Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dilihat bahwa karakteristik yang melekat
pada Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut:
1. Merupakan unsur penyelenggara pemerintahan yang dipimpin oleh Kepala
Daerah.
2. Memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan di
daerah.
3. Kewenangan mengatur tersebut didasarkan pada asas otonomi dan tugas
pembantuan.
1
1. Urusan pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar tetapi wajib
diseleng-garakan oleh semua daerah, yang meliputi:
a. Tenaga kerja
b. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
c. Pangan
d. Pertanahan
e. Lingkungan hidup
f. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
g. Pemberdayaan masyarakat dan desa
h. Pengendalian pendudukn dan keluarga berencana
i. Perhubungan
j. Komunikasi dan informatika
k. Koperasi, usaha kecil, dan menengah
l. Penamanan modal
m. Kepemudaan dan olah raga
n. Statistik
o. Persandian
p. Kebudayaan
q. Perpustakaan
r. Kearsipan
2
d. Penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh provinsi
3
3.1.3 Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan
Penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan berdasarkan tiga
sistem, yaitu:
1. Desentralisasi
2. Dekonsentrasi
3. Tugas Pembantuan
Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Pusat
kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi. Asas otonomi adalah prinsip dasar
penyelengga-raan pemerintahan daerah berdasarkan Otonomi Daerah. Adapun
otonomi daerah adalah hak dan wewenang serta kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Daerah
otonom yang selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI.
4
3.2.1 Kepala Daerah dan DPRD
Penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh lembaga eksekutif dan
lembaga legislatif. Lembaga eksekutif daerah adalah Pemerintah Daerah (Pemda)
yang dipimpin oleh Kepala Daerah dan dibantu oleh Wakil Kepala Daerah. Kepala
daerah untuk pemerintah daerah tingkat Provinsi adalah Gubernur, dan kepala daerah
untuk pemerintah daerah tingkat Kabupaten/Kota adalah Bupati/Wali Kota. Lembaga
legislatif daerah adalah DPRD yang merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah.
DPRD berkedudukan sebagai unsur penye-lenggara pemerintah daerah bersama
dengan Pemerintah Daerah.
3.2.4 Dinas
Dinas adalah unsur pelaksana tugas pokok pemerintahan daerah. Dinas dipimpin oleh
Kepala Dinas yang diangkat oleh Kepala Daerah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Jumlah dan nama dinas pada setiap daerah
tidak sama dan dipengaruhi oleh kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing serta
ruang lingkup pekerjaan dinas yang bersangkutan.
5
Contoh dinas di lingkungan pemerintah daerah adalah Dinas Pendidikan, Dinas
Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Lingku-ngan Hidup,
Dinas Sosial, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pariwisata, Dinas
Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Pendapatan, dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah.
Sebuah dinas terdiri atas sekretariat dan bidang-bidang. Sekretariat dinas terdiri atas
bebe-rapa sub bagian dan sebuah bidang dalam dinas terdiri atas beberapa seksi.
Sebagai contoh, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) terdiri
atas sekretariat dan bidang-bidang. Sekretariat Dinas terdiri atas Sub Bagian Umum,
Sub Bagian Kepegawaian, dan Sub Bagian Keuangan. Sedang bidang-bidang yang
ada meliputi Bidang Belanja, Bidang Aset, serta Bidang Pembukuan dan Pelaporan.
Selanjutnya Bidang Belanja terdiri atas Seksi Anggaran, Seksi Perbendaharaan dan
Seksi Investasi. Bidang Aset meliputi Seksi Pengada-an, Seksi Pemanfaatan, Seksi
Pemeliharaan, serta Seksi Pengawasan dan Pengendalian. Bidang Pembukuan dan
Pelaporan terdiri atas Seksi Pembukuan, Seksi Pelaporan, dan Seksi Verifikasi.
6
3.3 KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
penyelenggara-an Pemerintahan Daerah dilaksanakan berdasarkan otonomi daerah.
Konsekuensi logis dari penerapan otonomi daerah adalah Pemerintah Daerah
memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga (manajemen)
serta mengelola sumber pendanaan dan pem-biayaan (keuangan) yang diperlukan
dan terjadi dalam rangka penyelenggaraan pemerin-tahan daerah yang bersangkutan.
Sesuai dengan jabatannya selaku Kepala Pemerintah Daerah, yang mempunyai
kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah adalah
Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Wali Kota). Namun demikian sesuai dengan
struktur pemerintahan daerah, dalam menyelenggarakan pengelolaan keuangan
daerah tersebut Kepala Daerah dapat melimpahkan sebagian atau seluruh
kekuasaannya kepada Sekretaris Daerah dan/atau Kepala Dinas/Badan/Kantor yang
ada di bawahnya.
7
1. Sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah
2. Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD) selaku pejabat
pengelola keuangan daerah (PPKD) dan sekaligus bertindak sebagai Bendahara
Umum Daerah (BUD)
3. Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna
anggaran/ pengguna barang.
(Kepala Daerah)
(Sekretaris Daerah)
8
2. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah
3. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD
4. Penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD
5. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas keuangan
daerah
6. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
Selain mempunyai tugas sebagai koordinator pengelolaan keuangan daerah,
Sekretaris Daerah mempunyai tugas:
1. Memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
2. Menyiapkan pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapataan dan Belanja Daerah
(APBD)
3. Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah
4. Memberikan persetujuan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD)
9
PPKD juga bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD). Tugas PPKD
sebagai BUD adalah melaksanakan fungsi penerimaan kas dan fungsi pengeluaran
kas dalam rangka pelaksanaan APBD.
10
pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik daerah. PA/PB adalah
Kepala SKPD. Kepala SKPD adalah Kepala Dinas/Badan/Sekretariat/Kantor.
1. Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD
yang dipimpinnya
2. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya
3. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya
4. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah
5. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui
Sekretaris Daerah.
3.3.2.6 Keuangan
Untuk melaksanakan anggaran, Kepala SKPD menetapkan Pejabat Penatausahaan
Keuang-an SKPD (PPK SKPD). Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD adalah
pejabat yang menjalankan fungsi akuntansi pada SKPD. Perlu diketahui bahwa
fungsi akuntansi tidak berada di tangan bendaharawan melainkan di tangan PPK
SKPD. PPK SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan
pemungutan penerimaan daerah, bendahara, dan/atau PPTK.
Tugas PPK SKPD adalah:
1. Meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)
pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran dan
diketahui/disetujui oleh PPTK
2. Meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Uang Persediaan
(UP)/Ganti Uang (GU)/Tambah Uang (TU), serta SPP-LS Gaji dan Tunjangan
11
PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran
3.4.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan aktifitas penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD) dan pengesahan RAPBD menjadi APBD.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan RAPBD meliputi Tim Anggaran
Pemerintah Daerah, SKPD, PPKD, Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, dan DPRD.
Berikut ini tugas masing-masing pihak tersebut:
1. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
TAPD adalah tim yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpin
oleh Sekretaris Daerah. TAPD mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan
kebijakan Kepala Daerah dalam rangka penyusunan RAPBD.
12
f. Menyiapkan Surat Edaran tentang Pedoman Penyusunan APBD
g. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
h. Menyusun Peratiran Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD
i. Menyusun Nota Keuangan
j. Menyusun Peraturan Daerah tentang APBD
13
(RPJMD). RKPD merupakan dokumen perencanaan yang menjadi dasar sekaligus
pedoman penyusunan anggaran yang lebih teknis yaitu KUA dan PPAS.
2. Kebijakan Umum APBD (KUA)
KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan di bidang pendapatan, belanja, dan
pembi-ayaan serta asumsi yang mendasarinya. KUA digunakan sebagai dasar
penyusuan PPAS dan selanjutnya RKA SKPD.
3. Nota Kesepakatan KUA
Nota kesepakatan KUA adalah dokumen yang berisi kesepakatan antara Kepala
Daerah dan Pimpinan DPRD tentang KUA yang sudah dibahas bersama.
4. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
PPAS adalah dokumen yang berisi rancangan program prioritas dan patokan batas
mak-simal anggaran yang dapat diberikan kepada SKPD untuk setiap program
sebagai acuan dalam penyusunan RKA SKPD.
5. Nota kesepakatan PPAS
Nota kesepakatan PPAS adalah dokumen yang berisi kesepakatan antara Kepala
Daerah dan Pimpinan DPRD tentang PPAS yang sudah dibahas bersama.
6. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
RKA adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana
pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan, serta rencana pembiayaan dari
setiap SKPD yang akan menjadi dasar penyusunan RAPBD.
14
3. Penyusunan Surat Edaran Pedoman Penyusunan RKA SKPD
Berdasarkan KUA dan PPAS, TAPD menyusun rancangan Surat Edaran (SE)
Pedoman Penyusunan RKA SKPD. TAPD menyerahkan rancangan SE kepada
Sekretaris Daerah untuk diverifikasi dan disetujui. Sekretaris Daerah menyerahkan
rancangan SE kepada Kepala Daerah untuk diverifikasi dan diotorisasi. Kepala
Daerah menyerahkan rancangan PPAS kepada DPRD untuk dibahas. SE yang sudah
diotorisasi oleh Kepala Daerah disebarkan kepada semua SKPD.
4. Penyusunan RKA SKPD
Berdasarkan SE Pedoman Penyusuan RKA SKPD, SKPD menyusun formulir-
formulir RKA SKPD. Formulir RKA SKPD terdiri atas RKA SKPD 1 untuk
anggaran pendapatan, RKA SKPD 2.1 untuk anggaran belanja tidak langsung, RKA
SKPD 2.2.1 untuk rincian rencana belanja langsung, RKA SKPD 2.2. untuk
rekapitulasi rencana belanja langsung, RKPD 3.1 untuk anggaran penerimaan
pembiayaan, dan RKPD 3.2 untuk anggaran pengeluaran pembiayaan. Ringkasan
semua RKA dimuat dalam RKA SKPD tentang ang-garan pendapatan, belanja, dan
pembiayaan diserahkan kepada PPKD.
5. Penyusunan RAPBD
Berdasarkan RKA SKPD dari semua SKPD, PPKD melakukan pembahasan RKA
masing-masing SKPD bersama dengan TAPD dan SKPD yang bersangkutan.
Berdasarkan RKA SKPD yang sudah dibahas dan disepakati, PPKD menyusun
RAPBD, Nota Keuangan, dan lampiran kemudian menyerahkannya kepada
Sekretaris Daerah untuk diverifikasi dan disetujui. Sekretaris Daerah menyerahkan
RAPBD, Nota Keuangan dan lampiran kepada Kepala Daerah untuk diverifikasi dan
diotorisasi.
15
3.4.2.1 Pelaksanaan Pendapatan Daerah
Terdapat tiga hal pokok yang terlibat dalam pelaksanaan pendapatan daerah, yaitu
pihak yang terkait, dokumen yang digunakan, dan proses pelaksanaan.
16
Surat Tanda Bukti Pembayaran adalah surat yang digunakan oleh Bendahara
Penerimaan sebagai bukti bahwa telah terjadi pembayaran oleh pihak ketiga melalui
Bendahara Penerimaan.
17
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan belanja meliputi:
a. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Belanja
DPA Belanja adalah dokumen yang berisi jumlah anggaran belanja daerah yang
disetujui beserta rincian rencana realisasinya pada setiap triwulan. DPA Belanja
diterima oleh Kepala SKPD selaku PA dari PPKD, dan digunakan sebagai dasar
untuk menerbitkan dokumen Surat Penyediaan Dana (SPD).
b. Surat Penyediaan Dana (SPD)
Surat Penyediaan Dana adalah dokumen yang dibuat oleh PPKD selaku Bendahara
Umum Daerah dalam rangka manajemen Kas Daerah. SPD digunakan untuk menye-
diakan dana bagi setiap SKPD dalam jangka waktu tertentu. SPD berisi informasi
tentang jumlah dana menurut DPA, jumlah dana yang tersedia untuk periode waktu
tertentu, akumulasi jumlah dana yang sudah diberikan sampai dengan saat ini, jumlah
sisa dana yang masih tersedia dan belum di-SPD-kan, jumlah SPD pada saat ini, dan
jumlah sisa dana yang dapat di-SPD-kan berikutnya. Kegunaan SPD adalah sebagai
dasar penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
c. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Surat Permintaan Pembayaran adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bendahara
Pengeluaran atau pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan (PPTK)
untuk mengajukan permintaan pembayaran. SPP diajukan kepada PA melalui PPK
SKPD.
