Anda di halaman 1dari 3

3.2. DIMENSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN SPASIAL KOTA.

Terdapat 4 pokok bahasan yang perlu dipahami pada penekanan pelaksanaan dari good
governance terkait dengan manajemen spasial, yaitu :

1. Community Technological Paradigm


2. Regional Complex Approach
3. Spatial Synergism
4. Functional Synergism

Paradigma Teknis-Kemasyarakatan (Community Technological Paradigm)

Di dalam pembangunan ada 2 macam paradigma pembangunan, yaitu paradigm keteknikan


(technical paradigm) dan paradigma kemasyarakatan (community paradigm).

1. Paradigma Keteknikan (Technical Paradigm)


Menekankan pada metode ilmiah sebagai cara objektif untuk menyajikan informasi
kepada para pengambil keputusan. Informasi harus bersifat kuantitatif.
2. Paradigma Kemasyarakatan (Community Paradigm)
Menekankan pada kebutuhan, sikap, kepercayaan dan nilai nilai yang berkembang di
dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini partisipan/ keterlibatan masyarakat sangat
diperlukan agar pembangunan yang dilaksanakan tidak menimbulkan friksi friksi social,
budaya, agama, kepercayaan, dan psikologis. Sifat analisis tidak lagi kuantitatif namun
lebih ke analisis kualitatif.

Dalam pelaksanaannya, masing masing paradigma punya keunggulan dan kelemahan. Untuk
dapat memahami beberapa kelemahan dan keunggulan paradigma pembangunan, dapat
dikemukakan sifat sifat khusus masing masing paradigma.

Pembeda Paradigma Teknis Paradigma Pengembangan Masyarakat


Penekanan Analisis - Economic Oriented - Community Oriented
- Product Oriented - Proses dan Pengembangan Masyarakat
Landasan teori yang digunakan Positivism (serba terukur) Teori Kritis (menyesuaikan nilai sosio
cultural yang berkembang di masyarakat)
Proses pengambilan keputusan -dianggap sebagai proses -dianggap sebagai proses yang subyektif
yang obyektif -masyarakat dianggap sebagai subyek.
-masyarakat dianggap sebagai
obyek
Factor determinan Bukti ilmiah, terukur, Nilai dan norma kualitatif
obyektif
Dominasi penentuan orientasi Para pakar berperan dominan Masyarakat berperan dominan
pembangunan
Pendekatan pembangunan Teknologi sebagai cara utama Pendekatan masyarakat dan teknologi tepat
menanggulangi permasalahan guna sebagai cara menanggulangi masalah
Isu pembangunan Dipandang sebagai masalah Dipandang sebagai masalah strategi social
teknis yang tidak fleksibel dan perancanangan alternative yang
fleksibel
Landasan berpikir Metode standar Konteks social budaya dan sejarah

Untuk berusaha menekan munculnya akibat negative, disarankan untuk menggabungkan kedua
paradigm tersebut, menjadi Tecnico-Commuity Development, yaitu Paradigma pembangunan
yang menggabungkan paradigm teknis dan paradigm pengembangan masyarakat. Dapat
dilakukan dengan cara mengaplikasikan paradigm teknis pada awal pelaksaan pembangunan dan
pada bagian akhir waktu penyimpulan maka paradigm kemasyarakatan lebih ditekankan.

Paradigma Kompleks Wilayah (Regional Complex Approach)


Pendekatan ini dikembangkan dalam kajian geografi sebagai bentuk penggabungan dari
pendekatan spasial (spatial approach) dan pendekatan ekologis (ecological approach).

1. Pendekatan spasial adalah suatu metode untuk mempelajari fenomena geosfer dengan
menggunakan ruang sebagai media untuk analisis. Lebih menonjolkan sebaran, pola,
struktur, organisasi, proses, tendensi, asosiasi, interaksi elemen elemen geosfer dalam
suatu hamparan bidang permukaan bumi. Dalam pendekatan spasial, penekanan analisis
adalah pembandingan kekhasan lokasional ruang.
2. Pendekatan ekologis penekanan utamanya adalah mengelaborasi secara lebih intens
tentang keterkaitan elemen lingkungan dengan makhluk hidup atau aspek aspek
kehidupannya. Tema yang dikembangkan dalam pendekatan ekologi yaitu keterkaitan
manusia (kegiatannya) dengan elemen lingkungan.

Pendekatan kompleks wilayah didasarkan pada pemahaman mengenai keberadaan suatu wilayah
sebagai suatu system, terdapat banyak elemen elemen wilayah yang saling berkaitan, yang dapat
membentuk:
1. keterkaitan mempengaruhi (actional)
2. keterkaitan saling mempengaruhi (inter actional)
3. keterkaitan tergantung (dependent)
4. keterkaitan saling tergantung (inter dependent).

Keempat jenis keterkaitan ini harus di pahami benar dalam upaya manajemen ruang, khususnya
manajemen lahan.
Sinergisme Spasial (Spatial Synergism)

Sinergisme spasial pada awalnya merupakan sinergi wilayah di bidang politik pertahanan karena
munculnya ketakutan yang berlebihan (political syndrome) dari beberapa Negara. Lalu dalam
perkembangan selanjutnya Sinergisme Keruangan telah mengilhami beberapa Negara untuk
menjalin kerja sama regional di bidang ekonomi, social maupun cultural. Dalam tatanan
regional, munculnya kerjasama regional di bidang ekonomi telah mampu menggerakkan mesin
ekonomi regional untuk pengembangan wilayahnya. Beberapa diantara merupakan inisiasi dari
suatu Megacity.

Sinergisme spasial dalam tingkat skala wilayah yang sempit dapat pula dilaksanakan. Demikian
pula halnya dengan manajemen kota spasial kota, sinergisme spasial perlu diciptakan. Oleh
karena itu, tujuan akhir dari manajemen spasial adalah tatanan ruang (spatial arrangement dan
spatial organization) yang tidak bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Sinergisme spasial dapat dilaksanakan dengan baik secara horizontal maupun vertical.

1. Sinergisme spasial bersifat horizontal merupakan bentuk kerjasama antar daerah /


wilayah yang mempunyai kedudukan sama dalam tata jenjang kewilayahan.
2. Sinergisme spasial bersifat vertical merupakan bentuk kerjasama antar daerah / wilayah
yang mempunyai posisi yang berbeda dalam tata jenjang kewilayahan.

Sinergisme Fungsional (Functional System)

Sinergisme fungsional mempunyai tujuan untuk optimasi hasil pembangunan dengan


penggabungan berbagai pihak. Penekanan pengabungannya adalah pada kegiatannya dan
institusi yang berkompeten menanganinya. Sinergisme fungsional dapat melibatkan berbagai
ruang yang berbeda maupun ruang yang sama namun berbagai fungsi / kegiatan yang bervariasi.
Sinergisme fungsional antara institusi dalam ruang / ruang / wilayah yang sama perlu diatur
untuk menentukan tugas dan wewenang, sehingga penanganan program pembangunan dapat
dilaksanakan dengan baik.

Sebagaimana sinergisme spasial, sinergisme fungsional dapat dilaksanakan secara horizontal dan
vertical (tercipta secara otomatis).

Anda mungkin juga menyukai