BAB I
PENDAHULUAN
menyerang organ pernapasan bagian atas dan organ pernapasan bagian bawah.
menyerang inang ketika daya tahan tubuh melemah. ISPA sering terjadi pada
anak kecil dan menjadi alasan utama kunjungan ke IGD atau Puskesmas untuk
daya tahan tubuh yang masih rentan terhadap banyak penyakit (Nasution,
2019).
pengasuhan anak, terutama ibu yang memberikan perhatian dan kasih sayang
sejak awal. Oleh karena itu, jika perilaku informasi ibu baik maka ia dapat
Kebersihan adalah lingkungan yang bebas dari pencemaran udara, air dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko. Resiko terjadinya ISPA secara umum
pencemaran udara dalam ruangan (seperti debu, asap rokok, asap pembakaran
sampah, asap obat nyamuk bakar, asap bahan bakar memasak), lingkungan
rumah, kelembaban, kebersihan, musim, suhu). Pada balita terdapat dua faktor
individu yaitu umur balita, berat badan lahir, status gizi, vitamin dan
pengobatan ISPA yang dilakukan ibu dan anggota keluarga lainnya terhadap
bayi atau anak kecil (Nurmaini, Parasibu & Santoso, 2021). Faktor lingkungan
(Ariano, 2019).
Hasil penelitian (Sercy Servya, Soni Doke, Soleman Landi 2023) tentang
ISPA pada Balita yang menggunakan jenis penelitian survey analtik, dengan
lantai rumah. (nilai p = 0,003), kondisi dinding rumah (p-value = 0.002), usia
balita (p-value = 0.000), jenis kelamin balita (p-value = 0.000) namun tidak
angka kematian akibat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak di
bawah 5 tahun adalah lebih dari 40 per 1.000 kelahiran hidup, atau 15-20%
per tahun untuk anak di bawah 5 tahun. ISPA tergolong penyakit yang dapat
maju. Angka kejadian ISPA di negara maju disebabkan oleh virus, sedangkan
meninggal akibat ISPA setiap hari, 100 anak per jam dan 1 anak per detik,
(ISPA) pada bayi bertanggung jawab atas 12,4 juta kematian di seluruh dunia
pada bayi usia 0-5 tahun, dua pertiganya adalah bayi yaitu pada kelompok usia
dibawah usia 5 tahun di Indonesia. Selain itu, penyakit ini juga sering masuk
dengan data tertinggi di Provinsi DKI Jakarta 99,8%, Bali 97,0%, Sumatera
petugas kesehatan (dokter, perawat atau bidan) atau gejala yang Anda alami.
Selain itu, prevalensi gejala ISPA sebagian besar terjadi di wilayah perdesaan,
Sedangkan Dua tahun sebelumnya, menurut data yang dimuat di laman Badan
rhinovirus dan virus corona pada tahun 2017 dan 2018 sangatlah signifikan.
tanggal 23 februari 2024, data di tahun 2023 dari bulan oktober sampai
ISPA mencapai 486 kasus, dan di desa Matayangan terdapat kasus ISPA
sebanyak 36 kasus. Desa Matayangan adalah salah satu desa yang berada
dilihat bahwa angka kejadian ISPA begitu menyita perhatian yang serius.
Berdasarkan dari data dan fenomena yang telah di uraikan dalam latar
Matayangan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang terlibat, khususnya bagi peneliti sendiri, manfaat yang ingin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2018).
Cuningham, 2019).
9
1) Tahu (Know)
sebagainya.
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
sebagainnya.
5) Sintesis (Syntesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
ada.
(Notoatmojo, 2019) :
ahli pengetahuan.
12
1) Sosial ekonomi
seseorang.
2) Kultur (budaya)
3) Pendidikan
4) Pengalaman
6) Hubungan sosial
tempat yang baik-baik saja tidak tercemar dari kotoran dan elok di
kriteria :
1) Suhu ruangan
2) Kelembapan ruangan
suhu rungan.
3) Ventilasi
4) Pencahayaan
5) Kepadatan Hunian
tidur pada balita perlu juga di perhatikan, luas ruang tidur yang
6) Dinding
2019).
7) Lantai
ISPA sebagian besar hanya bersifat ringan seperti batuk pilek yang
2021).
19
lebih jenis virus, bakteri, jamur, dan riketsia yang terdiri dari
(Hasan, 2020):
dan lain-lain.
4. Riketsia : Coxielaburnetii
(Haris, 2021).
20
(Kemenkes, 2019).
1) Batuk
sebagai berikut:
campak
gelisah
5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
Faringotositilitis.
22
a. Pneumonia.
b. Bukan pneumonia
dingin.
a. Pneumonia
b. Bukan pneumonia
(Alfarindah, 2020) :
lingkungan.
2. Imunisasi
2019).
Pengetahuan
Kejadian ISPA
Kebersihan lingkungan
fisik rumah Tanda dan gejala ISPA
adalah demam, pusing,
Peneliti tahun
No Judul dan sumber Subyek Instrumen Metode Temuan
Desain
1. Hubungan Sercy Servya, Sampel Kuosioner Jenis Hasil analisis
Pengetahuan Soni Doke, yang penelitian ini uji Chi-Square
Ibu dan Soleman digunakan menggunakan didapatkan
Saniasi Fisik Landi Tahun sebanyak survey bahwa kejadian
Rumah 2023 95 analitik ISPA ada
terhadap responden hubungan
Kejadian dengan tingkat
ISPA pada pengetahuan
Balita di ibu (p-value =
Wilayah 0,001),
Kerja ventilasi rumah
Puskesmas (p-value =
Tarus 0,004),
kepadatan
hunian (p-value
= 0,000 ),
kondisi lantai
rumah (p-value
= 0,003),
kondisi dinding
rumah (p-value
= 0,002), umur
balita (p-value
= 0,000).
27
BAB III
Pengetahuan
Kejadian ISPA
Kebersihan Lingkungan
Fisik Rumah:
Kepadatan
hunian rumah
Ventilasi rumah
Keterangan:
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
yaitu data yang diambil hanya satu kali dan pengukuran variabel independent
dan dependen dilakukan pada kurun waktu yang sama (Sugiyono, 2018).
fenomena atau hubungan antara variabel independen dan dependen dalam satu
waktu/sesaat.
4.3.1 Populasi
baik makhluk hidup maupun benda mati, gejala-gejala, nilai tes, atau
4.3.2 Sampel
lembar observasi.
Tipe data dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data
diperoleh tercatat dalam buku atau suatu laporan yang digunakan dalam
Data yang diperoleh secara langsung dari objek yang akan diteliti.
software.
tidaknya data yang sudah digunakan dan lain sebagainya. Setelah itu
secara umum dibedakan atas dua yaitu data kategori berupa skala
ordinal dan nominal, data numeric berupa skala rasio dan intraveal
(Natotmodjo, 2020)
36
b. Jika nilai p > (0,05) maka hipotesis (Ho) ditolak, berarti tidak ada
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
Penyajian Hasil
Penelitian
Laporan Hasil
Penelitian