Ada empat jenis SPP yang digunakan dalam pelaksanaan belanja, yaitu: SPP UP,
SPP GU, SPP TU dan SPP LS
d. Surat Perintah Membayar (SPM)
Surat Perintah Membayar adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran
(PA) sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas
beban pengeluaran DPA SKPD. SPM diterbitkan apabila pengeluaran yang diminta
tidak melebih pagu anggaran yang tersedia dan didukung dengan kelengkapan
dokumen sesuai peraturan yang berlaku. Jumlah/nilai dana dalam SPM sama dengan
SPP yang diajukan, karena pada dasarnya penerbitan SPM merupakan bentuk
persetujuan atas SPP yang diajukan. Sesuai dengan jenis SPP yang digunakan dalam
pelaksanaan belanja maka jenis SPM juga ada empat, yaitu: SPM UP, SPM GU,
SPM TU dan SPM LS
e. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Surat Perintah Pencairan Dana adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bendahara
Umum Daerah (BUD) sebagai dasar pencairan dana yang diminta melalui SPP dan
disetujui untuk dibayar melalui SPM. SP2D dibuat spesifik untuk setiap SPP dan
18
SPM yang diajukan. Seperti halnya SPP dan SPM, jenis SP2D juga ada empat, yaitu:
SP2D UP, SP2D GU, SP2D TU, SP2D LS
19
dan LPJ Administratif ditujukan kepada Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran
(PA).
3.4.4 Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban merupakan aktifitas penyampaian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) sebagai hasil akhir dari proses akuntansi keuangan pada
Pemerintah Daerah kepada pihak-pihak pengguna laporan keuangan Pemerintah
Daerah. Perlakuan akuntansi dan penyusunan LKPD di atur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP
Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan disebutkan
bahwa laporan keuangan (financial statement) pemerintah (pusat dan daerah)
diklasifikasi menjadi dua, yaitu laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports)
dan laporan financial (financial reports).
Dalam Permendagri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual pada
Pemerintah Daerah, dinyatakan bahwa LRA, LPSAL, LO, Neraca LPE dan CaLK
harus disusun dan disajikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk
SKPD-nya masing-masing. Sedangkan untuk Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) selain menyusun LRA, LPSAL, LO, Neraca, LPE, dan CaLK juga
harus menyusun Laporaan Arus Kas (LAK). Selanjutnya, SKPKD akan melakukan
konsolidasi laporan keuangan-laporan keuangan SKPD tersebut menjadi Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
3.4.5 Pemeriksaan
Pemeriksaan merupakan aktifitas pemeriksaan (audit) terhadap LKPD yang
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tujuan pemeriksaan adalah
untuk memberikan opini terhadap kewajaran LPKD apakah Wajar Tanpa
Pengecualian(WTP), Wajar Dengan Pengecualian ( WDP), Tidak Wajar (TW), atau
Tidak Menyatakan Pendapat (TMP).
20
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mempunyai beberapa fungsi
sebagai berikut:
1. Fungsi Otorisasi
APBD meupakan dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
yang bersangkutan
2. Fungsi perencanaan
APBD merupakan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam merencanakan kegiatan
pada tahun yang bersangkutan
3. Fungsi pengawasan
APBD menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
4. Fungsi alokasi
APBD harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektifitas perekonomian
5. Fungsi distribusi
Kebijakan APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
6. Fungsi stabilisasi
APBD menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian daerah.
Struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah. Pendapatan daerah adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah
yang menambah saldo anggaran lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan, yang menjadi hak Pemerintah Daerah dan tidak perlu dibayar kembali.
Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang
mengurangi saldo anggaran lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan, yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah
Daerah. Pembiayaan daerah adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali dan/atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-
tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
21
1. Berikut ini urusan pemerintahan pilihan, kecuali:
A. Sosial
B. Pariwisata
C. Pertanian
D. Kehutanan
2. Koordinator pengelolaan keuangan daerah adalah:
A. Kepala Daerah
B. Sekretaris Daerah
C. Gubernur atau Bupati atau Walikota
D. Presiden
3. Bendahara Umum Daerah adalah:
A. Kepala SKPD
B. Kepala SKPKD
C. Bendahara
D. Menteri Keuangan
4. Berikut ini tugas koordinator PKD, kecuali;
A. koordinasi Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD
B. koordinator Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang
daerah
C. koordinator penyusunan laporan keuangan daerah
D. mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
5. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD merupakan tugas:
A. Kepala SKPKD
B. Sekretaris Daerah
C. Kepala SKPD
D. Kepala Daerah
6. Memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) merupakan tugas
A. Sekretaris Daerah
B. Kepala SKPD
C. Kepala Daerah
D. Kepala SKPKD
7. Menyusun rancangan APBD merupakan tugas:
A. PPKD
B. Kepala SKPD
C. Kepala Daerah
D. Kepala SKPKD
22
8. Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan kewenangan:
A. Kepala SKPKD
B. Kepala SKPD
C. Kepala Daerah
D. Sekretaris Daerah
9. Berikut ini tugas PPTK, KECUALI:
A. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan
B. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan
C. Menyusun rencana kerja dan anggaran SKPD
D. Menyiapkan dokumen angaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan
10. Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD) adalah:
A. pejabat di lingkungan SKPKD yang diberi kuasa dari BUD untuk
melaksanakan sebagian tugas BUD
B. pejabat SKPD yang diberi kuasa dari BUD untuk melaksanakan sebagian
tugas BUD
C. pejabat di lingkungan SKPD yang melaksanakan sebagian tugas BUD
D. pejabat di lingkungan SKPKD yang bertugas menjadi BUD
11. RKPD adalah dokumen yang berisi
A. rencana kerja tahunan Pemda sebagai turunan sekaligus penjabaran dari
Rencana Pembangunan Janga Menengah Daerah (RPJMD)
B. rencana kerja tahunan Pemda sebagai turunan sekaligus penjabaran dari
APBD
C. rencana kerja tahunan Pemda sebagai penjabaran Rencana Kerja Pemerintah
D. rencana kerja tahunan SKPD sebagai turunan sekaligus penjabaran dari
Rencana Pembangunan Janga Menengah Daerah (RPJMD)
12. Pilih pernyataan yang salah diantara berbagai pernyataan berikut ini:
A. Rancangan KUA disusun oleh TAPD berdasarkan RKPD.
B. Rancangan KUA diserahkan Sekretaris Daerah kepada Kepala Daerah untuk
diverifikasi dan diotorisasi.
C. Kepala Daerah membahas rancangan KUA bersama DPRD.
D. Rancangan KUA yang disepakati Kepala Daerah dan DPRD dituangkan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran
13. Pilih pernyataan yang salah diantara berbagai pernyataan berikut ini:
A. RKA masing-masing SKPD dibahas PPKD bersama dengan TAPD dan
SKPD bersangkutan.
B. PPKD menyusun RAPBD brdasarkan RKA SKPD yang sudah dibahas dan
disepakati
23
C. Sekretaris Daerah menyerahkan RAPBD kepada Kepala Daerah untuk
diverifikasi dan diotorisasi.
D. RAPBD sudah disahkan Sekretaris Daerah diserahkan kepada DPRD untuk
dibahas bersama, disepakati dan disahkan
14. Pilih pernyataan yang salah diantara berbagai pernyataan berikut ini:
A. Dasar untuk menerbitkan dokumen Surat Penyediaan Dana (SPD) adalah
DPA SKPD yang telah disetujui
B. Surat Penyediaan Dana dibuat oleh PPKD selaku Bendahara Umum Daerah
C. SPD merupakan dasar penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
D. Dasar pencairan dana oleh BUD adalah SPP
24