Anda di halaman 1dari 9

3.

AIRWAY AND BREATHING MANAGEMENT

1. Airway Management
a. Pengkajian
Pengkajian cepat dilakukan pada semua pasien dengan kegawatdaruratan jalan nafas
meliputi kepatenan jalan nafas drooling,stridor,snoring,adanya sumbatan suara
nafas,frekuensi dan suara nafas,cuping hidung,retraksi intercostal,warna dan
kelembaban kulit,tanda vital dan saturasi oksigen serta tingkat kesadaran.
Riwayat pasien meliputi lama dan gejala awal riwayat penyakit dahulu,riwayat
penggunaan rokok,pekerjaan,serta riwayat penyakit sekarang dan kontak dengan
penyakit infeksi.(Hutabarat, 2016)
a) Penilaian masalah pada jalan nafas
Gangguan jalan nafas dapat terjadi secara mendadak dan total,perlahan dan
sebagian,serta progresif atau berulang.
Takipnea merupakan tanda awal adanya bahaya terhadap jalan nafas,oleh karena
itu harus dilakukan penilaian ulang terhadap kepatenan jalan nafas dan kecukupan
ventilasi.
Selain itu tanda objektif adanya sumbatan jalan nafas adalah sebagai berikut :
(Hutabarat, 2016)
 Lihat (Look) : apakah penderita mengalami penurunan tingkat kesadaran atau
agitasi.Agitasi menunjukan adanya hipoksia dan penurunan kesadaran
memberi kesan adanya hiperkarbia.Sianosis menunjukan adanya hipoksemia
karena kurangnya oksigenasi yang dapat dilihat pada kuku dan sekitar
mulut.Retraksi dan penggunaan otot-otot tambahan merupakan bukti
tambahan adanya gangguan jalan nafas
 Dengar (Listen) : adanya suara nafas abnormal seperti suara mendengkur
(snoring),berkumur (gurgling),dan bersiul (crowning sound,stridor) memberi
gambaran adanya sumbatan parsial pada faring atau laring,suara parau
(hoarseness,dysphonia) menunjukan adanya sumbatan di bagian
laring.Penderita yang melawan dan berkata-kata kasar (gaduh-gelisah)
kemungkinan mengalami hipoksia.
 Rasa (feel) : Tentukan lokasi trakea dengan cara meraba apakah posisinya
berada di tengah.
b) Pengelolaan jalan nafas
Jalan nafas harus dipastikan bersih sebelum memulai ventilasi.Bila ada masalah
yang tidak dapat diatasi,maka harus dilakukan pembuatan jalan nafas secara
bedah.Selama melakukan tindakan mempertahankan jalan nafas maupun
memberikan tambahan ventilasi,leher harus selalu dilindungi agar tidak bergerak.
c) Teknik mempertahankan jalan nafas
 Head Tilt – Chin Lift
Manuver ini digunakan untuk mengatasi obstruksi yang disebabkan oleh lidah
karena membuka jalan nafas secara maksimal.Teknik ini mungkin akan
memanipulasi gerakan leher sehingga tidak disarankan pada penderita dengan
kecurigaan patah tulang leher,dan sebagai gantinyabisa digunakan manuver
jaw – thrust

 Jaw Thrust
Digunakan untuk membuka jalan nafas pada pasien yang tidak sadar dengan
kecurigaan trauma pada kepala ,leher,atau spinal.Saat teknik ini dilakukan
diharapkan jalan nafas dapat terbuka tanpa menyebabkan pergerakan leher dan
kepala.

b. Manajemen Jalan Nafas


a) Oksigen
Oksigen dapat diberikan dalam berbagai jenis mulai dari aliran rendah sampai
aliran tinggi.Pasien yang menggunakan terapi Oksigen seharusnya menggunakan
monitor saturasi Oksigen.
Macam-macam alat terapi Oksigen (Hutabarat, 2016)

Laju
Jenis Alat Kombinas
Aliran Keuntungan Kerugian
pernafasan i Oksigen
Oksigen
Nasal kanula 2-6 l/mnt 24-44% Udara yang sudah digunakan Hanya dapat
tidak bisa digunakan untuk digunakan pada pasien
bernafas yang bisa bernafas
secara spontan
Masker 5-10 40-60% Konsentrasi oksigen lebih tinggi Tidak dapat ditoleransi
sederhana l/mnt daripada nasal kanul dengan baik pada
pasien yang
mengalami sesak nafas
sesak nafas
berat;hanya digunakan
pada pasien yang dapat
bernafas secara
spontan.
Masker 8-12 50-80% Konsentrasi Oksigen lebih tinggi Masker yang
Rebreathing l/mnt daripada nasal kanul atau digunakan harus sesuai
masker sederhana dengan
pasien,digunakan pada
pasien yang bernafas
secara spontan;kadar
oksigen yang dihirup
berbeda-beda
Masker non 12-15 85-100% Memberikan kadar konsentrasi Masker yang
rebreathing l/mnt oksigen tertinggi digunakan harus sesuai
dengan pasien
,kontong tidak boleh
mengempis;digunakan
pada pasien yang
bernafas secara
spontan
Masker 4- 12 24-50% Konsentrasi oksigen dapat diatur Hanya dapat
venturi l/mnt digunakan pada pasien
yang bernafas secara
spontan
Pocket mask 10 l/mnt 50% Hindari kontak langsung dengan Melelahkan penolong
mulut pasien;dapat menambah
sumber oksigen;dapat digunakan
pada pasien dengan pernafasan
buatan;dapat digunakan pada
anak-anak;dapat memperoleh
volume tidal yang maksimal.
Bag Valve Udara 40-90% Cepat : konsentrasi oksigen Volume tidal
Mask (BVM) ruangan dapat ditingkatkan ,penolong rendah,sulit
12 l/mnt dapat merasakan compliance mendapatkan segel
paru-paru. yang tahan bocor
Alat bantu 100 l/mnt 100% Airan oksigen yang Distensi lambung;alat
nafas dengan tinggi,menciptakan tekanan ini tidak dapat
menggunaka yang positif ;meningkatkan digunakan pada anak-
n sumber pengembangan paru-paru. anak tanpa
oksigen adaptor;memerlukan
oksigen
b) Oropharyngeal Airway

Merupakan alat berbentuk curved yang digunakan untuk mempertahankan jalan


nafas.Fungsi utama alat ini ialah mencegah lidah jatuh ke belakang yang
menyebabkan obstruksi jalan nafas.Hal ini sering terjadi pada pada pasien yang
mengalami penurunan tingkat kesadaran karena penurunan reflrks gag dan tonus
otot submandibular sehingga alat ini direkomendasikan penggunaanya pada
pasien yang mengalami penurunan kesadaran untuk menghindari resiko aspirasi.
c) Nasopharyngeal Airway

Nasopharyngeal Airway berbentuk seperti kateter karet halus dengan diameter


kurang lebih sesuai dengan ukuran lubang hidung.Alat ini digunakan untuk
menghilangkan sumbatan jalan nafas yang disebabkan oleh lidah jatuh ke
belakang baik pada pasien sadar dengan reflex gag yang masih utuh atau pada
pasien yang tidak sadar.Nasopharyngeal Airway ini digunakan apabila
pemakaian Oropharyngeal tube tidak mungkin dilakukan pada pasien yang
mengalami trauma berat di sekitar mulut yang menimbulkan perdarahan masif.
Komplikasi pemasangan alat ini ialah epitaksis,muntah,dan
laringospasme.Sementara itu,kontraindikasi pemasangan alat ini ialah pasien
yang mengalami fraktur basis cranii dan trauma wajah yang berat.
d) Intubasi Trakea

Intubasi trakea adalah cara paling efektif untuk mengatur saluran pernafasan dan
mencegah aspirasi.Standar perawatan intubasi trakea,dengan teknik induksi
cepat.Teknik ini melibatkan pemberian beberapa jenis obat-obatan (oksigen,obat
penenang dan beberapa zat tambahan) dan prosedur (penekanan krikoid,ventilasi
manual,pengisapan) yang diatur untuk memfasilitasi intubasi.
e) Invasive Airway
Intubasi endotrakeal adalah metode mempertahankan jalan nafas pada pasien
yang tidak dapat bernafas sendiri (apneu).Invasive airway ini meliputi alat-alat
seperti esophagus geal obsturator airway,pipa saluran nafas lambung esophagus
(esophageal gastric tube airway),the pharyngotracheal lumen dan combitube.
c. Teknik mempertahankan jalan nafas yang sulit
Kesulitan dalam mempertahankan jalan nafas dapat mengakibatkan trauma pada
jalan nafas secara langsung dan morbiditas karena hipoksia dan hiperkapnia.berikut
ini akan dijelaskan tiga teknik yang dapat digunakan untuk mempertahankan jalan
nafas :
a) Laryngeal Mask Airway
Adalah alat yang secara fungsi dan desain berada di antara kombinasi bag-valve-
mask dan saluran trakea.LMA mempertahankan jalan nafas secara aman dengan
cepat dengan menyekat bagian luar dari laryngealinle dengan balon yang dapat
dikembangkan.

b)Percutaneus Transtracheal Ventilation


Percutaneus Transtracheal Ventilation atau yang dikenal sebagai needle
cricothyrotomy yaitu penempatan kateter berdiameter besar melalui intravena
(ukuran 10;6 gauge) melalui jaringan cricothyroid ke dalam trakea di bawah pita
suara.
c) Surgical cricothyrotomy
Tindakan Surgical cricothyrotomy dilakukan untuk mempertahankan jalan nafas
dengan cara melakukan insisi pada membran crycothyroid. Cricothyrotomy adalah
prosedur yang dipilih untuk penatalaksanaan jalan nafas pada kondisi darurat yang
memungkinkan udara masuk secara cepat.

d. Penatalaksanaan obstruksi jalan nafas


a) Manuver Heimlich
Untuk mengatasi obstruksi jalan nafas oleh benda asing dapat dilakukan
manuver Heimlich (hentakan subdiafragma-abdomen).Suatu hentakan yang
dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada diafragma sehingga memaksa
udara yang ada di dalam paru-paru untuk keluar dengan cepat sehingga
diharapakan dapat mendorong atau mengeluarkan benda asing yang menyumbat
jalan nafas.
 Manuver Heimlich pada korban sadar pada posisi berdiri
Penolong harus berdiri di belakang korban,melingkari pinggang korban
dengan kedua lengan,kemudian dikepalkan satu tangan dan letakkan sisi
jempol tangan kepalan pada perut korban,sedikit di atas pusar dan di bawah
ujung tulang sternum.Pegang erat kepalan tangan lainnya,tekan kepalan ke
perut dengan hentakan yang cepat kearah atas.Setiap hentakan harus
terpisah dengan gerakan yang jelas.
 Manuver Heimlich pada korban tidak sadar
Korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan wajah menghadap ke
atas,penolong berlutut di sisi paha korban.Letakkan salah satu tangan pada
perut korban di garis tengah sedikit di atas pusat dan jauh di bawah ujung
tulang sternum,tangan kedua diletakkan di atas tangan pertama.Penolong
menekan ke arah perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas.Manuver
ini dapat dilakukan pada korban sadar jika penolongnya terlalu pendek
untuk memeluk pinggang korban.
 Manuver Heimlich yang dilakukan sendiri
Penanganan diri sendiri terhadap obstruksi jalan nafas :kepalkan sebuah
tangan,letakkan sisi ibu jari pada perut di atas pusat dan di bawah tulang
sternum,genggam kepalan itu dengan kuat dan berikan tekanan ke atas ke arah
diafragma dengan gerakan cepat,jika tidak berhasil dapat dilakukan tindakan
dengan menekan perut pada tepi meja atau belakang kursi.
b) Penyapuan Jari
Manuver ini hanya digunakan pada korban tidak sadar.Dengan wajah korban
menghadap ke atas buka mulut korban dengan memegang lidah dan rahang
diantara ibu jari dan jari-jari lainnya ,kemudian mengangkat rahang
bawah.Masukan jari telunjuk tangan lain menelusuri bagian dalam pipi,jauh
dalam kerongkongan di bagian dasar lidah,kemudian lakukan gerakan mengait
untuk melepaskan benda asing serta menggerakan benda asing tersebut ke mulut
sehingga memudahkan untuk diambil.
2. Breathing Management
a. Pernafasan mulut ke mulut dan mulut ke hidung
Cara ini merupakan teknik dasar bantuan nafas.Upayakan memakai pelindung
(barrier) di antara mulut penolong dan korban.
Keterbatasan cara ini adalah konsentrasi oksigen ekspirasi penolong rendah (16-
17%)
b. Pernafasan mulut ke sungkup muka (pocket facemask)
Memegang sungkup dengan tepat memerlukan latihan dan konsentrasi,akan tetapi
alat ini merupakan alat bantu efektif untuk nafas buatan.Keuntungan dari
penggunaan sungkup muka ini adalah mencegah kontak langsungdengan korban dan
dapat memberikan oksigen tambahan.

c. Bantuan nafas dengan menggunakan begging,sungkup dan alat bantu jalan nafas
lainya.
Begging telah lama digunakan sebagai alat bantu jalan nafas utama dikombinasikan
dengan alat bantu jalan nafas lain misalnya sungkup muka,EET,LMA,dan
combitube.Penggunaan begging memungkinkan pemberian oksigen
tambahan.Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan begging :
 Volume tidak berkisar antara 6-8 ml/kgBB
 Begging dewasa umumnya mempunyai volume 1600ml
 Bila memungkinkan begging dilakukan oleh dua penolong untuk mencegah
kebocoran,seorang penolong mempertahankan sungkup dan kepala korban,dan
yang lainnya melakukan pemijatan begging.
 Masalah kebocoran dan kesulitan mencapai volume tidal yang cukup tidak
akan terjadi jika dipasang EET,LMA,atau combitube.
DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat, R. Y. (2016). Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan. Bogor: in media.

Anda mungkin juga menyukai