Anda di halaman 1dari 62

0

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


NKP - 2
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA

NASKAH KARYA PERORANGAN (NKP)

TOPIK 6:
“MORALITAS PEMIMPIN TERHADAP PERAN PEMIMPIN”

JUDUL:
OPTIMALISASI KETELADANAN PEMIMPIN
GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERSONEL SAT SAMAPTA POLRES
METRO TANGERANG KOTA
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI YANG PRESISI

OLEH:

NAMA : HERWANSI TAMBUNAN, S.H.


NO SERDIK : 202303003037
POKJAR : V (LIMA)
PESERTA DIDIK SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA POLRI
ANGKATAN KE-69 T.A.2023
1

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA

PERNYATAAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : HERWANSI TAMBUNAN, S.H.
Pangkat / NRP : AKP / 79010322
Nomor Serdik : 202303003037

Sebagai peserta didik Sespimma Sespim Lemdiklat Polri Angkatan


ke-69 / T.A. 2023 menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
a. Naskah Karya Perorangan (NKP) yang saya tulis adalah asli.
b. Apabila ternyata sebagian atau seluruh tulisan NKP ini terbukti
tidak asli atau plagiasi, maka saya bersedia dinyatakan tidak lulus
Pendidikan.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan


seperlunya.

Lembang, Mei 2023


Yang membuat pernyataan,

HERWANSI TAMBUNAN, S.H.


NO.SERDIK : 202303003037
1

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN
DAFTAR ISI ............................................................................................i
DAFTAR TABEL ...................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................1
A. Latar belakang ..............................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................3
1. Permasalahan .......................................................3
2. Pokok-Pokok Persoalan........................................3
C. Ruang lingkup ...............................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................4


A. Umum ...........................................................................4
B. Kajian Teori ...................................................................4
1. Grand Theory ........................................................4
2. Middle Theory .......................................................5
3. Applied Theory ......................................................6
C. Pengumpulan, analisis data dan metode penelitian ......7
D. Kerangka Berpikir..........................................................9

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................10


A. Kondisi Faktual Polri yang Presisi ...............................10
B. Kondisi Faktual Kinerja Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota ..........................................................11
C. Kondisi Faktual Keteladanan Pemimpin ......................12
1. Persoalan............................................................12
a. Kompetensi Pemimpin Di Sat Samapta
Polres Metro Tangerang Kota Guna
Meningkatkan Kinerja Personel ......................

i
2

b. Komunikasi Pemimpin Di Sat Samapta


Polres Metro Tangerang Kota Guna
Meningkatkan Kinerja Personel ......................
c. Tanggung Jawab Pemimpin Di Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota
Guna Meningkatkan Kinerja Personel ............
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi .....................16

BAB IV PEMACAHAN MASALAH ...................................................20


A. Analisis Strategis.........................................................20
1. Faktor Internal (IFAS) .........................................20
2. Faktor Eksternal (EFAS) .....................................21
3. Analisis Posisi Organisasi ...................................21
4. Faktor Strategis (SFAS) ......................................22
B. Implementasi Strategis................................................24
1. Jangka Pendek ...................................................24
2. Jangka Sedang ...................................................27
3. Jangka Panjang ..................................................29
C. Evaluasi dan Pengendalian Kinerja (Di dalam Lampiran)

BAB V PENUTUP ...........................................................................34


A. Simpulan .....................................................................34
B. Rekomendasi ..............................................................35

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN POLA PIKIR
LAMPIRAN ES-OHA
LAMPIRAN ANALISIS SWOT
LAMPIRAN AHP
LAMPIRAN MANAJEMEN RESIKO

ii
3

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Penilaian masyarakat terhadap penegak hukum .................

Tabel 3.2 Data Pelanggaran Disiplin Dan Kode Etik Personel Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota Tahun 2020 s.d
2022 ....................................................................................

Tabel 4.1 IFAS (Internal Factor Analisys Summary) .......................20

Tabel 4.2 EFAS (Eksternal Factor Analisys Summary) ...................21

Tabel 4.3 SFAS (Strategy Factor Analisys Summary) .....................23

iii
4

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4.1 Posisi organisasi..............................................................21

iv
1

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA

TOPIK 6:
“MORALITAS PEMIMPIN TERHADAP PERAN PEMIMPIN”

JUDUL:
OPTIMALISASI KETEDALANAN PEMIMPIN
GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERSONEL SAT SAMAPTA POLRES
METRO TANGERANG KOTA
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI YANG PRESISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan era revolusi industri 4.0 di Indonesia, telah
memicu berbagai permasalahan nasional yang menuntut kesiapan dari
jajaran kepolisian untuk mengantisipasi ancaman yang semakin nyata.
Dimana untuk menyikapi hal tersebut, dibutuhkan peran kepemimpinan
Polri yang adaptif terhadap perubahan dan dinamika tantangan tugas
Polri ke depan. Oleh karenanya, dalam menyikapi hal tersebut, gaya
keteladanan pemimpin dirasakan perlu untuk diterapkan dan
dikembangkan pada setiap lini kepemimpinan Polri. Untuk itu, Kapolri
Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si telah menetapkan 16
program prioritas penguatan Polri yang presisi menuju Indonesia maju
merupakan upaya Polri dalam memberikan pelayanan publik demi
terwujudnya Polri yang presisi.
Postur Polri yang presisi tentunya tidak lepas dari
profesionalisme personel. Sedang profesionalisme itu sendiri
2

merupakan salah satu program yang menjadi perhatian Kapolri yaitu


mewujudkan SDM yang unggul di era Police 4.0 melalui pembinaan
karier berbasis kompetensi. Dimana untuk menghadapi dinamika
tantangan tugas yang semakin kompleks, dibutuhkan sosok personel
Polri yang memiliki kompetensi khususnya di fungsi Sat Samapta
Polres Metro Tangerang Kota. Oleh karena itu, peningkatan
kompetensi personel menjadi hal yang sangat strategis serta perlu
menjadi prioritas dengan program yang berkesinambungan dan
berkelanjutan, sehingga dapat terbentuk personel yang professional
yang mampu menghadapi tantangan tugas di era revolusi industri 4.0.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam meningkatkan kinerja
personel Sat Satsamapta agar dapat mewujudkan Polri yang Presisi,
diperlukan Keteladananan pemimpin agar dapat dijadikan contoh oleh
personel yang dipimpinnya. Namun saat ini keteladananan pemimpin
dirasa belum optimal, maka dari itu perlu upaya-upaya yang dapat
mengoptimalkan keteladananan pemimpin, diantaranya dengan
meningkatkan kompetensi pemimpin, meningkatkan bentuk
komunikasi yang dilakukan pemimpin dan menjadikan pemimpin yang
bertanggung jawab terhadap seluruh unsur dalam setiap pelaksanaan
tugas.

B. Rumusan Masalah
1. Permasalahan
Melihat dari latar belakang permasalahan di atas, maka
dengan kurang optimalnya keteladanan pemimpin, untuk itu
sebagai pokok permasalahan dari Naskah Karya Perorangan
(NKP) ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana Keteladanan
Pemimpin Agar Kinerja Personel Sat Samapta Meningkat
Sehingga Polri Yang Presisi Terwujud?”
3

2. Pokok – pokok persoalan


Adapun dalam mengupas persoalan pada NKP ini, maka
penulis menggunakan Teori Keteladanan Pemimpin sebagai
Grand Theory sebagai pisau analisis, antara lain :
a) Bagaimana Kompetensi pemimpin di Sat Samapta Polres
Metro Tangerang Kota guna meningkatkan kinerja personel
Sat Samapta?
b) Bagaimana komunikasi pemimpin di Sat Samapta Polres
Metro Tangerang Kota guna meningkatkan kinerja personel
Sat Samapta?
c) Bagaimana tanggung jawab pemimpin di Sat Samapta
Polres Metro Tangerang Kota guna meningkatkan kinerja
personel Sat Samapta?

C. Ruang Lingkup
Untuk memfokuskan pembahasan dalam penulisan Naskah
Karya Perorangan (NKP) ini, maka akan dibatasi penulis pada
optimalisasi keteladanan pemimpin di Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota yang di tinjau dari aspek kompetensi pemimpin,
komunikasi pemimpin dan tanggung jawab pemimpin guna
meningkatkan kinerja personel dalam rangka terwujudnya Polri yang
Presisi. Data yang digunakan selama kurun waktu 3 Tahun 2020-2022.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Umum
Terkait dengan penulisan Naskah Karya Perorangan yang
berjudul optimalisasi keteladanan pemimpin guna meningkatkan
kinerja Sat Samapta Polres Metro Tangerang Kota dalam rangka
terwujudnya Polri yang Presisi apabila dikaitkan dengan mata pelajaran
moralitas kepemimpinan dapat dijelaskan bahwa Seorang pemimpin
sangat penting memilih kemampuan analisis yang baik, karena dengan
analisa yang baiklah tugas dapat dilakukan secara efektif dan efisien
serta tepat dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu seorang
pemimpin perlunya sifat keteladanan yang dilihat dari segi kompetensi,
keahlian komunikasi dan tanggungjawab dalam penerapan
keteladanan pemimpin terhadap anggota dalam memberikan petunjuk
maupun arahan terhadap pelaksanaan tugas.

B. Kajian Teori.
1. Grand Theory.
Teori Keteladanan
Grand theory dalam penulisan naskah ini adalah teori
keteladanan pemimpin. Abd Hamid Yunus (2009) mengatakan
keteladananan adalah sikap mental yang mengandung daya
dorong untuk berbuat tanpa berfikir dan pertimbangan. Pemimpin
dituntut mempunyai keunggulan bersaing dalam hal kecerdasan,
komunikasi, kemampuan untuk memecahkan masalah,
keluwesan, siap menerima tanggungjawab, keterampilan sosial,
kesadaran akan diri dan lingkungan. Kemampuan seperti ini
sangat diperlukan untuk mengatur sumber daya manusia secara
efektif dan efisien. Bahkan seorang pemimpin dituntut mempunyai
gaya dan sifat yang mempengaruhi kelancaran dan pencapaian
tujuan yang direncanakan.

