Anda di halaman 1dari 3

POLICY BRIEF : PROTOKOL KESEHATAN DI SARANA IBADAH (MESJID)

Eksekutif Summary

Pandemi Covid-19 telah menjadi masalah kesehatan yang krusial di Indonesia. Pandemi
Covid-19 ini juga mempengaruhi seluruh tatanan kehidupan di masyarakat. Kebijakan-
kebijakan telah dibuat oleh pemerintah dalam menanggulangi pandemi ini di Indonesia,
seperti dengan penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang baru-baru ini
pemerintah kembali menetapkan kebijakan dalam pengentasan Pandemi Covid-19 yaitu yang
kita kenal dengan New Normal atau tatanan kehidupan normal yang baru. Di masa new
normal kehidupadan sehari-hari kembali seperti biasa, tidak terkecuali dengan kegiatan
peribadatan/keagamaan, apalagi Indonesia adalah Negara dengan Jumlah Penduduk
beragama Islam terbesar di dunia. Disisi lain pandemi covid-19 belum hilang di tengah
masyarakat dan siapa saja bisa terjangkit virus Covid-19 kapanpun. Sehingga perlunya
adanya suatu protokol kesehatan dalam pelaksanaan peribadatan dinsarana ibadah,
Pemerintah melalui menteri Kesehatan RI telah mengeluarkan Surat Keputusan Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi
Masyarakat di Tempat dan Fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian
Corona Virus desease 19 (Covid-19) serta Surat Edaran Menteri Agama RI Nomor SE.15
Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah dalam
Mewujudkan Masyarakat Produktif dan aman covid dimasa Pandemi.

Konteks Permasalahan

Protokol Kesehatan di tempat ibadah ( Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


HK.01.07/MENKES/382/2020) :

1. Bagi Pengelola
a. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi pemerintah pusat
dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. Informasi secara berkala
dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id,
www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat.
b. Melakukan pembersihan dan disinfeksi ruang ibadah secara berkala (sebelum dan
sesudah dilaksanakannya kegiatan keagamaan) atau sarana yang banyak disentuh
jamaah seperti pegangan pintu, pegangan tangga, tombol lift, microphone dan
fasilitas umum lainnya.
c. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun atau handsanitizer di lokasi yang
mudah diakses oleh jamaah, seperti di pintu masuk, dekat kotak amal, dan lain
lain.
d. Mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk rumah ibadah. Jika
terdapat AC lakukan pembersihan filter secara berkala.
e. Lantai rumah ibadah agar tidak menggunakan karpet.
f. Melakukan pengaturan jarak minimal 1 meter posisi antar jamaah dengan
memberikan tanda khusus yang ditempatkan di lantai/kursi rumah ibadah.
g. Melakukan pengaturan jumlah jemaah dalam waktu bersamaan untuk
memudahkan penerapan jaga jarak.
h. Menghimbau kepada semua jamaah untuk membawa peralatan ibadah sendiri.
i. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada jamaah tentang pencegahan penularan
COVID-19 yang dapat dilakukan dengan surat pemberitahuan, pemasangan
spanduk, poster, banner, whatsapp/sms blast, dan lain sebagainya. Adapun materi
yang diberikan meliputi pengetahuan tentang COVID-19 dan cara penularannya,
wajib penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, jaga
jarak minimal 1 meter dan etika batuk (Bahan dapat diunduh pada laman
www.covid19.go.id dan www.promkes.kemkes.go.id).
j. Memasang media informasi di lokasi-lokasi strategis untuk mengingatkan jamaah
agar selalu mengikuti ketentuan jaga jarak minimal 1 meter, menjaga kebersihan
tangan dan kedisplinan penggunaan masker termasuk berpartisipasi aktif untuk
saling mengingatkan.
k. Larangan masuk ke rumah ibadah bagi jamaah yang memiliki gejala demam,
batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas.
l. Melakukan pemeriksaan suhu di pintu masuk. Apabila ditemukan suhu > 37,3 oC
(2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), maka tidak diperkenankan masuk ke
rumah ibadah.
m. Mempersingkat waktu pelaksanaan ibadah tanpa mengurangi ketentuan
kesempurnaan beribadah
2. Bagi Jemaah
a. Pastikan dalam kondisi sehat saat akan melaksanakan ibadah. Jika mengalami
gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas, tetap
di rumah dan lakukan ibadah di rumah.
b. Membawa semua peralatan ibadah sendiri termasuk sajadah, kitab suci dan lain
sebagainya.
c. Selalu menggunakan masker saat perjalanan dan selama berada di tempat ibadah.
d. Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan handsanitizer.
e. Hindari kontak fisik, seperti bersalaman atau berpelukan.
f. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut.
g. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter.
h. Bagi jamaah anak-anak, usia lanjut, dan jamaah dengan memiliki penyakit
komorbid dianjurkan untuk beribadah di rumah.
i. Saling mengingatkan jamaah lain terhadap penerapan kedisiplinan penggunaan
masker dan menjaga jarak minimal 1 meter antar sesama jamaah.

Implementasi Kebijakan Protokol Kesehatan di Sarana Ibadah di Kab. Pasaman Barat.

Selama pandemi Covid-19 baik pada masa PSBB maupun pada saat sekarang (New Normal)
kegiatan peribadatan diatur oleh Pemerintah Daerah Kab. Pasaman Barat melalui Peraturan
Bupati yang mengacu kepada protokol kesehatan yang ditetapkan oleh menteri Kesehatan RI,
dengan bekerjasama dengan MUI Pasaman Barat.

Permasalahan yang ditemui.


1. Kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun daerah dalam menetapkan
protokol kesehatan di tempat ibadah sudah bagus namun dilapangan masih banyak
ditemui tempat-tempat ibadah yang tidak mematuhi kebijakan tersebut sepenuhnya,
seperti :
a. Tidak semua mesjid melaksanakan pemeriksaan suhu pengunjung/jemaah
b. Masih banyaknya jemaah yang tidak memakai masker.
c. Masih banyak mesjid yang tetap memakai memakai karpet.
d. Belum maksimalnya penerapan jaga jarak di dalam mesjid
2. Kesulitan dalam intervensi kemasyarakat di bidang keagamaan, karena permasalahan
kepercayaan yang sensitif.

Rekomendasi Kebijakan

1. Perlunya penegasan dalam pelaksanaan protokol kesehatan di tempat ibadah seperti :


a. Perlunya pengawasan pemerintah terhadap sarana ibadah tentang pemeriksaan
suhu jemaah melalui Satpol PP, apabila sarana ibadah tidak memiliki alat
pengukur suhu, pemerintah wajib memberikan bantuan/ menghibahkan alat
pengukur suhu ke sarana-sarana ibadah, Pemakaian Masker bagi jemaah,.
b. Melakukan evaluasi terhadap seluruh tempat ibadah yang ada, dan meberikaan
rekomendasi-rekomendasi terhadap sarana ibadah tersebut secara tertulis
2. Perlunya penguatan kerjasaman antara pemerintah, organisasi masyarakat, tokoh
masayarak serta MUI dalam mensosialisasikan dan mensugesti masyarakat untuk
mematuhi Protokol kesehatan di sarana Ibadah sehingga covid-19 dapat di cegah.

Penutup

Penerapan protokol Kesehatan di sarana Ibadah sangat penting demi menghindari timbulnya
Klester Penyebaran Covid-19, dan tugas tersebut tidak lah mudah sehingga perlunya seluruh
aspek masyarakat harus terlibat dan aktif melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai