Anda di halaman 1dari 38

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH LAMPUNG

NASKAH KARYA PERORANGAN (NKP)

Tema :
OPTIMALISASI KAMSELTIBCAR LANTAS SATLANTAS POLRES
TULANG BAWANG GUNA MENINGKATKAN KINERJA DAN CITRA
POLRI YANG PRESISI

OLEH :

NAMA : WAHYU DWI KRISTIANTO, S.H.,M.H.


NRP : 81100287
JABATAN : KANITREGIDENT SATLANTAS POLRES
LAMPUNG SELATAN

Bandar Lampung, Maret 2022


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1


1. Latar Belakang ............................................................. 1
2. Pokok Permasalahan .................................................... 2
3. Ruang Lingkup .......................................................... 2
4. Maksud dan Tujuan .................................................. 2
5. Metode dan Pendekatan Penulisan .......................... 2
6. Tata urut (Sistematika) ………….…………………..… 3
7. Pengertian – Pengertian …………………………….... 3

BAB II KONDISI FAKTUAL PELAKSANAAN KAMPANYE


TERTIB BERLALU LINTAS DI POLRES TULANG
BAWANG GUNA MENINGKATKAN KESADARAN
MASYARAKAT ……………………………….……………….. 5

8. Umum ……………………….………….………................ 5
9. Kondisi Faktual ............................................................. 6
10. Implikasi Belum Optimalnya Pelaksanaan Kampanye
Tertib Berlalu Lintas di Polres Tulang Bawang …......... 10

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PELAKSANAAN KAMPANYE TERTIB BERLALU
LINTAS DI POLRES TULANG BAWANG GUNA
MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT
11
..............................................................................................
11. Lingkungan Strategis ……............................................. 11
12. Faktor Internal 12
…………………………………….............
13. Faktor 13
Eksternal .............................................................

BAB IV KONDISI IDEAL PELAKSANAAN KAMPANYE TERTIB


BERLALU LINTAS DI POLRES TULANG BAWANG
GUNA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT
.............................................................................................. 14

i
14. Umum ………………….................................................. 14
15. Kondisi Ideal 15
…………………………...............................
16. Kontribusi Optimalnya Pelaksanaan Kampanye Tertib
Berlalu Lintas di Polres Tulang Bawang 18
…………………
17. Indikator Keberhasilan 18
…………………………………….

BAB V PEMECAHAN MASALAH ……………................................. 43


18. Strategi .......................................................................... 43
.
19. Implementasi Strategi 45
………........................................
BAB VI PENUTUP 55
20. Simpulan …………………………………………………… 55
21. Rekomendasi ……………………………………………… 56

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH LAMPUNG

Tema :
OPTIMALISASI KAMSELTIBCAR LANTAS SATLANTAS POLRES
TULANG BAWANG GUNA MENINGKATKAN KINERJA DAN CITRA
POLRI YANG PRESISI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Seiring perkembangan pesat teknologi, khususnya teknologi
transportasi menyebabkan laju pertambahan kendaraan yang cukup
pesat namun kurang diimbangi dengan penambahan sarana dan
prasarana jalan, selain itu masih rendahnya kesadaran hukum
masyarakat dalam mematuhi peraturan lalu lintas, sehingga upaya
menciptakan situasi dan kondisi Keamanan, Keselamatan,
Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas (Kamseltibcar Lantas) sulit
untuk diwujudkan.
Pengaruh dari perkembangan teknologi transportasi yang
semakin pesat belakangan ini, khususnya kendaraan bermotor, baik
roda empat maupun roda dua, yang semakin menjamur dimiliki oleh
masyarakat Indonesia, telah mendorong terjadinya berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan pelanggaran maupun
kecelakaan lalu lintas. Hal ini tidak lepas dari masih sangat
rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap aturan tertib
berlalu lintas, dalam arti lemahnya disiplin pengemudi sebagai
pengguna jalan.
Menyikapi hal tersebut Polres Tulang Bawang perlu
mengoptimalkan kampanye tertib berlalu lintas dengan sasaran
masyarakat umum seperti pengemudi kendaraan bermotor angkutan
umum dan pemakai jalan lainnya. Namun selama ini kegiatan
tersebut kurang optimal dilakukan ditandai dengan tingkat

1
kecelakaan di wilayah hukum Polres Tulang Bawang masih cukup
tinggi, seperti pada tahun 2020 terjadi laka lantas sebanyak 73
kasus dan tahun 2021 terjadi 76 kasus.
Berdasarkan data tersebut di atas perlu dilakukan
peningkatan kampanye berlalu lintas yang dilakukan oleh Polres
Tulang Bawang secara efektif dan berkelanjutan.

2. Pokok Permasalahan
Mendasari uraian latar belakang tersebut di atas, maka
sebagai pokok permasalahan yang akan dibahas dalam NKP ini
adalah “Bagaimana mengoptimalkan pelaksanaan kampanye tertib
berlalu lintas di Polres Tulang Bawang guna meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam rangka terwujudnya Kamseltibcar
Lantas?”

3. Ruang Lingkup
Penulisan NKP ini dibatasi pada upaya Kapolres Tulang
Bawang mengoptimalkan pelaksanaan kampanye tertib berlalu lintas
di Polres Tulang Bawang dari aspek sumber daya organisasi dan
kerjasamanya dengan stakeholders guna meningkatakan kesadaran
masyarakat pada kurun waktu Tahun 2019-2020.

4. Maksud dan Tujuan


a. Maksud penulisan ini adalah untuk memenuhi persyaratan
mengikuti Lelang Jabatan Terbuka Kasatlantas Polres Tulang
Bawang.
b. Tujuan penulisan ini adalah memberikan sumbangan
pemikiran pemecahan masalah dalam mengoptimalkan
kamseltibcar lantas Satlantas Polres Tulang Bawang guna
meningkatkan kinerja dan citra polri yang presisi.

5. Metode dan Pendekatan Penulisan


a. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis dan
pengalaman empiris untuk menjabarkan persoalan, kemudian
menguraikan upaya pemecahan masalah.

2
b. Pendekatan dalam penulisan ini yaitu melalui studi
kepustakaan dengan menggali beberapa teori atau konsep
yang sesuai.

6. Tata Urut (Sistematika)


BAB I : PENDAHULUAN;
BAB II : KONDISI FAKTUAL PELAKSANAAN KAMPANYE
TERTIB BERLALU LINTAS DI POLRES TULANG
BAWANG GUNA MENINGKATKAN KESADARAN
MASYARAKAT;
BAB IV : FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PELAKSANAAN KAMPANYE TERTIB BERLALU
LINTAS DI POLRES TULANG BAWANG GUNA
MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT;
BAB V : KONDISI IDEAL PELAKSANAAN KAMPANYE TERTIB
BERLALU LINTAS DI POLRES TULANG BAWANG
GUNA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT;
BAB VI : PEMECAHAN MASALAH;
BAB VII : PENUTUP.

7. Pengertian-pengertian
a. Optimalisasi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008, hlm 1.021) artinya
terbaik atau paling menguntungkan. Maknanya disini yaitu
menjadikan performa yang lebih baik.
b. Pelaksanaan
Proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan,
keputusan, dan sebagainya). (Kamus Bahasa Indonesia,
2008, hlm. 1.175)
c. Kampanye
Serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan
tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun
waktu tertentu. (Antar Venus, 2004, hlm. 11).

3
d. Tertib
Teratur; menurut aturan; rapi. (Kamus Bahasa Indonesia,
2008, hlm. 1.601).
e. Lalu Lintas
Sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
Jalan. (Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang LLAJ,
Pasal 1 ayat 2).
f. Kamseltibcar Lantas
Suatu keadaan terbebasnya setiap orang, barang, dan/atau
Kendaraan dari gangguan perbuatan melawan hukum,
terhindarnya dari resiko kecelakaan dan keadaan berlalu
lintas yang berlangsung secara teratur serta keadaan berlalu
lintas dan penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan
dan kemacetan di Jalan. (Undang-Undang No. 22 tahun 2009
tentang LLAJ, Pasal 1 ayat 30).

4
BAB II

KONDISI FAKTUAL PELAKSANAAN KAMPANYE TERTIB BERLALU


LINTAS DI POLRES TULANG BAWANG GUNA MENINGKATKAN
KESADARAN MASYARAKAT

8. Umum
Wilayah hukum Polres Tulang Bawang memiliki luas wilayah
sebesar 3.466,32 km² yang terbagi ke dalam 15 kecamatan, 4
kelurahan dan 147 desa. Populasi penduduk saat ini sekitar +
430.630 jiwa. Kabupaten Tulang Bawang terletak pada jalur jalan
nasional yaitu jalan Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan
dengan kota-kota utama di Pulau Sumatera, sehingga jalur lalu lintas
memiliki arus kendaraan bemotor yang cukup tinggi.
Terdapat lokasi arus lalu lintas di Kabupaten Tulang Bawang
yang marak terjadi kecelakaan lalu lintas yaitu pada kawasan Jalan
Lintas Timur KM 145-146 pasar Unit II Kec. Banjar Agung Kab.
Tulang Bawang, namun kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu
lintas masih minim, terutama kurangnya kesadaran menggunakan
helm bagi pengendara sepeda motor dan banyak pengguna jalan
khususnya masyarakat sekitar yang tidak memperhatikan rambu –
rambu Lalulintas.
Terlepas dari rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
peraturan lalu lintas dan angkutan jalan, serta adanya sikap kurang
tanggap dari sebagian masyarakat terhadap himbauan kepolisian
untuk disiplin dalam berlalu lintas, Satlantas Polres Tulang Bawang
telah berupaya menekan angka kecelakaan lalu lintas seperti
dengan melaksanakan operasi patuh dengan sasaran pengendara
tidak menggunakan helm, pengemudi tidak menggunakan sabuk
pengaman, berkendara melebihi kecepatan batas maksimal,
melawan arus, berkendara di bawah pengaruh alkohol atau narkoba,
berkendara sambil mengoperasikan HP, pengendara di bawah
umur, kendaraan yang memakai lampu rotator/ sirine serta
kendaraan yang menggunakan knalpot bising.

5
Namun demikian angka kecelakaan lalu lintas masih cukup
tinggi sebagaimana data tabel di bawah ini :

Tabel 1.1 Perbandingan Data Laka Lantas


2020 2021  TREND  KET
URAIAN
 JAN - NOV JAN - NOV  ANGKA  % 
Jumlah Kejadian 73 76 3 N 4% Kasus
Korban Meninggal Dunia 34 30 -4 T-12% Orang
Korban Luka Berat 23 40 17 N 74% Orang
Korban Luka Ringan 61 73 12 N 20% Orang
Kerugian Materiil 292,300,000 412,100,000 119,800,000 N 41% Rupiah

Sumber: Data Anev Satlantas Polres Tulang Bawang

Melihat data tabel di atas dapat diartikan bahwa


perbandingan jumlah kecelakaan pada tahun 2021 lebih tinggi
dibanding tahun 2020, dengan tingkat korban meninggal dunia
cukup banyak. Melihat fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa
masalah kecelakaan lalu lintas merupakan suatu masalah rutin yang
mewarnai aktivitas transportasi masyarakat diwilayah hukum Polres
Tulang Bawang, sehingga hal ini menjadi hambatan untuk mampu
mewujudkan tertib berlalu lintas, terutama lemahnya kampanye oleh
Polres Tulang Bawang sebagaimana kondisi faktual berikut ini.

9. Kondisi Faktual
a. Sumber daya manusia (SDM)
Jumlah personel Polres Tulang Bawang yang dilibatkan
dalam kampanye tertib berlalu lintas, adalah anggota Sat
Lantas sebagaimana berikut ini.

Tabel 3.2
Data Jumlah Personel Sat Lantas Polres Tuba
NO URAIAN DSP RILL
1 KASAT LANTAS 1 1
2 KAUR BINOPSNAL 1 -
3 BAMIN / BANUM PADA 1 -

6
NO URAIAN DSP RILL
URBINOPSNAL
4 KAURMINTU 1 1
5 BAMIN 1 -
6 BANUM 1 1
7 KANIT TURJAGWALI 1 1
8 BANIT 50 17
9 KANIT REGIDENT 1 1
10 BANIT 6 13
11 KANIT KAMSEL 1 1
12 BANIT 6 -
13 KANIT GAKKUM 1 1
14 BANIT 10 3
15 BANUM PADA UNIT /PNS 4 -
JUMLAH 88 42
Sumber : Sat Lantas Polres Tulang Bawang tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas, bahwa jumlah personel


Satlantas Polres Tulang Bawang saat ¡ni masih kurang 46
personel. Selain itu, masih banyak personel yang betum
mengikuti Dikbangpes Lantas maupun pelatihan, sehingga hal
ini menghambat pelaksanaan kampanye keselamatan berlalu
lintas, dengan kurang memiliki keterampilam teknis dan taktis
pembinaan yang meliputi pengajaran, penyuluhan,
pembimbingan dan penerangan.

b. Anggaran
Kebutuhan anggaran pelaksanaan kampanye tertib
berlalu lintas menggunakan dukungan anggaran yang
bersumber dari DIPA.

c. Sarana dan prasarana (Sarpras)

7
Penataan kebutuhan Sarpras telah dilakukan dalam
rangka mendukung kegiatan kampanye, dimana keberadaan
Sarpras berupa roda 2 maupun roda 4, megaphone serta
kamera yang dimiliki oleh Sat Lantas seluruhnya dalam kondisi
baik dan terawat.

d. Metode
Adapun tujuan kampanye tertib berlalu lintas untuk
mengarahkan, membimbing dan mendidik masyarakat agar
memahami, menghayati dan melaksanakan undang-undang
dan peraturan tentang lalu lintas, khususnya kepada
masyarakat umum (masyarakat yang tidak terorganisir) seperti
pengemudi kendaraan bermotor angkutan umum dan pemakai
jalan lainnya, serta masyarakat yang terorganisir seperti
Instansi dan jawatan, sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi.
Adapun terkait mekanisme pelaksanaannya yaitu sebagai
berikut :
1) Perencanaan
Rencana kampanye dengan menyusun jadwal
kegiatan, sasaran kegiatan, mekanisme, sampai
dengan hasil yang akan diperoleh telah dibuat, namun
implementasinya di lapangan cenderung kurang
dilaksanakan secara nyata sebagaimana data tabel di
bawah ini.

Tabel 3.3
Data Kegiatan Kampanye Tertib Berlalu Lintas

 TH. 2020 TH. 2021 TREND 


NO URAIAN KET 
JAN - NOV  JAN - NOV  ANGKA  % 
Police Goes To
1 11 25 14 N 127% Kali
Campus
Safety Riding dan
2 25 5 -20 T -80% Kali
Driving
3 Forum Lalu Lintas 0 0 0 TETAP Kali
dan Angkutan

8
 TH. 2020 TH. 2021 TREND 
NO URAIAN KET 
JAN - NOV  JAN - NOV  ANGKA  % 
Jalan
Kampanye
4 1 8 7 N 700% Kali
Keselamatan
Sekolah
5 0 0 0 TETAP Kali
Mengemudi
Taman Lalu
6 1 0 -1 T -100% Kali
Lintas
Global Road
Safety
7 0 0 0 TETAP Kali
Partnership
Action
JUMLAH 38 38 0 TETAP Kali
Sumber : Anev Sat Lantas Polres Lamsel tahun 2021

2) Pengorganisasian
Telah dibuatkan sprint kepada personel
Satlantas untuk melaksanakan kegiatan kampanye.

3) Pelaksanaan
Pelaksanaan kampanye belum didahului
dengan penyebaran berita akan dilakukan kegiatan
kampanye melalui media massa, dimana kegiatan
kampanye dilakukan secara insidentil (mendadak dan
serentak).

4) Pengawasan.
Kurang dilakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kampanye oleh unsur pimpinan dengan
mengecek laporan hasil pelaksanaan tugas kampanye.

9
10. Implikasi Belum Optimalnya Pelaksanaan Kampanye Tertib
Berlalu Lintas di Polres Tulang Bawang
a. Implikasi terhadap kesadaran masyarakat
Meningkatnya pelanggaran lalu lintas diwilayah hukum
Polres Tulang Bawang dengan masih rendahnya tingkat
kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas.
b. Implikasi terhadap Kamseltibcar Lantas
Belum adanya solusi dalam mewujudkan kesadaran
masyarakat terhadap hukum berlalu lintas dan dalam
menekan angka kecelakaan lalu lintas.

10
BAB III
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN
KAMPANYE TERTIB BERLALU LINTAS DI POLRES TULANG
BAWANG GUNA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT

Merujuk pada kondisi faktual yang telah dibahas, terdapat beberapa


faktor-faktor yang mempengaruhi terkait Pelaksanaan kampanye tertib
berlalu lintas di Polres Tulang Bawang guna meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam rangka terwujudnya kamseltibcar lantas, baik pengaruh
lingkungan strategis maupun faktor internal dan eksternal organisasi
sebagaimana berikut ini.

11. Lingkungan Strategis


Keselamatan Jalan merupakan isu telah mengemuka dari
tahun ketahun, dan saat ini sudah menjadi permasalahan global,
regional dan nasional. Secara nasional keselamatan jalan dalam hal
berkaitan dengan budaya berlalu lintas para pengguna jalan dan
aspek teknis dari berbagai kendaraan yang digunakan, serta
berhubungan dengan aspek teknis konstruksi jalan itu sendiri setelah
dioperasikan. Secara nasional, kerugian akibat kecelakaan lalu lintas
jalan diperkirakan mencapai 2,9 – 3,1 % dari total PDB Indonesia.
Memperhatikan hal tersebut, keselamatan jalan sudah menjadi
prioritas nasional yang mendesak untuk segera diperbaiki, sehingga
pemerintah telah menetapkan kebijakan terkait safety ridding serta
meningkatkan kinerja keselamatan berlalu lintas kepada seluruh
instansi pembina lalu lintas melalui Rencana Aksi keselamatan LLAJ
Kabupaten/ Kota sebagai acuan bagi pelaksanaan program dan
kegiatan keselamatan LLAJ.

11
12. Faktor Internal
a. Kekuatan (Strenght)
1) Komitmen pimpinan untuk memperhatikan pendidikan
tertib berlalu lintas dengan lebih mendekatkan diri
kepada masyarakat.
2) Program Police Goes to School dan Campus yang
telah dilaksanakan oleh Polres Tulang Bawang.
3) Dimilikinya SOP bagi kepentingan pelaksanaan tugas
Sat Lantas Polres Tulang Bawang.
4) Kuatnya HTCK antar fungsi yang dapat mendukung
anggota Sat Lantas dalam menjalankan tugasnya.
5) Dimilikinya dukungan anggaran dan sarana prasarana
yang memadai dalam pelaksanaan kegiatan kampanye
tertib beralu lintas.

b. Kelemahan (Weakness)
1) Kurangnya pengendalian oleh pimpinan terhadap
anggota Sat Lantas dalam melakukan kampanye tertib
berlalu lintas.
2) Rendahnya kompetensi anggota Sat Lantas Polres
Tulang Bawang dalam komunikasi massa.
3) Minim diberdayakannya anggota Sat Binmas, Sat
Sabhara maupun Bhabinkamtibmas dalam mendukung
kegiatan kampanye tertib berlalu lintas.
4) Kurang matangnya rencana penyusunan kampanye
yang hanya direncanakan apabila marak terjadinya
kejadian kecelakaan lalu lintas dengan korban yang
meninggal dunia menjadi perhatian media/ masyrakat.
5) Kurangnya dedikasi personel Sat Lantas untuk
mengkampanyekan tertib berlalu lintas.

12
13. Faktor Eksternal
a. Peluang (Oppurtunities)
1) Adanya sistem informasi dan komunikasi terpadu
dengan jajaran Pemkab Tulang Bawang.
2) Peran media massa, media online maupun media
sosial dalam mempublikasikan/ menginformasikan
perihal kondisi jalan maupun lalu lintas dari komplain
masyarakat umum terkait titik rawan kecelakaan.
3) Dukungan kelompok-kelompok masyarakat yang turut
serta membantu tugas Polisi lalu lintas dalam
mewujudkan disiplin berlalu lintas seperti club-club
motor dan mobil.
4) Harapan masyarakat terhadap pencegahan Laka
Lantas.
5) Adanya perusahaan otomotif atau agen produsen
otomotif yang dapat berperan dalam menciptakan
budaya keselamatan berkendara.

b. Ancaman (Threats)
1) Luasnya wilayah Kabupaten Tulang Bawang dengan
kondisi geografis dan panjang jalan serta tingkat
mobilitas masyarakat cukup tinggi.
2) Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap
peraturan lalu lintas.
3) Sarana atau fasilitas dan infrastruktur jalan yang belum
memadai dan kurang tertata di wilayah Kabupaten
Tulang Bawang.
4) Kurangnya kesadaran hukum masyarakat terkait
masalah lalu lintas.
5) Jumlah pengguna kendaraan semakin meningkat
setiap tahunnya.

13
BAB IV
KONDISI IDEAL PELAKSANAAN KAMPANYE TERTIB
BERLALU LINTAS DI POLRES TULANG BAWANG
GUNA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT

14. Umum
Kendaraan bermotor yang meningkat telah menyebabkan
penambahan jumlah kendaraan sehingga mengakibatkan timbulnya
masalah kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
Mudahnya pembelian kendaraan bermotor belum dibarengi dengan
kedisiplinan dalam menggunakan kendaraan bermotor, sehingga
kerap terjadi pelanggaran lalu lintas.
Pelanggaran lalu lintas tentunya merupakan salah satu hal
yang harus selalu diperhatikan, mengingat pelanggaran lalu lintas
turut berimbas pada kecelakaan lalu lintas yang merengut banyak
korban jiwa. Pasal 105 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang LLAJ telah menjelakskan bahwa setiap orang yang
menggunakan jalan wajib berperilaku tertib; mencegah hal-hal yang
dapat merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu
lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan
jalan. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 ini merupakan
undang-undang yang mengatur tentang lalu lintas atau merupakan
peraturan yang menjadi pedoman dalam berlalu lintas, sehingga
perlu untuk dijalankan dalam menciptakan ketertiban berlalu lintas.
Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 2017
tentang keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan telah
menekankan fungsi keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan
sebagai suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko
kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia,
kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan.
Oleh karena itu dalam kegiatan kampanye dibutuhkan sumber
daya organisasi yang mumpuni serta kerjasama dengan instansi
terkait yang sinergis.

14
15. Kondisi Ideal
a. Sumber daya organisasi dalam pelaksanaan kampanye
tertib berlalu lintas di Polres Tulang Bawang
1) Sumber daya manusia (SDM)
Mangkunegara (2006) menerangkan bahwa
SDM merupakan investasi yang perlu dijaga. Oleh
karena itu personel Sat Lantas Polres Tulang Bawang
yang dilibatkan dalam pelaksanaan kampanye,
maupun seluruh personel lainnya, maka perlunya
pemberian pelatihan, baik pelatihan public speaking,
pelatihan sosiologi, maupun pelatihan motivator,
sehingga personel memiliki kecakapan secara teknis
dan taktis pembinaan yang meliputi pengajaran,
penyuluhan, pembimbingan dan penerangan..
Sedangkan untuk mengatasi kekurangan
personel maka perlu memberdayakan anggota dari
fungsi operasional lainnya baik Sat Sabhara, Sat
Binmas, maupun anggota Bhabinkamtibmas dalam
mendukung pelaksanaan kampanye tertib berlalu
lintas, sehingga dapat menghindari terjadinya tumpang
tindih antara personel yang dilibatkan dalam kampanye
maupun dalam kegiatan rutin.
2) Anggaran
Penyusunan kebutuhan anggaran sesuai beban
tugas dan jumlah anggaran, serta pendistribusian
anggaran yang tepat sasaran sesuai kebutuhan, serta
dapat mendukung untuk kegiatan pelatihan, maka
penyusunan perencanaan anggaran kampaye tertib
beralalu lintas harus dilaksanakan melalui
pembentukan kelompok kerja (Pokja), sehingga
anggaran yang tersedia dapat mempresentasikan
kegiatan yang akan dilaksanakan.

15
3) Sarana dan prasarana (Sarpras)
Kasat Lantas dapat lebih mengorganisir
kebutuhan Sarpras bagi masing-masing anggota yang
dilibatkan dengan menginventarisir kebutuhan Sarpas
bersama Kasubbag Sarpras sesuai ketersediaan guna
mendukung jalannya kampanye tertib berlalu lintas.
4) Metode
Dalam melaksanakan kampanye tertib berlalu
lintas, diperlukan metode yang tepat dan efektif melalui
perumusan setiap tahapan yaitu sebagai berikut :
a) Perencanaan
Penyusunan rencana kampanye sesuai
waktu yang tepat, dengan isi rencana
pelaksanaan kegiatan kampanye adalah
memuat jadwal kegiatan, sasaran kegiatan,
mekanisme, sampai dengan hasil yang akan
diperoleh secara terukur, dan dalam
penerapannya di lapangan mampu
dimplementasikan dan dipertanggung jawabkan.
b) Pengorganisasian
Penguatan HTCK dengan anggota Sat
Binmas, Polsek dan anggota Bhabinkamtibmas,
maupun anggota fungsi operasional lainnya,
sehingga dapat terlaksana kampanye secara
terkoordinir.
c) Pelaksanaan
Pemberdayaan media massa, media
sosial maupun menjaring netizen untuk
mempublikasikan/ mengumumkan kegiatan
kampanye, serta melaksanakan bimbingan dan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai
safety riding secara berkala setiap bulannya dan
menyeluruh.

16
d) Pengawasan.
Dilakukan pengawasan oleh pimpinan
terhadap pelaksanaan kegiatan kampanye
dengan memberikan Anev maupun petunjuk
dan arahan.

b. Kerjasama dalam pelaksanaan kampanye tertib berlalu


lintas di Polres Tulang Bawang
Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan
kampanye tertib berlalu lintas oleh Polres Tulang Bawang,
maka perlunya penguatan kerjasama terutama dengan Dinas
Pendidikan, Dinas Perhubungan, media massa maupun agen
perusahaan otomotif, agar dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat sebagai pengguna jalan, sehingga pentingnya
persamaa persepsi antar anggota kepolisian yang dilibatkan
dengan stakeholders tersebut yang dapat mendukung
keberhasilakan kegiatan ditandai dengan :

1) Komunikasi
Dilaksanakannya diskusi rencana kegiatan
bersama, sehingga dapat saling memperkuat untuk
memetakan wilayah yang rawan terjadi pelanggaran
dan kecelakaan lalu lintas, dan dapat melaksanakan
penerangan dan penyuluhan/ sosialisasi tata tertib
berlalu lintas termasuk penyebaran brosur/ pamflet
yang berisi himbauan atau ajakan untuk mematuhi
peraturan lalu lintas.

2) Koordinasi
Kasat Lantas dapat mengkoordinir stakeholders
dalam pembentukan kelompok sadar tertib berlalu
lintas kepada seluruh masyarakat umum yang tidak
terorganisir dan masyarakat yang terorganisir.

17
3) Kolaborasi
Dilaksanakannya kegiatan bersama berupa
even road show berupa pentas kesenian maupun road
show ke kampung-kampung, serta pergelaran
perlombaan safety riding yang disponsori agen
perusahaan produsen kendaraan bermotor.

16. Kontribusi Optimalnya Pelaksanaan Kampanye Tertib Berlalu


Lintas di Polres Tulang Bawang
a. Kontribusi terhadap kesadaran masyarakat
Menurunya pelanggaran lalu lintas diwilayah hukum
Polres Tulang Bawang melalui kegiatan kampanye tertib
belalu lintas yang tepat sasaran dan sesuai target.
b. Kontribusi terhadap terhadap Kamseltibcar Lantas
Situasi dan kondisi Kamseltibcar Lantas yang kondusif
terpelihara dengan baik, ditandai dengan terjaminnya
Kamseltibcar Lantas dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap hukum berlalu lintas.

17. Indikator Keberhasilan


Adapun indikator-indikator keberhasilan sesuai persoalan
yang dibahas pada kondisi ideal, maka indikator sebagai tanda dan
cara mencapai kondisi tersebut yaitu menghasilkan :
a. Meningkatkanya dukungan sumber daya organisasi dalam
pelaksanaan kampanye tertib berlalu lintas sesuai program
kegiatan yang dilaksanakan.
b. Meningkatnya kerjasama dalam menegakan disiplin lalulintas,
sehingga berkurangnya pelanggaran lalu lintas yang terlihat
pada jalanan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang

18
BAB V
PEMECAHAN MASALAH
OPTIMALISASI PELAKSANAAN KAMPANYE TERTIB
BERLALU LINTAS DI POLRES TULANG BAWANG
GUNA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA KAMSELTIBCAR LANTAS

Berdasarkan kondisi faktual, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta


kondisi ideal, maka pada bab ini akan dirumuskan upaya pemecahan
masalah guna menjawab persoalan-persoalan yang telah dibahas. Adapun
upaya pemecahan masalah dilakukan melalui langkah-langkah translation
process dengan urutan proses manajemen strategis mulai dari penentuan
visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, dan implementasi strategi
(action plan).
Sedangkan langkah pertama agar dapat menentukan proses
penentuan strategi yaitu dengan melakukan analisis IFAS dan EFAS.

Tabel 5.1
Internal Factors Analysis Strategy (IFAS)
N RATIN SKO
BOBOT
O KEKUATAN G R
Komitmen pimpinan terhadap pendidikan
1 0,12 7 0,84
tertib berlalu lintas
2 Program Police Goes to School dan Campus 0,10 8 0,80
3 Dimilikinya SOP 0,09 6 0,54
4 Kuatnya HTCK antar fungsi 0,09 8 0,72
Dimilikinya dukungan anggaran dan sarana
5 0,10 7 0,70
prasarana
    0,50   3,60
N RATIN SKO
BOBOT
O KELEMAHAN G R
1 Kurangnya pengendalian oleh pimpinan 0,12 4 0,48
2 Rendahnya kompetensi anggota Sat Lantas 0,10 4 0,40
Minim diberdayakannya anggota Binmas,
3 0,11 2 0,22
Sabhara & Bhabinkamtibmas
Kurang matangnya rencana penyusunan
4 0,09 4 0,36
kampanye
5 Kurangnya dedikasi personel Sat Lantas 0,07 2 0,14

19
    0,50   1,60
TOTAL 1,00   5,20

Tabel 5.2
Eksternal Factors Analysis Strategy (EFAS)
N RATIN
BOBOT SKOR
O PELUANG G
Sistem informasi dan komunikasi terpadu
1 0,11 6 0,66
dengan Pemkab
Peran media massa, media online & media
2 0,09 8 0,72
sosial
3 Dukungan kelompok-kelompok masyarakat 0,10 7 0,70
4 Harapan masyarakat 0,10 6 0,60
Perusahaan otomotif atau agen produsen
5 0,10 7 0,70
otomotif
    0,50   3,38
N RATIN
BOBOT SKOR
O ANCAMAN G
1 Luasnya wilayah Kabupaten Tulang Bawang 0,04 4 0,16
2 Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat 0,07 2 0,14
Sarana atau fasilitas dan infrastruktur jalan
0,10 2 0,20
3 belum memadai
4 Kurangnya kesadaran hukum masyarakat 0,16 5 0,80
Jumlah pengguna kendaraan semakin
0,14 2 0,28
5 meningkat
    0,50   1,58
TOTAL 1,00   4,96

18. Strategi
Strategi merupakan penjabaran dari tujuan yang telah
ditetapkan dengan mempedomani strategi utama hasil analisis
SFAS (Strategic Factors Analysis Summary) untuk dituangkan
dalam implementasi strategi yang meliputi jangka pendek, jangka
sedang dan jangka panjang sebagaimana berikut ini :

Tabel 5.3
Strategic Factors Analysis Summary (SFAS)

Durasi
Bobo Ratin
No Faktor Strategi Kunci Skor Pende Sedan Panjan
t g
k g g
A Meningkatkan 0,12 5 0,6
kesadaran hukum

20
Durasi
Bobo Ratin
No Faktor Strategi Kunci Skor Pende Sedan Panjan
t g
k g g
masyarakat
Mewaspadai jumlah
pengguna kendaraan 0,12
B 0,06 2
yang semakin
meningkat
Meningkatkan
C pengendalian oleh 0,06 4 0,2
pimpinan
Meningkatkan
komitmen pimpinan 0,63
D 0,09 7
terhadap pendidikan
tertib berlalu lintas
Meningkatkan
sinergitas anggota Sat 0,12
E 0,06 2
Binmas, Sat Sabhara
dan Bhabinkamtibmas
Memberdayakan sistem
informasi dan 0,66
F 0,11 6
komunikasi terpadu
dengan Pemkab
Memberdayakan
perusahaan otomotif 0,91
G 0,13 7
atau agen produsen
otomotif
Meningkatkan
H kompetensi anggota 0,09 4 0,36
Sat Lantas
Meningkatkan program
I police go to school dan 0,16 8 1,28
campus
Memberdayakan
J kelompok-kelompok 0,12 7 0,84
masyarakat
Jumlah 1,00

19. Implementasi Strategi (Action Plan)


a. Strategi jangka pendek. (0 - 3 bulan).
1) Program : Mewaspadai jumlah pengguna kendaraan
yang semakin meningkat.
a) Metode :
(1) Kasat Lantas dan anggota forum LLAJ
Kabupaten Tulang Bawang mengadakan
rapat koordinasi terkait dampak
peningkatan penggunaan kendaraan

21
bermotor, dan melakukan analisa
bersama terhadap potensi kerawanan,
baik kerawanan pelanggaran,
kecelakaan, serta mengidentifikasi faktor
utama penyebabnya untuk dirumuskan
dalam sistem pemecahan masalah.
(2) Kasatlantas mengusulkan untuk
pembuatan akses informasi bagi
Satlantas Polres Tulang Bawang dan
instansi pada forum LLAJ dengan sistem
terpadu melalui CCTV dan komputer
online agar dapat diakses secara
bersama.
(3) Kasatlantas bersinergi dengan
Kasihumas untuk mengundang wartawan
media massa baik cetak, elektronik
maupun online untuk membuat himbauan
dan sosialisasi jalan-jalan yang biasa
terjadi kecelakaan, serta
mengkampanyekan disiplin berlalu lintas,
keselamatan berkendara, maupun
menampung aspirasi masyarakat luas
terhadap keluhan kondisi jalan.
(4) Kasat Lantas berkoordinasi dengan
wartawan agar dapat memberikan
informasi yang di dapat dari masyarakat
terkait kondisi jalan yang rawan macet,
Laka Lantas dan pelanggaran, serta
personel bergerak cepat untuk
melakukan kampanye maupun
pemasangan baliho.

22
b) Indikator kinerja program : Terjalin sinergi
dalam mewaspadai peningkatan penggunaan
kendaraan bermotor.

2) Program : Meningkatkan pengendalian oleh pimpinan.


a) Metode :
(1) Kasat Lantas melakukan pengawasan
melekat dengan melaksanakan
pengecekan terhadap kegiatan
kampanye tertib berlalu lintas.
(2) Kasat Lantas melakukan Anev kinerja
dengan membuat pertanggung-jawaban
kegiatan dan laporan hasil akhir
pelaksanaan kegiatan kampanye tertib
berlalu lintas di masyarakat teroganisir
maupun tidak teroganisir.
b) Indikator kinerja program : Terawasinya
pelaksanaan kampanye tertib berlalu lintas
secara melekat.

3) Program : Meningkatkan sinergitas anggota Sat


Binmas, Sat Sabhara dan Bhabinkamtibmas.
a) Metode :
(1) Kasat Lantas membuat dan mengusulkan
kepada Kapolres, program peduli
keselamatan berlalu lintas yang ditujukan
sebagai upaya pendekatan kepada
seluruh lapisan masyarakat melalui
kegiatan rutin anggota Sat Binmas, Sat
Sabhara maupun Bhabinkamtibmas
dalam mengkampanyekan tertib berlalu
lintas.

