OLEH :
CHAERUL UMAM
076 STYC 18
PENDAHULUAN
seseorang yang sehat baik secara fisik, mental, sosial, dan spiritual, tidak
hanya bebas dari penyakit dan kelemahan (Efendi & Makhfudli, 2009).
Kesehatan anak usia di bawah lima tahun merupakan bagian yang sangat
dicetuskan World Health Organization (WHO) tahun 2000, pada point ke-4
adalah menurunkan angka kematian balita 2/3 dari tahun 1990-2015. Badan
8 sampai 10 juta balita meninggal tiap tahun atau 23 balita meninggal setiap
pneumonia, diarrhoea, malaria, measles, dan HIV/AIDS sebesar 58% dan 2/3
sering terjadi pada anak. Insiden Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di
kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. ISPA
1
2
virus dan bakteri. Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau
lebih gejala seperti tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau
berdahak secara umum. Terdapat 3 faktor resiko terjadinya ISPA yaitu faktor
faktor lingkungan fisik rumah merupakan salah satu faktor yang berhubungan
dengan kejadian ISPA seperti ventilasi rumah, lantai rumah dan kepadatan
antara ventilasi rumah, lantai rumah dan kepadatan hunian rumah terhadap
berbeda dengan 2007 (25,5%). Lima provinsi dengan ISPA tertinggi adalah
Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%). Nusa Tenggara Barat
menempati urutan ke-4 dari 5 provinsi dengan angka ISPA tertinggi sejak
pada tahun 2012 (Dikes Provinsi NTB, 2013). Pada tahun 2018 Puskesmas
Pule yakni mencapai 19.237 kasus (27,9%) (Dikes Kota Mataram, 2018).
bulan Januari - Desember 2018, angka kejadian ISPA pada Balita sangat
4
tinggi mencapai 3.043 kasus. Rekapitulasi data ISPA pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Karang Pule pada bulan Januari - Desember 2018 dapat
Tabel 1.1 Rekapitulasi Data ISPA pada Balita usia 1-5 tahun di Wilayah
Kerja Puskesmas Karang Pule pada bulan Januari - Desember
2018
No Kelurahan Jumlah Kasus Persentase (%)
1 Karang Pule 219 13
2 Jempong Baru 718 44
3 Pagutan 350 22
4 Pagutan Barat 128 8
5 Pagutan Timur 206 13
Jumlah Kasus 1.621 100,0
(Sumber Data : Laporan Puskesmas Karang Pule 2018)
Puskesmas Karang Pule terdiri dari 5 kelurahan yaitu Karang Pule, Jempong
Baru, Pagutan, Pagutan Barat dan Pagutan Timur. Kasus ISPA tertinggi pada
balita usia 1-5 tahun yakni bulan Januari - Desember tahun 2018 terdapat
asap. Kondisi yang seperti ini dikhawatirkan balita rentan terkena penyakit
Pule?
Pule.
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
2. Bagi Peneliti
4. Bagi Puskesmas
10 dusun di Puskesmas Karang Pule pada tanggal 4-17 Juli 2019.. Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
saluran pernafasan akut (ISPA) terdiri dari tiga unsur yaitu infeksi, saluran
telinga tengah dan pleura, sedangkan infeksi akut adalah infeksi yang
digolongkan dalam ISPA, proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari
(Depkes, 2009).
akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai
dari hidung (saluran atas) sampai alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya seperti sinus, rongga telinga bawah, dan pleura (WHO, 2008).
9
10
kurang lebih 14 hari. ISPA meliputi struktur saluran di atas laring, tetapi
kebanyakan penyakit ini mengenai bagian atas dan bawah secara simultan
2.1.2 Etiologi
jamur dan lain-lain yang jumlahnya lebih dari 300 macam. ISPA bagian atas
2009). Virus yang mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau
pernapasan, dan rinovirus (Junaidi, 2010). Jamur penyebab ISPA antara lain
2008).
11
2.1.3 Patogenesis
efektif dan efesien (Alsagaff dan Mukty, 2010). Penularan penyakit ISPA
oleh karena itu ISPA termasuk dalam salah satu penyakit golongan air
ada dua yakni: droplet nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang
dikeluarkan dari tubuh berupa droplet dan melayang di udara) dan dust
ukuran dan dalam jarak dekat dapat juga terjadi untuk sebagian patogen
(WHO, 2008).
sebab itu, dalam keadaan daya tahan menurun, penyakit ini bisa
berkembang dengan baik pada anak-anak maupun orang tua (Alsagaff dan
Mukty, 2010).
2.1.4 Patofisiologi
membuat perjalanan penyakit dengan cara kontak antara virus atau bakteri
respon inflamasi atau membuat infeksi pada organ tersebut. Saat infeksi
dilapisi oleh mukosa bersilia. Udara yang masuk melalui hidung akan
disaring oleh rambut pada hidung, partikel kecil dari udara akan menempel
pada mukosa. Pada udara yang kotor, partikel udara akan tertahan pada
mukosa sehingga pergerakan silia akan menjadi lambat yang akan berakibat
Akibatnya benda asing akan terarik dan bakteri atau virus tidak dapat
2.1.5 Klasifikasi
sindrom croup (terdiri dari epiglotis, laring dan trakea), dan saluran
a. Pneumonia berat
bagian bawah atau nafas cepat. Napas cepat untuk golongan umur
bawah atau napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur kurang
2 bulan, yaitu:
2) Kejang.
3) Kesadaran menurun.
4) Stridor.
5) Wheezing.
6) Demam/dingin.
a. Pneumonia Berat
b. Pneumonia Sedang
c. Bukan Pneumonia
tidak ada napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-
5 tahun yaitu:
2) Kejang.
3) Kesadaran menurun.
4) Stridor.
5) Gizi buruk.
2009) :
1. ISPA ringan
Tanda dan gejala ISPA ringan yaitu batuk, pilek, demam, tidak
ada nafas cepat 40 kali per menit, tidak ada tarikan dinding ke dada
(suhu badan lebih dari 30oC). Penderita ISPA ringan cukup dibawa ke
2. ISPA sedang
Tanda dan gejala ISPA sedang yaitu sesak nafas, suhu lebih dari
mendengkur.
3. ISPA berat
cepat atau tidak teraba, nafsu makan menurun, bibir dan ujung jari
ditemukan gejala ISPA ringan atau sedang disertai satu atau lebih gejala
yaitu bibir atau kulit membiru, lubang hidung kembang kempis pada
tertarik ke dalam pada waktu bernafas, nadi cepat lebih dari 60 kali per
1. Karakteristik Balita
a. Umur
terjadinya ISPA. Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak
klinik yang lebih besar, hal ini disebabkan karena ISPA pada balita
penyakit ISPA. Hal ini disebabkan imunitas anak kurang dari 3 tahun
b. Status gizi
oleh tubuh adalah gizi yang seimbang yaitu gizi yang terpenuhi
namun tidak kurang atau pun tidak lebih melainkan cukup. Gizi yang
gizi kurang anak akan mudah rentan terhadap suatu penyakit terutama
gizi. Keadaan gizi kurang, balita lebih mudah terserang “ISPA berat“
Dalam menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan
Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak (Umur 0 –
60 bulan) Berdasarkan Indeks
Berat Badan menurut Umur Gizi kurang -3,0 SD s/d < -2,0 SD
(BB/U)
Anak Umur 0 - 60 bulan Gizi baik -2,0 SD s/d 2,0 SD
asam amino, antibody terhadap kuman, virus dan jamur. ASI akan
terutama selama 1 bulan pertama. Bayi yang tidak pernah diberi ASI
ASI. Bayi yang tidak diberi ASI akan 17 kali lebih rentan mengalami
Selain praktis, ASI juga mudah dicerna, bersih dan aman bagi bayi.
d. Status Imunisasi
(Maryunani, 2010).
diberikan pada usia 9-12 bulan. Imunisasi dasar ini diberikan pada
(Darmayanti, 2015).
21
2. Lingkungan
2011).
2011).
gangguan pernapasan.
maka anggota keluarga yang lain akan mudah tertular. Hal ini
2011).
1) Ventilasi
udara dari dalam ke luar atau udara dari luar yang telah diolah
ruangan.
dari luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi
syarat kesehatan adalah kurang dari 10% dari luas lantai rumah
2) Lantai rumah
Lantai yang baik adalah lantai yang dibuat kedap air, dapat
terbuat dari keramik, ubin, atau semen yang kedap atau kuat.
Lantai rumah yang tidak kedap air dan sulit dibersihkan akan
di dalam rumah.
3) Kepadatan hunian
minimal 9 m2 untuk per jiwa atau per orang, sehingga jika dalam
satu rumah berisi 4 orang maka luas rumah yang ideal berkisar
ruang tidur minimal 8m2 dan tidak digunakan untuk lebih dari 2
3. Perilaku
a. Pengertian
keyakinan, nilai-nilai.
terkait ISPA pada bayi dan balita dalam hal ini adalah praktek
penanganan ISPA di keluarga yang dilakukan oleh orang tua, baik itu
dalam masyarakat atau keluarga dan dapat menular. Hal ini perlu
peran keluarga dalam praktek penanganan dini bagi balita sakit ISPA
upaya yang baik terhadap kejadian ISPA pada balita sebesar 5,107
hubungan antara sikap dan perilaku ibu terhadap kejadian ISPA pada
perilaku ibu yang baik bisa memiliki upaya dalam pencegahan dan
1. Pencegahan
ISPA. Tempat tinggal sedapat mungkin memiliki ventilasi yang baik dan
tidak terlalu penuh penghuninya agar udara tidak sesak, serta pastikan
menular, menutup mulut dengan sapu tangan atau tissue, selain itu juga
terinfeksi, ciptakan lingkungan yang bersih, hindari anak dari asap yang
31
orang tua atau keluarga menggunakan etika batuk dengan cara ketika
2. Pengobatan
beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman, jika batuk lebih
batuk yang aman dan ISPA berat beri dosis pertama antibiotik yang
a. Pemberian makanan
b. Pemberian cairan
KARAKTERISTIK BALITA
1. Umur
2. Status Gizi
3. Pemberian ASI Eksklusif
4. Status Imunisasi
LINGKUNGAN
PERILAKU
Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambaran Faktor Penyebab ISPA pada balita
(Sumber: Kemenkes RI, 2012).
33