SESPI
MMA
LAPGAS
MATA PELAJARAN : MANAJEMEN KEUANGAN
DOSEN PENGAJAR :
- RUDI WIDODO
- KOMBES POL. RUDI PURWIYANTO, S.I.K., M.Hum.
PENUGASAN PERORANGAN
MATA PELAJARAN MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN POLRI
PASIS SESPIMMA POLRI ANGKATAN KE-70 T.A. 2023
OLEH :
1
PENUGASAN PERORANGAN
MATA PELAJARAN MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN POLRI
PASIS SESPIMMA POLRI ANGKATAN KE-70 T.A. 2023
2
kode akun 51, Belanja Barang kode akun 52 dan Belanja Modal kode
akun 53 yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses
pencairan anggaran dan penyusunan pelaporan keuangan Satker
dengan menggunakan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
beradasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), berkaitan
dengan hal tersebut coba saudara jelaskan bagaimakah perbedaan
Belanja Barang dengan Belanja Modal.
JAWABAN :
I. SOAL URAIAN SINGKAT.
1. Hal yang serdik ketahui dengan uraian singkat tentang :
a. Prinsip dasar dalam pengelolaan APBN/DIPA;
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) adalah dua aspek penting dalam manajemen
keuangan pemerintah Indonesia. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang prinsip dasar dalam pengelolaan APBN
dan DIPA:
2) Ketepatan Waktu.
a) APBN: Anggaran harus disusun dan disahkan
oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan untuk
memastikan kelancaran pengelolaan keuangan
negara.
b) DIPA: DIPA harus disusun sebelum tahun
anggaran dimulai dan harus disetujui sesuai
dengan ketentuan yang berlaku untuk
memungkinkan pelaksanaan program dan
proyek yang direncanakan.
3) Keterukuran.
a) APBN: Anggaran harus direncanakan dengan
mempertimbangkan pendapatan yang tersedia
serta prioritas pengeluaran yang sesuai dengan
program pemerintah.
b) DIPA: Dalam penyusunan DIPA, setiap satuan
kerja harus memastikan bahwa alokasi
anggaran sesuai dengan rencana kerja yang
telah ditetapkan.
4
digunakan dengan efisien dan program yang
dijalankan mencapai hasil yang diinginkan.
5
2) DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang
disusun oleh PA/KPA. DIPA berlaku untuk 1 (satu)
tahun.
6
c. Pengguna Anggaran (PA);
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA
adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian Negara / Lembaga.
a. Perencanaan Anggaran:
1) Setiap satuan kerja (Satker) di lingkungan Polri
merencanakan kebutuhan anggaran untuk
melaksanakan tugas dan program-programnya.
2) Anggaran yang direncanakan harus sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku serta
mendukung pencapaian tujuan organisasi.
b. Penyusunan DIPA:
1) Berdasarkan rencana anggaran dari masing-masing
Satker, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
membantu penyusunan DIPA yang akan diajukan
kepada Kementerian Keuangan.
2) DIPA adalah dokumen yang berisi alokasi anggaran
yang akan diberikan kepada Satker untuk
pelaksanaan kegiatan-kegiatan tertentu dalam satu
tahun anggaran.
c. Persetujuan DIPA:
1) Setelah penyusunan DIPA, DIPA tersebut diajukan
kepada Kementerian Keuangan untuk mendapatkan
persetujuan.
8
2) Kementerian Keuangan akan mengevaluasi DIPA
yang diajukan untuk memastikan ketaatan terhadap
peraturan dan ketentuan keuangan negara.
d. Pengesahan DIPA:
Setelah persetujuan dari Kementerian Keuangan,
DIPA dianggap sah dan sah diakui oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
e. Pencairan Anggaran:
1) Setelah DIPA disahkan, Satker di lingkungan Polri
dapat mengajukan permohonan pencairan anggaran
kepada instansi perbendaharaan negara yang
bertanggung jawab.
2) Permohonan pencairan anggaran ini harus disertai
dengan dokumen-dokumen pendukung yang
memadai, seperti rencana kerja, jadwal pelaksanaan,
dan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
f. Pelaksanaan Kegiatan:
Setelah pencairan anggaran, Satker dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan
sesuai dengan DIPA yang disetujui.
10
c. Pengawasan dan Monitoring:
KPA harus melakukan pengawasan secara berkala
terhadap pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran
serta menerapkan sistem pelaporan rutin agar bisa
mengidentifikasi potensi permasalahan atau hambatan
dalam penyerapan anggaran.
f. Pengadaan Barang/Jasa:
Proses pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan
aturan dan prosedur yang berlaku, seperti e-procurement
jika ada serta pastikan bahwa pengadaan dilakukan
dengan transparan dan memenuhi persyaratan hukum.
g. Pengendalian Pengeluaran:
KPA harus memastikan pengeluaran sesuai dengan
anggaran yang telah dialokasikan dan sesuai dengan
kebutuhan yang telah direncanakan.
11
i. Evaluasi Kinerja:
Setelah penyerapan anggaran selesai, KPA perlu
melakukan evaluasi kinerja untuk menilai pencapaian
target dan efektivitas penggunaan anggaran.
a. Efisiensi Anggaran:
1) Tingkat penggunaan anggaran: Persentase dari
anggaran yang telah digunakan dalam periode
tertentu.
2) Perbandingan penggunaan anggaran dengan target
atau rencana awal.
12
b. Efektivitas Program:
1) Capaian tujuan program/proyek: Menilai sejauh mana
program/proyek telah mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
2) Output/hasil: Mengukur jumlah atau kualitas produk
atau layanan yang dihasilkan dari anggaran yang
digunakan.
d. Pengelolaan Risiko:
Identifikasi dan penanganan risiko: Menilai apakah
risiko dalam penggunaan anggaran telah diidentifikasi dan
dikelola dengan baik.
e. Kualitas Layanan:
Kepuasan pemangku kepentingan: Melakukan survei
atau penilaian dari pihak-pihak yang menerima layanan
atau produk dari penggunaan anggaran.
f. Keberlanjutan:
Pengaruh jangka panjang: Menilai dampak
penggunaan anggaran pada keberlanjutan kegiatan atau
program jangka panjang.
13
4. Perbedaan Belanja Barang dengan Belanja Modal.
Belanja Barang dan Belanja Modal adalah dua jenis
belanja yang berbeda dalam konteks pengelolaan anggaran di
lingkungan instansi pemerintahan seperti Satuan Kerja (Satker)
di lingkungan Polri. Berikut adalah penjelasan tentang
perbedaan antara keduanya:
14
Dalam konteks pengelolaan anggaran Satker di lingkungan
Polri, Belanja Pegawai (kode akun 51) biasanya digunakan
untuk pembayaran gaji dan tunjangan pegawai. Setiap jenis
belanja ini memiliki peran dan tujuan yang berbeda dalam
menjalankan aktivitas operasional Satker.
Dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran), alokasi
anggaran untuk Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja
Pegawai dipisahkan dengan kode akun yang berbeda untuk
memudahkan dalam pelaporan keuangan dan pengelolaan
anggaran. Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang
digunakan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) untuk memastikan ketaatan terhadap prinsip akuntansi
pemerintahan yang berlaku. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
dalam hal ini Kasatker, bertanggung jawab untuk memastikan
penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan untuk mendukung kegiatan operasional Satker sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
15
jelas dan sesuai dengan prioritas tugas dan tujuan yang
telah ditetapkan. Rencana ini harus mencakup estimasi
biaya untuk kegiatan yang akan dilaksanakan.
CATUR BUDIYANTO
NO. SERDIK : 202407003022
POKJAR : IV (EMPAT)
17