TUJUAN
Pada bab ini, siswa diharapkan mampu memahami tentang proses
perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Materi pada bab ini
antara lain:
1. definisi perencanaan,
2. sejarah perencanaan,
3. tahapan perencanaan, dan
4. dokumen perencanaan.
B. PERENCANAAN
Suatu hari, Anda ditunjuk menjadi panitia Peringatan HUT RI. Jauh sebelum
pelaksanaan kegiatan, Anda akan menyusun rancangan kegiatan, mulai dari konsep
acara, konsep dekorasi, sumber pendanaan, dan lain sebagainya. Rancangan tersebut
kemudian menjadi pedoman untuk mempersiapkan kegiatan hingga pelaksanaannya.
Hal serupa juga dilaksanakan dalam pemerintahan. Pemerintah merencanakan
kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan selama satu tahun anggaran untuk
selanjutnya dapat menentukan besaran anggaran yang diperlukan. Perencanaan dan
penganggaran merupakan dua hal yang sangat erat keterkaitannya dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, pada pembahasan ini akan ditemukan
beberapa keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran.
C. ISI MATERI
1. Definisi
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) mendefinisikan perencanaan sebagai proses untuk menentukan
tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia. SPPN dimaknai dengan satu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-
rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat
Pusat dan Daerah. SPPN mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian
perencanaan, yaitu pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, top-down, dan
bottom-up.
2. Sejarah Perencanaan
Sebelum mempunyai paket Undang-Undang Keuangan Negara, Indonesia
menggunakan undang-undang warisan kolonial Belanda. Saat itu, perencanan
dan penganggaran dilaksanakan dengan pendekatan tradisional. Perencanaan
dan penganggaran dilaksanakan dengan konsep anggaran line item dan
incremental. Maksud dari line item budget adalah pengalokasian anggaran
berdasarkan asal perolehan dana. Penganggaran tidak berdasarkan pada output,
tetapi pada input. Sedangkan incremental budget berarti bahwa pengalokasian
anggaran dilakukan dengan cara menaikkan/menurunkan alokasi anggaran yang
direncanakan dengan dasar alokasi anggaran tahun lalu. Kedua konsep ini
cenderung sederhana dan mudah dioperasikan karena tidak membutuhkan
analisis yang komprehensif. Namun, konsep ini memiliki beberapa kelemahan
antara lain:
a. tidak terdapat hubungan kuat antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka menengah dan jangka panjang;
b. penggunaan pendekatan incremental menyebabkan tingkat efektivitas
sejumlah besar pengeluaran tidak dapat diteliti secara menyeluruh;
c. proses anggaran terpisah antara pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan (modal/investasi) sehingga menimbulkan potensi
duplikasi; dan
d. anggaran bersifat tahunan dengan jangka waktu yang terlalu pendek,
terutama untuk proyek pembangunan (belanja modal) dapat mendorong
praktik-praktik yang tidak diinginkan serta cenderung terlambat untuk
meminimalisasi risiko kegagalan proyek.
Visi Visi
Melaksanakan rencana Melaksanakan program kerja
pembangunan lima tahunan presiden terpilih
berdasarkan GBHN (Garis-Garis
Besar Haluan Negara)
Misi Misi
3. Tahapan Perencanaan
Dalam UU No. 25 tahun 2005 tentang SPPN, perencanaan
pembangunan atau siklus SPPN terdiri dari empat tahapan yaitu:
penyusunan rencana, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan
rencana, dan evaluasi pelaksanaan rencana. Kegiatan penyusunan rencana
melibatkan instansi pemerintah dan masyarakat melalui Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Musrenbang diadakan di setiap
level pemerintahan dan dilaksanakan pada semua jenis dokumen
perencanaan (RPJP, RPJM, dan RKP). Setelah penyusunan rencana selesai,
dokumen ditetapkan menjadi produk hukum sehingga mengikat semua
pihak untuk melaksanakannya. Pengendalian pelaksanaan rencana
pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan
sasaran sesuai pada rencana. Tahapan ini terjadi saat pelaksanaan, sehingga
dimungkinkan untuk terjadi perubahan rencana berupa koreksi dan
penyesuaian. Tahap akhir dalam siklus SPPN adalah evaluasi yang
dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tertuang
dalam dokumen rencana pembangunan.
Proses perencanaan sangat erat kaitannya dengan penganggaran. Pada
Gambar 3.1 terlihat bahwa proses perencanaan berakhir pada proses
penyusunan RKP dan Renja untuk kemudian menjadi dasar penyusunan
RAPBN/D dan RKA-KL/SKPD. Proses perencanaan berpedoman pada UU
SPPN. Sedangkan proses penganggaran berpedoman pada UU Keuangan
Negara.
Gambar 3.1 Proses Perencanaan dan Penganggaran
4. Dokumen Perencanaan
Dokumen yang dihasilkan dari proses perencanaan dikenal dengan
dokumen perencanaan. Dokumen ini berisi strategi dan kebijakan terkait
pembangunan/program/kegiatan prioritas serta targetnya. Penanggung
jawab penyusunan dokumen perencanaan adalah Bappenas (Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional. Direktorat Jenderal Anggaran,
Kementerian Keuangan berperan dalam menyusun materi dokumen
perencanaan. Jenis dokumen perencanaan adalah sebagai berikut.
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
RPJP adalah dokumen perencanaan pembangunan yang
memuat visi, misi, arah, dan kebijakan untuk periode 20 tahun. RPJP
bersifat visioner dan memuat hal-hal mendasar, sehingga memberi
keleluasaan yang cukup bagi penyusunan rencana jangka menengah
dan tahunan. Dokumen RPJP ditetapkan dengan Undang-Undang
untuk lingkup nasional dan Peraturan Daerah (Perda) untuk lingkup
daerah. RPJPN untuk tahun 2005 s.d. 2025 diatur dalam UU No. 17
Tahun
2007 tentang RPJPN Tahun 2005 – 2025.
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
RPJM adalah dokumen rencana pembangunan untuk periode 5
tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program prioritas
presiden/kepala daerah yang disusun dengan berpedoman RPJP. RPJM
Nasional (RPJMN) digunakan sebagai pedoman untuk menyusun
Rencana Strategis (Renstra) K/L. RPJMN ditetapkan dengan Peraturan
Presiden dan RPJM Daerah (RPJMD) dengan Peraturan Kepala Daerah
paling lambat 3 bulan setelah Presiden/Kepala Daerah dilantik. RPJM
harus saling berkaitan satu sama lain dengan mengacu pada dokumen
RPJP sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Daftar RPJMN pada RPJPN 2005-2024
RPJMN 1 RPJMN 2 RPJMN 3 RPJMN 4
(2005-2009) (2010-2014) (2015-2019) (2020-2024)
D. RANGKUMAN
Perencanaan adalah tahapan penting yang membahas semua aspek
kehidupan bernegara. Proses perencanaan secara khusus diatur pada UU No. 25
Tahun 2004 tentang SPPN. Perencanaan di Indonesia mengalami perubahan yang
signifikan sejak terjadi reformasi di bidang keuangan negara. Menurut UU SPPN
terdapat empat tahap dalam siklus perencanaan pembangunan yaitu penyusunan
rencana, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana, dan evaluasi
pelaksanaan rencana. Dalam perencanaan pembangunan nasional, terdapat
beberapa dokumen perencanaan penting antara lain Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM),
Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Renstra K/L, dan Renja K/L.
E. PENGAYAAN
Musrenbangnas 2020, Pemulihan Ekonomi dan Sosial Jadi Tema RKAP 2021
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Bappenas
menegaskan bahwa rencana kerja anggaran pemerintah (RKAP) 2021 diarahkan
untuk pemulihan sosial ekonomi. Langkah itu diambil untuk mengejar target
rencana pemerintah jangka menengah nasional atau RPJMN 2020-2024 yang
terancam meleset akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Hal itu disampaikan
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam pembukaan
Musrenbangnas 2020 melalui telekonferensi, Kamis (30/4/2020). "Rencana kerja
pemerintah tahun 2021 diarahkan untuk pemulihan sosial ekonomi, guna mengejar
target RPJMN 2020-2024. Untuk itu, tema RKAP 2021 adalah mempercepat
pemulihan ekonomi dan reformasi sosial," ujarnya.