Anda di halaman 1dari 5

Nama: Meliana Intani

NPM : 18110248
Kelas : APN-U2
POLICY BRIEF
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PPKM MIKRO DALAM MENGURANGI TINGKAT PENULARAN
COVID-19 DI LEMBANG

Penyebab Masalah Isu Strategis/Masalah Utama Dampak

Kabupaten Bandung Barat kembali Peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Dampak yang terjadi dari
masuk ke daerah dengan risiko tinggi Kabupaten Bandung Barat harus pelaksanaa PPKM di Kabupaten
penyebaran Covid-19, kondisi ini diwaspadai terutama dengan Bandung Barat ini terutama di
merupakan yang kedua kalinya dialami meningkatnya mobilitas masyarakat Lembang diantaranya:
KBB hanya dalam kurun waktu satu beberapa pekan terakhir setelah libur
bulan. Faktor yang menjadi penyebab Lebaran 2021. KBB kembali • Ribuan karyawan tempat wisata,
Bandung Barat yang semula zona terjerembab daerah dengan risiko restaurant, dan hotel terpaksa
orange menjadi zona merah adalah: tinggi penyebaran Covid-19 di Jawa kembali dirumahkan
Barat berdasarkan hasil evaluasi • Hilangnya potensi pendapatan
• Kemunculan klaster Covid-19 dari terbaru. Pemberlakuan Pembatasan bagi para pelaku wisata (potensi
warga Cibogo, Lembang dan klaster Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat ini kerugian mencapai Rp. 60 Miliar).
pegawai IKEA. dilaksanakan mulai tanggal 3 sampai 20 • Para pelaku usaha hanya boleh
• Tingkat keterisian tempat tidur atau Juli. Namun, PPKM darurat ini buka dengan jam operasional
bed occupancy rate (BOR) untuk berdampak pula terhadap sektor yang sudah ditentukan, yakni
pasien Covid-19 di semua RSUD di pariwisata. Penutupan otomatis hanya sampai pukul 20.00 WIB
wilayah KBB penuh. diterapkan sesuai surat edaran • Rumah makan, pusat kuliner,
• Lonjakan drastis kasus terpapar virus pemerintah terkait zona merah yakni pedagang tidak diperkenankan
Covid-19 setelah libur lebaran 2021. Surat Edaran (SE) Nomor 360/1614- makan di tempat, hanya
• Banyaknya mobilitas antar daerah BPD/2021 tentang Pengendalian melayani Pesan Antar dan Bawa
/kota /provinsi datang ke Lembang Penyebaran Covid-19 dan PPKM Mikro Pulang (takeaway).
untuk wisata. di Kabupaten Bandung Barat. • Resepsi pernikahan dihadiri
Penutupan tersebut diterapkan hingga maksimal 30 orang.
KBB tidak masuk kedalam zona merah • Supermarket dan Pasar
lagi. Untuk mencegah pariwisatawan Tradisional hanya diperbolehkan
luar daerah KBB berdatangan, pihak dengan kapasitas 50%.
kepolisian dan petugas gabungan
melakukan penyekatan di sejumlah
titik, salah satunya di Cikole Lembang.
Titik tersebut merupakan akses masuk
menuju kawasan wisata Lembang.
Agenda Kebijakan/Solusi Pemecahan Masalah

Rekomendasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kota/kabupaten di Jawa Barat adalah
sebagai berikut:
1. Tetap mempertimbangkan peta zonasi risiko penyebaran Covid 19 di wilayahnya sebelum memutuskan pemberian
izin membuka pariwisata, mobilitas antar kota, pelaksanaan pemberian izin pelaksanaan pembelajaran tatap
muka, membuka pusat perbelanjaan sampai risiko penyebaran Covid 19 di KBB terutama di Lembang berstatus
rendah (zona kuning) sampai dengan tidak ada kasus (zona hijau);
2. Meningkatkan capaian jumlah testing (specimen) minimum yang telah ditetapkan oleh WHO, yaitu sebesar 1/1000
penduduk per minggu, untuk setiap wilayah Kabupaten Bandung Barat menggunakan alat ukur yang handal
(reliable) dan standar sehingga secara statistic cukup bukti untuk dapat merepresentasikan kondisi penduduk
(populasi) sebenarnya di wilayahnya;
3. Meningkatkan kualitas proses monitoring, evaluasi dan validasi terhadap pencatatan serta penginputan data hasil
testing, tracing dan treatment, baik dari lembaga pemerintah maupun swasta, secata terintegrasi ke dalam New
All Record (NAR) sehingga dapat meningkatkan transparansi dan reliabilitas data dalam menentukan peta zonasi
risiko penyebaran Covid 19 dan mengambil kebijakan yang tepat pada skala lokal maupun nasional;
4. Menggunakan sistem pelacakan kontak erat berbasis teknologi sehingga diharapkan dapat mempercepat proses
pengkategorian penduduk ke dalam kasus suspek, kasus probable, kasus konfirmasi, dan kasus konfirmasi erat;
5. Melakukan komunikasi dua arah yang baik antara pemerintah dengan para pelaku kegiatan ekonomi, seperti
pengusaha, pedagang dan industri agar tercipta simbiosis mutualisme dan kerja sama yang baik dalam upaya
percepatan pengendalian Covid 19 tanpa menghambat perputaran roda ekonomi;
6. Penegakan hukum, ketegasan dan disiplin secara ketat, teutama di pintu-pintu utama keluar masuk penduduk di
setiap kota/kabupaten, dengan melibatkan para pemuka agama dan tokoh masyarakat/public figur setempat yang
dipercaya mampu meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam mengimplementasikan standar
protocol kesehatan yang berlaku dengan baik dan optimal;
7. Memberikan himbauan kepada masyarakat agar dapat membagikan informasi di media sosial yang lebih bersifat
saling mendidik, memotivasi dan mengingatkan untuk tidak melakukan mobilitas yang tinggi (jika tidak mendesak)
sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran bersama untuk melawan Covid 19;
8. Menghimbau para pemimpin daerahm instansi maupun unit, tokoh agama/masyarakat, budayawan dan public
figure untuk dapat memberikan contoh yang baik dalam menerapkan protocol kesehatan yang benar dalam
berkegiatan; dan
9. Mengenali karakteristik dan budaya masyarakat lokal dalam melakukan pendekatan dan komunikasi, agar mampu
menyampaikan pesan edukasi, himbauan, teguran maupun peringatan secara optimal.
10. Disiplin Fanatik, artinya melakukan tindakan secara konsisten. Seperti wajib menggunakan Masker, Mencuci
Tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan
interaksi.
Pendahuluan
Peningkatan jumlah kasus Covid 19 di Kabupaten Bandung Barat terutama di Lembang masih
harus tetap diwaspadai terutama dengan meningkatnya mobilitas masyarakat setelah libur lebaran 2021.
Policy brief ini akan memberikan beberapa rekomendasi langkah strategis antisipasi peningkatan laju
penyebaran Covid 19 pada tahun 2021. Langkah strategis ini direkomendasikan berdasarkan pada
beberapa kajian empiris yang telah dilakukan dan dipublikasikan.

Kajian Empiris
Berdasarkan informasi peta zonasi risiko penyebaran Covid 19 di situs we pikobar.jabarprov.go,id
per hari Selasa, status zonasi risiko penyebaran Covid 19 di Kabupaten Bandung Barat saat ini diberikan
pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Status Zona Risiko Penyebaran Covid 19 di Kabupaten Bandung Barat


Nama Wilayah Terkonfirmasi Terpapar
Padalarang 1.169 Kasus
Cikalongwetan 447 Kasus
Cililin 651 Kasus
Parongpong 726 Kasus
Cipatat 235 Kasus
Cisarua 671 Kasus
Batujajar 473 Kasus
Ngamprah 1.325 Kasus
Gununghalu 129 Kasus
Saguling 153 Kasus
Cipeundeuy 159 Kasus
Lembang 1.592 Kasus
Singdangkerta 218 Kasus
Cihampelas 444 Kasus
Rongga 84 Kasus
(sumber: pik.bandungbaratkab / Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat / https://pik.bandungbaratkab.go.id/)

Berdasarkan Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa, secara rata-rata, risiko penularan Covid 19 di
Kabupaten Bandung Barat masih harus diwaspadai. Hal ini dikarenakan KBB termasuk kedalam zona
merah atau berisiko tinggi penyebaran Covid 19, tiga wilayah diantaranya memiliki angka kasus tertinggi.
Penetapan zona risiko daerah ini dihitung berdasarkan tiga indicator kesehatan masyarakat, yaitu
epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan dengan menggunakan skoring
dan pembobotan. Setiap indicator ditentukan berdasarkan beberapa kriteria. Oleh karena kriteria-kriteria
dari setiap indicator kesehatan masyarakat menjadi penentu dalam perhitungan skor dan bobot zonasi
risiko penyebaran Covid 19 di suatu daerah, maka ketersediaan dan integrasi data yang akurat, tanpa ada
konflik kepentingan, merupkan faktor utama untuk dapat menjamin validitas dan reliabilitas navigasi
zonasi risiko daerah.
Berdasarkan laporan dari Satuan Tugas (Satgas) Covid 19 Kabupaten Bandung Barat, jumlah kasus
terkonfirmasi positif Covid 19 di KBB menjadi 16.284 kasus. Peningkatan kasus Covid 19 di KBB ini sangat
erat kaitannya dengan jumlah Pariwisata dan tingkat mobilitas penduduk yang cenderung meningkat
setelah akhir libur lebaran 2021. Mobilitas atau pergerakan penduduk yang dilakukan baik secara lokal (di
dalam satu kota/kabupaten), antar daerah (lintas kota/kabupaten dalam satu provinsi), nasional (lintas
provinsi), maupun internasional (lintas negara) berpotensi menghasilkan kasus impor yang selanjutnya
melalui transmisi lokal dapat berpotensi menjadi klaster keluarga, sekolah dan perkantoran.
Oleh karena itu, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota membuat surat edaran (SE)
Nomor 360/1614-BPD/2021 tentang Pengendalian Penyebaran Covid-19 dan PPKM Mikro di Kabupaten
Bandung Barat. PPKM darurat ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran kasus Covid 19 yang semakin
hari angka positif semakin meningkat. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat
ini dilaksanakan mulai tanggal 3 sampai 20 Juli. Namun, PPKM darurat di Lembang ini berdampak pula
terhadap seluruh sector usaha, terutama sektor Pariwisata. Imbas penutupan tersebut, sebanyak 4 ribu
lebih karyawan hotel, restaurant dan kawasan wisata Lembang kembali dirumahkan karena tidak adanya
aktivitas di sector wisata. Selain merumahkan ribuan karyawan, penutupan wisata juga berdampak pada
hilangnya potensi pendapatan bagi pelaku wisata, diasumsikan potensi kerugian mencapai Rp. 60 Milyar.
Penutupan tersebut diterapkan hingga KBB tidak masuk zona merah lagi.
Langkah preventif yang dilakukan pemerintah dalam menekan penyebaran Covid 19 di KBB sudah
cukup Efektif. Membatasi beberapa kegiatan seperti: Melakukan penyekatan dan penutupan jalan guna
mengurasi mobilitas masyarakat dan mengurangi kerumunan, menutup pusat perbelanjaan maupun
tempat wisata, Supermarket dan Pasar Tradisional dibatasi 50% pengunjung, Akad nikah maksimal 30
orang, café & restaurant tidak diperkenankan makan ditempat melainkan hanya pesan antar dan take
away, seluruh tempat usaha dibatasi jam operasional sampai pukul 20.00 WIB . Walaupun angka sembuh
Covid 19 tidak begitu signifikan perubahannya, namun PPKM ini dapat berjalan dengan baik. Terbukti pada
libur akhir pekan arus lalulintas di kawasan Lembang terpantau amat lengang bahkan cenderung sepi.
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) serta penegakan hukum masih terus dilakukan untuk
mengedukasi dan mendisiplinkan masyarakat terkait pencegahan penularan Covid 19. Oleh karena
budaya dan karakteristik penduduk yang beragam, maka diperlukan suatu strategi penyampaian informasi
yang tepat kepada masyarakat. Pelaku edukasi dan penegak hukum tentu tidak hanya terbatas dilakukan
oleh pemerintah melalui tim KIE-nya dan juga TNI.POLRI, tetapi juga perlu peran aktif tokoh masyarakat
atau public figure yang selama ini menjadi panutan masyarakat. Tokoh masyarakat lain seperti Ketua
Rukun Tetangga (RT) juga mempunyai peran penting dalam upaya mengedukasi, memonitoring,
mengevaluasi dan mengendalikan penyebaran Covid 19 di lingkup yang lebih kecil.

Implementasi dan Rekomendasi


Rekomendasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kota/kabupaten di
Jawa Barat adalah sebagai berikut:
1. Tetap mempertimbangkan peta zonasi risiko penyebaran Covid 19 di wilayahnya sebelum
memutuskan pemberian izin membuka pariwisata, mobilitas antar kota, pelaksanaan pemberian izin
pelaksanaan pembelajaran tatap muka, membuka pusat perbelanjaan sampai risiko penyebaran
Covid 19 di KBB terutama di Lembang berstatus rendah (zona kuning) sampai dengan tidak ada kasus
(zona hijau);
2. Meningkatkan capaian jumlah testing (specimen) minimum yang telah ditetapkan oleh WHO, yaitu
sebesar 1/1000 penduduk per minggu, untuk setiap wilayah Kabupaten Bandung Barat menggunakan
alat ukur yang handal (reliable) dan standar sehingga secara statistic cukup bukti untuk dapat
merepresentasikan kondisi penduduk (populasi) sebenarnya di wilayahnya;
3. Meningkatkan kualitas proses monitoring, evaluasi dan validasi terhadap pencatatan serta
penginputan data hasil testing, tracing dan treatment, baik dari lembaga pemerintah maupun swasta,
secata terintegrasi ke dalam New All Record (NAR) sehingga dapat meningkatkan transparansi dan
reliabilitas data dalam menentukan peta zonasi risiko penyebaran Covid 19 dan mengambil kebijakan
yang tepat pada skala lokal maupun nasional;
4. Menggunakan sistem pelacakan kontak erat berbasis teknologi sehingga diharapkan dapat
mempercepat proses pengkategorian penduduk ke dalam kasus suspek, kasus probable, kasus
konfirmasi, dan kasus konfirmasi erat;
5. Melakukan komunikasi dua arah yang baik antara pemerintah dengan para pelaku kegiatan ekonomi,
seperti pengusaha, pedagang dan industri agar tercipta simbiosis mutualisme dan kerja sama yang
baik dalam upaya percepatan pengendalian Covid 19 tanpa menghambat perputaran roda ekonomi;
6. Penegakan hukum, ketegasan dan disiplin secara ketat, teutama di pintu-pintu utama keluar masuk
penduduk di setiap kota/kabupaten, dengan melibatkan para pemuka agama dan tokoh
masyarakat/public figur setempat yang dipercaya mampu meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
masyarakat dalam mengimplementasikan standar protocol kesehatan yang berlaku dengan baik dan
optimal;
7. Memberikan himbauan kepada masyarakat agar dapat membagikan informasi di media sosial yang
lebih bersifat saling mendidik, memotivasi dan mengingatkan untuk tidak melakukan mobilitas yang
tinggi (jika tidak mendesak) sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran bersama
untuk melawan Covid 19;
8. Menghimbau para pemimpin daerahm instansi maupun unit, tokoh agama/masyarakat, budayawan
dan public figure untuk dapat memberikan contoh yang baik dalam menerapkan protocol kesehatan
yang benar dalam berkegiatan; dan
9. Mengenali karakteristik dan budaya masyarakat lokal dalam melakukan pendekatan dan komunikasi,
agar mampu menyampaikan pesan edukasi, himbauan, teguran maupun peringatan secara optimal.
10. Disiplin Fanatik, artinya melakukan tindakan secara konsisten. Seperti wajib menggunakan Masker,
Mencuci Tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi
mobilisasi dan interaksi.

Kesimpulan
Ketersediaan dan integrasi ‘real’ data yang akurat, tanpa ada konflik kepentingan, merupakan
faktor utama untuk dapat menjamin validitas dan reliabilitas navigasi zonasi risiko daerah, pemerintah
kota/kabupaten diharapkan tetap dapat menggunakan peta zonasi risiko daerah ini sebagai dasar
pemberian izin untuk memberhentikan PPKM dan membuka kembali pusat Pariwisata di Lembang. Sambil
menunggu vaksin yang efektif melawan Covid 19, diharapkan masyarakat tetap mematuhi protocol
kesehatan (disiplin fanatik). PPKM darurat yang diputuskan oleh pemerintah sudah efektif untuk
menghambat penyebaran Covid 19 di KBB. Budaya dan karakteristik penduduk yang beragam
mengakinatkan perlunya suatu strategi penyampaian informasi yang tepat kepada masyarakat. Pelaku
edukasi dan penegak hukum tentu tidak hanya terbatas dilakukan oleh pemerintah melalui tim KIE-nya
dan juga TNI/POLRI, tetapi juga perlu peran aktif pemuka agama dan tokoh masyarakat/public figure yang
selama ini menjadi panutan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai