HASTOMO ANTHONI
R014202010
A. PENGKAJIAN
Umur : 26 tahun
Data Pengkajian
⃝ OK ⃝ Lainnya :
Diagnosis sekunder:
⃝ Obat : ⃝Debu
Riwayat Pasien
Riwayat penyakit : Tidak ada
Merokok : Tidak
Psikososial/Ekonomi
Keterangan :
⃝Nyeri: ⃝Lesi:
GA, Catatan:
HI
Kadang tidak mampu membuka mata, Anemis
DU
NG ⃝ Asimetri: ⃝ Takipnea : ⃝ Crackles : ⃝Kanan atas/bawah ⃝Kiri atas/bawah
VA
SK
UL
AR
⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
Catatan :
Total Skor 12
Keterangan :
20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang, 5-8 :
Ketergantungan berat, 0-4 : ketergantungan total
Catatan :
Total Skor 55
Keterangan :
Medikasi : -
Efeknyeri :
Catatan : Nyeri dengan skala 6 NRS Menyebabkan mual – muntah dan tidak
mampu membuka mata.
Triple Adult 1 Tab / 24 Jam Obat ARV atau Menghambat sintesis Virus
oral antiretroviral dalam tubuh dan
untuk pasien HIV menghilangkan unsure
yang dibutuhkan virus HIV
dalam menghancurkan
CD4.
Kimia darah GDS :99 GDS :140 mg/dl Kadar gulah darah
mg/dl sewaktu post
prandial kurang
dari normal.
Elektrolit
● RDWsd 46 39 – 52
GE
NO
GR
AM
A. Tabel Klasifikasi Data
2 Pasien mengatakan belum Penurunan Berat Badan > 10% dalam 1 bulan
BAB 4 hari. terakhir, IMT 18,8 Kg/m2 ,
5 GDS : 99 mg/dl
6 Takipneu
9 Konjuntivitis Anemis.
10 GCS = 15
15 Nyeri
P : Infeksi pada susunan saraf pusat Q : Nyeri
berdenyut R : Menyebar ke seluruh area kepala
S : NRS Skala 6 T : Hilang Timbul. Efek nyeri
menyebabkan mual dan kadang tidak mampu
membuka mata.
Do : adanya proses
inflamasi.
- Nyeri :
P : Infeksi pada susunan saraf pusat Q :
Nyeri berdenyut R : Menyebar
ke seluruh area kepala S : NRS
Skala 6 T : Hilang Timbul.
- Efek nyeri : Menyebabkan
mual dan kadang tidak mampu
membuka mata.
- N : 104x/menit.
- Takipnea (R :30x/menit)
Adanya ketidakcukupan
Konstipasi
- Pasien mengatakan belum BAB asupan serat dan
selama 4 hari. cairan serta
aktivitas fisik yang
- Konstipasi kurang dari yang
- Feses keras. dianjurkan
menyebabkan
motilitas usus
terganggu dan
terjadi pengerasan
pada feses.
Ketidakseimbangan antara
Intoleransi Aktivitas.
- suplai nutrisi dan
kebutuhan
- Bartel Index = 12 metabolisme tubuh
sehingga terjadi
(Ketergantungan Ringan). kelemahan.
- Risiko Jatuh : 55 ( Risiko
tinggi).
GDS : 99 mg/dl.
Adanya Proses inflamasiHipertermi
- menyebabkan
akumulasi
- Kulit teraba panas. monosit,makrofag,
sel T helper, dan
- SB : 390 C fibroblast
- Takipnea ( R: 30x/Menit) kemudian terjadi
Pelepasan pyrogen
endogen (sitokin)
Interleukin-1
Interleukin-6
Merangsang saraf vagus
dan Sinyal
mencapai system
saraf pusat
kemudian
Pembentukkaan
prostaglandin di
otak yang
merangsang
hipotalamus dan
meningkatkan titik
patokan suhu (set
point) dan
meningkatkan suhu
basal sehingga
terjadi demam.
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan
No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Monitor nutrisi :
1. Defisit Nutrisi b.d Peningkatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Lakukan pengukuran antropometri
kebutuhan metabolisme d.d : selama 1x24 jam maka status nutrisi
2. Monitor turgor kulit
meningkat dengan kriteria hasil:
3. Monitor adanya mual dan muntah
- Pasien mengatakan kurang - Berat Badan Meningkat. 4. Monitor hasil laboratorium (albumin, Hb dan
nafsu makan. - Nafsu makan membaik. Ht, kreatinin, hitung limfosit total dan nilai
elektrolit)
- Berat badan dapat dipertahankan pada
- Penurunan Berat Badan > 5. Tentukan pola makan (makanan yang disukai
rentang ideal.
10% dalam 1 bulan terakhir. dan tidak disukai)
- Asupan kalori sesuai dengan Basal
- BB Menurun dari 57 Kg ke Manajemen Nutrisi:
Metabolism Rate.
55 Kg dalam 2 hari. 1. Kaji status gizi dan kemampuan pasien untuk
- Nausea (Mual). memenuhi kebutuhan gizi.
- GDS : 99 mg/dl. 2. Monitor kalori dan asupan makanan.
3. Identifikasi adanya alergi yang dimiliki
pasien.
4. Lakukan atau bantu pasien terkait perawatan
mulut sebelum makan.
5. Sajikan makanan dengan menarik dan dalam
keadaan hangat.
6. Ciptakan lingkungan yang nyaman pada saat
pasien makanan.
7. Atur diet yang diperlukan.
8. Pastikan makanan tinggi akan kandungan
serat untuk mencegah konstipasi.
9. Anjurkan pasien makan porsi sedikit tapi
sering.
10. Beritahu pasien tentang pentingnya
kebutuhan nutrisi.
11. Kolaborasi : penatalaksanaan pemberian
obat-obatan sebelum makan jika diperlukan
seperti Syrup Sucralfat.
2. Nyeri Akut b.d Agen pencedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri:
Independen :
fisiologis pada susunan saraf pusat selama 1x24 jam diharapkan tingkat Nyeri
- Pantau dan dokumentasikan karakteristik
(inflamasi) d.d : Menurun dengan kriteria hasil : nyeri, catat laporan verbal, isyarat non-
- Toleransi Pasien terhadap nyeri verbal, misalnya, mengerang, menangis,
- Pasien mengeluh Nyeri gelisah, diaforesis, mengerutkan dada,
meningkat.
pernapasan cepat, dan respons
- Pola napas membaik. hemodinamik (perubahan TD, Nadi dan
- Nyeri : - Mual menurun. frekuensi jantung).
P : Infeksi pada susunan saraf pusat - Dapatkan deskripsi lengkap tentang nyeri
- Nafsu makan meningkat.
dari klien termasuk lokasi, intensitas
Q : Nyeri berdenyut R :
(menggunakan skala 0-10 atau
Menyebar ke seluruh area menggunakan skala yang serupa), durasi,
kepala S : NRS Skala 6 T : karakteristik (tumpul atau seperti
dihancurkan), dan radiasi/penyebaran.
Hilang Timbul.
Bantu klien menilai nyeri dengan
- Efek nyeri : Menyebabkan membandingkannya dengan pengalaman
mual dan kadang tidak lain.
- Instruksikan klien untuk melaporkan
mampu membuka mata.
nyeri dengan segera.
- N : 104x/menit. - Berikan teknik non-farmakologi seperti
- Takipnea (R :30x/menit) stimulasi kutaneus pijat punggung, teknik
relaksasi napas dalam dan lambat, terapi
music, aroma terapi dan teknik imajinasi
terbimbing.
- Periksa tanda vital sebelum dan setelah
pemberian medikasi opioid.
Kolaboratif:
- Beri medikasi, sesuai indikasi;., seperti
Analgesik NSID atau Asetaminofen
seperti Paracatemol Tablet 3x500 mg.
4. Intoleransi Aktivitas b.d adanya Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi:
kelemahan d.d : selama 3x24 jam diharapkan Toleransi 1 Identifikasi gangguan fungsi yang
Aktivitas meningkat dengan kriteria hasil : menyebabkan kelelahan.
- - Tingkat kemandirian (ADL) 2 Monitor kelelahan fisik dan emosional.
(Ketergantungan Ringan). - Kekuatan tubuh bagian atas dan 4 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan saat
tinggi). - Toleransi dalam menaiki tangga 5 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
5 Hipertermi b.d adanya proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipertermia :
penyakit (infeksi) d.d : selama 3x24 jam diharapkan termoregulasi 1 Identifikasi penyebab Hipertermia.
Membaik dengan kriteria hasil: 2 Monitor suhu tubuh.
- - Takipnea menurun. 3 Monitor kadar elektrolit.
- Pola napas pada rentang normal (12- 4 Monitor haluaran urine.
- Kulit teraba panas.
16x/menit). 5 Monitor komplikasi akibat hipertermia.
- SB : 390 C
- Suhu tubuh membaik (dipertahankan 6 Sediakan lingkungan yang sejuk.
- Takipnea ( R: 30x/Menit)
pada rentang normal 36,5-370C) 7 Longgarkan atau lepaskan pakaian.
- Suhu Kulit membaik. 8 Ganti linean setiap hari jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebihan)
9 Lakukan kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen dan aksila).
10 Kolaborasi dalam pemberian obat anti piretik
: misalnya NSID dan asetaminofen seperti
Paracetamol 500 mg / 8 Jam.
(Herdman & Kamitsuru, 2018)(Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2016) (Yasmara, Nursiswati, & Rosyidah, 2016) (PPNI, 2017,
2018b, 2018a)
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.5449
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis Untuk
Hasil Yang diharapkan (8 jilid 2). Singapore: Elsevier.
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC) (6th ed.). Singapore: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Defenisi dan
Klasifikasi 2018-2020. (T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (11th ed.). Jakarta: EGC.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik
(1 cetakan). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Schwier, N. C., Cannedy, J. J., & Skrepnek, G. H. (2020). Management of Acute Idiopathic
(Viral) Pericarditis in the Emergency Department: A Review for the Nursing
Professional. Advanced Emergency Nursing Journal, 42(1), 17–29.
https://doi.org/10.1097/TME.0000000000000284
Stockert, P. A., Potter, P. A., Perry, A. G., & Hall, A. M. (2017). Fundamental of Nursing
Ed.9.
Yasmara, D., Nursiswati, & Rosyidah, A. (2016). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-
Bedah. Jakarta: EGC.