Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYANG (RTRW)

KOTA PEKANBARU TAHUN 2020 – 2040

Disusun Oleh:
Dian Ayu Lestari Alifa Putri (21168007)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat Allah SWT., karena atas berkah, rahmat dan
karunia-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini berisi pembahasan dan opini penulis
yang menyangkut topik mengenai “Analisis Rencana Tata Ruang Wilayang (RTRW) Kota
Pekanbaru”.
Banyak ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Tata Ruang dan Perencanaan
Lingkungan yang telah memberikan tugas ini. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan mengenai analisis rencana tata ruang suatu
wilayah, dimana dapat menentukan kesinambungan anatara rencana dan realisasinya. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua, khususnya untuk
mahasiswa ilmu lingkungan Universitas Negeri Padang.

Padang, 23 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................................ 3
2.1 Perencanaan ....................................................................................................... 3
2.2 Rencana Tata Ruang Wilayah ........................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................................ 6
3.1 Gambaran Umum Wilayah ................................................................................ 6
3.2 Tujuan Penataan Ruang ..................................................................................... 6
3.3 Kebijakan Penataan Ruang................................................................................ 7
3.4 Strategi Penataan Ruang.................................................................................... 7
3.5 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota ............................................................ 9
3.6 Rencana Pola Ruang Wilayah Kota ................................................................ 10
BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruang yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
bumi sebagai tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara
kelangsungan hidupnya, pada dasarnya ketersediannya tidak terbatas. Berkaitan dengan hal
tersebut dan untuk mewujudkan ruang wilayah yang arnan, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
perlu dilakukan penataan ruang yang dapat mengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan
buatan, yang mampu mewujudkan keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan, serta dapat memberikan perlindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup akibat pemanfaatan ruang. Kaidah penataan ruaag ini harus
dapat diterapkan dan diwujudkan dalam setiap proses perencanaan tata ruang.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelalsanaan program beserta pembiayaannya.
Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang. Perencanaan
tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.
Rencana umum tata ruang kota berupa Rencana Tata Ruang Wilayah TRTRW Kota dan rencana
rinci tata ruang berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kota.
Rencana Tata Ruang Wilayah, yang selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil
perencanaan tata ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif. Tujuan penataan
ruang adalah untuk mewujudkan tata ruang kota yang aman, nyaman produktif, berwawasan
lingkungan, dan berkelanjutan sebagai kota pusat perdagangan dan jasa, pusat Pendidikan dan
pusat kebudayaan melayu.
Menurut UU No. 26 Tahun 2007, untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,
maka diperlukan upaya penataan ruang. Penataan ruang menyangkut seluruh aspek kehidupan
sehingga masyarakat perlu mendapat akses dalam proses perencanaan tersebut. Penataan ruang
adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.

1
1.2 Maksud dan Tujuan

- Mengetahui pilar utama suatu daerah


- Memahami kesinambungan antara Rencana Tata Ruang suatu wilayah ataupun kota
dengan penerapannya.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Perencanaan

Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, lebih baik, melalui urutan pilihan yang logis, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia.
Dari berbagai macam sudut pandang Perencanaan adalah :
 Perencanaan adalah suatu cara berfikir mengenai persoalan – persoalan fisik sosial
ekonomi yang berorientasi kepada masa datang, berkenaan dengan hubungan antara
tujuan dan keputusan kolektif (friedman, in sitohang, 1977) planning in public domain.
 Perencanaan merupakan suatu aktivitas universal manusia, suatu keahlian dasar dalam
kehidupan yang berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil sebelum diadakan pemilihan
di antara berbagai alternatif yang ada (feldt, in catanese, anthony & james c.Snyder,
1992).
 Karena perencanaan merupakan cara berfikir dan aktivitas universal manusia, maka
paling tidak ada empat hal pokok dalam perencanaan yaitu:
1. Mencapai tujuan yang lebih baik untuk masa datang
2. Memanfaatkan sumberdaya
3. Membuat pertimbangan karena keterbatasan (limitations), dan
4. Mengupayakan efisiensi dan efektifitas.
 Suatu proses untuk melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif pemanfaatan sumber
daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan di masa yang akan datang.

Sebuah perencaan juga terbagi, Berkembang Tiga Aliran Teori Perencanaan yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan, fakta dan tingkah laku masyarakat yaitu :
1. Theory In Planning
Adalah cabang ilmu pengetahuan, di mana dalam menyatakan eksistensinya,
ditempuh dengan cara meminjam berbagai paradigma cabang ilmu pengetahuan
yang telah berkembang lebih dulu, seperti ilmu sosial, ekonomi, antropologi,
sosiologi, arsitektur, dll.

2. Theory Of Planning

3
Adalah pendekatan yang kemudian berkembang menjadi suatu teori, di mana
proses terbentuknya adalah muncul dari suatu pengamatan yang original yaitu
dari suatu kerangka pikir yang memang berbeda dengan kerangka pikir yang lain.
Dalam teori, terjadi pergeseran peranan dari tipe teori dalam perencanaan menuju
teori perencanaan. Perbedaan ini terlihat pada bentuk proses dan isi perencanaan
yaitu : Penekanan pada proses perencanaan dan Penekanan pada isi
kebijaksanaan perencanaan dan atau produk/hasilnya
3. Theory For Planning
Adalah pendekatan yang mendukung berbagai kebijakan perencanaan baik dalam
proses atau prosedur maupun substansinya

Sumber : Materi Perkuliahan Teori Perencanaan 2014

2.2 Rencana Tata Ruang Wilayah

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang yang disusun secara nasional,
regional dan lokal. Tata ruang erat kaitannya dengan perencanaan yang berfungsi untuk melihat
struktur ruang pada kota. Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW adalah wujud susunan dari
suatu tempat kedudukan yang berdimensi luas dan isi dengan memperhatikan struktur dan pola
dari tempat tersebut. Tata ruang juga perlu memperhatikan struktur dan pola dari sebuah tempat
berdasarkan sumber daya alam dan buatan yang tersedia, serta aspek administratif dan aspek
fungsional. Hal ini berguna untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan demi
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

4
Menurut UU No. 26 Tahun 2007, untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,
maka diperlukan upaya penataan ruang. Penataan ruang menyangkut seluruh aspek kehidupan
sehingga masyarakat perlu mendapat akses dalam proses perencanaan tersebut. Penataan ruang
adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nomor 1 Tahun 2018, penataan
ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang wilayah ini memiliki fungsi yang meliputi:
1. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
2. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kota.
3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kota.
4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat,
dan swasta.
5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota.
6. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/ pengembangan wilayah kota
yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif, serta pengenaan sanksi.
7. Acuan dalam administrasi pertanahan.

RTRW bermanfaat untuk mengetahui penataan dan pengelolaan ruang di lingkungan


yang akan dipilih. Pembangunan pemukiman dan perumahan juga perlu disesuaikan dengan
ketentuan tata ruang dan wilayah.
Selain RTRW terdapat juga perencanaan yang lebih detail yaitu Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR). Perbedaannya yaitu RTRW merupakan arahan dalam memanfaatkan ruang,
sedangkan RDTR merupakan rencana terperinci mengenai tata ruang wilayah kota atau kabupaten
yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kota atau kabupaten.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah

Lingkup wilayah perencanaan RTRW Kota meliputi seluruh wilayah kota yang
mencakup 15 (lima belas) kecamatan dengan luas keseluruhan sebesar 63.899,59 Ha (enam puluh
tiga ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan koma lima puluh sembiian hektar).
Secara geografis wilayah kota terletak antara 101‫ﹾ‬19' 23.11” Bujur Timur sampai dengan
101‫ ﹾ‬36' 19,08" Bujur Timur dan 0‫ ﹾ‬25' 13,42" Lintang Utara sampai dengan 0 ‫ ﹾ‬41'27,53" Lintang
Utara.
Batas wilayah kota, meliputi:
a. sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Siak;
b. sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Siak darr Kabupaten Pelalawan;
c. sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar; dan
d. sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar.

