Anda di halaman 1dari 23

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KONSTITUSI TERHADAP

PEJABAT, SAAT KAMPANYE TAHUN 2024

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Barra Rizky Putra P. (2023310054)


2. Anugrah Yeronsis P. (2023310043)
3. Tirta Aluna Gemilang R. (2023310053)
4. Afrilia Duwi Wijaya (2023310034)
5. Saputra Al Amin (2023310052)
6. Vallen Vareira (2023310058)
7. Imam Reno Saputra (2023310055)
8. Micho Ardiansyah (2023310044)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PRABUMULIH
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Prabumulih, Februari 2024

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
A. Pemilu di Indonesia.......................................................................................3
B. Konstitusi......................................................................................................7
C. Pejabat.........................................................................................................10
D. Kampanye di Indonesia...............................................................................11
BAB III UPAYA PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIFITAS PEMILU
2024 ....................................................................................................................13
BAB IV..................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konteks Pemilihan Umum 2024 Di banyak negara, pemilihan umum
adalah salah satu momen paling krusial dalam kehidupan politik. Tahun 2024
dipilih sebagai fokus latar belakang karena merupakan tahun di mana banyak
negara menggelar pemilihan umum tingkat nasional atau lokal. Dalam konteks ini,
pembahasan mengenai efektivitas pelaksanaan konstitusi terhadap perilaku
pejabat selama kampanye menjadi penting untuk memastikan integritas dan
keadilan dalam proses demokratis. 1

Pemilihan Umum (Pemilu) dilangsungkan setiap 5 tahun sekali menurut


Pasal 22E ayat (1) UUD 1945. Setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu harus
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Penyelenggaraan Pemilu tersebut diharapkan mampu menjembatani antara
keinginan pemilih dengan kebijakan politik dari yang dipilih. Itu sebabnya
penting memastikan proses penyelenggaraan Pemilu berlangsung sesuai kehendak
konstitusi. 2

Peran Pejabat dalam Proses Pemilu Pejabat, terutama mereka yang


mencalonkan diri kembali atau mencalonkan posisi baru, memiliki pengaruh yang
signifikan dalam proses pemilihan umum. Tindakan dan perilaku mereka selama
kampanye dapat memiliki dampak yang besar pada kesetaraan, transparansi, dan
integritas pemilu.

1
pembahasan mengenai efektivitas pelaksanaan konstitusi terhadap perilaku pejabat selama
kampanye. (jakarta:2022)
https://www.lemhannas.go.id/index.php/publikasi/press-release/1670-pemilu-2024.
2
Pasal 22E ayat (1) UUD 1945. proses penyelenggaraan Pemilu berlangsung sesuai kehendak
konstitusi.
https://uud1945.bercamilan.com/pasal/pasal22e.html

iv
Kampanye Pemilu yang selanjutnya disebut Kampanye ialah kegiatan
Peserta Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk
meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, program, dan/atau citra diri
Peserta Pemilu. Tantangan dan Kontroversi dalam Kampanye Politik Kampanye
politik sering kali merupakan ajang di mana aturan dan etika dapat diabaikan demi
kepentingan politik. Tahun 2024 mungkin memiliki konteks tertentu, seperti
kemungkinan peningkatan pengaruh media sosial atau masalah spesifik yang
relevan dengan situasi politik pada saat itu

Pentingnya Konstitusi dalam Menjaga Keadilan dan Integritas Pemilu


Konstitusi seringkali merupakan pijakan utama dalam menetapkan aturan dan
batasan yang harus diikuti oleh pejabat selama kampanye. Memahami bagaimana
konstitusi diimplementasikan dan ditegakkan selama kampanye dapat
memberikan wawasan yang berharga tentang kekuatan dan kelemahan sistem
politik suatu negara. .3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu:
Bagaimana upaya pemerintah terhadap efektifitas pemilu 2024?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis
kemukakan, maka tujuan dari penulisan ini adalah:
Untuk mengetahui upaya pemerintah terhadap efektifitas pemilu 2024.

3
Peran Pejabat dalam Proses Pemilu Pejabat.
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=20044&menu=2

v
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemilu di Indonesia
Pemilu singkatan dari Pemilihan Umum adalah proses demokratis untuk
memilih wakil rakyat atau pejabat pemerintahan secara langsung oleh warga
negara suatu negara. Pemilihan Umum merupakan mekanisme penting dalam
sistem demokrasi modern yang memungkinkan rakyat untuk berpartisipasi dalam
menentukan pemimpin dan kebijakan negara.

Tujuan utama dari pemilu ialah memberikan kesempatan kepada warga


negara untuk menyampaikan suara mereka dan memilih para pemimpin yang akan
mewakili mereka di pemerintahan. Dalam Pemilihan Umum, warga negara yang
memenuhi syarat memiliki hak untuk memberikan suara mereka kepada kandidat
atau partai politik yang mereka pilih. Hasil pemilu kemudian digunakan untuk
menentukan siapa yang akan memegang jabatan politik, baik di tingkat lokal,
regional, maupun nasional.

Perubahan konstitusi atau Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia 1945, MPR tidak ditempatkan lagi oleh UUD 1945 sebagai lembaga
tertinggi Negara Indonesia dan semua lembaga negara mempunyai kederajatan
kedudukan dalam struktur ketatanegaraan. UUD 1945 memberikan tanggung
jawab dengan saling mengawasi (checks and balances). Era reformasi, perubahan
untuk pemilihan gubernur, bupati, dan walikota, sebagai kepala pemerintahan
provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokratis muncul dari keinginan dan
aspirasi rakyat. Pada pemilu serentak 2024 menjadi problematika untuk pilkada,
kepala daerah yang terpilih dari hasil pilkada 2017 dan pilkada 2018 akan habis
masa jabatannya sebelum pemilu serentak 2024. Namun, kepala daerah yang
terpilih dari hasil pilkada 2020 terpaksa masa jabatanya akan berlangsung hanya 4
tahun karena penyelenggaraan pemilu serentak 2024. Ini berpontensi
meningkatkan sengketa pilkada setelah pemilu serentak 2024. Berkaca dari

vi
efektivitas pemilu serentak sebelumya, Kesiapan dari segala pihak diharapkan
mampu mewujudkan pemilihan umum yang demokratis dan partisipasi dari
masyarakat dalam perhelatan pemilu serentak 2024 sangat diharapkan.

Fungsi Pemilu
1. Pertama berfungsi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dengan
memungkinkan warga negara secara langsung memilih wakil-wakil
mereka di pemerintahan.
2. Selanjutnya, membentuk pemerintahan yang berlegitimasi karena
memberikan legitimasi kepada pemerintahan yang terpilih secara
demokratis.
3. Di sisi lain, pemilu memiliki peran penting dalam menentukan perwakilan
rakyat dengan memungkinkan warga negara memilih wakil-wakil mereka
di lembaga legislatif.
4. Selain itu, berperan dalam menguatkan demokrasi dengan memberikan
kesempatan kepada rakyat untuk berpartisipasi dalam pemilihan pemimpin
dan menentukan kebijakan negara.
5. Lebih lanjut, mendorong partisipasi politik warga negara dengan
memberikan kesempatan bagi mereka untuk terlibat dalam proses politik
dan meningkatkan kesadaran politik.
6. Terakhir, memfasilitasi pergantian kekuasaan yang damai dengan
menyediakan jalur terorganisir untuk mengubah pemerintahan tanpa
konflik atau kekerasan.

Prinsip Pemilu
Dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia sesuai dengan
Pasal 3 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, terdapat beberapa prinsip
pemilu yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Mandiri
Pemilihan Umum harus diselenggarakan secara mandiri oleh
penyelenggara yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan

vii
Pengawas Pemilu (Bawaslu), dalam rangka menjaga netralitas dan
independensi.
2. Proporsional
Pemilihan Umum harus mewakili berbagai kepentingan dan aspirasi
masyarakat secara proporsional, baik dalam hal perwakilan partai politik
maupun masyarakat umum.
3. Jujur
Pemilu harus dilaksanakan secara jujur, bebas dari kecurangan, penipuan,
atau manipulasi hasil Pemilihan Umum.
4. Profesional
Penyelenggara Pemilihan Umum harus bertindak secara profesional dalam
menjalankan tugas dan fungsi mereka, dengan mematuhi kode etik dan
standar kerja yang ditetapkan.
5. Adil
Harus dilaksanakan secara adil tanpa diskriminasi, memastikan
kesempatan yang sama bagi semua peserta Pemilihan Umum untuk
berkompetisi secara adil.
6. Akuntabel
Penyelenggara harus bertanggung jawab dan dapat
dipertanggungjawabkan atas tindakan dan keputusan yang diambil dalam
penyelenggaraan nya.
7. Berkepastian Hukum
Harus dilaksanakan berdasarkan hukum yang berlaku, dengan adanya
ketentuan yang jelas dan dapat dipahami oleh semua pihak yang terlibat.
8. Efektif
Penyelenggaraan pemilihan umum harus efektif dalam mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan, termasuk dalam hal partisipasi pemilih,
keamanan, dan integritas pemilu.
9. Tertib
Pemilihan Umum harus dilaksanakan dengan tertib, menjaga ketertiban
dan keamanan selama proses berlangsung.

viii
10. Efisien
Penyelenggaraan harus dilakukan secara efisien, dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia secara optimal.
11. Terbuka
Harus dilaksanakan secara terbuka dan transparan, dengan memberikan
kesempatan bagi partai politik, calon, dan pemilih untuk memperoleh
informasi yang diperlukan tentang proses Pemilihan Umum.
Semua prinsip ini bertujuan untuk memastikan terlaksananya emilihan mum yang
demokratis, adil, dan dapat dipercaya oleh masyarakat. 4
Sejarah pemilu
Dalam sejarah pelaksanaan pemilu di Indonesia, istilah pengawasan
pemilu sebenarnya baru muncul pada era 1980-an. Pada pelaksanaan Pemilu yang
pertama kali dilaksanakan di Indonesia pada 1955 belum dikenal istilah
pengawasan Pemilu. Pada era tersebut terbangun di seluruh peserta dan warga
negara tentang penyelenggaraan Pemilu yang dimaksudkan untuk membentuk
lembaga parlemen yang saat itu disebut sebagai Konstituante.

Walaupun pertentangan ideologi pada saat itu cukup kuat, dapat dikatakan
sangat minim terjadi kecurangan dalam pelaksanaan tahapan. Kalaupun ada
gesekan, itu terjadi di luar wilayah pelaksanaan Pemilu. Gesekan yang muncul
merupakan konsekuensi logis pertarungan ideologi pada saat itu. Hingga saat ini
masih muncul keyakinan bahwa Pemilu 1955 merupakan Pemilu di Indonesia
yang paling ideal.

Kelembagaan Pengawas Pemilu baru muncul pada pelaksanaan Pemilu


1982, dengan nama Panitia Pengawas Pelaksanaan Pemilu (Panwaslak Pemilu).
Pada saat itu sudah mulai muncul terhadap pelaksanaan Pemilu yang mulai
dikooptasi oleh kekuatan rezim penguasa. Pembentukan Panwaslak Pemilu pada
Pemilu 1982 dilatari oleh protes-protes atas banyaknya pelanggaran dan

4
Pengertian Pemilu atau singkatan dari Pemilihan Umum adalah proses
demokratis untuk memilih wakil rakyat atau pejabat pemerintahan
secara langsung oleh warga negara suatu negara.
https://fahum.umsu.ac.id/pengertian-pemilu-fungsi-dan-prinsip/

ix
manipulasi penghitungan suara yang dilakukan oleh para petugas pemilu pada
Pemilu 1971. Karena palanggaran dan kecurangan pemilu yang terjadi pada
Pemilu 1977 jauh lebih masif, protes-protes ini lantas direspon pemerintah dan
DPR yang didominasi Golkar dan ABRI. Akhirnya muncullah gagasan
memperbaiki undang-undang yang bertujuan meningkatkan ‘kualitas’ Pemilu
1982. Demi memenuhi tuntutan PPP dan PDI, pemerintah setuju untuk
menempatkan wakil peserta pemilu ke dalam kepanitiaan pemilu. Selain itu,
pemerintah juga mengintroduksi adanya badan baru yang akan terlibat dalam
urusan pemilu untuk mendampingi Lembaga Pemilihan Umum (LPU).5

B. Konstitusi
Konstitusi adalah seperangkat aturan dan prinsip dasar yang mengatur
bagaimana suatu negara diorganisir, dijalankan, dan diatur. Konstitusi merupakan
hukum tertinggi dalam suatu negara yang menetapkan kerangka kerja bagi
pemerintahan, hak-hak dasar warga negara, pembagian kekuasaan antara cabang-
cabang pemerintahan, serta kewajiban dan tanggung jawab dari lembaga-lembaga
pemerintah.

