Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK PEMANGKASAN APBD TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DAERAH AKIBAT COVID-19

ADRIAN ARIANSYAH EFENDI

1810012111321

Fakultas Hukum, Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Bung Hatta

adrianariansyah77@gmail.com

Abstract

Sejak badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai Pandemi. Pemerintah
Indonesia melakukan beberapa kebijakan untuk penanganan Covid-19 ini, dan juga menyatakan
Covid-19 Sebagai Bencana Non-Alam. Presiden Republik Indonesia dan Jajarannya Serta
Kepala Daerah Bahu Membahu Untuk Menghentikan Penyebaran Virus Tersebut. Termasuk
Menteri Dalam Negeri dengan Mengeluarkan Kebijakan Untuk Memangkas APBD dan
dialihkan untuk Penanganan Percepatan Menghentikan Penyebaran Covid-19.

Kata Kunci: APBD, Kebijakan Pemerintah, Covid-19, Pemerintah Daerah

Pendahuluan

Covid-19 menjadi isu yang hangat saat ini. Hampir Semua Negara didunia terkena
dampak akibat virus ini. Corona virus atau yang dikenal dengan Covid-19 ini merupakan virus
yang berasal dari hewan yang dapat menyebabkan penyakit terhadap Hewan,Tumbuhan, dan
termasuk Manusia.

Dalam keadaan seperti ini, Covid-19 bukanlah wabah yang dapat dianggap enteng
ataupun biasa saja. Sebab para Ahli menyebutkan bahwa Virus ini sangat mematikan disbanding
Virus Virus sebelumnya.

Untuk Mengantisipasi dan mengurangi penyebaran Covid-19 ini Negara Negara didunia
membuat segala kebijakan termasuk Indonesia sendiri seperti PSBB, Membatasi aktifitas diluar
rumah, Bekerja dan Sekolah Via Daring. Namun kebijakan itu dianggap belum membawa
dampak yang baik, penyebaran Virus ini selalu bertambah setiap harinya.

1
Oleh sebab itu, Pemerintah Melalui Menteri Dalam Negeri Meminta kepada seluruh
Kepala Daerah, Baik Gubernur Maupun Walikota/Bupati Untuk Memangkas Anggaran Belanja
Daerahnya masing masing untuk dialihkan ke Penanganan Percepatan Penghentian Penyebaran
Covid-19. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 440/2436/SJ Tentang Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease, Dan Instruksi Menteri dalam Negeri No.1/2020, Yang
Meminta Pemerintah Daerah untuk melakukan Realokasi APBD untuk Penanganan Covid-19

Menteri Dalam Negeri melibatkan seluruh Kepala Daerah untuk menangani penyebaran
virus ini, dan meminta kepada Kepala Daerah Untuk Fokus dalam penanganan ini. Menteri
Dalam Negeri juga menekan kan kepada seluruh masyarakat, jika ada kepala daerah yang gagal
dalam menangani penyebaran Covid-19 untuk jangan dipilih kembali dalam pemilihan
selanjutnya.

Dengan dipangkasnya anggaran belanja daerah (APBD) dan dialihkannya fokus Kepala
Daerah untuk penanganan Covid-19. Tentu akan berdampak pada Pembangunan di setiap daerah,
Baik Pembangunan Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang akibat dari
dialihkannya anggaran untuk penanganan Covid-19.

Dalam permasalahan diatas, timbul pertanyaan yang menjadi fokus Penelitian, Yaitu
Bagaimana Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia? Bagaimana Pembangunan Infrastruktur
Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang Akibat dari Covid-19? Dan Apa saja
dampaknya terhadap Masyarakat akibat Pengembangan Infrastruktur Tertunda karena
pemangkasan Anggaran?

Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan Content Analysis. Metode ini akan membahas secara
lebih dalam dan Rinci isi suatu Informasi Tertulis dan tercetak dalam Media Massa. Analisis ini
Biasanya digunakan dalam metode Penelitian kualitatif. metode analisis isi adalah suatu teknik
untuk mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan
secara objektif, sistematis dan generalis.

2
Selain menggunakan metode Content Analysis, penelitian ini juga sedikit menggunakan
metode Wawancara, hal itu berguna untuk memastikan bagaimana dampak pembangunan akibat
Covid-19 ini.

Hasil dan Pembahasan

A. Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia.

Dalam data terakhir tanggal 29 Juni 2020 Jam 12.45 Wib, jumlah pasien yang positif
Covid-19 adalah 54.333 Pasien, 2.760 Pasien yang meninggal Dunia, dan 23.100 Pasien yang
dinyatakan sembuh.

Saat ini Indonesia juga telah memasuki New Normal dalam menghadapi Covid-19.
Masyarakat yang berumur dibawah 50 Tahun dipersilahkan untuk Beraktifitas diluar Rumah
namun tetap dengan Protokoler Kesehatan yang ditetapkan Pemerintah. Dan tetap mentaati
aturan Phsical Distancing

Hal itu karena pemerintah menyadari penyebaran Virus ini masih sangat tinggi, namun
masyarakat telah kekurangan kebutuhan hidup. Hal itulah yang membuat pemerintah
melakukan New Normal. Selain itu pemerintah juga masih melarang kepada masyarakat agar
tidak melakukan kumpul kumpulan pada suatu tempat. Hal itu untuk menekan penyebaran
Covid-19. Phsycal distancing harus diimplementasikan, baik dalam kehidupan sehari-hari, di
lingkungan kerja ataupun di lingkungan rumah tangga. Selain tetap melakukan pencegahan
melalui upaya pola hidup bersih dan sehat dengan selalu mencuci tangan menggunakan
sabun dengan air yang mengalir.

Terkait pemeriksaan virus covid-19 ada beberapa macam cara yang dilakukan jika
ditinjau dari sensitivitasnya, yaitu dengan pemeriksaan metode molekur, dengan
menggunakan PCR berupa pemeriksaan imunoglobulin sebagai upaya tes screening awal dan
dapat dilaksanakan secara massal. Selain itu juga tes dapat dilakukan dengan Tes Swab,
namun harga swab ini masih dianggap mahal sekitar 500 ribu hingga 2 juta sekali tes. Tujuan
dari tes PCR dan Swab ini adalah untuk secepat mungkin dapat mengetahui kondisi
masyarakat yang terpapar positif virus corona, sehingga selanjutnya dapat dilakukan upaya

3
isolasi. Masyarakat dianjurkan untuk mengisolasi diri atau self isolation yang dilaksanakan
secara mandiri di rumah dan akan dimonitoring oleh puskesmas atau petugas kesehatan.

Saat ini, jumlah orang yang terkena dampak corona semakin meningkat dan jumlah
kematian yang disebabkan oleh corona di seluruh dunia juga semakin banyak. Informasi
terkait kebenaran jumlah ini perlu juga jadi perhatian, karena masih ada ditemukan berita-
berita yang masih simpang siur atau hoaks, sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat.
Guna menghindari adanya berita simpang siur terkait penularan virus corona ini, pemerintah
menyiapkan akses secara online yang dapat dilihat oleh masyarakat melalui situs resminya di
http://corona.go.id. Dari situs tersebut dapat dilihat data pantauan covid-19.

B. Pembangunan Infrastruktur Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka


Panjang Akibat dari Covid-19

Hasil Penelusuran dari Berbagai surat Kabar yang tersebar melalui Media Cetak dan
Media Elektronik, Bahwa ada beberapa daerah yang Pembangunan Infrastrukturnya Mandek
atau terhenti akibat Anggaran Untuk mengembangan Infrastruktur dialih fungsikan untuk
menekan penyebaran Covid-19 Termasuk Proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang harus terhenti
saat ini karena anggaran tersebut juga dialih fungsikan untuk menekan angka penyebaran
Covid-19

Setelah Pemerintah Melalui Menteri Dalam Negeri Mengeluarkan Surat Edaran (SE)
terkait pemangkasan anggaran dan Instruksi Menteri Dalam Negeri untuk Realokasi APBD,
Setelah ditetapkannya Covid-19 sebagai bencana Non-Alam Oleh Pemerintah

Berikut adalah Beberapa daerah yang terkena dampak mandeknya Pembangunan


Infrastruktur akibat Covid-19:

1. JAWA BARAT

APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) murni 2020 Provinsi


Jawa Barat yang dialokasikan sekitar Rp1,657 triliun. Namun, setelah
difokuskan ulang dan beberapa kali pergeseran anggaran untuk belanja

4
langsung tersisa sekitar 23,9 persen, Sehingga, anggaran belanja langsung di
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Jabar yang semula Rp1,552 triliun, hanya
tersisa Rp371 miliar setelah difokuskan ulang. sisa anggaran itu hanya bisa
digunakan untuk beberapa proyek, terutama pembangunan dan peningkatan
jalan. Seperti pemeliharaan jalan tetap dilaksanakan untuk 2.360 kilometer
(Km) dan untuk peningkatan jalan, target awalnya 88,59 Km menjadi 3,1 Km.
target pembangunan jalan 2,6 km ditiadakan. Sedangkan untuk pembangunan
drainase dari target 25.600 meter menjadi 2.600 meter.

untuk perbaikan jalan targetnya 1.378,95 meter menjadi 500 meter.


Sementara itu, untuk rehabilitasi jalan tinggal 48 meter dari target awal 123
meter. Penggantian jembatan tidak ada dan pembangunan jembatan yang
awalnya tiga sekarang hanya dua.

Untuk jawa barat yang tersisa tahun ini menjadi empat proyek. Di
antaranya, jalan layang Jalan Jakarta, Kota Bandung; jalan layang Jalan
Laswi, Kota Bandung; Jembatan Leuwigajah, Kota Cimahi; dan ruas Jalan
Baros-Sagaranten, Kota Cimahi, sekitar 3,1 kilometer. dan pembangunan
masih Aljabar yang di targetkan selesai Akhir Tahun ini harus Terhenti dan
diprediksi akan dilanjutkan Pekerjaannya di Awal tahun 2021

2. JAWA TENGAH

Anggaran untuk pembebasan lahan proyek jalan lingkar timur Sukoharjo


dipangkas hingga Rp70 miliar untuk penanganan Covid-19. berdasar data ada
481 bidang tanah yang terkena proyek pembangunan Jalan Lintas Timur.
Dengan status tanah terdiri dari milik warga, kas desa, jalan dan bidang
lainnya seperti milik Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
(BBWSBS). anggaran untuk pembebasan lahan proyek JLT Sukoharjo yang
semula dianggarkan Rp103 miliar dipangkas menjadi sekitar Rp30 miliar.
Anggaran tersebut direalokasikan untuk penanganan Covid-19 di Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah.

5
Ihwal realisasi kegiatan fisik JLT, membutuhkan dana sekitar Rp300
miliar. Kebutuhan itu sangat besar bagi Pemkab Sukoharjo sehingga akan
diajukan ke pemerintah pusat. proyek pembangunan JLT akan terintegrasi
dengan pembangunan jalur Bendosari hingga ke Mojolaban sejauh 8
kilometer. Proyek pembangunan JLT ini dikerjakan Pemkab untuk
memperlancar arus lalu lintas kendaraan.

Namun akibat Pemangkasan anggaran dan dana dari Pemerintah Pusat


Tidak Turun, Proyek Pembangunan Jalan Lintas Timur yang diprediksi akan
selesai Awal Tahun 2021 ini harus kembali terhenti akibat dampak dari
Covid-19. dan mungkin akan dilanjutkan pada awal tahun 2021 nanti.

3. JAMBI

APBD Kabupaten Merangin , Provinsi Jambi dipangkas. Pada tahap 1


dipangkas 25 Miliar, dan pada tahap kedua ini kembali dipangkas 127 Miliar,
sehingga APBD Kabupaten Merangin yang semula 1,4 Triliun harus
dipangkas menjadi 1,2 Triliun. Sehingga banyak Proyek Proyek fisik yang
harus dihapuskan maupun dibatalkan. Seperti pembangunan jalan desa,
Mesjid Raya Merangin, dan Pembangunan Gedung Olahraga harus
dihapuskan.

4. RIAU

Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Akibat Covid-19 ini banyak


pembangunan jangka Menengah dan Jangka Panjang yang terhenti. APBD
yang semula 2,3 Triliun Rupiah harus dipangkas sekitar 800 Milliar, sehingga
APBD Indragiri Hilir hanya menjadi 1,5 Trilliun Rupiah.

Melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Indragiri Hiir Menyebutkan bahwa


ada beberapa proyek pembangunan Infrastruktur yang terhenti da nada juga
yang dihapuskan dalam R-APBD-P 2020. Seperti Pembangunan Irigasi di
Kecamatan Kateman harus dihapus, selain itu pembangunan jalan ke desa,
pembangunan Rumah sakit, dan Perawatan Bandar Udara Harus dikurangi

6
anggaran nya untuk tahun ini. Selain itu juga pembangunan Pos Polisi yang
merupakan Hibah dari Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir harus ditunda
terlebih dahulu, yang awalnya diberikan tahun ini kemudian ditunda hingga
tahun depan. Dan masih banyak lagi pembangunan pembangunan
infrastruktur yang harus ditunda untuk tahun ini.

C. Dampaknya terhadap Masyarakat akibat Pengembangan Infrastruktur Tertunda


karena pemangkasan Anggaran

Berbicara kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Melalui Menteri Dalam Negeri tentang
pemangkasan dan Realokasi APBD. Sehingga banyak kepala daerah yang melakukan
perubahan APBD daerahnya dan mengahpuskan beberapa proyek termasuk pengembangan
Infrastruktur. Tentu secara tidak lansung dampaknya akan dirasakan oleh Masyarakat daerah
tersebut.

Jika APBD suatu daerah sangat besar karna PAD nya mungkin tidak akan terlalu
merasakan banyak yang anggaran yang akan dipangkas. Namun bagaimana jika APBD
Daerah yang dipangkas memiliki PAD yang kecil. Hal itulah yang menyebabkan
pembangunan menjadi tidak merata ditengah pandemic ini.

Diperkirakan sekitar 45% masyarakat terkena dampak akibat tertunda atau dihapuskan
nya beberapa pembangunan infrastruktur akibat Pandemi Covid-19 ini. Hal itu dikarenakan
pemerintah saat ini memprorioritaskan untuk menekan angka penyebaran covid-19 dibanding
pengembangan Infrastruktur.

Dampak tersebut akan sangat dirasakan dalam waktu yang lama, seperti contohnya
pembangunan jalan yang seharusnya masyarakat dapat merasakan pada tahun 2021 harus
ditunda menjadi tahun 2022. Dan tentu menjadi merugikan rakyat itu sendiri selama 2 tahun
lagi mereka belum mendapatkan jalan yang layak.sehingga percepatan ekonomi ke daerah
tersebut akan menjadi sangat lambat. Karena Infrastruktur memiliki kepentingan yang sanat
tinggi untuk kesejahteraan rakyat. Akibat dari dibatalkannya beberapa pembangunan
infrastruktur membuat angka kemiskinan pun akan sulit ditekan

7
Ditambah lagi pendanaan untuk tahun tahun depan diprediksi bakalan terjadi Defisit
angagaran sehingga pemerintah pusat pun akan melakukan kembali re alokasi anggaran
APBD untuk menutupi defisit anggaran Negara tersebut.

Maka karena itu, masyarakat sangat berdampak akibat dari pemangkasan anggaran
belanja daerah terutama dalam bidang Pengembangan Infrastruktur.

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan adalah Covid-19 mengakibatkan Proyek
Proyek Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur menjadi terhambat dan ada juga beberapa
proyek yang dihapuskan, hal itu disebabkannya Pemangkasan Anggaran APBD disetiap daerah.
Yang harus kita garis bawahi adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah Harus Mencari
cara bagaimana agar setelah Covid-19 ini mereda agar proyek proyek pengembangan
Infrastruktur terutama yang sangat berguna bagi masyarakat harus dilanjutkan. Sebab sesuai
dengan UUD 1945 setiap warga Negara memiliki hak yang sama disetiap daerah tanpa terkecuali
termasuk merasakan infrastruktur yang layak.

Ucapan Terima Kasih

Alhamdulillahirabbil’alamin, Ucapan Terima kasih ini tujukan kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, Dorongan, Semangat, serta Bimbingan Kepada Penulis Sehingga
dapat menyelesaikan Karya Tulis ini dengan tepat waktu.

Karya tulis ini tidak akan selesai tanpa dukungan, Doa, dan bantuan pihak pihak ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih serta penghargaan setinggi
tingginya kepada yang terhormat:

1. Kepada Orang Tua Tercinta, atas segala yang kalian berikan, dan tidak akan mungkin
dapat saya balas
2. Kepada kakak dan adik adik saya, yang telah memberi fasilitas, dukungan, dan Doa
sehingga karya tulis ini dapat selesai.

8
3. Kepada Ibu Resma Bintani Gustaliza S.H, M.H , Selaku Dosen pengampu Mata
Kuliah Hukum Pemerintahan Daerah.
4. Bapak H. Said Syarifuddin SE, MP, Msn. Sekda Kabupaten Indragiri Hilir yang telah
memberikan Bantuan, Motivasi, dan Doa
5. Teman Teman Seperjuang “Devil Sarjana” di Fakultas Hukum Universitas Bung
Hatta
6. Dan semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu Persatu yang telah membantu
dalam pembuatan Karya Tulis ini. Semoga Allah Membalas dengan Pahala yang
berlipat ganda. Aamiin YRA

Daftar Pustaka

1. Buku dan Undang Undang

Hamid, Edy Suandi. (2004). Sistem Ekonomi, Kebijakan Ekonomi, dan Politik-Ekonomi.

Yogyakarta: UII Press.

Thoha, M. (2012). Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Undang-Undang nomor 6 tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan

Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri, Nomor 440/2436/SJ Tentang Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease

2. Website

https://www.lampost.co/berita-sejumlah-proyek-infrastruktur-di-jabar-mandek-akibat-covid
19.html

https://www.solopos.com/anggaran-dipangkas-rp70-miliar-bagaimana-kelanjutan-pembebasan-
lahan-proyek-jlt-sukoharjo-1067233

9
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/17/20465751/mendagri-minta-pemda-revisi-
anggaran-untuk-penanganan-dampak-virus-corona

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200408/10/1224538/covid-19-ratusan-pemda-sudah-revisi-
apbd-

https://majalah.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/160231/akrobat-pemerintah-daerah-
merombak-anggaran-setelah-pandemi-covid-19

10

Anda mungkin juga menyukai