3. Pangan; 12. Penanaman modal;
4. Pertanahan; 13. Kepemudaan dan olahraga;
5. Lingkungan hidup; 14. Statistik;
6. Administrasi kependudukan dan pencatatan 15. Persandian;
sipil; 16. Kebudayaan;
7. Pemberdayaan masyarakat desa; 17. Perpustakaan; dan
18. Kearsipan.
2. Urusan Pemerintahan Pilihan

Urusan pemerintahan pilihan merupakan urusan pemerintahan yang diprioritaskan oleh setiap daerah
provinsi dan daerah kabupaten/kota berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja dan
pemanfaatan lahan.

Adapun urusan pemerintahan pilihan :


a. Kelautan dan perikanan;
b. Pariwisata;
c. Pertanian;
d. Kehutanan;
e. Energi dan sumber daya mineral;
f. Perdagangan;
g. Perindustrian; dan
h. Transmigrasi.
 Masing-masing urusan pemerintahan diwadahi dalam bentuk dinas daerah provinsi dan
kabupaten/kota. Khusus untuk urusan pemerintahan di bidang ketentraman dan ketertiban
umum serta perlindungan masyarakat dilaksanakan oleh dinas daerah provinsi dan
kabupaten/kota yang menyelenggarakan suburusan ketentraman dan ketertiban umum dan
dinas daerah provinsi dan kabupaten/kota yang menyelenggarakan suburusan kebakaran.
Dinas daerah yang dimaksud adalah satuan polisi pamong praja daerah provinsi dan satuan
polisi pamong praja kabupaten/kota.

 Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan khusus bidang kehutanan, kelautan serta


energi dan sumber daya mineral dibagi antara pemerintah pusat dan daerah provinsi.
Sedangkan yang berkaitan dengan pengelolaan taman hutan raya kabupaten/kota menjadi
kewenangan daerah kabupaten/kota.

 Urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral yang berkaitan dengan
pengelolaan minyak dan gas bumi menjadi kewenangan pemerintah pusat. Sedangkan
urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pemanfaatan langsung panas bumi dalam
daerah kabupaten/kota menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota.
 Pemerintah pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren
berwenang untuk menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan, dan melaksanakan pembinaan dan
pengawasan yang menjadi kewenangan daerah.
 Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara pemerintah pusat dan daerah
provinsi serta daerah kabupaten/kota berdasarkan prinsip akuntabilitas, efisiensi,
dan eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional
Berdasarkan prinsip tersebut di atas, kriteria urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat :
1. Urusan pemerintahan yang lokasinya lintas daerah provinsi atau lintas negara;
2. Urusan pemerintahan yang penggunanya lintas daerah provinsi atau lintas negara;
3. Urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas daerah
provinsi atau lintas negara;
4. Urusan pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh pemerintah pusat; dan/atau
5. Urusan pemerintahan yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional.
Adapun kriteria urusan pemerintahan yang menjadi kewenanganpemerintah daerah
provinsi :
1. Urusan pemerintahan yang lokasinya lintas daerah kabupaten/kota;
2. Urusan pemerintahan yang penggunanya lintas daerah kabupaten/ kota;
3. Urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas daerah
kabupaten/kota;
4. Urusan pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi.
Adapun kriteria urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah
kabupaten/kota :
1. Urusan pemerintahan yang lokasinya dalam daerah kabupaten/kota;
2. Urusan pemerintahan yang penggunanya dalam daerah kabupaten/kota;
3. Urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam
daerah kabupaten/kota;
4. Urusan pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh daerah kabupaten/kota.
C. URUSAN PEMERINTAHAN
UMUM
 Urusan pemerintahan umum menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala
pemerintahan yang terkait dengan pemeliharaan ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika,
menjamin hubungan yang serasi berdasarkan suku, agama, ras, dan
antargolongan sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara serta
memfasilitasi kehidupan demokratis.
Adapun urusan pemerintahan umum meliputi :
1. Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dalam rangka
memantapkan pengamalan Pancasila, pelaksanaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pelestarian Bhinneka Tunggal
Ika serta pertahanan dan pemeliharaan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
2. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras, dan
golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas keamanan lokal, regional,
dan nasional;
4. Penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan;
5. Koordinasi pelaksanaan tugas antarinstansi pemerintahan yang ada di wilayah daerah
provinsi dan daerah kabupaten/kota untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dengan
memerhatikan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, pemerataan, keadilan, keistimewaan
dan kekhususan, potensi serta keanekaragaman daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
6. Pengembangan hidupan demokrasi berdasarkan Pancasila; dan
7. Pelaksanaan semua urusan pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan daerah dan
tidak dilaksanakan oleh instansi vertikal. Pelaksanaan urusan pemerintahan umum dilakukan
oleh gubernur dan bupati/walikota di wilayah kerja masing-masing yang dibantu oleh
instansi vertikal. Adapun anggaran yang digunakan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan umum yaitu dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
KEWENANGAN DAERAH
PROVINSI DI LAUT DAN YANG BAB V - Psl 27 - 30

BERCIRI KEPULAUAN
KEWENANGAN DAERAH
PROVINSI DI LAUT
 Pengelolaan sumber daya alam di laut juga termasuk dalam lingkup kewenangan daerah provinsi.
 Kewenangan daerah provinsi dalam mengelola sumber daya alam di laut meliputi :
1. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar minyak dan gas
bumi;
2. Pengaturan administratif;
3. Pengaturan tata ruang;
4. Ikut serta dalam memelihara keamanan di laut; dan
5. Ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan negara.
 Kewenangan daerah provinsi dalam mengelola sumber daya alam di laut paling jauh 12 (dua belas)
mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.
 Apabila wilayah laut antardua daerah provinsi kurang dari 24 (dua puluh empat) mil, maka
kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan
prinsip garis tengah dari wilayah antardua daerah provinsi tersebut. Namun demikian, penjelasan di
atas dewasa ini tidak berlaku terhadap penangkapan ikan oleh nelayan kecil.
Pasal 27 UU Pemda
KEWENANGAN DAERAH PROVINSI
YANG BERCIRI KEPULAUAN
 Daerah provinsi yang berciri kepulauan selain mempunyai kewenangan
pengelolaan sumber daya alam di laut juga mendapat penugasan dari pemerintah
pusat untuk melaksanakan kewenangan pemerintah pusat di bidang kelautan
berdasarkan asas tugas pembantuan. Penugasan dapat dilaksanakan setelah
pemerintah daerah provinsi yang berciri kepulauan memenuhi norma, standar,
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
 Pemerintah pusat dalam menyusun pembangunan dan menetapkan kebijakan
DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus) harus
memerhatikan daerah provinsi yang berciri kepulauan. Hal tersebut dilakukan
guna mendukung penyelenggaraan pemerintahan di daerah provinsi yang berciri
kepulauan.
 Penetapan kebijakan DAU dilakukan dengan cara menghitung luas lautan yang menjadi
kewenangan daerah provinsi yang berciri kepulauan dalam pengelolaan sumber daya alam di
wilayah laut. Kemudian, pemerintah pusat dalam menetapkan kebijakan DAK harus
memperhitungkan. pengembangan daerah provinsi yang berciri kepulauan sebagai kegiatan
dalam rangka pencapaian prioritas nasional berdasarkan kewilayahan. Sehingga, berdasarkan
alokasi DAU dan DAK, daerah provinsi yang berciri kepulauan menyusun strategi
percepatan pembangunan daerah dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Strategi percepatan pembangunan daerah meliputi prioritas pembangunan dan pengelolaan
sumber daya alam di laut, percepatan pembangunan ekonomi, pembangunan sosial budaya,
pengembangan sumber daya manusia, pembangunan hukum adat terkait pengelolaan laut,
dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah provinsi yang berciri kepulauan.
Pengalokasian dana percepatan di luar DAU dan DAK dapat dilakukan dalam rangka
mendukung percepatan pembangunan di daerah provinsi yang berciri kepulauan.
DANA PERIMBANGAN
1. Dana Alokasi Umum (DAU), adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk
mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi
2. Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
3. Dana Bagi Hasil (DBH), adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan
Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Anda mungkin juga menyukai