Anda di halaman 1dari 7

5 KEBIASAAN BAIK MENYEHATKAN DI MASA PANDEMI

COVID19
NI Putu Kawita Mulya Sari, S.Pd,SD.M.Pd.

Pertengahan bulan Maret menjadi sebuah awal baru di Kota


Denpasar. Saat itu anak-anak sekolah, khususnya siswa SD yang
sedang mengikuti kegiatan tengah semester atau yang dikenal
dengan kegiatan PTS, Penilaian Tengah Semester tiba-tiba
dihadapkan dengan adanya pandemi COVID-19. Penyebaran virus
corona yang begitu cepat dan dampaknya yang sangat serius bagi
penderitanya, menyebabkan siswa SD harus dirumahkan untuk
batas waktu yang belum bisa ditentukan. Kebijakan tersebut
diputuskan oleh para pemangku kebijakan di dunia pendidikan
yang berkolaborasi bersama para pemangku kebijakan di dunia
kesehatan dengan tujuan untuk memberikan keselamatan dan
menjaga kesehatan peserta didik serta sebagai salah satu upaya
untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Maka terbitlah
surat edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
Pendidikan dalam masa darurat Corona Virus Disease (COVID-19)
Pelaksanaan pendidikan yang dimaksud kemudian dikenal dengan
istilah belajar dari rumah atau BDR yang mana kemudian dikuatkan
dengan surat edaran Mendikbud nomor 15 tahun 2020.
Merujuk dari web Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, disebutkan bahwa tujuan BDR adalah memastikan
pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan
Pendidikan selama darurat COVID-19, melindungi warga satuan
pendidikan dari dampak buruk COVID-19, mencegah penyebaran
dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan dan memastikan
pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan
orang tua. Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Staf
Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi,
Chatarina Muliana Girsang. “Pilihannya saat ini adalah memutus
mata rantai COVID-19 dengan kondisi yang ada semaksimal
mungkin, dengan tetap berupaya memenuhi layanan pendidikan.
Prinsipnya keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik,
pendidik, kepala sekolah, dan seluruh warga satuan pendidikan
adalah pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan belajar dari
rumah. Selain itu, Chatarina juga mengingatkan bahwa kegiatan
BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada
pendidikan kecakapan hidup. Adapun metode dan media
pelaksanaan BDR dilakukan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
yang dibagi menjadi dua pendekatan yaitu PJJ Dalam Jaringan
(Daring) dan PJJ Luar Jaringan (Luring). Kedua pendekatan tersebut
dapat dilakukan oleh setiap satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan kondisi daerah, masing-masing kesiapan
sarana prasarana penunjang, kesiapan pendidik, kesiapan peserta
didik dan para orang tua.
Awalnya banyak polemik yang muncul, khususnya di
tingkat SD Ketika PJJ Daring diberlakukan. Contoh sederhananya
adalah ketika siswa SD melakukan kegiatan pembelajaran tatap
muka di sekolah, mereka tidak diperkenankan membawa ponsel
atau smartphonenya ke sekolah demi alasan keamanan siswa itu
sendiri. Namun ketika mereka dihadapkan dengan PJJ Daring,
mereka diharapkan fasih menggunakan teknologi maupun aplikasi
pembelajaran daring yang ada di ponsel pintar mereka, Hal ini juga
memicu reaksi para orang tua yang dituntut agar melek teknologi
sehingga dapat mendampingi putra dan putrinya belajar. Tetapi di
balik itu semua, ternyata ada banyak hal yang dapat dijadikan
kebiasaan baik selama PJJ berlangsung. Kebiasaan baik pertama
adalah lebih memperhatikan kebersihan tangan. Kesehatan kita
dapat terancam jika abai terhadap kesehatan tangan karena saat
tangan terkontaminasi oleh bakteri dan virus penyebab penyakit,
maka akan timbul penyebaran beragam penyakit dalam tubuh kita.,
salah satunya adalah virus corona. Cara menjaga kesehatan tangan
adalah mencuci tangan selama 20 detik dengan air mengalir dan
sabun sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, baik di dalam
maupun di luar rumah. Kebiasaan mencuci tangan ini sangat
direkomendasikan oleh para pakar Kesehatan sebagai upaya
pencegahan dan penularan COVID-19. Hampir di setiap fasilitas
umum saat ini, seperti mall, mini market, supermarket, sekolah,
kantor-kantor pelayanan publik bahkan di pasar tradisional pun
menyediakan sarana untuk mencuci tangan, bahkan ada juga yang
memasang poster yang isinya himbauan dan teknik mencuci tangan
yang benar.
