Anda di halaman 1dari 11

DETERMINAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KUIN RAYA KOTA BANJARMASIN TAHUN 2021


Azkia Yasifa Ahla 1*, Agus Jalpi 2, Hilda Irianty 3
1,2,3
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
*Email : azkia99.ahla@gmail.com

ABSTRAK

Prevalensi ISPA beberapa bulan terakhir tersebar di provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 27,1% rentang
13,2% - 42,3%. Menurut data tahun 2020 laporan kasus pada Puskesmas Kuin Raya Kota Banjarmasin memiliki
angka kejadian ISPA tertinggi dari 10 besar yang sering di derita oleh masyarakat setempat khususnya balita.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Determinan Penyakit ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kuin
Raya Kota Banjarmasin Tahun 2021. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan
desain Cross Sectional. Sampel sebanyak 56 responden dengan pengambilan sampel dengan teknik Random
Sampling. Analisis data penelitian menggunakan uji Chi-Square dengan (α = 0,05). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah balita ISPA ringan sebanyak 44 (78,6%), ISPA sedang sebanyak 7 (12,5%) dan
ISPA berat sebanyak 5 (8,9%). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara Pengetahuan (p-
value = 0,000), Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga (p-value = 0,002), Status Gizi (p-value = 0,003),
Kebiasaan Menggunakan Obat Nyamuk Bakar (p-value = 0,041) dengan penyakit ISPA pada balita di wilayah
kerja Puskesmas Kuin Raya Kota Banjarmasin Tahun 2021. Disarankan kepada pihak puskesmas agar dapat
meningkatkan upaya-upaya preventif melalui penyuluhan tentang penyakit ISPA dan memperbanyak informasi
tentang ISPA melalui poster-poster yang ditempel di puskesmas atau di tempat-tempat lain yang mudah terlihat
dan dibaca sehingga menambah pengetahuan masyarakat khususnya ibu yang memiliki balita.

Kata Kunci: ISPA, Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga, Kebiasaan Menggunakan Obat Nyamuk
Bakar, Pengetahuan, Status Gizi

ABSTRACT
The prevalence of ARI in the last few months spread across the province of South Kalimantan was 27,1%
ranging from 13,2% - 42,3%. According to data in 2020 case reports at the Kuin Raya Health Center in
Banjarmasin City have the highest incidence of ARI of the top 10 which are often suffered by the local
community especially toddlers. The purpose of this study was to determine the determinants of ARI in children
under five in the working area of Kuin Raya Public Health Center Banjarmasin City in 2021. The type of
research used was an analytical survey with a Cross Sectional design. The sample is 56 respondents with
random sampling technique. Analysis of research data using Chi-Square test with (α = 0,05). The results
showed that the number of children under five with mild ARI was 44 (78,6%), moderate ARI was 7 (12,5%) and
severe ARI was 5 (8,9%). In this study it showed that there was a relationship between Knowledge (p=0,000),
Smoking Habits of Family Members (p=0,002), Nutritional Status (p=0,003), Habits of Using Mosquito Burn
Drugs (p=0,041) with ARI disease in children under five in the area Kuin Raya Public Health Center in
Banjarmasin City in 2021. It is recommended that the puskesmas be able to increase preventive efforts through
counseling about ARI diseases and increasing information about ARI through posters posted at the puskesmas
or in other places that are easily visible and readable so that increase public knowledge especially mothers who
have toddlers.

Keywords : ARI, Smoking Habits Of Family Members, Habit Of Using Mosquito Coils, Knowledge,
Nutritional Status