4
5

Keteladananan pemimpin erat hubungannya dengan cara


mempraktikkan aturan dan undang-undang, sikap dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan kemasyarakatan, dan
perilaku keseharian yang bersumber kepada kepentingan orang
banyak dibandingkan demi kepentingan diri sendiri, keluarga dan
koleganya. Point terakhir disebut bonnum commune suprema lex;
kepentingan masyarakat adalah hukum tertinggi. Pancaran
Keteladananan biasanya terlihat dari pengetahuannya, etika
komunikasinya, kredibilitas personalitynya, moralitas visi
kebijakannya, dan kesiapannya menerima kritik. Sesuai dengan
yang dicantumkan pada ruang lingkup maka unsur keteladanan
yang akan dibahas pada NKP ini meliputi kecerdasan
(kompetensi) pemimpin, Komunikasi pemimpin dan tanggung
jawab pemimpin.
Teori keteladanan pemimpin tersebut diatas menjadi dasar
teori atau Grand Theory dalam membahas serta merumuskan
permasalahan dalam tulisan NKP ini, dan sebagai dasar untuk
menentukan pokok-pokok persoalan pada Bab I.

2. Middle Theory.
a. Teori Kompetensi
Menurut E. Mulyasa (2004) Kompetensi adalah suatu
keadaan menjadi kompeten dari kecocokan atau memenuhi
semua tuntutan, mempunyai kemampuan atau kapasitas.
Pada dasarnya kompetensi terdiri dari tiga unsur utama,
yaitu pengetahuan (knowledge), Keterampilan (skill) dan
sikap/kualitas pribadi (attitude). Ketiga unsur ini secara
langsung mempengaruhi perilaku (behaviour) dalam
melaksanakan tugas (task). Kompetensi yang dimiliki oleh
seseorang harus dapat diukur, dinilai, ditujukan dan dapat
dilihat melalui perilaku individu saat menjalankan tugas.
Teori ini digunakan pada Bab III sebagai pisau analisis
pokok persoalan pertama
6

b. Teori Komunikasi
Menurut Muhammad Mufid (2005) Komunikasi adalah
informasi yang disampaikan dari satu tempat lain dengan
pemindahan informasi, ide, emosi, keterampilan dan lain-
lain dengan menggunakan simbol seperti kata, figur dan
grafik serta memberi, meyakinkan ucapan dan tulisan.
Menurut Nurjaman & Umam (2012) Terdapat 3 (tiga) unsur
paling mutlak yang harus dipenuhi dalam proses
komunikasi, yaitu komunikator (pengirim pesan), saluran
(media), komunikan (Penerima pesan).
Teori ini digunakan pada Bab III sebagai pisau analisis
pokok persoalan kedua.

c. Teori Tanggung Jawab


Menurut Abu dan Munawar (2007) tanggung jawab
merupakan perbedaan antara benar dan yang salah, yang
boleh dan yang di larang, yang dianjurkan dan yang di
cegah, yang baik dan yang buruk, dan sadar bahwa harus
menjauhi segala yang bersifat negatif dan mencoba
membina diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif.
Sedangkan menurut Burhanudin (2000) Aspek-aspek
tanggung jawab meliputi kesadaran, kecintaan atau
kesukaan, dan keberanian.
Teori ini digunakan pada Bab III sebagai pisau analisis
pokok persoalan ketiga.

3. Applied Theory
Applied theory ini digunakan untuk memecahkan masalah
pada pokok-pokok persoalan. Applied Theory adalah teori yang
bersifat mikro dan dapat diaplikasikan secara konseptual antara
lain :
7

a. Konsep Analisa SWOT


Berdasarkan Konsep analisa SWOT oleh Freddy
Rangkuti (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
dikatakan bahwa analisis SWOT merupakan alat untuk
memformulasikan strategi, oleh karena itu analisis SWOT
merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats). Proses pengambilan keputusan strategi ini selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan
kebijaksanaan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor
strategis (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman).
(Freddy Rangkuti Analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, Threats), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2004 : 18-19)

b. Konsep Analisis Faktor-Faktor Strategis Internal Dan


Eksternal (IFAS– EFAS) Dan Formulasi Strategi (SFAS)
Menganalisis lingkungan internal (IFAS) untuk
mengetahui berbagai kemungkinan kekuatan dan
kelemahan. Masalah strategis yang akan dimonitor harus
ditentukan karena masalah ini mungkin dapat
mempengaruhi kondisi dimasa yang akan
datang. Menganalisis lingkungan eksternal (EFAS) untuk
mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan
ancaman. Masalah strategis yang akan dimonitor harus
ditentukan karena masalah ini mungkin dapat
mempengaruhi dimasa yang akan datang. Penggunaan
metode-metode kuantitatif sangat dianjurkan untuk
8

membuat peramalan (forcasting) dan asumsi-asumsi secara


internal.
Formulasi strategi (SFAS) yaitu merupakan formulasi
antara IFAS dan EFAS yang dimasukkan kedalam tabel
SFAS (Strategic Factor Analysis Summary) yang
merangkum faktor – faktor strategis organisasi dengan cara
menggabungkan faktor eksternal dari tabel EFAS dan faktor
internal dari tabel IFAS, hal ini memerlukan pengambil
keputusan untuk memilih kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman menjadi 10 faktor yang strategis.

C. Pengumpulan, analisa data dan metode penelitian


1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen,
kajian terhadap buku-buku, dokumen-dokumen, karya ilmiah,
peraturan perundangundangan yang berlaku serta bahan tertulis
lainnya yang mendukung dan relevan terhadap penulisan naskah
ini.

2. Analisa Data
Teknik analisa data yang dipergunakan adalah teknik
deduktif. Teknik deduktif yaitu berangkat dari teori yang kemudian
dibuktikan atau diterapkan dengan pencarian fakta. Dengan
pendekatan ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami
pemaknaan data yang didapatkan dari penelitian.

3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan Naskah ini adalah
metode deskriptif analisis, yaitu metode yang mendasarkan pada
hasil pengumpulan data / fakta, sehingga dapat diperoleh
gambaran permasalahan yang ada.
9

D. Kerangka Berpikir

OPTIMALISASI KETELADANAN PEMIMPIN


GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERSONEL SAT SAMAPTA POLRES
METRO TANGERANG KOTA
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI YANG PRESISI

INPUT ANALYSIS PROCESS ANALYSIS

RUJUKAN TEORI METODE : DISKRIPTIF ANALISIS

Digunakan untuk mengukur pengaruh keteladanan pemimpin yang dipandang sebagai


variabel dependent terhadap meningkatkan kinerja personel Sat Samapta Polres Metro
TEORI KETELADANAN Tangerang Kota yang dipandang sebagai variabel independent. Dengan pandangan ini
dilakukan pengukuran pengaruh dan pengujian hipotesis.

JUDUL PENELITIAN HIPOTESIS HIPOTESIS

HIPOTESA:
ASUMSI KETELADANAN MENINGKATKAN
PEMIMPIN KINERJA PERSONEL - Jika keteladanan
SAT SAMAPTA POLRES pemimpin belum optimal
METRO TANGERANG maka kinerja personel Sat
KOTA Samapta belum
meningkat
-
- Jika keteladanan
pemimpin optimal maka
kinerja personel Sat
FENOMENA Samapta meningkat

HIPOTESA
KETELADANAN PEMIMPIN
- Jika keteladanan pemimpin blm optimal maka Polri yang Presisi OUTCOME ANALYSIS
BELUM OPTIMAL belum terwujud
- Jika keteladanan pemimpin optimal maka Polri yang Presisi
terwujud
10

BAB III
PEMBAHASAN

A. Kondisi Faktual Polri Yang Presisi


Saat ini, dibawah Kepemimpinan Jendral Polisi Drs. Listyo Sigit
Prabowo, M.Si., beliau mengusung Polri Presisi sebagai lanjutkan
program promoter yang diusung oleh Kapolri sebelumnya. Polri Presisi
sebagai slogan Polri dengan program yang bertujuan untuk menjadikan
Polri sebagai institusi yang prediktif, responsibilitas dan transrparansi
berkeadilan. Polri Presisi ber-isikan program-program yang bertujuan
untuk membangun dan mentransformasi Polri dengan empat kebijakan
utama yaitu, transformasi organisasi, transformasi operasional,
transformasi pelayanan publik dan transformasi pengawasan. Dan
memang tidak dipungkiri banyaknya pro, kontra dan asumsi negatif
publik menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan Polri Presisi
tersebut. Untuk melaksanakan amanat tersebut maka diperlukan
tindaka-tindakan nyata yang mampu menepis asusmi dan opini yang
negatif.
Saat ini Polres Metro Tangerang Kota berupaya untuk melakukan
transformasi dan pemantapan kinerja melalui implementasi program
dan kebijakan yang terkandung dalam Polri Presisi. Selama
pelaksanaan tugas khususnya Sat Samapta Polres Metro Tangerang
Kota selalu mengedepankan pelayanan Prima kepada masyarakat,
sekalipun masih dinilai kurang maksimal oleh masyarakat itu sendiri.
Terlepas dari baik dan optimalnya kinerja Sat Samapta Polres Metro
tangerang kota dalam pelaksanaan tugas nya, masyarakat masih
mengeluhkan adanya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan
oleh anggota.

10
11

B. Kondisi Faktual kinerja personel Sat Samapta Polres Metro


Tangerang Kota
Tingginya jumlah kepadatan penduduk yang terdapat di Kota
Tangerang menimbulkan beberapa dinamika dikehidupan dalam
bermasyarakat yang salah satunya yaitu maraknya gangguan-
gangguan ketertiban dan keamanan dilingkungan masyarakat
sehingga berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
polri sebagai penegak hukum. Tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap penegak hukum khusunya polri pada saat ini digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Penilaian masyarakat terhadap penegak hukum

Sumber: Indek Kepuasan Masyarakat Rilis Tahun 2023


Berdasarkan data diatas pada saat ini penilaian baik terhadap
penegakan hukum sangat tinggi. Hal tersebut didapat karena tingginya
upaya polri untuk memperbaiki kinerja dalam melaksanakan tugas
menjaga kamtibmas dan melayani masyarakat.
Unit Sat Samapta adalah salah satu bagian dari organisasi Polri.
Pelaksanaan tugas fungsi teknis Sat Samapta yaitu penjagaan,
pengawalan, patroli, penanganan tindak pidana ringan dan penegakan
peraturan daerah, penanganan police hazard, pengamanan VIP,
pengamanan obyek vital, pengamanan obyek wisata, melaksanakan
tindakan pertama di tempat kejadian perkara (TKP), SAR terbatas,
12

negosiasi dan pengendalian massa. Tugas-tugas yang dilaksanakan


oleh anggota Sabhara pada umumnya merupakan tugas pelayanan
terhadap masyarakat, dimana dalam pelaksanaannya langsung
bersentuhan dengan masyarakat. Diantara tugas-tugas tersebut, tugas
Pengendalian massa (Dalmas) merupakan salah satu tugas yang
paling rentan terhadap terjadinya bentrokan antara Polri dengan
masyarakat yang dilayaninya.
Adapun fakta terkait dengan kinerja personel Sat Samapta Polres
Metro Tangerang Kota dalam pelaksanaan tugasnya masih adanya
pelanggaran yang dilakukan oleh personel, hal tersebut dapat
dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Data Pelanggaran Disiplin Dan Kode Etik Personel Sat Samapta
Polres Metro Tangerang Kota Tahun 2020 s.d 2022
No Jenis pelanggaran Jumlah
1 Disiplin 7 Kasus
2 Kode Etik 1 Kasus
3 Tindak Pidana - Kasus
Jumlah 8 Kasus
Sumber : Data Sie Propam Polres Metro Tangerang Kota, Tahun 2023
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa pelanggaran yang
dilakukan oleh yang dilakukan oleh personel Sat Samapta pada tahun
2020 s.d Tahun 2022 terjadi pelanggaran disiplin sebanyak 7 kasus dan
kode etik 1 Kasus, sehingga hal tersebut akan berdampak terhadap
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum berjalan optimal.

C. Kondisi Faktual Keteladanan Pemimpin


1. Persoalan dan Pembahasan
Berdasarkan teori Keteladanan yang dijabarkan dan
digunakan sebagai grand theory guna membahas pokok
permasalahan. Terdapat beberapa temuan, data dan fakta di
lapangan terkait pokok-pokok persoalan yang dibahas
menggunakan teori kemampuan, teori komunikasi dan teori
13

tanggung jawab yang digunakan sebagai middle theory. Terkait


dengan kurang optimalnya keteladanan pemimpin guna
meningkatkan kinerja Sat Samapta Polres Metro Tangerang Kota
dalam rangka terwujudnya Polri yang Presisi, maka sebagai
persoalan dan pembahasannya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Kompetensi Pemimpin Di Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota Guna Meningkatkan Kinerja Personel.
Fakta Kompetensi pemimpin di Sat Samapta Polres
Metro Tangerang Kota dalam meningkatkan kinerja
personel, diantaranya sebagai berikut:
1) Pengetahuan
Unsur pimpinan di Sat Samapta kurang memiliki
pengetahuan keteladanan pemimpin dalam
mempengaruhi anggota untuk melaksanakan tugas-
tugas kepolisian secara efektif dan efisien melalui
pemberian arahan (APP) ataupun melalui bimbingan
secara konsisten dan berkesinambungan sehingga
dalam pelaksaan tugas personel tidak dapat
mentauladani pemimpinnya dengan mengembangkan
pengetahuannya secara otodidak atau dengan
bertukar pengetahuan sesama personel.
2) Keterampilan
Unsur pimpinan di Sat Samapta kurang memiliki
inovasi atau visi dan misi yang jelas, terukur serta
memiliki tujuan dan sasaran sehingga belum siap
memberikan solusi konstruktif dalam meningkatkan
kinerja personel dalam pelaksanaan tugas dilapangan
3) Sikap
Unsur pimpinan di Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota terkadang kurang bijaksana dalam hal
menentukan sikap, karena seringkali tindakan yang
dilakukan di intervensi, baik intervensi dari dalam
internal kepolisian maupun dari pihak luar, sehingga
14

mempengaruhi integritas dan tanggungjawab dalam


pelaksanaan tugas di lapangan.

b. Komunikasi Pemimpin Di Sat Samapta Polres Metro


Tangerang Kota Guna Meningkatkan Kinerja Personel.
Fakta komunikasi pimpinan di Sat Samapta Polres
Metro Tangerang Kota dalam meningkatkan kinerja
personel, diantaranya sebagai berikut:
1) Unsur pimpinan di Sat Samapta kurang menjalin
komunikasi sebagai kapasitas atau kelayakan
pemimpin sebagai pemberi perintah terhadap
anggotanya serta dalam memberikan arahan pada
setiap pelaksanaaan tugas belum membangun
komunikasi yang baik terhadap anggota.
2) Unsur pimpinan di Sat Samapta kurang memberikan
intensitas pelaksanaan brifing dan Anev sebagai media
penyampai pesan terhadap kinerja secara formal yang
dilaksanakan menjadi hambatan dalam penyampaian
informasi antara pimpinan dengan anggotanya dalam
pelaksanaan tugas di lapangan.
3) Anggota yang merasa lebih mampu ketimbang
pimpinannya menjadikan dirinya cenderung acuh
terhadap seluruh sikap dan perintah pimpinan yang
diterimanya.

c. Tanggung Jawab Pemimpin Di Sat Samapta Polres


Metro Tangerang Kota Guna Meningkatkan Kinerja
Personel.
Fakta tanggung jawab pemimpin di Sat Samapta
Polres Metro Tangerang Kota guna meningkatkan kinerja
personel, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Kurangnya kesadaran pemimpin di Sat Samapta
terhadap pentingnya memberikan arahan kepada
15

personel dengan sungguh-sungguh sehingga


menyebabkan kurangnya tanggung jawab terhadap
seluruh unsur dalam lingkup tugasnya.
2) Unsur pimpinan di Sat Samapta Kurangnya empati
terhadap tugas dan anggotanya menyebabkan
kurangnya tanggung jawab yang dimiliki pimpinan,
sehingga tidak dapat dijadikan teladan oleh anggota.
3) Unsur pimpinan kurang memeiliki keberanian dalam
mengambil keputusan dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya, sehingga menyebabkan
hambatan bagi anggota untuk mengabil suatu tindakan
yang harus segera dilaksanakan.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.


Dalam memetakan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
mengoptimalkan keteladanan pemimpin guna meningkatkan
kinerja Sat Samapta Polres Metro Tangerang Kota dipergunakan
analisis SWOT yang dipandang sesuai untuk mengidentifikasi dan
menguji berbagai faktor internal berupa kekuatan (strenghts) dan
kelemahan (weaknes) serta faktor eksternal berupa peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) secara sistematis untuk
melakukan analisa situasi dalam pengambilan keputusan.
Dengan menggunakan analisis SWOT, ditemukan faktor-faktor
yang mempengaruhi sebagai berikut :
a) Faktor Internal.
1) Kekuatan
(a) Role model kepemimpinan dalam mendukung
terwujudnya keteladanan pemimpin di Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota.
(b) Komitmen pimpinan dalam penerapan model
keteladanan pemimpin.
(c) Adanya kebijakan Kapolri tentang Program
Transformasi Polri Presisi, yang dapat dijadikan
16

pedoman oleh pimpinan dalam melaksanakan


tugasnya secara profesional
(d) Program revolusi mental untuk merubah
kapasitas SDM Polri ke arah yang lebih baik.
(e) Paradigma baru Polri dapat mendorong para
pimpinan untuk merubah pola kepemimpinannya.

2) Kelemahan
(a) Lemahnya aspek kemampuan dalam
pemahaman dan penerapan model keteladanan
pemimpin.
(b) Lemahnya aspek komunikasi dalam keteladanan
pemimpin di Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota.
(c) Aspek gaya kepemimpinan dalam keteladanan
pemimpin pada Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota terpenuhi dengan baik.
(d) Pimpinan kurang memotivasi anggota dalam
pelaksanaan tugas.
(e) Pemahaman tentang keteladanan pemimpin oleh
para pimpinan pada level top manager dan
middle manager masih kurang.

b. Faktor Eksternal.
1) Peluang
(a) Adanya sarana pelatihan kepemimpinanan
diantaranya Emotional Spiritual Quetient dan
Neoro Associative Conditioning yang dapat
meningkatkan kualitas pimpinan.
(b) Perkembangan teknologi informasi dalam
implementasi keteladanan pemimpin di Polres
Metro Tangerang Kota
17

(c) Daya dukung masyarakat terhadap Polres Metro


Tangerang Kota terhadap Harkamtibmas
(d) Adanya lembaga independen seperti
Ombudsman yang memiliki fungsi sebagai
pengawas eksternal.
(e) Adanya lembaga pendidikan yang memiliki
motivator handal atau tokoh-tokoh yang dapat
membantu meningkatkan kemampuan
memimpin.