Wilayah perencanaan kota, meliputi:


a. Kecamatan Bukit Raya
b. Kecamatan Lima Puluh
c. Kecamatan Marpoyan Damai
d. Kecamatan Payung Sekaki
e. Kecamatan Pekanbaru Kota
f. Kecamatan Rumbai
g. Kecamatan Rumbai Timur
h. Kecamatan Rumbai Barat
i. Kecamatan Sali
j. Kecamatan Senapelan
k. Kecamatan Sukajadi
l. Kecamatan Bina Widya
m. Kecamatan Tuah Madani
n. Kecamatan Tenayan Raya
o. Kecamatan Kulim

3.2 Tujuan Penataan Ruang

6
Tujuan penataar ruang daerah adalah mewujudkan tata ruang kota yang aman, nyalnan,
produlctif, berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan sebagai kota pusat perdagaagan dan jasa,
pusat pendidikan dan pusat kebudayaan melayu.

3.3 Kebijakan Penataan Ruang

Kebijakan penataan ruang wilayah kota, meliputi:


a. pemantapan pusat pelayanan kegiatan sesuai dengan fungsinya, berhirarki dan
merata;
b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana, sarana, dan utilitas umum;
c. pengembangan sistem jaringan jalan dan transportasi untuk memperlancar sistem
pergerakan internal dan mendukung interaksi dengan wilayah sekitar;
d. pelestarian/penguatan fungsi – fungsi Kawasan lindung untuk menjaga keseimangan
lingkungan hidup perkotaan;
e. pengendalian perkembangan Kawasan budidaya dan mengembangkan fungsi
Kawasan yang optimal;
f. pengembangan Kawasan strategis kota yang ditetapkan berdasarkan sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi, social dan budaya, serta fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup; dan
g. peningkatan peran Kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

3.4 Strategi Penataan Ruang

Strategi pemantapan pusat pelayanan kegiatan sesuai dengan fungsinya, berhirarki dan
merata, meliputi:
a. memantapkan fungsi Kota Pekanbaru sebagai PKN (Pusat Kegiatan Nasional) dan
simpul kegiatan ekonomi di koridor timur sumatera;
b. menetapkan sistem pusat-pusat kegiatan dengan penekanan pada fungsi tertentu; dan
c. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana kota yang
terpadu dan merata.
Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana umum,
meliputi:
a. meningkatkan sarana lingkungan di setiap pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan dan
hirarki pelayanan;
b. mengembangkan sistem jaringan transportasi terpadu yang mengintegrasikan
angkutan darat, angkutan air, dan angkutan udara;

7
c. mengembangkan dan meningkatkan sistem jaringan energi;
d. mengembangkan dan meningkatkan sistem jaringan telekomunikasi;
e. meningkatkan kualitas sistem jaringan sumber daya air;
f. meningkatkan pelayanan sistem penyediaan air minum;
g. mengembangkan sistem drainase;
h. mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pengelolaan air limbah domestik;
i. mengembangkan sistem jaringan persampahan kota;
j. mengembangkan sistem jaringan evakuasi bencana;
k. mengembangkan sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3); dan
l. mengembangkan sistem jaringan pejalan kaki berupa ruas pejalan kaki.

Strategi pengembangan sistem jaringan jalan dan transportasi untuk memperlancar sistem
pergerakan internal dan mendukung interaksi dengan wilayah sekitar, adalah:
a. mengehbangkan jaringan jalan yang dapat meningkatkan interaksi antar wilayah;
b. mengembangkan jalan lingkar kota;
c. meningkatkan fungsi dan kualitas jaringan jalan dalam kota;
d. mengembangkan sistem jaringan transportasi yang dapat mendukung pengembalgan
sistem transportasi massal;
e. mengembangkan koridor jalan-jalan utama untuk kegiatan perdagangan dan jasa; dan
f. meningkatkan fungsi terminal.

Strategi pelestarian/penguatan fungsi – fungsi Kawasan lindung untuk menjaga


keseimbangan lingkungan hidup perkotaan, adalah:
a. mempertahankan dan menjaga kawsan lindung
b. meningkatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30% dari luas kota; dan
c. melestarikan dan melindungi Kawasan dan bangunan cagar budaya.

