BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) merupakan landasan hukum bagi penyusunan
perencanaan pembangunan baik yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah. Dalam Undang-Undang tersebut yang dimaksud dengan SPPN
adalah satu kesatuan tata cara perencanaan p
pembangunan
embangunan untuk me
menghasilkan
nghasilkan rencana
pembangunan dalam jangka
jangka panjang, jangka me
menengah,
nengah, dan tahunan yang dilaksanakan
oleh unsur penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah dengan melibatkan
masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional sebagai turunan dari Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 yang dimaksud dengan perencanaan adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Setiap Kementerian/Lembaga sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 wajib
menyusun perencanaan pembangunan berupa rencana pembangunan jangka menengah
(5 tahun) atau yang disebut Rencana Strategis dan rencana pembangunan tahunan (1
tahun) yang disebut Rencana Kerja (Renja), dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).
Departemen Keuangan sebagai salah satu instansi Pemerintah Pusat wajib pula
menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) untuk menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan. Hal tersebut ditegaskan pula dalam Instruksi Presiden
Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang
sampai saat ini masih berlaku yang menyebutkan bahwa setiap instansi pemerintah
sampai dengan tingkat Eselon II wajib menyusun Rencana Strategis untuk melaksanakan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja
instansi pemerintah.
Penyusunan dan penetapan suatu rencana merupakan salah satu tahapan dalam
proses perencanaan pembangunan. Tahapan berikut adalah pengendalian pelaksanaan
rencana dan evaluasi pelaksanaan rencana. Pengendalian pelaksanaan rencana
pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang
tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja
mencakup masukan (input
(input ),
), keluaran (output
(output ),
), hasil (result
(result ),
), manfaat (benefit
(benefit ),
), dan
dampak (impact ).
(impact
). Dalam rangka perencanaan pembangunan, setiap
Kementerian/Lembaga, baik pusat maupun daerah berkewajiban untuk melaksanakan
evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan dan atau terkait dengan fungsi dan
tanggung jawabnya.
B. TUJUAN
Tujuan disusunnya pedoman ini adalah sebagai acuan, panduan, dan alat bantu
bagi setiap unit organisasi di lingkungan Departemen Keuangan dalam menyusun
dokumen Rencana Strategis, sesuai dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dengan adanya pedoman ini
diharapkan setiap unit organisasi di lingkungan Departemen Keuangan dalam menyusun
Rencana Strategis pada unit organisasinya masing-masing menyesuaikan dengan format
Rencana Strategis Departemen Keuangan yang telah ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 84/KMK.01/2006. Di samping itu, dengan adanya pedoman
teknis ini diharapkan dapat memberikan gambaran keterkaitan antara sistem
perencanaan dan sistem penganggaran. Sedangkan tujuan secara umum yang ingin
dicapai dengan tersusunnya Rencana Strategis adalah:
1. Menjamin terciptanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar unit
organisasi di lingkungan Departemen Keuangan baik di pusat maupun daerah.
2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan di lingkungan Departemen Keuangan.
3. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan.
BAB II
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera sesuai cita-cita Undang-Undang
Dasar 1945. Perencanaan pembangunan disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.
perubahan . Perencanaan pembangunan nasional
terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh
Kementerian/Lembaga dan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya, dan
menurut jangka waktunya terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
3. Rencana Pembangunan Tahunan.
Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan azas demokrasi dengan
prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta
kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional. Dalam
rangka menyusun dokumen perencanaan sesuai dengan penjelasan pada Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004, secara umum proses perencanaan pembangunan nasional
mencakup lima pendekatan yang merupakan suatu rangkaian perencanaan, yaitu :
1. Pendekatan politik yang memandang bahwa pemilihan Presiden/Kepala Daerah
adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat memilih menentukan pilihannya
berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon
Presiden/Kepala Daerah.
2. Pendekatan teknokratik yang
yang menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh
lembaga atau satuan pendekatan partisipatif dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders
(stakeholders)) terhadap pembangunan.
3. Pendekatan top-down
top-down dan bottom up,
up, dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.
Rencana hasil proses top-down
top-down dan
dan bottom up diselaraskan
up diselaraskan melalui musyawarah yang
dilaksanakan.
RPJP NAS RPJM NAS RKP RAPBN APBN
(20 tahun) (5 tahun) (1 tahun) (1 tahun) (1 tahun) NASIONAL
Renstra KL Renja KL RKA KL Rincian APBN DIPA
(5 tahun) (1 tahun) (1 tahun) (1 tahun) (1 tahun)
KEMENTERIAN/LEMBAGA
sebagai berikut :
RPJP NASIONAL Berjangka waktu 20 tahun (2005 – 2025).
