TEORI PERENCANAAN
DISUSUN OLEH
PWK C
TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah Kependudukan yang berjudul “Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Morowalu” dapat selesai tepat pada waktunya.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas studi Teori
Perencanaan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dengan
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan makalah selanjutnya.
Penulis
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………….. 22
5.2 Saran………………………………………………………………. 23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 24
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah ini memuat ketentuan teknis muatan RTRW kabupaten serta proses dan
prosedur penyusunan RTRW Kabupaten khususnya Kabupaten Morowali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagi seorang planner, hubungan antara teori dan praktek adalah sangat penting,
sebab perencanaan tidak sepeti ilmu murni. Pada dasarnya perencanaan adalah kegiatan
preskriptif, bukan deskriptif. Tujuan planner bukanlah menguraikan apa yang ada di
dunia ini tetapi untuk mengusulkan cara-cara bagaimana keadaan tersebut bisa diubah.
Ketentuan umum adalah hal yang paling pertama dalam RTRW, karena melalui
ketentuan umum tersebut, dapat diketahui apa dan siapa saja yang terlibat dalam
perencanaan wilayah kabupaten tersebut.
Bab II bagian kesatu membahas tentang tujuan Penataan Ruang, bagian kedua tentang
kebijakan penataan Ruang, dan bagian ketiga tentang strategi Penataan Ruang.
Setelah mengetahui apa dan siapa saja yang terlibat atau termasuk dalam lingkup
perencanaan tata ruang, dibuatlah tujuan dari penataan ruang tersebut yang mana
dimaksudkan agar lebih jelas perencanaan tersebut dilakukan. Tujuan penataan
ruang merupakan arahan perwujudan ruang wilayah yang diinginkan pada masa
yang akan datang. Kebijakan dalam penataan ruang diperlukan sebagai panduan,
pedoman, dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan maupun tindakan
yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten.
Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten merupakan penjabaran masing-
masing kebijakan penataan ruang yang telah ditetapkan.
Bab III bagian kesatu membahas tentang Rencana struktur ruang wilayah, bagian kedua
tentang Pusat-pusat kegiatan , bagian ketiga tentang Sistem jaringan Prasarana Utama
yang meliputi Sistem jaringan transportasi darat, Sistem jaringan transportasi laut, dan
Sistem jaringan transportasi udara.bagian ketiga tentang Sistem jaringan prasarana
lainnya, meliputi Sistem jaringan energy, Sistem jaringan telekomunikasi, Sistem
jaringan sumber daya air, Sistem prasarana pengelolaan lingkungan.
Bab IV membahas tentang, bagian kesatu yaitu Rencana pola ruang wilayah. Bagian
kedua tentang Kawasan lindung, yaitu Kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahnya, Kawasan perlindungan setempat, Kawasan suaka alam,
pelestarian alam, dan cagar budaya, Kawasan rawan bencana alam, Kawasan lindung
geologi, Kawasan lindung lainnya. Bagian ketiga tentang Kawasan budidaya, yaitu
Kawasan peruntukkan hutan produksi, Kawasan peruntukkan pertanian, Kawasan
peruntukkan perikanan, Kawasan peruntukkan pertambangan, Kawasan peruntukkan
industry, Kawasan peruntukkan pariwisata, Kawasan peruntukkan permukiman, Kawasan
peruntukkan lainnya. Serta pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain.
1. Jenis kawasan strategis yang di mana Rencana kawasan strategis digambarkan dalam
peta dengan tingkat ketelitian 1 : 50.000
2. Lokasi Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan kawasan andalan sektor
unggulan Pertanian, perikanan, pariwisata, perkebunan agroindustri, dan
pertambangan.
3. Lokasi Kawasan strategis Nasional dari sudut kepentingan kawasan andalan laut
sektor unggulan perikanan dan pariwisata.
4. Lokasi kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
5. Lokasi kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya
alam dan teknologi tinggi.
6. Lokasi kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi
7. Lokasi kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan sosial budaya
8. Lokasi kawasan strategis Kabupaten dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau tekhnologi; dan d. kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Bab VI Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang di mana program pemanfaatan ruang
disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan dan pendanaan bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
Investasi Swasta dan kerja sama pendanaan.
Bab VII bagian kesatu membahas tentang Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten. Bagian kedua tentang Ketentuan umum peraturan zonasi meliputi
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung, Ketentuan umum peraturan zonasi
kawasan resapan air, kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan
sekitar mata air, kawasan cagar alam, kawasan taman wisata, kawasan cagar budaya,
kawasan ruang terbuka hijau, kawasan rawan bencana tanah longsor, kawasan rawan
bencana banjir, kawasan rawan bencana gelombang pasang, kawasan imbuhan air tanah,
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan budidaya, Ketentuan umum peraturan zonasi
kawasan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan perkebunan, kawasan perikanan,
kawasan industry, kawasan pertambangan, kawasan pariwisata, kawasan permukiman,
Ketentuan umum peraturan zonasi sistem perkotaan, Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Sistem Transportasi, Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Jaringan Prasarana. Bagian
ketiga tentang Ketentuan perizinan. Bagian keempat tentang Ketentuan Insentif dan
Disinsentif, Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan ruang
wilayah Kabupaten, Insentif yang diberikan kepada masyarakat, Disinsentif yang
dikenakan kepada masyarakat. Bagian kelima tentang Larangan dan sanksi terhadap
pelanggaran.
Bab VIII membahas tentang Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(BKPRD)
Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang mana badan ini
dibentuk guna membantu tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang di
daerah.
BAB IX
Bab IX bagian kesatu membahas tentang hak masyarakat, bagian kedua tentang
Kewajiban masyarakat, Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang,
Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dilakukan masyarakat. Bagian ketiga tentang
Peran masyarakat, Bentuk peran masyarakat pada tahap perencanaan tata ruang, Bentuk
peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang, Bentuk peran masyarakat dalam
pengendalian pemanfaatan ruang, Penyampaian peran masyarakat, Peningkatan peran
masyarakat, Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang, RTRW
Kabupaten dilengkapi dengan lampiran berupa buku Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Morowali tahun 2012 – 2032 dan album peta skala 1 : 50.000 , yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.
Dalam penataan ruang, masyarakat memiliki hak dari penataan ruang tersebut.
Masyarakat memiliki kewajiban yang harus ditaati, dimanfaatkan, dipatuhi, dan
memberikan akses terhadap kawasan. Masyarakat memiliki peran dalam
penyelenggaraan penataan ruang yang dilakukan oleh pemerintah.
Bab X membahas tentang Rencana tata ruang wilayah Kabupaten menjadi pedoman
untuk penyusunan rencana pembangunan, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatn ruang, pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sector,
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, dan penataan ruang kawasan strategis.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi pedoman baik itu dalam
penyusunan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Yang mana
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali memiliki jangka waktu 20
tahun yang dapat ditinjau kembali sebanyak 1 kali dalam 5 tahun.
Bab XII membahas tentang ketentuan peralihan yang dengan berlakunya peraturan
daerah, maka semua peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penatan ruang daerah
juga berlaku
Teori ini merupakan teori yang paling konvensional dan yang paling diterima
secara secara luas atau relatife dominan, khususnya dikarenakan kerangka logis
pemikirannya sangat mudah dipahami. Menurut teori ini, tujuan perencanaan adalah
untuk mencapai hasil atau tujuan tertentu dan memaksimalkan peluang pencapaiannya,
melalui rangkaian tahapan, tindakan dan proses pilihan/pengambilan keputusan yang
rasional, dengan mempertimbangkan dampak masa depan atau perspektif jangka panjang.
Pembuat keputusan dalam perencanaan perencanaan umum ini adalah para perencana
dengan dibantu oleh masyarakakat, namun peran masyarakat disini sangat sedikit, selain
itu tingkat komprehensifitas tinggi dalam analisis maupun masalah yang diatasi dengan
kata lain semua masalah ingin di atasi dengan menggunakan pendekatan perencanaan ini.
Hasil dari pendekatan ini biasanya menyeluruh kecuali rencana tata ruang dan sangat
rinci.Kurang memperhitungkan sumberdaya yang tersedia asumsi dapat dicari / di
usahakan agar tersedia.
(Djoko Sujarto,1990) :
TEORI RATIONAL
N COMPREHENSIVE RTRW TINJAUAN
O PLANNING KABUPATEN RTRW
3 Jangka Panjang RTRW kabupaten berlaku dalam jangka RTRW Kabupaten berorintasi
waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau jangka panjang sebagaimana
kembali setiap 5 (lima) tahun yang terdapat dalam Raperda
RTRW Kabupaten tentang
jangka waktu.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang adalah
kegiatan meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
o Azas
Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang
diselenggarakan berdasarkan asas:
1) Keterpaduan;
2) Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
3) Keberlanjutan
4) Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
5) Keterbukaan;
6) Kebersamaan dan kemitraan;
7) Pelindungan kepentingan umum;
8) Kepastian hukum dan keadilan; dan
9) Akuntabilitas
o Tujuan
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan :
1) Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan;
2) Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
3) Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
BAB III
METODE PENELITIAN
Beriku peta administrasi Kabupaten Morowali yang menjadi wilayah berlakunya dan
diinterpretasikan RTRW Kabupaten Morowali.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah
dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara
sistematis untuk menyusun ilmu pengetahuan. Sedangkan teknik penelitian adalah cara
untuk melaksanakan metode penelitian (Suryana, 2010).
Metode penelitian yang dilakukan ialah penelitian metode verifikasi yang sesuai
fakta dan pedoman untuk menentukan seberapa jauh tujuan penelitian itu tercapai atau
sesuai dengan standarisasi yang berlaku.
Adapun jenis data yang dilakukan dalam penelitian yaitu data sekunder.
Data Sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud menyelesaikan masalah
yang sedang dihadapi.Data ini dapat ditemukan dengan cepat.Dalam penelitian ini yang
menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang
berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
3.4 Teknik analisis data
Mengumpulkan dan menelaah data melalui pengamatan dan studi literatur dengan
mengelompokkan data.
Menginterpretasi dan menyimpulkan hasil analisis.
BAB IV
Secara umum garis besar penyusunan RTRW Kabupaten sama dengan proses
untuk RTRW Provinsi. Tahapan proses yaitu :
1. Persiapan
a. Persiapan awal
- Pemahaman KAK
- Penyiapan RAB
b. Kajian awal data sekunder
- Review RTR/ kabupaten yang ada
- Kajian kebijakan terkait lainnya\
c. Persiapan teknis
- Penyimpulan data awal
- Perumusan metodologi
- Penyusunan rencana kerja rinci
- Penyiapan perangkat survei
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pedoman RTRW Kabupaten Morowali, jika dianalisis dari setiap bab, maka dapat
diambil kesimpulan :
1) ketentuan umum adalah hal paling pertama yang ditentukan agar dapat diketahui
apa dan siapa saja yang terlibat dalam perencanaan wilayah kabupaten tersebut.
2) Tujuan penataan ruang merupakan arahan perwujudan ruang wilayah yang
diinginkan pada masa yang akan datang. Kebijakan dalam penataan ruang
diperlukan sebagai panduan, pedoman, dan dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan maupun tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan
penataan ruang wilayah Kabupaten. Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten
merupakan penjabaran masing-masing kebijakan penataan ruang yang telah
ditetapkan.
3) Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten merupakan kerangka sistem pusat-
pusat pelayanan kegiatan Kabupaten yang berhierarki dan satu sama lain
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.
4) Rencana pola ruang wilayah Kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
5) Kawasan strategis Kabupaten merupakan bagian wilayah Kabupaten yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup Kabupaten di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan.
6) Arahan pemanfaatn ruang wilayah Kabupaten merupakan upaya perwujudan
rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama
penataan/pengembangan Kabupaten dalam jangka waktu perencanaan 5 tahunan
sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun).
7) Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui
- Penetapan peraturan zonasi, yang disusun sebagai pedoman pengendalian
pemanfaatan ruang. Pertauran zonasi disusun berdasarkan rencana tata ruang
untuk setiap zona pemanfaatan ruang.
- Perizinan, yang mana ketentuan perizinan diatur oleh pemerintah dan
pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Insentif dan disinsentif, dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
8) Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang mana badan ini
dibentuk guna membantu tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang di
daerah.
9) Dalam penataan ruang, masyarakat memiliki hak dari penataan ruang tersebut.
Masyarakat memiliki kewajiban yang harus ditaati, dimanfaatkan, dipatuhi, dan
memberikan akses terhadap kawasan. Masyarakat memiliki peran dalam
penyelenggaraan penataan ruang yang dilakukan oleh pemerintah.
10) Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi pedoman baik itu dalam
penyusunan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Yang mana
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali memiliki jangka waktu 20
tahun yang dapat ditinjau kembali sebanyak 1 kali dalam 5 tahun.
11) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali, maka akan dikenakan sanksi berupa
pidana penjara dan denda sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang.
12) Ketentuan peralihan diperlukan untuk mencegah kondisi kekosongan hukum
akibat perubahan ketentuan dalam perundang-undangan.
13) Penetapan berlakunya peraturan daerah Kabupaten Morowali yaitu pada saat
diundangkan, tanggal 13 September 2012.
5.2 Saran
Kabupaten Morowali memiliki 13 Bab dalam Rencana Tata Ruang Wilayah nya.
Hal ini dikarenakan dalam pembuatan Rencana Tata Ruang suatu wilayah, harus sesuai
dengan kondisi dari wilayah tersebut. Setiap Kabupaten memiliki kondisi dan
permasalahan wilayah yang berbeda-beda. Maka dari itu, tidak bisa dikatakan bahwa
setiap kabupaten harus memiliki jumlah bab yang sama dalam RTRW kabupaten tersebut
dengan kabupaten lain. Perencanaan suatu wilayah haruslah sesuai dan berpatokan
dengan kondisi wilayah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (diakses tanggal 16 mei
2018)
Morowalikab.go.id/home/profil-2/geografis-dan-topografo-kabupaten-morowali (diakses
tanggal 30 mei 2018)
Trtb.pemkomedan.go.id/artikel-1012-hubungan-hukum-lingkungan-terhadap-penataan-
ruang-.html (diakses tanggal 30 Mei 2018)