Anda di halaman 1dari 2

Hindari Stres pada Anak di Masa Pandemi

Awal tahun 2020 dimulai dengan menyebarnya suatu virus baru di seluruh dunia yakni SARS-
CoV-2 atau yang di kenal dengan nama Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Penyakit ini pun
telah di nyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO,2020). Banyak sekali tatanan
kehidupan yang berubah drastis sejak munculnya virus yang telah banyak menelan korban ini.
Seluruh kalangan masyarakat terkena dampaknya tidak terkecuali anak-anak.

Menghadapi pandemi ini masyarakat termasuk anak di haruskan untuk mendisiplinkan diri
dengan melakukan upaya-upaya pencegahan seperti menggunakan masker untuk anak usia
lebih dari 2 tahun, membiasakan mencuci tangan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,
mengetahui etika saat batuk atau bersin, menjaga jarak fisik dengan orang lain atau yang lebih
dikenal dengan physical distancing, hingga pemberlakuan pembelajaran jarak jauh bagi anak-
anak sekolah.

Pembatasan interaksi sosial, tidak bertemu dengan teman sebaya, terutama untuk anak yang
sebelumnya bersekolah secara tatap muka, tentu sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi
kesehatan mental seorang anak. Anak mungkin dapat menunjukkan kondisi stress yang
meningkat yang tentunya juga akan berefek bagi seluruh anggota masyarakat.

Gejala stres pada anak sangat beragam dan juga sangat dipengaruhi oleh usia anak. Anak
mungkin dapat memperlihatkan perubahan pola tingkah laku seperti menjadi lebih cengeng
dari biasanya, lebih menempel ke orang tua hingga susah untuk ditinggal, anak yang sudah
sedikit besar dan mengerti mungkin memperlihatkan adanya ketakutan kalau nantinya ada
anggota keluarga yang terinfeksi bahkan bisa menunjukkan adanya inatensi, gelisah, gangguan
tidur hingga depresi.

Selain itu pada pandemi ini akan meningkatkan screen time anak atau waktu yang di habiskan
anak di depan layar komputer atau smartphone. Hal tersebut salah satunya di sebabkan karena
adanya pembelajaran daring. Walaupun hal ini memiliki sisi positif karena dengan adanya hal
tersebut merupakan salah satu media hiburan dan digunakan sebagai metode pelepas stress
bagi anak, namun penggunaannya harus tetap di awasi oleh orang tua karena penggunaan di
luar waktu pembelajaran sekolah tentunya akan berisiko anak memperoleh informasi yang
tersedia yang tidak semuanya benar dan tidak semuanya merupakan informasi yang
dibutuhkan anak. Selain itu penggunaan screen time yang berlebihan dapat berakibat pada
gangguan pola tidur pada anak.

Hubungan didalam keluarga dan adanya ikatan yang kuat antar anggota keluarga tentunya
memegang peranan penting dalam kesehatan mental anak pada masa pandemi ini. Kehadiran
dan dukungan anggota keluarga lain tentunya dapat melindungi anak dari berbagai gangguan
stres, namun pada anak yang di tinggal sendiri akibat orang tua yang masih tetap bekerja
sementara mereka harus tetap dirumah karena sekolah yang masih belum buka tentunya
malah akan meningkatkan risiko terjadinya stress tadi.

American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan beberapa tips yang dapat digunakan oleh
orang tua untuk menjaga anak tetap nyaman dan tenang di rumah di masa pandemic ini
diantaranya;

Bantu anak untuk mengerti masalah kesehatan ini, tentang berita-berita menakutkan yang
mereka dengar, dengan bahasa yang sederhana. Serta tetap ingatkan mereka tentang
mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dan dengan berada di rumah akan lebih membantu
untuk seluruh anggota keluarga tetap sehat.

Perlihatkan bahwa orang tua mengerti perasaan mereka, terutama untuk anak usia sekolah
hingga remaja, saat mereka tidak bisa bertemu temannya, atau tidak bisa melakukan aktivitas
bersama teman seperti sebelumnya.

Tetap lakukan kontak dengan orang-orang tercinta, anak mungkin khawatir dengan nenek
kakeknya yang berada di kota lain, saat kontak langsung mungkin terhalangi,panggilan lewat
media telefon atau video call akan membantu.

Pada masa pandemic ini menjadi sangat penting untuk tetap mempertahankan perilaku hidup
sehat, lakukan pola bangun pagi dan tidur malam yang teratur, serta pola makan dan jadwal
makan yang teratur.

Lakukan aktifitas fisik sederhana dengan anak di rumah, ciptakan permainan-permainan kreatif
yang bisa dilakukan bersama keluarga di rumah. Kemudian damping anak dalam melakukan
aktivitas sekolah daring. Serta hindari hukuman fisik terhadap anak.

Anak merupakan aset bangsa dan merupakan calon-calon pemimpin bangsa, karena itu perlu di
perhatikan dan di berikan perlindungan terhadap kesehatannya baik kesehatan fisik maupun
mentalnya. Menjaga dan melindungi anak dari ancaman penyakit bukanlah pekerjaan yang
mudah, dibutuhkan kerja sama dari keluarga, masyarakat, guru, para stakeholder, serta pekerja
kesehatan dan sosia dan seluruh lapisan masyarakat sehingga terbina anak-anak generasi emas
penerus bangsa.

Anda mungkin juga menyukai