23
(2) Kasat Lantas membuat dan mengusulkan
SOP kampanye tertib berlalu lintas untuk
digunakan oleh anggota Sat Binmas, Sat
Sabhara maupun Bhabinkamtibmas.
(3) Kasat Lantas menyusun pola
penjadwalan giat kampanye tertib berlalu
lintas kepada masyarakat tidak
terorganisir yang dilakukan anggota Sat
Sabhara melalui patroli dialogis, maupun
anggota Bhabinkamtibmas pada seluruh
desa binaannya.
(4) Kasat Lantas mengadakan kegiatan
mengunjungi sekolah-sekolah, perguruan
tinggi maupun perusahaan-perusahaan
dan lainnya untuk mengadakan
kampanye tertib berlalu lintas.
b) Indikator kinerja program : Meningkatnya
sinergi anggota Satlantas dengan anggota Sat
Binmas, Sat Sabhara, maupun
Bhabinkamtibmas dalam kegiatan kampanye
tertib berlalu lintas.

4) Program : Meningkatkan kompetensi anggota Sat


Lantas.
a) Metode :
(1) Kasat Lantas mengusulkan kepada
Kapolres dan Kabagsumda untuk
mengadakan pelatihan dengan
mengundang instruktrur dari Dit Lantas
Polda berupa teknik bedah kasus, teknik
orasi, dan teknik pemecahan masalah,
seta teknik simulasi.

24
(2) Kasatlantas menggelar pelatihan-
pelatihan praktis dan aplikatif secara
kontinuitas, seperti pelatihan melalui
program Tutorial of Training fungsi
Lantas kepada seluruh anggota Sat
Lantas secara bertahap.
(3) Kasat Lantas melaksanakan sosialisasi
terkait berbagai instrumen hukum yang
dapat mendukung kampanye tertib
berlalu lintas kepada masyarakat
teroganisir maupun tidak terorganisir.
b) Indikator kinerja program : Meningkatnya
kompetensi anggota Sat Lantas dalam
melakukan kampanye tertib berlalu lintas.

b. Strategi jangka sedang. (0 - 6 bulan).


1) Program : Meningkatkan kesadaran hukum
masyarakat.
a) Metode :
(1) Kasat Lantas menjalin kemitraan dengan
komunitas kendaraan bermotor dalam
mensosialisasikan peraturan lalu lintas.
(2) Kasat Lantas membangun sarana
komunikasi dan informasi mengenai
permasalahan lalu lintas yang terjadi.
(3) Kasat Lantas bersinergi dengan Kasat
Sabhara untuk memasang banner
maupun spanduk tertib berlalu lintas di
wilayah rawan kecelakaan dan
pelanggaran lalu lintas, serta di selurh
tempat-tempat keramaian massa.
(4) Kasat Lantas berbagi tugas dengan
anggota Salantas dalam mengadakan

25
talkshow di stasiun tv, radio lokal maupun
dengan membuat konten youtube tentang
aturan dan keselamatan berlalu lintas.
b) Indikator kinerja program : Meningkatnya
kesadaran hukum masyarakat dalam berlalu
lintas.

2) Program : Meningkatkan komitmen pimpinan terhadap


pendidikan tertib berlalu lintas.
a) Metode :
(1) Kasatlantas menjalin kerjasama dengan
instansi terkait untuk bersama anggota
Sat Lantas memberikan pengertian dan
himbauan kepada pengguna jalan,
bagaimana mereka harus bergerak/
berkendara dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku.
(2) Kasat Lantas beserta anggota
melaksanakan sosalisasi peraturan dan
penggunaan jalan umum kepada
masyarakat serta memberikan himbauan
kepada masyarakat dan pengemudi
angkutan umum/ barang berupa brosur/
selebaran himbauan untuk mentaati
peraturan.
(3) Kasat Lantas menjalin kerjasama dengan
instansi terkait untuk merealisasikan
RUNK (Rencana Umum Nasional
Keselamatan) yaitu program keselamatan
berkendara dengan penggunaan helm
sesuai standar nasional (SNI),
penggunaan sabuk pengaman (safety

26
belt), program penggunaan kaca spion
lengkap, program light on, program
patuhi batas kecepatan, program
berkendara kurangi kecepatan saat
mendekati perempatan, program
penggunaan lampu lengkap, program
pemberlakuan kanalisasi, serta program
patuh terhadap rambu/marka dan patuh
lalu lintas.
b) Indikator kinerja program : Tumbuh dan
terbangunnya peran serta secara aktif dari
seluruh masyarakat dalam rangka memelihara
dan mewujudkan Kamseltibcarlantas.

3) Program : Memberdayakan sistem informasi dan


komunikasi terpadu dengan Pemkab.
a) Metode :
(1) Kasatlantas menjalin kerjasama dengan
Dishub dalam rangka pemberian
peringatan dan aturan kepada
masyarakat melalui regulasi yang jelas
dalam menggunakan kendaraan, dan
saling berbagi informasi dengan Dinas
Perhubungan untuk menekan
pelanggaran dan kecelakaan lalulintas
secara terpadu.
(2) Kasat Lantas berkoordinasi dengan
Kepala Dishub mengenai penerapan
regulasi pembatasan kendaraan berat,
dan aturan lainnya, serta
direkomendasikan ke DPRD guna dikaji
dalam proses penyusunan Perda,
sehingga sistem yang dikembangkan

27
untuk menekan kecelakaan memiliki
landasan hukum.
(4) Kasat Lantas berkoordinasi dengan
Dishub untuk menambah dan memasang
rambu peringatan keselamatan jalan
secara digital menitikberatkan pada
daerah-daerah rawan kecelakaan.
b) Indikator kinerja program : Terjalinnya
kerjasama dalam menekan angka kecelakaan
lalu lintas dan meningkatkan kesadaran
masyarakat pengguna kendaraan bermotor.
4) Program : Memberdayakan kelompok-kelompok
masyarakat.
a) Metode :
(1) Kasat Lantas mengundang komunitas
otomotif untuk mengadakan event show,
atau pameran otomotif disertai kampanye
safefty riding.
(2) Kasatlantas bersinergi dengan Kasi
Humas untuk menjaring influencer dan
netizen potensial dalam
mengkampanyekan tertib berlalu lintas
melalui media sosial.
(3) Kasatlantas menjaring kelompok
pengemudi ojek online maupun
pangkalan, serta supir angkutan umum
untuk menerapkan aturan keselamatan
berlalu lintas.
(4) Kasat Lantas bersinergi dengan Kasat
Binmas dan Kapolsek mengajak Lurah/
Camat dan kepala desa untuk
membentuk kampung disiplin tertib
berlalu lintas.

28
b) Indikator kinerja program : Terlaksananya
peran komunitas masyarakat dalam kampanye
tertib berlalu lintas.

c Strategi jangka panjang. (0 - 12 bulan).


1) Program : Memberdayakan perusahaan otomotif atau
agen produsen otomotif.
a) Metode :
(1) Kasat Lantas mengusulkan kepada
Kapolres untuk menjalin kesepakatan
dengan pihak perusahaan otomotif atau
agen produsen otomotif selaku ATPM
untuk mengadakan kegiatan bersama
berupa even road show tertib berlalu
lintas yang diselenggarakan setiap hari
minggu, dan mengajak sebagai
sponsorhip kegiatan tersebut.
(2) Kasat Lantas menyusun tim kreatif
Satlantas untuk membuat rumusan acara
yang menarik antusiasme masyarakat
dan berkerjasama dengan ATPM terkait
sesi acara yang menarik perhatian.
b) Indikator kinerja program : Terciptanya
kesepakatan bersama dengan ATPM dalam
pelaksanaan kampanye tertib berlalu lintas
secara berkelanjutan.

2) Program : Meningkatkan program police go to school


dan campus.
a) Metode :
(1) Kasat Lantas menjalin kerjasama dengan
pihak sekolah maupun perguruan tinggi
untuk mengadakan kegiatan bersama

29
pendidikan berlalu lintas kepada generasi
muda.
(2) Kasat Lantas membuat Sprin anggota
Satlantas agar setiap hari senin sebagai
pembina upacara di tingkatan sekolah
dalam rangka mengkampanyekan tertib
berlalu lintas.
(4) Kasat Lantas membuat acara seminar
tertib berlalu lintas di tingkat perguruan
tinggi.
(5) Kasat Lantas beserta anggota
melaksanakan pemasangan spanduk
yang berisikan pesan-pesan tertib lalu
lintas diseluruh sekolah dan perguruah
tinggi.
b) Indikator kinerja program : Terselenggaranya
kegiatan police go to school dan campus secara
menyeluruh dan kontinyu, serta meningkatnya
kesadaran generasi muda terhadap
keselamatan berlalu lintas.

30
BAB VII
PENUTUP

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab


penutup ini dapat dirumuskan simpulan dan beberapa rekomendasi yaitu
sebagai berikut :

20. Simpulan
a. Sumber daya organisasi dalam pelaksanaan kampanye tertib
berlalu lintas di Polres Tulang Bawang sejauh ini telah
memadai dari aspek dukungan anggaran dan Sapras yang
digunakan, namun sumber daya manusia yang dilibatkan
belum memadai baik kuantitas dan kualitas, serta metode
yang digunakan baik perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian belum efektif dijalankan.
Maka untuk mengatasi hal tersebut perlu upaya yaitu
menggelar pelatihan-pelatihan praktis dan aplikatif secara
kontinuitas, sinergitas anggota Satlantas dengan Sat Binmas,
Sat Sabhara dan Bhabinkamtibmas, manjalin kemitraan
dengan komunitas kendaraan bermotor dalam
mensosialisasikan peraturan lalu lintas, memberdayakan

31
kelompok-kelompok masyarakat, meningkatkan program
police go to school dan campus, serta meningkatkan
supervisi dan Anev kinerja.
b. Kerjasama dalam pelaksanaan kampanye tertib berlalu lintas
di Polres Tulang Bawang, baik degan Dinas Pendidikan,
Dinas Perhubungan, media massa maupun agen perusahaan
otomotif, sejauh ini masih minim komunikasi, koordinasi dan
kolaborasi, sehingga diperlukan upaya yaitu bersama anggota
forum LLAJ Kabupaten Tulang Bawang mengadakan rapat
koordinasi terkait dampak peningkatan penggunaan
kendaraan bermotor, merealisasikan RUNK (Rencana Umum
Nasional Keselamatan), membuat himbauan dan sosialisasi
jalan-jalan yang biasa terjadi kecelakaan lalu lintas,
mengkampanyekan disiplin berlalu lintas secara terpadu,
serta memberdayakan sistem informasi dan komunikasi
terpadu dengan Pemkab

21. Rekomendasi
a. Merekomendasikan kepada Kapolres dan Kabagsumda untuk
membuat program kegiatan pembekalan pengetahuan lalu
lintas kepada anggota Sat Lantas seluruh Polres jajaran
melalui penataran, kursus secara kontinyu sesuai tingkat
peserta didiknya, anggaran, sarana dan prasarana
pendukung dalam pengajaran, metode dan buku-buku
pelajarannya.
b. Merekomendasikan kepada Kapolres untuk membuat nota
kesepakatan dengan stakeholder dalam forum LLAJ tingkat
provinsi dalam rangka membuat sistem E-
Kampanye yang terintegrasi sebagai aplikasi untuk
memberikan himbauan melalui aplikasi berbasi android yang
bisa diakses oleh petugas kepolisian dan seluruh masyarakat.

32
DAFTAR PUSTAKA

Literatur :

Antar, Venus. (2004). Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan


Praktis dalam Mengekfektifkan kampanye Komunikasi. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.

Kamus Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta : Pusat Bahasa Departemen


Pendidikan Nasional.

Pearce & Robinson. (1997). Manajemen Strategis. Jakarta : Binarupa


Aksara.

Rangkuti. Freddy. (2004). Analisis SWOT Dalam Membedah Kasus Bisnis.


Jakarta : PT Gramedia.

Instrumen :

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia.

Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan.

Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu


Lintas Dan Angkutan Jalan.

33
34

Anda mungkin juga menyukai