TOPIK 6:
“MORALITAS PEMIMPIN TERHADAP PERAN PEMIMPIN”
JUDUL:
OPTIMALISASI KETELADANAN PEMIMPIN
GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERSONEL SAT SAMAPTA POLRES
METRO TANGERANG KOTA
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI YANG PRESISI
OLEH:
PERNYATAAN
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN
DAFTAR ISI ............................................................................................i
DAFTAR TABEL ...................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................1
A. Latar belakang ..............................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................3
1. Permasalahan .......................................................3
2. Pokok-Pokok Persoalan........................................3
C. Ruang lingkup ...............................................................3
i
2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN POLA PIKIR
LAMPIRAN ES-OHA
LAMPIRAN ANALISIS SWOT
LAMPIRAN AHP
LAMPIRAN MANAJEMEN RESIKO
ii
3
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2 Data Pelanggaran Disiplin Dan Kode Etik Personel Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota Tahun 2020 s.d
2022 ....................................................................................
iii
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Posisi organisasi..............................................................21
iv
1
TOPIK 6:
“MORALITAS PEMIMPIN TERHADAP PERAN PEMIMPIN”
JUDUL:
OPTIMALISASI KETEDALANAN PEMIMPIN
GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERSONEL SAT SAMAPTA POLRES
METRO TANGERANG KOTA
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI YANG PRESISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan era revolusi industri 4.0 di Indonesia, telah
memicu berbagai permasalahan nasional yang menuntut kesiapan dari
jajaran kepolisian untuk mengantisipasi ancaman yang semakin nyata.
Dimana untuk menyikapi hal tersebut, dibutuhkan peran kepemimpinan
Polri yang adaptif terhadap perubahan dan dinamika tantangan tugas
Polri ke depan. Oleh karenanya, dalam menyikapi hal tersebut, gaya
keteladanan pemimpin dirasakan perlu untuk diterapkan dan
dikembangkan pada setiap lini kepemimpinan Polri. Untuk itu, Kapolri
Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si telah menetapkan 16
program prioritas penguatan Polri yang presisi menuju Indonesia maju
merupakan upaya Polri dalam memberikan pelayanan publik demi
terwujudnya Polri yang presisi.
Postur Polri yang presisi tentunya tidak lepas dari
profesionalisme personel. Sedang profesionalisme itu sendiri
2
B. Rumusan Masalah
1. Permasalahan
Melihat dari latar belakang permasalahan di atas, maka
dengan kurang optimalnya keteladanan pemimpin, untuk itu
sebagai pokok permasalahan dari Naskah Karya Perorangan
(NKP) ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana Keteladanan
Pemimpin Agar Kinerja Personel Sat Samapta Meningkat
Sehingga Polri Yang Presisi Terwujud?”
3
C. Ruang Lingkup
Untuk memfokuskan pembahasan dalam penulisan Naskah
Karya Perorangan (NKP) ini, maka akan dibatasi penulis pada
optimalisasi keteladanan pemimpin di Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota yang di tinjau dari aspek kompetensi pemimpin,
komunikasi pemimpin dan tanggung jawab pemimpin guna
meningkatkan kinerja personel dalam rangka terwujudnya Polri yang
Presisi. Data yang digunakan selama kurun waktu 3 Tahun 2020-2022.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Umum
Terkait dengan penulisan Naskah Karya Perorangan yang
berjudul optimalisasi keteladanan pemimpin guna meningkatkan
kinerja Sat Samapta Polres Metro Tangerang Kota dalam rangka
terwujudnya Polri yang Presisi apabila dikaitkan dengan mata pelajaran
moralitas kepemimpinan dapat dijelaskan bahwa Seorang pemimpin
sangat penting memilih kemampuan analisis yang baik, karena dengan
analisa yang baiklah tugas dapat dilakukan secara efektif dan efisien
serta tepat dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu seorang
pemimpin perlunya sifat keteladanan yang dilihat dari segi kompetensi,
keahlian komunikasi dan tanggungjawab dalam penerapan
keteladanan pemimpin terhadap anggota dalam memberikan petunjuk
maupun arahan terhadap pelaksanaan tugas.
