PROPOSAL
Oleh :
PROPOSAL
Oleh :
Pembimbing II.
Mengetahui,
Ketua Program Ilmu Hukum
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 8
E. Tinjauan Pustaka........................................................................................ 10
F. Metode Penelitian...................................................................................... 17
1. Jenis Penelitian...................................................................................... 17
2. Sifat Penelitian...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang berada pada struktur penegakan hukum di Indonesia, memiliki peran sebagai
untuk melindungi jiwa dan harta kelompok atau masyarakat.1 Seorang polisi
dirinya pada bentangan yang luas antara spektrum posisi dibenci atau dimuliakan,
atau memilih posisi biasa-biasa saja. Namun apapun posisi yang dipilih,
Polri sebagai bagian dari institusi negara yang berfungsi dalam bidang
mudah menjadi seorang polisi diera seperti ini. Menghadapi masyarakat, polisi
harus bersikap ramah dan bertindak bijak. Kepada penjahat, mereka harus selalu
waspada. Tidak jarang polisi yang bertugas sebagai penegak hukum, berada
1
Awaloedin Djamin. 2017. Sejarah dan Perkembangan Kepolisian di Indonesia. Jakarta:
Yayasan Brata Bhakti Polri, hal. 14.
2
Mahmud Mulyadi dan Andi Sujendral. 2011. Community Policing: Diskresi Dalam
Pemolisian Yang Demokratis. Jakarta: PT Sofmedia, hal. 2.
4
5
kesan polisi yang memiliki perilaku distorsi dan destruktif baik sebagai penegak
Polri sebagai sub sistem dari pemerintah secara responsif telah berupaya
sudah semakin nampak yakni dengan adanya “political will” dengan memisahkan
organisasi Polri dengan organisasi TNI. Hal ini membuktikan bahwa kepolisian
yang mandiri, dan professional menjadi arah kebijakan pimpinan negara sebagai
perjalanannya selain telah memberi manfaat bagi Polri dengan berbagai kemajuan
operasional. Disisi lain diakui secara jujur terdapat akses negatif dari
sosial dan keagamaan. Polisi lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas
3
Budi Rianto. 2012. Polri dan Aplikasi E-Government. Surabaya: Putra Media Nusantara,
hal. 31.
6
pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi
lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu lintas, guna memelihara
masyarakat, dan dalam masyarakat yang modern lalu lintas merupakan faktor
masyarakat. Seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan maupun tindak pidana yang
berkaitan dengan kendaraan bermotor. Polisi lalu lintas juga mempunyai visi dan
Polri, karena jika terjadi korupsi dan pungutan liar yang dilakukan oleh oknum
4
Trie Haryani. “Kekerasan Oleh Polisi, mengapa Masih Terjadi”, melalui
http:///kekerasan-oleh-polisi-mengapa-masih.html, diakses Selasa, 07 Maret 2023 pukul 20.00
Wib
5
Firman, “Diskresi Polisi dan Permasalahannya”, melalui http://www. Indonesia
policewatch.com/, diakses Selasa, 07 Maret 2023 pukul 20.00 Wib.
7
anggota Polri akan berakibat terhadap menurunnya citra Polri di mata warga
berada di lapangan yang sangat dekat dengan masyarakat. Anggota Polantas harus
bersifat tegas dalam menindak pelanggaran lalu lintas, tetapi tidak boleh bersikap
anggota Polri saat ini dirasakan masih jauh dari harapan dan belum mampu secara
hukum peraturan disiplinnya, antara lain masih terjadi perbedaan persepsi tentang
tersebut telah diatur baik oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2013 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri maupun ketentuan acara
Propram Polri. Upaya penegakan disiplin dan Kode Etik Kepolisian sangat
dengan baik, apabila penegak hukumnya sendiri (Polri) tidak disiplin dan tidak
terjadi di masyarakat.
oleh aparat penegak hukum, harus ditindaklanjuti sesuai dengan proses hukum.
Anggota Polri yang terbukti melakukan kejahatan maka akan dijerat 2 sanksi,
yaitu pidana umum dan kode etik profesi Kepolisian. Dengan demikian dalam
proses pemeriksaan, Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) juga dibagi dua. Masing-
umum dan penyidik Pelayanan Pengaduan dan Penegakan Displin (P3D) untuk
komisi sidang displin atau profesi. Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin
B. Rumusan Masalah
lalu lintas ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
2. Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pihak baik bagi
E. Tinjauan Pustaka
Kata Polisi berasal dari kata Yunani yaitu Politea. Kata ini pada mulanya
dipergunakan untuk menyebut orang yang menjadi warga negara dari kota
Athena, kemudian pengertian itu berkembang menjadi kota dan dipakai untuk
menyebut semua usaha kota. Oleh karena pada jaman itu kota-kota merupakan
negara yang berdiri sendiri, yang disebut juga Polis, maka Politea atau Polis
diartikan sebagai semua usaha dan kegiatan negara, juga termasuk kegiatan
Kristus mendapat kemajuan dan berkembang sangat luas. Maka semakin lama
urusan dan kegiatan agama menjadi semakin banyak, sehingga mempunyai urusan
khusus dan perlu diselenggarakan secara khusus pula, akhirnya urusan agama
kepolisian, “Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan
pelayanankepada masyarakat”.
membidangi.
Republik Indonesia diatur juga tentang tujuan dari Polri yaitu: “Kepolisian Negara
peraturan perundang-undangan.
Tugas dan wewenang Polri di atur dalam Bab III mulai Pasal 13 sampai 14
Indonesia.
13
b. Menegakkan hukum.
peraturan perundang-undangan.
pengamanan swakarsa.
14
kepolisian.
n. Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f
Polisi lalu lintas adalah bagian dari kepolisian yang diberi tangan khusus
tangan polisi pada umumnya. Karena kepada polisi lalu lintas diberikan tugas
yang khusus ini, maka diperlukan kecakapan teknis yang khusus pula. Akan
tetapi, walaupun demikian hal ini tidaklah menghilangkan atau mengurangi tugas
setiap anggota POLRI, karena itu berhadapan dengan keadaan yang dapat
mengganggu keamanan dan ketertiban pada umumnyapolisi lalu lintas pun harus
bertindak.
Polisi Lalu Lintas adalah bagian dari polisi kota dan mewujudkan susunan
pegawai-pegawai lalu lintas di jalan-jalan. Tugas polisi lalu lintas dapat dibagi
a. Operatif:
1) Memeriksa kecelakaan lalu lintas.
2) Mengatur lalu lintas.
3) Menegakkan Hukum lalu lintas.
b. Administratif:
1) Mengeluarkan Surat Izin Mengemudi.
2) Mengeluarkan Surat Tanda Kendaraan Bermotor.
3) Membuat statistik/grafik dan pengumpulan semua data yang
berhubungan dengan lalu lintas.6
6
Andi Darmanto, “Tugas dan Kewenangan Polri (Satuan Lalulintas)”, melalui
http://bharadutanusantara.blogspot.co.id, diakses Selasa 07 Maret 2023 Pukul 10.00Wib.
16
lintas yang berkewajiban agar Undang-Undang lalu lintas ditaati oleh setiap
a. Preventif
b. Represif
7
Ibid.
8
Ibid
9
Suroso. “Tugas dan Wewenang Polisi Lalu Lintas Dalam Praktik Penegakan Hukum
Pidana”, melalui http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1hukum/. diakses Selasa 07 Maret 2023
17
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
untuk diaplikasikan dalam topik ini, karena metode penelitian ini akan diperoleh
data dan informasi secara menyeluruh yang bersifat normatif, baik dari bahan
hukum primer, sekunder maupun tersier. Data atau informasi yang didapatkan
2. Sifat Penelitian
hukum yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan atau ditujukan hanya pada
Sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui:
a. Data Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
b. Data Sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
bahan hukum primer dan sekunder seperti hasil penelusuran dari internet.
melalui studi lapangan (field research) dengan memakai alat atau instrument
antara teori, konsep-konsep dan data yang merupakan umpan balik atau
modifikasi yang tetap dari teori dan konsep yang didasarkan pada data yang
dikumpulkan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Anton Tabah. 2012. Membangun Polri yang Kuat, Jakarta: Sumberseu Lestari.
Budi Rianto. 2012. Polri dan Aplikasi E-Government. Surabaya: Putra Media
Nusantara.
Lijan Poltak Sinambela. 2016. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan
Implermentasi. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Keputusan Kapolri No. Pol: KEP/01/ VII/2013 Tentang Naskah Kode Etik Profesi
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
20
21
C. Internet/Karya Ilmiah/Jurnal.