(UU No. 17 Tahun
Ditetapkan dengan maksud memberikan arah
2007)
sekaligus menjadi acuan bagi semua komponen
bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) di
dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional
sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang
disepakati bersama sehingga semua upaya yang
dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis,
koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan
Rencana Kerja
Berjangka waktu 1 tahun
Pemerintah
Merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat
(PP No. 20 tahun
2004) prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi
makro yang mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal,
serta program Kementerian/Lembaga, lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
3. Merupakan dokumen pertanggungjawaban dan bukti transparansi kepada publik dari
lembaga pemerintah dan departemen dalam rangka pelaksanaan pembangunan
nasional dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
4. Renstra sebagai acuan bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) Departemen Keuangan.
BAB III
SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
BAB I
PENDAHULUAN
(Memuat gambaran singkat mengenai latar belakang, tugas fungsi dan peran, struktur
organisasi, sumber daya manusia, prasarana dan sarana)
sarana )
A. LATAR BELAKANG
Berisikan uraian yang mencantumkan dasar hukum penyusunan Rencana Strategis dan
arti penting Rencana Strategis bagi unit organisasi yang bersangkutan.
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
B. TUGAS, FUNGSI DAN PERAN
Berisikan tugas pokok yang diamanatkan kepada unit organisasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Diuraikan pula fungsi yang dijalankan
Contoh :
A. Berdasarkan Golongan
No. Golongan Laki-Laki Perempuan Total Orang
1. I ………
……… ……..
…….. …….
…….
2. II ……..
…….. ………
……… ……..
…… ..
3. III ……..
…….. ……….
………. ……..
……..
4. IV ………
……… ………
……… ……..
……..
Total ………
……… ………..
……….. ………
………
8.
Total Doktor (S3) ……..
……..
………
……… ……..
……..
………..
……….. ……..
……..
………
………
BAB II
VISI DAN MISI
(Memuat paparan singkat dan arti yang terkandung dalam visi dan misi
unit organisasi )
A. VISI
Memuat visi unit organisasi dan menjelaskan arti/maksud dari visi yang telah ditetapkan
tersebut .
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
B. MISI
Dalam rangka merealisasikan visi unit organisasi tersebut, dipaparkan misi unit
organisasi tersebut .
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
BAB III
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
(Memaparkan beberapa permasalahan secara riil yang dihadapi unit organisasi terkait
dengan tugas, fungsi dan peran dengan memetakan permasalahan tersebut dalam beberapa
bidang. Contoh yang terkait dengan hal tersebut misalnya dalam hal perencanaan dan
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
BAB IV
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
(Memuat pokok-pokok strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka pemecahan dari
permasalahan yang telah diidentifikasikan sebelumnya dan memaparkan
memaparkan kebijakan yang
ditetapkan unit organisasi dalam bentuk pengembangan
sumber daya).
daya).
BAB V
PROGRAM DAN KEGIATAN
(Berisikan uraian program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh unit organisasi
dalam jangka waktu menengah. Uraian program mengikuti nomenklatur yang dimiliki oleh
unit eselon I masing-masing)
masing-masing)
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
BAB VI
PENUTUP
(Menguraikan secara singkat garis besar muatan dan ketentuan Renstra sebagai bahan
acuan dalam penyusunan rencana kerja dan setiap tahunnya )
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Nama Jabatan
ttd
yang telah ditetapkan. Sesuai dengan KMK No. 84/KMK.01/2006, Matriks Renstra
Departemen Keuangan tahun 2005 -2009 ditetapkan dalam lampiran II Keputusan
Menteri Keuangan. Format dokumen matriks Renstra untuk seluruh unit organisasi
lingkup Departemen Keuangan agar mengacu kepada format matriks Renstra
Departemen Keuangan Tahun 2005 – 2009 dan merupakan lampiran II Keputusan
Pimpinan unit organisasi terkait, serta memuat indikator kinerja (target) tahunan yang
menggambarkan tahapan pencapaian target sampai dengan jangka waktu tertentu.
Berikut ini merupakan format Matriks Renstra sesuai dengan KMK No. 84/KMK.01/2006.
: …………………………….
Instansi
Visi : …………………………….
Misi : ……………………………
Nama Jabatan
ttd
instansi pemerintah.
Program mengadopsi pada program yang ada pada
setiap unit eselon I lingkup Departemen Keuangan.