PENDAHULUAN 30%, DBD sebesar 15% dan malaria


sebesar 15%, Indonesia berpotensi sebagai
Indonesia adalah negara yang
daerah tropis menjadi daerah endemik dari
berpenghasilan rendah dan negara ketiga
beberapa penyakit infeksi yang setiap saat
yang memiliki penduduk yang sangat
dapat menjadi ancaman bagi kesehatan
padat di Asia. Menurut Profil Kesehatan
masyarakat, pengaruh geografis dapat
Indonesia, 2018 angka kematian penyakit
mendorong terjadinya peningkatan kasus
di Indonesia diantaranya penyakit menular
maupun kematian penderita akibat
seperti ISPA sebesar 40%, diare sebesar
penyakit ISPA (Profil Kesehatan udara yang berasal dari keluar masuk truk
Indonesia, 2018). pertamina dan kendaraan, sehingga dapat
Berdasarkan data Dinas Kesehatan memungkinkan balita terkena ISPA selain
Kota Banjarmasin, tercatat 1.385 kasus itu adanya anggota keluarga merokok di
ISPA pada minggu 34 tahun 2019. dalam rumah yang menyebabkan asap
Sementara, pada minggu 36 meningkat rokok dapat mencemari udara di dalam
menjadi 1.428 kasus. Atau, selama rumah, penggunaan obat anti nyamuk
memasuki masa dimana kota Seribu bakar atau semprot yang menyebabkan
Sungai dikepung oleh kabut asap (Dinkes asap hasil pembakaran yang mengandung
Kota Banjarmasin, 2019). pestisida dapat terhirup oleh balita, kondisi
Salah satu faktor yang berperan suhu ruangan yang tidak memenuhi syarat
penting terhadap kejadian ISPA pada di dalam rumah bisa terjadinya kejadian
balita yaitu pengetahuan ibu. Pengetahuan ISPA, kelembaban ruangan di dalam
adalah domain terbentuknya tindakan rumah yang tidak memenuhi syarat juga
seorang ibu tentang perawatan pada bisa dapat menyebabkan kejadian penyakit
anaknya dapat menjadi dasar ibu ISPA, penggunaan bahan bakar memasak
melakukan tindakan perawatan dengan juga dapat mempengaruhi pencemaran
benar. Melalui pengetahuan yang baik, ibu udara di dalam rumah seperti penggunaan
dapat mengetahui kebutuhan anaknya agar kayu bakar, briket atau arang dan minyak
anak tetap sehat dan berkembang dengan tanah yang menghasilkan asap, asap hasil
baik. Sebaliknya ibu yang tidak pembakaran yang dapat menimbulkan
mengetahui perawatan pada anak dengan pencemaran udara di dalam rumah jika
baik menyebabkan kebutuhan anaknya apabila terpapar langsung oleh balita
terhadap kesehatan tidak akan terpenuhi terjadinya kejadian ISPA (Mukono, 2015).
(Notoatmodjo, 2012). Puskesmas Kuin Raya salah satu
Balita adalah kelompok anak yang pelayanan kesehatan yang berada di Kota
berada pada rentang usia 0-5 tahun. Anak Banjarmasin. Puskesmas Kuin Raya
balita juga merupakan kelompok umur termasuk dalam Kecamatan Banjarmasin
yang rawan gizi dan rawan penyakit. Barat yang mencakup 3 kelurahan antara
Kelompok ini yang merupakan kelompok lain Kelurahan Kuin Cerucuk, Kelurahan
umur yang paling menderita akibat gizi, Kuin Selatan dan Kelurahan Belitung
dan jumlahnya dalam populasi besar. Utara yang berada di wilayah kerja
Beberapa kondisi atau anggapan yang Puskesmas Kuin Raya Kota Banjarmasin,
menyebabkan anak balita ini rawan gizi menurut data dari Puskesmas Kuin Raya
dan rawan kesehatan seperti anak balita kejadian ISPA merupakan salah satu
sudah mulai main di tanah dan sudah dapat penyakit utama dari beberapa penyakit
main di luar rumahnya sendiri sehingga lainnya yang ada di wilayah kerja
lebih terpapar dengan lingkungan yang Puskesmas Kuin Raya. Wilayah kerja
kotor dan kondisi yang memungkinkan Puskesmas Kuin Raya merupakan wilayah
untuk terinfeksi dengan berbagai macam yang padat penduduk, kondisi fisik rumah
penyakit, anak balita belum dapat yang masih ada yang memiliki rumah semi
mengurus dirinya sendiri termasuk dalam permanen, berdekatan langsung dengan
memilih makanan, di pihak lain ibunya bahu jalan sehingga dapat menyebabkan
sudah tidak begitu memperhatikan lagi berbagai faktor resiko seperti pencemaran
makanan anak balita karena dianggap udara akibat asap kendaraan sehingga
sudah dapat makan sendiri (Notoatmodjo, banyak balita yang mengalami kejadian
2003). ISPA selain itu kejadian ISPA dapat
Faktor lingkungan dapat disebabkan beberapa faktor yaitu dari
mempengaruhi kondisi kesehatan balita faktor individu balita dapat dilihat dari
seperti kondisi fisik rumah dan polusi status gizi yang merupakan faktor resiko
yang menyebabkan kejadian ISPA yang 2021. Sampel dalam penelitian ini adalah
berada di wilayah kerja Puskesmas Kuin mengambil sebagian dari populasi yang
Raya masih ada balita yang mengalami telah ada dan diukur untuk menduga
gizi buruk dan balita gizi kurang yang karakteristik populasi yaitu ibu yang
artinya masih ada balita yang berada di memiliki balita sekitar 1-5 tahun. Pada
wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya penelitian ini sampel diambil dari sebagian
mengalami permasalahan tentang status populasi dengan perhitungan sampel
gizi (Profil Puskesmas Kuin Raya, 2019). berdasarkan rumus Slovin. Berdasarkan
Berdasarkan hasil studi sampel yang dapat ditarik dengan teknik
pendahuluan pada tanggal 21 - 22 Mei Random Sampling yaitu sebanyak 56
2021 yang dilakukan peneliti di Puskesmas responden. Teknik Random Sampling yaitu
Kuin Raya, pada data laporan tahunan teknik pengambilan sampel dengan cara
Program Pengendalian ISPA di Puskesmas acak tanpa memperhatikan strata yang ada
terdata jumlah kasus ISPA balita pada dalam anggota populasi (Notoatmodjo,
tahun 2019 sebanyak 6.473 balita pada 2010).
periode Januari sampai Desember, pada
tahun 2020 sebanyak 684 balita pada Analisis data yang digunakan dalam
periode Januari sampai Desember penelitian ini adalah sebagai berikut:
sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 126
1. Analisis Univariat
balita pada periode Januari sampai Juli.
Analisis univariat adalah suatu tabel
Penyakit ISPA ini menduduki urutan
yang menggambarkan penyajian data
teratas pada 10 penyakit terbanyak di
untuk satu variabel saja.
Puskesmas Kuin Raya. Dan berdasarkan
Menggambarkan karakteristik masing-
hasil studi pendahuluan yang dilakukan
masing variabel yang diteliti dengan
peneliti balita yang ada di Puskesmas Kuin
menggunakan distribusi frekuensi dan
Raya terkena ISPA diakibatkan
persentasi dari tiap-tiap variabel dan
ketidaktahuan ibu tentang gejala,
kemudian dinarasikan.
penularan dan cara pencegahan ISPA.
2. Analisis Bivariat
Berdasarkan latar belakang diatas,
Analisis menggunakan tabulasi silang
penulis tertarik melakukan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui
dengan judul “Determinan Penyakit ISPA
hubungan dan sejauh mana kualitas
Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
hubungan antara variabel dependen
Kuin Raya Kota Banjarmasin Tahun
(pengetahuan ibu, status gizi,
2021”. kebiasaan menggunakan obat nyamuk
METODE PENELITIAN bakar dan kebiasaan merokok).
Dengan independen dengan uji statistic
Rancangan penelitian ini yang dipergunakan adalah Chi-Square,
menggunakan rancangan kuantitatif yaitu untuk mencari hubungan atau
observasional dengan pendekatan cross signifikasi hipotesis Asosiatif karena
sectional yaitu suatu pendekatan yang masing- masing variabel berbentuk
sifatnya sesaat pada suatu waktu dan tidak skala ordinal, pada tingkat kemaknaan
diikuti terus-menerus dalam kurun waktu p ≤ α 0,05, Apabila nilai p < α 0,05,
tertentu untuk mempelajari dinamika maka Ha diterima Ho ditolak, apabila
korelasi antara faktor-faktor risiko dengan nilai p > α 0,05 maka Ho diterima Ha
efek, observasi atau pengumpulan data ditolak (Saryono, 2008).
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang memiliki HASIL DAN PEMBAHASAN
balita 1-5 tahun yang melakukan Karakteristik Responden
kunjungan ke Puskesmas Kuin Raya Kota
Banjarmasin sebanyak 126 pada tahun
Tabel 1 Wilayah Puskesmas Kuin Raya Kota
Distribusi Karakteristik Responden di Banjarmasin Tahun 2021
Puskesmas Kuin Raya Penyakit ISPA f %
No Keterangan f % Ringan 44 78,6
1 Umur Ibu Sedang 7 12,5
17-22 4 7,3 Berat 5 8,9
23-28 39 70,9
Total 56 100
29-34 10 16,4
35-40 3 5,5 Sumber : Data Primer, 2021.
2 Pendidikan Terakhir Hasil distribusi tabel 2 diketahui
Ibu bahwa dari 56 responden di wilayah
SD 5 9,1 kerja Puskesmas Kuin Raya diperoleh
SMP 11 18,2 sebagian besar balita mengalami ISPA
SLTA/Sederajat 40 72,7
ringan sebanyak 44 balita (78,6%).
3 Pekerjaan Ibu
2. Pengetahuan Ibu
Ibu Rumah Tangga 39 70,9
Wiraswasta 17 29,1 Tabel 3.
4 Jenis Kelamin Balita Distribusi Frekuensi berdasarkan
Laki-laki 30 54,5 Pengetahuan Ibu di Wilayah
Perempuan 26 45,5 Puskesmas Kuin Raya Kota
5 Umur Balita Banjarmasin Tahun 2021
1-2 Tahun 35 61,8 Pengetahuan f %
3-5 Tahun 21 38,2 Kurang 7 12,5
Total 56 100 Cukup 11 19,6
Sumber : Data Primer, 2021. Baik 38 67,9
Berdasarkan tabel 1 di atas, Total 56 100
menunjukan bahwa dari 56 responden di Sumber : Data Primer, 2021.
wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya Tabel 3 diketahui bahwa dari 56
diperoleh sebagian besar responden umur responden di Puskesmas Kuin Raya
23-28 tahun sebanyak 39 responden Kota Banjarmasin diperoleh sebagian
(70,9%). Pada wilayah kerja Puskesmas besar responden yang memiliki tingkat
Kuin Raya diperoleh sebagian besar pengetahuan baik sebanyak 38
responden pada tingkat pendidikan terakhir responden (67,9%).
SLTA/Sederajat sebanyak 40 responden 3. Status Gizi
(72,7%), dan sebagian besar responden Tabel 4.
pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 39 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
responden (70,9%). Selain itu Berdasarkan Status Gizi Balita di Wilayah
tabel 1 dapat dilihat dari 56 responden di Puskesmas Kuin Raya Kota
wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin Tahun 2021
diperoleh sebagian besar balita jenis Status Gizi F %
kelamin balita kategori laki-laki sebanyak Gizi Kurang 27 48,2
30 balita (54,5%) serta diperoleh sebagian Gizi Baik 29 51,8
besar bahwa umur balita pada umur 1-2 Total 56 100
tahun sebanyak 34 balita (61,8%). Sumber : Data Primer, 2021.
Berdasarkan tabel 4 diketahui
Analisis Univariat bahwa dari 56 responden di Puskesmas
1. Penyakit ISPA pada Balita Kuin Raya Kota Banjarmasin diperoleh
Tabel 2. sebagian besar balita yang memiliki
Distribusi Frekuensi Responden gizi baik sebanyak 29 balita (51,8%).
berdasarkan Penyakit ISPA di 4. Kebiasaaan Menggunakan Obat
Nyamuk Bakar
Pengetahuan Penyakit ISPA Jumlah p-
Ringan Sedang Berat value
Tabel 5 n % N % n % N %
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kurang+cukup 6 33, 7 38, 5 27,8 18 100
Kebiasaan Menggunakan Obat 3 9
Baik 3 100 0 0,0 0 0,0 38 100 0,000
Nyamuk Bakar di Wilayah 8
Total 4 78, 7 12, 5 8,9 56 100
Puskesmas Kuin Raya Kota 4 6 5
Banjarmasin Tahun 2021 Sumber : Data Primer, 2021.
Kebiasaan Menggunakan
f % Berdasarkan tabel 7 menunjukan
Obat nyamuk bakar
Menggunakan 34 60,7 bahwa pengetahuan ibu dengan
Tidak Menggunakan 22 39,3 penyakit ISPA pada balita diperoleh
Total 56 100 sebagian besar responden kategori
Sumber: Data Primer, 2021 pengetahuan baik yang balita terkena
ISPA ringan sebanyak 38 balita
Berdasarkan tabel 5 diketahui
(100%).
bahwa dari 56 responden di Puskesmas
Hasil uji Pearson Chi-Square
Kuin Raya Kota Banjarmasin diperoleh
diperoleh nilai p-value = 0,000 < α =
sebagian besar responden yang
0,05 maka Ho di tolak yang berarti ada
menggunakan obat nyamuk bakar
hubungan antara pengetahuan ibu
sebanyak 34 responden (60,7%).
dengan penyakit ISPA pada balita di
5. Kebiasaaan Merokok Anggota
wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya
Keluarga
Kota Banjarmasin tahun 2021.
Tabel 6.
2. Hubungan Status Gizi dengan Penyakit
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
ISPA pada Balita
Kebiasaan Merokok Anggota
Tabel 8.
Keluarga Di Wilayah Puskesmas
Hubungan Status Gizi Dengan
Kuin Raya Kota Banjarmasin
Penyakit ISPA Pada Balita di
Tahun 2021
Kebiasaan
Wilayah Puskesmas Kuin Raya Kota
F % Banjarmasin Tahun 2021
Merokok Status Gizi Penyakit ISPA Jumlah p-
Merokok 31 55,4 Ringan Sedang Berat value
Tidak Merokok 25 44,6 n % N % n % N %

Total 56 100 Gzi Kurang 1 59, 6 22, 5 18,5 27 100


6 3 2
Sumber: Data Primer, 2021 Gizi Baik 2 96, 1 3,4 0 0,0 29 100 0,003
8 6
Berdasarkan tabel 6 diketahui Total 4 78, 7 12, 5 8,9 56 100
4 6 5
bahwa dari 56 responden di Puskesmas
Kuin Raya Kota Banjarmasin diperoleh Sumber: Data Primer, 2021
sebagian besar responden yang Berdasarkan tabel 8. menunjukan
merokok sebanyak 31 responden bahwa status gizi dengan penyakit
(55,4%). ISPA pada balita diperoleh kategori
gizi baik yaitu 29 responden, balita
Analisis Bivariat terkena ISPA ringan sebanyak 28
1. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan balita (96,6%).
Penyakit ISPA pada Balita Hasil uji Pearson Chi-Square
Berdasarkan data dapat dihubungkan diperoleh nilai p-value = 0,003 < α =
sebagai berikut: 0,05 maka Ho di tolak yang berarti ada
Tabel 7. hubungan antara status gizi dengan
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan penyakit ISPA pada balita di wilayah
Penyakit ISPA Pada Balita kerja Puskesmas Kuin Raya Kota
di Wilayah Puskesmas Kuin Raya Kota Banjarmasin tahun 2021.
Banjarmasin Tahun 2021
3. Hubungan Kebiasaan Menggunakan Sumber: Data Primer, 2021
Obat Nyamuk Bakar dengan Penyakit Berdasarkan tabel 10.
ISPA pada Balita. menunjukan bahwa kebiasaan merokok
Tabel 9. anggota keluarga dengan penyakit
Hubungan Kebiasaan Menggunakan ISPA pada balita di Puskesmas Kuin
Obat Nyamuk Bakar Dengan Raya Kota Banjarmasin diperoleh
Penyakit ISPA Pada Balita Di sebagian besar responden yang di
Wilayah Puskesmas Kuin Raya Kota anggota keluarganya merokok yaitu 31
Banjarmasin Tahun 2021 responden, balita terkena ISPA ringan
Kebiasaan Penyakit ISPA Jumlah p-
Menggunakan Ringan Sedang Berat value sebanyak 19 balita (61,3%).
Obat Nyamuk
Bakar n % n % N % N % Hasil uji Pearson Chi-Square
Menggunakan 2 67, 6 17, 5 14,7 34 100 diperoleh nilai p-value = 0,002 < α =
3 6 6 0,05 maka Ho di tolak yang berarti ada
Tidak 2 95, 1 4,5 0 0,0 22 100 0,041
menggunakan 1 5 hubungan antara kebiasaan merokok
Total 4 78, 7 12, 5 8,9 56 100
4 6 5
anggota keluarga dengan penyakit
Sumber : Data Primer, 2021 ISPA pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Kuin Raya Kota
Berdasarkan tabel 9. menunjukan Banjarmasin tahun 2021.
bahwa kebiasaan menggunakan obat
nyamuk bakar dengan penyakit ISPA PEMBAHASAN
pada balita di Puskesmas Kuin Raya
1. Analisis Univariat
Kota Banjarmasin diperoleh sebagian
a. Penyakit ISPA Pada Balita
besar responden menggunakan obat
Berdasarkan tabel diketahui
nyamuk bakar yaitu 34 responden,
bahwa responden di Puskesmas
balita terkena ISPA ringan sebanyak
Kuin Raya Kota Banjarmasin yang
23 balita (67,6%).
balita terkena ISPA ringan yaitu 44
Hasil uji Pearson Chi-Square
balita (78,6%), ISPA sedang yaitu
diperoleh nilai p-value = 0,041 < α =
7 balita (12,5%) dan ISPA berat
0,05 maka Ho di tolak yang berarti ada
yaitu 5 balita (8,9%).Dari hasil
hubungan antara kebiasaan
penelitian menunjukkan bahwa
menggunakan obat nyamuk bakar
balita yang memiliki riwayat ISPA
dengan penyakit ISPA pada balita di
ringan proporsinya lebih banyak
wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya
daripada balita yang ISPA sedang
Kota Banjarmasin tahun 2021.
dan ISPA berat, hal ini disebabkan
4. Hubungan Kebiasaan Merokok
karena masyarakat kurang mengerti
Anggota Keluarga dengan Penyakit
cara pencegahan penyakit ISPA
ISPA pada Balita
dan menyepelekan ISPA, berbagai
Tabel 10.
upaya telah dilakukan pihak
Hubungan Kebiasaan Merokok
puskesmas seperti penyuluhan
Anggota Keluarga dengan Penyakit
kesehatan, namun dampak
ISPA Pada Balita Di Wilayah
keberhasilan belum dirasakan,
Puskesmas Kuin Raya Kota
kelambatan keberhasilan upaya
Banjarmasin Tahun 2021
Kebiasaan Penyakit ISPA Jumlah p- penyuluhan kesehatan ini dapat
Merokok
Anggota
Ringan Sedang Berat value dipahami mengingat sasaran dari
n % n % n % N %
Keluarga penyuluhan kesehatan adalah
Merokok 1 61, 7 22, 5 16,1 31 100 perilaku manusia.
9 3 6
Tidak Merokok 2 100 0 0,0 0 0,0 25 100 0,002
b. Pengetahuan Ibu Dengan Penyakit
5 ISPA Pada Balita
Total 4 78, 7 12, 5 8,9 56 100
4 6 5
Berdasarkan tabel diketahui rawan gizi dan rawan penyakit.
bahwa responden di Puskesmas Kelompok ini yang merupakan
Kuin Raya Kota Banjarmasin kelompok umur yang paling
dilakukan tentang pengetahuan ibu menderita akibat gizi dan
dengan penyakit ISPA pada balita jumlahnya dalam populasi besar.
diperoleh kategori yang memiliki d. Kebiasaan Menggunakan Obat
pengetahuan kurang yaitu 7 Nyamuk Bakar Dengan Penyakit
responden (12,5%), pengetahuan ISPA Pada Balita
cukup yaitu 11 responden (19,6%) Berdasarkan tabel hasil
dan pengetahuan baik yaitu 38 penelitian tentang kebiasaan
responden (67,9%). menggunakan obat nyamuk bakar
Dari hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kuin
menunjukkan bahwa pengetahuan Raya Kota Banjarmasin yang
ibu yang mempunyai balita di menggunakan obat nyamuk bakar
wilayah kerja Puskesmas Kuin yaitu 34 responden (60,7%) untuk
Raya Kota Banjarmasin ada yang tidak menggunakan obat
sebagian ibu yang tidak nyamuk bakar yaitu 22 responden
mengetahui bagaimana terkena (39,3%).
ISPA dan proses terjadinya Dari hasil penelitian
penularan ISPA yang menunjukkan bahwa masih
menyebabkan ISPA pada balita. tingginya menggunaan obat
Ibu yang di usia muda kurang nyamuk bakar di wilayah kerja
memiliki pengalaman dalam Puskesmas Kuin Raya Kota
merawat anaknya dan ibu balita Banjarmasin disebabkan oleh
yang pengetahuannya baik tetapi beberapa faktor, yaitu kondisi
menyepelekan bahaya dari lingkungan dan sebagian daerahnya
penyakit ISPA. Dengan demikian dekat dengan sungai. Masyarakat
semakin tinggi pengetahuan beranggapan bahwa menggunakan
seseorang tentang penyakit ISPA obat nyamuk bakar adalah salah
maka angka terkena penyakit ISPA satu cara untuk menghindari dari
akan semakin rendah, sebaliknya gigitan nyamuk, namun
jika semakin rendah pengetahuan penggunaan obat nyamuk dalam
seseorang tentang penyakit ISPA jangka panjang sangat berpengaruh
maka angka terkena penyakit ISPA bagi kesehatan, terutama risiko
akan semakin tinggi. terjadinya gangguan saluran
c. Status Gizi Dengan Penyakit ISPA pernapasan. Dengan demikian
Pada Balita merurut hasil penilitian ini bahwa
Berdasarkan tabel diatas asap dari menggunaan obat
diketahui bahwa responden di nyamuk bakar berpengaruh
Puskesmas Kuin Raya Kota terhadap penyakit ISPA.
Banjarmasin yang memilliki status e. Kebiasaan Merokok Dengan
gizi dengan penyakit ISPA pada Penyakit ISPA Pada Balita
balita diperoleh kategori gizi Berdasarkan tabel diketahui
kurang yaitu 27 balita (48,2%) dan bahwa responden di Puskesmas
gizi baik yaitu 29 balita Kuin Raya Kota Banjarmasin yang
(51,8%).Dari hasil penelitian merokok yaitu 31 responden
menunjukkan bahwa masih banyak (55,4%) dan yang tidak merokok
ibu yang membiarkan anak jajanan yaitu 25 responden (44,6%).
di luar. Anak balita juga Dari hasil penelitian
merupakan kelompok umur yang menunjukkan bahwa masih
tingginya kebiasaan merokok yang terdiri ISPA ringan, ISPA
anggota keluarga di wilayah kerja sedang dan ISPA berat hal ini
Puskesmas Kuin Raya Kota dikarenakan responden kurang
Banjarmasin didapatkan anggota memiliki pengalaman dalam
keluarga yang merokok yaitu ayah merawat anaknya dan minim
dan nenek. Disebabkan beberapa pengetahuan. Sedangkan ibu balita
faktor yaitu masyarakat berpengetahuan baik yaitu 38
berpendapat bahwa merokok responden yang terdiri dari ISPA
adalah salah satu cara untuk ringan, ISPA sedang dan ISPA
menghilangkan stress, membuat berat hal ini dikarenakan ibu balita
relax, dapat memberi efek positif mungkin pengetahuannya baik
dan membuat lebih fokus dalam tetapi menyepelekan bahaya dari
bekerja. Asap rokok memiliki efek penyakit ISPA.
samping lebih buruk dibandingkan b. Hubungan Status Gizi Dengan
dengan asap lainnya karena bisa Penyakit ISPA Pada Balita
menyebabkan iritasi mukosa Berdasarkan dari hasil
saluran pernapasan dan penelitian menunjukkan bahwa di
menimbulkan ISPA radikal bebas Puskesmas Kuin Raya Kota
yang terdapat pada asap rokok bisa Banjarmasin status gizi dengan
merusak jaringan paru. penyakit ISPA pada balita
2. Analisis Bivariat diperoleh kategori gizi kurang yaitu
a. Hubungan Pengetahuan Ibu 27 responden, menderita ISPA
Dengan Penyakit ISPA Pada Balita ringan yaitu 16 balita (59,3%),
Berdasarkan tabel hasil ISPA sedang yaitu 6 balita (22,2%)
penelitian menunjukkan bahwa di dan ISPA berat yaitu 5 balita
Puskesmas Kuin Raya Kota (18,5%). Sedangkan gizi baik yaitu
Banjarmasin didapatkan 29 responden, menderita ISPA
pengetahuan kurang + cukup yaitu ringan yaitu 28 balita (96,6%),
18 responden, terkena ISPA ringan ISPA sedang yaitu 1 balita (3,4%)
sebanyak 6 balita (33,3%), ISPA dan ISPA berat yaitu 0 balita
sedang sebanyak 7 balita (38,9%) (0,0%). Hasil uji Statistik dengan
dan ISPA berat sebanyak 5 balita menggunakan uji Chi-Square
(27,8%). Sedangkan pengetahuan diperoleh nilai p = 0,03 dengan p <
baik yaitu 38 responden, terkena (α=0,05) maka artinya ada
ISPA ringan sebanyak 38 balita hubungan antara status gizi dengan
(100%). Hasil uji Statistik dengan penyakit ISPA pada balita di
menggunakan uji Chi-Square wilayah kerja Puskesmas Kuin
diperoleh nilai p = 0,00 dengan p < Raya Kota Banjarmasin Tahun
(α=0,05) maka artinya ada 2021. Salah satu faktor yang
hubungan bermakna (signifikan) mempengaruhi penyakit ISPA pada
antara pengetahuan ibu dengan balita yaitu status gizi. Balita
penyakit ISPA pada balita di dengan gizi kurang akan lebih
wilayah kerja Puskesmas Kuin mudah terserang ISPA bahkan
Raya Kota Banjarmasin Tahun serangannya lebih lama
2021. Berdasarkan data hasil 56 dibandingkan dengan balita gizi
responden tersebut menunjukan normal karena daya tahan tubuh
bahwa keadaan pengetahuan ibu yang kurang (Maryunani, 2010).
balita terutama yang ada di c. Hubungan Kebiasaan
Puskesmas Kuin Raya pengetahuan Menggunakan Obat Nyamuk Bakar
kurang + cukup yaitu 18 responden Dengan Penyakit ISPA Pada Balita
Berdasarkan hasil penelitian Hasil uji Statistik dengan
menunjukkan bahwa di Puskesmas menggunakan uji Chi-Square
Kuin Raya Kota Banjarmasin diperoleh nilai p = 0,02 dengan p <
responden menggunakan obat (α=0,05) maka artinya ada
nyamuk bakar yaitu 34 responden. hubungan bermakna (signifikan)
Menderita ISPA ringan yaitu 23 antara kebiasaan merokok anggota
balita (67,6%), ISPA sedang yaitu keluarga dengan penyakit ISPA
6 balita (17,6%) dan ISPA berat pada balita di wilayah kerja
yaitu 5 balita (14,7%). Sedangkan Puskesmas Kuin Raya Kota
gizi baik yaitu 22 responden, Banjarmasin Tahun 2021. Merokok
menderita ISPA ringan yaitu 21 yang merupakan suatu kebiasaan
balita (95,5%), ISPA sedang yaitu bagi sebagian orang, terkadang
1 balita (4,5%) dan ISPA berat dilakukan tidak mengenal waktu
yaitu 0 balita (0,0%). Hasil uji dan tempat, sementara perilaku
Statistik dengan menggunakan uji akan tumbuh dari suatu kebiasaan.
Chi-Square diperoleh nilai p = 0,41 Demikian juga dengan kebiasaan
dengan p < (α=0,05) maka artinya merokok di dalam rumah,
ada hubungan bermakna merupakan salah satu masalah
(signifikan) antara kebiasaan kesehatan yang mengkhawatirkan,
menggunakan obat nyamuk bakar karena dengan semakin banyaknya
dengan penyakit ISPA pada balita jumlah perokok maka berarti
di wilayah kerja Puskesmas Kuin semakin banyak pula penderita
Raya Kota Banjarmasin Tahun gangguan kesehatan yang muncul
2021. Sebagian besar masyarakat akibat merokok ataupun menghirup
di Kelurahan tersebut mencari asap rokok bagi perokok pasif,
alternatif untuk menanggulangi seperti gangguan pernapasan serta
gangguan nyamuk salah satunya dapat meningkatkan risiko untuk
yang sampai saat ini menjadi mendapat serangan ISPA
pilihan bagi masyarakat adalah khususnya pada balita.
menggunakan obat nyamuk bakar
dengan berbagai merek dan bentuk PENUTUP
yang dijual di pasaran atau warung- Kesimpulan
warung. 1. Penelitian yang dilakukan di wilayah
d. Hubungan Kebiasaan Merokok kerja Puskesmas Kuin Raya Kota
Anggota Keluarga Dengan Banjarmasin bahwa sebagian besar
Kejadian ISPA Pada Balita balita mengalami ISPA ringan
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 44 balita (78,6%).
menunjukkan bahwa di Puskesmas
2. Pengetahuan ibu di wilayah kerja
Kuin Raya Kota Banjarmasin
responden yang di anggota Puskesmas Kuin Raya Kota
keluarganya merokok terdapat 31 Banjarmasin sebagian besar
responden. Menderita ISPA ringan pengetahuan kurang sebanyak 7
yaitu 19 balita (61,3%), ISPA responden (12,5%), pengetahuan
sedang yaitu 7 balita (22,6%) dan cukup sebanyak 11 responden (19,6%),
ISPA berat yaitu 5 balita (16,1%). sedangkan pengetahuan baik sebanyak
Sedangkan gizi baik yaitu 25
38 responden (67,9%).
responden, menderita ISPA ringan
yaitu 25 balita (100%), ISPA 3. Status gizi balita di wilayah kerja
sedang yaitu 0 balita (0,0%) dan Puskesmas Kuin Raya Kota
ISPA berat yaitu 0 balita (0,0%). Banjarmasin sebagian besar memiliki
gizi kurang sebanyak 27 balita (48,2%) penyakit ISPA dan memperbanyak
sedangkan gizi baik sebanyak 29 balita informasi tentang ISPA melalui poster-
(51,8%). poster yang ditempel di puskesmas
4. Kebiasaan menggunakan obat nyamuk atau di tempat-tempat lain yang lebih
bakar di wilayah kerja Puskesmas Kuin strategis (mudah terlihat dan dibaca),
Raya Kota Banjarmasin sebagian besar sehingga kejadian ISPA pada balita di
menggunakan obat nyamuk bakar wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya
sebanyak 34 responden (60,7%), Kota Banjarmasin dapat diminimalisir.
sedangkan yang tidak menggunakan 2. Bagi Ibu Balita (responden)
sebanyak 22 responden (39,3%). Untuk masyarakat terutama para ibu-
5. Kebiasaan merokok anggota keluarga ibu agar memperhatikan perilaku
di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya kesehatan baik dari pengetahuan agar
Kota Banjamasin sebagian besar bisa mengetahui dan memahami
merokok sebanyak 31 responden tentang pentingnya memberikan
(55,4%), sedangkan yang tidak makanan yang bernilai gizi,
merokok sebanyak 25 responden mengingatkan anak untuk mencuci
(44,6%). tangan sebelum makan setelah
6. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan bermain. Bahaya penggunaan obat
penyakit ISPA pada balita di wilayah nyamuk bakar dan bahaya asap rokok
kerja Puskesmas Kuin Raya Kota di dalam rumah terhadap kesehatan
Banjarmasin Tahun 2021 (p- value = anggota keluarganya terutama balita,
0,000). terutama tindakan dimana masyarakat
7. Ada hubungan status gizi dengan masih kurang melakukan hal-hal yang
penyakit ISPA pada balita di wilayah diketahui dalam pencegahan ISPA
kerja Puskesmas Kuin Raya Kota secara nyata dan dalam kehidupan
Banjarmasin Tahun 2021 (p- value = sehari-hari.
0,003). 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
8. Ada hubungan kebiasaan Dapat digunakan sebagai bahan
menggunakan obat nyamuk bakar masukan untuk penelitian lebih lanjut
dengan penyakit ISPA pada balita di mengenai variabel lain tentang ISPA,
wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya misalkan mengetahui secara mendalam
Kota Banjarmasin Tahun 2021 (p- upaya pencegahan dengan kejadian
value = 0,041). ISPA pada balita, mengetahui faktor-
9. Ada hubungan kebiasaan merokok faktor lain seperti status pemberian
anggota keluarga dengan penyakit imunisasi dan pemberian ASI sehingga
ISPA pada balita di wilayah kerja diperoleh hasil penelitian yang lebih
Puskesmas Kuin Raya Kota variatif.
Banjarmasin Tahun 2021 (p-value =
0,002). UCAPAN TERIMAKASIH
Saran Penelitian ini dapat dilaksanakan
1. Bagi Puskesmas dengan baik berkat bantuan dari berbagai
Untuk lebih meningkatkan upaya- pihak, untuk itu peneliti mengucapkan
upaya preventif melalui penyuluhan terima kasih kepada Rektor UNISKA
berupa pemutaran video tentang MAB Banjarmasin, Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Ketua Jurusan WHO. 2008. Infeksi Saluran Pernafasan
Program Studi Fakultas Kesehatan Akut (ISPA) yang Cenderung
Masyarakat, Dosen Pembimbing, Dosen Menjadi Epidemi dan Pandemi.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Penguji, Pihak Puskesmas Kuin Raya Kota
http://www.who.int/csr/resources/pu
Banjarmasin yang telah memberikan blications/WHO_CDS_EPR_2008_
kerjasama yang baik dalam penelitian ini, 8bahasa.pdf. (diakses 18 Mei 2021
responden yang telah meluangkan waktu
dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini.

REFERENSI

Dinkes Kota Banjarmasin. 2019. Penderita


ISPA Di Kota Banjarmasin.
[Online].Diupdate09September2019
)https://apahabar.com/2019/09/pe
nderita-ispa-di-kota-banjarmasin/.
(diakses 6 Mei 2021)

Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2019.


Pedoman Penulisan Skripsi.
Universitas Islam Kalimantan
(UNISKA) Muhammad Arsyad Al
Banjari. Banjarmasin.

Profil Kesehatan Indonesia. 2018. Jakarta:


Kemenkes RI.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resour
ces/download/pusdatin/profil-
kesehatan-
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_
2018_1.pdf. (diakses 11 Mei 2021)a

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan


Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : Rineka Cipta.

. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

. 2012. Promosi Kesehatan Teori dan


Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.

. 2019. Profil Puskesmas Kuin Raya.


Kota Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai