Anda di halaman 1dari 20

 

BAB I
PENDAHULUAN

A.  UMUM
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) merupakan landasan hukum bagi penyusunan
perencanaan pembangunan baik yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah. Dalam Undang-Undang tersebut yang dimaksud dengan SPPN
adalah satu kesatuan tata cara perencanaan p
pembangunan
embangunan untuk me
menghasilkan
nghasilkan rencana
pembangunan dalam jangka
jangka panjang, jangka me
menengah,
nengah, dan tahunan yang dilaksanakan
oleh unsur penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah dengan melibatkan
masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional sebagai turunan dari Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 yang dimaksud dengan perencanaan adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Setiap Kementerian/Lembaga sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 wajib
menyusun perencanaan pembangunan berupa rencana pembangunan jangka menengah
(5 tahun) atau yang disebut Rencana Strategis dan rencana pembangunan tahunan (1
tahun) yang disebut Rencana Kerja (Renja), dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).
Departemen Keuangan sebagai salah satu instansi Pemerintah Pusat wajib pula
menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) untuk menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan

pengawasan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan. Hal tersebut ditegaskan pula dalam Instruksi Presiden
Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang
sampai saat ini masih berlaku yang menyebutkan bahwa setiap instansi pemerintah
sampai dengan tingkat Eselon II wajib menyusun Rencana Strategis untuk melaksanakan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja
instansi pemerintah.
Penyusunan dan penetapan suatu rencana merupakan salah satu tahapan dalam
proses perencanaan pembangunan. Tahapan berikut adalah pengendalian pelaksanaan
rencana dan evaluasi pelaksanaan rencana. Pengendalian pelaksanaan rencana

1  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang


tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama
pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan Kementerian/Lembaga. Sedangkan evaluasi
pelaksanaan rencana adalah kegiatan yang secara sistematis mengumpulkan dan
menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja

pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang
tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja
mencakup masukan (input 
(input ),
), keluaran (output 
(output ),
), hasil (result 
(result ),
), manfaat (benefit 
(benefit ),
), dan
dampak (impact ).
(impact 
). Dalam rangka perencanaan pembangunan, setiap
Kementerian/Lembaga, baik pusat maupun daerah berkewajiban untuk melaksanakan
evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan dan atau terkait dengan fungsi dan
tanggung jawabnya.

B.  TUJUAN

Tujuan disusunnya pedoman ini adalah sebagai acuan, panduan, dan alat bantu
bagi setiap unit organisasi di lingkungan Departemen Keuangan dalam menyusun
dokumen Rencana Strategis, sesuai dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dengan adanya pedoman ini
diharapkan setiap unit organisasi di lingkungan Departemen Keuangan dalam menyusun
Rencana Strategis pada unit organisasinya masing-masing menyesuaikan dengan format
Rencana Strategis Departemen Keuangan yang telah ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 84/KMK.01/2006. Di samping itu, dengan adanya pedoman
teknis ini diharapkan dapat memberikan gambaran keterkaitan antara sistem
perencanaan dan sistem penganggaran. Sedangkan tujuan secara umum yang ingin
dicapai dengan tersusunnya Rencana Strategis adalah:
1.  Menjamin terciptanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar unit
organisasi di lingkungan Departemen Keuangan baik di pusat maupun daerah.
2.  Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan di lingkungan Departemen Keuangan.
3.  Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan.

2  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

BAB II
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

A.  SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


Sistem perencanaan pembangunan nasional adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam

 jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera sesuai cita-cita Undang-Undang
Dasar 1945. Perencanaan pembangunan disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.
perubahan . Perencanaan pembangunan nasional
terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh
Kementerian/Lembaga dan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya, dan
menurut jangka waktunya terbagi menjadi tiga, yaitu :
1.  Rencana Pembangunan Jangka Panjang.
2.  Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
3.  Rencana Pembangunan Tahunan.
Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan azas demokrasi dengan
prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta
kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional. Dalam
rangka menyusun dokumen perencanaan sesuai dengan penjelasan pada Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004, secara umum proses perencanaan pembangunan nasional
mencakup lima pendekatan yang merupakan suatu rangkaian perencanaan, yaitu :
1.  Pendekatan  politik   yang memandang bahwa pemilihan Presiden/Kepala Daerah
adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat memilih menentukan pilihannya
berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon
Presiden/Kepala Daerah.
2.  Pendekatan teknokratik  yang
 yang menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh
lembaga atau satuan pendekatan partisipatif dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders
(stakeholders)) terhadap pembangunan.
3.  Pendekatan top-down
top-down   dan bottom up,
up, dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.
Rencana hasil proses top-down
top-down dan
 dan bottom up diselaraskan
up diselaraskan melalui musyawarah yang

dilaksanakan.

3  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

Sebagai gambaran alur perencanaan pembangunan di tingkat pusat adalah sebagai


berikut :

   
RPJP NAS RPJM NAS RKP RAPBN APBN
(20 tahun) (5 tahun) (1 tahun) (1 tahun) (1 tahun) NASIONAL 

       
Renstra KL Renja KL RKA KL Rincian APBN DIPA
(5 tahun) (1 tahun) (1 tahun) (1 tahun) (1 tahun)

KEMENTERIAN/LEMBAGA

Di tingkat nasional, penyusunan RPJM di samping mengacu kepada RPJP, juga


mengakomodir masukan rancangan Rencana Strategis setiap Kementerian/Lembaga.
Demikian pula dalam penyusunan RKP, di samping mengacu kepada RPJM, juga
mengakomodir masukan rancangan Renja setiap Kementerian/Lembaga. Kemudian RKP
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RAPBN yang selanjutnya setelah disepakati
dalam pembahasan bersama antara Pemerintah dan DPR menjadi Undang-Undang
APBN.
Di tingkat Kementerian/Lembaga, dalam menyusun Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga harus mengacu/berpedoman kepada RPJM Nasional. Selanjutnya
dalam menyusun Renja KL dan RKA KL harus mengacu kepada Rencana Strategis KL .
Rincian APBN disusun berdasarkan Undang-Undang APBN dan RKA KL yang selanjutnya
digunakan sebagai dasar dalam penyusunan DIPA.
Adapun batasan dan pengertian dari dokumen perencanaan tersebut adalah

sebagai berikut :
RPJP NASIONAL    Berjangka waktu 20 tahun (2005 – 2025).
(UU No. 17 Tahun
   Ditetapkan dengan maksud memberikan arah
2007)
sekaligus menjadi acuan bagi semua komponen
bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) di
dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional
sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang
disepakati bersama sehingga semua upaya yang
dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis,
koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan

4  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.

RPJM NASIONAL    Berjangka waktu 5 tahun (2004 – 2009)


(Perpres No. 7 tahun
   Penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang
2005)
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional,

yang memuat strategi pembangunan nasional,


kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan
lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas
kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang
mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam
rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Rencana Kerja 
  Berjangka waktu 1 tahun
Pemerintah
   Merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat
(PP No. 20 tahun
2004) prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi
makro yang mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal,
serta program Kementerian/Lembaga, lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.

Rencana Strategis K/L    Berjangka waktu 5 tahun (2005 – 2009)


(UU No. 25 tahun
   Memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
2004)
program, dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh Pemerintah maupun yang
ditempuh dengan partisipasi masyarakat.
   Disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya
dengan berpedoman kepada RPJM Nasional dan
bersifat indikatif.

5  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

Rencana Kerja K/L    Berjangka waktu 1 tahun


(UU No. 25 Tahun
   Disusun dengan berpedoman pada Renstra K/L dan
2004)
mengacu pada prioritas pembangunan nasional dan
pagu indikatif
   Memuat kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh


Pemerintah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat.

Rencana Kerja dan    Dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi


Anggaran K/L
program dan kegiatan suatu K/L yang merupakan
(PP No. 21 Tahun
2004) penjabaran dari RKP dan Renstra KL yang
bersangkutan dalam 1 (satu) tahun anggaran serta
anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

B.  PENGERTIAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


Rencana Strategis merupakan dokumen perencanaan suatu unit organisasi yang
penyusunannya disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari unit organisasi tersebut
dan berjangka waktu 5 (lima) tahun. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, pembangunan
 jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda
dalam rencana pembangunan jangka menengah. Adapun tahapan dan skala prioritas

utama disusun sebagai berikut :


NASIONAL KEMENTERIAN/LEMBAGA
RPJM Nasional ke-1 (2005-2009) Rencana Strategis KL (2005-2009)
RPJM Nasional ke-2 (2010-2014) Rencana Strategis KL (2010-2014)
RPJM Nasional ke-3 (2015-2019) Rencana Strategis KL (2015-2019)
RPJM Nasional ke-4 (2020-2025) Rencana Strategis KL (2020-2025)

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan dari sistem perencanaan pembangunan


nasional, Departemen Keuangan telah menyusun Rencana Strategis Departemen
Keuangan Tahun 2005-2009 sebagai tahapan pertama dari keseluruhan tahapan Rencana

6  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

Pembangunan Jangka Panjang yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan


Nomor 84/KMK.01/2006 (lihat website : www.depkeu.go.id ).
). Keputusan Menteri Keuangan
tersebut menetapkan bahwa setiap unit Eselon I di lingkungan Departemen Keuangan
wajib menyusun Rencana Strategis Unit Eselon I masing-masing yang merupakan
dokumen tersendiri dengan memuat indikator kinerja (target) tahunan yang

menggambarkan tahapan pencapaian target sampai dengan tahun 2009.


Secara umum Rencana Strategis adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh unit
organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.   Organisasi
yang baik adalah yang memiliki tujuan ( goals
( goals)) jelas berdasarkan visi dan misi yang telah
disepakati. Sesuai kaidah penyusunan dokumen perencanaan agar visi dan misi tercapai,
secara berjenjang setiap unit eselon II dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) menyusun
Rencana Strategis dengan menjabarkan lebih lanjut Rencana Strategis unit organisasi di
atasnya masing-masing.

C.  PERAN PENTING RENCANA STRATEGIS


Melakukan perencanaan yang mampu mengakomodasi segenap komponen suatu
organisasi merupakan suatu proses yang harus dilakukan dalam sebuah organisasi
modern. Bila perusahaan publik menerapkan rencana strategis adalah dikarenakan
adanya motif untuk m
mampu
ampu m
membuka/merebut
embuka/merebut pan
pangsa
gsa pasar bagi produknya atau
dengan kata lain mampu memenangkan persaingan dengan kompetitor lain berdasarkan
sumber daya ataupun teknologi yang dimiliki. Bagi lembaga pemerintah dan departemen
pada hakikatnya perencanaan strategis diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada publik.

Adapun peran penting Rencana Strategis bagi lembaga pemerintah dan


departemen :
1.  Merupakan dokumen yang digunakan untuk mempermudah pelaksanaan
akuntabilitas. Tanpa adanya rencana strategis, mekanisme dan pelaksanaan
akuntabilitas akan lebih sulit untuk dilakukan terhadap organisasi.
2.  Renstra adalah dokumen yang memberikan arah dan tujuan organisasi melangkah
lebih maju di masa depan seiring dengan perkembangan dinamis yang ada. Dengan
adanya Renstra, tentunya stakeholders
stakeholders dapat
 dapat menilai apakah organisasi telah menuju
kepada arah yang diinginkan ataukah telah mencapai apa yang diharapkan.

7  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

3.  Merupakan dokumen pertanggungjawaban dan bukti transparansi kepada publik dari
lembaga pemerintah dan departemen dalam rangka pelaksanaan pembangunan
nasional dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
4.  Renstra sebagai acuan bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) Departemen Keuangan.  

8  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

BAB III
SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, pada tingkat departemen/ lembaga,


rencana pembangunan jangka menengah kementerian/lembaga disebut juga Rencana
Strategis (Renstra K/L). Renstra sebagai acuan pe
penyusunan
nyusunan Rencana Kerja (Renja) dan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian/Lembaga. Sesuai dengan KMK
No.84/KMK.01/2006 tentang Rencana Strategis Departemen Keuangan Tahun 2005 -
2009, Renstra m
meliputi
eliputi 2 dokumen yang terdiri dari Buku Renstra  (atau yang disebut
Narasi) dan Matriks Renstra.
Sesuai dengan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Rencana Strategis ditetapkan
dengan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi (seperti contoh pada lampiran 1) dengan
lampiran adalah Narasi dan Matriks Rencana Strategis.  

Atas dasar Keputusan Menteri Keuangan Nomor 84/KMK.01/2006 dan untuk


membantu pemahaman materi, sistematika Penyusunan Rencana Strategis disajikan
sebagai berikut ini.
I.  NARASI
Narasi Rencana Strategis merupakan 
merupakan  lampiran I Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi yang secara umum memberikan gambaran yang menyeluruh dan lebih terinci
mengenai kondisi suatu organisasi. Adapun sistematika penulisan Narasi tersebut seperti
berikut ini.
1.  BAB I Pendahuluan

2.  BAB II Visi dan Misi


3.  BAB III Identifikasi Permasalahan
4.  BAB IV Strategi dan Kebijakan
5.  BAB V Program dan Kegiatan
6.  BAB VI Penutup
Berdasarkan sistematika penulisan pada narasi Rencana Strategis tersebut, maka secara
terinci setiap Bab diuraikan dengan pokok-pokok bahasan seperti tabel berikut. 

9  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

BAB I
PENDAHULUAN
(Memuat gambaran singkat mengenai latar belakang, tugas fungsi dan peran, struktur
organisasi, sumber daya manusia, prasarana dan sarana)
sarana )

A. LATAR BELAKANG
Berisikan uraian yang mencantumkan dasar hukum penyusunan Rencana Strategis dan
arti penting Rencana Strategis bagi unit organisasi yang bersangkutan.
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………  
……………………………………………………………………………………………………………………
B. TUGAS, FUNGSI DAN PERAN
Berisikan tugas pokok yang diamanatkan kepada unit organisasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Diuraikan pula fungsi yang dijalankan

unit organisasi tersebut dan penjabarannya dalam rangka menyelenggarakan tugas


dan fungsi tersebut dengan memaparkan beberapa peran strategis yang dimiliki oleh
unit organisasi.
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
C. STRUKTUR ORGANISASI
Berisikan gambaran mengenai struktur organisasi unit yang bersangkutan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bagan organisasi unit


tersebut.
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
D. PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA
Memuat penjelasan profil SDM yang ada saat ini, berikut menampilkan klasifikasi SDM
baik berdasarkan golongan maupun pendidikan yang dibedakan baik laki-laki dan
perempuan.
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………  
……………………………………………………………………………………………………

10  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

Contoh :
A. Berdasarkan Golongan
No. Golongan Laki-Laki Perempuan Total Orang
1. I ………  
……… ……..  
…….. …….  
…….
2. II ……..  
…….. ………  
……… ……..
…… ..
3. III ……..  
…….. ……….  
………. ……..  
……..
4. IV ………  
……… ………  
……… ……..  
……..
Total ………  
……… ………..  
……….. ………  
………

II. Berdasarkan Pendidikan


No. Pendidikan Laki-Laki Perempuan Total Orang
1. SD ………  
……… ……..  
…….. …….  
…….
2. SLTP ……..  
…….. ………  
……… ……..  
……..
3. SLTA ……..  
…….. ……….  
………. ……..  
……..
4. DI ………  
……… ………  
……… ………  
………
5. Sarjana Muda/DIII ………  
……… ………  
……… ……..  
……..
6. Sarjana (S1) ………  
……… ……….  
………. ……..  
……..
7. Master (S2) ……..  
…….. ……..  
…….. ……..  
……..

8.
Total Doktor (S3) ……..
…….. 
………    
……… ……..
…….. 
   
……….. 
……….. ……..
…….. 
………    
………

E. SARANA DAN PRASARANA


Memuat penjelasan dan data sarana dan prasarana yang dimiliki unit organisasi.
……………………………………………………………………………………………………………  
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………  
……………………………………………………………………………………………………………

11  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

BAB II
VISI DAN MISI
(Memuat paparan singkat dan arti yang terkandung dalam visi dan misi
unit organisasi )
A.  VISI

Memuat visi unit organisasi dan menjelaskan arti/maksud dari visi yang telah ditetapkan
tersebut .
……………………………………………………………………………………………………………  
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………

B.  MISI
Dalam rangka merealisasikan visi unit organisasi tersebut, dipaparkan misi unit
organisasi tersebut .
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………

12  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

BAB III
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

(Memaparkan beberapa permasalahan secara riil yang dihadapi unit organisasi terkait
dengan tugas, fungsi dan peran dengan memetakan permasalahan tersebut dalam beberapa
bidang. Contoh yang terkait dengan hal tersebut misalnya dalam hal perencanaan dan

 pengelolaan administrasi  yang


keuangan, tekn
teknologi
bersifat ologi informasi,
krusial kepegawaian,
atau strategis)
strategis) dan hal-hal lain

………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………… 
………………………………………………………………………………………………………… 
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………

13  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

BAB IV
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
(Memuat pokok-pokok strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka pemecahan dari
 permasalahan yang telah diidentifikasikan sebelumnya dan memaparkan
memaparkan kebijakan yang
ditetapkan unit organisasi dalam bentuk pengembangan
sumber daya).
daya).

A.  FOKUS STRATEGI


Memuat strategi pemecahan permasalahan yang ada dengan memetakan berdasarkan
 pokok-pokok permasalahan yang telah diidentifikasikan dalam Bab III.
III.
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………..  
……………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………

B.  PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


Memuat rencana pengembangan ke depan sumber daya terkait di unit organisasi dalam
rangka menunjang tugas, fungsi dan peran.
peran .
1.  Sumber Daya Teknologi Informasi
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
2.  Sumber Daya Manusia
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………

3.  Sumber Daya Prasarana dan Sarana


…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
4.  Sumber Daya lainnya……(sebutkan) 
lainnya……(sebutkan) 
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………

14  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

BAB V
PROGRAM DAN KEGIATAN
(Berisikan uraian program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh unit organisasi
dalam jangka waktu menengah. Uraian program mengikuti nomenklatur yang dimiliki oleh
unit eselon I masing-masing)
masing-masing)

…………………………………………………………………………………………………………… 
…………………………………………………………………………………………………………… 
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………

15  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

BAB VI
PENUTUP 
(Menguraikan secara singkat garis besar muatan dan ketentuan Renstra sebagai bahan
acuan dalam penyusunan rencana kerja dan setiap tahunnya )

……………………………………………………………………………………………………………… 
……………………………………………………………………………………………………………… 
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………  
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………  
…………………………………………………………………………………………………………

Nama Jabatan

ttd

Nama Pimpinan Unit Organisasi

16  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

II.  MATRIKS RENSTRA


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional Matriks Renstra merupakan lembaran kerja
unit organisasi yang berisikan Instansi, Visi, Misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan,
program, kegiatan pokok
pokok dan indikator kinerja dalam rangka pencapaian visi dan misi

yang telah ditetapkan. Sesuai dengan KMK No. 84/KMK.01/2006, Matriks Renstra
Departemen Keuangan tahun 2005 -2009 ditetapkan dalam lampiran II Keputusan
Menteri Keuangan. Format dokumen matriks Renstra untuk seluruh unit organisasi
lingkup Departemen Keuangan agar mengacu kepada format matriks Renstra
Departemen Keuangan Tahun 2005 –  2009 dan merupakan lampiran II Keputusan
Pimpinan unit organisasi terkait, serta memuat indikator kinerja (target) tahunan yang
menggambarkan tahapan pencapaian target sampai dengan jangka waktu tertentu.
Berikut ini merupakan format Matriks Renstra sesuai dengan KMK No. 84/KMK.01/2006.  

: …………………………….
Instansi
Visi : ……………………………. 
 
Misi : …………………………… 

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program/ Indikator Keterangan


Kegiatan Kinerja
Pokok
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Nama Jabatan

ttd

Nama Pimpinan Unit Organisasi

17  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

Adapun definisi/batasan umum/syarat rumusan dari masing-masing komponen


matriks Renstra adalah sebagai berikut :
No. Komponen Definisi Umum/Syarat Rumusan
1. VISI    Visi berkaitan dengan pandangan ke depan
menyangkut ke mana instansi pemerintah harus

dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara


konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta
produktif
   Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah
organisasi.
   Memberikan arah dan fokus strategis yang jelas
   Mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran
dalam lingkungan organisasi.
   Rumusan umum Visi : “Menjadi ……………….”  

2. Misi    Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau


dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan.
   Misi terkait dengan kewenangan yang dimiliki instansi
pemerintah dari peraturan perundangan atau
kemampuan penguasaan teknologi sesuai dengan
strategi yang telah dipilih.
   Melingkupi semua pesan yang terdapat dalam visi

3. Tujuan    Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari


pernyataan Misi yang telah ditetapkan dan merupakan
hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun.
   Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan
arah semua program dan aktivitas organisasi dalam
melaksanakan misi.

  Fleksibel dan terukur.

18  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

4. Sasaran    Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara


nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang
lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih
pendek dari tujuan.
   Sasaran adalah sesuatu yang akan dicapai atau

dihasilkan oleh organisasi dalam jangka waktu


tertentu, sasaran diusahakan dalam bentuk kuantitatif
sehingga dapat diukur.

5. Strategi    Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-


program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
   Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang
dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-
program
   Strategi didapatkan setelah sebelumnya mampu
mengindentifikasi permasalahan/kendala yang
dihadapi organisasi.

6. Kebijakan    Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh


Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan.
   Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan
pedoman, pegangan atau petunjuk dalam
pengembangan ataupun pelaksanaan program/
kegiatan guna tercapainya kelancaran dan
keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta
visi dan misi instansi pemerintah.

7. Program    Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu


atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan

tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau


kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh

19  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|


 

instansi pemerintah.
   Program mengadopsi pada program yang ada pada
setiap unit eselon I lingkup Departemen Keuangan.

8. Kegiatan Pokok    Kegiatan pokok meliputi kegiatan pokok serta kegiatan


pendukung untuk mencapai sasaran hasil program

induknya dan dirinci menurut indikator keluaran,


sasaran keluaran pada tahun rencana, prakiraan
sasaran tahun berikutnya, lokasi, dan cara
pelaksanaannya dirinci menurut kegiatan pusat,
dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
   Kegiatan pokok meliputi kegiatan dalam kerangka
regulasi, kerangka pelayanan umum dan investasi
pemerintah.

9. Indikator Kinerja    Ukuran tingkat keberhasilan pencapaian untuk


diwujudkan pada tahun bersangkutan.
   Indikator Kinerja terbagi 2 (dua) yaitu :
Indikator Kinerja Kegiatan = output  
Indikator Kinerja Program = outcomes
outcomes  
Outputs   = Barang atau jasa yang dihasilkan oleh
Outputs
kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendukung pencapaian sasaran dan

tujuan program dan kebijakan


Outcomes = Segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran dari kegiatan-
kegiatan dalam satu program
   Syarat umum indikator kinerja :

Spesifik dan jelas.


Dapat diukur secara obyektif.
Relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai.
Tidak bias.

20  Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Strategis|

Anda mungkin juga menyukai