2) Ancaman
(a) Adanya sikap resistensi, ketakutan, dan
kecurigaan masyarakat terhadap Polres Metro
Tangerang Kota.
(b) Stigma negatif masyarakat terhadap kinerja
kepemimpinan Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota.
(c) Perkembangan lingkungan strategis menjadi
tantangan bagi seorang pimpinan Polri.
(d) Masih adanya intervensi dari pihak politisi
maupun pejabat pemerintah terhadap
kepemimpinan di Polres Metro Tangerang Kota.
(e) Kurangnya kepedulian dari masyarakat terkait
dengan kepemimpinan yang ada di Polres Metro
Tangerang Kota
18

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

A. Analisis Strategi
Untuk mengoptimalkan keteladanan pemimpin guna
meningkatkan kinerja personel Sat Samapta Polres Metro Tangerang
Kota maka diperlukan analisis strategis melalui IFAS dan EFAS untuk
menentukan posisi organisasi, adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal (IFAS)
Analisis IFAS adalah metode analisis yang mengkuantifikasi
seluruh faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan,
dengan pemberian bobot tertentu serta penetapan rating atau
sub-sub faktor yang ada, untuk kemudian diintegrasikan ke dalam
proses pengambilan keputusan. Lima indikator pada IFAS dengan
nilai bobot tertinggi akan dimasukkan ke dalam matriks SFAS
untuk dianalisis pada tahapan manajemen strategik, yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
FAKTOR INTERNAL
NO BOBOT RATING SKOR
KEKUATAN
Role model kepemimpinan dalam mendukung
1 0.115 8 0.920
terwujudnya keteladanan pemimpin
Komitmen pimpinan dalam penerapan model
2 0.103 7 0.721
keteladanan pemimpin
Adanya kebijakan Kapolri tentang Program
3 0.086 6 0.516
Transformasi Polri Presisi
4 Adanya program revolusi mental 0.097 6 0.582
Paradigma baru dorong pimpinan ubah pola
5 0.099 7 0.693
Kepemimpinan
SUB JUMLAH 0.50 3.432
FAKTOR INTERNAL
NO BOBOT RATING SKOR
KELEMAHAN
Lemahnya aspek kemampuan dalam pemahaman
1 0.121 4 0.484
dan penerapan model keteladanan pemimpin
kurangya aspek komunikasi dalam keteladanan
2 0.128 4 0.512
pemimpin
3 Kurang nya aspek gaya kepemimpinan 0.107 3 0.321
4 Pimpinan kurang motivasi anggota 0.074 2 0.148
Pemahaman tentang keteladanan pemimpin
5 0.072 2 0.144
masih kurang
SUB JUMLAH 0.50 1.609
TOTAL 1.00 5.001

18
19

2. Faktor Eksternal (EFAS)


Analisis EFAS adalah metode analisis yang
mengkuantifikasi seluruh faktor eksternal yang meliputi peluang
dan ancaman, dengan pemberian bobot tertentu serta penetapan
rating atas sub-sub faktor yang ada. Lima indikator pada EFAS
dengan nilai bobot tertinggi akan dimasukan ke dalam matriks
SFAS, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.2
External Factor Analysis Summary (EFAS)
FAKTOR EKSTERNAL
NO BOBOT RATING SKOR
PELUANG
1 Adanya sarana pelatihan NAC 0.114 7 0.798
Perkembangan teknologi informasi dalam
2 0.109 8 0.872
implementasi keteladanan pemimpin
3 Tingginya harapan masyarakat 0.102 7 0.714
4 Ada lemdik miliki motivator handal 0.084 6 0.504
5 Ada lembaga independen 0.091 6 0.546
SUB JUMLAH 0.50 3.434
FAKTOR EKSTERNAL
NO BOBOT RATING SKOR
ANCAMAN
Adanya sikap resistensi, ketakutan, dan
1 0.142 4 0.568
kecurigaan masyarakat
2 Stigma negatif masyarakat 0.120 3 0.360
3 Perkembangan lingstra menjadi tantangan 0.078 2 0.156
Masih adanya intervensi dari pihak politisi
4 0.080 3 0.240
maupun pejabat pemerintah
5 Kurangnya kepedulian dari masyarakat 0.081 3 0.243
SUB JUMLAH 0.50 1.567
TOTAL 1.00 5.041

3. Analisis Posisi Organisasi


Gambar 4.1
Posisi Organisasi

5,001

5.041
20

Keterangan: Berdasarkan gambar di atas bahwa total skor


IFAS adalah 5,001 dan total skor EFAS adalah 5.041 maka
pertemuan kedua titik berada pada Sel 5A, maka respons
organisasi dalam menghadapi situasi organisasi yang seperti ini
adalah Horizontal Integration Strategy, yaitu meningkatkan
(optimalisasi). Untuk itu dalam penulisan NKP ini berjudul
”Optimalisasi Keteladanan Pemimpin Guna Meningkatkan
Kinerja Personel Sat Samapta Polres Metro Tangerang Kota
Dalam Rangka Terwujudnya Polri Yang Presisi”

4. Faktor Strategi (SFAS)


Analisis SFAS adalah metode analisis yang
mengkuantifikasi seluruh faktor, baik internal maupun eksternal,
dengan pemberian bobot-bobot tertentu serta penetapan
peringkat atas sub-sub faktor yang ada, untuk kemudian
diintegrasikan ke dalam proses pengambilan keputusan untuk
menentukan penetapan implementasi strategi meliputi jangka
pendek, jangka sedang dan jangka panjang sesuai dengan visi,
misi dan tujuan dari organisasi atau institusi. Hasil perhitungan
SFAS yang dilaksanakan dalam mengoptimalkan keteladanan
pemimpin guna meningkatkan kinerja personel Sat Samapta
Polres Metro Tangerang Kota dalam rangka terwujudnya Polri
yang Presisi, yang dijabarkan sebagai berikut :
21

Tabel 4.3
Strategic Factor Analysis Summary (SFAS)

JANGKA

PANJANG
SEDANG
PENDEK
NO FAKTOR STRATEGI KUNCI BOBOT RATING SCORE

Peningkatan aspek kemampuan dalam


1 pemahaman dan penerapan model 0.118 4 0.472
keteladanan pemimpin
Peningkatan aspek komunikasi dalam
2 keteladanan pemimpin di Sat Samapta 0.105 4 0.420
Polres Metro Tangerang Kota
Penekanan sikap resistensi, ketakutan,
3 dan kecurigaan masyarakat terhadap 0.106 4 0.424
Polres Metro Tangerang Kota
Peningkatan aspek gaya
4 kepemimpinan dalam keteladanan
0.103 3 0.309
pemimpin pada Sat Samapta Polres
Metro Tangerang Kota
Aktualisasi role model kepemimpinan
5 dalam mendukung terwujudnya 0.086 8 0.688
keteladanan pemimpin
Implementasi komitmen pimpinan
6 dalam penerapan model keteladanan 0.094 7 0.658
pemimpin
Pemanfaatan teknologi informasi
7 dalam implementasi keteladanan
0.103 8 0.824
pemimpin di Polres Metro Tangerang
Kota
Penakanan stigma negatif masyarakat
8 terhadap kinerja kepemimpinan Sat
0.090 3 0.270
Samapta Polres Metro Tangerang
Kota
9 Penguatan harapan masyarakat
0.088 7 0.616
terhadap Polres Metro Tangerang Kota
10 Peningkatan kerjasama dengan
0.107 7 0.749
lembaga trainning NAC
1.00
Keterangan
Skore Range : Nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dibagi 3
(0,824 - 0,270 : 3) maka nilai range 0,185.
Jangka pendek : skor bobot terkecil di tambah skor Range (0,270
+ 0,185) = 0,455, maka nilai kadek 0.270 s/d
0,455.
Jangka panjang : Skor tertinggi di kurang Skor range (0,824 – 0,185
= 0,639) maka nilai jangka panjang 0,639 ke atas.
Jangka sedang : Nilai di antara Skor jangka pendek dan panjang
0,454 s/d 0,638.
22

B. Implementasi Strategi
1. Jangka pendek ( 0-3 bulan )
a. Strategi : Penguatan aspek komunikasi dalam
keteladanan pemimpin di Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota.
1) Program : Pendidikan dan pelatihan penguatan aspek
komunikasi dalam keteladanan pemimpin.
2) Kegiatan : Menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan serta coaching clinic terhadap unsur
pimpinan terkait keteladanan pemimpin.
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Latihan VCD fungsi:
- Narasumber 2 giat = Rp.4.000.000,-
- Snack 2 giat = Rp. 500.000,-
- Honor 2 giat= Rp.1.800.000
- Jumlah = Rp.6.300.000,-
4) Prosedur :
a) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk berkoordinasi dengan Kabag SDM untuk
penyelenggaraan pendikan dan pelatihan
dibidang komunikasi serta coaching clinic
terhadap unsur pimpinan terkait keteladanan
pemimpin.
b) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menginstruksikan kepada unsur pimpinan
dan personel untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan serta coaching clinic.
c) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk membuat laporan pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan serta coaching.
23

b. Strategi : Penekanan sikap resistensi, ketakutan, dan


kecurigaan masyarakat terhadap Polres Metro
Tangerang Kota
1) Program : Edukasi dan sosialisasi tentang tugas,
fungsi, dan peran Polres Metro Tangerang Kota
2) Kegiatan : Menyelenggarakan edukasi dan sosialisasi
tentang tugas, fungsi, dan peran Polres Metro
Tangerang Kota terhadap masyarakat.
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Anggaran Rapat Koordinasi Rp. 3.290.000.00,-
- Snack 20 orang x @Rp. 30.000.00,- = Rp.
600.000.00,-
- ATK @ 22.000.00,- x 20 orang = Rp.440.000.00,-
- Dokumentasi Rp. 250.000.00,-
- Akomodasi 5 orang x @400.000.00,- = Rp.
2.000.000.00,-
4) Prosedur :
a) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk berkoordinasi dengan Kabag Ops dan
Kasat Binmas untuk penyelenggaraan edukasi
dan sosialisasi tugas, fungsi, dan peran Polres
Metro Tangerang Kota terhadap masyarakat.
b) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menyusun tahapan pelaksanaan kegiatan
edukasi dan sosialisasi tugas, fungsi, dan peran
Polres Metro Tangerang Kota.
c) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menginstruksikan anggota untuk
menyelenggarakan edukasi dan sosialisasi
terhadap masyarakat secara berkala.
24

d) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta


untuk membuat laporan kegiatan edukasi dan
sosialisasi tugas, fungsi, dan peran Polres Metro
Tangerang Kota

c. Strategi : Membangun aspek gaya kepemimpinan dalam


keteladanan pemimpin pada Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota
1) Program : Internalisasi konsep keteladanan pemimpin.
2) Kegiatan : Menyelenggarakan internalisasi dan
pembinaan konsep keteladanan pemimpin secara
terjadwal.
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Latihan VCD fungsi:
- Narasumber 2 giat = Rp.4.000.000,-
- Snack 2 giat = Rp. 500.000,-
- Honor 2 giat= Rp.1.800.000
- Jumlah = Rp.6.300.000,-
4) Prosedur :
a) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk mengajukan kepada Kabag SDM untuk
dilakukan internalisasi dan pembinaan konsep
keteladanan pemimpin secara terjadwal.
b) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menyusun tahapan kegiatan internalisasi
dan pembinaan konsep keteladanan pemimpin.
c) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menginstruksikan unsur pimpinan dan
anggota untuk mengikuti internalisasi dan
pembinaan konsep keteladanan pemimpin.
25

d) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta


untuk membuat laporan anev kegiatan
pelaksanaan internalisasi dan pembinaan konsep
keteladanan pemimpin.

d. Strategi : Menekan stigma negatif masyarakat terhadap


kinerja kepemimpinan Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota.
1) Program : Edukasi dan sosialisasi terhadap
masyarakat.
2) Kegiatan : Menyelenggarakan edukasi dan sosialisasi
secara berkala tentang kinerja kepemimpinan Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota terhadap
masyarakat.
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Anggaran Rapat Koordinasi Rp. 3.290.000.00,-
- Snack 20 orang x @Rp. 30.000.00,- = Rp.
600.000.00,-
- ATK @ 22.000.00,- x 20 orang = Rp.440.000.00,-
- Dokumentasi Rp. 250.000.00,-
- Akomodasi 5 orang x @400.000.00,- = Rp.
2.000.000.00,-
4) Prosedur :
a) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk berkoordinasi dengan Kabag Ops dan
Kasat Binmas untuk penyelenggaraan edukasi
dan sosialisasi program dan kinerja
kepemimpinan Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota terhadap masyarakat.
b) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menyusun tahapan pelaksanaan kegiatan
26

edukasi dan sosialisasi program dan kinerja


kepemimpinan Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota.
c) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menginstruksikan anggota untuk
menyelenggarakan edukasi dan sosialisasi
terhadap masyarakat secara berkala.
d) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk membuat laporan kegiatan edukasi dan
sosialisasi program dan kinerja Polri.

2. Jangka sedang (0-6 bulan)


a. Strategi : Memantapkan aspek kemampuan dalam
pemahaman dan penerapan model keteladanan
pemimpin.
1) Program : Pendidikan dan pelatihan internal Polres dan
pembinaan terkait keteladanan pemimpin.
2) Kegiatan : Menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan internal Polres serta pembinaan secara
terjadwal tentang konsep keteladanan pemimpin.
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Latihan VCD fungsi:
- Narasumber 2 giat = Rp.4.000.000,-
- Snack 2 giat = Rp. 500.000,-
- Honor 2 giat= Rp.1.800.000
- Jumlah = Rp.6.300.000,-
4) Prosedur :
a) Kasat mengajukan kepada Kabag SDM untuk
menyelenggarakan diklat dan pembinaan
terhadap unsur pimpinan dan personel terkait
keteladanan pemimpin secara terjadwal.
27

b) Kasat menginstruksikan unsur pimpinan dan


personel untuk mengikuti diklat dan pembinaan
terkait keteladanan pemimpin.
c) Kasat membuat laporan analisa dan evaluasi
terhadap kegiatan diklat dan pembinaan.

b. Strategi : Menguatkan harapan masyarakat terhadap


Polres Metro Tangerang Kota.
1) Program : Pembinaan dan edukasi terhadap
masyarakat.
2) Kegiatan : Menyelenggarakan pembinaan dan edukasi
terhadap masyarakat terkait tugas, fungsi, peran
Polres Metro Tangerang Kota.
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Anggaran Rapat Koordinasi Rp. 3.290.000.00,-
- Snack 20 orang x @Rp. 30.000.00,- = Rp.
600.000.00,-
- ATK @ 22.000.00,- x 20 orang = Rp.440.000.00,-
- Dokumentasi Rp. 250.000.00,-
- Akomodasi 5 orang x @400.000.00,- = Rp.
2.000.000.00,-
4) Prosedur.
a) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk berkoordinasi dengan Kabag Ops dan
Kasat Binmas terkait rencana penyelenggaraan
pembinaan dan edukasi terhadap masyarakat.
b) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menyusun tahapan kegiatan pembinaan
dan edukasi terhadap masyarakat.
c) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menginstruksikan agar anggota ikut aktif
28

dalam kegiatan pembinaan dan edukasi dengan


masyarakat.
d) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menyusun laporan anev kegiatan
pembinaan dan edukasi terhadap masyarakat.

3. Jangka Panjang ( 0-12 bulan)


a. Strategi : Aktualisasi role model kepemimpinan dalam
mendukung terwujudnya keteladanan pemimpin
1) Program : Internalisasi role model kepemimpinan
terhadap unsur pimpinan dan personel.
2) Kegiatan : Menyelenggarakan internalisasai dan
pembinaan konsep role model kepemimpinan terhadap
unsur pimpinan dan personel.
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Latihan VCD fungsi:
- Narasumber 2 giat = Rp.4.000.000,-
- Snack 2 giat = Rp. 500.000,-
- Honor 2 giat= Rp.1.800.000
- Jumlah = Rp.6.300.000,-
4) Prosedur :
a) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk mengajukan kepada Kabag SDM untuk
dilakukan internalisasi dan pembinaan konsep
role model kepemimpinan bagi unsur pimpinan
dan personel.
b) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menyusun tahapan kegiatan internalisasi
dan pembinaan konsep role model
kepemimpinan.
29

c) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta


untuk menginstruksikan unsur pimpinan dan
personel untuk mengikuti internalisasi dan
pembinaan konsep role model kepemimpinan.
d) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk membuat laporan anev kegiatan
internalisasi dan pembinaan konsep role model
kepemimpinan.

b. Strategi : Implementasi komitmen pimpinan dalam


penerapan model keteladanan pemimpin.
1) Program : Analisa dan evaluasi penerapan model
keteladanan pemimpin.
2) Kegiatan : Melakukan analisa dan evaluasi terhadap
penerapan model keteladanan pemimpin.
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Anggaran Rapat Koordinasi Rp. 3.290.000.00,-
- Snack 20 orang x @Rp. 30.000.00,- = Rp.
600.000.00,-
- ATK @ 22.000.00,- x 20 orang = Rp.440.000.00,-
- Dokumentasi Rp. 250.000.00,-
- Akomodasi 5 orang x @400.000.00,- = Rp.
2.000.000.00,-
4) Prosedur :
a) Wakapolres menginstruksikan kepada Kasat dan
Kabag untuk dilakukan analisa dan evaluasi
penerapan keteladanan pemimpin.
b) Kasat dan Kabag menyusun tahapan kegiatan
analisa dan evaluasi penerapan keteladanan
pemimpin.
30

c) Kasat dan Kabag membuat laporan kegiatan


analisa dan evaluasi penerapan keteladanan
pemimpin.

c. Strategi : Optimalisasi perkembangan teknologi


informasi dalam implementasi keteladanan pemimpin di
Sat Samapta Polres Tangerang Kota.
1) Program : Pelatihan online dan membuka forum diskusi
media sosial internal Polres.
2) Kegiatan : Menyelenggarakan pelatihan online dan
membuka forum diskusi media sosial internal Polres
terkait implementasi keteladanan pemimpin.
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Anggaran Rapat Koordinasi Rp. 3.290.000.00,-
- Snack 20 orang x @Rp. 30.000.00,- = Rp.
600.000.00,-
- ATK @ 22.000.00,- x 20 orang = Rp.440.000.00,-
- Dokumentasi Rp. 250.000.00,-
- Akomodasi 5 orang x @400.000.00,- = Rp.
2.000.000.00,-
4) Prosedur :
a) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk mengajukan kepada Kabag SDM untuk
diselenggarakan pelatihan online dan forum
diskusi medos internal Polres tentang
implementasi keteladanan pemimpin secara
terjadwal.
b) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menyusun tahapan kegiatan pelatihan
online dan forum diskusi medos internal Polres
tentang implementasi keteladanan pemimpin.
31

c) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta


untuk menginstruksikan unsur pimpinan dan
anggota untuk mengikuti pelatihan online dan
forum diskusi medos internal Polres tentang
implementasi keteladanan pemimpin.
d) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk membuat laporan anev kegiatan
penyelenggaraan pelatihan online dan forum
diskusi medos internal Polres.

d. Strategi peningkatan kerjasama dengan lembaga


trainning NAC
1) Program : Peningkatan kerjasama dengan lembaga
trainning NAC
2) Kegiatan : pembuatan MoU kerjasama dalam
pembinaan kepribadian
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Latihan VCD fungsi:
- Narasumber 2 giat = Rp.4.000.000,-
- Snack 2 giat = Rp. 500.000,-
- Honor 2 giat= Rp.1.800.000
- Jumlah = Rp.6.300.000,-
4) Prosedur :
a) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk berkoordinasi dengan Kabag SDM dalam
menetapkan jadwal pertemuan dengan pihak
lembaga trainning NAC di cabang Kota
Tangerang.
b) Wakapolres menyampaikan undangan
pertemuan kepada pihak lembaga trainning NAC
cabang Kota Tangerang, perihal menjalin
32

kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk MoU


(Memorandum of Understanding) kerjasama
dalam pembinaan kepribadian anggota Polres
Metro Tangerang Kota melalui penyelenggaraan
pelatihan NAC, dengan tujuan untuk membentuk
karakter melalui penggabungan 3 potensi
manusia yaitu kecerdasan intelektual, emosional,
dan spiritual.
c) Wakapolres memerintahkan Kabag SDM untuk
menyusun kebutuhan anggaran pembuatan MoU
kerjasama dengan pihak lembaga trainning NAC.

C. Evaluasi dan pengendalian kinerja


1. Komunikasi dan Konsultasi
2. Penetapan Konteks
3. Identifikasi Risiko
4. Analisis Risiko
5. Evaluasi Risiko
6. Mitigasi Risiko
7. Pemantauan dan Reviu
(Dimasukan dalam lampiran).
33

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan.
Berdasarkan pembahasan permasalahan tentang keteladanan
pemimpin guna meningkatkan kinerja personel Sat Samapta Polres
Metro Tangerang Kota dalam rangka terwujudnya Polri yang Presisi
dengan menggunakan teori keteladanan sebagaimana yang telah
diuraikan diatas, maka dapat ditarik simpulan atas pokok-pokok
persoalan yang dikolaborasikan upaya pemecahan masalah, yaitu
sebagai berikut:
1. Kompetensi pemimpin di Sat Samapta Polres Metro Tangerang
Kota guna meningkatkan kinerja personel Sat Samapta saat ini
belum optimal. Oleh karena itu perlunya upaya melalui:
Memantapkan aspek kemampuan dalam pemahaman dan
penerapan model keteladanan pemimpin, aktualisasi role model
kepemimpinan dalam mendukung terwujudnya keteladanan
pemimpin, pemanfaatan teknologi informasi dalam implementasi
keteladanan pemimpin dan peningkatan kerjasama dengan
lembaga trainning NAC guna membangun pribadi anggota yang
memiliki kepribadian yang baik sehingga kinerja Satsamapat
Polres Metro Tangerang kota meningkat.
2. komunikasi pemimpin di Sat Samapta Polres Metro Tangerang
Kota guna meningkatkan kinerja personel Sat Samapta saat ini
belum optimal. Oleh karena itu perlunya upaya melalui:
Penguatan aspek komunikasi dalam keteladanan pemimpin,
memberikan komunikasi dalam penekanan sikap resistensi,
ketakutan, dan kecurigaan masyarakat terhadap Polres Metro
Tangerang Kota, dan memberikan sosialisasi maupun komunikasi
terhadap menekan stigma negatif masyarakat terhadap kinerja
kepemimpinan Sat Samapta Polres Metro Tangerang Kota.

33
34

3. Tanggung jawab pemimpin di Sat Samapta Polres Metro


Tangerang Kota guna meningkatkan kinerja personel Sat
Samapta saat ini belum optimal. Oleh karena itu perlunya upaya
melalui: Menguatkan harapan masyarakat terhadap Polres Metro
Tangerang Kota, Membangun aspek gaya kepemimpinan dalam
keteladanan pemimpin pada Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota dan Implementasi komitmen pimpinan dalam
penerapan model keteladanan pemimpin.

B. Rekomendasi.
Berdasarkan persoalan yang telah diangkat oleh penulis pada
penulisan Naskah Karya Perorangan ini, maka ada beberapa
rekomendasi yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut:
1. Merekomendasikan kepada Kapolres Metro Tangerang Kota U.p
Kabag SDM agar kiranya dapat mengadakan seminar penguatan
ideologi Pancasila, Tribrata, Catur Prasetya dan Revolusi Mental
kepada seluruh anggota guna menguatkan karakter keteladanan
pemimpin.
2. Merekomendasikan kepada Kapolres Metro Tangerang Kota U.p
Kabag SDM agar kiranya membuat Standard Operating
Procedure (SOP) penerapan keteladanan pemimpin untuk
dijadikan pedoman seluruh personel Polres jajaran dalam
pelaksanaan kinerja.
3. Merekomendasikan kepada Kapolres Metro Tangerang Kota U.p
Kabag SDM agar kiranya agar kiranya dapat bekerjasama dengan
mentorship / konsultan bagi para perwira di Polres Metro
Tangerang Kota dalam mengimplementasikan keteladanan
pemimpin.
35

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Munawar. (2007). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Abdn Hamid Yunus (2009). Desain system pembelajaran dalam konteks
kurikulum. Bandung: PT Refika Aditama.
Freddy Rangkuti. 2020. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,
Threats), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyasa, E.(2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Penerbit PT
Remaja Rosdakarya.
Muhammad Mufid, M.Si. 2005. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran Jakarta:
Kencana
Riyanto, Setyo. 2018. Pengambilan Keputusan Strategik. Jakarta:
Paramedia Komunikatama Terry G.R. & Rue, L W. 2013. Dasar-
Dasar Manajemen. Cetakan ke-14, Jakarta : Bumi

Undang-Undang No.2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia
Perpol No. 2 Tahun 2021 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Satuan Tingkat Polres dan Polsek.

Laporan Sat Samapta Polres Metro Tangerang Kota tahun 2021 s.d tahun
2022
III
LAMPIRAN ES-OHA

INTERNAL (SDO-4M) EKSTERNAL

1. SDM 1. Politic,
- Kkurangnya kualitas unsur pimpinan dalam penerapan keteladan - Dukungan pemerintah dalam peningkatan kinerja dan
pemimpin terhadap pelaksanaan tugas sehingga belum dapat kepercayaan masyarakat terhadap Polri
membawa organisasi menuju tang lebih baik. 2. Economy,
2. Anggaran - Tingkat kesejahteraan dan pendidikan masyarakat
- Adanya anggaran untuk operasional rendah
3. Sarpras 3. Social,.
- Tersedia sarana pengaduan masyarakat terkait dengan adanya - Rendahnya kepercayaan masy terhadap Polri.
dugaan tindakan pelanggaran bagi anggota - Kurangnya partisipasi masyarakat
4. Sistem dan metode 4. Technology,
- Kurangnya penerapan aspek kemampuan, komunikasi dan - Kemajuan teknologi yang dapat digunakan untuk
tanggung jawab unsur pimpinan terhadap pelaksanaan tugas. peningkatkan pelayanan kepolisan
- Perkembangan teknologi yang cukup pesat dan
terjadinya perubahan nilai etika, budaya, dan perilaku
yang terjadi di masyarakat
5. Legal
- Undang-undang HAM yang mempengaruhi kinerja
personel Polri.

III
LAMPIRAN ANALISA SWOT

INTERNAL EKSTERNAL

KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN

Role model kepemimpinan Lemahnya aspek kemampuan Adanya sarana pelatihan NAC Adanya sikap resistensi,
dalam mendukung terwujudnya dalam pemahaman dan ketakutan, dan kecurigaan
keteladanan pemimpin penerapan model keteladanan masyarakat
pemimpin
Komitmen pimpinan dalam kurangya aspek komunikasi Perkembangan teknologi Stigma negatif masyarakat
penerapan model keteladanan dalam keteladanan pemimpin informasi dalam implementasi
pemimpin keteladanan pemimpin
Adanya kebijakan Kapolri Kurang nya aspek gaya Tingginya harapan masyarakat Perkembangan lingkungan
tentang Program Transformasi kepemimpinan terhadap Polres Metro strategis menjadi tantangan
Polri Presisi Tangerang Kota
Adanya program revolusi mental Pimpinan kurang motivasi Ada lemdik miliki motivator Masih adanya intervensi dari
anggota handal pihak politisi maupun pejabat
pemerintah
Paradigma baru dorong Pemahaman tentang Ada lembaga independen Kurangnya kepedulian dari
pimpinan ubah pola keteladanan pemimpin masih masyarakat
Kepemimpinan kurang

III
LAMPIRAN AHP IFAS, EFAS DAN SFAS

KEKUATAN
A B C D E A B C D E BOBOT RATING SKOR
A 1 8 / 7 7 / 6 8 / 6 7 / 6 1.000 1.143 1.167 1.333 1.167 0.115 8 0.920

B 7 / 8 1 8 / 6 7 / 6 7 / 8 0.875 1.000 1.333 1.167 0.875 0.103 7 0.721

C 6 / 7 6 / 8 1 6 / 7 7 / 8 0.857 0.750 1.000 0.857 0.875 0.086 6 0.516

D 6 / 8 6 / 7 7 / 6 1 7 / 6 0.750 0.857 1.167 1.000 1.167 0.097 6 0.582


0.099 7 0.693
E 6 / 7 8 / 7 8 / 7 6 / 7 1 0.857 1.143 1.143 0.857 1.000
0.5 3.432

KELEMAHAN
A B C D E A B C D E BOBOT RATING SKOR
A 1 4 / 3 4 / 3 4 / 3 4 / 3 1.000 1.333 1.333 1.333 1.333 0.121 4 0.484

B 3 / 4 1 4 / 2 4 / 2 4 / 3 0.750 1.000 2.000 2.000 1.333 0.128 4 0.512

C 3 / 4 2 / 4 1 4 / 2 4 / 2 0.750 0.500 1.000 2.000 2.000 0.107 3 0.321

D 3 / 4 2 / 4 2 / 4 1 4 / 3 0.750 0.500 0.500 1.000 1.333 0.074 2 0.148


0.072 2 0.144
E 3 / 4 3 / 4 2 / 4 3 / 4 1 0.750 0.750 0.500 0.750 1.000
0.5 1.609

III
PELUANG
A B C D E A B C D E BOBOT RATING SKOR
A 1 8 / 7 8 / 7 8 / 6 7 / 6 1.000 1.143 1.143 1.333 1.167 0.114 7 0.798

B 7 / 8 1 8 / 7 7 / 6 8 / 6 0.875 1.000 1.143 1.167 1.333 0.109 8 0.872

C 7 / 8 7 / 8 1 8 / 6 8 / 7 0.875 0.875 1.000 1.333 1.143 0.102 7 0.714

D 6 / 8 6 / 7 6 / 8 1 7 / 8 0.750 0.857 0.750 1.000 0.875 0.084 6 0.504


0.091 6 0.546
E 6 / 7 6 / 8 7 / 8 8 / 7 1 0.857 0.750 0.875 1.143 1.000
0.5 3.434

ANCAMAN
A B C D E A B C D E BOBOT RATING SKOR
A 1 4 / 3 4 / 2 4 / 2 4 / 3 1.000 1.333 2.000 2.000 1.333 0.142 4 0.568
B 3 / 4 1 3 / 2 4 / 3 4 / 2 0.750 1.000 1.500 1.333 2.000 0.120 3 0.360
C 2 / 4 2 / 3 1 4 / 3 3 / 4 0.500 0.667 1.000 1.333 0.750 0.078 2 0.156
D 2 / 4 3 / 4 3 / 4 1 4 / 3 0.500 0.750 0.750 1.000 1.333 0.080 3 0.240
E 3 / 4 2 / 4 4 / 3 3 / 4 1 0.750 0.500 1.333 0.750 1.000 0.081 3 0.243
0.5 1.567

III
Analitical Hierarchy Process (AHP) Summary Factors Analisys Strategy

A B C D E F G H I J BOBOT RATING SKOR


A 1 4 / 3 5 / 4 5 / 4 4 / 3 5 / 4 5 / 4 4 / 3 5 / 6 7 / 6 0.118 4 0.472
B 3 / 4 1 3 / 4 4 / 3 6 / 5 5 / 4 5 / 4 5 / 4 5 / 4 5 / 6 0.105 4 0.420
C 4 / 5 4 / 3 1 4 / 5 6 / 5 5 / 4 5 / 6 5 / 4 6 / 5 5 / 4 0.106 4 0.424
D 4 / 5 3 / 4 5 / 4 1 4 / 2 5 / 4 7 / 6 5 / 6 6 / 7 4 / 5 0.103 3 0.309
E 3 / 4 5 / 6 5 / 6 2 / 4 1 6 / 7 5 / 6 6 / 7 7 / 6 7 / 6 0.086 8 0.688
F 4 / 5 4 / 5 4 / 5 4 / 5 7 / 6 1 4 / 5 5 / 4 7 / 6 8 / 7 0.094 7 0.658
G 4 / 5 4 / 5 6 / 5 6 / 7 6 / 5 5 / 4 1 4 / 3 4 / 3 5 / 6 0.103 8 0.824
H 3 / 4 4 / 5 4 / 5 6 / 5 7 / 6 4 / 5 3 / 4 1 6 / 4 3 / 5 0.090 3 0.270
I 6 / 5 4 / 5 5 / 6 7 / 6 6 / 7 6 / 7 3 / 4 4 / 6 1 4 / 5 0.088 7 0.616
J 6 / 7 6 / 5 4 / 5 5 / 4 6 / 7 7 / 8 6 / 5 5 / 3 5 / 4 1 0.107 7 0.749
1.000

III
LAMPIRAN TABEL PROSES MANAJEMEN RISIKO

I. KOMUNIKASI DAN KONSULTASI


TIMELINE
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rapat Berkala x x x x x x

2 Rapat Insidentil x x x x x x

3 FGD x x x x x

Membangun Sistem Informasi


4 x x x
Manajemen Risiko
a. Membangun budaya risiko x x x x x x x x x x x x

b. Review MR x x x x x x

c. Update Data x x x x x x x x x x x x

d. Pelaporan x x

III
II. PENETAPAN KONTEKS

FORMULIR PENETAPAN KONTEKS

KONTEKS MANAJEMEN RESIKO


(KETELADANAN PEMIMPIN GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERSONEL SAT SAMAPTA)
Nama Pemilik Risiko : KOMBES POL B
Jabatan Pemilik Risiko : KAPOLRES
Unit Organisasi : POLRES METRO TANGERANG KOTA
Ruang Lingkup Penerapan : KETELADANAN PEMIMPIN GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERSONEL SAT SAMAPTA
Periode Penerapan : TAHUN 2023

a. Sasaran dan Proses Organisasi.


NO DAFTAR SASARAN INDIKATOR SASARAN PROSES BISNIS
1. Peningkatan Motivasi anggota Melaksanakan Pelatihan managemen etika beragama pengawasan dan penilaian kinerja yang objektif.
dengan penerapan keteladanan dan moral, peningkatan kemampuan dalam 95%
pemimpin guna meningkatkan melaksanakan tugas secara profesional
kinerja anggota personel Polres
Metro Tangerang Kota

III
b. Struktur Manajemen Risiko.
PERAN DALAM
NO JABATAN NAMA
MANAJEMEN RISIKO
KOMBES POL Z
1. Pemilik Risiko KAPOLRES
WAKAPOLRES AKBP Y
2. Pengelola Risiko

c. Daftar Pemangku Kepentingan.


NO STAKEHOLDER/PEMANGKU KEPENTINGAN HUBUNGAN
Pemerintah 1. Memastikan keberhasilan implentasi keteladanan pemimpin pada
unsur pimpinan di Sat Samapta Polres Metro Tangerang Kota.
2. Peningkatan motivasi anggota dalam penerapan keteladanan
pemimpin guna meingkatkan kinerja personel
Masyarakat

d. Daftar Peraturan Perundang-undangan Yang Terkait.

NO PERATURAN TERKAIT AMANAT PERATURAN YANG TERKAIT UNIT


1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
2002 entang Kepolisian Negara Republik Indonesia 2. menegakkan hukum, dan
3. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.

III
e. Kriteria Risiko.
1. Kriteria Kemungkinan.
Kriteria Kemungkinan
Tingkat Kemungkinan Presentase kemungkinan Jumlah Frekuensi kemungkinan terjadinya dalam1 periode
terjadinya dalam 1 periode
Hampir tidak terjadi (1) x < 5% Sangat jarang: kurang dari 2 kali 1 tahun
Jarang terjadi (2) 5% < x ≤ 10% Jarang: 2 kali s.d. 5 kali dalam 1 tahun
Kadang terjadi (3) 10% < x ≤ 20% Cukup sering: 6 kali s.d. 9 kali dalam 1 tahun
Sering terjadi (4) 20% < x ≤ 50% Sering: 10 kali s.d. 12 kali dalam 1 tahun
Hampir pasti terjadi (5) x > 50% Sangat sering: lebih dari 12 kali dalam 1 tahun

2. Kriteria Dampak.

Area Dampak Tingkat Tidak Sangat


Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
Signifikan (1) Signifikan (5)
Beban Fraud Kementerian Rp. 100 Juta ≤ x <Rp. 1 x ≥ Rp. 1 Miliar
Keuangan
Negara Miliar
Eselon I Rp. 10 Juta ≤ x <Rp. x ≥ Rp. 100Juta
100 Juta
Eselon III x <Rp. 10 Juta x ≥ Rp. 10 Juta
Non Kementerian, 0,01 per mil ≥ x 0,01 per mil < x 0,01 per mil < x ≤ 1per mil 1 per mil < x ≤ 10per mil x > 10 per mil
Fraud
Eselon I, EselonII ≤ 0,1 per mil
Penurunan Reputasi Kementerian danEselon • Tingkat • Tingkat • Pemberitaan • Pemberitaaan negatif • Tingkat
I kepercayaan kepercayaan negatif di media di mediamassa kepercayaan
stakeholders stakeholdersbaik sosial nasionaldan stakeholders
sangat baik • Tingkat kepuasan • Pemberitaan internasional sangat rendah
• Tingkat pengguna negatif di media • Tingkat • Tingkat
kepuasan layanan sebesar massalocal kepercayaan kepuasan
pengguna 3,25 • Tingkat stakeholders pengguna
layanan sebesar < x ≤ 3,5(skala 4) kepercayaan rendah layanan
3,5 stakeholders • Tingkat kepuasan sebesar
<x≤4 sedang pengguna layanan • ≤ 2,5 (skala4)
(skala 4) sebesar2,5 < x ≤ 3
• Tingkat kepuasan
pengguna layanan (skala 4)
sebesar 3 < x≤
3,25 (skala 4)

III
f. Matriks Analisis Risiko dan Level Risiko.
1. Matriks Analisis Risiko.
Tingkat Dampak

1 2 3 4 5
Matriks Analisis Risiko Tidak Minor Moderat Signifikan Sangat
Signifikan Signifikan
5 HampirPasti Terjadi 11 16 20 23 25
Kemungkinan

4 Sering Terjadi 7 12 17 21 24
Tingkat

3 KadangTerjadi 4 8 13 18 22
2 Jarang Terjadi 2 5 9 14 19
1 HampirTidak Terjadi 1 3 6 10 15

2. Level Risiko.

Level Risiko Besaran Risiko Warna


Sangat Tinggi (5) 20-25 Merah
Tinggi (4) 16-20 Oranye
Sedang (3) 11-15 Kuning
Rendah (2) 6-10 Biru
Sangat Rendah (1) 1-5 Hijau

III
LAMPIRAN : TABEL IDENTIFIKASI RESIKO

Kategori Resiko Definisi


Risiko Kebijakan Risiko yang berkaitan dengan perumusan dan penetapan kebijakan internal maupun eksternal organisasi yang
berdampak terhadap organisasi.
Risiko Keuangan Negara dan Berkaitan kondisi fiscal pemerintah meliputi kerangka ekonomi makro, penganggaran, perpajakan, kepabeanan,
Kekayaan negara perbendaharaan, dan pengawasan keuangan serta berkaitan dengan kekayaan negara yang meliputi Barang Milik
Negara (BMN), kekayaan negara yang dipisahkan, investasi pemerntah dan kekayaan negara lainnya.
Risiko Kepatuhan Risiko yang berkaitan dengan ketidakpatuhan organisasi atau pihak eksternal teradap peraturan perundang
undangan atau ketentuan lain yang berlaku
Risiko Legal Risiko yang berkaitan dengan tuntutan/gugatan hukum kepada organisasi atau jabatan
Risiko Fraud Risiko yang berkaitan dengan perbuatan mengandung unsur kesengajaan, niat, menguntungkan diri sendiri atau
orang lain, penipuan, penggelapan, dan penyalahgunaan kepercayaan yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan secara tidak sah yang dapat berupa uang barang/harta, jasa yang dilakukan oleh satu atau lebih di
lingkungan organisasi
Risiko Reputasi Risiko yang berkaitan dengan persepsi atau tingkat kepercayaan pemangku kepentingan eksternal terhadap
organisasi
Risiko Operasional Risiko yang berkaitan dengan tidak berfungsinya proses bisnis organisasi, sistem informasi, atau keselamatan
kerja individu

III
a. Profil Risiko

Formulir Peta Risiko


Unit Organisasi : POLRES METRO TANGERANG KOTA
Periode Penerapan : PERIODE TAHUN 2023
Risiko Sistem Kemungkinan Dampak
Katego Pengendali Efektivitas
Proses bisnis dan
Sasaran strategis ri an yang Sistem
Indikator
No Kejadian Penyebab Dampak Risiko Dilaksanak Pengendalian LK Penjelasan LD Penjelasan
an
Peningkatkan motivasi Melaksanakan R002 Kurangnya kurangnya banyaknya Reputa Perkap hasil penilaian Sering pada periode sangat menguranggi
anggota dengan pembinaan penerapan pelatihan dan anggota si Kapolri terhadap R2 terjadi agustus 2020 siginifikan (5) resiko
penerapan keteladanan managemen etika keteladanan pembinaan yang nomor 4 didapatkan (4) hingga pelanggaran
pemimpin guna beragama dan pemimpin anggota tentang terkena tahun 2020 poin 5 september 2022 disiplin anggota
meningkatkan kinerja moral, peningkatan dalam keteladanan sanksi tentang sehingga telah terjadi
personel kemampuan dalam meningkatkan pemimpin dalam pelanggara disiplin simpulannya sebanyak 25
melaksanakan tugas kinerja personel menjalankan n disiplin anggota "Efektif" kasus
secara profesional polres Metro tugas kepolisian Pelangaran
Tangerang Republik displin anggota
95 % Kota indonesia Polres Metro
pengawasan dan Tangerang Kota
penilaian kinerja
yang objektif.