B. Kajian Teori.
1. Grand Theory.
Teori Keteladanan
Grand theory dalam penulisan naskah ini adalah teori
keteladanan pemimpin. Abd Hamid Yunus (2009) mengatakan
keteladananan adalah sikap mental yang mengandung daya
dorong untuk berbuat tanpa berfikir dan pertimbangan. Pemimpin
dituntut mempunyai keunggulan bersaing dalam hal kecerdasan,
komunikasi, kemampuan untuk memecahkan masalah,
keluwesan, siap menerima tanggungjawab, keterampilan sosial,
kesadaran akan diri dan lingkungan. Kemampuan seperti ini
sangat diperlukan untuk mengatur sumber daya manusia secara
efektif dan efisien. Bahkan seorang pemimpin dituntut mempunyai
gaya dan sifat yang mempengaruhi kelancaran dan pencapaian
tujuan yang direncanakan.
4
5
2. Middle Theory.
a. Teori Kompetensi
Menurut E. Mulyasa (2004) Kompetensi adalah suatu
keadaan menjadi kompeten dari kecocokan atau memenuhi
semua tuntutan, mempunyai kemampuan atau kapasitas.
Pada dasarnya kompetensi terdiri dari tiga unsur utama,
yaitu pengetahuan (knowledge), Keterampilan (skill) dan
sikap/kualitas pribadi (attitude). Ketiga unsur ini secara
langsung mempengaruhi perilaku (behaviour) dalam
melaksanakan tugas (task). Kompetensi yang dimiliki oleh
seseorang harus dapat diukur, dinilai, ditujukan dan dapat
dilihat melalui perilaku individu saat menjalankan tugas.
Teori ini digunakan pada Bab III sebagai pisau analisis
pokok persoalan pertama
6
b. Teori Komunikasi
Menurut Muhammad Mufid (2005) Komunikasi adalah
informasi yang disampaikan dari satu tempat lain dengan
pemindahan informasi, ide, emosi, keterampilan dan lain-
lain dengan menggunakan simbol seperti kata, figur dan
grafik serta memberi, meyakinkan ucapan dan tulisan.
Menurut Nurjaman & Umam (2012) Terdapat 3 (tiga) unsur
paling mutlak yang harus dipenuhi dalam proses
komunikasi, yaitu komunikator (pengirim pesan), saluran
(media), komunikan (Penerima pesan).
Teori ini digunakan pada Bab III sebagai pisau analisis
pokok persoalan kedua.
3. Applied Theory
Applied theory ini digunakan untuk memecahkan masalah
pada pokok-pokok persoalan. Applied Theory adalah teori yang
bersifat mikro dan dapat diaplikasikan secara konseptual antara
lain :
7
2. Analisa Data
Teknik analisa data yang dipergunakan adalah teknik
deduktif. Teknik deduktif yaitu berangkat dari teori yang kemudian
dibuktikan atau diterapkan dengan pencarian fakta. Dengan
pendekatan ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami
pemaknaan data yang didapatkan dari penelitian.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan Naskah ini adalah
metode deskriptif analisis, yaitu metode yang mendasarkan pada
hasil pengumpulan data / fakta, sehingga dapat diperoleh
gambaran permasalahan yang ada.
9
D. Kerangka Berpikir
HIPOTESA:
ASUMSI KETELADANAN MENINGKATKAN
PEMIMPIN KINERJA PERSONEL - Jika keteladanan
SAT SAMAPTA POLRES pemimpin belum optimal
METRO TANGERANG maka kinerja personel Sat
KOTA Samapta belum
meningkat
-
- Jika keteladanan
pemimpin optimal maka
kinerja personel Sat
FENOMENA Samapta meningkat
HIPOTESA
KETELADANAN PEMIMPIN
- Jika keteladanan pemimpin blm optimal maka Polri yang Presisi OUTCOME ANALYSIS
BELUM OPTIMAL belum terwujud
- Jika keteladanan pemimpin optimal maka Polri yang Presisi
terwujud
10
BAB III
PEMBAHASAN
10
11
2) Kelemahan
(a) Lemahnya aspek kemampuan dalam
pemahaman dan penerapan model keteladanan
pemimpin.
(b) Lemahnya aspek komunikasi dalam keteladanan
pemimpin di Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota.
(c) Aspek gaya kepemimpinan dalam keteladanan
pemimpin pada Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota terpenuhi dengan baik.
(d) Pimpinan kurang memotivasi anggota dalam
pelaksanaan tugas.
(e) Pemahaman tentang keteladanan pemimpin oleh
para pimpinan pada level top manager dan
middle manager masih kurang.
b. Faktor Eksternal.
1) Peluang
(a) Adanya sarana pelatihan kepemimpinanan
diantaranya Emotional Spiritual Quetient dan
Neoro Associative Conditioning yang dapat
meningkatkan kualitas pimpinan.
(b) Perkembangan teknologi informasi dalam
implementasi keteladanan pemimpin di Polres
Metro Tangerang Kota
17
2) Ancaman
(a) Adanya sikap resistensi, ketakutan, dan
kecurigaan masyarakat terhadap Polres Metro
Tangerang Kota.
(b) Stigma negatif masyarakat terhadap kinerja
kepemimpinan Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota.
(c) Perkembangan lingkungan strategis menjadi
tantangan bagi seorang pimpinan Polri.
(d) Masih adanya intervensi dari pihak politisi
maupun pejabat pemerintah terhadap
kepemimpinan di Polres Metro Tangerang Kota.
(e) Kurangnya kepedulian dari masyarakat terkait
dengan kepemimpinan yang ada di Polres Metro
Tangerang Kota
18
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
A. Analisis Strategi
Untuk mengoptimalkan keteladanan pemimpin guna
meningkatkan kinerja personel Sat Samapta Polres Metro Tangerang
Kota maka diperlukan analisis strategis melalui IFAS dan EFAS untuk
menentukan posisi organisasi, adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal (IFAS)
Analisis IFAS adalah metode analisis yang mengkuantifikasi
seluruh faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan,
dengan pemberian bobot tertentu serta penetapan rating atau
sub-sub faktor yang ada, untuk kemudian diintegrasikan ke dalam
proses pengambilan keputusan. Lima indikator pada IFAS dengan
nilai bobot tertinggi akan dimasukkan ke dalam matriks SFAS
untuk dianalisis pada tahapan manajemen strategik, yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
FAKTOR INTERNAL
NO BOBOT RATING SKOR
KEKUATAN
Role model kepemimpinan dalam mendukung
1 0.115 8 0.920
terwujudnya keteladanan pemimpin
Komitmen pimpinan dalam penerapan model
2 0.103 7 0.721
keteladanan pemimpin
Adanya kebijakan Kapolri tentang Program
3 0.086 6 0.516
Transformasi Polri Presisi
4 Adanya program revolusi mental 0.097 6 0.582
Paradigma baru dorong pimpinan ubah pola
5 0.099 7 0.693
Kepemimpinan
SUB JUMLAH 0.50 3.432
FAKTOR INTERNAL
NO BOBOT RATING SKOR
KELEMAHAN
Lemahnya aspek kemampuan dalam pemahaman
1 0.121 4 0.484
dan penerapan model keteladanan pemimpin
kurangya aspek komunikasi dalam keteladanan
2 0.128 4 0.512
pemimpin
3 Kurang nya aspek gaya kepemimpinan 0.107 3 0.321
4 Pimpinan kurang motivasi anggota 0.074 2 0.148
Pemahaman tentang keteladanan pemimpin
5 0.072 2 0.144
masih kurang
SUB JUMLAH 0.50 1.609
TOTAL 1.00 5.001
18
19
5,001
5.041
20
Tabel 4.3
Strategic Factor Analysis Summary (SFAS)
JANGKA
PANJANG
SEDANG
PENDEK
NO FAKTOR STRATEGI KUNCI BOBOT RATING SCORE
B. Implementasi Strategi
1. Jangka pendek ( 0-3 bulan )
a. Strategi : Penguatan aspek komunikasi dalam
keteladanan pemimpin di Sat Samapta Polres Metro
Tangerang Kota.
1) Program : Pendidikan dan pelatihan penguatan aspek
komunikasi dalam keteladanan pemimpin.
2) Kegiatan : Menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan serta coaching clinic terhadap unsur
pimpinan terkait keteladanan pemimpin.
3) Anggaran : Menggunakan anggaran DIPA Sat
Samapta Polres Metro Tangerang Kota T.A 2023
dengan rincian:
Latihan VCD fungsi:
- Narasumber 2 giat = Rp.4.000.000,-
- Snack 2 giat = Rp. 500.000,-
- Honor 2 giat= Rp.1.800.000
- Jumlah = Rp.6.300.000,-
4) Prosedur :
a) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk berkoordinasi dengan Kabag SDM untuk
penyelenggaraan pendikan dan pelatihan
dibidang komunikasi serta coaching clinic
terhadap unsur pimpinan terkait keteladanan
pemimpin.
b) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk menginstruksikan kepada unsur pimpinan
dan personel untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan serta coaching clinic.
c) Wakapolres memerintahkan Kasat Samapta
untuk membuat laporan pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan serta coaching.
23
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan.
Berdasarkan pembahasan permasalahan tentang keteladanan
pemimpin guna meningkatkan kinerja personel Sat Samapta Polres
Metro Tangerang Kota dalam rangka terwujudnya Polri yang Presisi
dengan menggunakan teori keteladanan sebagaimana yang telah
diuraikan diatas, maka dapat ditarik simpulan atas pokok-pokok
persoalan yang dikolaborasikan upaya pemecahan masalah, yaitu
sebagai berikut:
1. Kompetensi pemimpin di Sat Samapta Polres Metro Tangerang
Kota guna meningkatkan kinerja personel Sat Samapta saat ini
belum optimal. Oleh karena itu perlunya upaya melalui:
Memantapkan aspek kemampuan dalam pemahaman dan
penerapan model keteladanan pemimpin, aktualisasi role model
kepemimpinan dalam mendukung terwujudnya keteladanan
pemimpin, pemanfaatan teknologi informasi dalam implementasi
keteladanan pemimpin dan peningkatan kerjasama dengan
lembaga trainning NAC guna membangun pribadi anggota yang
memiliki kepribadian yang baik sehingga kinerja Satsamapat
Polres Metro Tangerang kota meningkat.
2. komunikasi pemimpin di Sat Samapta Polres Metro Tangerang
Kota guna meningkatkan kinerja personel Sat Samapta saat ini
belum optimal. Oleh karena itu perlunya upaya melalui:
Penguatan aspek komunikasi dalam keteladanan pemimpin,
memberikan komunikasi dalam penekanan sikap resistensi,
ketakutan, dan kecurigaan masyarakat terhadap Polres Metro
Tangerang Kota, dan memberikan sosialisasi maupun komunikasi
terhadap menekan stigma negatif masyarakat terhadap kinerja
kepemimpinan Sat Samapta Polres Metro Tangerang Kota.
33
34
B. Rekomendasi.
Berdasarkan persoalan yang telah diangkat oleh penulis pada
penulisan Naskah Karya Perorangan ini, maka ada beberapa
rekomendasi yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut:
1. Merekomendasikan kepada Kapolres Metro Tangerang Kota U.p
Kabag SDM agar kiranya dapat mengadakan seminar penguatan
ideologi Pancasila, Tribrata, Catur Prasetya dan Revolusi Mental
kepada seluruh anggota guna menguatkan karakter keteladanan
pemimpin.
2. Merekomendasikan kepada Kapolres Metro Tangerang Kota U.p
Kabag SDM agar kiranya membuat Standard Operating
Procedure (SOP) penerapan keteladanan pemimpin untuk
dijadikan pedoman seluruh personel Polres jajaran dalam
pelaksanaan kinerja.
3. Merekomendasikan kepada Kapolres Metro Tangerang Kota U.p
Kabag SDM agar kiranya agar kiranya dapat bekerjasama dengan
mentorship / konsultan bagi para perwira di Polres Metro
Tangerang Kota dalam mengimplementasikan keteladanan
pemimpin.
35
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Sat Samapta Polres Metro Tangerang Kota tahun 2021 s.d tahun
2022
III
LAMPIRAN ES-OHA
1. SDM 1. Politic,
- Kkurangnya kualitas unsur pimpinan dalam penerapan keteladan - Dukungan pemerintah dalam peningkatan kinerja dan
pemimpin terhadap pelaksanaan tugas sehingga belum dapat kepercayaan masyarakat terhadap Polri
membawa organisasi menuju tang lebih baik. 2. Economy,
2. Anggaran - Tingkat kesejahteraan dan pendidikan masyarakat
- Adanya anggaran untuk operasional rendah
3. Sarpras 3. Social,.
- Tersedia sarana pengaduan masyarakat terkait dengan adanya - Rendahnya kepercayaan masy terhadap Polri.
dugaan tindakan pelanggaran bagi anggota - Kurangnya partisipasi masyarakat
4. Sistem dan metode 4. Technology,
- Kurangnya penerapan aspek kemampuan, komunikasi dan - Kemajuan teknologi yang dapat digunakan untuk
tanggung jawab unsur pimpinan terhadap pelaksanaan tugas. peningkatkan pelayanan kepolisan
- Perkembangan teknologi yang cukup pesat dan
terjadinya perubahan nilai etika, budaya, dan perilaku
yang terjadi di masyarakat
5. Legal
- Undang-undang HAM yang mempengaruhi kinerja
personel Polri.
III
LAMPIRAN ANALISA SWOT
INTERNAL EKSTERNAL
Role model kepemimpinan Lemahnya aspek kemampuan Adanya sarana pelatihan NAC Adanya sikap resistensi,
dalam mendukung terwujudnya dalam pemahaman dan ketakutan, dan kecurigaan
keteladanan pemimpin penerapan model keteladanan masyarakat
pemimpin
Komitmen pimpinan dalam kurangya aspek komunikasi Perkembangan teknologi Stigma negatif masyarakat
penerapan model keteladanan dalam keteladanan pemimpin informasi dalam implementasi
pemimpin keteladanan pemimpin
Adanya kebijakan Kapolri Kurang nya aspek gaya Tingginya harapan masyarakat Perkembangan lingkungan
tentang Program Transformasi kepemimpinan terhadap Polres Metro strategis menjadi tantangan
Polri Presisi Tangerang Kota
Adanya program revolusi mental Pimpinan kurang motivasi Ada lemdik miliki motivator Masih adanya intervensi dari
anggota handal pihak politisi maupun pejabat
pemerintah
Paradigma baru dorong Pemahaman tentang Ada lembaga independen Kurangnya kepedulian dari
pimpinan ubah pola keteladanan pemimpin masih masyarakat
Kepemimpinan kurang
III
LAMPIRAN AHP IFAS, EFAS DAN SFAS
KEKUATAN
A B C D E A B C D E BOBOT RATING SKOR
A 1 8 / 7 7 / 6 8 / 6 7 / 6 1.000 1.143 1.167 1.333 1.167 0.115 8 0.920
KELEMAHAN
A B C D E A B C D E BOBOT RATING SKOR
A 1 4 / 3 4 / 3 4 / 3 4 / 3 1.000 1.333 1.333 1.333 1.333 0.121 4 0.484
III
PELUANG
A B C D E A B C D E BOBOT RATING SKOR
A 1 8 / 7 8 / 7 8 / 6 7 / 6 1.000 1.143 1.143 1.333 1.167 0.114 7 0.798
ANCAMAN
A B C D E A B C D E BOBOT RATING SKOR
A 1 4 / 3 4 / 2 4 / 2 4 / 3 1.000 1.333 2.000 2.000 1.333 0.142 4 0.568
B 3 / 4 1 3 / 2 4 / 3 4 / 2 0.750 1.000 1.500 1.333 2.000 0.120 3 0.360
C 2 / 4 2 / 3 1 4 / 3 3 / 4 0.500 0.667 1.000 1.333 0.750 0.078 2 0.156
D 2 / 4 3 / 4 3 / 4 1 4 / 3 0.500 0.750 0.750 1.000 1.333 0.080 3 0.240
E 3 / 4 2 / 4 4 / 3 3 / 4 1 0.750 0.500 1.333 0.750 1.000 0.081 3 0.243
0.5 1.567
III
Analitical Hierarchy Process (AHP) Summary Factors Analisys Strategy
III
LAMPIRAN TABEL PROSES MANAJEMEN RISIKO
2 Rapat Insidentil x x x x x x
3 FGD x x x x x
b. Review MR x x x x x x
c. Update Data x x x x x x x x x x x x
d. Pelaporan x x
III
II. PENETAPAN KONTEKS
III
b. Struktur Manajemen Risiko.
PERAN DALAM
NO JABATAN NAMA
MANAJEMEN RISIKO
KOMBES POL Z
1. Pemilik Risiko KAPOLRES
WAKAPOLRES AKBP Y
2. Pengelola Risiko
III
e. Kriteria Risiko.
1. Kriteria Kemungkinan.
Kriteria Kemungkinan
Tingkat Kemungkinan Presentase kemungkinan Jumlah Frekuensi kemungkinan terjadinya dalam1 periode
terjadinya dalam 1 periode
Hampir tidak terjadi (1) x < 5% Sangat jarang: kurang dari 2 kali 1 tahun
Jarang terjadi (2) 5% < x ≤ 10% Jarang: 2 kali s.d. 5 kali dalam 1 tahun
Kadang terjadi (3) 10% < x ≤ 20% Cukup sering: 6 kali s.d. 9 kali dalam 1 tahun
Sering terjadi (4) 20% < x ≤ 50% Sering: 10 kali s.d. 12 kali dalam 1 tahun
Hampir pasti terjadi (5) x > 50% Sangat sering: lebih dari 12 kali dalam 1 tahun
2. Kriteria Dampak.
III
f. Matriks Analisis Risiko dan Level Risiko.
1. Matriks Analisis Risiko.
Tingkat Dampak
1 2 3 4 5
Matriks Analisis Risiko Tidak Minor Moderat Signifikan Sangat
Signifikan Signifikan
5 HampirPasti Terjadi 11 16 20 23 25
Kemungkinan
4 Sering Terjadi 7 12 17 21 24
Tingkat
3 KadangTerjadi 4 8 13 18 22
2 Jarang Terjadi 2 5 9 14 19
1 HampirTidak Terjadi 1 3 6 10 15
2. Level Risiko.
III
LAMPIRAN : TABEL IDENTIFIKASI RESIKO
III
a. Profil Risiko
III
Risiko Residual Harapan Indikator Risiko Utama (IRU)
Keputusan
Besaran Prioritas
LR Penanganan /
Risiko Risiko
Mitigasi Risiko
LK LD LR Nama Batasan Nilai
sangat 4 3 (Kadang Terjadi) 3 (Moderat) 13 Ya Tiap tahunnya rata- Besaran risiko awal/batas atas (periode
24 tinggi rata terjadi sebanyak lalu) tiap tahunnya 13, batas bawah
13 kejadian yang diharapkan 6
Pelanggran kode etik
profesi dengan demikian batas aman adalah 6
Identifikasi Risiko
Evaluasi Risiko
III
b. Peta Risiko.
Tingkat Dampak
1 2 3 4 5
Matriks Analisis Risiko
Tidak Sangat
Minor Moderat Signifikan
Signifikan Signifikan
5 HampirPasti Terjadi
11 16 20 R3 23 25
Tingkat Kemungkinan
4 Sering Terjadi 7 12 17 21 R1 24
3 KadangTerjadi 4 8 13 18 R2 22
2 Jarang Terjadi 2 5 9 14 19
1 HampirTidak Terjadi
1 3 6 10 15
III
LAMPIRAN : ANALISIS RESIKO
Menginventarisasi sistem pengendalian internal yang telah dilaksanakan dengan metode sebagai berikut:
Does the control deal with is the control officially Is the control in
(root) casue of risk and documented and operation and applied
impact? communicated? consistenly?
YES 1 1 1
PARTLY 3 2 2
NO 6 3 3
3 2 1 6
Kriteria Kemungkinan
Kriteria Kemungkinan
Tingkat Kemungkinan Presentase kemungkinan terjadinya dalam 1 Jumlah Frekuensi kemungkinan terjadinya dalam 1
periode periode
Hampir tidak terjadi (1) x < 5% Sangat jarang: kurang dari 2 kali 1 tahun
Jarang terjadi (2) 5% < x ≤ 10% Jarang: 2 kali s.d. 5 kali dalam 1 tahun
Kadang terjadi (3) 10% < x ≤ 20% Cukup sering: 6 kali s.d. 9 kali dalam 1 tahun
Sering terjadi (4) 20% < x ≤ 50% Sering: 10 kali s.d. 12 kali dalam 1 tahun
Hampir pasti terjadi (5) x > 50% Sangat sering: lebih dari 12 kali dalam 1 tahun
III
g. Kriteria Dampak Risiko;
Dampak risiko diklasifikasikan dalam area dampak sesuai dengan jenis dampak kejadian risiko yang mungkin terjadi dengan urutan dari
bobot tertinggi hingga terendah yang meliputi beban keuangan negara, penurunan reputasi,penurunan kinerja
Penurunan Reputasi Kementerian danEselon • Tingkat kepercayaan • Tingkat kepercayaan • Pemberitaannegatif • Pemberitaaan negatif di • Tingkat kepercayaan
I stakeholderssangat stakeholdersbaik di media sosial mediamassa nasional stakeholders
baik • Pemberitaannegatif dan internasional sangatrendah
di
• Tingkat kepuasan • Tingkat kepuasan media massalocal • Tingkat kepercayaan • Tingkat kepuasan
pengguna layanan pengguna layanan • Tingkat kepercayaan stakeholdersrendah penggunalayanan
sebesar 3,5 sebesar 3,25 stakeholderssedang • Tingkat kepuasan sebesar
< x ≤ 4 (skala 4) < x ≤ 3,5(skala 4) • Tingkat kepuasan pengguna layanan • ≤ 2,5 (skala4)
pengguna layanan sebesar2,5 < x ≤ 3 (skala
sebesar 3 < x≤3,25 (skala 4)
4)
III
LAMPIRAN : MITIGASI RISIKO
Rencana Mitigasi
Nomor Opsi
Kejadian Rencana Aksi Sumber Daya Yang Jadwal
Mitigasi Keluaran Target Kendala
Risiko Mitigasi Risiko Dibutuhkan Implementasi
Risiko
R001 Kurangnya Mengurangi Meningkatkan Seluruh aggota Seluruh anggota Kurangya Terbatanya Sumber daya Setiap bulan
penerapan kemungkinan kesadaran anggota Polres Metro Polres Metro sosialisasi dan manusia anggota Polsek selama setahun
keteladanan
pemimpin dalam
Tentang disiplin Tangerang Kota Tangerang Kota pelatihan berjalan (2023
meningkatkan dalam menjalankan memahami nilai-
kinerja personel tugas nilai disiplin
polres Metro
Tangerang Kota
III
LAMPIRAN : PEMANTAUAN DAN REVIEW
III
b. Formulir Laporan Pemantauan Tahunan.
Unit Organisasi : POLRES METRO TANGERANG KOTA
Periode Penerapan : PERIODE 2023
1) Peta Penilaian Efektivitas Penanganan
III
2) Peta Hasil Penanganan Risiko.
Tingkat Dampak
1 2 3 4 5
Matriks Analisis Risiko
Tidak Sangat
Minor Moderat Signifikan
Signifikan Signifikan
5 Hampir Pasti Terjadi 11 16 20 23 25
Tingkat Kemungkinan
4 Sering Terjadi 7 12 17 21 24
3 Kadang Terjadi 4 8 13 18 22 R1
2 Jarang Terjadi 2 5 R1 9 14 19
III