Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN

PENGEMBANGAN WILAYAH
DARI WAKTU KE WAKTU

Puji Astuti, ST, MT


Urban & Regional Planning Department
Riau Islamic University
Pekanbaru
RUANG LINKUP
PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILYAH
• Sebagai suatu bidang kajian, bidang ini
tergolong dalam keilmuan yg bersifat
multidisiplin, meliputi bidang-bidang ilmu
mengenai fisik, sosial ekonomi, hingga
manajemen.
• Sebagai suatu kumpulan ilmu, ‘alat’ (tools)
serta pendekatan-pendekatan dalam proses
perencanaan dan pembangunan, bidang ini
mencakup 3 aspek; aspek pemahaman, aspek
perencanaan, dan aspek kebijakan.
1. Aspek Pemahaman ; yakni mencakup berbagai ilmu-
ilmu penegtahuan dan teori-teori utk memahami
fenomena fisik alamiah hingga sosial ekonomi di
dalam dan antar wilayah.
2. Aspek Perencanaan ; yakni mencakup proses
formulasi masalah, formulasi visi, misi dan tujuan
pembangunan, teknik-teknik disain dan pemetaan,
sistem pengambilan keputusan hingga perancangan
teknik dan kelembagaan perencanaan.
3. Aspek Kebijakan ; yakni mencakup pendekatan-
pendekatan evaluasi, serta proses pelaksanaannya,
termasuk proses-proses politik, administrasi, dan
manajerial pembangunan.
Spektrum Sistem Perencanaan Pembangunan
Wilayah
• Secara umum terdapat 2 unsur penting dalam
perencanaan; 1. Hal yang ingin dicapai, 2. Cara
untuk mencapainya.
• Perencanaan memiliki dimensi ruang dan waktu
sehingga memerlukan penjelasan mengenai
fenomena di masa lalu dan masa yang akan
datang serta distribusinya secara spasial.
• Hal mendasar dalam perencanaan adalah
bahwa perencanaan haruslah ditujukan untuk
kepentingan pembangunan manusia secara
berkelanjutan.
• Perencanaan harus dimaknai dengan kinerja
sosial budaya masyarakat yang selaras dengan
lingkungannya.
• Dalam suatu proses perencanaan harus
mempertimbangkan modal sosial (social capital)
dan sumberdaya bersama (common pool
resources) yang harus dikelola secara
berkelanjutan.
• Pemahaman kajian perencanaan pengembangan
wilayah memiliki syarat, perlu (necessary
condition) teknis manajemen dan administrasi,
bahkan sebagian menganggap juga seni (art)
mengelola pembangunan publik di dan antar
wilayah.
REGIONAL SCIENCE (ILMU WILAYAH)

• Mempertimbangkan ruang dan lingkungan


sepanjang berkaitan dgn aspek-aspek lokasi,
lokal, kota, desa atau wilayah.
• Membahas sejauh mana pengaturan-
pengaturan dan dimensi spasial berpengaruh
nyata didalam perilaku-perilaku perusahaan,
konsumen dan lembaga.
• Dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan
terapan (applied science) baru, dgn
memasukkan dimensi ruang (lokasi) thdp ilmu
ekonomi sehingga menjadi suatu ilmu baru.
• Secara harfiah, ilmu wilayah dipandang sebagai
ilmu yang mempelajari aspek-aspek dan kaidah-
kaidah kewilayahan, dan mencari cara-cara
yang efektif dalam mempertimbangkan aspek-
aspek dan kaidah-kaidah tersebut ke dalam
proses perencanaan pengembangan kualitas
hidup dan kehidupan manusia.
• Dalam perkembangannya, regional science tidak
semata-mata menyangkut aspek sosial dan
ekonomi, tetapi juga berbagai hal tentang
interaksi antara komponen-komponen wilayah
yaitu geobiofisik, ekonomi, kelembagaan, dan
politik dalam suatu ruang (space).
• Imu wilayah merupakan ilmu interdisiplin.
• Regional science as adicipline corncern the
careful and patient study of social problem with
regional or spatial dimensions, employing diverse
combinations of analytical and empirical
research.
• Mayhew (1997) lebih menegaskan pengertian
regional science sebagai suatu studi interdisiplin
yang mengkhususkan pada integrasi-integrasi
analisis-analisis fenomena sosial dan ekonomi
wilayah, mencakup aspek-aspek perubahan,
antisipasi (peramalan) perubahan-perubahan
hingga perencanaan pembangunan dimasa yang
akan datang dengan penekanan pada
pemodelan-pemodelan matematis.
• Untuk memenuhi kebutuhan ilmu-ilmu
kewilayahan yang memasuki area kebijakan dan
perencanaan, dikembangkan ilmu-ilmu yg lebih
spesifik seperti; Perencanaan Wilayah (Regional
Planning), Pembangunan Wilayah (Regional
Devt), Ekonomi Wilayah (Regional Economics),
serta Perencanaan Kota (Urban Planning) dan
Perencanaan Pedesaan (Rural Planning).
• Pada perkembangan selanjutnya, berkembang
analisis-analisis kuantitatif spasial, khususnya
dengan berkembangnya perangkat-perangkat
analisis spasial seperti ; spatial econometrics,
spatial statistics, serta GIS.
CIRI-CIRI DAN ORIENTASI ILMU-ILMU
PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Sebagai suatu kombinasi dari seni serta kumpulan-


kumpulan pengalaman dan pendekatan, kajian
perencanaan dan pengembangan wilayah memiliki
sifat-sifat berikut:
1. Beriorientasi Kewilayahan ; mencakup aspek-
aspek sumberdaya serta interaksi dan
interelasi antar wilayah.
2. Futuristik ; analisis bersifat prediksi dan
peramalan
3. Berorientasi publik ; keberpihakan pada publik
Ilmu-ilmu atau kajian-kajian mengenai
Perencanaan Pengembangan Wilayah secara
umum ditunjang oleh 4 pilar pokok, yaitu :
1. Inventarisasi, klasifikasi, dan evaluasi
sumberdaya.
2. Aspek ekonomi.
3. Aspek Kelembagaan (Institusional).
4. Aspek Lokasi/Spasial.
Inventarisasi, Klasifikasi, dan Evaluasi Sumberdaya

• Sumberdaya adalah segala bentuk-bentuk input


yang dapat menghasilkan utilitas (kemanfaatan)
proses produksi atau penyediaan barang dan jasa.
• Sesuatu dapat dikatakan sumberdaya jika:
1. Manusia telah memiliki atau menguasai
teknologi untuk memanfaatkannya.
2. Adanya permintaan untuk memanfaatkannya.
• Sumberdaya selalu memiliki sifat langka, dan
memiliki guna melalui suatu aktifitas produksi
atau melalui penyediaan berupa barang dan jasa.
• Pemahaman atas prinsip-prinsip kelangkaan
berimplikasi pada perlunya suatu sistem alokasi,
sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas.
• Mengingat distribusi sumberdaya yang tidak
merata, tahap pertama dari suatu
pengembangan wilayah teknokratik adalah
mengidentifikasikan sumberdaya yg ada melalui
kegiatan evaluasi sumberdaya, baik sumberdaya
alami, sumberdaya manusia, sumberdaya
buatan, maupun sumberdaya sosial.
• Evaluasi sumberdaya merupakan pilar utama
dalam suatu perencanaan dan pengembangan
wilayah.
• Evaluasi sumberdaya merupakan proses untuk
menduga potensi dan daya dukung sumberdaya
untuk berbagai penggunaan.
• Evaluasi sumberdaya adalah membandingkan
persyaratan yg diperlukan untuk penggunaan
suatu sumberdaya dengan sifat yg dimiliki oleh
sumberdaya tersebut.
• Hasil dari suatu evaluasi sumber daya menjadi
suatu dasar bagi tahap-tahap selanjutnya dalam
perencanaan dan pengembangan wilayah
Aspek Ekonomi

• Dalam teori ekonomi, prinsip efisien dibagi menjadi dua


yaitu efisiensi produksi dan efisiensi alokasi.
• Efisiensi produksi dicapai dengan meminimumkan biaya
untuk menghasilkan suatu unit output.
• Efisiensi alokasi adalah suatu kondisi dimana dalam suatu
produksi output, sumberdaya yg dialokasikan adalah
maksimum dan harga produksi barang sama dgn biaya
marginalnya.
• Dalam proses perencanaan dan pengembangan wilayah,
aspek ekonomi berperan penting utk mengalokasikan
sumberdaya secara lebih efektif dan efisien baik dalam
perspektif jangka pendek maupun jangka panjang.
Aspek Kelembagaan (Institusional)

• Penguasaan dan pengelolaan sumberdaya sangat


ditentukan oleh sistem kelembagaan yang berlaku
dalam suatu kelompok masyarakat.
• Kelembagaan sebagai kumpulan aturan main dan
organisasi berperan penting dalam mengatur
penggunaan/alokasi sumberdaya secara efisien,
merata, dan berkelanjutan.
• Aspek kelembagaan penguasaan sumberdaya
merupakan aspek penting lain yg juga perlu
dipertimbangkan dalam suatu perencanaan dan
pengembangan wilayah.
Aspek Lokasi/Spasial

• Setiap hal memiliki keterkaitan dgn hal lainnya, namun yg


lebih berdekatan memiliki keterkaitan lebih dari lainnya.
• Perkembangan suatu wilayah lebih dipengaruhi oleh
wilayah disebelahnya atau lebih dekat dibandingkan
wilayah lain yg lebih berjauhan akibat adanya interaksi
sosial-ekonomi antar penduduk.
• Dalam konteks wilayah dikenal istilah daerah belakang
(hinterland), daerah pelayanan, pusat pelayanan, desa,
kota, dsb.
• Aspek spasial dan lokasi dalam ilmu wilayah tidak selalu
bernuansa fisik saja tetapi juga bernuansa sosial ekonomi.
Paradigma Baru
Perencanaan Pengembangan Wilayah
• Teori-teori pembangunan selalu berkembang dan
mengalami koreksi, sehingga selalu melahirkan
pergeseran tentang nilai-nilai yang dianggap
‘benar’ dan ‘baik’ didalam proses pembangunan.
• Yang semula dianggap benar dan baik
dikemudian hari akhirnya dianggap salah atau
tidak baik akibat pelajaran dari pengalaman,
pergeseran nilai-nilai kehidupan dan
perkembangan teknologi atau juga akibat
perubahan pemahaman hasil dari cara analisa-
analisa baru
• Perkembangan waktu, pengalaman manusia,
perkembangan ilmu dan teknologi,
memungkinkan timbulnya paradigma-
paradigma baru pembangunan.
• Pembangunan wilayah bukanlah semata-mata
fenomena dalam dimensi lokal dan regional
namun merupakan bagian tidak terpisahkan
dari kepentingan pembangunan skala nasional
(makro) bahkan global.
• Beberapa paradigma baru dalam
pembangunan; masalah-masalah
ketidakseimbangan pembangunan secara
spasial, khususnya disparitas pembangunan
antar wilayah, masalah aglomerasi berlebihan
dibeberapa wilayah tertentu, dan menurunnya
jumlah penduduk dan daya tarik pedesaan.
• Kajian perencanaan dan pengembangan wilayah
di Indonesia menjadi semakin menarik dan
dilirik setelah berlakunya Undang-Undang
Otonomi Daerah No.22 Tahun 1999 yang
kemudian di revisi dgn UU No.32 Tahun 2004.
Teruslah Bermimpi, Teruslah
Bermimpi, Bermimpilah Selama
Engkau Dapat Bermimpi! Bila Tiada
Bermimpi Apakah Jadinya Hidup!
Kehidupan yang Sebenarnya Kejam
(R.A Kartini)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai