Anda di halaman 1dari 6

E-ISSN : 2774-4689

Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3, No.1, Januari 2023


https://ojs.unhaj.ac.id/index.php/jukeshum/index Hal. 52-57

PENYULUHAN BAHAYA PAPARAN ASAP ROKOK TERHADAP


PENYAKIT ISPA BALITA DI KELURAHAN HELVETIA TIMUR
KECAMATAN MEDAN HELVETIA
Asnita Yani1, Selamat Tuahta Sipayung2
1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Langsa, Medan, Indonesis
*asnitayani@gmail.com

ABSTRAK

Balita adalah anak dengan umur di bawah lima tahun dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat dan renta terhadap berbagai penyakit menular salah satunya Ispa. Infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan akut dengan perhatian pada radang paru (pneumonia), bukan
telinga dan tenggorokan. ISPA akibat polusi adalah ISPA yang disebabkan oleh faktor risiko polusi udara
seperti asap rokok, asap pembakaran di rumah tangga, gas buang transportasi dan industri, kebakaran hutan
dan sampah. Paparan asap rokok berisi berbagai polutan yang berbahaya bagi kesehatan balita. Pengabdian
msayarakat ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan akan bahaya paparan asap rokok terhadap kesehatan
balita utamanya penyakit Ispa dengan metode ceramah dan tanya jawab. Keluhan Ispa yang berulang pada
balita, kurangnya pahaman mengenai residu asap rokok yang melakat pada alat-alat rumah tangga dan
kebiasan menyentuh balita setelah merokok menjadi merupakan temuan pada pengabdian masyarkat ini.
Setelah kegiatan pengabdian masyarkat terjadi peningkatan pengetahuan dari peserta penyuluhan dimana
peserta memahami bahaya paparan asap rokok pada balita khususnya penyakit Ispa serta memahami pula
jalur penularannya dan mengetahui apa yang dimaksud dengan perokok pasif.

Kata Kunc: Asap rokok, Ispa, Balita,

ABSTRACT
Toddlers are children under five years of age who are in a period of rapid growth and development and are
vulnerable to various infectious diseases, one of which is ISPA. Acute respiratory infection (ARI) is an acute
respiratory disease with attention to inflammation of the lungs (pneumonia), not the ears and throat. ARI due
to pollution is ARI caused by risk factors for air pollution such as cigarette smoke, household combustion
smoke, transportation, industrial exhaust gases, forest fires, and garbage. Exposure to cigarette smoke
contains various pollutants that are harmful to the health of toddlers. This community service aims to provide
education on the dangers of exposure to cigarette smoke on the health of toddlers, especially ARI with lecture
and question-and-answer methods. Recurring ISPA complaints in toddlers, lack of understanding regarding
cigarette smoke residue that sticks to household appliances, and the habit of touching toddlers after smoking
are findings in this community service. After the community service activities, there was an increase in the
knowledge of the counseling participants, where participants understood the dangers of exposure to cigarette
smoke in toddlers, especially ARI, and also understood the route of transmission and knew what passive
smoking meant.

Keywords: Cigarette smoke, ISPA, Toddlers

*Yani. A., & Sipayung, S. T. (2023)


52
JUKESHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat

PENDAHULUAN

Hingga saat ini penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) masih merupakan satu
diantara beberapa penyakit menular yang selalu berada di 10 besar penyakit utama di Indonesia
dan banyak menyerang anak usia balita. Insiden berdasarkan golongan umur Balita,
diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun pada negara berkembang dan 0,05 episode per
anak/tahun pada negara maju. Hal ini memperlihatkan terdapat 156 juta episode baru di dunia
per tahun dimana 151 episode (96,7%) berlaku di negara berkembang, yang mana 6 juta
episodenya terjadi di Indonesia (Kemenkes RI, 2016). Hasil Riset Kesehatan Dasar, angka
prevalensi ISPA di Propinsi Sumatera Utara berdasar golongan umur, angka tertinggi berada
pada golongan umur 24-35 bulan sebesar 11,44% pada tahun 2018 (Tim Rikesdas, 2018).
Adapun satu diantara penyebab tingginya angka kesakitan ISPA ini adalah keterpaparan asap
rokok. Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian diantara penelitian yang dilakukan oleh
Jamal (2022) yang menyatakan bahwa ada korelasi antara paparan asap rokok dengan penyakit
ISPA pada balita dengan nilai p. value 0,003 (Jamal,S. 2022). Hal ini juga sejalan dengan
penelitian yang penulis lakukan dengan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kebiasaan merokok di dalam rumah dengan probabilitas sebesar 0,001 dengan risiko untuk
mengalami Ispa pada balita yang bertempat tinggal pada rumah dengan kebiasaan merokok di
dalam rumah adalah sebesar 1,875 kali dibanding pada rumah yang tidak terdapat kebiasaan
merokok di dalamnya. (Majrul, AY, 2022).
Asap rokok mengandung berbagai zat-zat polutan yang berbahaya bagi kesehatan
seperti arsenik, benzena, benzona pirena, logam berat (timbal, kadmium), hidrogen sianida, tar,
nikotin dan karbon monoksida (CO). Asap yang keluar saat merokok mengandung polutan
yang mengancam keselamatan bagi perokok dan orang disekitarnya terutama pada balita
disebabkan mekanisme pertahanan tubuh balita yang masih sangat rendah. Makin banyak
jumlah rokok yang diisap oleh anggota keluarga makin besar memberi risiko ISPA bagi balita
terutama bila perokok adalah ibu balita (Astuti, 2017). Ada asap rokok yang tidak terlihat oleh
kasat mata, yaitu asap rokok yang menempel dan meninggalkan bahan kimia atau residu pada
baju, atap, sofa, gorden, dan tempat lain di dalam rumah. Saat merokok di luar ruangan atau
perokok pasif terpapar asap rokok, asap rokok bisa menempel di baju dan kulit sedangkan
merokok di dalam ruangan, residu bisa menempel di gorden, sofa, atap, bahkan mainan anak.
Orang yang menghirup asap rokok ini dinamakan dengan third hand smoker (Memopeace,
2014). Kebiasaan anak memasukkan tangan ke dalam mulut merupakan salah satu jalan
masuknya polutan asap rokok ke dalam tubuh anak.
Perokok pasif dapat menyebabkan pneumonia, bronchitis, batuk-batuk, sesak nafas,
serta penyakit telinga pada anak kecil. Anak-anak yang orang tuanya merokok akan mengalami
batuk, pilek, dan radang tenggorokan serta penyakit paru-paru yang lebih tinggi. Asap rokok
(Environmental Tobacco Smoke/ETS) memberi dampak semakin sukar diatasinya gejala anak-
anak penderita asma. Senyawa dalam asap rokok dapat pula mengakibatkan kanker paru pada
manusia, gangguan kehamilan dan janin, impotensi, serangan jantung. Balita yang memiliki
orang tua perokok mendapat risiko lebih besar terhadap gangguan saluran pernapasan dengan

Vol. 3, No. 1, 2023


53
JUKESHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat

tanda-tanda sesak napas, batuk disertai lendir berlebihan.( Kemenkes RI, 2011). Balita dapat
tertular Ispa dengan cara:
1. ISPA pada balita lazim didapat dari orang terdekatnya yang sebelumnya telah
terinfeksi ISPA. Umumnya penularan ISPA pada balita berlaku saat orang tersebut
bersin atau batuk tidak disertai dengan menutup mulut dan hidungnya.
2. Balita terkena saat ada di ruangan yang terlalu banyak orang dan ada yang sedang
sakit infeksi pernapasan saluran atas.
3. Ketika seseorang terinfeksi virus lalu menyentuh hidung dan mata anak, virus dapat
berpindah ke anak.
4. Lingkungan yang terlalu lembab memudahkan perkembangbiakan virus Ispa.
Saat kekebalan tubuh anak sedang lemah, anak lebih mudah tertular penyakit ini
(Veratama, 2017).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan pengabdian
masyarakat tentang bahaya paparan asap rokok terhadap penyakit Ispa Balita di Kelurahan
Helvetia Timur, Kec.Medan Helvetia, Medan

METODE

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Kelurahan Helvetia Timur, Kec.Medan


Helvetia, Medan pada tanggal 19 Desember 2022. Adapun sasaran dari pengabdian masyarakat
ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita yang hadir pada saat pelaksanaan posyandu Balita
Surya, Kelurahan Helvetia Timur, Medan Helvetia. Pengabdian masyarakat ini menggunakan
metode penyuluhan dengan ceramah dan tanya jawab melalui tahapan:
1. Persiapan Kegiatan
Tahap awal kegiatan dilakukan survey lokasi dan pengenalan diri kepada kader-kader
posyandu Balita Surya, kelurahan Helvetia Timur, Kec.Medan Helvetia serta meminta
izin dan jadwal untuk dapat melakukan penyuluhan bersamaan dengan jadwal
posyandu dilaksanankan. Dilakukan juga persiapan materi penyuluhan serta persiapan
media kegiatan yang digunakan berupa laptop, sistem power point dan proyektor .

2. Pelaksanaan Kegiatan
Di awal pelaksanaan disampaikan beberapa pertanyaan terkait bahaya asap rokok serta
penyebarannya yang memungkinkan timbulnyan penyakit pada balita guna
mengetahui pengetahuan ibu-ibu peserta yang hadir di posyandu. Selanjutnya
penyuluhan akan bahaya paparan aspa rokok terhadap penyakit Ispa balita disertai
dengan sesi tanya jawab.

Vol. 3, No. 1, 2023


54
JUKESHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat di posyandu Balita Surya pada


tanggal 19 Desember 2022 yang dihadiri 15 peserta, dari sesi tanya jawab didapati hasil bahwa
beberapa ibu mengeluhkan bayinya hampir setiap bulan terserang batuk-batuk. Sebagian besar
tidak mengetahui bahwa penularan Ispa melalui residu asap rokok yang melekat di kursi,
gorden atau pun alat-lat permainan balita yang disebabkan adanya kebiasaan merokok di dalam
rumah. Diketahui juga bahwa kebiasaan menyentuh balita setelah merokok yang dilakukan
anggota keluarga lainnya sering kali terjadi.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Merokok

Katagori n %
Merokok 13 86,7
Tidak Merokok 2 13,3
Jumlah 15 100
Sumber : data primer
Tabel di atas menunjukkan mayoritas anggota keluarga adalah merokok dengan
persentase sebesar 86,7%. Semakin banyaknya perokok aktif, semakin banyak pula orang lain
berada di posisi perokok pasif, termasuk anak-anak. Sebagian besar pria dewasa yang merokok
adalah bapak dari beberapa balita yang menjadikan balita tersebut sebagai perokok pasif.
Dampak risiko lebih buruk terjadi pada balita dibandingkan dengan orang dewasa.
Balita memiliki imunitas yang masih rendah dan alat pernafasan yang masih berkembang serta
rentan terhadap berbagai penyakit. Saluran pernafasan dan paru-paru yang kecil membuat
balita lebih sering bernafas sehingga lebih sering menghirup asap rokok. Udara dalam ruang
akan tercemar akibat polutan yang bersumber dari asap rokok dan langsung dihirup oleh balita
ataupun dari asap rokok yang menempel dan meninggalkan bahan kimia atau residu di baju,
atap, sofa, gorden, dan tempat lain di dalam rumah (ASH Research Report, 2014). Hal ini
berkesesuaian dengan penelitian Syarifatul (2021) yang menyimpulkan bahwa asap rokok
merupakan salah satu sumber polutan dalam rumah yang menyebakan Ispa (Husna,Syarifatul,
2022). Dampak jangka panjang dari asap rokok ini yang lebih membahayakan karena asap
rokok yang dihirup akan menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang menderita
penyakit yang sangat mematikan.

Gambar 1. Kegiatan pengabdian masyarakat

Vol. 3, No. 1, 2023


55
JUKESHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat

Setelah penyuluhan, audiens memulai memahami bahwa penularan Ispa


dimungkinkan terjadi melalui residu asap rokok yang menempel di peralatan rumah tangga,
pakaian, tangan dan tidak kasat mata. Diharapkan pengabdian masyarakat ini dapat
meningkatkan pengetahuan peserta penyuluhan akan bahaya paparan asap rokok terhadap
kesehatan balita utamanya penyakit Ispa.

KESIMPULAN
Pada pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa ibu-ibu sasaran penyuluhan
mulai memahami bahaya paparan asap rokok pada balita khususnya penyakit Ispa serta
memahami pula jalur penularannya dan mengetahui apa yang dimaksud dengan perokok pasif.
Sangat diharapkan untuk menghindarkan balita dari paparan asap rokok, membiasakan hidup
bersih serta rutin membawa balita ke posyandu untuk diperiksa kesehatnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapakan terima kasih kami sampaikan kepada ibu-ibu warga kelurahan Helvetia
Timur dan para kader posyandu Balita Surya yang telah bekerja sama sehingga pengabdian
masyarakat ini dapat berjalan dengan baik. Semoga pengabdian masyarakat ini bermanfaat
untuk semua pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, C. (2017). Hubungan Perilaku Keluarga Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Di Desa
Cijati Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap o Title.
http://repository.ump.ac.id/id/eprint/3971
ASH Research Report. 2014. Secondhand Smoke. Diakses di http:// ash.org.uk/ Information
and resources.
Husna,Syarifatul..dkk. 2022. Hubungan Sumber Polutan dalam Rumah dengan Kejadian
Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Lubuk Sanai, Mukomuko, Bengkulu. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika.
Diakses di https://jknamed.com/jknamed/article.
Jamal, S., Hengky, H. K., & Patintingan, A. (2022). Pengaruh Paparan Asap Rokok Dengan
Kejadian Penyakit Ispapada Balita Dipuskesmas Lompoe Kota Parepare. 5(1).
http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

Vol. 3, No. 1, 2023


56
JUKESHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat

Kemenkes. (2011). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut.


Kemenkes. (2016). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut.
Majrul, Ay, Nurmauli, B, & . . . (2022). Hubungan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Di
Dalam Rumah Dengan Ispa Pada Balita Di Desa Laut Tador, Kabupaten Batubara.
Jurnal Ilmiah Maksitek, 7(4).
https://www.makarioz.sciencemakarioz.org/index.php/JIM
Memopeace. (2014). Dampak Asap Rokok terhadap Kesehatan Anak.
https://memopeace.wordpress.com
Tim Riskesdas 2018. (2018). Laporan Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2018. In Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Veratama, Arinda. (2017). Penyebab dan Gejala ISPA pada Anak. Diakses di
http://hellosehat.com

Vol. 3, No. 1, 2023


57

Anda mungkin juga menyukai