Anda di halaman 1dari 6

PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA

Jl. Kramat Raya No. 164 .Jakarta 1 043f J Tc•lp. (t)21 ) 31923033. 3905424 YnS (021 )
3908425 E-mail : setienfFfinu.or.id - websitc : http, •'ww'w nu.or.id

Nomdr 4162/C.I. 34/07/2O2I Jakarta, 28 Dzulqa’dah 1442 H


Lampiran
Perihal 9 Juli 2021 M
Surat Edaran

Kepada Yang Te‹tiomat


1. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama ss-Indonesia
2. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se-Indonesia
3. Pimpinan Lembaga dan Bsdan Qonom Nahdlatul Ulama
4. Asosiaai Pesantrm di bawah naungan RMI-NU
5. Segenap Warga Nahdliyin se•lndonesia

TEMPAT

, Ai ," ¿ i

Salam silaturahmi kami sampaikan, teriring doa semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT dan diberi
kesehatan, ketabahan, dan kekuatan lahir-batin untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Sehubungan dengan semakin meluasnya penyebaran Covid-19 dengan varian barunya di lndonesia, seraya
memperhatikan kebijakan strategis Pemerintah tentang Pemberiakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
Darurat untuk wilayah Jawa dan Bali, bersama ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginstr»ksikan
kepada seluruh Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Majelis Wakil Cabang, Pengurus Ranting, Pengurus /\nak
Ranting Nahdlatul Ulama, seluruh Lembaga dan Badan Qonom Nahdlatul Ulama di semua tingkatan, serta
segenap warga Nahdlatul Ulama untuk:

1. Memakhi inst«iksi, imbauan, protokol serta kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah, terutama
kebijakan Pemberlakukan Pembatæan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, sebagai upaya untuk
melakukan perlindungan, dan bentuk kontribusi nyata pada penanganan lonjakan kasus Covid-19;
2. Senantiasa mendekatkandiri dan berikhtiar kepada Allah SWT dengan banyak melakukan kegiatan ibadah
seperti sholat, puasa, zikir, tadarus Al-QuLan, pembacaan Sholawat dan berbagai amaliyah lain, dengan
harapan agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
3. Mengikuti dan mensukseskan program vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan deh Pemerintah. Hal ini
adalah ikhtiar untuk pencegahan, penurunan risiko penularan serta penyebaran Virvs Covid-19.
4. Senantiasa menjalankan protokol Kesehatan secara ketat dan disiplin, kaena penyebaran Covid-19 ådak
lagi hanya di dærah perkotaan, tetapi sudah menjalar ke berbagai daerah. Oeh sebab ik, PBNU
mendorong para Kiai, Alim Ulama, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam
melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat untuk melakukan berbagai upaya dalam rangka
pencegahan penyebaran Covid-19.
5. Terkait dengan Idul Adha 1442 H dan rangkaian kegiatannya, PBNU menyampaikan hal-hal sebagai
berikut;
a. Di dærah-daerah yang dinyatakan aman dari Covid-19 (zona hijau) oleh pemerintah setempat dan
satuan tugas penanganan Covid-19, dapat melaksanakan Takbiran di Masjid/Mushalla dengan
merierapkan protokol kesehatan yar›g ketat. Adapun untuk daerah-daerah yan9 ditetapkan masuk
dalam PPKM Darurat, atau daerah yang dinyatakan tidak aman dari Covid-19 (zona merah, zona
oranye, dan zona kuning), maka Takbifan dilaksanakan di rumah masing-masing bersama keluarga
inti, dan tidak dilaksanakan di Masjid/Mushalla.
Jl. Kramat Rnya No. 164 Jakarta 1043(1 Telp. (021 ) 31923033, 3908424 Fax (021 ) 3908425
E-mail : setjen(ä!nu.or.id - website : http.*/ww'iv nu.or.id

b. Di daerah-daerah yang dinyatakan aman dari Covid-19 (zona hijau) oleh pemerintah setempat dan
satuan tugas penanganan Covid-19, dapat melaksanakan Sholat ldul Adha 1442 H di Masjid/Mushalla
dengan menjalankan protokd kesehatan secara ketat dan disiplin. Adapun untuk dærah-daerah yang
ditetapkan masuk dalam PPKM Darurat, atau daerah yang dinyatakan tidak amandari Covid-19 (zona
merah, zona oranye, dan zona kuning), maka Shalat ldul Adha 1442 H tidak dilaksanakan di
Masjid/Mushalla, atau lapangan.
c. Pandemi Covid-19telah menimbulkandampak buruk di masyarakatterutamatimbulnyamasalah sosial
ekonomi. Oleh kaæna itu, PBNU menghimbau warga nahdliyin yang memiliki kemampuan secara
ekonomi agar mendonasikan dana yang akan belikan hewan kurban untuk membantu masyarakat
yang terdampak Covid-19.
d. Warga Nahdliyin yang memiliki kemampuan untuk berdonasi dalam rangka membantu
penanggulangan dampak covid-19, dan juga mømiliki kemampuan untuk melaksanakan kurban,
dipersilahkan untuk me\aksanakan keduanya.
e. Tatacara beiturban pada masa pandemi Covid-19tercantum dalam lampiran yang mer«pakan bagian
tidak terpisahkan dari surat edaran ini.
6. Melihat situasi dan kondisi saat ini, PBNU juga berharap kepada pemerintah;
a. Kondisi saat ini, banyak anak-anak yang menjadi korban Covid-19. Oeh karena itu, PBNU berharap
agar Pemerintah lebih meningkatI‹an sosialisasi terkait Covid-19 terutama resiko anak-anak tertular
Covid-19, dan apabila terdapat pasien Covid-19 dari anak-anak agar mendapatkan pert›atian yang
serius.
b. Dalam situasi PPKM DåfUrat ini, pemerintdh harus meningkatkan serta menambah sentra-sentra
layanan aksinasi dan memberikan pemahaman kepadamasyarakat tentang vaksinasi Covid-19 yang
tentunya har«s bekerjasama dengan berbagai pihak yang teitait tentang hal ini.
c. Tindakan penimbunan obat-obatan, alat-alat kesehatan termasuk oksigen dan sebagainya, ataupun
sndakan lain untuk mengambil keuntungan finansial dari Pandemi Covid-19, yang berakibat msrugikan
pihak lain, utamanya kerugian bagi korban Pandemi Covid-19, adalah kezaliman dan PBNU sangat
rnengutuk lindakan tersebut.

Demikian surat edaran ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya kami ucapankan terima kasih.

iftwhul Akfıyar batKH.


RaisYahya
Aam Cf›olil Staçuf Katib'r.Aam
Mail Siî Ketua Umum \Ö".. H.A. Helrny FaiZaini
eI«etaris Jerderal
PEI’¥GURUS BESAR NAHDLATU L U LA
MA

Lampiran Edaran PBNU Nomor * 162/C I 34/07/2021


Tanggal 2 8 Dzu1qa ' dalt 1442a / 9 Llull 2021H

PROTOKOL KURBAN
PADA MASA PANDEMI COVID-19
Satgas NU Peduli COVID-19 mengeluarkan protokol hewan kurban yang terbagi dalam 5 tahap
yaitu protokol kedatangan hewan dari daerah asal, protokol penjualan dan pembelian hewan
kurban, protokol pengantaran hewan ternak, protokol penyembelihan dan pemotongan hewan
kurban, dan protokol pendistribusian daging kurban.
1. Protokol kedatangan hewan dari daerah asal
a. Potensi risiko :
- Orang datang dari zona merah yang belum tes COVID-19.
- Uang cash.
- Tali hewan.
b. Alat yang dipersiapkan :
- Sarung tangan karet panjang
- Pelindung muka/Face shield
- Masker kain
- Hand sanitizer/sabun cuci tangan dan air mengalir
c. Protokol :
- Petugas menggunakan pelindung muka, masker kain dan sarung tangan.
- Jaga jarak 1-2 meter dari orang yang mengantar hewan ternak
- Pengantar hewan ternak tidak perlu turun dari mobil untuk menghindari potensi penularan
- Petugas yang menurunkan adalah petugas yang berjaga di area penjualan.
- Petugas yang menurunkan hewan wajib menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir setelah bertugas.
- Transaksi dilakukan non tunai atau transfer.
2. Protokol Penjualan dan pembelian hewan kurban
a. Potensi risiko :
- Kerumunan pembeli dan anak-anak melihat hewan yang belum tes COVID-19.
- Akses pengunjung tidak satu pintu.
- Uang cash.
- Tali hewan.
- Pemberi pakan hewan ternak.
b. Alat yang dipersiapkan :
- Sarung tangan karet panjang
- Pelindung muka/Face shield
- Masker kain
- Hand sanitizer
- Fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Tali rafia untuk membuat akses satu pintu pembelian
- Lakban untuk memberi tanda jaga jarak 1 meter tiap titik antrian.
- Thermogun
c. Protokol :
- Transaksi Penjualan dan pembelian hewan kurban dioptimalkan dengan
memanfaatkan teknologi daring atau koordinir oleh panitia (Dewan Kemakmuran
Masjid, Badan Amil Zakat Nasional, Lembaga Amil Zakat Nasional atau
organisasi/lembaga amil zakat lainnya)
- Untuk pembelian secara langsung menerapkan pembatasan waktu penjualan.
- Petugas menggunakan pelindung muka face shield, masker kain dan sarung tangan.
- Layout tempat penjualan dengan memberi tanda jaga jarak 1 meter tiap titik antrian.
- Membuat akses satu pintu dengan tali rafia, pembedaan pintu masuk dan pintu keluar,
alur pergerakan satu arah.
- Penempatan fasilitas cuci tangan yang mudah diakses
- Calon pembeli hewan kurban harus menggunakan masker selama di tempat
penjualan.
- Setiap orang yang masuk dan keluar dari tempat penjualan harus melakukan Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir dan/atau terlebih dahulu
menggunakan handsanitizer kandungan alkohol paling kurang 70%
- Melakukan pengukuran suhu tubuh (screening) di setiap pintu masuk lokasi penjualan
dengan alat pengukur (thermogun) oleh petugas/pekerja dengan memakai APD
(masker atau faceshield). Setiap yang memiliki suhu tubuh diatas 37,5 °C, memiliki
gejala demam/nyeri tenggorokan/batuk/piIek/sesak nafas dilarang masuk lokasi
penjualan hewan ternak.
- Setiap orang menghindari berjabat tangan atau kontak langsung lainnya, dan
memperhatikan etika batuk/bersin/meludah

3. Protokol Pengantaran Hewan Ternak


a. Potensi risiko :
- Tali hewan.
- Bertemu dengan pembeli atau petugas kurban yang belum melakukan tes COVID-19.
b. Alat yang dipersiapkan :
- Sarung tangan karet panjang
- Pelindung muka/Face shield
- Masker kain
- Hand sanitizer

c. Protokol :
- Petugas menggunakan pelindung muka face shield, masker kain dan sarung tangan.
- Hindari kontak dengan pembeli atau petugas kurban
- Petugas pengantar hewan menurunkan hewan kurban dan mengikat secara langsung
tanpa melibatkan pembeli untuk menghindari kontak.
- Menghindari berjabat tangan atau kontak langsung lainnya, dan memperhatikan etika
batuk/bersin/meludah

4. Protokol Penyembelihan dan Pemotongan Hewan Kurban


a. Potensi risiko :
- Kerumunan saat penyembelihan.
- Tali hewan.
b. Alat yang dipersiapkan :
- Pelindung muka/Face shield
- Masker kain
- Hand sanitizer
- Sarung tangan
- Fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Lakban untuk batas 1 meter antar petugas saat pemotongan dan pembungkusan
daging kurban.
- Disinfektan untuk alat potong.
c. Protokol :
- Penyembelihan dan pemotongan hewan kurban disarankan dilakukan di Rumah
Potong Hewan (RPH). Jika tidak memungkinkan akses RPH, maka boleh dilakukan
pemotongan hewan di lingkungan setempat dengan memenuhi protokol kesehatan.
- Melakukan pembatasan di fasilitas pemotongan hewan kurban yang hanya dihadiri
oleh panitia
- Petugas penyembelih dan pemotongan menggunakan pelindung muka face shield,
masker kain dan sarung tangan plastik dan tidak menggunakan jam tangan.
- Petugas penyembelih dan pemotong hewan kurban diukur suhu tubuhnya sebelum
bertugas. Petugas yang memiliki suhu diatas 37,5 ’C atau memiliki gejala
demam/nyeri tenggorokan/batuk/piIek/sesak nafas dilarang bertugas.
- Petugas menyediakan fasilitas CTPS atau handsanitizer dengan kandungan alkohol
paling kurang 70% di setiap akses masuk atau tempat yang mudah dijangkau
- Penyembelihan hewan dilakukan ditempat terpisah sehingga tidak terlihat oleh hewan
lainnya untuk menghindari stress pada hewan.
- Satu sapi dipotong oleh maksimal 5 orang, 1 penyembelih, 4 yang memegang hewan
ternak.
- Setelah proses penyembelihan selesai, petugas melakukan aktifitas pengulitan,
pencacahan, penanganan, dan pengemasan daging paket kurban dengan menjaga
jarak minimal 1 meter antar petugas.
- Petugas menghindari menyentuh muka termasuk mata, hidung, telinga dan mulut
sampai dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan tisu
basah jika terpaksa.
- Melakukan pembersihan dengan disinfektan terhadap peralatan sebelum dan setelah
digunakan, membuang kotoran dan/atau limbah pada fasilitas penanganan
kotoran/limbah.
- Setiap petugas yang selesai menyembelih segera membersihkan diri (mandi dan
mengganti pakaian) sebelum kontak langsung dengan keluarga/orang lain
- Setiap orang menghindari berjabat tangan atau kontak langsung lainnya, dan
memperhatikan etika batuk/bersin/meludah

5. Protokol Pendistribusian Daging Kurban


a. Potensi risiko :
- Pembungkus daging
- Kerumunan distribusi
b. Alat yang dipersiapkan :
- Pelindung muka/Face shield
- Masker kain
- Hand sanitizer
- Sarung tangan karet
- Thermal gun
- Tali rafia untuk batas antar petugas saat distribusi
- Lakban untuk memberi tanda jaga jarak 1 meter tiap titik antrian.
c. Protokol :
- Petugas penyembelih dan pemotongan menggunakan pelindung muka face shield,
masker kain dan sarung tangan
- Disarankan pendistribusian daging kurban dilakukan oleh panitia ke rumah mustahik
agar tidak terjadi kerumunan.
- Namun jika pendistribusian secara langsung di lokasi kurban, maka dilakukan
pengaturan jadwal antrian dengan pembagian waktu bergilir.
- Layout tempat pembagian daging kurban dengan memberikan batas jarak 1 meter tiap
titik antrian.
- Membuat akses satu pintu dengan tali rafia, pembedaan pintu masuk dan pintu keluar,
alur pergerakan satu arah.
- Penempatan fasilitas cuci tangan yang mudah diakses
- Calon penerima daging kurban harus menggunakan masker selama di tempat
pembagian daging kurban.
- Setiap orang yang masuk dan keluar harus melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) dengan air mengalir dan/atau terlebih dahulu menggunakan handsanitizer
kandungan alkohol paling kurang 70%.
- Melakukan pengukuran suhu tubuh (screening) di setiap pintu masuk lokasi
pembagian daging kurban dengan alat pengukur (thermogun) oleh petugas/pekerja
dengan memakai APD (masker atau faceshield). Setiap yang memiliki suhu tubuh
diatas 37,5 C, memiliki gejala demam/nyeri tenggorokan/batuk/piIek/sesak nafas
dilarang masuk lokasi pembagian daging kurban.

Anda mungkin juga menyukai