Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. P DENGAN AIDS DI RUANG PERAWATAN INFEKSI RUMAH SAKIT

HASTOMO ANTHONI

R014202010

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021

A. PENGKAJIAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)


Nama/RM : Tn. P

JenisKelamin : Laki - Laki

Umur : 26 tahun

Ruangan : Perawatan Infeksi

Tanggal Masuk RS : 11-02-2020 Jam :

Data Pengkajian

Tanggal : 12/02/2020 Jam : S : 39°C P : 30x/mnt N : 104 x/menit SaO2 :


97%

Cara dengan : TD : 116/77 mmHg

⃝ Jalan kaki ⃝ Kursi roda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝Berbaring ⃝


Duduk
⃝Brankard ⃝ Lainnya :

Datang melalui : TB : 168 cm BB : 61,2 kg IMT : 21,7kg/


m2
⃝ UGD ⃝ Poliklinik

⃝ OK ⃝ Lainnya :

Diagnosa Masuk : AIDS + Chepalgia Kronik.

Diagnosis sekunder:

Keluhan utama : Nyeri Kepala dan Demam

Riwayat penyakit: Pasien Masuk lewat UGD/IRD dengan Nyeri Kepala.

Riwayat Alergi : Tidak

⃝ Makanan laut : ⃝ Udara dingin ⃝ Lainnya :

⃝ Obat : ⃝Debu

Penggunaan alat bantu :

⃝ Kacamata/lensa kontak ⃝ Alat bantu dengar ⃝ Lainnya :

⃝ Gigi palsu ⃝ Kruk/walker/kursi roda

Riwayat Pasien
Riwayat penyakit : Tidak ada

⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : ⃝


Kanker:

⃝ Penyakit jantung : ⃝Asma : ⃝ Hepatitis : ⃝


Stroke:

⃝ TB : ` ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya : efusi pericard

Riwayat operasi : tidak

Merokok : Tidak

Konsumsi alcohol : Tidak

Riwayat Penyakit Keluarga

⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : ⃝


Kanker:

⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis : ⃝


STROKE:

⃝ TB : ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya :

Psikososial/Ekonomi

Status pernikahan : ⃝ belum menikah ⃝ Menikah ⃝ Janda/duda

Keluarga : ⃝ Tinggal Bersama ⃝ tinggal sendiri

Tempat tinggal : ⃝ Rumah ⃝ Panti ⃝Lainnya :

Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝ Petani ⃝ Pensiunan ⃝ Lainnya : Wiraswasta

Status emosi : ⃝ Kooperatif ⃝ Tidak kooperatif

Pengalaman hospitalisasi : ada

Keterangan :

Sumber informasi : ⃝ Pasien ⃝ Keluarga ⃝ Lainnya : Rekam medic

Pemeriksaan Fisik (Cek list pada bagian yang tidak normal)

MA ⃝Gangguan Penglihatan : tidak


TA,
⃝Gangguan pendengaran :tidak
TE
LIN ⃝ Gangguan penciuman : tidak
⃝Kemerahan : ⃝Bengkak: ⃝Drainase: ⃝Nyeri: ⃝Lesi:

⃝Nyeri: ⃝Lesi:

GA, Catatan:
HI
Kadang tidak mampu membuka mata, Anemis
DU
NG ⃝ Asimetri: ⃝ Takipnea : ⃝ Crackles : ⃝Kanan atas/bawah ⃝Kiri atas/bawah

⃝Bentuk dada : ⃝ Bradipnea : ⃝ Sputum :


RE ⃝ Batuk : ⃝Dispnea
SPI
RA ⃝ Ronchi : ⃝Kiri atas/bawah ⃝ ModulasiO2 :
SI
Catatan : Pernapasan 30x / Menit

KA ⃝ Takikardi : ⃝Iregular: ⃝ Tingling: ⃝ Edema:


RDI
⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur: ⃝ Mati rasa : ⃝ Nadi tidak teraba:
O

VA
SK
UL
AR

⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :

GA ⃝ anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia:


ST
⃝ Rigiditas: ⃝ Hiperperistaltik : ⃝ Disfagia: ⃝ Konstipasi: ⃝
RO
Ostomi:
INT
⃝ Diet khusus: ⃝ Intoleransi diit
ES
TIN Catatan : Belum BAB dalam 4 hari terakhir.
AL

NU ⃝ penurunan BB > 10% dalam 1 bulan terakhir ⃝ Dekubitus : Stage 1/2/3/4


TRI
⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari ⃝ TPN/PPN/tube feeding
SI
⃝Diare-frekuensi : /hari ⃝ Malnutrisi

Catatan : Penurunan Berat badan dari 57 kg ke 55 kg dalam 2 hari.


BB : 55 Kg TB : 171 cm IMT : 18,8 Kg/m2
GEN ⃝ Disuria ⃝ Hesitansi ⃝ Nokturia ⃝ folley ⃝ Menopause ⃝ Lendir
ITO
URI ⃝ Frekuensi ⃝Inkontinensia ⃝ hematuria ⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan
NAR
I/ Catatan :
GIN
EK Pasien BAK dan BAB di WC.
OL
OGI

⃝ Konfusi ⃝ Sedasi ⃝ Pupil non reaktif ⃝ vertigo ⃝ Tremor ⃝ tidak


seimbang
NE
⃝ Koma ⃝ letargi ⃝ afasia ⃝ sakit kepala ⃝ mati rasa ⃝ Paralise
UR
OL ⃝ Semi-koma ⃝ Suara serak ⃝ Seizure ⃝ Tingling ⃝Kelemahan
OG
I Catatan :

- Kesadaran : Composmentis, GCS : E4M6V5

⃝ Bengkak ⃝ Diaforesis ⃝ Lembab

⃝ Prosthesis ⃝Warna kulit : ⃝ Teraba panas

⃝ Atrofi/deformitas ⃝ Turgor buruk ⃝ Teraba dingin ⃝ Drainase :

Gambaran area luka dan jelaskan karakteristik luka


(gambarkan lukanya)
INT
EG
UM
EN

Catatan :

tidak terdapat luka

NO Kondisi fisik 1. Sangat 2. Buruk 3. Sedang 4. Baik 3


RT sakit buruk
ON
Kondisi 1. Stupor 2. Konfu 3. Apatis 4. Sadar 4
SC
Mental si
AL
E Aktivitas 1. Di 2. Kursi 3. Jalan 4. Jalan 3
(Ski tempat roda dengan Sendiri
tidur bantuan
Mobilitas 1. Tidak 2. Sangat 3. Agak 4. Bebas 4
mampu terbata terbatas bergerak
bergerak s
Inkontinensia 1. Inkontin 2. Selalu 3. Kadang 4. Inkontinen 3
en urin inkonti -kadang
dan alvi nenuri inkontin
n n enurin
Ris Ket : Skor
17
k < 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 Resiko Sedang
Ass Decubitus, 16-20 : Tidak ada resiko dekubitus
ess
men Catatan :
t)
BAR Mengendalikan 1. Perlu 2. Kadang 3. Mandiri 2
TEL
rangsang pencahar perlu
IND
EX
pencahar
BAB

Mengendalikan 1. Pakai 2. Kadang 3. Mandiri 2


rangsang BAK kateter/ tak tak
terkendali terkendali
Membersihkan diri 1. Butuh 2. Mandiri 0
bantuan
Melepas dan 1. Tergantung 2. Tergantun 3. Mandiri 0
memakai celana, orang lain g pada
membersihkan, pada setiap beberapa
kegiatan kegiatan
menyiram jamban

Makan 1. Tidak 2. Perlu 3. Mandiri 2


mampu dibantu
memotong
makanan
Berubah posisi dari 1. Tidak 2. Dibantu 3. Dibantu 1 2
berbaring keduduk mampu lebih dari atau 2
2 orang orang
Berpindah/berjalan 1. Tidak 2. Dengan 3. dibantu 1 2
mampu kursi roda orang
Memakai baju 1. tergantung 2. sebagian 3. mandiri 1
dibantu
Naik turun tangga 1. tidak 2. sebagian 3. mandiri 0
mampu dibantu
Mandi 1. tergantung 2. mandiri 1

Total Skor 12

Keterangan :
20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang, 5-8 :
Ketergantungan berat, 0-4 : ketergantungan total

Catatan :

- Bartel Index = 12 (Ketergantungan Ringan)

