Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aurelia Gita Putri Anjassari

NIM : 201914141

1. Dampak Psikologi Komunikasi terhadap libur masal COVID-19 saat ini adalah

Libur masal mendapat komentar pro dan kontra, karena libur masal ini

dilakukan untuk menghindari COVID-19. Ada dampak positif dan negative

dari libur masal ini. Yaitu :

Dampak positif :

 Polusi berkurang.

 Bonding time keluarga.

 Kesadaran kebersihan dan kesehatan meningkat.

 Kemanusiaan diatas segalanya.

Dampak negative :

 Bagi Mahasiswa atau Anak Sekolah adalah adanya rasa kaget

dikarenakan yang biasanya sekolah atau kuliah bertatap muka, kini

menjadi serba online. Hal ini dapat mengurang konsentrasi atau

bahkan banyak penjelasan yang mebuat anak didiknya masih belom

mengerti.

 Bagi Masyarakat adalah adanya efek kaget karena terbiasa

bersosialisa atau bekerja menjadi hanya diam dirumah, keadaan ini

dapat menimbulkan efek jenuh, stress dan bosan.

 Lockdown, jika pemerintah Indonesia menghentikan semua aktivitas,

bisa dibayangkan nasib orang yang bekerja dipasar, ojol, perusahaan

swasta, nelayan dan petani? Menghentikan semua aktivitas juga


berpeluang besar terjadinya proses chaos, penjarahan, dan berbagai

konflik sosial.

Dengan kondisi ini, saatnya kita bekerja dirumah (WFH), belajar dirumah,

ibadah dirumah. Inilah saatnya bekerja bersama-sama, saling tolong

menolong, Bersatu-padu, gotong royong, agar kita menjadi Gerakan

masayarakat agar masalah COVID-19 ini bisa ditangani.pemutusan

penyebaran virus corona sangat penting, fungsi dari menghentikan aktivitas

yang melibatkan orang banyak adalah untuk memutus mata rantai

penyebaran virus, termasuk sekolah dan tempat kerja. Perlu kesadaran dari

kita semua untuk mewujudkan hal tersebut, kita diharapkan untuk tidak

bermigrasi dari satu kota ke kota lain. Karena kita tidak dapat memastikan

kita terbebas dari virus apa tidak, bisa saja kita yang membawa virus atau

terkena virus, maka baiknya kita tetap berdiam disatu tempat.

2. Dampak Psikologi Komunikasi yang terjadi di masyarakat adalah

 Wabah penyakit ini dari menyebarnya COVID-19 yang melanda dunia

sekarang ini berdampak serius berupa timbulnya perasaan tertekan,

stress dan cemas dikalangan masyarakat. Pemberitaan yang simpang

siur atau kurang tepat dapat memicu stress, sehingga menyebakan

imun turun dan rentan tertular COVID-19.

 Bagi si penderita, dampak psikologisnya bisa berupa perasaan

tertekan, stress, cemas saat di diagnosis positif COVID-19. Penderita

bisa merasa cemas atau khawatir secara berlebihan, ketika privasi

atau identitasnya bocor kepada public sehingga berdampak takut

merasa dikucilkan dari lingkungan sekitar.


 Reaksi masyarakat penyebaran virus juga dapat berupa proteksi

secara berlebihan terhadap diri sendiri maupun keluarganya atau pun

lingkungannya, contohnya seperti cuci tangan berulang kali, bersihkan

rumah berulangkali, dsb. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala obsesif

complusif, yaitu gangguan mental yang menyebabkan si penderita

harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak

dilakukan, induvidu tersebut akan merasa cemas atau takut.

 Bagi sebagian masyarakat, masa KLB selama 14 hari yang

seharusnya beraktivitas dirumah seperti belajar, bekerja dan

beribadah, tetapi mereka memilih berlibur ketempat wisata,

masyarakat inilah yang perlu diedukasi mengenai pentingnya

mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah dan dampak dari sikapnya

tersebut bagi orang lain.

 Kepanikan irasional dengan adanya masyarakat yang membanjiri

pasar-pasar swalayan dan membeli semua bahan atau panic buying.

3. Identifikasi gejala yang timbul pada masyarakat adalah

 Banyak masyarakat yang terkena panic buying dengan membeli

semua kebutuhan dipasar-pasar swalayan, rak rak pasar swalayan

yang biasanya penuh sekarang menjadi kosong dan tidak ada stock.

 Bukan hanya pasar swalayan, masyarakat pun membeli alat pelindung

diri (kesehatan seperti vitamin, masker, handsanitizer) yang akibatnya

banyak barang yang langka dan harga harga menjadi naik. Bahkan

sekarang banyak oknum-oknum yang memnfaatkan keadaan dengan

menjual barang-barang seperti masker, handsanitizer, desinfektan,


termometer dengan harga yang sangat mahal tanpa melihat keadaan

sekitarnya, sehingga banyak rumah sakit atau puskesmas yang

kehabisan alat pelindung diri.

 Banyak masyarakat yang cemas dengan diri sendiri atau orang lain

yang merasa terkena COVID-19 hanya dengan bersin atau batuk. Hal

ini efek samping dari stress, takut dan kecemasan.

 Banyak masyarakat yang kerjaannya seperti ojol, go clean yang

merasakan turunnya pemasukan dikarenakan COVID-19.

4. Bagaimana solusi dari dampak psikologi komunikasi di masyarakat?

 Memberikan edukasi kepada para mahasiswa dan praktisi Pendidikan.

Hal ini dapat dilakukan dengan sosialisasi secara intensif oleh dinas

kesehatan tentang COVID-19, baik dari aspek cara pencegahannya

maupun cara menyikapinya. Dengan wawasan ini diharapkan dapat

mengurang kekhawatiran berlebih yang dapat menyebabkan dampak

traumatis pada masing-masing masyarakat.

 Menerapkan protocol kesehatan yang ketat, terutama dipintu masuk-

keluar Indonesia amatlah penting, terutama yang menghubungkan

Indonesia dengan dunia luar, harus ada standart operasional prosedur,

seperti Bandara, Terminal dan Dermaga.

 System pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi yang

ada. Sebab jika tidak, maka hal ini akan memberikan dampak negative

terhadap perkembangan dan pencapaian proses Pendidikan.

 Perlunya strategi coping adaptif, yaitu cara mengatasi masalah adaptif

baik penderita maupun masyarakat luas.


 Olah piker, rasa, dan meminimalisir kecemasan.

 Lakukan kebiasaan seperti menutup mulut dan hidung ketika batuk dan

bersin, serta hindari menyentuh bagian wajah dengan tangan.

 Olahraga secara teratur dan berjemur 15-20 menit dibawah paparan

sinar matahari.

 Gunakan masker.

 Beristirahatlah dari berita, fokus pada apa yang bisa dilakukan dan cari

berita positif.

Anda mungkin juga menyukai