Stretegi pengendalian perkembangan Kawasan budidaya dan mengembangkan fungsi


Kawasan yang optimal, adalah:
a. mengeadalikaa perkembangan kawasan budidaya sesuai daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
b. menetapkan dan menjaga lahan pertanian;
c. mengembangkan kawasan perumahan;
d. menata dan mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa secara merata sesuai
dengan fungsi pelayanan kawasan;

8
e. mengembangkan kawasan perkantoran
f. mengembangkan kawasan industri dan pergudangan
g. mengendalikan pertumbuhan industri berpolusi dalam kota serta mengembangkan
sentra industri kecil dan rumah tangga;
h. mengembangkal dan meningkatkan pariwisata;
i. mengembangkan kawasan pelayanan umum secara merata sesuai dengan fungsi
pelayanan kawasan;
j. mengembangkan ruang evakuasi bencana; dan
k. mengembangkan dan menata ruang untuk sektor informal untuk mendukung
pengembangan sektor perdagangan maupun sektor pariwisata.

Strategi pengembangan Kawasan Strategis Kota yang ditetapkan berdasarkan sudut


kepentingan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup, adalah:
a. menetapkan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;
b. menetapkan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya; dan
c. menetapkan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup.

Strategi peningkatan peran kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara, meliputi:
a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan
dan keamanan;
b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif didalam dan disekitar kawasan
pertahanan dan keamanan;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/ atau kawasan budidaya yang tidak terbangun
di sekitar kawasan pertahanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan
tersebut dengan kawasan budidaya terbangun; dan
d. turut menjaga dan memelihara aset - aset Pertahanan /TNI.

3.5 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota

Rencana struktur ruang yang tertera pada Rencana Tata ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pekanbaru Tahun 2020 – 2040 disusun berdasarkan kebijakan dan strategis penataan ruang.
Dimana rencana struktur ruang tersebut meliputi:
1. Pusat kegiatan di wilayah kota

9
2. System jaringan prasarana.
Rencana struktur ruang wilayah kota digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian
1:25.000 dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RTRW ini.

3.5.1 Pusat Kegiatan Wilayah Kota

Pusat kegiatan di wilayah kota meliputi :


a. Pusat pelayanan kota
- Pusat pelayanan kota pusat kota
- Pusat pelayanan kota tenayan raya
b. Sub-pusat pelayanan kota
- Sub pusat pelayanan kota senapelan
- Sub pusat pelayanan kota nrmbai barat
- Sub pusat pelayarran kota rumbai timur
- Sub pusat pelayanan kota bina widya
- Sub pusat pelayanaa kota kulim
c. Pusat lingkungan
Terdiri atas pusat – pusat pelayanan pada skala kecamatan dan/atau keluarahan.

3.5.2 Sistem Jaringan Prasarana

System jaringan prasarana, meliputi:


a. Sistem Jaringan Transportasi;
b. Sistem Jaringan Energi;
d. Sistem Jaringan Telekomunikasi;
e. Sistem Jaringan Sumber Daya Air; Dan
f. Infrastruktur Perkotaan

Sistem jaringan prasarana lainnya adalah sistem jaringan jalur sepeda, meliputi;
a. Pembangunan jalur sepeda pada kawasan pendidikan, kawasan pariwisata, kawasan
olahraga, kawasan perkantoran, dan kawasan RTH;
b. Penyediaan jaringan jalur sepeda akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

3.6 Rencana Pola Ruang Wilayah Kota

Rencara pola ruang wilayah kota sebagaimana dimaksud, meliputi:


a. kawasan peruntukan lindung;dan

10
b. kawasan peruntukaa budidaya.

Rencana pola ruang wiiayah kota sebagaimana dimaksud digambarkan dalam peta
dengan tingkat ketelitian 1:25.000 sebagaimana tercantum yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Perubatran fungsi dan peruntukan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan dan/atau
sebaliknya, dan belum mendapatkan persetujuan substansi oleh Menteri yang membidangi
kehutanan, ditetapkan sebagai outline sebagaimana telah diatur dalam RTRWP Riau, yang
digarnbarkan dalam peta rencana pola ruang wilayah kota.

3.6.1 Kawasan Peruntukan Lindung

Kawasan peruntukan lindung sebagaimana dimaksud, meliputi:


a. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya;
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya meliputi:
- Kawasan lindung gambut
Kawasan Lindung Gambut sebagaimana dimaksud ditetapkan seluas kurang lebih
1.374,60 Ha, berada di Kecamatan Bina Widya, Kecamatan Payung Sekaki,
Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Barat.
- Kawasan resapan air
Kawasan resapan air sebagaimana dimaksud ditetapkan seluas kurang lebih 1,99 Ha,
berada di kecamatan Rumbai Timur, darl Kecamatan Tenayan Raya.
b. Kawasan Perlindungan Setempat;
Kawasan perlindungan setempat meliputi:
- Sempadan sungai
Sempadan sungai sebagaimana dimaksud, ditetapkan seluas lebih kurang 1.667,27
Ha berada tersebar di wilayah kota.
Ketentuan lebih lanjut tentang pengaturan batas Kawasan sempadan sungai, diatur
sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan.
- Kawasan sekitar danau atau waduk
Kawasan sekitar danau atau waduk sebagaimana dimaksud, ditetapkan seluas kurang
70,54 Ha berada di Kecamatan Rumbai Timur.
c. Kawasal Konservasi;
Kawasan konsenrasi sebagaimana dimaksud adalah Kawasaa Pelestarian Alam
(KPA) meliputi Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim yang ditetapkan seluas
kurang lebih 735,54 Ha di Kecamatan Rumbai Barat.
d. Kawasan Cagar Budaya;

11
Kawasal cagar budaya sebagaimana dimaksud ditetapkan seluas kurang lebih 35,94
Ha berada di Kecamatan Senapelan, dan Kecamatan Lima Puluh.
e. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota sebagaimana dimaksud meliputi:
- RTH Publik seluas minimal 20% (dua puluh persen) dari luas kawasan perkotaan
- RTH Privat seluas minimal 10% (sepuluh per$en) dari luas kawasan perkotaan.

RTH Kota sebagai bagian dari RTH Publik sebagaimana dimaksud ditetapkan seluas
kurang leblh 1.623,46 Ha berada tersebar di wilayah kota.

3.6.2 Kawasan Peruntukan Budidaya

Kawasan peruntukan budidaya sebagaimana dimaksud, meliputi:


a. Kawasan Hutan Produksi
Meliputi:
- Kawasan Hutan Hoduksi Terbatas (HPI)
Ditetapkan seluas lebih kurang 605,94 Ha berada di Kecamatan Rumbai Barat, dan
Kecamatan Rumbai Timur
- Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP)
Ditetapkan seluas lebih kuraag 1.278,72 Ha berada di Kecamatan Rumbai Timur
- Kawasan Hutan Produksi yang dapat di Konversi (HPK).
Ditetapkan seluae lebih kurang 1.750,64 berada di Kecamatan Bukit Raya,
Keeamatan Paytrng Sekaki, Kecamatan Rumbai, Kecamatan Tenayan Raya, dan
Kecamatan Tuah Madani.
b. Kawasan Pertanian
Kawasan pertanian sebagaimana dimaksud ditetapkaa seluas lebih kurang 9.047,19
Ha (sembilan ribu empat puluh satu koma sembilan belas hektar), meliputi:
- Kawasan Tanaman Pangan;
- Kawasan Hortikultura;
- Kawasan Perkebunan.
c. Kewassn Pertambangan Dan Energi
Kawasan pertambangan dan energi sebagaimana dimaksud meliputi kawasan
pembangkitar tenaga listrik ditetapkan seluas lebih kurang 70,80 Ha.
d. Kawasan Perikanan

12
Ditetapkan berupa kawasan perikanan budidaya ditetapkan seluas lebih kurang
350,88 Ha berada di Keeamaten Kulim,Kecamatan Rumbai Barat, danKecamatan
Rumbai Timur.
e. Kawasan Peruntukan Industri
Ditetapkaa seluas lebih kurang 2.931,83 Ha berada di Kecamatan Marpoyan Damai,
Kecamatan Rumbai, Kecamataa Rumbai Barat, Kecamatan Rumbai Timur, dan
Kecamatan Tenayan Raya.

f. Kawasan Pariwisata
Ditetapkan seluas lebih kurang 2.004,00 Ha berada di Kecamatan Rumbai,
Kecamatan Rumbai Barat, Kecamatan Rumbai Timur dan Kecamatan Tenayan Raya.
g. Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman sebagaimana dimaksud, ditetapkan seluas lebih kurang
38.824,39 Ha, meliputi:
- kawasan perumahan;
- kawasan perdagangan dan jasa;
- kawesan perkantoran;
- kawasan peribadatan;
- kawasan pendidikan;
- kawasan kesehatan;
- kawasan olahraga;
- kawasan transportasi.
h. Kawasan Pertahanan Dan Keamanan
Kawasan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud ditetapkan seluas lebih
kurang 665,58 Ha.

13
14
15
BAB IV
KESIMPULAN

Dari pembahasan yang sudah dijelaskan secara rinci sebelumnya, berikut adalah arahan
strategis yang tertera pada Rencana Tata ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru Tahun 2020 –
2040 sesuai dengan permasalahan dan potensi wilayah yang ada. Dimana dituangkan dalam
bentuk Kawasan Strategis Kota (KSK).
Penetapan kawasan strategis wilayah Kota meliputi Kawasan Strategis Kota (KSK),
yaitu:
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi:
- Kawasan Meranti Pandak di Kecamatan Rumbai.
- Kawasan Bandar Raya Payung Sekaki di Kecamatan Payung Sekaki, dan Kecamatan
Bina Widya.
- Kawasan Komersial hijau Setia Maharaja di kecamatan Bukit Raya.
- Kawasan perkantoran dan Bisnis di Kecamatan Tenayan raya

b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan social dan budaya meliputi Kawasan kota
lama di kecamatan senapelan.
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
meliputi Kawasan Sekitar Danau Bandar Khayangan di Kecamatan rumbai Timur.

Penetapan Kawasan Strategis Kota sebagaimana dimaksud digambarkan dalam peta


Kawasan Strategis Kota dengan tingkat ketelitian 1:25.000 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Blognya Rachma, “DEFINISI PERENCANAAN (Planning) Dan LANGKAH DALAM


MENYUSUN PERENCANAAN” dalam rachmabuana.blogspot.com/2013
/10/definisi-perencanaan-plannig-dan.html? m1 diakses pada 05/06/2022
Carapedia, “Pengertian dan Definisi Menurut Para Ahli” dalam
carapedia.com/pengertian_teori_ menurut_para_ahli_info502.html diakses pada 05/06/2022
Golany Gideon, New Town Planning
Reynolds, P.D. (1971): Primer in Theory Construction. Macmillan publishing Company.
New York. Collier Macmillan Publishing. London
Wikipedia, “Ilmu” dalam id.m.wikipedia.org/wiki/ilmu diakses pada 05/06/2022
Paul D. Spreiregen, AIA. 1965. Urban Design: The Architecture of Towns and Cities. McGraw-
Hill Book Company. Amerika.
Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman. Lembaran Negara RI Tahun 2011, No. 7. Jakarta.
Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. Van Nostrand Reinhold Company. New
York.
Sujarto, Djoko. 1977. Pembangunan Perkotaan Ditinjau dari Segi Perencanaan Lokal. Institur
Teknologi Bandung. Bandung.
Baskara, Medha. 2011. Prinsip Pengendalian Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang
Publik. Jurnal Lanskap Indonesia, Nomor 1. Malang
Dewiyanti, Dhini. Suatu Tinjauan Awal Taman Kota Terhadap Konsep Kota Layak Anak.
Makalah Teknik Arsitektur, Nomor 1. Bandung. Hal 13-26
Meenakshi. 2011. Neighborhood Unit and its Conceptualization in the Contemporary Urban
Context. India Journal, Nomor 8-3. India. Hal 81-87
Nugrahandika, Widyasari Her dan Hidayati, Isti. 2015. Kajian Perumahan Layak Anak di
Kecamatan Depok. http://pwk.archiplan.ugm.ac.id Diakses pada 5/6/2022
Patilima, Hamid. 2016. Kota Layak Anak. http://www.ykai.net. Diakses pada 5/6/2022
Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman. Lembaran Negara RI Tahun 2011, No. 7. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai