PENDAHULUAN
pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik
atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim
hidup adalah 15-20% pertahun pada golongan usia balita 13 juta anak balita
akut (ISPA) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Penyakit ini
(WHO, 2015) dengan angka kejadian sebesar 18,8 miliar kasus dan jumlah
kematian sebesar 4 juta orang setiap tahunnya (WHO, 2015). Penyakit ini
sampai negara maju. Pada tahun 2016 jumlah kematian ISPA tertinggi
1
2
ISPA tertinggi sebesar 25,8% dan pada data laporan rutin subdit ISPA
tahun 2017 didapatkan isiden (per 1000 balita) di Indonesia sebesar 20,54%
17.254 kasus atau sebesar 59,4 % dari target dimana target penemuan
penderita sebanyak 29.047 balita. Pada kasus ISPA golongan umur<1 tahun
sebanyak 5.821 kasus (34,71%) dan untuk golongan umur 1-5 tahun
sebanyak 10.949 kasus (65,29 %) dari seluruh kasus ISPA. Pada ISPA
untuk golongan umur <1 tahun sebanyak 209 kasus (43,18%) dan pada
golongan umur 1-5 tahun sebanyak 275 kasus (56,82%) dari seluruh kasus
didalam rumah bersama orang tua/anggota keluarga, ISPA yang terjadi pada
balita bias disebabkan oleh lingkungan dalam rumah balita yang tidak
2004). Faktor lingkungan fisik rumah salah satunya yaitu ventilasi rumah.
wajib memiliki ventilasi minimum 10% dari luas rumah untuk memenuhi
3
resiko 3,07 kali lebih besar disbanding dengan ventilasi rumah yang
memenuhi syarat.
para ahli, daya tahan tubuh anak sangat berbeda dengan orang dewasa
karena sistem pertahanan tubuhnya belum kuat, dengan kondisi anak yang
2013).
sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin
tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan mereka seolah-o;ah
dan memiliki rasa ingin tahu secara alamiah. Anak merupakan makhluk
sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki masa yang paling potensial
yang masih sangat rentan. Ini dikarenakan pertukaran udara dari luar
kedalam rumah tidak lancar atau tidak ada, sehinggga penyebab ISPA
seperti bakteri atau virus didalam rumah tidak bisa keluar rumah.
(Notoatmodjo, 2003)
Faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada balita yaitu
faktor lingkungan dalam rumah seperti kondisi fisik rumah (ventilasi, suhu,
lubang asap dapur), kepadatan hunian, dan kegiatan dalam rumah (jenis
2012).
lantai rumah memiliki hubungan dengan kejadian ISPA pada balita dengan
nilai yaitu p =0,046, disebabkan karena lantai rumah yang berada di wilayah
penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari Bee, dkk (2014)
5
ada hubungan yang bermakna dengan nilai (ρ= 0,000). Jenis lantai rumah
jenis lantai keramik atau ubin cenderung lebih baik karena mudah
cenderung lembab, tidak kedap air, dan bias menjadi tempat berkembang-
pasiflah yang mengalami resiko kesakitan lebih besar dari perokok aktif.
(Citra, 2012)
tahun 2016 sebanyak 312, tahun 2017 sebanyak 336 penderita kemudian
6
menjadi 392 penderita pada tahun 2018. Dan ISPA termasuk penyakit
yang tidak berobat ke puskesmas tetapi berobat ke bidan dan tidak didata.
fisik rumah, sosial dalam lingkup kecil yang paling dekat dengan balita
setiap hari yang berpotensi menyebabkan balita terkena ISPA. Hal ini
supaya program pencegahan yang ingin dilakukan diawali dari lingkup kecil
ISPA. Oleh karenaitu, dalam studi ini peneliti ingin mengetahui apakah ada
terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Gunung Batu, Kecamatan Pulau
2016 terdapat sebanyak 312, tahun 2017 sebanyak 336 penderita kemudian
menjadi 392 penderita ISPA pada tahun 2018. Dan selalu ada peningkatan
jumlah penyakit ISPA per tahunnya. Penyakit ISPA ini merupakan penyakit
7
yang dapat mempengaruhi ISPA yaitu faktor lingkungan fisik rumah, factor
dan sosial Terhadap Kejadian ISPA pada balita di Desa Gunung Batu,
Selatan 2019.
balita.
balita.
Batu, Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan 2019 pada bulan
lingkungan fisik rumah terhadap ISPA pada Balita di Dusun Gunung Batu,
Ibu balita yang terdapat di desa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian
dalam penelitian ini yaitu variabel dependen yaitu ISPA dan variable
hunian, ventilasi dapur, jenis lantai rumah, jenis dinding rumah), dan faktor