TOPIK :
JUDUL :
OLEH :
NAMA : .............................
NO.SERDIK : ...........................
POKJAR : .............................
PERNYATAAN
.........................................
NO.SERDIK : .........................
2
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DAN HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN HASIL TULISAN SENDIRI DAN KEASLIAN
DAFTAR ISI.........................................................................................
............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................
...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................
..........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................
.............................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN........................................................................
.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang------------------------------------------------ 1
B. Rumusan Masalah-------------------------------------------- 3
1. Permasalahan-------------------------------------------- 3
2. Pokok-Pokok Persoalan------------------------------- 3
C. Ruang Lingkup------------------------------------------------ 4
i Pembahasan ------------------
1. Kondisi Faktual dan 15
a) Kondisi Faktual anggota Batalyon A pelopor
Satbrimob Polda Maluku dalam
menanamkan nilai-nilai kejujuran ------------- 15
b) Kondisi Faktual anggota Batalyon A pelopor
Satbrimob Polda Maluku dalam
menanamkan nilai-nilai kedisiplinan---------- 17
c) Kondisi Faktual anggota Batalyon A pelopor
Satbrimob Polda Maluku dalam
menanamkan nilai-nilai tanggung jawab
dalam memperkuat karakter kebangsaan- - - 18
B. Implementasi Strategi---------------------------------------- 30
1. Jangka Pendek ------------------------------------------ 30
2. Jangka Sedang ------------------------------------------ 34
3. Jangka Panjang------------------------------------------ 37
4
BAB V PENUTUP
A. Simpulan-------------------------------------------------------- 45
B. Rekomendasi ------------------------------------------------- 46
DAFTAR PUSTAKA
ALUR PIKIR
POLA PIKIR
HASIL OHA-ES
ANALISIS SWOT
TABEL PENGHITUNGAN AHP (EFAS, IFAS)
TABEL PROSES MANAJEMEN RISIKO
5
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
1
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
1
TOPIK :
JUDUL :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai unsur terpenting dalam organisasi Polri, maka
keberadaan sumber daya manusia (SDM) Polri baik dari aspek
kuantitas maupun kualitasnya akan sangat berpengaruh bagi
efektifitas pencapaian tujuan organisasi Polri, dimana salah satunya
adalah untuk mewujudkan kepercayaan masyarakat. Maka Polri,
dituntut untuk mampu melakukan berbagai upaya dalam membentuk
dan membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) Polri yang
profesional sebagai landasan dalam memberikan pelayanan yang
prima kepada masyarakat meliputi sikap perilaku dan pengetahuan
secara efektif dan efisien, serta berwawasan luas, sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
Untuk dapat mendorong terwujudnya kepercayaan masyarakat,
maka Polri hendaknya mampu memperkuat perannya selaku
pengayom masyarakat yang berkarakter Pancasila, dimana
keberhasilan Polri dalam menjalankan peran tersebut dapat dilihat
dari kemampuan Polri sebagai contoh dan teladan, sebagai fasilitator
dalam menyatukan keragaman masyarakat, menjadi inspirator bagi
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Permasalahan
Melihat dari latar belakang permasalahan di atas, maka
dengan penanaman nilai-nilai antikorupsi, untuk itu sebagai
pokok permasalahan dari Naskah Karya Perorangan (NKP) ini
3
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan Naskah Karya
Perorangan (NKP) ini, dibatasi pada upaya optimalisasi penanaman
nilai persatuan guna memantapkan kinerja Polres Depok dalam rangka
terwujudnya polri yang profesional, ditinjau dari aspek kemampuan
personel, pembinaan mental rohani serta metode diterapkan dalam
pembinaan nilai persatuan pada pelaksanaan tugas. Pembahasan
dibatasi pada pembinaan nilai persatuan guna memantapkan kinerja
di Polres Depok dalam rangka terwujudnya Polri yang profesional ,
pada tahun 2022 sd. Juli 2023
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Umum
Penguatan karakter kebangsaan dalam optimalisasi
pembinaan nilai persatuan guna memantapkan kinerja polri
memiliki signifikansi yang tinggi dalam menjaga integritas, etika,
dan profesionalisme aparat kepolisian. Penguatan karakter
kebangsaan terhadap optimalisasi penanaman nilai – nilai
persatuan guna memantapkan kinerja polri sangat berperan
penting dalam menjaga kehormatan dan citra bangsa. optimalisasi
pembinaan nilai – nilai persatuan guna memantapkan kinerja polri
yang transparan, adil, dan beretika akan memperkuat integritas
institusi kepolisian serta menghindari tindakan yang dapat
merusak nama baik bangsa. Selain daripada itu penguatan
karakter kebangsaan terhadap optimalisasi pembinaan nilai – nilai
persatuan guna memantapkan kinerja polri juga akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian,
masyarakat akan merasa lebih percaya dan memiliki keyakinan
bahwa optimalisasi pembinaan nilai – nilai persatuan guna
memantapkan kinerja polri dilakukan secara adil, transparan, dan
sesuai dengan hukum. Hal
B. Kajian Teori.
1. Grand Teori
Grand Theory ini digunakan untuk menganalisis permasalahan
untuk menentukan kriteria terkait dengan optimalisasi
5
a) Konsep Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan
melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga
terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang
penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
behavior. Menurut (Notoatmodjo, 2014) pengetahuan atau
knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objekmelalui pancaindra yang
dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan terhadap
objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
perabaan. Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan
pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas perhatiandan
persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang sebagian
besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra
penglihatan.
b) Konsep Keterampilan
Menurut Gordon (1994) keterampilan adalah sebuah
kemampuan seseorang dalam mengoperasikan pekerjaan itu
secara lebih mudah serta tepat. Pendapat tentang keterampilan
8
c) Konsep Sikap
Sikap menurut Soetarno, sikap merupakan pandangan
maupun perassaan yang mana disertai dengan kecenderungan
untuk bisa bertindak pada objek tertentu. Sikap senantiasi
diarahkan pada benda, orang, pandangan, peristiwa, norma,
lembaga, dan lainnya.
2. Analisa Data
Teknik analisa data yang dipergunakan adalah teknik
deduktif. Teknik deduktif yaitu berangkat dari teori yang
kemudian dibuktikan atau diterapkan dengan pencarian fakta.
Dengan pendekatan ini dimaksudkan untuk mempermudah
memahami pemaknaan data yang didapatkan dari penelitian.
3. Metode penelitian
Penelitian yang dituangkan pada penulisan Naskah Karya
Peorangan (NKP) ini menggunakan jenis kualitatif dan memiliki
sifat penelitian deskriptif, artinya penelitian yang
menggambarkan obyek tertentu dan menjelaskan hal-hal yang
terkait dengan atau melukiskan secara sistematis fakta-fakta
atau karakteristik populasi tertentu dalam bidang tertentu secara
faktual dan cermat.
11
D. Kerangka Berpikir
TEORI PEMBINAAN Digunakan untuk mengukur pengaruh pembinaan nilai persatuan yang dipandang sebagai variabel
dependent terhadap memantapkan kinerja personel Polres Depok yang dipandang sebagai variabel
NILAI PERSATUAN
independent. Dengan pandangan ini dilakukan pengukuran pengaruh dan pengujian hipotesis.
PEMANTAPAN HIPOTESA :
KINERJA
ASUMSI PEMBINAAN NILAI PERSONEL Jika pembinaan nilai persatuan blm
PERSATUAN POLRES DEPOK optimal, maka terhadap pemantapan
kinerja personel Polres Depok blm
mantap
Jika pembinaan nilai persatuan optimal,
maka kinerja personel Polres Depok dpt
FENOMENA HIPOTESA : dimantapkan
Catatan :
Struktur kerangka berpikir tersebut merupakan kerangka standar tidak mutlak
12
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum.
Peran dan tugas pokok Polri dalam implementasi nilai-nilai
Pancasila guna pembentukan karakter bangsa salah satunya di terapkan
melalui perkuatan sektor keamanan dan ketertiban masyarakat berbasis
Pancasila dalam wujud mencerdaskan kehidupan masyarakat sadar hukum
sebagai suasana lingkungan pembentukan karakter bangsa.
Keberhasilannya bertumpu pada terwujudnya peran Polri sebagai contoh
teladan, fasilitator, dan inspirator bagi masyarakat sehingga masyarakat
dapat menempatkan dirinya sebagai partner berpikir dalam memecahkan
masalah kamtibmas serta membangun moral karakter kebangsaan. Untuk
menjalankan perannya, Polres Depok dalam membentuk karakter
bangsa berbasis Pancasila, maka dalam pelaksanaan tugasnya perlu
menekankan pada pendekatan yang menghargai realitas terkait
pluralitas budaya, keragaman sosial budaya dan agama. Adapun
indikator keberhasilannya bertumpu pada terwujudnya peran Polri
sebagai contoh teladan, fasilitator, dan inspirator bagi masyarakat
sehingga masyarakat dapat menempatkan dirinya sebagai partner
berpikir dalam memecahkan masalah (Problem Solving) kamtibmas
serta membangun moral karakter kebangsaan. Selain itu,
keberhasilan dalam menerapkan nilai keadilan sosial pada
pelaksanaan tugas pokok Polri, tidak hanya ditentukan dari
kemampuan teknis kepolisian semata namun ditentukan juga oleh
bagaimana tindakan-tindakan tersebut dapat dilandasi oleh Etika
Kemasyarakatan khususnya dalam bidang pelayanan.
9
13
Tabel 3-1
Data pelanggaran disiplin Personel Polres Depok
tahun 2020 s/d 2022
NO PELANGGARAN DISIPLIN JUMLAH
1. Hukuman Disiplin 15
2. Gar Gaktibplin 8
3. Gar Pidana -
TOTAL 23
Sumber : Siepropam Polres Depok , tahun 2022
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kondisi personil Polres
Depok saat ini belum mampu menjadi teladan, fasilitator, dan
inspirator bagi masyarakat seperti yang diharapkan.
B. Deskripsi Fakta.
Terkait dengan kurang optimalnya pembinaan nilai persatuan
guna memantapkan kinerja Polres Depok Dalam Terwujudnya Polri
yang profesional, maka sebagai permasalahan dapat diuraikan
sebagai berikut :
Tabel 3-2
Data Kegiatan Pembinaan Mental Rohani
Di Polres Depok
NO KEGIATAN PELAKSANAAN KET
1 Pengajian Rutin 4 kali dlm sebulan Di Polres
2 Kultum Ba’da Dhuhur 2 kali dlm sebulan Di Polres
3 Ibadah umat Katolik 2 kali dlm sebulan
4 Arahan Kapolres 1 kali dlm Di Polres
Kuantan Singgi pada seminggu
Apel
5 Program Pelatihan 1 kali dlm setahun Di Polda
NAC/ESQ
Sumber Data : Bag SDM Polres Depok, Th. 2022
C. Implikasi.
1. Apabila pembinaan nilai persatuan yang ditinjau dari aspek
kemampuan personel, pembinaan mental rohani dan metode
yang diterapkan dalam pembinaan nilai persatuan belum
dilaksanakan dengan baik, maka akan menghambat upaya
dalam memantapkan kinerja Polres Depok.
a. Belum optimalnya pembinaan nilai persatuan pada
pelaksanaan tugas, sehingga berpengaruh terhadap
anggota tidak dapat menjadi contoh teladan, fasilitator, dan
inspirator bagi masyarakat.
b. Belum optimalnya pembinaan nilai persatuan pada
pelaksanaan tugas, sehingga berpengaruh terhadap
kurang terdukungnya kinerja kesatuan.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
A. Analisis Strategi
Sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan strategi
pemecahan masalah terhadap pokok-pokok persoalan yang terdapat
pada Naskah Karya Perorangan (NKP) ini, maka faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Lingkungan Strategis.
1) Nasional
Nilai dasar Pancasila terdiri dari nilai material,
vital, kebenaran, estetis, etis religius yang
memperkokoh pandangan bangsa dalam bernegara.
Pancasila pada hakekatnya bersumber pada nilai-nilai
adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai-nilai
religius yang hidup berkembang dalam masyarakat
Indonesia. Sumber material Falsafah yang berasal
dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri,
memperkokoh kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila
berakar dari pandangan hidup dan budaya bangsa
dan bukan mengangkat atau mengadopsi ideologi dari
bangsa lain yang pada gilirannya akan menghasilkan
bangsa yang cinta akan tanah air yang lahir dari jiwa
bangsa Indonesia sendiri.
2) Lokal
Pelaksanaan atau pengamalan nilai-nilai
persatuan yang dilaksanakan dalam suatu kegiatan
20
b. Faktor Internal.
1) Kekuatan
a) Adanya arahan dan kebijakan pimpinan Polri
untuk meningkatkan kerjasama dengan berbagai
pihak dalam rangka menanggulangi berbagai
ancaman terhadap stabilitas kamtibmas guna
menjaga keutuhan NKRI.
b) Adanya strategi kebijakan Polmas yang dapat
diberdayakan oleh anggota Polres Depok untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
memelihara situasi kamtibmas.
c) Adanya peningkatan profesionalisme anggota
Polres Depok guna meningkatkan kemampuan
anggota dalam pelaksanaan tugas dan mampu
mengamalkan nilai persatuan
d) Adanya penerapan pemberian reward &
punishment kepada anggota Polres Depok
e) Adanya penerapan Kode Etik Profesi Polri
sebagai kristalisasi nilai-nilai Tribrata dan Catur
Prasetya yang dilandasi dan dijiwai oleh
Pancasila.
21
2) Kelemahan
a) Kurangnya kemampuan anggota Polres Depok
dalam mengamalkan nilai persatuan.
b) Kurangnya metode pengamalan nilai persatuan
pada pelaksanaan tugas guna membangun
partisipasi masyarakat belum terlaksana dengan
optimal.
c) Belum adanya suatu kegiatan atau program
khusus yang dilakukan Polres Depok yang
bertujuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai
Pancasila kepada seluruh anggota.
d) Kurangya kegiatan-kegiatan kepolisian yang
diselenggarakan oleh Polres Depok i belum
sepenuhnya berorientasi pada penerapan nilai-
nilai Pancasila sehingga personel belum menjadi
contoh teladan, fasilitator, dan inspirator bagi
masyarakat sehingga masyarakat dapat
menempatkan dirinya sebagai partner berpikir
dalam memecahkan masalah kamtibmas.
e) Kurangnya pengawasan dan pengendalian dari
pimpinan terhadap pelaksanaan tugas anggota
Sat Resnarkoba guna membangun partisipasi
masyarakat.
c. Faktor Eksternal.
1) Peluang
a) Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan
bangsa Indonesia berisi nilai fundamental yang
menjadi semangat bernegara yang plural dan
demokratis.
b) Adanya peran media baik cetak maupun
elektronik yang dapat dimanfaatkan sebagai
22
2) Ancaman
a) Kurang terbangun pemahaman dan
implementasi nilai-nilai persatuan dalam
kehidupan masyarakat melalui pelaksanaan
tugas.
b) Kurang terjalinnya koordinasi dengan instansi
terkait dalam upaya meningkatkan pelayanan
prima Kepolisian.
c) Semakin lunturnya pemahaman dan
implementasi nilai-nilai persatuan dalam
kehidupan masyarakat sehingga tingkat
kewaspadaan masyarakat untuk menangkal dan
mencegah terhadap gangguan kamtibmas masih
relatif rendah.
d) Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi mempengaruhi peningkatan
kuantitas dan kualitas pergerakan kelompok
kejahatan di tengah-tengah masyarakat.
e) Masih rendahnya tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap Polri sehingga masyarakat
belum sepenuhnya dapat berpartisipasi
23
3. Kontribusi.
a. Apabila pembinaan nilai persatuan yang ditinjau dari aspek
kemampuan personel, pembinaan mental rohani dan
metode yang diterapkan dalam pembinaan nilai persatuan
sudah terlaksana secara maksimal, maka akan
berkontribusi dalam memantapkan kinerja Polres Depok.
a. Belum optimalnya pembinaan nilai persatuan pada
pelaksanaan tugas, sehingga berpengaruh terhadap
anggota tidak dapat menjadi contoh teladan,
fasilitator, dan inspirator bagi masyarakat.
b. Belum optimalnya pembinaan nilai persatuan pada
pelaksanaan tugas, sehingga berpengaruh terhadap
kurang terdukungnya kinerja kesatuan.
B. Manajemen Strategis.
Untuk mengoptimalkan pembinaan nilai persatuan guna
memantapkan kinerja di Polres Depok dalam terwujudnya Polri yang
profesional, maka perlu dilakukan langkah formulasi strategis yang
meliputi penghitungan terhadap faktor eksternal menggunakan
metode penghitungan Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS),
serta penghitungan terhadap faktor internal menggunakan metode
penghitungan Internal Factor Analysis Summary (IFAS), sehingga
akan didapatkan Analisis Posisi Organisasi. Adapun penjabaran dari
manajemen strategis adalah sebagai berikut :
1. Formulasi Strategi
a. Faktor Eksternal.
1) EFAS (Eksternal Factor Analisys Summary)
Merupakan kumpulan faktor-faktor lingkungan
eksternal organisasi yang mempengaruhi pengamalan
nilai persatuan guna memantapkan kinerja di Polres
Polres, yang mana setiap faktor-faktor tersebut
ditentukan nilai bobot dan rating-nya masing-masing,
kemudian dihitung dengan menggunakan aplikasi
Microsoft Excel sehingga menghasilkan nilai total
EFAS.
28
Tabel 4.1
Matrik EFAS (External Factor Analysis Summary)
ANCAMAN / THREATS
Kurang terbangun pemahaman dan
1 0,167 4,000 0,667
implementasi nilai-nilai Pancasila
Kurang terjalinnya koordinasi
2 0,125 3,000 0,375
dengan instansi terkait
Semakin lunturnya pemahaman dan
3 0,083 2,000 0,167
implementasi nilai-nilai persatuan
Perkembangan teknologi informasi dan
4 0,042 1,000 0,042
komunikasi
Masih rendahnya tingkat kepercayaan
5 0,083 2,000 0,167
masyarakat terhadap Polri
SUB JUMLAH 0,500 1,417
JUMLAH SELURUHNYA 1,000 5,111
b. Faktor Internal.
1) IFAS (Internal Factor Analisys Summary)
Merupakan kumpulan faktor-faktor lingkungan
internal organisasi yang mempengaruhi pengamalan
nilai persatuan guna memantapkan kinerja di Polres
Depok, yang mana setiap faktor-faktor tersebut
ditentukan nilai bobot dan rating-nya masing-masing,
kemudian dihitung dengan menggunakan aplikasi
Microsoft Excel sehingga menghasilkan nilai total
IFAS.
Tabel 4.3
Matrik IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
KELEMAHAN / WEAKNESS
Kurangnya kemampuan anggota
1 0,167 4,000 0,667
Sat Resnarkoba
Kurangnya metode pembinaan
2 0,125 3,000 0,375
nilai persatuan
Belum adanya suatu kegiatan atau
3 0,083 2,000 0,167
program khusus
Kurangya kegiatan-kegiatan
4 0,042 1,000 0,042
kepolisian
Kurangnya pengawasan dan
5 0,083 2,000 0,167
pengendalian dari pimpinan
SUB JUMLAH 0,500 1,417
JUMLAH SELURUHNYA 1,000 4,858
30
5,111 - 4,858
31
2. Implementasi Strategis
Implementasi strategi merupakan langkah yang bersifat
strategis, adaptif, visioner dan dapat di operasionalkan. Gagasan
implementasi strategi yang ditetapkan meliputi: alternatif strategi
yang telah di formulasikan sasaran strategi, program, kegiatan,
anggaran dan prosedur.
Tabel 4.5
Matrik SFAS (Strategy Factor Analisys Summary)
JANGKA
NO FAKTOR STRATEGY KUNCI BOBOT RATING SCORE
PENDEK PANJANG
MENENGAH
Mengoptimalkan
1 profesionalisme anggota Sat 0,117 7,000 0,817
Resnarkoba
Penerapan pemberian reward
2 & punishment kepada anggota 0,117 7,000 0,817
Sat Resnarkoba
Penerapan Kode Etik Profesi 0,133 8,000 1,067
3
Polri
Mengoptimalkan kemampuan 0,067 4,000 0,267
4
anggota Sat Resnarkoba
Mengoptimalkan metode 0,050 3,000 0,150
5
pengamalan nilai persatuan
Menjalin kerjasama dengan
6 instansi terkait dan 0,150 9,000 1,350
stakeholder
Menjalin pemberdayaan 0,117 7,000 0,817
7
potensi masyarakat
Penerapan nilai-nilai
8 persatuan guna memperkuat 0,133 8,000 1,067
nasionalisme
Membangun pemahaman dan
9 implementasi nilai-nilai 0,067 4,000 0,267
Pancasila
Menjalin koordinasi dengan 0,050 3,000 0,150
10
instansi terkait
TOTAL 1.000
d) Prosedur :
(1) Wakapolres berkoordinasi dengan Kabag
SDM untuk meningkatkan intensitas
kegiatan pelatihan dan pembinaan mental
di lingkungan Polres dengan menekankan
tujuan pada peningkatan kemampuan
dalam mengamalkan nilai Pancasila dalam
pelaksanaan tugas.
(2) Wakapolres mengusulkan kepada Kapolres
untuk pemberian reward and punishment
38
2. Penetapan Konteks
Langkah-langkah atau tahapan penetapan konteks dapat
digambarkan sebagai berikut :
a) Menentukan sasaran dan proses organisasi.
b) Membuat struktur Manajemen Risiko (MR)
c) Menyusun daftar pemangku kepentingan.
d) Menyusun daftar peraturan perundang-undangan yang
terkait.
e) Membuat kriteria risiko yang meliputi kriteria kemungkinan
serta kriteria dampak yang kemungkinan akan terjadi.
f) Membuat matriks analisis risiko dan level risiko guna
mengetahui tingkat kemungkinan resiko yang akan terjadi.
3. Identifikasi Risiko
Langkah-langkah atau tahapan identifikasi risiko dengan
menentukan kategori risiko antara lain :
a) Menetukan Risiko Kebijakan yang berkaitan dengan
perumusan dan penetapan kebijakan internal maupun
eksternal organisasi yang berdampak terhadap organisasi.
b) Menentukan Risiko Keuangan Negara dan Kekayaan
Negara yang berkaitan kondisi fiscal pemerintah.
c) Menentukan Risiko Kepatuhan yang berkaitan dengan
ketidakpatuhan organisasi atau pihak eksternal terhadap
peraturan perundang undangan atau ketentuan lain yang
berlaku.
d) Menentukan Risiko Legal yang berkaitan dengan tuntutan /
gugatan hukum kepada organisasi atau jabatan
e) Menentukan Risiko Fraud yang berkaitan dengan
perbuatan mengandung unsur kesengajaan, niat,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain, penipuan,
penggelapan, dan penyalahgunaan kepercayaan yang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara tidak sah
yang dapat berupa uang barang/harta, jasa yang dilakukan
oleh satu atau lebih di lingkungan organisasi.
45
4. Analisis Risiko
Berikut adalah langkah-langkah atau tahapan analisis risiko
antara lain :
a) Melakukan existing control.
b) Melakukan penilaian efektif / kurang efektif.
c) Menentukan level kemungkinan risiko
d) Menentukan level dampak risiko
e) Menentukan penghitungan level risiko hasil dari tabel peta
resiko.
5. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah penetapan prioritas risiko yang telah
diidentifikasi dan dianalisis. Berikut adalah langkah/tahapan
evaluasi risiko antara lain :
a) Melakukan penetapan prioritas risiko yang telah
diidentifikasi dan dianalisis.
b) Melakukan pengambilan keputusan penanganannya yang
efektif dan efisien.
6. Mitigasi Risiko
Berikut adalah langkah – langkah atau tahapan mitigasi
risiko antara lain :
a) Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko yaitu mitigasi
terhadap penyebab risiko agar kemungkinan terjadinya
risiko semakin kecil.
b) Mengurangi dampak risiko yaitu mengambil tindakan untuk
mengurangi kemungkinan dampak dengan mengendalikan
bagian internal organisasi.
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1. Kondisi Faktual Kemampuan personel Polres Depok dalam
mengamalkan nilai persatuan pada pelaksanaan tugas belum
optimal. Oleh karena itu upaya yang dilakukan melalui
peningkatan kemampuan komunikasi sebagai dasar untuk
mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai persatuan
kepada anggota dalam pelaksanaan tugas, sehingga dapat
terwujud Polri yang profesional.
B. Rekomendasi.
48
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Kapolri No. 14 tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian
Negara Republik Indonesia
Perpol No. 2 Tahun 2021 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Satuan Tingkat Polres dan Polsek.
III
III
DATA HASIL OHA - ES ATAU METODE PENELITIAN
INTERNAL (SDO – 4M) EKSTERNAL (PESTEL)
1. SDM 1. POLITIK
- Adanya komintmen pimpinan - Peran lembaga Pemerintah/Instansi terkait
- Terselenggaranya atensi dari unsur pimpinan - Memanasnya situasi politik dalam negeri
- Kurangnya pemahaman nilai-nilai persatuani - Intervensi terhadap organisasi
- Kurangnya metode penerapan nilai-nilai persatuan
2. EKONOMI
- Program PEN
2. ANGGARAN
- Perekonomian saat ini yang tidak stabil
- Kurang memadainya dukungan anggaran
- Belum optimalnya pengelolaan anggaran untuk 3. SOSIAL
pelatihan - Perkembangan kehidupan sosial budaya
masyarakat
3. LOGISTIK - Adanya pergeseran nilai dalam masyarakat
- Adanya dukungan sarana berbasis IT
- Belum sesuainya kondisi sarana dan prasarana 4. TEKNOLOGI
- Belum baiknya manajemen sarana dan prasarana - Perkembangan kemajuan teknologi saat ini
- Pemanfaatan teknologi dan komunikasi IT
4. SISTEM DAN METODE
5. ENVIRONMENTAL
- Terjalinnya kerjasama dengan pemerintah
- Perkembangan Lingstra
- Terjalin kerjasama dengan Lembaga NAC System
- Kondisi geografis Provinsi Maluku
- Masih kurangnya sistem pengawasan terhadap
anggota
6. LEGAL
III
- Tersedianya Perundang-undangan
- Kurangnya efek jera terhadap sangsi yang
diberikan
INTERNAL EKSTERNAL
III
AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) FAKTOR EKSTERNAL (EFAS)
3 Adanya budaya atau norma sosial 5/3 5/2 1,00 5/4 5/2 0,16 5 0,80
4 Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat 4/3 4/2 4/5 1,00 4/2 0,13 4 0,52
Adanya kelemahan dalam sistem hukum
5 2/3 2/2 2/5 2/4 1,00 0,06 2 0,12
atau lembaga pengawasan
5,33 8,00 3,20 4,00 8,00 0,50 1,83
III
NO PELUANG / OPPORTUNITY A B C D E BOBOT RATING SKOR
1 Regulasi dan kebijakan pemerintah 1,00 1,50 1,29 1,50 1,13 0,13 9 1,17
2 Peran masyarakat 0,67 1,00 0,86 1,00 0,75 0,08 6 0,48
3 Adanya kemajuan teknologi 0,78 1,17 1,00 1,17 0,88 0,10 7 0,70
4 Peran Media 0,67 1,00 0,86 1,00 0,75 0,08 6 0,48
Kebijakan publik yang mendukung
5 0,89 1,33 1,14 1,33 1,00 0,11 8 0,88
transparansi dan akuntabilitas
4,00 6,00 5,14 6,00 4,50 0,50 3,71
3 Adanya budaya atau norma sosial 1,67 2,50 1,00 1,25 2,50 0,16 5 0,80
4 Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat 1,33 2,00 0,80 1,00 2,00 0,13 4 0,52
Adanya kelemahan dalam sistem hukum
5 0,67 1,00 0,40 0,50 1,00 0,06 2 0,12
atau lembaga pengawasan
5,33 8,00 3,20 4,00 8,00 0,50 1,83
III
LAMPIRAN TABEL PROSES MANAJEMEN RISIKO
2 Rapat Insidentil x x x x x x
3 FGD x x x x x
b. Review MR x x x x x x
c. Update Data x x x x x x x x x x x x
d. Pelaporan x x
III
II. PENETAPAN KONTEKS
2. Peningkatan Pembinaan mental Melaksanakan Pelatihan managemen etika beragama pengawasan dan penilaian kinerja yang objektif.
Rohani dan moral, peningkatan kemampuan dalam 95%
melaksanakan tugas secara profesional
3. Peningkatan Pembinaan nilai Keberhasilan penyuluhan dan pelatihan nilai – nilai Terciptanya sumber daya manusia yang
persatuan persatuan mampu menamkan nilai – nilai Persatuan85%
III
b. Struktur Manajemen Risiko.
PERAN DALAM
NO JABATAN NAMA
MANAJEMEN RISIKO
(AKBP.................)
1. Pemilik Risiko (KASAT RESKRIM)
(KANIT) (Kompol)
2. Pengelola Risiko
III
e. Kriteria Risiko.
1. Kriteria Kemungkinan.
Kriteria Kemungkinan
Tingkat Kemungkinan Presentase kemungkinan Jumlah Frekuensi kemungkinan terjadinya dalam 1 periode
terjadinya dalam 1 periode
Hampir tidak terjadi (1) x < 5% Sangat jarang: kurang dari 2 kali 1 tahun
Jarang terjadi (2) 5% < x ≤ 10% Jarang: 2 kali s.d. 5 kali dalam 1 tahun
Kadang terjadi (3) 10% < x ≤ 20% Cukup sering: 6 kali s.d. 9 kali dalam 1 tahun
Sering terjadi (4) 20% < x ≤ 50% Sering: 10 kali s.d. 12 kali dalam 1 tahun
Hampir pasti terjadi (5) x > 50% Sangat sering: lebih dari 12 kali dalam 1 tahun
2. Kriteria Dampak.
III
f. Matriks Analisis Risiko dan Level Risiko.
1. Matriks Analisis Risiko.
Tingkat Dampak
1 2 3 4 5
Matriks Analisis Risiko Tidak Minor Moderat Signifikan Sangat
Signifikan Signifikan
5 HampirPasti Terjadi 11 16 20 23 25
Kemungkinan
4 Sering Terjadi 7 12 17 21 24
Tingkat
3 KadangTerjadi 4 8 13 18 22
2 Jarang Terjadi 2 5 9 14 19
1 HampirTidak Terjadi 1 3 6 10 15
2. Level Risiko.
III
a. Profil Risiko
Peningkatan Melaksanakan R002 kurang kesdaran kurangnya banyaknya Reputasi Perkap hasil penilaian Sering pada periode sangat menguranggi resiko
Pembinaan mental pembinaan akan penting pelatihan dan anggota Kapolri terhadap R2 terjadi (4) agustus 2020 siginifikan (5) pelanggaran disiplin
Rohani managemen etika nilai - nilai pembinaan brimob yang nomor 4 didapatkan poin hingga september anggota brimob
beragama dan moral, disiplin dan anggota tentang terkena tahun 2020 5 sehingga 2022 telah terjadi
peningkatan tanggung jawab disiplin dalam sanksi tentang simpulannya sebanyak 25 kasus
kemampuan dalam dalam menjalankan tugas pelanggaran disiplin "Efektif" Pelangaran displin
melaksanakan tugas menjalankan disiplin anggota anggota polres
secara profesional tungas anggota kepolisian depok
polres depok Republik
95 % indonesia
pengawasan dan
penilaian kinerja yang
objektif.
Peningkatan Keberhasilan R003 Kurang kurangnya banyaknya Reputasi Perkap hasil penilaian Sering pada periode sangat menguranggi resiko
Pembinaan nilai penyuluhan dan kesadaran pelatihan dan anggota Kapolri terhadap R2 terjadi (4) agustus 2020 siginifikan (5) pelanggaran disiplin
persatuan pelatihan nilai – nilai anggota polres pembinaan brimob yang nomor 4 didapatkan poin hingga september anggota polres
persatuan depok anggota tentang terkena tahun 2020 5 sehingga 2022 telah terjadi depok
penanaman nilai - sanksi tentang simpulannya sebanyak 25 kasus
85 % nilai persatua pelanggaran disiplin "Efektif" Pelangaran displin
Terciptanya sumber disiplin anggota anggota polres
daya manusia yang kepolisian depok
mampu menamkan Republik
nilai – nilai- nilai indonesia
persatuan
III
Risiko Residual Harapan Indikator Risiko Utama (IRU)
Besaran Prioritas Keputusan Penanganan
LR
Risiko Risiko / Mitigasi Risiko
LK LD LR Nama Batasan Nilai
sangat tinggi 4 3 (Kadang Terjadi) 3 (Moderat) 13 Ya Tiap tahunnya rata- Besaran risiko awal/batas atas (periode lalu)
24 rata terjadi sebanyak 13 tiap tahunnya 13, batas bawah yang
kejadian Pelanggran diharapkan 6
kode etik profesi
dengan demikian batas aman adalah 6
24 sangat tinggi 2 Kadang terjadi (3) Moderat (3) 13 Ya Tiap tahunnya rata-rata besaran risiko awal/ batas atas (periode lalu)
terjadi sebanyak 63 adalah 63 kasus, batas bawah yang
kejadian Pelanggran diharapkan adalah10 kasus gangguan
disiplin anggota pelanggaran disiplin anggota
24 sangat tinggi 2 Kadang terjadi (3) Moderat (3) 13 Ya Tiap tahunnya rata-rata besaran risiko awal/ batas atas (periode lalu)
terjadi sebanyak 10 adalah 10 kasus, batas bawah yang
kejadian Pelanggran diharapkan adalah 3 kasus gangguan
disiplin anggota pelanggaran korupsi anggota
Identifikasi Risiko
Evaluasi Risiko
III
b. Peta Risiko.
Tingkat Dampak
1 2 3 4 5
Matriks Analisis Risiko
Tidak Sangat
Minor Moderat Signifikan
Signifikan Signifikan
5 HampirPasti Terjadi
11 16 20 R3 23 25
Tingkat Kemungkinan
4 Sering Terjadi 7 12 17 21 R1 24
3 KadangTerjadi 4 8 13 18 R2 22
2 Jarang Terjadi 2 5 9 14 19
1 HampirTidak Terjadi
1 3 6 10 15
III
LAMPIRAN : ANALISIS RESIKO
Menginventarisasi sistem pengendalian internal yang telah dilaksanakan dengan metode sebagai berikut:
Does the control deal with is the control officially Is the control in
(root) casue of risk and documented and operation and applied
impact? communicated? consistenly?
YES 1 1 1
PARTLY 3 2 2
NO 6 3 3
3 2 1 6
Kriteria Kemungkinan
Kriteria Kemungkinan
Tingkat Kemungkinan Presentase kemungkinan terjadinya dalam 1 Jumlah Frekuensi kemungkinan terjadinya dalam 1
periode periode
Hampir tidak terjadi (1) x < 5% Sangat jarang: kurang dari 2 kali 1 tahun
Jarang terjadi (2) 5% < x ≤ 10% Jarang: 2 kali s.d. 5 kali dalam 1 tahun
Kadang terjadi (3) 10% < x ≤ 20% Cukup sering: 6 kali s.d. 9 kali dalam 1 tahun
Sering terjadi (4) 20% < x ≤ 50% Sering: 10 kali s.d. 12 kali dalam 1 tahun
Hampir pasti terjadi (5) x > 50% Sangat sering: lebih dari 12 kali dalam 1 tahun
III
g. Kriteria Dampak Risiko;
Dampak risiko diklasifikasikan dalam area dampak sesuai dengan jenis dampak kejadian risiko yang mungkin terjadi dengan urutan dari
bobot tertinggi hingga terendah yang meliputi beban keuangan negara, penurunan reputasi, penurunan kinerja
Penurunan Reputasi Kementerian dan Eselon • Tingkat kepercayaan • Tingkat kepercayaan • Pemberitaan negatif • Pemberitaaan negatif di • Tingkat kepercayaan
I stakeholders sangat stakeholders baik di media social media massa nasional stakeholders
baik • Pemberitaan negatif dan internasional sangat rendah
di
• Tingkat kepuasan • Tingkat kepuasan media massa local • Tingkat kepercayaan • Tingkat kepuasan
pengguna layanan pengguna layanan • Tingkat kepercayaan stakeholders rendah pengguna layanan
sebesar 3,5 sebesar 3,25 stakeholders sedang • Tingkat kepuasan sebesar
< x ≤ 4 (skala 4) < x ≤ 3,5 (skala 4) • Tingkat kepuasan pengguna layanan • ≤ 2,5 (skala 4)
pengguna layanan sebesar 2,5 < x ≤ 3 (skala
sebesar 3 < x≤ 3,25 (skala 4)
4)
III
LAMPIRAN : MITIGASI RISIKO
Rencana Mitigasi
Nomor Opsi
Kejadian Rencana Aksi Sumber Daya Yang Jadwal
Mitigasi Keluaran Target Kendala
Risiko Mitigasi Risiko Dibutuhkan Implementasi
Risiko
R001 Kurangnya kesadaran Mengurangi Meningkatkan Seluruh aggota Seluruh anggota Kurangya Terbatanya Sumber daya Setiap bulan
anggota kemungkinan sosialisasi dan polres depok polres depok sosialisasi dan manusia anggota Polsek selama setahun
pelatihan anggota memahami nilai pelatihan berjalan (2023
persatuan
Meningkatkan Seluruh aggota Seluruh anggota Kurangya Terbatanya Sumber daya Setiap bulan
kesadaran anggota polres depok polres depok sosialisasi dan manusia anggota anggota selama setahun
tangah pentingya memahami nilai pelatihan Polsek berjalan (2023)
pemahaman nilai persatuan
kebangsaan
kurang kesdaran akan Mengurangi Meningkatkan Seluruh aggota Seluruh anggota Kurangya Terbatanya Sumber daya Setiap bulan
R002 penting nilai - nilai kemungkinan kesadaran polres depok polres depok sosialisasi dan manusia anggota anggota selama setahun
disiplin dan tanggung
jawab dalam anggotaten Tentang mengurangi pelatihan Polsek berjalan (2023)
menjalankan tungas disiplin pelangaran disiplin
anggota polres depok dalammenjalankan
tugas
Kurang kesadaran Mengurangi Meningkatkan Seluruh aggota Mengantisipasi Kurangya Terbatanya Sumber daya Setiap bulan
anggota polres depok
kemungkinan kesadaran anggota polres depok bahaya kurangya sosialisasi dan manusia anggota anggota selama setahun
R003 Tentang bahaya nilai persatuan pelatihan Polsek berjalan (2023)
korupsi dalam menjalankan
tugas
III
LAMPIRAN : PEMANTAUAN DAN REVIEW
kurang kesdaran akan Mengurangi Seluruh aggota Seluruh anggota Seluruh anggota Jabuari – juni 2023 Polres Depok Tiap tahunnya rata- besaran risiko awal/ 42 63 berada pada Tren menurun
penting nilai - nilai kemungkinan polres depok polres depok Batalyo Pelopor A rata terjadi batas atas (periode batas atas
disiplin dan tanggung mengurangi Satbrimob Ploda sebanyak 63 lalu) adalah 63 (sangat tinggi) jika
jawab dalam pelangaran disiplin Maluku Tak lagi kejadian kasus, batas bawah dibagi 5 maka
menjalankan tungas melakukan pelanggaran Pelanggran disiplin yang diharapkan setiap level 63 : 5
anggota polres depok disiplin anggota adalah 21kasus = 21, jika saat ini
pelangran disiplin nilai aktualnya
adalah 13 maka
masih masuk
level tinggi (warna
orange).
Kurang kesadaran Mengurangi Seluruh aggota Mengantisipasi Seluruh anggota Jabuari – juni 2023 Polres Depok Tiap tahunnya rata- besaran risiko awal/ 2 3 berada pada Tren
anggota polres depok kemungkinan polres depok bahaya kurangya Batalyo Pelopor A rata terjadi batas atas (periode batas atas meningkat
nilai persatuan Satbrimob Ploda sebanyak 3 lalu) adalah 3 (Rebdahi) jika
dalam menjalankan Maluku Tak lagi kejadian kasus, batas bawah dibagi 5 maka
tugas melakukan pelanggaran Pelanggran disiplin yang diharapkan setiap level 3 : 5 =
Korupsi anggaran anggota adalah 1kasus 1,6, jika saat ini
oprasional pelangran disiplin nilai aktualnya
adalah 2 maka
masih masuk
level
Rendah(warna
hijau).
III
b. Formulir Laporan Pemantauan Tahunan.
Unit Organisasi : POLRES METRO DEPOK
Periode Penerapan : PERIODE 2023
1) Peta Penilaian Efektivitas Penanganan
III
2) Peta Hasil Penanganan Risiko.
Tingkat Dampak
1 2 3 4 5
Matriks Analisis Risiko
Tidak Moderat Sangat
Minor Signifikan
Signifikan Signifikan
5 Hampir Pasti Terjadi 11 16 20 23 25
Tingkat Kemungkinan
3 Kadang Terjadi 4 8 R1 13 18 22 R2
III