Kebiasaan baik kedua adalah meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang
sehat. Jika sebelum virus corona melanda, banyak masyarakat yang
mengantre di gerai makanan cepat saji, maka ketika virus corona
datang, hampir sebagian besar dari mereka memilih untuk
mengurangi konsumsi makanan tersebut dan beralih ke makanan
yang menyehatkan. Semisal sayuran dan buah-buahan yang
mengandung berbagai macam vitamin. Hal tersebut juga tentunya
sebagai akibat dari keadaan stay at home atau tetap tinggal di
rumah. Kebiasaan baik kedua ini selain menyehatkan juga memberi
peluang usaha bagi masyarakat untuk mengembangkan ide dan
kreativitasnya dalam mengolah berbagai bahan pangan yang
tersedia. Dimulai dari menu makanan lokal, tradisional hingga
manca negara. Mereka bisa mencoba berbagai resep masakan atau
makanan yang menyehatkan ketika harus berada di rumah. Bahkan
ada beberapa di antaranya yang membuat video tutorial untuk
kemudian dibagikan ke khalayak umum melalui media sosial. Tidak
hanya kreasi makanan sehat saja yang mampu diciptakan, namun
kreasi minuman sehat juga banyak bermunculan di media sosial.
Dari mulai yang berbahan herbal hingga bahan yang sudah siap saji
pun dapat dikreasikan ketika ada peluang dan waktu yang tak
terbatas di rumah. Kebiasaan minum air putih juga mengalami
peningkatan. Seperti yang dilansir di web liputan 6, seorang dokter
dari Medical Expert Combiphar, dr Sandi Perutama Gani
mengatakan bahwa salah satu kebiasaan yang berubah adalah 55 %
orang lebih sering mengonsumsi air putih. “55 persen lebih sering
mengonsumsi air putih. Dulu berapa banyak yang belum konsisten.
Kita harapkan kebiasaan seperti ini tetap dilakukan “, ucap beliau
dalam sebuah virtual media briefing yang dilansir dari Antara, 19
Mei 2020.
Kegiatan olahraga yang dilakukan oleh masyarakat
merupakan kebiasaan baik ketiga di masa pandemi. Meskipun
sebelumnya juga sudah ada program Car Free Day di akhir pekan
sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Namun
munculnya virus corona, semakin menyadarkan banyak orang
tentang manfaat baiknya bagi kesehatan tubuh. Manfaat olahraga
yang dilakukan secara teratur yang pertama adalah menjauhkan
tubuh dari berbagai penyakit. Olahraga dapat meningkatkan daya
tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Saat berolahraga,
tubuh akan bebas bergerak. Sehingga dapat memicu proses
metabolisme dan peredaran menjadi lebih lancar. Hasilnya tubuh
akan menjadi lebih sehat dan kuat. Manfaat olahraga lainnya adalah
untuk menunjang postur tubuh menjadi lebih tegap terutama bagi
anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan. Beberapa pakar
kesehatan mengemukakan pendapatnya bahwa anak yang rutin
berolahraga sejak kecil akan memiliki postur tubuh yang tegap dan
tidak bungkuk saat berjalan. Olahraga juga dapat merangsang
pertumbuhan tubuh yang ideal, meningkatkan daya pikir, dan
merangsang nafsu makan. Jenis olahraga yang dilakukan dapat
beragam, dari yang ringan tanpa alat hingga yang berat dengan
menggunakan alat-alat olahraga tertentu. Salah satu contoh
olahraga ringan yang sering dijumpai di lingkungan sekitar kita
adalah jalan santai, yoga, dan jogging hingga berjemur di pagi hari.
Kebiasaan baik yang keempat adalah menggunakan masker
wajah saat beraktivitas di luar rumah. Penggunaan masker wajah
bukan hal baru bagi kita. Namun ketika pandemi menyerang,
masker menjadi suatu keharusan bahkan wajib bagi kita semua saat
berhadapan atau bertatap wajah dengan setiap orang, Hal tersebut
bertujuan untuk meminimalisir terjadinya penularan virus corona.
Awalnya mungkin kita tidak merasa nyaman ketika melakukan
aktivitas berjam-jam menggunakan masker, namun seiring
berjalannya waktu, penggunaan masker menjadi suatu kebiasaan.
Oleh sebab itu kita hendaknya selalu disiplin memakai masker
ketika beraktivitas di luar rumah. Bahkan masker saat ini yang
beredar di pasaran beragam jenis dan bentuknya. Contohnya
masker kain. Banyak ide bermunculan untuk membuat masker kain
yang nyaman digunakan. Misalnya masker kain yang dibuat dari
kain endek khas Bali, maupun masker kain yang terbuat dari kain
batik, khas Indonesia. Seorang ahli kesehatan Aaron Hamilton
dikutip dari Kompas.com mengatakan bahwa pemakaian masker
memang memberikan perlindungan ekstra dari bakteri dan virus
penyebab penyakit menular. Sehingga jika dicermati lebih
mendalam, kebiasaan baik menggunakan masker saat beraktivitas
di luar rumah dapat mencegah berbagai penularan penyakit, tidak
hanya untuk mencegah penularan virus corona saja. “Sebaiknya,
kita tetap memakai masker saat sedang beraktivitas di luar rumah”
ucapnya. Hamilton juga menilai bahwa masker kain juga efektif
untuk mencegah penyebaran virus corona.
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan diri sendiri
merupakan kebiasaan baik kelima yang juga perlu mendapat
perhatian ekstra. Lingkungan yang bersih akan membuat kita
nyaman dan terhindar dari berbagai penyakit. Caranya adalah
dengan selalu melakukan kegiatan pembersihan di lingkungan
sekitar rumah, memastikan sirkulasi ventilasi rumah berfungsi
dengan baik, saluran sanitasi yang sehat, dan penanganan sampah
yang terkontrol dengan baik. Sedangkan untuk menjaga kebersihan
diri dapat dilakukan dengan mandi. Jika sebelum virus corona
merebak, normalnya setiap orang mandi dua kali sehari. Namun
saat ini, kita bisa mandi lebih dari dua kali sehari. Yaitu akan atau
setelah bepergian keluar rumah. Hal tersebut juga menjadi salah
satu cara mencegah penyebaran virus corona. Mandi menjadi suatu
kebiasaan yang baik menyehatkan diterapkan karena dapat
menjaga kebersihan tubuh kita. Tubuh yang bersih akan terhindar
dari penyakit. Dilansir dari IDN Times, mandi memiliki beberapa
manfaat yaitu menjaga kesehatan sistem peredaran darah dan
sistem imun, memperlancar sistem pernapasan, mengatasi masalah
pencernaan, meningkatkan kualitas kesehatan jantung, dan
memperbaiki suasana hati. Di sana juga dipaparkan bahwa mandi
dapat meningkatkan kadar produksi hormon serotonin yang
berkaitan dengan kebahagiaan. Ini yang menjawab pertanyaan
mengapa setelah mandi badan kita merasa lebih baik, segar dan
berada di mood yang bagus. Mood yang bagus dapat membuat
pikiran kita menjadi tenang. Pikiran yang tenang dapat
memunculkan ide, gagasan atau kreasi maupun suatu karya baik
yang didasarkan atas pemikiran sendiri ataupun hobi. Salah satu
hobi yang banyak diminati di masa pandemi ini adalah berkebun
atau bercocok tanam, memasak, hingga memelihara beberapa jenis
hewan di rumah,
Lima kebiasaan baik tersebut mengarah pada pembiasaan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). PHBS merupakan Langkah
awal menuju peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan
serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat
(promkes.kemenkes.go.id). Contoh PHBS adalah mencuci tangan
dengan sabun sebelum dan sesudah makan, mengonsumsi jajanan
sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, olahraga teratur,
memberantas jentik nyamuk, membuang sampah pada tempatnya,
dan melakukan kerja bakti bersama-sama. Meskipun PHBS
bukanlah hal baru, namun karena adanya virus corona, kita jadi
lebih sadar untuk belajar tentang pentingnya melakukan PHBS.
Seperti pentingnya melakukan PJJ daring yang bermakna bagi
peserta didik, edukasi PHBS juga penting disosialisasikan kepada
peserta didik yang tentunya diterapkan dengan sikap disiplin dan
tanggung jawab. Dengan demikian maka penyebaran virus corona
dapat dicegah seminimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai