1. Airway Management
a. Pengkajian
Pengkajian cepat dilakukan pada semua pasien dengan kegawatdaruratan jalan nafas
meliputi kepatenan jalan nafas drooling,stridor,snoring,adanya sumbatan suara
nafas,frekuensi dan suara nafas,cuping hidung,retraksi intercostal,warna dan
kelembaban kulit,tanda vital dan saturasi oksigen serta tingkat kesadaran.
Riwayat pasien meliputi lama dan gejala awal riwayat penyakit dahulu,riwayat
penggunaan rokok,pekerjaan,serta riwayat penyakit sekarang dan kontak dengan
penyakit infeksi.(Hutabarat, 2016)
a) Penilaian masalah pada jalan nafas
Gangguan jalan nafas dapat terjadi secara mendadak dan total,perlahan dan
sebagian,serta progresif atau berulang.
Takipnea merupakan tanda awal adanya bahaya terhadap jalan nafas,oleh karena
itu harus dilakukan penilaian ulang terhadap kepatenan jalan nafas dan kecukupan
ventilasi.
Selain itu tanda objektif adanya sumbatan jalan nafas adalah sebagai berikut :
(Hutabarat, 2016)
Lihat (Look) : apakah penderita mengalami penurunan tingkat kesadaran atau
agitasi.Agitasi menunjukan adanya hipoksia dan penurunan kesadaran
memberi kesan adanya hiperkarbia.Sianosis menunjukan adanya hipoksemia
karena kurangnya oksigenasi yang dapat dilihat pada kuku dan sekitar
mulut.Retraksi dan penggunaan otot-otot tambahan merupakan bukti
tambahan adanya gangguan jalan nafas
Dengar (Listen) : adanya suara nafas abnormal seperti suara mendengkur
(snoring),berkumur (gurgling),dan bersiul (crowning sound,stridor) memberi
gambaran adanya sumbatan parsial pada faring atau laring,suara parau
(hoarseness,dysphonia) menunjukan adanya sumbatan di bagian
laring.Penderita yang melawan dan berkata-kata kasar (gaduh-gelisah)
kemungkinan mengalami hipoksia.
Rasa (feel) : Tentukan lokasi trakea dengan cara meraba apakah posisinya
berada di tengah.
b) Pengelolaan jalan nafas
Jalan nafas harus dipastikan bersih sebelum memulai ventilasi.Bila ada masalah
yang tidak dapat diatasi,maka harus dilakukan pembuatan jalan nafas secara
bedah.Selama melakukan tindakan mempertahankan jalan nafas maupun
memberikan tambahan ventilasi,leher harus selalu dilindungi agar tidak bergerak.
c) Teknik mempertahankan jalan nafas
Head Tilt – Chin Lift
Manuver ini digunakan untuk mengatasi obstruksi yang disebabkan oleh lidah
karena membuka jalan nafas secara maksimal.Teknik ini mungkin akan
memanipulasi gerakan leher sehingga tidak disarankan pada penderita dengan
kecurigaan patah tulang leher,dan sebagai gantinyabisa digunakan manuver
jaw – thrust
Jaw Thrust
Digunakan untuk membuka jalan nafas pada pasien yang tidak sadar dengan
kecurigaan trauma pada kepala ,leher,atau spinal.Saat teknik ini dilakukan
diharapkan jalan nafas dapat terbuka tanpa menyebabkan pergerakan leher dan
kepala.
Laju
Jenis Alat Kombinas
Aliran Keuntungan Kerugian
pernafasan i Oksigen
Oksigen
Nasal kanula 2-6 l/mnt 24-44% Udara yang sudah digunakan Hanya dapat
tidak bisa digunakan untuk digunakan pada pasien
bernafas yang bisa bernafas
secara spontan
Masker 5-10 40-60% Konsentrasi oksigen lebih tinggi Tidak dapat ditoleransi
sederhana l/mnt daripada nasal kanul dengan baik pada
pasien yang
mengalami sesak nafas
sesak nafas
berat;hanya digunakan
pada pasien yang dapat
bernafas secara
spontan.