III
Risiko Residual Harapan Indikator Risiko Utama (IRU)
Keputusan
Besaran Prioritas
LR Penanganan /
Risiko Risiko
Mitigasi Risiko
LK LD LR Nama Batasan Nilai

sangat 4 3 (Kadang Terjadi) 3 (Moderat) 13 Ya Tiap tahunnya rata- Besaran risiko awal/batas atas (periode
24 tinggi rata terjadi sebanyak lalu) tiap tahunnya 13, batas bawah
13 kejadian yang diharapkan 6
Pelanggran kode etik
profesi dengan demikian batas aman adalah 6

Identifikasi Risiko
Evaluasi Risiko

III
b. Peta Risiko.

Tingkat Dampak
1 2 3 4 5
Matriks Analisis Risiko
Tidak Sangat
Minor Moderat Signifikan
Signifikan Signifikan
5 HampirPasti Terjadi
11 16 20 R3 23 25
Tingkat Kemungkinan

4 Sering Terjadi 7 12 17 21 R1 24

3 KadangTerjadi 4 8 13 18 R2 22

2 Jarang Terjadi 2 5 9 14 19

1 HampirTidak Terjadi
1 3 6 10 15

III
LAMPIRAN : ANALISIS RESIKO

Menginventarisasi sistem pengendalian internal yang telah dilaksanakan dengan metode sebagai berikut:
Does the control deal with is the control officially Is the control in
(root) casue of risk and documented and operation and applied
impact? communicated? consistenly?
YES 1 1 1
PARTLY 3 2 2
NO 6 3 3
3 2 1 6

Nilai 6 : menunjukan eksisting control berjalan KURANG EFEKTIF (KE)

Cara Penghitungan dari Gambar di atas:


a. Jika pengendalian memiliki hubungan dengan penyebab dampak risiko beri nilai 1 (yes), jika Sebagian beri nilai 3, jikatidak berhubungan sama sekali beri nilai 6;
b. Jika pengendalian telah dibuatkan Peraturan dan dikomunikasikan beri nilai 1. Jika Sebagian pengendalian yang adaperaturan dan dikomunikasikan atau sudah semua
dibuat aturan, namun belum dikomunikasikan beri nilai 2. Jika sama sekali belum, beri nilai 3;
c. Jika seluruh pengendalian diterapkan secara konsisten, beri nilai 1. Jika Sebagian beri nilai 2. Jika tidak beri nilai 3;
d. Jumlahkan nilai tersebut dan tentukan efektivitasnya dengan ketentuan:
1) Jika berjumlah 8-12 : Tidak Efektif (TE)
2) Jika berjumlah 6-7 : Kurang Efektif (KE)
3) Jika berjumlah <5 : Efektif
e. Menetapkan Kriteria Risiko. Kriteria risiko mencakup kriteria kemungkinan terjadinya risiko dan kriteria dampak risiko;
f. Kriteria Kemungkinan Terjadinya Risiko;

Kriteria Kemungkinan
Kriteria Kemungkinan
Tingkat Kemungkinan Presentase kemungkinan terjadinya dalam 1 Jumlah Frekuensi kemungkinan terjadinya dalam 1
periode periode
Hampir tidak terjadi (1) x < 5% Sangat jarang: kurang dari 2 kali 1 tahun
Jarang terjadi (2) 5% < x ≤ 10% Jarang: 2 kali s.d. 5 kali dalam 1 tahun
Kadang terjadi (3) 10% < x ≤ 20% Cukup sering: 6 kali s.d. 9 kali dalam 1 tahun
Sering terjadi (4) 20% < x ≤ 50% Sering: 10 kali s.d. 12 kali dalam 1 tahun
Hampir pasti terjadi (5) x > 50% Sangat sering: lebih dari 12 kali dalam 1 tahun

III
g. Kriteria Dampak Risiko;
Dampak risiko diklasifikasikan dalam area dampak sesuai dengan jenis dampak kejadian risiko yang mungkin terjadi dengan urutan dari
bobot tertinggi hingga terendah yang meliputi beban keuangan negara, penurunan reputasi,penurunan kinerja

Area Dampak Tingkat Tidak Sangat


Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
Signifikan (1) Signifikan (5)
Beban Keuangan Fraud Kementerian Rp. 100 Juta ≤ x <Rp. 1 x ≥ Rp. 1 Miliar
Negara
Miliar
Eselon I Rp. 10 Juta ≤ x <Rp. x ≥ Rp. 100Juta
100 Juta
Eselon III x <Rp. 10 Juta x ≥ Rp. 10 Juta
Non Fraud Kementerian, 0,01 per mil ≥ x 0,01 per mil < x 0,01 per mil < x ≤ 1per mil 1 per mil < x ≤ 10per mil x > 10 per mil
Eselon I, EselonII ≤ 0,1 per mil

Penurunan Reputasi Kementerian danEselon • Tingkat kepercayaan • Tingkat kepercayaan • Pemberitaannegatif • Pemberitaaan negatif di • Tingkat kepercayaan
I stakeholderssangat stakeholdersbaik di media sosial mediamassa nasional stakeholders
baik • Pemberitaannegatif dan internasional sangatrendah
di

• Tingkat kepuasan • Tingkat kepuasan media massalocal • Tingkat kepercayaan • Tingkat kepuasan
pengguna layanan pengguna layanan • Tingkat kepercayaan stakeholdersrendah penggunalayanan
sebesar 3,5 sebesar 3,25 stakeholderssedang • Tingkat kepuasan sebesar
< x ≤ 4 (skala 4) < x ≤ 3,5(skala 4) • Tingkat kepuasan pengguna layanan • ≤ 2,5 (skala4)
pengguna layanan sebesar2,5 < x ≤ 3 (skala
sebesar 3 < x≤3,25 (skala 4)
4)

h. Mengestimasi Level Kemungkinan Risiko;


i. Mengestimasi Level Dampak Risiko;
j. Menentukan Besaran Risiko dan Level Risiko;
k. Menuangkan Hasil Risiko Dalam Formulir Profil dan Peta Risiko.

III
LAMPIRAN : MITIGASI RISIKO

FORMULIR MITIGASI RISIKO

Unit Organisasi : POLRES METRO TANGERANG KOTA


Periode Penerapan : PERIODE 2023

Rencana Mitigasi
Nomor Opsi
Kejadian Rencana Aksi Sumber Daya Yang Jadwal
Mitigasi Keluaran Target Kendala
Risiko Mitigasi Risiko Dibutuhkan Implementasi
Risiko
R001 Kurangnya Mengurangi Meningkatkan Seluruh aggota Seluruh anggota Kurangya Terbatanya Sumber daya Setiap bulan
penerapan kemungkinan kesadaran anggota Polres Metro Polres Metro sosialisasi dan manusia anggota Polsek selama setahun
keteladanan
pemimpin dalam
Tentang disiplin Tangerang Kota Tangerang Kota pelatihan berjalan (2023
meningkatkan dalam menjalankan memahami nilai-
kinerja personel tugas nilai disiplin
polres Metro
Tangerang Kota

III
LAMPIRAN : PEMANTAUAN DAN REVIEW

Unit Organisasi : POLRES METRO TANGERANG KOTA


Periode Penerapan : PERIODE 2023
Mitigasi Risiko Indikator Risiko Utama
Prioritas Risiko Aksi / Waktu Penanggung Nilai Tren
Keluaran Target Realisasi Nama Batasan Nilai Status
Pengendalian Implementasi Jawab Aktual Risiko
Kurangnya penerapan Mengurangi Seluruh aggota Seluruh anggota Seluruh anggota Tak Jabuari – juni 2023 Polres Metro Tiap tahunnya rata- besaran risiko awal/ 42 63 berada pada Tren menurun
keteladanan pemimpin kemungkinan Polres Metro Polres Metro lagi melakukan Tangerang Kota rata terjadi batas atas (periode batas atas
dalam meningkatkan Tangerang Tangerang Kota penyimpangan dapa sebanyak 63 lalu) adalah 63 (sangat tinggi) jika
kinerja personel polres Kota pelaksanaan tugas kejadian kasus, batas bawah dibagi 5 maka
Metro Tangerang Kota Pelanggran disiplin yang diharapkan setiap level 63 : 5
anggota adalah 21kasus = 21, jika saat ini
pelangran disiplin nilai aktualnya
adalah 13 maka
masih masuk
level tinggi (warna
orange).

III
b. Formulir Laporan Pemantauan Tahunan.
Unit Organisasi : POLRES METRO TANGERANG KOTA
Periode Penerapan : PERIODE 2023
1) Peta Penilaian Efektivitas Penanganan

Tingkat Risiko Risiko Residual Deviasi /


Prioritas Tingkat Risiko Aktual Tren Risiko Rekomendasi
Sebelum Harapan Kesenjangan
Risiko LK LD LR LK LD LR LK LD LR
R001 Penguatan dsiplin dalam
kurang kesdaran 4 5 24 3 3 13 4 3 17 Peningkatan menjalankan Tugas Oprasi
akan penting nilai - 13-17=4
nilai disiplin dan
tanggung jawab
dalam
menjalankan
tungas anggota
Polres Metro
Tangerang Kota

<diisi sesuai hasil <diisi sesuai hasil risiko <diisi berdasarkan


evaluasi risiko pada residual yang diharapkan pengukuran risiko aktual
formulir profil dan peta sesuai formulir setelah rencana
Risiko> penanganan Risiko> penanganan Risiko
dijalankan pada akhir
tahun>

Keterangan : LK : Level Kemungkinan; LD : Level Dampak; LR : Level Risiko

III
2) Peta Hasil Penanganan Risiko.

Tingkat Dampak
1 2 3 4 5
Matriks Analisis Risiko
Tidak Sangat
Minor Moderat Signifikan
Signifikan Signifikan
5 Hampir Pasti Terjadi 11 16 20 23 25
Tingkat Kemungkinan

4 Sering Terjadi 7 12 17 21 24

3 Kadang Terjadi 4 8 13 18 22 R1

2 Jarang Terjadi 2 5 R1 9 14 19

1 Hampir Tidak Terjadi 1 3 6 10 15

III

Anda mungkin juga menyukai