Terdapat dua jenis konstitusi utama:


1. Konstitusi Tertulis
Konstitusi tertulis adalah konstitusi yang dituangkan dalam dokumen
tertulis yang jelas dan spesifik. Biasanya, konstitusi tertulis ini disusun
dalam bentuk piagam atau dokumen hukum lainnya, yang dianggap
sebagai hukum tertinggi dalam suatu negara. Contoh konstitusi tertulis
termasuk Konstitusi Amerika Serikat, Konstitusi Republik Indonesia, dan
Konstitusi Jerman.

2. Konstitusi Tak Tertulis

5
sejarah pemilu.
https://bulungan.bawaslu.go.id/sejarah/

x
Konstitusi tak tertulis adalah konstitusi yang tidak diatur dalam satu
dokumen tertulis tunggal, namun berupa seperangkat norma dan prinsip-
prinsip yang berlaku secara tidak tertulis, termasuk kebiasaan politik,
putusan pengadilan, dan konvensi politik. Contoh negara yang memiliki
konstitusi tak tertulis adalah Inggris.
Konstitusi berperan penting dalam menentukan struktur pemerintahan, membatasi
kekuasaan pemerintah, dan melindungi hak-hak individu. Konstitusi juga
merupakan instrumen yang vital dalam menjaga stabilitas politik, keadilan, dan
kedaulatan hukum dalam suatu negara.
Konstitusi: Tujuan, Fungsi, dan Prinsip

Tujuan Konstitusi:
1. Mengatur Pembagian Kekuasaan
Konstitusi bertujuan untuk membagi kekuasaan antara cabang-cabang
pemerintahan (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) serta antara pemerintah
pusat dan daerah.
2. Menjamin Hak-hak Dasar
Konstitusi berupaya untuk melindungi hak-hak dasar warga negara seperti
kebebasan berbicara, beragama, dan berorganisasi.
3. Membentuk Negara yang Stabil
Konstitusi bertujuan untuk menciptakan landasan hukum yang kokoh untuk
menjaga stabilitas politik dan sosial suatu negara.
4. Mengatur Hubungan Antarwarga Negara
Konstitusi juga mengatur hubungan antarwarga negara, termasuk hak dan
kewajiban warga negara serta hak-hak istimewa kelompok tertentu.
5. Mendirikan Prinsip-prinsip Dasar
Konstitusi mendirikan prinsip-prinsip dasar yang menjadi pijakan moral dan
filosofis bagi negara, seperti supremasi hukum dan demokrasi.

Fungsi Konstitusi:
1. Menetapkan Kedaulatan Hukum

xi
Konstitusi menetapkan kedaulatan hukum, yang berarti bahwa pemerintahan
dan tindakan pemerintah harus sesuai dengan hukum yang berlaku.
2. Mengatur Struktur Pemerintahan
Konstitusi mengatur struktur pemerintahan, termasuk pembagian kekuasaan
dan fungsi dari masing-masing cabang pemerintahan.
3. Melindungi Hak Asasi Manusia
Konstitusi berperan dalam melindungi hak asasi manusia dan kebebasan
warga negara dari tindakan sewenang-wenang pemerintah atau pihak lain.
4. Mengatur Proses Politik
Konstitusi mengatur proses politik, termasuk pemilihan umum, pembentukan
partai politik, dan mekanisme partisipasi warga negara dalam proses politik.
5. Menjamin Kestabilan dan Keharmonisan
Konstitusi berfungsi untuk menjamin kestabilan dan keharmonisan antara
berbagai kelompok sosial, agama, dan etnis dalam suatu negara.

Prinsip-prinsip Konstitusi:
1. Supremasi Hukum
Prinsip ini menegaskan bahwa hukum adalah yang tertinggi dalam suatu
negara, dan pemerintah serta semua individu harus tunduk pada hukum.
2. Kekuasaan Terbatas
Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak melampaui batas-
batas yang telah ditetapkan.
3. Pembagian Kekuasaan
Prinsip ini menetapkan pembagian kekuasaan antara cabang-cabang
pemerintahan, sehingga mencegah terjadinya konsentrasi kekuasaan yang
berlebihan.
4. Perlindungan Hak Asasi Manusia
Konstitusi harus melindungi hak-hak dasar setiap individu dari intervensi
pemerintah atau pihak lain.
5. Demokras

xii
Konstitusi sering kali mencantumkan prinsip-prinsip demokrasi seperti
pemilihan umum yang bebas dan adil, serta perlindungan hak minoritas.
Prinsip-prinsip tersebut menjadi landasan moral dan filosofis bagi suatu negara
dalam menjalankan sistem pemerintahan dan memastikan keadilan serta
kebebasan bagi seluruh warga negaranya.6

C. Pejabat
Dalam konteks pemilu, pejabat merujuk kepada individu atau badan yang
bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan pengawasan proses pemilu. Mereka
memiliki peran penting dalam memastikan bahwa pemilu berjalan dengan adil,
transparan, dan demokratis. Berikut beberapa contoh pejabat dalam pemilu:

1. Komisi Pemilihan Umum (KPU): KPU adalah badan independen yang


bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilu di tingkat nasional. KPU
memiliki tugas mulai dari perencanaan, pengorganisasian, hingga
pelaksanaan dan pengawasan seluruh tahapan pemilu.
2. Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD): Seperti KPU di tingkat
nasional, KPUD bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilu di
tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Mereka melakukan tugas serupa
dengan KPU, namun pada skala yang lebih lokal.
3. Panitia Pemungutan Suara (PPS): PPS adalah pejabat yang bertanggung
jawab langsung atas penyelenggaraan pemungutan suara di tingkat TPS
(Tempat Pemungutan Suara). Mereka memastikan proses pemungutan
suara berjalan lancar dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK): PPK adalah pejabat yang bertugas
mengkoordinasikan pelaksanaan pemilu di tingkat kecamatan. Mereka
bekerja sama dengan PPS dalam menyiapkan logistik, mendistribusikan
surat suara, dan memastikan keberlangsungan pemungutan suara di
wilayah kecamatan.
6
konstitusi.
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776

xiii
5. Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS): KPPS
adalah pejabat yang bertugas langsung di TPS. Mereka melaksanakan
pemungutan suara, menghitung suara, dan melaporkan hasilnya kepada
PPS.
6. Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu): Bawaslu adalah lembaga independen
yang bertugas mengawasi pelaksanaan pemilu, termasuk mengawasi
kecurangan, pelanggaran, dan penyelesaian sengketa pemilu.
Keseluruhan pejabat dalam pemilu memiliki tanggung jawab yang besar dalam
memastikan bahwa setiap tahapan pemilu berlangsung dengan jujur, adil, dan
transparan. Mereka memainkan peran penting dalam menjaga integritas demokrasi
dan kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilihan umum.7

D. Kampanye di Indonesia
Kampanye di Indonesia merujuk pada serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh partai politik, calon politik, atau kelompok masyarakat tertentu
untuk memperkenalkan, mempromosikan, atau memperjuangkan suatu ide,
gagasan, atau tujuan tertentu kepada masyarakat luas. Kampanye seringkali
dilakukan dalam konteks pemilihan umum, baik itu pemilihan umum presiden,
pemilihan umum legislatif, maupun pemilihan umum tingkat lokal.
Tujuan utama dari kampanye di Indonesia adalah untuk mempengaruhi
pendapat dan sikap masyarakat terhadap suatu calon atau partai politik, serta
untuk meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi dalam proses demokrasi.
Kampanye bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti pidato, pertemuan umum,
debat politik, iklan media massa, pemasangan spanduk atau baliho, penyebaran
selebaran atau pamflet, serta aktivitas online melalui media sosial atau situs web.
Namun demikian, kampanye di Indonesia juga diatur oleh berbagai
undang-undang dan peraturan yang mengatur tentang batasan-batasan, waktu, dan

7
pejabat.
https://kalsel.bawaslu.go.id/elibrary/strategi-pengawas-pemilu.

xiv
cara pelaksanaannya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar kampanye
berlangsung secara fair dan tidak melanggar aturan-aturan yang ada.8

BAB III
UPAYA PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIFITAS
PEMILU 2024

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, baik di tingkat pusat


maupun daerah, untuk meningkatkan efektivitas pemilu 2024. Analisis ini akan

8
Pengertian kampanye di indonesia.
https://jdih.kpu.go.id/countpkpu-466554577067253344253344

xv
meliputi kebijakan-kebijakan, program-program, serta langkah-langkah konkret
yang diambil untuk memastikan bahwa proses pemilu berlangsung dengan baik,
adil, dan transparan. Selain itu juga akan mengidentifikasi tantangan-tantangan
yang dihadapi oleh pemerintah dalam menghadapi pemilu 2024 serta solusi-solusi
yang diusulkan untuk mengatasi tantangan tersebut. Dengan pemahaman yang
mendalam tentang upaya pemerintah dalam menyelenggarakan pemilu yang
efektif, diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat
dalam memperkuat sistem demokrasi di Indonesia serta memberikan masukan
konstruktif bagi pemangku kepentingan terkait dalam rangka memperbaiki proses
pemilihan umum di masa mendatang.9

Upaya pemerintah terhadap efektivitas Pemilu 2024 melibatkan berbagai


pihak dan lembaga terkait, di antaranya:

1. Komisi Pemilihan Umum (KPU)


KPU bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemilu secara teknis, mulai
dari perencanaan, pendaftaran pemilih, pemungutan suara, hingga
penghitungan suara. KPU berperan penting dalam menjaga integritas dan
transparansi Pemilu.
2. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
Bawaslu memiliki peran dalam mengawasi jalannya Pemilu, memantau
kampanye, menangani dugaan pelanggaran pemilu, dan menegakkan
hukum terkait pelanggaran tersebut.

3. Partai Politik
Partai politik memiliki tanggung jawab dalam mengajukan calon,
mengikuti aturan Pemilu, dan melakukan kampanye politik yang
berkualitas. Mereka juga dapat berperan dalam mengawasi proses Pemilu
dan melaporkan dugaan pelanggaran kepada Bawaslu.
4. Media Massa
9
upaya pemerintah terhadap efektifitas pemilu 2024.
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jhp17/article/view/9348/5831

xvi
Media massa memiliki peran penting dalam memberikan informasi kepada
masyarakat tentang proses Pemilu, calon-calon yang bertarung, serta isu-
isu terkait politik. Media juga dapat berperan dalam mengawasi dan
memantau jalannya Pemilu serta memberikan ruang bagi berbagai
pandangan dan pendapat.
5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
LSM dapat berperan dalam mengawasi proses Pemilu, mengedukasi
masyarakat tentang hak-hak mereka sebagai pemilih, serta memberikan
dukungan dalam menangani dugaan pelanggaran pemilu.
6. Masyarakat Umum
Partisipasi aktif masyarakat dalam proses Pemilu sangat penting.
Masyarakat memiliki peran dalam memilih pemimpin dan wakil rakyat
yang dianggap sesuai dengan keinginan dan aspirasi mereka.
7. Lembaga Penegak Hukum
Lembaga penegak hukum, seperti kepolisian dan kejaksaan, memiliki
peran dalam menindaklanjuti dugaan pelanggaran pemilu dan menegakkan
hukum terhadap pelaku pelanggaran.
8. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab dalam mendukung
penyelenggaraan Pemilu di tingkat lokal, termasuk menyediakan fasilitas
dan dukungan logistik.

Kerjasama antara berbagai pihak dan lembaga ini sangat penting untuk
memastikan bahwa Pemilu berjalan dengan efektif, transparan, dan adil.10

Warga negara memiliki hak untuk memilih wakil-wakilnya dalam


pemerintahan. Pemilu 2024 di Indonesia memiliki signifikansi yang besar, karena
akan menentukan arah kebijakan dan kepemimpinan nasional untuk periode
mendatang. Dalam rangka memastikan keberhasilan dan kepercayaan publik
terhadap proses pemilu, pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk
melaksanakan berbagai upaya yang meningkatkan efektivitas pemilu tersebut.
10
pihak dan lembaga terkait dalam pemilu.
https://www.kpu.go.id/page/read/1136/kilas-pemilu-tahun-2024

xvii
Beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Penguatan Infrastruktur Pemilu


Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam
memperkuat infrastruktur pemilu, termasuk penyediaan sarana dan
prasarana yang memadai untuk pemungutan suara, serta pemantauan
teknologi yang diperlukan untuk penghitungan suara yang akurat dan
transparan.
2. Penyuluhan dan Edukasi Pemilih
Pemerintah melakukan program penyuluhan dan edukasi kepada
masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam pemilu, cara memilih
yang benar, serta informasi mengenai calon dan program-program yang
diusung oleh partai politik peserta pemilu.
3. Pengawasan dan Pengawalan
Pemerintah membentuk lembaga pengawas pemilu yang independen untuk
memastikan bahwa pemilu berlangsung secara adil dan transparan.
Pengawasan dilakukan mulai dari proses pendaftaran pemilih, pemungutan
suara, hingga penghitungan suara, dengan tujuan untuk mencegah
kecurangan dan manipulasi hasil.
4. Penggunaan Teknologi
Pemerintah memanfaatkan teknologi informasi dalam berbagai aspek
pemilu, termasuk dalam pendaftaran pemilih, pengelolaan data pemilih,
pelaporan hasil pemungutan suara secara real-time, serta untuk
memfasilitasi pengawasan dan pemantauan proses pemilu.
5. Penanganan Pelanggaran Pemilu
Pemerintah secara tegas menindak dan menegakkan hukum terhadap
pelanggaran pemilu, termasuk politik uang, intimidasi pemilih, serta
segala bentuk kecurangan yang terjadi selama proses pemilu.

Dengan serangkaian upaya tersebut, diharapkan pemilu 2024 dapat berjalan


dengan efektif, adil, dan demokratis, sehingga mampu memberikan legitimasi

xviii
yang kuat bagi pemerintahan yang terpilih dan memperkuat fondasi demokrasi di
Indonesia.

Menurut parmas dan humas bawaslu Kabupaten Lombok Barat Samsul


Hadi, S.Pd. Dalam penyampaiannya Koordinator Divisi Pencegahan, Menjelaskan
Langkah penting dalam menghadapi PEMILU serentak Tahun 2024.

“langkah penting yang harus kita lakukan disini didalam menghadapi pemilu nanti
yaitu ada tiga hal yang pertama peran parpol dalam pemilu, kedua hubungan
(posisi) parpol dengan BAWASLU Kabupaten dan ketiga Tantangan PEMILU

Dari ketiga hal tersebut Samsul menegaskan kepada partai politik bahwa aspek
tersebut dapat menjadi langkah didalam pencapaian yang maksimal didalam
PEMILU

“PARPOL sebagai peserta PEMILU tidak hanya bertugas merekrut Calon


Legislatif tapi juga perlu menjaga iklim kondusifitas PEMILU melalui sosialisasi
peraturan PEMILU di internal masing-masing & diperlukan peran bersama dalam
pengawasan PEMILU” Jelas Pria Kelahiran Nangker itu.

Sementara itu, Menurut Ketua KPU Kabupaten Lombok Barat Bambang


Karyono, MH. Mengungkapkan tugas dari penyelenggara PEMILU yang harus
mampu menyeimbangi aturan dan semboyan melayani.

“KPU sebagai seorang penyelenggara PEMILU harus mampu mengejawantahkan


prinsip – prinsip keadilan netralitas yang dibaluti oleh integritas dan prinsip
kolaborasi kekeluargaan itu nyaris menggigis nilai – nilai integritas sebagai
seorang penyelenggara PEMILU,” Ungkapnya.

Tak hanya itu dia juga mengungkapkan seluruh tahapan yang diatur oleh regulasi
dan tetap harus mengutamakan pelayanan.

“kami harus taat kepada aturan tetapi kami di minta untuk tetap melayani, itulah
kenapa yang membuat KPU ini disetiap tahapan ujungnya akan ada perubahan

xix
aturan yang mempermudah peserta pemilu didalam melakukan proses tahapan,”
Jelasnya. (tar)11

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, pentingnya Analisa yang matang terkait
efektivitas pemilu serentak 2024. Semua aspek perlu diperhatikan mulai dari
dampak efektifitas partisapasi pemilih, dampak terhadap efektivitas
penyelenggaran pemilu serentak, dan dampak terhadap efektifitas sistem
pemerintahan presidensial serta pemerintahan daerah. Dalam pembahasan ini,
bertujuan untuk menijau efektivitas pemilu serentak 2024 terkait pemilihan umum
serentak nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil
Presiden, dan Pemilihan umum serentak lokal untuk memilih anggota DPRD
Provinsi, anggota DPRD Kabupaten dan Kota, pemilihan Gubernur, dan Bupati
11
Langkah penting dalam menghadapi PEMILU serentak Tahun 2024.
https://lombokbarat.bawaslu.go.id/bawaslu-lobar-langkah-penting-menghadapi-pemilu/

xx
dan WaliKota. Pada masa pemilu serentak 2024, penulis berharap kekurangan dan
permasalahan yang timbul pada pemilu sebelumnya dapat dijadikan pembelajaran.
Kesiapan dari segala pihak diharapkan mampu mewujudkan pemilihan umum
yang demokratis dan partisipasi dari masyarakat dalam perhelatan pemilihan
umum serentak tentunya juga sangat diharapkan. Saling menghargai pilihan
masing-masing tanpa harus merusak hubungan kekeluargaan dan pertemanan,
silahturahmi setelah pemilu serentak tetap terjalin.
Dengan demikian, kesimpulan dari makalah tersebut dapat menegaskan
pentingnya menjaga integritas, independensi, dan kepatuhan terhadap konstitusi
dalam menjalankan tugas-tugas dan menaati peraturan yang ada.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan:
1. pemerintah bersama-sama dengan masyarakyatnya harus senantiasa
berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan pemilu dalam pemilu 2024.
2. Pemerintah harus tegas akan pelanggaran yang dilakukan oleh oknum
pejabat jika terbukti melanggar peraturan.
3. Menindak tegas akan money politic dalam pemilihan. Agar pemilu aman
dan damai.

xxi
DAFTAR PUSTAKA

Pembahasan mengenai efektivitas pelaksanaan konstitusi terhadap perilaku


pejabat selama kampanye. (jakarta:2022). Di akses pada tanggal 24
februari 2024.
https://www.lemhannas.go.id/index.php/publikasi /1670-pemilu-2024.
Pasal 22E ayat (1) UUD 1945. proses penyelenggaraan Pemilu berlangsung sesuai
kehendak konstitusi. Di akses pada tanggal 24 februari 2024.
https://uud1945.bercamilan.com/pasal/pasal22e.html
Noverdi Puja Saputra, (2024) Peran Pejabat dalam Proses Pemilu Pejabat. Diakses
pada tanggal 24 februari 2024.
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=20044&menu=2
Pengertian Pemilu proses demokratis. Di akses pada tanggal 24 februari 2024.
https://fahum.umsu.ac.id/pengertian-pemilu-fungsi-dan-prinsip/(jurnal)
Sejarah pemilu. Di akses pada tanggal 24 februari 2024.
https://bulungan.bawaslu.go.id/sejarah/
Konstitusi. Di akses pada tanggal 25 februari 2024.
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776
Pengertian kampanye di indonesia. Di akses pada tanggal 25 februari 2024.
https://jdih.kpu.go.id/countpkpu-466554577067253344253344
Pejabat. Di akses pada tanggal 04 maret 2024.
https://kalsel.bawaslu.go.id/elibrary/strategi-pengawas-pemilu.
Upaya pemerintah terhadap efektifitas pemilu 2024. Di akses 04 februari 2024.

xxii
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jhp17/article/view/
9348/5831(jurnal)
Pihak dan lembaga terkait dalam pemilu. Di akses 04 februari 2024.
https://www.kpu.go.id/page/read/1136/kilas-pemilu-tahun-2024
Langkah penting dalam menghadapi PEMILU serentak Tahun 2024. Di akses 04
februari 2024.
https://lombokbarat.bawaslu.go.id/bawaslu-lobar-langkah-penting-
menghadapi-pemilu.

xxiii

Anda mungkin juga menyukai