Riwayat jatuh 3 bulan Tidak = 0 Ya = 25 0


terakhir

Diagnosis medis Tidak = 0 Ya = 15 15


sekunder > 1

Alat bantu jalan Dibantu orang Penopang = 15 Furniture = 30 0


=0

Menggunakan infus Tidak = 0 Ya = 25 25


FA Cara Bed rest = 0 Lemah = 15 Terganggu = 15
LL berjalan/berpindah 30
RIS
K Status mental Orientasi Orientasi tidak 0
sesuai = 0 sesuai = 15

Total Skor 55

Keterangan :

0-24 : Tidak beresiko, 25-50 : Resiko rendah > 50 : Resiko tinggi

Risiko Jatuh : 55 ( Risiko Tinggi)

NY Skala nyeri : 6 ⃝Skala angka ⃝Face scale


ERI
Lokasi : Nyeri menyebar ke seluruh kepala.

Onset : Hilang timbul

Paliatif : Rangsangan pada Hipotalamus.

Qualitas : Nyeri seperti berdenyut.

Medikasi : -

Efeknyeri :

⃝ Hubungan relasi ⃝tidur ⃝ Nafsu makan ⃝Aktivitas ⃝ Emosi ⃝


Lainnya

Catatan : Nyeri dengan skala 6 NRS Menyebabkan mual – muntah dan tidak
mampu membuka mata.

Obat Dosis/Rute Tujuan Cara Kerja Obat

Cymeven 500 mg/24 Jam Pengobatan pada Antivirus yang dapat


IV pasien dengan membunuh dan
ME infeksi menghambat pertumbuhan
DI Cytomegalovirus Virus pada infeksi
KA (CMV) atau pada Cytomegalovirus.
SI pasien
immunokomprom
i (pasien dengan
daya tahan tubuh
rendah)

Paracetamol 500 mg/8 Jam Sebagai obat Paracetamol akan bekerja


oral penurun demam dengan cara mengurangi
dan pereda nyeri. produksi zat penyebab
peradangan yaitu
prostaglandin, dengan
penurunan kadar
prostaglandin dalam tubuh
maka tanda peradangan
seperti demam dan nyeri
akan berkurang.

Triple Adult 1 Tab / 24 Jam Obat ARV atau Menghambat sintesis Virus
oral antiretroviral dalam tubuh dan
untuk pasien HIV menghilangkan unsure
yang dibutuhkan virus HIV
dalam menghancurkan
CD4.

Cotrimoxazo 20 mg/24 Jam Antibiotik Obat ini digunakan sebagai


le Oral spectrum luas Profilaksis Primer dan
sebagai obat sekunder untuk menangani
pencegahan IO infeksi yang disebabkan
pada ODHA oleh bakteri, seperti
bronchitis,otitis media, dan
infeksi saluran kemih.
selain itu juga dapat
digunakan untuk
menangani dan mencegah
pneumocystis carinii
pneumonia (PCP) pada
pasien dengan daya tahan
tubun menurun, seperti
penderita HIV/AIDS. Obat
ini bekerja dengan
menghentikan
pertumbuhan bakteri di
dalam tubuh.

Sukralfat 10 ml/8 Jam oral Untuk mengatasi Bekerja dengan cara


tukak lambung, membentuk lapisan
ulkus duodenum, pelindung pada tukak
atau gastritis untuk melindunginya dari
kronis. infeksi dan kerusakan lebih
lanjut, lapisan ini akan
mempercepat proses
penyambuhan tukak
(peradangan).

Levofloxaci 500 mg/24 Jam Antibiotik Mengobati penyakit infeksi


n Oral. golongan Bakteri seperti Pneumonia,
Quinolone. sinusitis, prostatitis,
konjungtivitis, ISK, dan
infeksi kulit.

\ Pemeriksaan pada tanggal 05 Februari 2020


PE
ME ● CT Kepala :
RI Kesan : Tidak tampak lesi hipo/hiperdens pada CT scan Kepala saat ini.
KS
AA Pemeriksaan pada tanggal 06 Februari 2020.
N
PE ● Foto Thoraks PA/AP :
NU - Corakan Bronchovasculer normal.
NJ - Tidak tampak proses spesifik kedua paru.
AN - Cor : CTI Normal, Aorta Normal.
G - Kedua sinus dan diafragma baik.
- Tulang – tulang intake.
- Jaringan lunak sekitar kesan baik.
PE
ME Pemeriksaan Hasil Rentang normal Interpretasi
RI
KS
AA Imunoserologi - Salmonela - Salmonela Typhy: - Tidak ada infeksi
N Typhy: Negative salmonella typhy
LA Negative
BO - Salmonela - Salmonela - Tidak ada infeksi
RA ParaTyphi ParaTyphi A: salmonella Paratyphi A
TO A: Negative Negative
RIU - Salmonela - Salmonela - Tidak ada infeksi
M ParaTyphi ParaTyphi B: salmonella Paratyphi
B: Negative Negative
- Salmonela - Salmonela - Tidak ada infeksi
ParaTyphi ParaTyphi C: salmonella
C: Negative Paratyphi
Negative
● Penanda - HBs Ag(ICT) : Non - Normal
Hepatitis - HBs Reaktif
Ag(ICT) : - Anti HCV(ICT):
Non Reaktif Non Reaktif
- Anti
HCV(ICT):
Non Reaktif
● Penanda - Anti TOXO IgG:<8
Infeksi - Anti TOXO IU/ml
TORCH IgG:Non
Reaktif. - Anti TOXO IgM:
- Anti TOXO <0,65 COI
IgM:Non
Reaktif. - Anti CMV IgG <6
- Anti CMV UI/ml Ada riwayat infeksi
IgG Cytomegalovirus.
(Titer=50):
Reaktif. - Anti CMV IgM:<0,9
- Anti CMV COI.
IgM:Non
Reaktif.
Hematologi CD4 : 83 ul CD4 : 470-1298 ul Jumlah CD4 (T
helper)menurun
menandakan system
kekebalan tubuh
turun secara
drastic.

Kimia darah GDS :99 GDS :140 mg/dl Kadar gulah darah
mg/dl sewaktu post
prandial kurang
dari normal.

Fungsi ginjal - Ureum ; - Ureum ; 10-50 Normal


20mg/dl mg/dl
- Creatinin - Creatinin : L
: 1.00 (<1,3mg/dl);P(<1.
mg/dl 1mg/dl)

fungsi hati - SGOT:20 - SGOT:<38 U/L Nilai


U/L - SGPT:<41 U/L SGPT,SGOT,dan
- SGPT:10 - Albumin :3,5-5.0 Albumin normal
U/L gr/dl
- Albumin :
3,3 gr/dl

Elektrolit

● RDWsd 46 39 – 52

● PLT 390 150 – 500

● MPV 6,8 6,0 – 11,0 NORMAL

● PCT 0,264 0,150 – 0,500

● PDW 8,8 11,0 – 18,0

● WBC 4,9 4,0 – 10,0

GE
NO
GR
AM
A. Tabel Klasifikasi Data

No Data Subjektif Data Objektif

1 Pasien mengeluh Nyeri Tanda-tanda Vital : S : 39°C P : 30x/mnt


Kepala N : 104 x/mnt SaO2 : 97%

2 Pasien mengatakan belum Penurunan Berat Badan > 10% dalam 1 bulan
BAB 4 hari. terakhir, IMT 18,8 Kg/m2 ,

3 Pasien mengatakan kurang Kulit teraba Panas


nafsu makan.

4 BB Menurun dari 57 Kg ke 55 Kg dalam 2 hari.

5 GDS : 99 mg/dl

6 Takipneu

7 Konstipasi, feses keras.


8 Nausea (Mual)

9 Konjuntivitis Anemis.

10 GCS = 15

11 Norton Scale = 17 (tidak ada risiko dekubitus)

12 Bartel Index = 12 (ketergantungan ringan)

13 Fall Risk : 55 (Risiko tinggi)

14 Anti CMV IgG : 50 UI/ml (Riwayat Infeksi


Cytomegalo Virus), CD4 = 83 ul Kurang dari
normal (penurunan system kekebalan tubuh).

15 Nyeri
P : Infeksi pada susunan saraf pusat Q : Nyeri
berdenyut R : Menyebar ke seluruh area kepala
S : NRS Skala 6 T : Hilang Timbul. Efek nyeri
menyebabkan mual dan kadang tidak mampu
membuka mata.

B. Analisa Data dan Rumusan Diagnosa Keperawatan

Nama Pasien : Tn. P


Tanggal Lahir : 26 tahun
No. RM :-
Ruangan : Perawatan Infeksi

No Data Fokus Analisa Masalah

Peningkatan kebutuhanDefisit Nutrisi


- Pasien mengatakan kurang metabolism dan
nafsu makan. penurunan nafsu
makan akibat
adanya pelepasan
- Penurunan Berat Badan > 10%
sitokin yang
dalam 1 bulan terakhir. merangsang nervus
- BB Menurun dari 57 Kg ke 55 Vagus akibat
adanya proses
Kg dalam 2 hari.
inflamasi.
- Nausea (Mual).
- GDS : 99 mg/dl.
Ds : Perangsangan reseptorNyeri Akut.
nyeri pada system
- Pasien mengeluh Nyeri Kepala saraf pusat akibat

Do : adanya proses
inflamasi.
- Nyeri :
P : Infeksi pada susunan saraf pusat Q :
Nyeri berdenyut R : Menyebar
ke seluruh area kepala S : NRS
Skala 6 T : Hilang Timbul.
- Efek nyeri : Menyebabkan
mual dan kadang tidak mampu
membuka mata.
- N : 104x/menit.
- Takipnea (R :30x/menit)

Adanya ketidakcukupan
Konstipasi
- Pasien mengatakan belum BAB asupan serat dan
selama 4 hari. cairan serta
aktivitas fisik yang
- Konstipasi kurang dari yang
- Feses keras. dianjurkan
menyebabkan
motilitas usus
terganggu dan
terjadi pengerasan
pada feses.

Ketidakseimbangan antara
Intoleransi Aktivitas.
- suplai nutrisi dan
kebutuhan
- Bartel Index = 12 metabolisme tubuh
sehingga terjadi
(Ketergantungan Ringan). kelemahan.
- Risiko Jatuh : 55 ( Risiko
tinggi).
GDS : 99 mg/dl.
Adanya Proses inflamasiHipertermi
- menyebabkan
akumulasi
- Kulit teraba panas. monosit,makrofag,
sel T helper, dan
- SB : 390 C fibroblast
- Takipnea ( R: 30x/Menit) kemudian terjadi
Pelepasan pyrogen
endogen (sitokin)
Interleukin-1
Interleukin-6
Merangsang saraf vagus
dan Sinyal
mencapai system
saraf pusat
kemudian
Pembentukkaan
prostaglandin di
otak yang
merangsang
hipotalamus dan
meningkatkan titik
patokan suhu (set
point) dan
meningkatkan suhu
basal sehingga
terjadi demam.

Faktor Risiko : Infeksi Virus HIV padaRisiko


sel infeksi
- Imunosupresi. T Helper (CD4)
yang menyebabkan
- CD4 : 83 ul
system imun
- Anti CMV IgG : 50 UI/ml menurun
menyebabkan
pasien rentan
diinfeksi
mkroorganisme
pathogen.
C. Intervensi Keperawatan

Nama Pasien : Ny. Y


Tanggal Lahir : 32 tahun
Ruangan : Perawatan Jantung Terpadu (PJT)

Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan
No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Monitor nutrisi :
1. Defisit Nutrisi b.d Peningkatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Lakukan pengukuran antropometri
kebutuhan metabolisme d.d : selama 1x24 jam maka status nutrisi
2. Monitor turgor kulit
meningkat dengan kriteria hasil:
3. Monitor adanya mual dan muntah
- Pasien mengatakan kurang - Berat Badan Meningkat. 4. Monitor hasil laboratorium (albumin, Hb dan
nafsu makan. - Nafsu makan membaik. Ht, kreatinin, hitung limfosit total dan nilai
elektrolit)
- Berat badan dapat dipertahankan pada
- Penurunan Berat Badan > 5. Tentukan pola makan (makanan yang disukai
rentang ideal.
10% dalam 1 bulan terakhir. dan tidak disukai)
- Asupan kalori sesuai dengan Basal
- BB Menurun dari 57 Kg ke Manajemen Nutrisi:
Metabolism Rate.
55 Kg dalam 2 hari. 1. Kaji status gizi dan kemampuan pasien untuk
- Nausea (Mual). memenuhi kebutuhan gizi.
- GDS : 99 mg/dl. 2. Monitor kalori dan asupan makanan.
3. Identifikasi adanya alergi yang dimiliki
pasien.
4. Lakukan atau bantu pasien terkait perawatan
mulut sebelum makan.
5. Sajikan makanan dengan menarik dan dalam
keadaan hangat.
6. Ciptakan lingkungan yang nyaman pada saat
pasien makanan.
7. Atur diet yang diperlukan.
8. Pastikan makanan tinggi akan kandungan
serat untuk mencegah konstipasi.
9. Anjurkan pasien makan porsi sedikit tapi
sering.
10. Beritahu pasien tentang pentingnya
kebutuhan nutrisi.
11. Kolaborasi : penatalaksanaan pemberian
obat-obatan sebelum makan jika diperlukan
seperti Syrup Sucralfat.

2. Nyeri Akut b.d Agen pencedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri:
Independen :
fisiologis pada susunan saraf pusat selama 1x24 jam diharapkan tingkat Nyeri
- Pantau dan dokumentasikan karakteristik
(inflamasi) d.d : Menurun dengan kriteria hasil : nyeri, catat laporan verbal, isyarat non-
- Toleransi Pasien terhadap nyeri verbal, misalnya, mengerang, menangis,
- Pasien mengeluh Nyeri gelisah, diaforesis, mengerutkan dada,
meningkat.
pernapasan cepat, dan respons
- Pola napas membaik. hemodinamik (perubahan TD, Nadi dan
- Nyeri : - Mual menurun. frekuensi jantung).
P : Infeksi pada susunan saraf pusat - Dapatkan deskripsi lengkap tentang nyeri
- Nafsu makan meningkat.
dari klien termasuk lokasi, intensitas
Q : Nyeri berdenyut R :
(menggunakan skala 0-10 atau
Menyebar ke seluruh area menggunakan skala yang serupa), durasi,
kepala S : NRS Skala 6 T : karakteristik (tumpul atau seperti
dihancurkan), dan radiasi/penyebaran.
Hilang Timbul.
Bantu klien menilai nyeri dengan
- Efek nyeri : Menyebabkan membandingkannya dengan pengalaman
mual dan kadang tidak lain.
- Instruksikan klien untuk melaporkan
mampu membuka mata.
nyeri dengan segera.
- N : 104x/menit. - Berikan teknik non-farmakologi seperti
- Takipnea (R :30x/menit) stimulasi kutaneus pijat punggung, teknik
relaksasi napas dalam dan lambat, terapi
music, aroma terapi dan teknik imajinasi
terbimbing.
- Periksa tanda vital sebelum dan setelah
pemberian medikasi opioid.
Kolaboratif:
- Beri medikasi, sesuai indikasi;., seperti
Analgesik NSID atau Asetaminofen
seperti Paracatemol Tablet 3x500 mg.

3 Konstipasi b.d Aktivitas fisik yang Setelah dilakukan tindakan keperawatan


Manajemen Konstipasi :
kurang dari yang dianjurkan,
kurangnya asupan serat dan cairan selama 3x24 jam diharapkan status Eliminasi 1. Kaji bising usus/peristaltik
d.d :
Fekal membaik dengan kriteria hasil : 2. Kaji tanda dan gejala konstipasi
- Keluhan defekasi lama dan sulit 3. Kaji pergerakan usus, karakteristik feses
- Pasien mengatakan belum
menurun. (konsistensi, bentuk, volume dan warna)
BAB selama 4 hari
- Teraba massa pada fekal menurun. 4. Kaji factor-faktor yang menyebabkan
- Konsistensi feses membaik. konstipasi (obat-obatan, tirah baring, diet
- Konstipasi. - Frekuensi defekasi membaik. rendah serat).
- Feses keras.
5. Jelaskan etiologi masalah dan alasan
tindakan.
6. Anjurkan pasien untuk diet tinggi serat dan
minum banyak sesuai toleransi
7. Lakukan masase abdomen.
8. Latih BAB secara teratur.
9. Ajarkan peningkatan asupan cairan.
10. Ajarkan cara mengatasi konstipasi.
11. Kolaborasi dengan tim medis tentang
penurunan/peningkatan frekuensi bising
usus.
12. Kolaborasi penggunaan obat pencahar kalau
perlu.

4. Intoleransi Aktivitas b.d adanya Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi:
kelemahan d.d : selama 3x24 jam diharapkan Toleransi 1 Identifikasi gangguan fungsi yang
Aktivitas meningkat dengan kriteria hasil : menyebabkan kelelahan.
- - Tingkat kemandirian (ADL) 2 Monitor kelelahan fisik dan emosional.

- Bartel Index = 12 meningkat. 3 Monitor pola dan jam tidur.

(Ketergantungan Ringan). - Kekuatan tubuh bagian atas dan 4 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan saat

- Risiko Jatuh : 55 ( Risiko bagian bawah meningkat. melakukan aktivitas.

tinggi). - Toleransi dalam menaiki tangga 5 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah

- GDS : 99 mg/dl. meningkat. stimulus (mis;cahaya, suara, kunjungan)


- Warna kulit membaik. 6 Lakukan rentang gerak aktif dan pasif.
- Konservasi energi meningkat. 7 Fasilitasi duduk di tempat tidur jika tidak
- Mendemonstrasikan tidak ada dapat berpindah atau berjalan.
kelemahan saat beraktivitas dengan 8 Anjurkan melakukan aktifitas secara
semua kegiatan dapat dilakukan bertahap.
mandiri. 9 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan.
10 Kolaborasi dengan Ahli Gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.

5 Hipertermi b.d adanya proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipertermia :
penyakit (infeksi) d.d : selama 3x24 jam diharapkan termoregulasi 1 Identifikasi penyebab Hipertermia.
Membaik dengan kriteria hasil: 2 Monitor suhu tubuh.
- - Takipnea menurun. 3 Monitor kadar elektrolit.
- Pola napas pada rentang normal (12- 4 Monitor haluaran urine.
- Kulit teraba panas.
16x/menit). 5 Monitor komplikasi akibat hipertermia.
- SB : 390 C
- Suhu tubuh membaik (dipertahankan 6 Sediakan lingkungan yang sejuk.
- Takipnea ( R: 30x/Menit)
pada rentang normal 36,5-370C) 7 Longgarkan atau lepaskan pakaian.
- Suhu Kulit membaik. 8 Ganti linean setiap hari jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebihan)
9 Lakukan kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen dan aksila).
10 Kolaborasi dalam pemberian obat anti piretik
: misalnya NSID dan asetaminofen seperti
Paracetamol 500 mg / 8 Jam.

6 Risiko Infeksi d.d penurunan daya Setelah dilakukan tindakan keperawatan


Perlindungan Infeksi
tahan tubuh. selama 3x24 jam diharapkan tingkat infeksi 1. Kaji adanya tanda dan gejala infeksi secara
Menurun dengan kriteria hasil: sistematik dan local.
- Nafsu makan meningkat. 2. Cuci tangan sebelum kontak dengan pasien,
- Demam menurun. setelah kontak dengan pasien dan setelah
- Nyeri menurun. dari lingkungan pasien
- Kadar sel darah putih membaik. 3. Batasi jumlah pengunjung
4. Anjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi
dan cairan yang adekuat serta isirahat yang
cukup
5. Pertahankan teknik isolasi yang sesuai.
6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Ajarkan pasien dan anggota keluarga
bagaimana cara menghindari infeksi.
8. Kolaborasi dengan tim pengendalian infeksi.
9. Kolaborasi dengan tim Medis dalam
pemberian obat anti Virus dan bakteri untuk
menghindari terjadinya Infeksi oportunistik
pada pasien mis : Cotrimoksazole, Cymeven,
dan Levofloxacin.

(Herdman & Kamitsuru, 2018)(Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2016) (Yasmara, Nursiswati, & Rosyidah, 2016) (PPNI, 2017,
2018b, 2018a)
DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin, M. (2018). Patofisiologi Nyeri (Pain). Saintika Medika, 13(1), 7.

https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.5449

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis Untuk
Hasil Yang diharapkan (8 jilid 2). Singapore: Elsevier.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC) (6th ed.). Singapore: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Defenisi dan
Klasifikasi 2018-2020. (T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (11th ed.). Jakarta: EGC.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik
(1 cetakan). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Schwier, N. C., Cannedy, J. J., & Skrepnek, G. H. (2020). Management of Acute Idiopathic
(Viral) Pericarditis in the Emergency Department: A Review for the Nursing
Professional. Advanced Emergency Nursing Journal, 42(1), 17–29.
https://doi.org/10.1097/TME.0000000000000284

Stockert, P. A., Potter, P. A., Perry, A. G., & Hall, A. M. (2017). Fundamental of Nursing
Ed.9.

Yasmara, D., Nursiswati, & Rosyidah, A. (2016). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-
Bedah. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai