Anda di halaman 1dari 4

ISPA PADA ANAK DAN ALTERNATIF

PENCEGAHANNYA

ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah kondisi dimana terjadi gangguan pada
saluran pernapasan manusia pada bagian atas maupun bawah. Hal dapat diakibatkan oleh
banyak faktor misalnya akibat infeksi bakteri dan virus. Di kutip dari artikel Kemenkes
2022, bakteri dan virus penyebab infeksi ini diantaranya adalah streptokokus, stafilokokus,
pneumokokus, Haemophilus influenzae, Bordetella dan Corynebacterium. Sedangkan virus
penyebab diantaranya yxovirus, adenovirus, coronavirus, Picornavirus, Myxoplasma,
Herpesvirus dan masih banyak lagi.(1) Selain itu, ISPA juga bisa terjadi karena adanya
faktor lain misal karena keadaan usia, kekebalan tubuh, lingkungan tempat tinggal,
perokok aktif dan masih banyak lagi.

Umumnya, infeksi ini dapat menyerang siapa saja baik anak – anak hingga pada usia
lansia. Namun, kondisi ini sering kali menyerang pada anak – anak terutama yang
berusia > 5 tahun. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh pada anak seusia itu masih
sangat rentan sehingga mudah sekali untuk terjangkit penyakit. Menurut World Health
Organization (WHO), ISPA merupakan salah satu penyebab utama tingginya kesakitan
dan kematian pada balita. Indonesia termasuk dalam urutan negara yang mempunyai
tingkat kematian pada bayi akibat ISPA sekitar sebesar 8,4%pada tahun 2020. (2)

Sakit ini juga bukan hanya disebabkan semata karena bakteri atau virus, namun hal ini
dapat saja terjadi karena pengaruh lingkungan sekitar. Misalnya pada udara yang tercemar
akibat pembakaran umum, asap kendaraan, asap rokok, kelengasan dalam ruangan, terperatur
lingkungan atau rumah atau penyebaran debu tinggi. (3) Keluhan ISPA dapat berulang –
ulang atau mengalami kekambuhan. Kondisi ini dapat berkaitan dengan Pneumonia.
Gejala - gejala yang dapat timbul pada anak adalah batuk, sesak napas, sering bersin,
demam ringan, mengalami susah tidur, makan tidak lancar, kejang - kejang sampai
kondisi dimana anak menjadi hilang kesadaran karena frekuensi pernapasan pada jalur
napas anak menurun. Pada situasi ini, tentu akan sangat membahayakan kondisi pada anak
hingga dapat menyebabkan kematian. Semua ini terjadi tentu ada pemicunya sehingga
dapat menyebabkan sang anak mengalami hal seperti ini.
Keadaan seperti ini tentu harus segera ditangani dengan baik oleh ahli atau tenaga medis
yang sudah berpengalaman sehingga dapat meminimalisir terjadi keadaan yang lebih
buruk lagi. Namun, hal ini tentu dapat di tangani dengan cepat dan tepat ketika seorang
ibu tahu penanganan apa yang harus dilakukan. Untuk itu, pengetahuan dari seorang ibu
juga sangat diperlukan pada kondisi ini karena dapat membantu anak ketika sedang
mengalami kondisi tersebut.(4) Bukan hanya seorang ibu, namun semua kalangan atau
orang - orang disekitar pun harus diperkuat keterpekaannya akan kondisi lingkungan
sekitar jadi ketika seseorang mengalami hal ini, mereka bisa mendapatkan pertolongan
pertama.

Yang bisa dilakukan saat anak mengalami keadaan ini, pertama tentu jangan panic
sehingga otak dapat menganalisis kondisi apa yang sedang terjadi dan dari situ dapat
diketahui penanganan seperti harus di berikan. Kedua, pastikan anak mempunyai banyak
ruang untuk mendapatkan oksigen dengan baik. Jika anak menangis tetap tenang karena
itu adalah respon sang anak terhadap apa yang dirasakan. Jika mempunyai obat, berikan
pada anak sehingga dapat mengurangi sakit yang dirasakannya. Perhatikan setiap
perkembangan yang terjadi pada anak. Jika sakitnya semakin parah maka sangat
dianjurkan untuk membawa anak ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan
lanjutan yang lebih baik.

Namun, keadaan - keadaan seperti ini tentu dapat dihindari ketika sudah ada pencegahan
yang dilakukan sebelumnya sehingga imun anak atau orang - orang sekitar menjadi lebih
kebal terhadap kondisi disekitarnya. Pencegahan - pencegahan yang dapat diterapkan dari
rumah misalnya berjemur di matahari pagi. Matahari pagi dapat memproduksi sel darah
putih sehingga tubuh akan lebih tahan terhadap infeksi virus dan bakteri. menghindari asap
rokok atau lingkungan yang banyak polusinya karena dapat merusak saluran pernapasan
hingga paru - paru. Menjaga pola makan yang baik karena ketika anak atau seseorang
mempunyai gizi yang cukup bagi tubuh maka pertahanan imun dari tubuh tentu akan
lebih kuat. Menjaga pola tidur anak karena ketika anak mempunyai pola tidur yang baik
maka sel imun yang ada didalam tubuh anak juga akan bekerja dengan baik sehingga
anak akan terhindar dari hal - hal seperti ini

Jadi dapat disimpulkan bahwa, ISPA pada anak akan sangat berbahaya jika tidak ditangani
dengan cepat dan tepat. Dalam hal ini, peran ibu sangatlah penting untuk melakukan
penanganan secara mandiri ketika sang anak mengalami hal seperti ini. Kebiasaan -
kebiasaan yang sering dilakukan juga harus selalu diperhatikan karena dapat menjadi
salah satu faktor pemicu ISPA pada anak.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wattimena VII, Kailola NE, Mainase J. Hubungan faktor-faktor risiko


dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di Desa Banda
Baru Kecamatan Ahamai Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2020. Pattimura
Med Rev [Internet]. 2021;3(1):9–32. Available from:
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index
2. Hanum R. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencegahan Infeksi Saluran
Pernapasan Akut ( ISPA ) Dengan Kekambuhan ISPA Pada Balita Factors
Influencing the Prevention of Acute Respiratory Infection ( ARI ) with ARI
Recurrence in Toddlers. 2023;9(1):345–53.
3. Junilantivo F, Priyadi P, Noviadi P. Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian
Penyakit Ispa pada Balita di Kota Palembang. J Sanitasi Lingkung.
2022;2(2):93–100.
4. Amiruddin A, Anasril A, Maryono M, Gustini S. Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Tindakan Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada
Anak Balita. J Sos Sains. 2022;2(10):1144–50.

Anda mungkin juga menyukai