Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN INDIVIDU

PENERAPAN ETIKA SAAT BATUK DAN BERSIN SEBAGAI UPAYA


PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN
SUANGGA DAN UJUNG PANDANG BARU
KOTA MAKASSAR

dr. Ahmad Ashraf, SpM(K)., M. Kes., MPH


Dr. dr. Muh Fadjar Perkasa, Sp.T.H.T.K.L(K)
Prof. dr. Budu, Sp.M(K)., M.Med-Ed., Ph.D
Maisury

KULIAH KERJA NYATA PROFESI KESEHATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
1
“Penerapan Etika Saat Batuk Dan Bersin Sebagai Upaya Pencegahan
Penularan Infeksi Pada Masyarakat Di Kelurahan Suangga Dan Ujung
Pandang Baru

Kota Makassar”

Ahmad Ashraf Amalius1, Muh Fadjar Perkasa2, Budu3, Andi Muh Aunul Khaliq Gunawan4*
1
Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin,
Indonesia
2
Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher Fakultas
Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Indonesia
3
Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin,
Indonesia
4
Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Indonesia
1
ahmad_amalius@yahoo.co.id, 2perkasa715@gmail.com, 3budu062011@yahoo.com,
4
andiaunul25@gmail.com*
Abstrak
Latar Belakang: Insiden penularan penyakit akibat kelalaian dalam melakukan perilaku hidup sehat
dan kontak langsung maupun tidak langsung dengan individu yang telah terinfeksi patogen semakin
meningkat. Penyakit menular yang paling sering diderita oleh masyarakat adalah penyakit infeksi
saluran pernapasan atas dan paru-paru, laporan hasil riset kesehatan dasar 2018 Prevalensi penyakit
menular seperti ISPA sebesar 4,4 % angka ini turun dari hasil riset tahun 2013 yaitu sebesar 13,8%
Namun prevalensi Tuberculosis Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak mengalami pergeseran, yakni
sebesar 0,4% dan prevalensi pneumonia yang naik dari 1,6% menjadi 2%,sementara menurut WHO
data sebaran secara global di 216 negara jumlah orang yang terkonfirmasi covid-19 sebesar
13.285.640 angka ini mengalami kenaikan setiap harinya,di Indonesia sendiri jumlah orang yang
terkonfirmasi covid-19 sebesar 81.668 angka ini mengalami peningkatan secara signifikan sejak
covid-19 ditemukan pertama kali pada awal bulan maret 2020 silam, Pada 9 April 2020, pandemi
sudah menyebar ke 34 provinsi dengan Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan sebagai
provinsi paling terpapar,Adapun gejala umum yang sering di timbulkan oleh penyakit saluran
pernapasan dan paru yaitu batuk,bersin, hidung beringus,dan sesak nafas, Manifestasi klinis yang
ditimbulkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang,dengan menerapkan perilaku hidup
sehat,misalnya melakukan etika batuk dan bersin, mencuci tangan dengan cara yang benar, dapat
memutuskan rantai penyebaran infeksi.Tujuan : Meningkatkan pemahaman keluarga dampingan
tentang pentingnya memahami dan menerapkan etika saat batuk dan bersin sebagai upaya mencegah
dan mengendalikan penularan infeksi, Metode: Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan
penyuluhan menggunakan video dan poster yang di kirim melalui whatsapp dan penjelasan lengkap
melalui telephone,mengukur pengetahuan lewat pretest dan pos test. Sampel sebanyak satu orang
keluarga damping pasien Covid-19 yang tinggal di Kelurahan suangga Kota Makassar. Hasil:
Responden mengalami peningkatan pengetahuan sebesar 100% setelah diberikan penyuluhan tentang
etika batuk dan bersin. Simpulan Responden mengalami peningkatan pengetahuan tentang penerapan
etika batuk dan bersin guna mencegah penularan infeksi.

Kata Kunci: Pengendalian infeksi, etika batuk dan bersin, Infeksi saluran pernafasan , covid
-19,Perilaku hidup

2
PENDAHULUAN
Insiden penularan penyakit akibat kelalaian dalam melakukan perilaku hidup sehat dan kontak
langsung maupun tidak langsung dengan individu yang telah terinfeksi patogen semakin meningka t,
penyakit menular yang paling sering diderita oleh masyarakat adalah penyakit infeksi saluran
pernapasan dan paru-paru, diantaranya adalah ISPA,Tuberculosis Paru, pneumonia dan covid-19 yang
saat ini menjadi pandemic global{1}.
Laporan hasil riset kesehatan dasar 2018 Prevalensi penyakit menular seperti ISPA sebesar 4,4
% angka ini relative turun dari hasil riset sebelumnya yaitu sebesar 13,8% Namun prevalensi
Tuberculosis Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak mengalami pergeseran, yakni sebesar 0,4% dan
prevalensi pneumonia yang naik dari 1,6% menjadi 2% {1} , sementara menurut WHO data sebaran
secara global di 216 negara pada tanggal 16 juli 2020 jumlah orang yang terkonfirmasi covid-19
sebesar 13.285.640 angka ini mengalami kenaikan setiap harinya {2} di Indonesia sendiri jumlah orang
yang terkonfirmasi covid-19 sebesar 81.668 dengan kasus positif sebanyak 1.574 angka ini
mengalami peningkatan secara signifikan sejak covid-19 ditemukan pertama kali pada awal bulan
maret 2020 silam, Pada 9 April 2020 pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan Jawa
Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan sebagai provinsi paling terpapar{3}
Adapun gejala umum dari penyakit menular saluran pernapasan yang di akibatkan oleh
rhinovirus, virus parainfluenza, coronavirus, respiratory syncytial virus, virus influenza, dan
adenovirus ini adalah batuk, pilek, hidung beringus, bersin, mata berair, sakit tenggorokan, badan
terasa lemas, bahkan sakit kepala dan nyeri otot ,Tuberkulosis paru sendiri adalah penyakit infeksi
menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dengan gejala umum batuk lebih dari dua
minggu{4}.
Penularan virus dan bakteri ini dapat terjadi secara langsung yaitu saat orang yang terinfeksi
melakukan batuk atau bersin, di mana terdapat lendir hidung yang masuk secara langsung pada mata,
hidung, dan mulut orang lain atau melalui udara saat seseorang menghirup aerosol (butiran cairan
kecil dalam udara) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah, sementara
penularan secara tidak langsung dapat melalui penularan tangan-ke-mata, tangan-ke-hidung, atau
tangan-ke-mulut, baik dari permukaan yang terkontaminasi atau dari kontak personal seperti
bersalaman atau bersentuhan{5}.
Perilaku hidup sehat, misalnya dengan melakukan etika batuk dan mencuci tangan dengan cara
yang benar, dapat memutuskan rantai penyebaran infeksi {6}. Pemerintah melalui kementrian kesehatan
terus berupaya melakukan promosi kesehatan dengan menyebarkan poster dan video etika batuk dan
bersin di berbagai media online maupun offline agar terjadi peningkatan pemahaman masyarakat akan
pentingnya perilaku etika batuk dan bersin yang baik dan benar {7}..
Berdasarkan laporan hasil Riskesdas tahun 2018, persentase rumah tangga di Indonesia yang
melakukan aktivitas mencuci tangan dengan sabun yang merupakan salah satu indicator perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sebesar 49.8%. Masih Rendahnya nilai tersebut
menggambarkan tingginya risiko masyarakat untuk menderita penyakit menular, khususnya bayi
hingga anak usia sekolah, dan para lanjut usia {1}.
Melalui hasil identifikasi masalah pada keluarga damping yaitu pasien Covid-19 yang tinggal di
Kelurahan Suangga kota Makassar di dapatkan keluhan Utama batuk-batuk, dan bersin, Oleh sebab
itu penulis ingin melakukan program edukasi penerapan etika saat batuk dan bersin sebagai upaya
pengendalian penularan infeksi terutama di masa pandemi ini. Hipotesis dari penelitian ini yaitu
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penularan infeksi pernafasan dan paru-paru
setelah dilakukan intervensi berupa penyuluhan mengenai etika saat batuk dan bersin yang baik dan
benar. Penyuluhan yang diberikan diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai cara batuk dan bersin yang baik dan benar agar masyarakat dapat terhindar dari bahaya
penyakit menular saluran pernafasan dan paru-paru terutama penyakit Covid-19 yang menjadi
pandemi saat ini.

BAHAN DAN METODE


Pada penelitian ini, bahan yang digunakan yaitu poster, video, handphone dan kuesioner (bahan
pre test dan post test).Kegiatan ini diawali dengan melakukan pretest terlebih dahulu melalui

3
pengisian google form dan melalui wawancara langsung lewat telfon. Selanjutnya, menyampaikan
materi mengenai Etika batuk dan bersin yang benar dengan mengirimkan poster dan video
lewatwhatsapp dan menjelaskan lewat telfon secara langsung. Setelah materi disampaikan responden
diberi kesempatan untuk bertanya dan melakukan post-test melalui pengisian google form dan
wawancara lewat telfon secara langsung.
Kegiatan ini merupakan pendampingan kepada keluarga pasien Covid-19 dan keluarganya yang
memiliki kerentanan terhadap penularan infeksi virus. Kegiatan penyuluhan dilakukan kepada
masyarakat Kelurahan Suangga Kota Makassar dengan jumlah responden sebanyak 1 orang Keluarga
Dampingan .Kelemahan dan keterbatasan dalam penelitian ini adalah sedikitnya responden dalam
penyuluhan yang akan diukur, jadi kurang mewakili dari kelompok populasi.

HASIL

Tabel1. Karakteristik Sampel


Umur (tahun) Jenis Kelamin
47 Perempuan

Berdasarkan tabel 1, penelitian yang dilakukan dengan kegiatan penyuluhan kepada seorang
keluarga damping yang tinggal di Kelurahan Suangga Kota Makassar.Umur 47 tahun berjenis kelamin
perempuan. Sampel yang menjadi sasaran penelitian ini sedang dalam perawatan penyakit covid-19
dengan gejala awal batuk dan memiliki riwayat Rhiniris alergi, responden juga tinggal bersama orang
tua yang sudah lanjut usia yang memiliki faktor risiko tinggi terjadi penularan infeksi .

Tabel2.Kondisi sebelum dan sesudah penyuluhan


Nilai Sebelum Penyuluhan Nilai Sesudah Penyuluhan
20 100

Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat nilai sebelum penyuluhan yaitu 20 dan nilai setelah melakukan
penyuluhan atau menjelaskan materi mengenai Etika saat batuk dan bersin yang baik dan benar
dengan mengirimkan poster dan video lewat whatsapp dan menjelaskan lewat telefon secara
langsung, nilai yang didapatkan oleh responden meningkat menjadi 100.
Tabel 3. Distribusi jawaban salah pernyataan pre test
Pernyataan Frekuensi Presentase (%)
Saya menutup hidung dan mulut saat batuk dan
bersin supaya Mencegah penularan virus dan 1 100
bakteri
Jika saya hendak batuk atau bersin yang saya
lakukan adalah menutup hidung dan mulut 1 1001 1001100
menggunakan tisu,sapu tangan atau lengan baju
bagian dalam
Setelah saya menggunakan tisu untuk menutup
mulut dan hidung yang saya adalah 0 0
Membuangnya ke tempat sampah
Setelah saya bersin atau batuk biasanya yang saya
lakukan Mencuci tangan menggunakan air bersih 1 100
dan sabun atau pencuci tangan berbahan alkohol

4
Ketika saya sakit atau FLU saya menggunakan
1 100
masker (penutup mulut atau hidung)

Berdasarkan tabel 3, terdapat empat pernyataan yang dijawab salah oleh responden sebelum
intervensi yaitu pernyataan pertama,kedua,keempat dan kelima, sementara pernyataan yang dijawab
benar oleh responden adalah pernyataan ketiga .

PEMBAHASAN
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa responden belum sepenuhnya mengetahui bagaimana
seharusnya etika yang baik saat batuk dan bersin. Responden menganggap menutup mulut dan hidung
saat batuk dan bersin hanya agar orang di sekitarnya tidak merasa terganggu, responden juga
menyatakan bila tidak tersedia tissue atau sapu tangan ia memilih menutup hidung dan mulut
menggunakan pakaian (jaket) atau menutup mulut dan hidung menggunakan leher baju,responden
mengatakan kadang-kadang setelah batuk dan bersin tidak mencuci tangan menggunakan sabun dan
saat sakit atau flu tidak selalu menggunakan masker saat berada di tempat umum. Berdasarkan hal
tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat untuk menerapkan etika
saat batuk dan bersin yang benar sebagai upaya memutus rantai penularan infeksi.
Setelah dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan awal, masyarakat kemudian diberi edukasi
mengenai Etika saat batuk dan bersin yang benar melalui telefon video secara langsung dan
mengirimkan bahan materi berupa poster dan video yang mudah dipahami dan menarik. Bahasa yang
digunakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan kondisi mereka sehingga dalam penyampaian
materi lebih dipilih istilah-istilah umum yang mudah dipahami dan tidak banyak menggunakan istilah
medis. Penyesuaian bahasa merupakan hal penting karena dengan bahasa yang mudah dipahami dan
dengan permisalan-permisalan sederhana, materi dapat diterima dan dipahami dengan lebih mudah.
Dalam proses penyuluhan juga diberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya dan sharing
terkait permasalahan kesehatan yang ada di lingkungan tempat tinggal responden. Responden sangat
antusias dengan mengajukan pertanyaan dan merespon pertanyaan serta memberikan informasi yang
di sampaikan ke pada lansia yang tinggal serumah dan teman- teman yang ada di ruang perawatan
covid-19 di mana saat ini responden berada. Melalui sharing, diharapkan responden secara tidak
langsung mengingat kembali dan belajar dari permasalahan yang dihadapi. Pembelajaran melalui
sharing ini memberikan metode pembelajaran yang relevan dan dekat dengan kehidupan sekitar
sehingga memunculkan sikap peduli.

5
Gambar 1. Poster penyuluhan Etika batuk dan bersin
Setelah melakukan intervensi berupa penyuluhan tentang Etika saat batuk dan bersin yang benar,
dilanjutkan dengan pengukuran pengetahuan akhir. Responden mengisi google form yang dibagikan.
Pernyataan yang diberikan saat post test sama dengan pernyataan saat pre test. Dari hasil penelitian
didapatkan,responden mengalami peningkatan pengetahuan tentang cara yang benar saat batuk dan
bersin dengan memberikan seluruh pernyataan yang benar dan sesuai.
Hasil penelitian ini sejalan dengan kepustakaan yaitu peningkatan pengetahuan dialami oleh
responden dikarenakan adanya penyuluhan. Informasi yang didapatkan dari penyuluhan dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga dapat menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan. Dengan adanya perbedaan sebelum dan setelah penyuluhan pada
penelitian ini diartikan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada masyarakat tentang hipertensi
yang disebabkan karena efektifitas penyuluhan tersebut yang dapat mempengaruhi perhatian
masyarakat. Selain peningkatan pengetahuan diharapkan dapat merubah perilaku kesehatan
masyarakat yang nantinya akan meningkatkan atau memelihara kesehatan [9].
Hasil penelitian ini sejalan dengan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Alise dkk. (2018)
pada siswa sekolah dasar di wilayah binong dan kelapa dua Tangerang yang menemukan bahwa dari
211 siswa yang diberikan intervensi berupa penyuluhan sebagian besar mengalami peningkatan
pengetahuan dan dapat mendemonstrasikan etika batuk daan bersin serta mencuci tangan dengan
benar. Pengabdian kepada masyarakat Alise dkk dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kesehatan
yang dilakukan dengan berbagai metode, seperti drama singkat yang kemudian dilanjutkan dengan
pemberian materi, dan demonstrasi menggunakan lagu dan gerakan yang menyenangkan bagi para
siswa, Evaluasi dilakukan dengan metode tanya jawab dan redemonstrasi di setiap akhir pemberian
materi.Dengan demikian, tujuan kegiatan agar siswa dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan
perilaku PHBS, menerapkan etika batuk dan bersin dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
dapat tercapai yang di tunjukkan oleh 100% siswa dapat mendemonstrasikan semua ketrampilan yang
di ajarkan [8].
Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Novi dkk. (2016) Anggota Senam Lanjut Usia di
Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung yang menemukan bahwa dari 51 responden 90%
mengalami peningkatan pengetahuan tentang hipertensi. Penelitian Wardani dkk.juga menggunakan
metode pengukuran pre test dan post test responden setelah diberikan intervensi berupa penyuluhan.

6
Ada metode tambahan pada penelitian mereka yaitu diadakan pemberian buku menu diet bagi
penderita hipertensi dan pemberian buku kontrol (self monitoring) dan faktor risiko hipertensi.Hasil
evaluasi self monitoring menunjukkan bahwa anggota senam lanjut usia secara rutin pada saat senam
melakukan pengukuran tekanan darah yang dibantu oleh petugas Puskesmas Rajabasa Indah. Hasil
pengukuran tersebut kemudian dicatat dalam buku self monitoring. Dengan pencatatan secara rutin
tersebut diharapkan anggota senam lanjut usia dapat terus memonitor tekanan darahnya sehingga
tidak menjadi penyakit lain yang lebih parah[10].
Kegiatan pengabdian pada masyarakat Kelurahan suangga kota Makassar sebagai fokus kegiatan
belum pernah dilaksanakan sebelumnya apalagi kegiatan ini dilakukan secara online atau tidak
bertatap langsung. Pada awalnya, tidak mudah melaksanakan kegiatan ini, namun dengan melakukan
berbagai cara untuk menghubungi masyarakat lewat telfon dan mengemas materi yang lebih menarik
dan sesuai kebutuhan, ketertarikan masyarakat terhadap kegiatan ini dapat dimunculkan..Peningkatan
pengetahuan pada responden diharapkan dapat mendorong peningkatan kesadaran akan pentingnya
menerapkan etika saat batuk dan bersin sebagai upaya pencegahan penularan infeksi terutama infeksi
pada saluran pernafasan dan paru-paru yang erat kaitannya dengan penyakit covid -19 atau corona
yang saat ini sedang mewabah di masyarakat. Peningkatan kesadaran juga diharapkan dapat memicu
perbaikan pola hidup yang selanjutnya mengarah ke penurunan angka kejadian penyakit menular.
Selain itu, responden yang menjadi subjek penelitian diharapkan dapat dijadikan mitra dalam
menyebarkan informasi kesehatan kepada khususnya pada keluarga ,masyarakat Kelurahan Suangga
dan ujung pandang baru dan masyarakat Kecamatan Tallo umumnya sehingga dampak dari kegiatan
pengabdian ini akan semakin luas, masyarakat dapat berpartisipasi dalam memutus rantai penularan
infeksi saluran pernapasan dan paru-paru selama pandemi Covid-19 .Kegiatan serupa perlu dilakukan
dengan jumlah subyek yang lebih banyak dan dapat dilakukan pada masyarakat di Kelurahan lainnya,
sehingga masyarakat di Kota Makassar peduli dengan kesehatan dan menurunkan angka kesakitan
akibat penularan virus dengan menerapkan etika saat batuk dan bersin yang benar.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa responden mengalami
peningkatan pengetahuan tentang cara batuk dan bersin yang benar selama pandemi Covid-19 ini,
maka diharapkan terjadi penurunan angka kejadian infeksi saluran pernafasan dan paru-paru
khususnya penyakit Covid-19 di kota Makassar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riset kesehatan dasar 2018. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
[2] World Health Organization. Corona Virus Disease (Covid-19) pandemic 2020 [Diakses 16 Juli 2020]. URL:
https://covid19.who.int/
[3] Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid -19 [Diakses 16 Juli 2020] URL : https://covid19.go.id/
[4] Smeltzer, S. C. O. dan Bare, B. G. 2004. Brunner & Suddarth’s Medical-Surgical Nursing. 10th edition. Lippincott
Williams & Wilkins. Philadelphia.
[5] Hall CB (2007). "The spread of influenza and other respiratory viruses: complexities and conjectures". Clin. Infect.
Dis. 45 (3): 353–9. doi:10.1086/519433. PMID 17599315
[6] Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., dan Hall, A. M. 2013. Fundamentals of nursing. 8th edition. Mosby. St.
Louis.
[7] Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat [Diakses 17 Juli 2020] URL:
http://promkes.kemkes.go.id/jangan-asal-bersin-dan-batuk-kenali-etika-bersin-dan-batuk-agar-tidak-menularkan-
penyaki
[8] Alice P, Jessie Y, Ronald R, Pencegahan dan pengendalian infeksi pada siswa sekolah dasar di wilayah binong dan
kelapa dua.Prosidding PKM-CSR,2018;1(2):1155-1158
[9] Novi RS, Ana Z, Enny VY, Pengaruh Pemberian Edukasi menggunakan media animasi terhadap pemahaman etika
batuk pada penderita TB Paru.repository.stikes-ppni.ac.id
[10] Li H, Liu SH, Yu XH, Tang SL, dan Tang CK. Coronavirus disease 2019 (COVID-19): current status and future
perspectives. International Journal of Antimicrobial Agents. 2020;55:1-8

Anda mungkin juga menyukai