mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 ini dapat memungkinkan memiliki
tingkat risiko yang tinggi. Sosialisasi mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru bertujuan supaya
masyarakat dapat melakukan aktivitas normal dengan mematuhi protokol kesehatan.
Sosialisasi tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 25Juli 2020 di Balai Desa Jatibogordengan
mematuhi protokol kesehatan yang diikuti oleh 20 peserta.Penyampaian materi dilakukan dengan
metode ceramah. Setelah dilaksanakan sosialisasi, masyarakat lebih memahami pengertian,
penyebab, risiko, dan solusi yang harus dihadapi selama masa adaptasi kebiasaan baru. Sehingga
ke depannya mereka lebih peduli terhadap diri sendiri dan orang lain disekitarnya dalam
mematuhi protokol kesehatan. Jadi, sosialisasi tersebut efektif dilaksanakan, sehingga perlu
ditingkatkan supaya masyarakat terus teredukasi di masa adaptasi kebiasaan baru ini.
LATAR BELAKANG
Dimasa pandemi COVID-19 ini pusat-pusat perekonomian dengan mobilitas serta aktivitas yang
tinggi dapat memungkinkan daerah tersebut memiliki tingkat risiko yang tinggi. Selain itu
tingkat kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan dinilai masih rendah, karena
masih sering dijumpainya masyarakat yang tidak mengenakan masker saat beraktivitas diluar,
tidak melakukan physical distancing, tidak mencuci tangan dengan sabun, dan lain-lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan adanya sosialisasi mengenai Adaptasi Kebiasaan
Baru dengan tujuan supaya masyarakat dapat kembali melakukan aktivitas normal namun
dengan tetap mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Adaptasi Kebiasaan Baru
(AKB) merupakan proses bertahap yang tergantung pada situasi di daerah masing-masing.
Menurut para ahli, situasi dapat berubah dengan cepat bila lebih banyak orang terkena COVID-
19.Yang perlu kita pahami adalah AKB bukan berarti kembali ke kehidupan normal dan
melakukan segala aktivitas sama seperti sebelum pandemik.
Kita dituntut untuk mampu mengadaptasi/ menyesuaikan kebiasaan baru dimanapun kita berada,
seperti di rumah, kantor, sekolah, tempat ibadah, dan juga di tempat-tempat umum, seperti
terminal, pasar, dan mal. Diharapkan dengan seringnya menerapkan kebiasaan baru dimanapun,
semakin mudah dan cepat menjadi norma individu dan norma masyarakat. Sehingga tetap di
rumah dan hanya keluar bila memang benar-benar perlu. Terutama bagi orang yang berisiko
tinggi, termasuk orang lanjut usia dan yang memiliki riwayat penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, diabetes, dan paru. Siapapun yang merasa sakit harus tetap di 4rumah dan mencari
pengobatan bila gejala memburuk.
Dengan diadakannya sosialisasi mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru, maka diharapkan
masyarakat akan lebih mengetahui informasi tersebut lebih dalam dan dapat menerapkannya
pada saat melakukan aktivitas diluar ruangan yang mengharuskan bertemu dengan orang banyak.
Selain itu masyarakat juga diharapkan dapat menyebarluaskan informasi tersebut kepada orang
lain, sehingga masyarakat semakin peduli terhadap diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru dibagi menjadi beberapa tahap diantaranya:
1. Melakukan perizinan terkait akan diadakannya sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru
kepada masyarakat.
2. Menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Materi
3. Penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah
4. Menyampaikan materi Adaptasi Kebiasaan Baru kepada masyarakat.
Materi penyuluhan
Penutup
Setelah dilaksanakan sosialisasi, masyarakat lebih memahami pengertian, penyebab, risiko, dan
solusi yang harus dihadapi selama masa adaptasi kebiasaan baru. Sehingga ke depannya mereka
lebih peduli terhadap diri sendiri dan orang lain disekitarnya dalam mematuhi protokol
kesehatan. Jadi, sosialisasi tersebut efektif dilaksanakan, sehingga perlu ditingkatkan supaya
masyarakat terus teredukasi di masa adaptasi kebiasaan baru ini.
Penyampaian materi kurang efektifkarena tidak adanya fasilitas media seperti LCD
proyektor,sehingga masyarakat bagi masyarakat awam kurang mengerti gambaranatau konsep
materi yang disampaikan.