Anda di halaman 1dari 18

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA

SESPI
MMA

LAPGAS
MATA PELAJARAN : MANAJEMEN KEUANGAN

DOSEN PENGAJAR :
- RUDI WIDODO
- KOMBES POL. RUDI PURWIYANTO, S.I.K., M.Hum.

PENUGASAN PERORANGAN
MATA PELAJARAN MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN POLRI
PASIS SESPIMMA POLRI ANGKATAN KE-70 T.A. 2023

OLEH :

NAMA : CATUR BUDIYANTO


NO. SERDIK : 202307003022
POKJAR : IV (EMPAT)

PESERTA DIDIK SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA POLRI


ANGKATAN KE - 70 T.A. 202

1
PENUGASAN PERORANGAN
MATA PELAJARAN MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN POLRI
PASIS SESPIMMA POLRI ANGKATAN KE-70 T.A. 2023

I. SOAL URAIAN SINGKAT.


1. Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP). Bahwa
Polri merupakan salah satu dari 87 Kementerian Negara/Lembaga
Pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsinya dalam
pemerintahan sebagaimana diatur dalam pasal 13 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,
disebutkan Tugas Pokok Polri adalah memelihara Kamtibmas,
menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masayarakat, selanjutnya untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan tugas dan fungsi tersebut maka. pada setiap
awal tahun anggaran Satker Polri menerima dukungan anggaran
APBN/DIPA yang telah disetujui DPR dan disahkan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) yang sangat
terbatas, oleh karena itu para Kasatker selaku Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) agar mengoptimalkan penggunaan anggaran
APBN/DIPA tersebut untuk kegiatan operasional Satker sesuai tugas
dan fungsinya, berkaitan dengan hal tersebut apakah yang saudara
ketahui dengan uraian singkat tentang :
a. Prinsip dasar dalam pengelolaan APBN/DIPA;
b. Jangka waktu masa berlakunya APBN/DIPA.
2. Bahwa alokasi anggaran DIPA yang diterima pada setiap awal tahun
anggaran digunakan untuk mendukung kegiatan operasional Satker
sesuai tugas dan fungsinya dalam meningkatkan Kinerja dan
pelayanan kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam
rangka pelaksanaan anggaran DIPA Satker Polri diperlukan Pejabat
Pengelola Keuangan Satker hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan
anggaran DIPA dilaksanakan secara taransparan dan akuntabel sesuai
ketentuan dibidang Keuangan Negara, Untuk itu apakah yang
saudara ketahui dengan uraian singkat tentang :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
b. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);
c. Pengguna Anggaran (PA);
d. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
e. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
f. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);
g. Bendahara Pengeluaran Satker (Bensatker);

II. SOAL ESSAY.


1. Bahwa Satker yang menerima dukungan anggaran DIPA yang telah
disyahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
(BUN) sangat terbatas jumlahnya, untuk itu agar Kasatker selaku
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dapat melaksanakan anggaran
1
DIPA tersebut secara optimal dalam rangka mendukung kegiatan
operasional sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai pemelihara
Kamtibmas, penegakan hukum, Pelindung, Pengayom dan Pelayan
kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut coba saudara
jelaskan bagaimanakah proses mekanisme pencairan anggaran
DIPA Satker di lingkungan Polri sesuai ketentuan dibidang Keuangan
Negara.

2. Bahwa sesuai Peraturan Menkeu Nomor 258/PMK.02/2015 tentang


Tata cara pemberian Sanksi atas pelaksanaan APBN pada
Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah disebutkan bahwa
Kepada Kementerian Negara/Lembaga yang menerima dukungan
alokasi anggaran APBN/DIPA harus melaksanakan kegiatan sesuai
anggaran yang tersedia dalam DIPA sekurang-kurangnya 95 %,
selanjutnya apabila tidak melaksanakan kegiatan tersebut dikenakan
sanksi yang berupa pemotongan pagu belanja pada Tahun Anggaran
berikutnya, berkaitan dengan hal tersebut diperlukan langkah-
langkah Kasatker selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam
rangka percepatan penyerapan anggaran DIPA Satker untuk
mendukung pelaksanaan tugas operasional sesuai dengan tugas dan
fungsinya, berkaitan hal tersebut coba saudara jelaskan
bagaimanakah langkah-langkah Kasatker selaku KPA dalam
percepatan penyerapan anggaran DIPA Satker Polri.

3. Sesuai Peraturan Menkeu Nomor 62 Tahun 2023 Perencanaan


Anggaran, Pelaksanaan Anggaran, Serta Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan, yang telah ditindak lanjuti dengan Peraturan Dirjen
Perbendaharaan Nomor 5/PB/2022 tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) belanja
Kementerian Negara/Lembaga termasuk Polri didalamnya,
disebutkan bahwa terhitung mulai T.A. 2022 dalam rangka
meningkatkan kualitas kinerja pelaksanaan Anggaran DIPA telah
diberlakukan Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) yang
digunakan untuk mengukur penilaian kinerja pelaksanaan anggaran
sekaligus sebagai bahan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
anggaran DIPA Satker selama tahun anggaran berjalan, hal ini
dimaksudkan agar pelaksanaan anggaran DIPA Satker dapat
dilaksanakan sesuai dengan sasaran dan rencana yang telah
ditetapkan dalam rangka mendukung tugas operasional Satker
sesuai tugas dan fungsinya, berkaitan dengan hal tersebut, coba
saudara sebutkan aspek-aspek beserta indikatornya dalam
pengukuran Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) pada
pelaksanaan anggaran DIPA Satker Polri. Jelaskan!

4. Bahwa Satker di lingkungan Polri yang menerima dukungan


anggaran DIPA digunakan sebagai pedoman Kasatker selaku Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dalam pelaksanaan anggaran untuk
mendukung kegiatan operasional Satker sesuai tugas dan fungsinya,
selanjutnya dalam DIPA tersebut terdiri dari jenis Belanja Pegawai

2
kode akun 51, Belanja Barang kode akun 52 dan Belanja Modal kode
akun 53 yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses
pencairan anggaran dan penyusunan pelaporan keuangan Satker
dengan menggunakan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
beradasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), berkaitan
dengan hal tersebut coba saudara jelaskan bagaimakah perbedaan
Belanja Barang dengan Belanja Modal.

5. Dalam rangka meningkatkan penyerapan anggaran DIPA pada


Satker dilingkungan Polri diperlukan perencanaan penarikan
dana/kas yang baik berdasarkan jadwal kegiatan Satker yang telah
ditetapkan, yang mana hal ini dimaksudkan untuk menghindari
adanya penumpukan tagihan pada akhir tahun anggaran dan
penyimpangan/kebocoran dalam penggunaan uang negara, Untuk itu
diperlukan peningkatan sistem pengawasan dalam pelaksanaan
anggaran Satker yang tranparan/terbuka agar pelaksaaanaan
anggaran DIPA satker sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah
ditetapkan, berkaitan dengan hal tersebut, coba saudara jelaskan
bagaimanakah sistem pengawasan anggaran DIPA Satker Polri.

JAWABAN :
I. SOAL URAIAN SINGKAT.
1. Hal yang serdik ketahui dengan uraian singkat tentang :
a. Prinsip dasar dalam pengelolaan APBN/DIPA;
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) adalah dua aspek penting dalam manajemen
keuangan pemerintah Indonesia. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang prinsip dasar dalam pengelolaan APBN
dan DIPA:

1) Transparansi dan Akuntabilitas.


a) APBN: Transparansi adalah prinsip penting
dalam pengelolaan APBN. Semua informasi
terkait anggaran, termasuk pendapatan dan
belanja, harus tersedia untuk umum. Pemerintah
harus memastikan bahwa proses anggaran dan
laporan keuangan negara dapat diakses oleh
masyarakat.
3
b) DIPA: Dalam penyusunan DIPA, setiap satuan
kerja harus membuat rencana penggunaan
anggaran dengan jelas. DIPA ini harus
dilaporkan secara terbuka dan akuntabel.

2) Ketepatan Waktu.
a) APBN: Anggaran harus disusun dan disahkan
oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan untuk
memastikan kelancaran pengelolaan keuangan
negara.
b) DIPA: DIPA harus disusun sebelum tahun
anggaran dimulai dan harus disetujui sesuai
dengan ketentuan yang berlaku untuk
memungkinkan pelaksanaan program dan
proyek yang direncanakan.

3) Keterukuran.
a) APBN: Anggaran harus direncanakan dengan
mempertimbangkan pendapatan yang tersedia
serta prioritas pengeluaran yang sesuai dengan
program pemerintah.
b) DIPA: Dalam penyusunan DIPA, setiap satuan
kerja harus memastikan bahwa alokasi
anggaran sesuai dengan rencana kerja yang
telah ditetapkan.

4) Efisiensi dan Efektivitas.


a) APBN: Pengelolaan APBN harus dilakukan
dengan cara yang efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional.
b) DIPA: Dalam pelaksanaan DIPA, setiap satuan
kerja harus memastikan bahwa anggaran

4
digunakan dengan efisien dan program yang
dijalankan mencapai hasil yang diinginkan.

5) Pengendalian dan Pemantauan.


a) APBN: Pemerintah harus melakukan
pengendalian yang ketat terhadap penggunaan
anggaran dan memantau realisasi anggaran
secara berkala.
b) DIPA: Satuan kerja harus memantau dan
melaporkan penggunaan anggaran sesuai
dengan DIPA yang telah disetujui.

6) Kepatuhan terhadap Aturan.


a) APBN: Pengelolaan APBN harus mematuhi
peraturan dan ketentuan yang berlaku, termasuk
hukum keuangan negara.
b) DIPA: Penyusunan dan pelaksanaan DIPA
harus sesuai dengan regulasi dan pedoman
yang berlaku.

Prinsip-prinsip dasar ini penting untuk memastikan


bahwa APBN dan DIPA dikelola dengan baik, transparan,
dan sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.
Pengelolaan anggaran yang efektif dan akuntabel adalah
kunci untuk mencapai pembangunan ekonomi dan sosial
yang berkelanjutan di Indonesia.

b. Jangka waktu masa berlakunya APBN/DIPA.


1) APBN adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, masa berlakunya dari tanggal 1
Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun
berkenaan

5
2) DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang
disusun oleh PA/KPA. DIPA berlaku untuk 1 (satu)
tahun.

2. Hal yang serdik ketahui dengan uraian singkat tentang :


a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
adalah rencana keuangan pemerintah yang disusun untuk
suatu periode tertentu, biasanya setahun. APBN mencakup
perkiraan pendapatan yang akan diterima oleh pemerintah
dari berbagai sumber, seperti pajak dan penerimaan
lainnya, serta rencana pengeluaran untuk berbagai
program dan kegiatan, termasuk belanja pemerintah,
subsidi, dan pembayaran utang.

b. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);


Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah
dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran. DIPA
BA K/L terdiri atas DIPA Induk dan DIPA Petikan.
DIPA Induk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan akumilasi dari DIPA per Satker yang
disusun oleh PA menurut Unit Eselon I Kementerian
Negara / Lembaga
DIPA Petikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan DIPA per Satker yang dicetak secara
otomatis melalui sistem. DIPA Petikan digunakan sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan Satker dan pencairan dana /
pengesahan bagi Bendahara Umum Negara / Kuasa
Bendahara Umum Negara dan merupakan kesatuan yang
tidak terpisahkan dari DIPA Induk.

6
c. Pengguna Anggaran (PA);
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA
adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian Negara / Lembaga.

d. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);


Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat
yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan
sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan
anggaran pada Kementerian Negara / Lembaga yang
bersangkutan.

e. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);


Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara.

f. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar


(PPSPM);
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
yang selanjutnya disebut PPSPM adalah pejabat yang
diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan
pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan
perintah pembayaran.

g. Bendahara Pengeluaran Satker (Bensatker);


Bendahara Satuan Kerja (Bensatker) adalah pejabat
yang diberi tugas untuk dan atas nama Negara
melaksanakan pengurusan administrasi keuangan Negara
di lingkungan satuan kerjanya dengan menerima,
menyimpan, membayarkan/menyerahkan uang atau surat
berharga atau barang barang Negara.
7
II. SOAL ESSAY.
1. Proses mekanisme pencairan anggaran DIPA Satker di
lingkungan Polri sesuai ketentuan dibidang Keuangan
Negara.
Proses mekanisme pencairan anggaran DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) di lingkungan Polri mengikuti ketentuan
yang berlaku dalam sistem keuangan negara Indonesia. Berikut
adalah langkah-langkah umum dalam proses pencairan
anggaran DIPA Satker di lingkungan Polri:

a. Perencanaan Anggaran:
1) Setiap satuan kerja (Satker) di lingkungan Polri
merencanakan kebutuhan anggaran untuk
melaksanakan tugas dan program-programnya.
2) Anggaran yang direncanakan harus sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku serta
mendukung pencapaian tujuan organisasi.

b. Penyusunan DIPA:
1) Berdasarkan rencana anggaran dari masing-masing
Satker, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
membantu penyusunan DIPA yang akan diajukan
kepada Kementerian Keuangan.
2) DIPA adalah dokumen yang berisi alokasi anggaran
yang akan diberikan kepada Satker untuk
pelaksanaan kegiatan-kegiatan tertentu dalam satu
tahun anggaran.

c. Persetujuan DIPA:
1) Setelah penyusunan DIPA, DIPA tersebut diajukan
kepada Kementerian Keuangan untuk mendapatkan
persetujuan.

8
2) Kementerian Keuangan akan mengevaluasi DIPA
yang diajukan untuk memastikan ketaatan terhadap
peraturan dan ketentuan keuangan negara.

d. Pengesahan DIPA:
Setelah persetujuan dari Kementerian Keuangan,
DIPA dianggap sah dan sah diakui oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).

e. Pencairan Anggaran:
1) Setelah DIPA disahkan, Satker di lingkungan Polri
dapat mengajukan permohonan pencairan anggaran
kepada instansi perbendaharaan negara yang
bertanggung jawab.
2) Permohonan pencairan anggaran ini harus disertai
dengan dokumen-dokumen pendukung yang
memadai, seperti rencana kerja, jadwal pelaksanaan,
dan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

f. Pelaksanaan Kegiatan:
Setelah pencairan anggaran, Satker dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan
sesuai dengan DIPA yang disetujui.

g. Pelaporan dan Pertanggungjawaban:


1) Selama pelaksanaan kegiatan, Satker harus
melakukan pemantauan dan pelaporan berkala terkait
penggunaan anggaran.
2) Satker juga harus menyusun laporan
pertanggungjawaban yang akan diaudit oleh BPK
sebagai bagian dari pengawasan keuangan negara.

Proses pencairan anggaran DIPA Satker di lingkungan


Polri sangat mengedepankan prinsip-prinsip akuntabilitas,
transparansi, dan kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan
9
yang berlaku dalam sistem keuangan negara Indonesia. Seluruh
proses ini memiliki landasan hukum yang kuat dan harus
dilaksanakan dengan seksama untuk memastikan penggunaan
anggaran yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan dan
program yang telah direncanakan.

2. Langkah-langkah Kasatker selaku KPA dalam percepatan


penyerapan anggaran DIPA Satker Polri.
Kasatker (Kepala Satuan Kerja) yang bertugas sebagai
KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) dalam percepatan
penyerapan anggaran DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran) Satker Polri memiliki peran penting dalam
memastikan dana anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan
Satker tersebut digunakan secara efisien dan efektif. Berikut ini
adalah beberapa langkah-langkah yang bisa diambil oleh
Kasatker sebagai KPA dalam percepatan penyerapan anggaran
DIPA Satker Polri:

a. Pemahaman Terhadap DIPA:


KPA harus memahami dengan baik isi DIPA Satker
Polri, termasuk alokasi anggaran untuk masing-masing
kegiatan dan program serta memahami peraturan dan
pedoman terkait penggunaan anggaran, seperti Peraturan
Menteri Keuangan, Peraturan Presiden, dan regulasi terkait
lainnya.

b. Penyusunan Rencana Kerja:


KPA perlu merencanakan kegiatan dan program yang
akan dilaksanakan dengan memperhatikan alokasi
anggaran yang telah diberikan serta rencana kerja harus
sesuai dengan prioritas dan target yang telah ditetapkan
oleh Satker Polri.

10
c. Pengawasan dan Monitoring:
KPA harus melakukan pengawasan secara berkala
terhadap pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran
serta menerapkan sistem pelaporan rutin agar bisa
mengidentifikasi potensi permasalahan atau hambatan
dalam penyerapan anggaran.

d. Koordinasi dengan Pihak Terkait:


KPA harus berkoordinasi dengan berbagai pihak
terkait, seperti pejabat pengadaan, bendahara, dan unit
kerja lainnya untuk memastikan kelancaran pelaksanaan
kegiatan.

e. Pemenuhan Dokumen dan Administrasi:


Pastikan semua dokumen yang berkaitan dengan
penggunaan anggaran, seperti SPJ (Surat
Pertanggungjawaban), SPPD (Surat Perintah Perjalanan
Dinas), dan dokumen lainnya, lengkap dan akurat.

f. Pengadaan Barang/Jasa:
Proses pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan
aturan dan prosedur yang berlaku, seperti e-procurement
jika ada serta pastikan bahwa pengadaan dilakukan
dengan transparan dan memenuhi persyaratan hukum.

g. Pengendalian Pengeluaran:
KPA harus memastikan pengeluaran sesuai dengan
anggaran yang telah dialokasikan dan sesuai dengan
kebutuhan yang telah direncanakan.

h. Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban:


KPA harus menyusun laporan pertanggungjawaban
atas penggunaan anggaran DIPA sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

11
i. Evaluasi Kinerja:
Setelah penyerapan anggaran selesai, KPA perlu
melakukan evaluasi kinerja untuk menilai pencapaian
target dan efektivitas penggunaan anggaran.

j. Komunikasi dengan Pihak Terkait:


KPA perlu berkomunikasi secara rutin dengan pihak-
pihak terkait, termasuk pihak pengawas, untuk memastikan
bahwa penyerapan anggaran berjalan dengan baik dan
sesuai dengan ketentuan.

Penting untuk diingat bahwa tindakan KPA harus selalu


mengikuti aturan dan regulasi yang berlaku. Dalam menjalankan
tugasnya, KPA juga dapat memanfaatkan sistem informasi dan
teknologi yang ada untuk mempermudah pengelolaan anggaran
dan pelaporan.

3. Aspek-aspek beserta indikatornya dalam pengukuran


Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) pada
pelaksanaan anggaran DIPA Satker Polri.
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) adalah alat
untuk mengukur sejauh mana efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas dalam penggunaan anggaran suatu instansi atau
organisasi, termasuk Satuan Kerja (Satker) Polri. Aspek-aspek
yang perlu diperhatikan dalam pengukuran IKPA beserta
indikatornya meliputi:

a. Efisiensi Anggaran:
1) Tingkat penggunaan anggaran: Persentase dari
anggaran yang telah digunakan dalam periode
tertentu.
2) Perbandingan penggunaan anggaran dengan target
atau rencana awal.

12
b. Efektivitas Program:
1) Capaian tujuan program/proyek: Menilai sejauh mana
program/proyek telah mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
2) Output/hasil: Mengukur jumlah atau kualitas produk
atau layanan yang dihasilkan dari anggaran yang
digunakan.

c. Akuntabilitas dan Transparansi:


1) Kepatuhan terhadap aturan dan regulasi: Menilai
sejauh mana penggunaan anggaran sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2) Pelaporan keuangan: Memastikan bahwa laporan
keuangan disusun secara akurat dan tepat waktu.
3) Evaluasi Kinerja: Evaluasi independen terhadap
kinerja penggunaan anggaran.

d. Pengelolaan Risiko:
Identifikasi dan penanganan risiko: Menilai apakah
risiko dalam penggunaan anggaran telah diidentifikasi dan
dikelola dengan baik.

e. Kualitas Layanan:
Kepuasan pemangku kepentingan: Melakukan survei
atau penilaian dari pihak-pihak yang menerima layanan
atau produk dari penggunaan anggaran.

f. Keberlanjutan:
Pengaruh jangka panjang: Menilai dampak
penggunaan anggaran pada keberlanjutan kegiatan atau
program jangka panjang.

13
4. Perbedaan Belanja Barang dengan Belanja Modal.
Belanja Barang dan Belanja Modal adalah dua jenis
belanja yang berbeda dalam konteks pengelolaan anggaran di
lingkungan instansi pemerintahan seperti Satuan Kerja (Satker)
di lingkungan Polri. Berikut adalah penjelasan tentang
perbedaan antara keduanya:

a. Belanja Barang (kode akun 52).


Belanja Barang merujuk pada pengeluaran anggaran
yang digunakan untuk membeli barang-barang fisik atau
inventaris yang dapat digunakan dalam operasional sehari-
hari Satker, seperti peralatan kantor, kendaraan, peralatan
komputer, furnitur, atau perlengkapan lainnya.
- Tujuan. Belanja Barang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan peralatan yang diperlukan dalam
menjalankan aktivitas operasional Satker.
- Contoh. Pembelian komputer, mobil dinas, printer,
meja, dan kursi.

b. Belanja Modal (kode akun 53).


Belanja Modal merujuk pada pengeluaran anggaran
yang digunakan untuk investasi jangka panjang dalam
aset-aset atau proyek-proyek yang memiliki nilai ekonomis
dan manfaat yang berkelanjutan. Ini dapat mencakup
pembangunan gedung, pembelian tanah, pembangunan
infrastruktur, atau proyek-proyek besar lainnya.
- Tujuan. Belanja Modal bertujuan untuk meningkatkan
atau memperluas kapasitas dan efisiensi Satker
dalam jangka panjang.
- Contoh. Pembangunan kantor baru, perluasan
fasilitas, pembelian tanah untuk pengembangan masa
depan.

14
Dalam konteks pengelolaan anggaran Satker di lingkungan
Polri, Belanja Pegawai (kode akun 51) biasanya digunakan
untuk pembayaran gaji dan tunjangan pegawai. Setiap jenis
belanja ini memiliki peran dan tujuan yang berbeda dalam
menjalankan aktivitas operasional Satker.
Dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran), alokasi
anggaran untuk Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja
Pegawai dipisahkan dengan kode akun yang berbeda untuk
memudahkan dalam pelaporan keuangan dan pengelolaan
anggaran. Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang
digunakan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) untuk memastikan ketaatan terhadap prinsip akuntansi
pemerintahan yang berlaku. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
dalam hal ini Kasatker, bertanggung jawab untuk memastikan
penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan untuk mendukung kegiatan operasional Satker sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

5. Sistem pengawasan anggaran DIPA Satker Polri.


Sistem pengawasan anggaran DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) di Satuan Kerja (Satker) Polri sangat
penting untuk memastikan bahwa anggaran yang diberikan telah
digunakan secara efisien, sesuai dengan rencana, dan tidak
terjadi penyimpangan atau kebocoran dalam penggunaan uang
negara. Untuk meningkatkan penyerapan anggaran DIPA pada
Satker Polri, perlu dilakukan beberapa langkah, termasuk
perencanaan penarikan dana/kas yang baik berdasarkan jadwal
kegiatan Satker yang telah ditetapkan. Berikut penjelasan
mengenai sistem pengawasan anggaran DIPA Satker Polri:

a. Perencanaan Anggaran. Langkah awal dalam sistem


pengawasan adalah perencanaan anggaran yang matang.
Setiap Satker Polri harus memiliki rencana anggaran yang

15
jelas dan sesuai dengan prioritas tugas dan tujuan yang
telah ditetapkan. Rencana ini harus mencakup estimasi
biaya untuk kegiatan yang akan dilaksanakan.

b. Penetapan Jadwal Kegiatan. Setelah rencana anggaran


dibuat, Satker Polri harus menetapkan jadwal kegiatan
yang terperinci. Ini mencakup waktu pelaksanaan setiap
kegiatan, alokasi anggaran untuk masing-masing kegiatan,
dan sumber daya yang diperlukan.

c. Penarikan Dana. Dalam rangka menghindari penumpukan


tagihan pada akhir tahun anggaran, perencanaan
penarikan dana/kas yang baik sangat penting. Dana harus
dialokasikan sesuai dengan jadwal kegiatan, sehingga
dana yang diperlukan tersedia pada saat dibutuhkan. Ini
memerlukan pemantauan yang cermat terhadap aliran kas
dan pengeluaran.

d. Pengawasan dan Pelaporan. Satker Polri harus memiliki


mekanisme pengawasan yang efektif. Ini termasuk
pemeriksaan rutin terhadap penggunaan anggaran,
pengecekan apakah pengeluaran sesuai dengan rencana,
dan pelaporan secara berkala kepada pihak yang
berwenang.

e. Transparansi dan Akuntabilitas. Penting untuk menjalankan


sistem pengawasan yang transparan dan terbuka. Ini
berarti bahwa semua informasi terkait anggaran harus
tersedia untuk publik atau pihak yang berwenang, termasuk
laporan keuangan, dokumen anggaran, dan dokumen
perencanaan.

f. Audit Internal dan Eksternal. Audit internal dan eksternal


merupakan bagian penting dari sistem pengawasan. Audit
internal dilakukan oleh unit internal dalam Satker Polri,
16
sementara audit eksternal dilakukan oleh pihak
independen. Hasil audit ini dapat mengidentifikasi masalah
atau penyimpangan yang perlu segera diatasi.

g. Pengendalian dan Tindakan Korektif. Setiap penyimpangan


atau kebocoran yang teridentifikasi dalam sistem
pengawasan harus segera ditindaklanjuti. Ini bisa
mencakup perbaikan proses internal, pemecatan pegawai
yang terlibat dalam penyimpangan, atau tindakan hukum
jika ditemukan tindakan ilegal.

h. Pendidikan dan Pelatihan. Penting untuk melibatkan semua


pihak yang terlibat dalam pengelolaan anggaran dalam
pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
pengawasan anggaran, etika keuangan, dan tata kelola
yang baik.

Dengan menjalankan sistem pengawasan yang kuat dan


transparan, Satker Polri dapat memastikan bahwa anggaran
DIPA digunakan dengan efisien dan sesuai dengan rencana
serta tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini juga dapat
mengurangi risiko terjadinya penumpukan tagihan pada akhir
tahun anggaran dan mencegah penyimpangan atau kebocoran
dalam penggunaan uang negara.

Lembang, 14 September 2023


Penulis

CATUR BUDIYANTO
NO. SERDIK : 202407003022
POKJAR : IV (EMPAT)

17

Anda mungkin juga menyukai