Masker 8-12 50-80% Konsentrasi Oksigen lebih tinggi Masker yang
Rebreathing l/mnt daripada nasal kanul atau digunakan harus sesuai
masker sederhana dengan
pasien,digunakan pada
pasien yang bernafas
secara spontan;kadar
oksigen yang dihirup
berbeda-beda
Masker non 12-15 85-100% Memberikan kadar konsentrasi Masker yang
rebreathing l/mnt oksigen tertinggi digunakan harus sesuai
dengan pasien
,kontong tidak boleh
mengempis;digunakan
pada pasien yang
bernafas secara
spontan
Masker 4- 12 24-50% Konsentrasi oksigen dapat diatur Hanya dapat
venturi l/mnt digunakan pada pasien
yang bernafas secara
spontan
Pocket mask 10 l/mnt 50% Hindari kontak langsung dengan Melelahkan penolong
mulut pasien;dapat menambah
sumber oksigen;dapat digunakan
pada pasien dengan pernafasan
buatan;dapat digunakan pada
anak-anak;dapat memperoleh
volume tidal yang maksimal.
Bag Valve Udara 40-90% Cepat : konsentrasi oksigen Volume tidal
Mask (BVM) ruangan dapat ditingkatkan ,penolong rendah,sulit
12 l/mnt dapat merasakan compliance mendapatkan segel
paru-paru. yang tahan bocor
Alat bantu 100 l/mnt 100% Airan oksigen yang Distensi lambung;alat
nafas dengan tinggi,menciptakan tekanan ini tidak dapat
menggunaka yang positif ;meningkatkan digunakan pada anak-
n sumber pengembangan paru-paru. anak tanpa
oksigen adaptor;memerlukan
oksigen
b) Oropharyngeal Airway
Intubasi trakea adalah cara paling efektif untuk mengatur saluran pernafasan dan
mencegah aspirasi.Standar perawatan intubasi trakea,dengan teknik induksi
cepat.Teknik ini melibatkan pemberian beberapa jenis obat-obatan (oksigen,obat
penenang dan beberapa zat tambahan) dan prosedur (penekanan krikoid,ventilasi
manual,pengisapan) yang diatur untuk memfasilitasi intubasi.
e) Invasive Airway
Intubasi endotrakeal adalah metode mempertahankan jalan nafas pada pasien
yang tidak dapat bernafas sendiri (apneu).Invasive airway ini meliputi alat-alat
seperti esophagus geal obsturator airway,pipa saluran nafas lambung esophagus
(esophageal gastric tube airway),the pharyngotracheal lumen dan combitube.
c. Teknik mempertahankan jalan nafas yang sulit
Kesulitan dalam mempertahankan jalan nafas dapat mengakibatkan trauma pada
jalan nafas secara langsung dan morbiditas karena hipoksia dan hiperkapnia.berikut
ini akan dijelaskan tiga teknik yang dapat digunakan untuk mempertahankan jalan
nafas :
a) Laryngeal Mask Airway
Adalah alat yang secara fungsi dan desain berada di antara kombinasi bag-valve-
mask dan saluran trakea.LMA mempertahankan jalan nafas secara aman dengan
cepat dengan menyekat bagian luar dari laryngealinle dengan balon yang dapat
dikembangkan.
c. Bantuan nafas dengan menggunakan begging,sungkup dan alat bantu jalan nafas
lainya.
Begging telah lama digunakan sebagai alat bantu jalan nafas utama dikombinasikan
dengan alat bantu jalan nafas lain misalnya sungkup muka,EET,LMA,dan
combitube.Penggunaan begging memungkinkan pemberian oksigen
tambahan.Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan begging :
Volume tidak berkisar antara 6-8 ml/kgBB
Begging dewasa umumnya mempunyai volume 1600ml
Bila memungkinkan begging dilakukan oleh dua penolong untuk mencegah
kebocoran,seorang penolong mempertahankan sungkup dan kepala korban,dan
yang lainnya melakukan pemijatan begging.
Masalah kebocoran dan kesulitan mencapai volume tidal yang cukup tidak
akan terjadi jika dipasang EET,LMA,atau combitube.
DAFTAR PUSTAKA