Anda di halaman 1dari 39

Conflict in

nursing
Konflik
Definisi
 Perselisihan internal atau eksternal akibat
adanya perbedaan gagasan, nilai, atau
keyakinan antara dua orang atau lebih
(Marquis & Houston, 1998)
Kenapa konflik??
Nilai
profesional
Kompetisi
Restrukturisasi
antarprofesi

Ada
Uraian peran
hubungan
tidak jelas
interpersonal

Perbedaan
nilai,
keyakinan,
latar
Konflik Penghematan
biaya
belakang
Transisi konflik

Dulu Saat ini


Konflik
Rata-rata 20% waktu dihabiskan
untuk menyelesaikan konflik

Skill menyelesaikan konflik


sangat penting

Pekerjaan lebih efisien


Konflik

Alami

Konflik

Tidak
dihindari/di Dapat
anjurkan → diprediksi
dikelola
Sumber Kekuasaan
konflik
Komunikasi
Tujuan indiividu dan organisasi
Ketersediaan sarana
Perilaku kompetisi
Personality
Peran yang membingungkan
Peran dalam
penyelesaian konflik
• Sadar diri dan bekerja dengan sungguh-sungguh
• Segera atasi konflik saat baru pertama kali dirasakan,
jangan tunggu termanifestasi
• Upayakan win-win solution
• Perkecil perbedaan persepsi, perluas saling
Kepemimpinan pengertian
• Bantu staf identifikasi alternatif penyelesaian konflik
• Kenali dan terima perbedaan staf
• Komunikasi asertif dan terbuka
• Role model yg jujur dan upayakan negosiasi
kolaboratif

• Ciptakan lingkungan kerja kondusif


• Tepat dalam penggunaan wewenang
Manajemen • Fasilitasi penyelesaian konflik
• Gunakan strategi negosiasi efektif
• Terima tanggung jawab
Konflik tidak dapat
dihindari; jika konflik
dikelola baik, akan
menghasilkan kualitas
produksi yang
meningkat, perbaikan
organisasi.
Lanjutan..
Kategori konflik
1. Intrapersonal → terjadi pada individu
sendiri. Contoh konflik tentang loyalitas
thdp profesi keperawatan, konflik tentang
loyalitas terhadap pekerjaan dan pasien
2. Interpersonal → terjadi antara dua orang
atau lebih yang memiliki nilai, tujuan, dan
keyakinan yang berbeda. Terjadi krn
seseorang berinteraksi dg orang lain.
Contoh konflik antar anggota tim asuhan
keperawatan
Lanjutan
3. Konflik antar kelompok (intergroup) →
terjadi antara dua orang atau lebih
dari kelompok atau organisasi atau
departemen yang berbeda,
bersumber dari hambatan dalam
mecapai kekuasaan dan otoritas
(kualitas jasa layanan), keterbatasan
prasarana.
Jenis konflik (Marquis &
Houston, 1998)

Konflik vertikal → terjadi


antara atasan dan
bawahan

Konflik
Konflik horizontasl →
terjadi antara staf
dengan posisi atau
kedudukan yang sama
Proses konflik
Proses konflik dibagi menjadi beberapa
tahapan:
1. Konflik laten
tahapan konflik yang terjadi terus menerus
(laten) dlm suatu organisasi. Cth:
keterbatasan staf dan perubahan yang
cepat → memicu ketidakstabilan organisasi,
kualitas produksi. Konflik kadang tidak
tampak nyata atau seperti tidak pernah
terjadi
Lanjutan
2. Felt konflik (konflik yang dirasakan)
Terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan
sebagai ancaman, ketakutan, tidak percaya,
marah.
Juga disebut sebagai konflik affective.
3. Konflik nampak/sengaja dimunculkan
Sengaja dimunculkan untuk mencari solusi.
tindakan yang dilaksanakan → menghindar,
kompetisi, debat, mencari penyelesaian konflik.
Stp orang secara tidak sadar belajar menggunakan
kompetisi, kekuatan, dan agresivitas dalam
menyelesaikan konflik dalam perkembangannya.
Lanjutan …
4. Resolusi konflik → suatu penyelesaian
masalah dengan cara memuaskan
semua orang yang terlibat didalamnya
(win-win solution)
5. Konflik aftermath → terjadi akibat tidak
diselesaikannya konflik yang sebelumnya
telah terjadi. Konflik ini akan menjadi
masalah besar kalau tidak segera diatasi
atau atau dikurangi dari penyebab konflik
yang utama.
gram proses konflik
KONFLIK LATEN

KONFLIK YANG
FELT CONFLICT
DIALAMI

KONFLIK YANG
TAMPAK

PENYELESAIAN/MAN
AJEMEN KONFLIK

KONFLIK
AFTERMATH/AKIBAT
KONFLIK
Penyelesaian konflik
• Langkah penyelesaian konflik
1. Pengkajian
2. Identifikasi
3. Intervensi
1. Pengkajian
• Analisa situasi → identifikasi jenis konflik untuk
menentukan waktu yang diperlukan.
Kaji fakta dan validasi melalui pengkajian lebih
dalam. Tentukan siapa yang terlibat dan peran
masing-masing, situasi daat diubah atau tidak.
• Analisa dan memastikan isu yang berkembang→
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang
terjadi. Tentukan masalah utama yang
memerlukan penyelesaian. Mulai dengan
masalah utama tersebut. Hindari penyelesaian
masalah dalam satu waktu sekaligus
• Menyusun tujuan→ jelaskan tujuan spesifik yang
akan dicapai
2. Identifikasi
• Kelola perasaaan → hindari respon
emosional spt marah. Semua orang
mempunyai respon yang berbeda-beda
terhadap kata-kata, ekspresi dan
tindakan.
3. Intervensi
• Masuk pada konflik yang diyakini dapat
diselesaikan dengan baik → identifikasi
hasil positif yang akan terjadi
• Seleksi metode dalam menyelesaikan
konflik. Setiap konflik perlu strategi
penyelesaian yang berbeda-beda.
Seleksi metode yang paling sesuai untuk
konflik yang terjadi
Strategi penyelesaian konflik
1. Kompromi
Semua yang terlibat saling menyadari dan
sepakat tentang keinginan bersama. Dikenal
sebagai ‘lose-lose situation’. Kedua unsur yg
terlibat membuat kesepakatan ttg konflik.
Strategi ini sering digunakan oleh midle dan top
manager
2. Kompetisi (win lose solution)
Penyelesaian ditekankan pada hanya ada satu
orang atau satu kelompok yang menang tanpa
mempertimbangkan yang kalah. Akibat →
kemarahan, putus asa, keinginan untuk
perbaikan diri di masa datang
Lanjutan…
3. Akomodasi (cooperative)
Berlawanan dengan kompetisi. Pd strategi ini,
seseorang berusaha mengakomodasi
permasalahan2 dan memberi kesempatan orang
lain untuk menang. Masalah utama pada strategi
sebenarnya tidak terselesaikan. Sering digunakan
dalam dunia politik
4. Smoothing
strategi penyelesaian dg mengurangi komponen
emosional dalam konflik. Individu yang terlibat
berusaha mencapai kebersamaan, penuh
kesabaran, introspeksi diri. Biasanya diterapkan
dalam konflik skala ringan.
Lanjutan..
5. Menghindar
Semua yg terlibat memilih untuk menghindar atau
tidak menyelesaikan masalah. Dipilih bila
ketidaksepakatan membahayakan kedua pihak,
biaya penyelesaian lebih besar, atau perlu orang
ketiga untuk menyelesaikan konflik.
6. Kolaborasi (win-win solution)
kedua unsur yang teribat menentukan tujuan
bersama dan bekerjasama dalam mencapai suatu
tujuan. Hanya bisa berjalan jika ada kemampuan
penyelesaian masalah, rasa saling percaya, serta
tidak didasari oleh kompetisi.
Efek Konflik
1. Efek terhadap individu: stres kerja meningkat,
kepuasan kerja terpengaruh, sering tidak masuk
kerja, menumbuhkan keinginan untuk keluar dari
pekerjaan, menambah keluhan seputar
pekerjaan, komplain psikosomatis, emosi kerja
menjadi negatif.
2. Efek terhadap organisasi: menurunkan koordinasi,
kolaborasi dan produktivitas organisasi.
3. Efek terhadap hubungan interpersonal: positif
(hubungan dan kekompakan tim menjadi lebih
erat), dan negatif (timbulnya persepsi negatif
terhadap teman kerja (atasan/bawahan),
permusuhan dan adanya upaya menghindar)
Akibat konflik

Functional outcome Dysfunctional outcome


Meningkatkan penampilan kerja Berkembangnya ketidakpuasan
Meningkatkan kualitas Menurunkan efektivitas
pengambilan kelompok/tim/organisasi
keputusan/keputusan yang dibuat
Menstimulasi kreativitas dan inovasi Mengurangi kekompakan
Mendorong timbulnya minat dan Membatasi komunikasi
rasa ingin tahu
Penyediaan media untuk Pertikaian antar anggota
penyelesaian masalah kelompok
Terciptanya lingkungan untuk
evaluasi diri dan perubahan
Pentingnya “power” dalam
profesi keperawatan.
Dimensi “power”
Perbedaan Otoritas-pengaruh
dan leadership-power
Sources of individual, structural
and sub unit power
Strategies to establish the
power base of the nursing
profession
Transition in thinking about
conflict
Level and type of conflict
Component of stages of
conflict
Cause, core process and
effect of conflict
Approaches used to
managed conflict

Anda mungkin juga menyukai