Anda di halaman 1dari 20

Penyelenggaraan semua kepentingan publik dan

masalah publik (public interest dan public affairs)


yang ada pada suatu negara merupakan ruang
lingkup kegiatan administrasi publik. Seperti
diungkapkan oleh Caiden (1982), administrasi publik
merupakan seluruh kegiatan administrasi untuk
segenap urusan publik (administration for the public
affairs) (Caiden,1982:7) oleh penyelenggara negara
SEGENAP URUSAN dan MASALAH ADMINISTRASI PUBLIK
TERSEBUT, DAPAT DITENTUKAN OLEH DIMENSI
POKOK/ASPEK PENTING ANTARA LAIN:
DIMENSI KEBIJAKAN PUBLIK

DISAMPING,
1. Dimensi Organisasi
2. Dimensi Manajemen
3. Dimensi Moral dan Etika
4. Dimensi Lingkungan
5. Dimensi Akuntabilitas Kinerja
 Dimensi Kebijakan: proses analisis kebijakan terhadap masalah dan urusan
publik untuk penentuan cara atau alternatif terbaik guna mencapai tujuan,
yang terkait dengan urusan pembangunan, pelayanan publik dan
pemberdayaan (Sistem Otak)

 Dimensi Organisasi: pengaturan struktur dan hirarki yang meliputi pembentukan


unit, pembagian tugas antar unit, penetapan prosedur, aturan dan standar untuk
mencapai tujuan (Sistem Organ Tubuh Manusia)
 Dimensi Manajemen: menyangkut proses bagaimana kegiatan-kegiatan yang
dirancang dapat diimplementasikan (digerakkan, diorgnisir, dikontrol) untk
mencapai tujuan organisasi dengan prinsip-prinsip tertentu (Jantung dan Urat
Nadi)
 Dimensi Moral dan Etika: memberikan tuntunan moral terhadap administrator
tentang apa yang salah dan apa yang benar, apa yang baik dan apa yang buruk
(Hati Nurani)
 Dimensi Lingkungan: Suasana dan kondisi di sekitar yang mempengaruhi
organisasi, manajemen, kebijakan, manajemen dan tanggung jawab moral.
(suhu/Iklim). Lingkungan ini seperti: sistem politik, sosial, budaya suatu negara.
 Dimensi Akuntabilitas Kinerja: administrator dituntut untuk
mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan keputusannya kepada publik
yang seharusnya mereka layani dalam bentuk kinerja.
VISUALISASI HUBUNGAN ANTAR DIMENSI
ADMINISTRASI PUBLIK

Dimensi moral
/Etika

Dimensi Dimensi Dimensi Dimensi


Lingk. Kebijakan Manajemen Kinerja

Dimensi
Organisasi

Sumber: Yeremias T. Keban, 2004


KEDUDUKAN KEBIJAKAN PUBLIK DALAM ADMINISTRASI
PUBLIK
 Dikotomi Administrasi Publik dan Ilmu Politik (1900-1926), Frank J.
Goodnow

Politik : memformulasikan dan melegitimasikan kebijakan publik


Administrasi Publik: tugasnya mengimplementasikan produk kebijakan
publik yang dihasilkan oleh para politisi di legislatif

 Administrasi Publik = Proses Pembuatan Kebijakan Publik (1970-an),


public administration is public policy making (Frank Marini,1971.
Toward A New Public Administation)

 Jadi: Administrasi Publik/Birokrasi Pemerintah sebagai Formulator


dan Implementor Kebijakan Publik, sekaligus sebagai Evaluator KP
DALAM PRAKTIK ADMINISTRASI PUBLIK
Dalam menjalankan peran dan/atau fungsi dalam hal:
1.Pembangunan
2.Pelayanan Publik
3.Pemberdayaan (Bryant & White,1987)

Mas’oed (1994), administrasi publik/birokrasi adalah


aktor yang omnipoten, memiliki banyak peran dan
mendominasi.

Membutuhkan Memerlukan

KEBIJAKAN PUBLIK
Formulasi, Implementasi, Evaluasi
(Nakamura&Smallwood,1980, Parson 1997)

CITA-CITA NEGARA
Kesejahteraan & Keadilan Sosial
bagi Seluruh rakyat Indonesia
APA ITU KEBIJAKAN PUBLIK?
Suatu produk hukum yang diperoleh melalui suatu proses
kegiatan /tindakan yang bersifat administratif, ilmiah dan
politis oleh pembuat kebijakan (policy makers) dan
pemangku kepentingan (stakeholders) terkait, yang
mempunyai tujuan untuk mengatur, mengelola dan
memecahkan suatu masalah publik tertentu untuk
kepentingan bersama.

Karena bertujuan untuk mencapai tujuan bersama, maka


suatu kebijakan publik, bukan sekedar persoalan
MEMFORMULASI DAN MELEGITIMASI KEBIJAKAN saja,
tetapi juga terkait dengan IMPLEMENTASI dan
EVALUASI-nya
PENTINGNYA IMPLEMENTAS KEBIJAKAN
Sebaik apapun substansi suatu kebijakan publik yang
diformulasikan, tidak akan berguna jika tidak
terimplementasikan dengan baik dan sukses

Alat pancing, tali pancing, kail dan umpan


yang baik, belum menjamin bahwa alat
tersebut bisa mendapatkan ikan yang baik
dan banyak. Masih tergantung pada si PENTINGNYA
pemancing, apakah ia mampu IMPLEMENTA
mengoperasional/menggunakan dan SI KEBIJAKAN
berkreasi dan inovasi dengan alat tersebut
dan juga apakah ia tepat memilih kolam
dimana ia akan memancing
PENTINGNYA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Kebanyakan orang beranggapan bahwa setelah kebijakan publik
disahkan oleh pihak yang berwenang dengan sendirinya
kebijakan itu dapat dilaksanakan, dan hasil-hasilnya pun akan
mendekati seperti yg diharapkan oleh pembuat kebijakan.

Tapi sebenarnya, sifat kebijakan itu kompleks dan saling


tergantung, sehingga hanya sedikit kebijakan publik yang
bersifat self-executing. Maksudnya dengan dirumuskannya
kebijakan tersebut sekaligus atau dengan sendirinya
kebijakan itu terimplementasikan dengan baik. Yang
paling banyak adalah yang bersifat non self-executing, artinya
kebijakan publik perlu diwujudkan dan dilaksanakan oleh
berbagai pihak sehingga mempunyai dampak yang
diharapkan.
PENTINGNYA IMPLEMENTASI
 “The execution of policies is as important if not more important than policy
making. Policies will remain dreams or blue prints file jackets unless they are
implemented “(Udoji,1981), pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan
mungkin jauh lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan
berupa impian atau rencana yang bagus, yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak
diimplementasikan.

 Jadi, rumusan kebijakan yg dibuat tidak akan mempunyai arti apa-apa atau hanya
merupakan rangkaian kata-kata yg indah dan baku yg tersimpan rapi dalam sebuah
dokumen kalau tidak terimplementasikan.

 Oleh karena itu, implementasi kebijakan perlu dilakukan secara ARIF, SITUASIONAL,
mengacu pada SEMANGAT KOMPETENSI dan BERWAWASAN PEMBERDAYAAN
(abdulwahab, 1999 & Setyodarmodjo, 2000)

 Agar implementasi kebijakan betul-betul merupakan suatu proses interaksi antara


setting tujuan dengan tindakan untuk mencapai tujuan dan dampak yang diinginkan
(Presman dan Waldavsky dalam Parson, 1997, 464)
PENTINGYA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

 Jadi pentingnya implementasi kebijakan karena tolok ukur


keberhasilan suatu kebijakan terletak pada PROSES
IMPLEMENTASINYA

 Bahkan Jones (1996) berani menegaskan bahwa ASPEK YANG


PENTING DARI KESELURUHAN PROSES KEBIJAKAN ADALAH
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

 Namun, bukan berarti implementasi kebijakan terpisah dengan


proses formulasinya, melainkan saling terkait dan saling
interdependensi.
MAKNA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN DIMENSI/ELEMEN
PENTING IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Banyak pandangan/pemikiran, antara lain:


Implementasi Kebijakan: merupakan suatu proses atau aktivitas
yang diarahkan untuk merealisasikan keputusan atau tujuan
kebijakan oleh individu/pejabat atau kelompok masyarakat, organisasi
pemerintah dan pihak swasta (Gordon: 1986)

Intinya: merealisasikan keputusan/tujuan yang abstrak


dalam dokumen suatu kebijakan oleh implementor
agar dapat dirasakan dan dinikmati (bermanfaat)
bagi/oleh kelompok sasaran.
MAKNA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN DIMENSI/ELEMEN
PENTING IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Karena dalam formulasi Kebijakan, substansi bersifat abstrak maka hal


penting dalam implementasi yang perlu diperhatikan adalah:

1. Interpretasi : menterjemahkan bahasa atau istilah dalam dokumen kebijakan


2. Mengatur cara untuk mengorganisir/mengimplementasi kebijakan: mengatur
sumber daya, unit-unit pelaksana dan strategi/metode pelaksanaan
3. Bagaimana menerapkan kebijakan: membuat kebijakan yang lebih
mikro/operasional (aturan pelaksana), menggunakan instrumen-instrumen,
memberikan pelayanan rutin/administratif, melakukan pembayaran
4. forcasting berbagai kemungkinan keberhasilan dan/atau kegagalan, termasuk
hambatan atau peluang-peluang yang ada dan kemampuan organisasi yang
diserahi tugas untuk melaksanakan program
5. Diskresi dan Inovasi
DIMENSI/ELEMEN PENTING IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

UNSUR PELAKSANA
ADANYA PROGRAM/KEGIATAN
KELOMPOK SASARAN/TARGET GROUP (Abdullah,
1988; Smith, 1977 dalam Tachjan, 2006)
PERKEMBANGAN STUDI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
 Pra 1970-an : sebagai hal yang tidak problematis
 1973 : mulai mendapat perhatian lebih, karena di Amerika
Serikat (California), program-program pemerintah terkait mengatasi
masalah penggangguran (penciptaan lapangan pekerjaan) terlihat
tidak berhasil dalam implementasinya. (Presman dan Wildavsky, 1973,
Implementation)
 Gagalnya program pemerintahan Jonson (1963-1968) di Amerika
Serikat, disinyalir karena implementasinya yang gagal.
 Di Inggris, pada tahun 1970 : kegagalan program-program
pemerintahan Inggris dalam melakukan reformasi sosial.

MELIHAT BERBAGAI FENOMENA KEGAGALAN KEBIJAKAN


PUBLIK PADA TATARAN IMPLEMENASI, maka LAHIRNLAH
STUDI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PENDEKATAN DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

 PENDEKATAN TOP DOWN (Pressman dan Wildavsky)


 PENDEKATAN BOTTOM-UP (Masmanian dan Sabatiers)
 PENDEKATAN MIXED (CAMPURAN)
PENDEKATAN TOP DOWN
Melihat pelaksanaan kebijakan sebagai suatu
proses/rangkaian perintah di mana para pemimpin
politik mengartikulasikan dan memformulasikan
kebijakan publik, kemudian pihak administrator
(birokrasi pemerintah), termasuk swasta dan
masyarakat bertindak sebagai subyek yang
melaksanakan kebijakan tersebut.

Pengaruh praktik administrasi publik oleh paradigma


Dikotomi Administrasi Publik dan Politik)
PENDEKATAN TOP DOWN

Berasumsi bahwa sebuah kebijakan yang telah terlegitimasi:


1. Bersifat self-executing
2. Tujuannya sudah jelas
3. Aktor pelaksananya jelas
4. Memandang implementor sebagai obyek, tanpa memiliki
kompetensi untuk turut memformulasikan program
operasional/teknis, strategi dan metode pelaksanaan
kebijakan
PENDEKATAN BOTTOM-UP
 Meskipun melihat formulasi kebijakan adalah sebuah proses politik para elite,
tetapi dalam implementasi, pihak pelaksana terlibat dalam penentuan strategi
apa yang digunakan untuk mengimplementasikan kebijakan

 Pendekatan ini digunakan karena dalam kenyataannya bahwa Street Level


Bureaucrat yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program/kegiatan yang
paling tahu dan menentukan keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan

 Dalam berbagai pengkajian mengenai pelaksanaan kebijakan, pihak pelaksana


di tingkat paling bawah termasuk sektor swasta dan masyarakat yang lebih
tahu cara mencapai tujuan kebijakan, sehingga mereka harusnya dilibatkan
secara aktif dalam proses penentuan program, strategi dan metode yang
digunakan dalam mengimplementasikan kebijakan

 Intinya bahwa pendekatan ini berorientasi pada upaya


mengimplementasikan kebijakan dilakukan dengan strategi
partisipasi, advokasi bahkan pemberdayaan.
PENDEKATAN MIXED/CAMPURAN

CAMPURAN ANTARA PENDEKATAN TOP DOWN DAN


BOTTOM-UP

Anda mungkin juga menyukai