Pertengahan bulan Maret menjadi sebuah awal baru di Kota
Denpasar. Saat itu anak-anak sekolah, khususnya siswa SD yang sedang mengikuti kegiatan tengah semester atau yang dikenal dengan kegiatan PTS, Penilaian Tengah Semester tiba-tiba dihadapkan dengan adanya pandemi COVID-19. Penyebaran virus corona yang begitu cepat dan dampaknya yang sangat serius bagi penderitanya, menyebabkan siswa SD harus dirumahkan untuk batas waktu yang belum bisa ditentukan. Kebijakan tersebut diputuskan oleh para pemangku kebijakan di dunia pendidikan yang berkolaborasi bersama para pemangku kebijakan di dunia kesehatan dengan tujuan untuk memberikan keselamatan dan menjaga kesehatan peserta didik serta sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Maka terbitlah surat edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan Pendidikan dalam masa darurat Corona Virus Disease (COVID-19) Pelaksanaan pendidikan yang dimaksud kemudian dikenal dengan istilah belajar dari rumah atau BDR yang mana kemudian dikuatkan dengan surat edaran Mendikbud nomor 15 tahun 2020. Merujuk dari web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, disebutkan bahwa tujuan BDR adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan Pendidikan selama darurat COVID-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19, mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua. Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi, Chatarina Muliana Girsang. “Pilihannya saat ini adalah memutus mata rantai COVID-19 dengan kondisi yang ada semaksimal mungkin, dengan tetap berupaya memenuhi layanan pendidikan. Prinsipnya keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala sekolah, dan seluruh warga satuan pendidikan adalah pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah. Selain itu, Chatarina juga mengingatkan bahwa kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup. Adapun metode dan media pelaksanaan BDR dilakukan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dibagi menjadi dua pendekatan yaitu PJJ Dalam Jaringan (Daring) dan PJJ Luar Jaringan (Luring). Kedua pendekatan tersebut dapat dilakukan oleh setiap satuan pendidikan dengan mempertimbangkan kondisi daerah, masing-masing kesiapan sarana prasarana penunjang, kesiapan pendidik, kesiapan peserta didik dan para orang tua. Awalnya banyak polemik yang muncul, khususnya di tingkat SD Ketika PJJ Daring diberlakukan. Contoh sederhananya adalah ketika siswa SD melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah, mereka tidak diperkenankan membawa ponsel atau smartphonenya ke sekolah demi alasan keamanan siswa itu sendiri. Namun ketika mereka dihadapkan dengan PJJ Daring, mereka diharapkan fasih menggunakan teknologi maupun aplikasi pembelajaran daring yang ada di ponsel pintar mereka, Hal ini juga memicu reaksi para orang tua yang dituntut agar melek teknologi sehingga dapat mendampingi putra dan putrinya belajar. Tetapi di balik itu semua, ternyata ada banyak hal yang dapat dijadikan kebiasaan baik selama PJJ berlangsung. Kebiasaan baik pertama adalah lebih memperhatikan kebersihan tangan. Kesehatan kita dapat terancam jika abai terhadap kesehatan tangan karena saat tangan terkontaminasi oleh bakteri dan virus penyebab penyakit, maka akan timbul penyebaran beragam penyakit dalam tubuh kita., salah satunya adalah virus corona. Cara menjaga kesehatan tangan adalah mencuci tangan selama 20 detik dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, baik di dalam maupun di luar rumah. Kebiasaan mencuci tangan ini sangat direkomendasikan oleh para pakar Kesehatan sebagai upaya pencegahan dan penularan COVID-19. Hampir di setiap fasilitas umum saat ini, seperti mall, mini market, supermarket, sekolah, kantor-kantor pelayanan publik bahkan di pasar tradisional pun menyediakan sarana untuk mencuci tangan, bahkan ada juga yang memasang poster yang isinya himbauan dan teknik mencuci tangan yang benar. Kebiasaan baik kedua adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Jika sebelum virus corona melanda, banyak masyarakat yang mengantre di gerai makanan cepat saji, maka ketika virus corona datang, hampir sebagian besar dari mereka memilih untuk mengurangi konsumsi makanan tersebut dan beralih ke makanan yang menyehatkan. Semisal sayuran dan buah-buahan yang mengandung berbagai macam vitamin. Hal tersebut juga tentunya sebagai akibat dari keadaan stay at home atau tetap tinggal di rumah. Kebiasaan baik kedua ini selain menyehatkan juga memberi peluang usaha bagi masyarakat untuk mengembangkan ide dan kreativitasnya dalam mengolah berbagai bahan pangan yang tersedia. Dimulai dari menu makanan lokal, tradisional hingga manca negara. Mereka bisa mencoba berbagai resep masakan atau makanan yang menyehatkan ketika harus berada di rumah. Bahkan ada beberapa di antaranya yang membuat video tutorial untuk kemudian dibagikan ke khalayak umum melalui media sosial. Tidak hanya kreasi makanan sehat saja yang mampu diciptakan, namun kreasi minuman sehat juga banyak bermunculan di media sosial. Dari mulai yang berbahan herbal hingga bahan yang sudah siap saji pun dapat dikreasikan ketika ada peluang dan waktu yang tak terbatas di rumah. Kebiasaan minum air putih juga mengalami peningkatan. Seperti yang dilansir di web liputan 6, seorang dokter dari Medical Expert Combiphar, dr Sandi Perutama Gani mengatakan bahwa salah satu kebiasaan yang berubah adalah 55 % orang lebih sering mengonsumsi air putih. “55 persen lebih sering mengonsumsi air putih. Dulu berapa banyak yang belum konsisten. Kita harapkan kebiasaan seperti ini tetap dilakukan “, ucap beliau dalam sebuah virtual media briefing yang dilansir dari Antara, 19 Mei 2020. Kegiatan olahraga yang dilakukan oleh masyarakat merupakan kebiasaan baik ketiga di masa pandemi. Meskipun sebelumnya juga sudah ada program Car Free Day di akhir pekan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Namun munculnya virus corona, semakin menyadarkan banyak orang tentang manfaat baiknya bagi kesehatan tubuh. Manfaat olahraga yang dilakukan secara teratur yang pertama adalah menjauhkan tubuh dari berbagai penyakit. Olahraga dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Saat berolahraga, tubuh akan bebas bergerak. Sehingga dapat memicu proses metabolisme dan peredaran menjadi lebih lancar. Hasilnya tubuh akan menjadi lebih sehat dan kuat. Manfaat olahraga lainnya adalah untuk menunjang postur tubuh menjadi lebih tegap terutama bagi anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan. Beberapa pakar kesehatan mengemukakan pendapatnya bahwa anak yang rutin berolahraga sejak kecil akan memiliki postur tubuh yang tegap dan tidak bungkuk saat berjalan. Olahraga juga dapat merangsang pertumbuhan tubuh yang ideal, meningkatkan daya pikir, dan merangsang nafsu makan. Jenis olahraga yang dilakukan dapat beragam, dari yang ringan tanpa alat hingga yang berat dengan menggunakan alat-alat olahraga tertentu. Salah satu contoh olahraga ringan yang sering dijumpai di lingkungan sekitar kita adalah jalan santai, yoga, dan jogging hingga berjemur di pagi hari. Kebiasaan baik yang keempat adalah menggunakan masker wajah saat beraktivitas di luar rumah. Penggunaan masker wajah bukan hal baru bagi kita. Namun ketika pandemi menyerang, masker menjadi suatu keharusan bahkan wajib bagi kita semua saat berhadapan atau bertatap wajah dengan setiap orang, Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir terjadinya penularan virus corona. Awalnya mungkin kita tidak merasa nyaman ketika melakukan aktivitas berjam-jam menggunakan masker, namun seiring berjalannya waktu, penggunaan masker menjadi suatu kebiasaan. Oleh sebab itu kita hendaknya selalu disiplin memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah. Bahkan masker saat ini yang beredar di pasaran beragam jenis dan bentuknya. Contohnya masker kain. Banyak ide bermunculan untuk membuat masker kain yang nyaman digunakan. Misalnya masker kain yang dibuat dari kain endek khas Bali, maupun masker kain yang terbuat dari kain batik, khas Indonesia. Seorang ahli kesehatan Aaron Hamilton dikutip dari Kompas.com mengatakan bahwa pemakaian masker memang memberikan perlindungan ekstra dari bakteri dan virus penyebab penyakit menular. Sehingga jika dicermati lebih mendalam, kebiasaan baik menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah dapat mencegah berbagai penularan penyakit, tidak hanya untuk mencegah penularan virus corona saja. “Sebaiknya, kita tetap memakai masker saat sedang beraktivitas di luar rumah” ucapnya. Hamilton juga menilai bahwa masker kain juga efektif untuk mencegah penyebaran virus corona. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan diri sendiri merupakan kebiasaan baik kelima yang juga perlu mendapat perhatian ekstra. Lingkungan yang bersih akan membuat kita nyaman dan terhindar dari berbagai penyakit. Caranya adalah dengan selalu melakukan kegiatan pembersihan di lingkungan sekitar rumah, memastikan sirkulasi ventilasi rumah berfungsi dengan baik, saluran sanitasi yang sehat, dan penanganan sampah yang terkontrol dengan baik. Sedangkan untuk menjaga kebersihan diri dapat dilakukan dengan mandi. Jika sebelum virus corona merebak, normalnya setiap orang mandi dua kali sehari. Namun saat ini, kita bisa mandi lebih dari dua kali sehari. Yaitu akan atau setelah bepergian keluar rumah. Hal tersebut juga menjadi salah satu cara mencegah penyebaran virus corona. Mandi menjadi suatu kebiasaan yang baik menyehatkan diterapkan karena dapat menjaga kebersihan tubuh kita. Tubuh yang bersih akan terhindar dari penyakit. Dilansir dari IDN Times, mandi memiliki beberapa manfaat yaitu menjaga kesehatan sistem peredaran darah dan sistem imun, memperlancar sistem pernapasan, mengatasi masalah pencernaan, meningkatkan kualitas kesehatan jantung, dan memperbaiki suasana hati. Di sana juga dipaparkan bahwa mandi dapat meningkatkan kadar produksi hormon serotonin yang berkaitan dengan kebahagiaan. Ini yang menjawab pertanyaan mengapa setelah mandi badan kita merasa lebih baik, segar dan berada di mood yang bagus. Mood yang bagus dapat membuat pikiran kita menjadi tenang. Pikiran yang tenang dapat memunculkan ide, gagasan atau kreasi maupun suatu karya baik yang didasarkan atas pemikiran sendiri ataupun hobi. Salah satu hobi yang banyak diminati di masa pandemi ini adalah berkebun atau bercocok tanam, memasak, hingga memelihara beberapa jenis hewan di rumah, Lima kebiasaan baik tersebut mengarah pada pembiasaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). PHBS merupakan Langkah awal menuju peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat (promkes.kemenkes.go.id). Contoh PHBS adalah mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, mengonsumsi jajanan sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, olahraga teratur, memberantas jentik nyamuk, membuang sampah pada tempatnya, dan melakukan kerja bakti bersama-sama. Meskipun PHBS bukanlah hal baru, namun karena adanya virus corona, kita jadi lebih sadar untuk belajar tentang pentingnya melakukan PHBS. Seperti pentingnya melakukan PJJ daring yang bermakna bagi peserta didik, edukasi PHBS juga penting disosialisasikan kepada peserta didik yang tentunya diterapkan dengan sikap disiplin dan tanggung jawab. Dengan demikian maka penyebaran virus corona dapat dicegah seminimal mungkin.