Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS INTERNA
“CHRONIC MYELOGENOUS LEUKEMIA (CML) PADA TN.R (18 TAHUN)”
RUANG PERAWATAN INTERNA RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO

OLEH:

ANISA SUSIANTI
R014211030
KELOMPOK XII

SAMPUL

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
SOAL KASUS...........................................................................................................................1
PENGKAJIAN...........................................................................................................................2
ANALISA MASALAH KEPERAWATAN..............................................................................7
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................1

ii
SOAL KASUS

Tn. R, 18 tahun masuk RS melalui UGD pada tanggal 19 Maret 2019. Saat ini dirawat di
perawatan interna dan dikaji pada tanggal 20 Maret 2019.
Diagnosis masuk; CML
Diagnosis medis; CML fase kronik, anemia, trombositosis, koagulasi
Keluhan saat dikaji; demam.
Riwayat keluhan; pasien mengeluh demam sejak satu hari yang lalu disertai dengan
perdarahan pada gusi yang sudah dialami sejak 3 hari yang lalu.
Psikososial/ekonomi; status pelajar belum menikah, tinggal bersama orangtua.
Riwayat hospitasilisasi; pasien pernah dirawat dengan keluhan yang sama di RS
Bhayangkara Makassar selama 1 minggu.
Pemeriksaan fisik;
TD : 110/80 mmHg (berbaring) S : 38,7ºC P : 20x/menit N :114x/menit SaO2 : 98% TB :
160 cmBB : 53 kg IMT : 16,4 kg/m2

Penggunaan alat bantu; kacamata


Mata; anemis, ikterik.
Neurologi; kelemahan, kekuatan otot esktremitas atas 3|3, ekst bawah 3|3.
Nutrisi; penurunan BB>10 % dalam 1 bulan, tidak nafsu makan.
Norton scale; sakit sedang, sadar penuh, aktivitas di kursi roda, mobiltas terbatas,
inkontinensia.
Bartel index; mampu mengendalikan rangsang BAB dan BAK, membersihkan diri dibantu,
berganti pakaian dibantu, makan mandiri, berubah posisi dibantu 1 orang, berjalan/berpindah
dibantu, tidak mampu naik turun tangga, mandi dibantu.
Risiko jatuh; tidak ada riwayat jatuh 3 bulan terakhir, diagnosis medis sekunder>1, jalan
dengan bantuan orang, menggunakan infus, lemah, orientasi sesuai.
Pemeriksaan Laboratorium;
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Range
WBC 231.900 103/mm3 4.0 10.0
RBC 3.80 106/mm3 3.80 5.80
HGB g/dL 11.5 16.0
26.3
HCT % 37.0 47.0
23.7
MCV 1165 fL 80 100
MCH pg 27.0 32.0
MCHC gr/dl 33.0 66.0
PLT 103/mm3 150 400

Pemeriksaan Penunjang
Terapi Medikasi; N-Ace 200mg/24 jam/oral, Adona 1 amp/drips/24 jam, paracetamol
500mg/12 jam/oral, Glivec 200mg/12 jam/oral, Ceftazidime 1 gr/12jam/iv, As. Traneksamat
1 tab/12jam/oral.

1
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

Nama/RM : Tn. R
Jenis Kelamin : L
Umur : 18 tahun
Ruangan : Ruang Perawatan Interna

Data Pengkajian
Tanggal : 20 Maret 2019 Jam : S : 38,7 °C P : 20 x/menit N : 114 x/menit SaO2 : 98%
Cara dengan : TD : 110/80 mmHg
⃝ Jalan kaki ⃝ Kursi roda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝ Berbaring
⃝ Brankard ⃝ Lainnya : ⃝ Duduk
Datang melalui : TB : 160 cm BB : 53 kg IMT : 16,4 kg/m 2
⃝ UGD ⃝ Poliklinik
⃝ OK ⃝ Lainnya :
Diagnosa Masuk : CML
Diagnosis Medis : CML fase kronik, anemia, trombositosis, koagulasi
Keluhan saat dikaji : demam
Keluhan utama : pasien mengeluh demam sejak satu hari yang lalu disertai dengan perdarahan pada gusi yang
sudah dialami sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Alergi : Ada/ Tidak
⃝ Makanan laut : ⃝ Udara dingin ⃝ Lainnya :
⃝ Obat : ⃝ Debu
Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak
⃝ Kacamata/lensa kontak ⃝ Alat bantu dengar ⃝ Lainnya :
⃝ Gigi palsu ⃝ Kruk/walker/kursiroda
Riwayat Pasien
Riwayat penyakit : Ya/tidak
⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : tipe 2
⃝ Kanker:
⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis :
⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :
⃝ Lainnya :
Riwayat operasi : Ya/tidak
Merokok : Ya/ tidak
Konsumsi alkohol : Ya/tidak
Riwayat Penyakit Keluarga
⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes :
⃝ Kanker:
⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis :
⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :
⃝ Lainnya :
Psikososial/Ekonomi
Status pernikahan : ⃝ belum menikah ⃝ Menikah ⃝ Janda/duda
Keluarga : ⃝ tinggal bersama ⃝ tinggal sendiri
Tempat tinggal : ⃝ Rumah ⃝ Panti ⃝ Lainnya :
Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝ Wiraswasta ⃝ Pensiunan
⃝ Lainnya : pelajar
Status emosi : ⃝ Kooperatif ⃝ Tidak kooperatif
Pengalaman hospitalisasi : Ya/ tidak
Keterangan :
Pernah dirawat denan keluhan yang sama di RS RS Bhayangkara Makassar selama 1 minggu

2
Sumber informasi : ⃝ Pasien ⃝ Keluarga ⃝ Lainnya :

Pemeriksaan Fisik (Ceklist pada bagian yang tidak normal)


⃝Gangguan Penglihatan : anemis, sklera ikterik
MATA, TELINGA, HIDUNG

⃝Gangguan endengaran :
⃝ Gangguan penciuman :
⃝Kemerahan : ⃝Bengkak: ⃝Drainase:
⃝Nyeri : ⃝Lesi:
Catatan:

⃝ Asimetri: ⃝ Takipnea : 50x / menit ⃝ Crackles :


⃝Kanan atas/bawah ⃝Kiri atas/bawah
⃝ Bentuk dada : ⃝ Bradipnea : ⃝ Sputum-warna :
⃝ Batuk : ⃝ Dispnea
RESPIRASI

⃝ Wheezing: ⃝Kanan atas/bawah


⃝Kiri atas/bawah ⃝ Modulasi O2 : …lpm via…
Catatan :

⃝ Takikardi : 114x/menit ⃝ Iregular:


⃝ Tingling : ⃝ Edema :
VASKULARKARDIO

⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur:
⃝ Mati rasa : ⃝ Nadi tidak teraba:
Catatan :

⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
⃝ Anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia
INTESTINALGASTRO

⃝ Rigiditas ⃝ Hiperperistaltik: ⃝ Disfagia


⃝ Konstipasi ⃝ Ostomi
⃝ Diet khusus ⃝ Intoleransi diit
Catatan :

⃝ penurunan BB > 10% satu bulan terakhir ⃝ Dekubitus : Stage 1/2/3/4


⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari ⃝ TPN/PPN/tube feeding
⃝Diare-frekuensi : /hari ⃝ Malnutrisi
NUTRISI

Catatan :
Pasien tidak nafsu makan
GINEKOLOGIGENITOURINARI/

⃝ Disuria ⃝ Hesitansi ⃝ Nokturia ⃝ Folley


⃝ Menopause ⃝ Lendir
⃝ Frekuensi ⃝ Inkontinensia ⃝ hematuria
⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan
Catatan :

3
⃝ Konfusi ⃝ Sedasi ⃝ Pupil non reaktif
⃝ vertigo ⃝ Tremor ⃝ tidak seimbang
⃝ Koma ⃝ letargi ⃝ afasia
NEUROLOGI

⃝ Sakitkepala ⃝ mati rasa ⃝ Paralise


⃝ Semi-koma ⃝ Suara serak ⃝ Seizure
⃝ Tingling ⃝ Kelemahan
Catatan :
Kekuatan otot ekstremitas atas 3|3, ekstremitas bawah 3|3

⃝ Bengkak ⃝ Diaforesis ⃝ Lembab


⃝ prosthesis ⃝ Warna kulit : ⃝ teraba panas
⃝ atrofi/deformitas ⃝ turgor buruk ⃝ teraba dingin ⃝ Drainase :

Gambaran area luka dan jelaskan karakteristik luka (Gambarkan


lukanya)
INTEGUMEN

Catatan :

1. Sangat 2.Buruk 3.Sedang 4.Baik


buruk
NORTON SCALE (Skin Risk Assessment)

Kondisi 1. Stupor 2.Konfusi 3.Apatis 4.Sadar


mental
Aktivitas 1. Ditempa 2.Kursi roda 3.Jalan dengan 4.Jalan Sendiri
ttidur bantuan
Mobilitas 1. Tidak 2.Sangat 3.Agak 4.Bebas
Mampu terbatas terbatas bergerak
bergerak
Inkontine 1. Inkontine 2.Selalu 3.Kadang- 4.Inkontinen
nsia nurin inkontinen kadang
dan alvi urin inkontinen
urin
Ket : Skor = 16
< 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 resiko sedang
decubitus, 16-20 : resiko rendah
BARTEL INDEX (Functional Status

Mengendali 1.Perlu pencahar 2.Kadang perlu 2 Mandiri


kanrangsang BAB pencahar
Mengendalikan 1.Pakai kateter/ 2.Kadang tak 3. Mandiri
rangsang BAK tak terkendali terkendali
Membersihkan diri 1.Butuh bantuan 2.Mandiri
Melepas dan 1.Tergantung 2.Tergantung 3. Mandiri
memakai celana, orang lain pada pada
membersihkan, setiap kegiatan beberapa
menyiram jamban kegiatan
Makan 1.Tidak mampu 2.Perlu dibantu 3. Mandiri
memotong
makanan
Berubah posisi dari 1. Tidak mampu 2.Dibantu lebih 3. Dibantu 1 4.Mandiri
berbaring ke duduk dari 2 orang atau 2

4
Assassment)
orang
Berpindah/berjalan 1. Tidak mampu 2.dengan kursi 3. dibantu 1 4.mandiri
roda orang
Memakai baju 1. tergantung 2.sebagian 3. mandiri
dibantu
Naik turun tangga 0. tidak mampu 1.sebagian 2. mandiri
dibantu
Mandi 1. tergantung 2.mandiri
Total Skor = 10 (ketergantungan sedang)
Keterangan :
20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang,
5-8 : ketergantungan berat, 0-4 : ketergantungan total
Riwayat jatuh 3 bulan Tidak = 0 Ya = 25 0
terakhir
Diagnosis medis Tidak = 0 Ya = 15 15
skunder > 1
Alat bantu jalan Dibantu orang Penopang = 15 Furniture = 30 0
=0
FALL RISK

Menggunakan infus Tidak = 0 Ya = 25 25


Cara Bed rest = 0 Lemah = 15 Terganggu = 15
berjalan/berpindah 30
Status mental Orientasi Orientasi tidak 0
sesuai = 0 sesuai = 15
Total Skor = 55
Keterangan :
0-24 : tidak beresiko, 25-50 : resiko rendah, > 50 : resiko tinggi
Skala nyeri : ⃝ Skala angka (5 NRS) ⃝ Face scale
Lokasi :
Onset :
Paliatif :
Kualitas :
NYERI

Medikasi :
Efek nyeri :
⃝ Hubungan relasi ⃝ tidur ⃝ Nafsu makan
⃝ aktivitas ⃝ Emosi
⃝ Lainnya :
MEDIKASI

Obat Dosis/Rute Tujuan Cara KerjaObat


N-Ace 200mg/24 Mengatasi infeksi saluran N-Acetylcysteine bekerja dengan cara
jam/oral nafas dengan sekresi memecah ikatan disulfida pada
mukus berlebih termasuk mucoprotein, sehingga terjadi
bronkitis, emfisema dan penurunan kekentalan dari mucus.
bronkiektasis, profilaksis
dan terapi komplikasi
bronkopulmonal dengan
mukostasis, bronkial
Adona 1 amp/24 Adona Forte merupakan Adona Forte mengandung zat aktif
jam/drips obat yang digunakan untuk Carbazochrome Natrium Sulfonate
menghentikan proses yaitu agen antihemoragik atau
pendarahan di kulit, hemostatik (memperpendek waktu
membran mukosa, sekitar pendarahan) dengan mekanisme
mata, metroragia kerjanya adalah memberikan perintah
(pendarahan pada rahim di kepada trombosit untuk membentuk
luar haid) dan paska penutup luka sehingga aliran
operasi karena pendarahan berhenti. Carbazochrome
menurunnya resistensi juga dapat digunakan untuk penderita
kapiler. wasir atau trombositopenia purpura
yaitu penyakit yang menyebabkan
bercak keunguan dan kemerahan pada
kulit.
Paracetamol 500mg/12 obat untuk penurun Paracetamol bekerja dengan cara
jam/oral demam dan pereda nyeri, mengurangi produksi zat penyebab

5
seperti nyeri haid dan sakit peradangan, yaitu prostaglandin.
gigi. Dengan penurunan kadar prostaglandin
di dalam tubuh, tanda peradangan
seperti demam dan nyeri akan
berkurang.
Glivec 200mg/12 Glivec adalah obat Imatinib merupakan inhibitor tirosin
jam/oral berbentuk tablet, kinase yang menghambat tirosin kinase
mengandung Imatinib BCR-ABL yang diciptakan oleh kelainan
mesilate yang diindikasikan kromosom Philadelphia pada leukemia
untuk pengobatan pada myeloid kronis (CML). Imatinib
kanker. memblokir proliferasi dan menginduksi
apoptosis dalam garis sel positif BCR-
ABL, serta sel-sel leukemia dari CML
positif kromosom Philadelphia. Imatinib
juga menghambat reseptor kinase
untuk faktor pertumbuhan turunan
trombosit (PDGF) dan faktor sel induk
(SCF), c-kit, PDGF- dan peristiwa seluler
yang dimediasi SCF.
Ceftazidime 1 gr/12 jam/IV Ceftazidime adalah obat Ceftazidime termasuk ke dalam
antibiotik untuk mengobati antibiotik sefalosporin generasi ketiga
infeksi bakteri. Beberapa yang bekerja dengan cara mengganggu
penyakit infeksi yang bisa pembentukan dinding sel bakteri,
ditangani dengan obat ini sehingga bakteri mati. Perlu diketahui
adalah pneumonia, bahwa obat ini tidak bisa mengobati
meningitis, infeksi tulang infeksi yang disebabkan oleh virus atau
dan sendi, peritonitis, serta jamur. Ceftazidime bekerja dengan cara
infeksi saluran kemih. mengikat satu atau lebih protein
pengikat penisilin yang dengan
sendirinya menghambat transpeptidasi
akhir sintesis peptidoglikan di dinding
sel bakteri. Hal ini kemudian
memperlambat biosintesis dan
menahan rakitan dinding sel yang
mengakibatkan kematian sel bakteri.
Traneksamat 1 tab/12 jam/oral Obat untuk menghentikan Asam traneksamat bekerja dengan cara
pendarahan menghambat hancurnya bekuan darah
yang sudah terbentuk. Dengan
demikian, perdarahan bisa berhenti.
Selain digunakan untuk menghentikan
perdarahan pada kondisi yang telah
disebutkan di atas, asam traneksamat
juga bisa digunakan pada hemofilia
atau hereditary angiodema
PEMERIKSAAN PENUNJANG

6
Pemeriksaan Hasil Satuan Rentang Normal Interpretasi
3 3
WBC 231.900 10 /mm 4400-11300 Dibawah normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

6 3
RBC 3.80 10 /mm 4,5-6,5 Dibawah normal
HGB g/dL 13,0-18,0
HCT 26.3 % 40-52 % Dibawah normal
MCV 23.7 fL 80-100 Dibawah normal
MCH pg 26-34
MCHC gr/dl 32-36
PLT 1165 103/mm3 150-450 dibawah normal

*Jika perlu terutama pada kasus herediter


GENOGRAM

7
ANALISA MASALAH KEPERAWATAN

No. RM :-
Inisial Pasien : Tn. R
No Data Fokus Analisa Masalah
.
1. DS: Hipertermi
 Pasien mengeluh
demam yang sudah
dialami sejak 3 hari yang
lalu.
DO:
 S : 38,7ºC   
 N :114x/menit
 Ada peningkatan
WBC
WBC: 231.900

8
2. DS: Keletihan
 Pasien mengatakan
lemah letih, tidak
bisa beraktivitas
normal
DO:
 Barthel index:
ketergantungan sedang
 RBC dibawah normal
(3,8 jt)
 Anemia 
 Mata anemis
 Pasien memiliki
mobilitas yang terbatas 
 ADL terbatas, butuh
bantuan

3. DS: Nutrisi kurang dari


 Pasien merasa tidak kebutuhan tubuh
nafsu makan
 Pasien mengeluh lemas
DO:
 TB : 160 cm, BB :  53
kg, IMT 16,4 kg/m 2

(IMT kurang dari


normal)
 HCT menurun 26%
 Tidak ada nafsu makan

9
4. Faktor Risiko: Risiko perdarahan
 Pasien mengeluh
perdarahan pada gusi
yang sudah dialami
sejak 3 hari yang lalu.
 Proses penyakit
(CML fase kronik)
 Trombositopenia
 Penurunan faktor
koagulasi

5. DS: Risiko jatuh


 Pasien merasa lemas
lemah
DO:
 Mata anemis
 Skor fallrisk 55 (risiko
jatuh tinggi)
 ADL dibantu
 Pasien menggunakan
kursi roda untuk
bantuan mobilisasi

10
ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan/Luaran Intervensi Rasional
1. Hipertermia b/d peningkatan Setelah diberikan intervensi Manajemen hipertermia:
laju metabolisme selama 1x24 jam, pasien tidak Observasi:
memiliki keparahan gangguan  Identifikasi penyebab - mengurangi keterpaparan
Kategori: Lingkungan pertukaran gas dengan kriteria hipertermia dengan agen penginfeksi
Subkategori: keamanan dan hasil:  Monitor suhu tubuh dan - mengetahui suhu aktual
proteksi nadi
SDKI hal. 284 Termoregulasi Teraupetik: - meningkatkan kenyamanan
- suhu tubuh cukup memburuk  Sediakan lingkungan pasien
(2) ke mambaik (5) yang nyaman - mengurangi perasaan sesak dan
- Nadi dalam rentang normal   Longgarkan pakaian atau gerah
(60x/menit-100x/menit) pakaian yang ringan  - memenuhi kebutuhan cairan
 Berikan cairan oral - menurunkan suhu tubuh secara
 Lakukan kompres hangat efektif

Edukasi: - tirah baring berkorelasi dengan


 Anjurkan tirah baring kenyamanan pasien

Kolaborasi: - menghindari dehidrasi akibat


 Kolaborasiakan kehilangan cairan yang banyak
pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu - mengatasi hipertermi dengan
 Kolaborasikan pemberian membatasi pengeluaran
medikasi untuk meredakan mediator2 kimia penyebab
demam seperti paracetamol demam
500mg/12 jam/oral

2. Keletihan berhubungan dengan Setelah diberikan intervensi Manajemen energi


kelesuan fisiologis selama 3x24 jam, keletihan pada

11
No Diagnosa Tujuan/Luaran Intervensi Rasional
pasien dapat berkurang dengan - monitor lokasi dan sumber - untuk mengidentifikasi
Domain 4: aktivitas/istirahat kriteria hasil: ketidaknyamanan/nyeri yang penyebab keletihan
Kelas 3: keseimbangan energi dialami pasien selama aktivitas berkepanjangan yg dialami
NANDA 2017, hal.239 Tingkat kelelahan pasien
- pilih intervensi untuk - intervensi farmakologi dapat
- kelelahan dari cukup berat (2) mengurangi keletihan baik secara memperbaiki keletihan pasien
ditingkatkan ke ringan (4) farmakologi maupun non dari dalam (misal pemberian zat
- kegiatan sehari-hari (ADL) dari farmakologi besi, atau suntuk insulin untuk
sangat terganggu (1) ditingkatkan hipoglikemi)
ke tidak terganggu (5) - lakukan ROM aktif dan pasif - ROM aktif pasif meruapakn
- Hematokrit dari sangat untuk menghilangkan ketegangan latihan peregangan otot paling
terganggu (1) ditingkatkan ke otot hemat energi
tidak terganggu (5) - anjurkan aktivitas fisik - memberi kesempatan pasien
- metabolisme dari sangat misalnya ambulasi, ADL sesuai untuk tetap melakukan aktivitas
terganggu (1) ditingkatkan ke dengan kemampuan (energi) sebagai latihan pergerakan
tidak terganggu (5) pasien
- instruksikan orang terdekat - melibatkan keluarga untuk
mengenai teknik perawatan diri membantu melakukan perawatan
yang memungkinkan penggunaan diri pasien yang mengalami
energi sehemat mungkin keletihan
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
kurang dari kebutuhan keperawatan  selama 3 x 24 tidak Observasi:
berhubungan dengan faktor terjadi ketidakseimbangan  Monitor jumlah kalori
biologis nutrisi:kurang dari kebutuhan dan jenis nutrisi yang
tubuh, dengan kriteria: dibutuhkan 
Domain 2: Nutrisi  Monitor berat badan
Kelas 1: makan Status nutrisi Teraupetik
NANDA 2017, hal.177   Peningkatan asupan  Melakukan oral care
makanan  Atur diet yang dibutuhkan
 Tidak terjadi penurunan seperti menyediakan
berat badan  makanan yang mengandung

12
No Diagnosa Tujuan/Luaran Intervensi Rasional
 HCT dalam rentang karohidrat, zat besi, protein
normal 37%-47% tinggi, memberikan vitamin,
(NOC, 2013) mineral sesuai kebutuhan
 Ciptakan lingkungan yang
nyaman (bersih, berventilasi,
bebas dari bau yang
menyengat) saat
mengkonsumsi makanan 
Edukasi   
 Anjurkan pasien dan
keluarga terkait dengan
kebutuhan makanan misalnya
menganjurkan makan
makanan yang mengandung
karbohidrat, zat besi, protein
tinggi, vitamin, mineral
sesuai kebutuhan
 Anjurkan keluarga
membawa makanan kesukaan
pasien 
 Menyarankan
menggunakan bumbu atau
rempah sebagai alternative
garam
Kolaborasi
 Kolaborasikan dengan
ahli gizi untuk meningkatkan
diet
(NIC, 2013)

4. Risiko Perdarahan Setelah dilakukan tindakan Pencegehan Perdarahan:

13
No Diagnosa Tujuan/Luaran Intervensi Rasional
keperawatan  selama 3 x 24 tidak Observasi:
Kategori: Fisiologis terjadi Risiko perdarahan, dengan  Monitor tanda dan gejala - mencegah presipitasi
Subkategori: sirkulasi kriteria: perdarahan perdarahan
SDKI halaman 42  Monitor koagulasi - mengetahui kadar koagulasi
Tingkat perdarahan tubuh
 Tidak ada perdarahan Teraupetik:
pada gusi  Pertahankan bed rest - mengurangi tekanan yang
 Tidak terjadi selama perdarahan membuat darah semakin aktif
trombositosis keluar
 Tidak terjadi gangguan   Batasi tindakan invasive, - mengurangi adanya bukaan
koagulasi jika perlu kulit pemicu perdarahan

(SLKI, 2017) Edukasi:


 Jelaskan tanda dan gejala - membuat pasien memiliki
perdarahan awareness perdarahan
 Anjurkan menghindari - aspirin mampu memperparah
aspirin atau antikoagulan risiko perdarahan
 Anjurkan meningkatkan - vitamin K sebagai salah satu
vitamin K faktor pembekuan darah
 Anjurkan segera melapor - untuk mendapatkan
jika terjadi perdarahn penanganan segera
Kolaorasi:
 Kolaborasikan obat - obat pengontrol pendarahan
pengontrol perdarahan sebagai asupan faktor
seperti Adona 1 amp/drips/24 pembekuan darah yang tidak bisa
jam dan Traneksamat 1 diproduksi oleh tubuh dengan
tab/12jam/oral. maksimal
(SIKI, 2017)
5. Risiko jatuh Setelah diberikan intervensi Pencegahan jatuh
selama 3x24 jam, pasien - Monitor gaya berjalan (terutama - untuk mengetahui kemampuan
Domain 11: memiliki risiko rendah untuk kecepatan), keseimbangan dan dan faktor keletihan yang

14
No Diagnosa Tujuan/Luaran Intervensi Rasional
Keamanan/Perlindungan jatuh dengan kriteria hasil: tingkat kelelahan dengan dimiliki pasien
Kelas 2: Cedera fisik ambulasi
NANDA 2017, hal.410 Perilaku pencegahan jatuh - Gunakan teknik yang tepat - untuk meminimalisir
- klien meminta bantuan jika untuk memindahkan pasien dari kemungkinan klien terjatuh
membutuhkan dan ke kursi roda, tempat tidur,
- klien menggunakan pegangan toile, dan lainnya
tangan jika diperlukan - Ajarkan anggota keluarga - melibatkan anggota keluarga
mengenai faktor risiko yang agar kemungkinan klien jatuh
berkontribusi terhadap kejadian semakin minimal
jatuh dan bagaimana keluarga
dapat menurunkan risiko ini
- Kolaborasi dengan anggota tim - membantu mengurangi risiko
kesehatan lain untuk jatuh melalui jalur farmakologis
meminimalkan efek samping dari
pengobatan yang berkontribusi
pada kejadian jatuh (misal
hipotensi, hipoglikemi)

15
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., Butcher H.K., Dotcherman J.M. (2016). Nursing Interventions.


Classification (NIC) 6th Indonesian Edition. Elsevier. Singapore.
Herdman, T . H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis KeperawatanDefinisi & Klasifikasi
2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC
Moorhead, S. et al. (2013) Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th edn. Jakarta:
Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai