Anda di halaman 1dari 17

MANUSKRIP

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN


KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
AKUT (ISPA) PADA BALITA

(LITERATUR REVIEW)

OLEH:

INDAH PERMATA SARI


(NIM: 2017.C.09a.0844)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2021
MANUSKRIP

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN


KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
AKUT (ISPA) PADA BALITA

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan


(S.Kep) Pada Program Studi Sarjana Keperawatan di STIKes Eka Harap

OLEH:

INDAH PERMATA SARI


(NIM: 2017.C.09a.0844)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEJADIAN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA

Indah Permata Sari1, Siti Santy Sianipar2, Wenna Araya3

Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKES Eka Harap Palangka Raya


XVII + 51 Halaman + 2 Tabel + 1 Bagan + 7 Lampiran
Email: indahhps110@gmail.com
ABSTRAK

Latar Belakang: Usia balita paling rentan dengan infeksi saluran pernapasan dan
angka kejadian ISPA masih tinggi pada balita di negara berkembang. Pengetahuan
ibu sangat diperlukan dalam kejadian ISPA pada balitanya karena penyakit ISPA
sangat rentan terkenanya balita dimana sistem kekebalan tubuh balita masih lemah
sehingga mudahnya terkena penyakit, ibu memiliki tanggung jawab utama
terhadap kesehatan balita, oleh karenanya ibu harus memiliki pengetahuan yang
cukup tentang penyakit yang diderita anaknya, dengan pengetahuan yang cukup
maka diharapkan akan timbul sikap yang positif, kurangnya pengetahuan dan
sikap ibu dalam kejadian ISPA karena kurangnya informasi dan penyuluhan
kesehatan serta sikap ibu dalam memperhatikan kondisi lingkungannya, apabila
anak di biarkan bermain tidak diperhatikan PHBS (Perilku Hidup Bersih dan
Sehat) maka dapat menyebabkan terkena ISPA (Sarif et all.,2020).
Tujuan Penelitian: Menganalisis Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan
Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita.
Metode Penelitian: Menggunakan metode literature review. Penelusuran jurnal
menggunakan database akademik yaitu Google Scholar dan Portal Garuda yang
dipublikasi pada tahun 2016-2020 menggunakan Bahasa Indonesia. Desain
penelitian yang di gunakan adalah Cross Sectional.
Hasil dan Analisis: Berdasarkan hasil penelitian dari 6 artikel didapatkan ada
kesamaan yaitu nilai p-value < 0,05. Dapat diartikan adanya hubungan
pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA) pada balita.
Kesimpulan: Berdasarkan identifikasi yang diperoleh dari 6 jurnal penelitian
diatas sejalan dengan teori yang ada, didapatkan ada hubungan yang cukup kuat
antara pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian ISPA
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap , ISPA Pada Balita
Daftar Pustaka : 17 (2010-2020)
Correlational Of Mother's Knowledge And Attitude With The Incidence Of
Acute Respiratory Infection
(ARI) In Toddlers

Indah Permata Sari1, Siti Santy Sianipar2, Wenna Araya3

Nursing Undergraduate Study Program, STIKES Eka Harap Palangka Raya


XVII + 51 Pages + 2 Tables + 1 Chart + 7 Attachments
Email: indahhps110@gmail.com

ABSTRACT

Background: The age of toddlers is most vulnerable to respiratory tract infections


and the incidence of ARI is still high in children under five in developing
countries. Mother's knowledge is very necessary in the incidence of ARI in their
toddlers because ARI disease is very susceptible to toddlers where the toddler's
immune system is still weak so it's easy to get disease, the mother has the main
responsibility for the health of her toddler, therefore the mother must have
sufficient knowledge about the disease her child is suffering from. With sufficient
knowledge, it is hoped that a positive attitude will arise, the lack of knowledge
and attitudes of mothers in the incidence of ARI due to lack of information and
health education and the attitude of mothers in paying attention to environmental
conditions, if children are allowed to play, PHBS (Clean and Healthy Living
Behavior) is not considered. then it can cause ARI (Sarif et all., 2020)
Purpose: Analyzing the Correlational of Mother's Knowledge and Attitude with
the Incidence of Acute Respiratory Infection (ARI) in Toddlers.
Methods: Using the literature review method. Journal searches use academic
databases, namely Google Scholar and Garuda Portal which were published in
2016-2020 using Indonesian. The research design used was Cross Sectional.
Results: Based on the results of the research from 6 articles, it was found that
there were similarities, namely the p-value <0.05. It can be interpreted that there is
a relationship between knowledge and attitudes of mothers with the incidence of
acute respiratory infections (ARI) in infants.
Conclusion: Based on the identification obtained from the 6 research journals
above in line with the existing theory, it was found that there was a fairly strong
correlational between mother's knowledge and attitudes with the incidence of
ARI.
Keywords: Knowledge, Attitude, ARI in Toddlers
Refrences: 17 (2016-2020)

PENDAHULUAN yang menimbulkan gejala batuk,


Infeksi saluran pernafasan pilek, disertai demam. Gejala awal
Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang timbul biasanya berupa batuk
pilek, yang kemudian diikuti dengan harus memiliki pengetahuan yang
napas cepat dan napas sesak. ISPA cukup tentang penyakit yang diderita
merupakan kelompok penyakit yang anaknya, dengan pengetahuan yang
kompleks dan heterogen, yang cukup maka diharapkan akan timbul
disebabkan oleh berbagai etiologi sikap yang positif dan meningkatkan
dan dapat mengenai setiap tempat di kewaspadaan agar tidak terjadi
sepanjang saluran pernafasan kekambuhan penyakit.
(Widianti, 2020). Usia Balita adalah World Health Organization
kelompok yang paling rentan dengan (WHO) memperkirakan ISPA di
infeksi saluran pernapasan dan angka negara berkembang dengan angka
kejadian ISPA masih tinggi pada kematian balita di atas 40 per 1000
balita di negara berkembang. kelahiran hidup adalah 15%-20%
Pengetahuan ibu sangat diperlukan pertahun pada golongan usia balita.
dalam kejadian ISPA pada balitanya Menurut WHO, 13 juta balita di
karena penyakit ISPA sangat rentan dunia meninggal setiap tahun dan
terkenanya balita dimana sistem sebagian besar kematian tersebut
kekebalan tubuh balita masih lemah terdapat di Negara berkembang, di
sehingga mudahnya terkena mana ISPA merupakan salah satu
penyakit, (Ratnawati, 2020). Sikap penyebab utama kematian dengan
ibu memegang peranan yang sangat membunuh 4 juta anak balita setiap
penting karena ibulah yang tahun (Mendur, 2019). prevalensi
pertamakali mengetahui anaknya ISPA pada balita beberapa bulan
menderita penyakit sikap yang perlu terakhir tersebar di provinsi
diterapkan ibu antara lain sikap Kalimantan Selatan berjumlah 27,1%
terhadap sakit dan penyakit, yaitu rentang 13,2%- 42,3%. Ada 7
bagaimana tanggapan terhadap tanda kabupaten/kota yang melebihi angka
dan gejala, penyakit, penyebab, cara prevalensi provensi yaitu Balangan
penularan, penanganan, dengan (42,3%), Barito Kuala (41%), Hulu
adanya sikap ibu menjadi sangat Sungai Selatan (36,6%), Tapin
penting dalam merawat balitanya (36,5%), Banjar (30%), Tanah Laut
karena ibu memegang peranan yang (27,4%) dan Tanah Bumbu (27,2%).
sangat spesifik karena ibulah yang Hanya ada 1 kabupaten yang angka
pertama kali mengetahui anaknya prevalensi ISPA paling rendah yaitu
menderita ISPA, dengan demikian Hulu Sungai Tengah (0,2%). Ada 6
sikap ibu yang baik dalam merawat angka prevalensi di provinsi
balitanya dapat memberikan dijumpai di kabupaten Barito Kuala
pertolongan pertama pada balita yang (6,58%), Balangan (6,51%), Banjar
mengalami. Menurut penelitian Sarif (3,8%), Hulu Sungai Utara (3,3%),
et al., (2020) didapatkan bahwa Tapin (3,1%) dan Hulu Sungai
pengetahuan ibu masih kurang Selatan (2,9%) Widianti (2020).
tentang kejadian ISPA pada balita Berdasarkan (Kemenkes RI, 2019)
dan sikap ibu yang negatif pada Provinsi Kalimantan Tengah
kejadian ISPA pada balita dan angka (Kalteng) tahun 2019 jumlah
kejadian ISPA cukup tinggi pada penderita Infeksi Saluran Pernapasan
balita. Untuk Fenomena kasus di atas Akut atau ISPA. Berjumlah 8.057
Ibu memiliki tanggung jawab utama orang. Berdasarakan hasil penelitian
terhadap kesehatan anggota keluarga Sarif et al., (2020) pada 97
termasuk balita, oleh karenanya ibu responden didapatkan hasil bahwa
pengetahuan ibu tentang kejadian terjadinya kembali kejadian ISPA
ISPA pada balita masih kurang pada balita, dimana pengetahuan dan
sebanyak 44 orang (45,4%), sikap ibu yang baik dapat menjadi
pengetahuan ibu tentang kejadian dasar ibu melakukan tindakan
ISPA pada balita yang cukup perawatan dengan benar. Solusi yang
sebanyak 36 responden (37,1%), dapat dilakukan yaitu dengan
pengetahuan ibu tentang kejadian memperhatikan lingkungan perilaku
ISPA pada balita yang baik sebanyak hidup bersih dan sehat (PHBS) pada
17 responden (17,5%) dan sikap ibu balita, dan membatasi balita untuk
tentang kejadian ISPA pada balita keluar rumah jika ingin keluar rumah
yang negatif sebanyak 59 responden memakai masker dan menjauhkan
(60,8%) dan sikap yang positif balita dari polusi udara yang tidak
sebanyak 38 responden (39,2%). baik seperti asap rokok, pembakaran
Faktor instrinstik penyebab sampah dan juga ibu dapat
ISPA meliputi jenis kelamin, umur, melakukan imunisasi pada balita
status gizi, ASI ekslusif, imunisasi. dipuskesmas atau posyandu terdekat
Faktor dari luar penyebab ISPA untuk meningkatkan kekebalan tubuh
meliputi kondisi fisik lingkungan, pada balita (Butar-butar, 2019).
kepadatan tempat tinggal, polusi Berdasarkan masalah ini, maka
udara, bentuk/tipe rumah, ventilasi penulis tertarik untuk meneliti
udara, asap rokok, pemakaian bahan tentang “Hubungan Pengetahuan
bakar. Terdapat faktor lain dari Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian
faktor ekstrinsik yaitu sikap ibu, baik Infeksi Saluran Pernafasan Akut
pengetahuan. Ibu merupakan sosok (ISPA) Pada Balita”.
yang tepat untuk mencegah ISPA
pada balita. Kurangnya pengetahuan METODE PENELITIAN
dan sikap ibu dalam kejadian ISPA Metode penelitian pada penelitian
karena kurangnya informasi dan ini menggunakan literature review.
penyuluhan kesehatan serta sikap ibu Strategi yang digunakan untuk
dalam memperhatikan kondisi mencari literature dalam penelitian
lingkungannya, apabila anak di ini adalah menggunakan PICOS
biarkan bermain tidak diperhatikan dengan kriteria inklusi yaitu ibu yang
PHBS (Perilku Hidup Bersih dan memiliki anak balita, tidak ada
Sehat) maka dapat menyebabkan intervensi, tidak ada komparasi,
kemudian hasil artikel/jurnal yang
terkena ISPA. Bila ISPA tidak
menyajikan data tentang variabel yang
mendapatkan pengobatan yang
mencantumkan adanya hubungan
memadai dapat menyebabkan
pengetahuan dan sikap ibu dengan
komplikasi yang serius seperti
kejadian ISPA pada balita, study
infeksi pada paru, infeksi pada
design dengan Cross Sectional,yang
selaput otak, penurunan kesadaran, terpublikasi dari tahun 2016 hingga
gagal napas, bahkan menimbulkan 2020, serta berbahasa Indonesia. Seleksi
kematian. (Butar-butar, 2019). literatur menggunakan database Google
Berdasakan masalah diatas, Scholar dan Portal Garuda dengan
peneliti tertarik melakukan penelitian menggunakan kata kunci
ini karena Penanganan ISPA sangat “Pengetahuan Ibu” AND “Sikap Ibu”
tergantung pada peranan ibu, ibu AND “ISPA Pada Balita”, yang
yang tahu tentang kejadian ISPA kemudian diidentifikasi, di screening
pada balita nya dapat mencegah serta diuji kelayakannya dan diperoleh 6
jurnal yang sesuai dengan kriteria dengan hasil penelitian Dewiyanti,
inklusi. (2017) pengetahuan ibu diperoleh
kategori pengetahuan kurang yaitu
HASIL PENELITIAN 24 responden (40%), pengetahuan
Responden penelitian dalam 6 ibu dengan kategori rendah 16
artikel penelitian yang ditemukan responden (26,7%), pengetahuan ibu
adalah anggota keluarga terdiri dari dengan kategori tinggi yaitu 20
ibu dan balita yang berada di dalam responden (33,3%), terkait
lingkungan rumah tinggal, keluarga karakteristik responden berdasarkan
yang tinggal disuatu wilayah usia, berusia 20-25 tahun 16
pedesaan atau perkotaan. Jumlah responden (26,7%), responden
responden dalam artikel bervariasi, berusia 26-60 tahun 44 responden
jumlah responden terbanyak yaitu 97 (73,3%), karakteristik responden
responden dan paling sedikit berdasarkan pendidikan responden
sebanyak 30 responden. Karakteristik yang berpendidikan SMA 16
responden berdasarkan usia responden (26,7%), responden yang
responden rata-rata usia responden berpendidikan (TTSD 2 responden
yaitu 26-60 tahun. Karakteristik (3,3%), SD 36 responden (60%),
responden berdasarkan Tingkat SMP 6 responden (10%).
Pendidikan mulai dari SD, SMP, Berdasarkan penelitian Dori, (2019)
SMA, Perguruan Tinggi/S1 dan yang pengetahuan ibu dengan kategori
paling dominan adalah SMP. Rata- kurang 21 responden (41,2%),
rata pekerjaan ibu sebagai PNS, ibu pengetahuan ibu dengan kategori
rumah tangga (IRT), petani, buruh, cukup 18 responden (35,3%),
swasta/wiraswasta, paling pengetahuan ibu dengan kategori
mendominasi terbanyak adalah ibu baik yaitu 12 responden (23,5%).
ruamah tangga (IRT). Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian
hasil penelitian dari 6 artikel Ariandoni, (2019) pengetahuan ibu
didapatkan ada kesamaan yaitu nilai
kategori baik yaitu 6 responden
p-value < 0,05. Dapat diartikan
(11,1%), pengetahuan ibu kategori
adanya hubungan pengetahuan dan
cukup yaitu 27 responden (50,0%),
sikap ibu dengan kejadian infeksi
pengetahuan ibu dengan kategori
saluran pernafasan akut (ISPA) pada
kurang 21 responden (38,9%), terkait
balita.
karakteristik responden berdasarkan
pendidikan tingkat pendidikan
PEMBAHASAN
sebagian besar responden (ibu)
Pengetahuan Ibu Dalam Kejadian
adalah pendidikan dasar (SD dan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
SMP) sebanyak 61,1% sedangkan
(ISPA) Pada Balita
sangat sedikit dari responden yang
Berdasarkan hasil penelitian
berpendidikan tinggi yaitu 5,6%.
didapatkan dari 6 artikel terdapat
karakteristik responden pekerjaan ibu
kesamaan
sebagian dari responden adalah ibu
yaitu 4 artikel membahas tentang pen
rumah tangga sebesar 44,4%
getahuan dan sikap ibu dengan
sedangkan sangat sedikit responden
kejadian ISPA pada balita 2 artikel
yang pekerjaannya petani yaitu 1,9%.
tidak ada membahas tentang
Berdasarkan hasil penelitian Mendur,
pengetahuan dan sikap ibu dengan
(2019) pengetahuan ibu dengan
kejadian ISPA pada balita sesuai
kategori baik yaitu 63 responden
(78,8%), pengetahuan ibu dengan berpendidikan rendah yaitu sebanyak
kategori kurang yaitu baik 17 16 responden (53,3%) dari 30
responden (21,2%), karakteristik responden.
responden berdasarkan usia 80 Menurut Budiman, (2013)
responden (ibu) yang berumur 26-30 pengetahuan sebagai suatu
tahun: 25 responden (31,3 %) pembentukan yang terus menerus
berumur > 35 tahun 7 responden oleh seseorang yang setiap saat
(8,8%), karakteristik responden mengalami reorganisasi karena
berdasarkan tingkat pendidikan adanya pemahaman-pemahaman
responden yaitu pendidikan SMA 33 baru. Pengetahuan menurut
responden (41,3%) pendidikan SMP Notoatmojo, (2012) adalah hasil dari
2 responden (2,5 %), karakteristik tahu, dan ini terjadi setelah orang
responden berdasarkan pekerjaan melakukan penginderaan terhadap
yang dimiliki responden bekerja suatu objek tertentu. Penginderaan
sebagai swasta yaitu 42 responden berjalan melalui sistem indra
(52,5%) berprofesi sebagai manusia, mulai dari indra
wiraswasta yaitu 18 responden penglihatan, pendengaran,
(22,5%). Berdasarkan hasil penciuman, perasa dan perabaan.
penelitian didapatkan dari Sarif Sebagian besar pengetahuan manusia
(2020), pengetahuan ibu diperoleh di peroleh melalui sistem penglihatan
kategori pengetahuan kurang yaitu dan pendengaran. Dapat disimpulkan
44 responden (45,4,%) pengetahuan bahwa pengetahuan adalah sesuatu
cukup yaitu 36 responden (37,1%), yang diketahui oleh seseorang
sedangkan pengetahuan baik yaitu 17 berdasarkan pengalaman dan
responden (17,5%), karakteristik penelitian atau terjadi setelah
responden berdasarkan usia, berusia seseorang melakukan penginderaan
19-26 tahun: 36 responden (37,1%), terhadap suatu objek yang proses
27-34 tahun: 49 responden (50,5%), pembentukannya secara terus
35-40 tahun: 12 responden (12,4%). menerus karena adanya pemahaman-
Karakteristik responden berdasarkan pemahaman baru. Faktor- faktor
pendidikan tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan
terakhir SD: 34 responden (35,1%), adalah faktor internal Pendidikan
SMP: 29 responden (29,9%), seseorang menerima informasi, dan
SLTA/Sederajat: 30 responden pada akhirnya makin banyak
(30,9%), Perguruan Tinggi/S1: 4 pengetahuan dimilikinya. Seseorang
responden (4,1%), terkait yang dengan pendidikan rendah, juga
karakteristik responden pekerjaan ibu akan menghambat perkembangan
PNS: 2 responden (2,1%), Swasta: 3 sikap seseorang yang nerima
responden (3,1%), Wiraswasta: 5 informasi dan juga nilai-nilai yang
responden (5,2%), ibu rumah tangga: akan diperkenalkan, pekerjaan yang
87 responden (89,7%). Dari hasil dapat dijadikan seseorang untuk
penelitian Arly, (2020) pengetahuan melakukan dan memperoleh
responden yang baik berjumlah 13 pengalaman yang baik dan secara
responden (43,3%) dan pengetahuan langsung maupun juga yang tidak
yang kurang baik berjumlah 17 langsung, umur seseorang akan
responden (56,7%), terkait terjadinya perubahan pada aspek
karakteristik responden berdasarkan fisik maupun psikologi. Pertumbuhan
pendidikan mayoritas ibu
pada fisik bergaris juga besar pada balita masih bergantung dengan ibu.
kategori perubahan. Ibu berperan sebagai pendidik,
Berdasarkan hasil penelitian antara pelindung anak dan pemberi
fakta dan teori diatas didapatkan perawatan pada pada balitanya.
adanya kesamaan hal ini dikarenakan Pengetahuan yang dimiliki, seorang
secara kumulatif pengetahuan ibu dapat membantu mencegah
responden tentang penyakit ISPA masalah ISPA pada balitanya. Ibu
masuk dalam kategori akan lebih mewaspadai dan
berpengetahuan rendah tidak melindungi balita dari ISPA karena
mengetahui bagaimana terjadinya pengetahuan yang dimilikinya. Pada
penularan ISPA yang menyebabkan umumnya semakin dewasa seseorang
kejadian ISPA pada balita menjadi maka pemikiranya semakin matang
tinggi. Pengetahuan rendah serta semakin banyak pengalaman
disebabkan karena informasi yang yang didapatkan.
diterima atau didapat sangat
berkurang. berpengetahuan rendah Sikap Ibu Dalam Kejadian Infeksi
dipengaruhi oleh beberapa faktor Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
yaitu tingkat pendidikan dan Pada Balita
pekerjaan responden bisa Berdasarkan hasil penelitian
berpengaruh terhadap pengetahuan didapatkan dari 6 artikel terdapat
ibu semakin tinggi tingkat kesamaan
pendidikan maka wawasan yaitu 4 artikel membahas tentang pen
pengetahuan semakin bertambah dan getahuan dan sikap ibu dengan
akan semakin menyadari bahwa kejadian ISPA pada balita 2 artikel
begitu penting kesehatan balitanya, tidak ada membahas tentang
selain itu faktor pekerjaan pengetahuan dan sikap ibu dengan
mempengaruhi pengetahuan, orang kejadian ISPA pada balita sesuai
yang sering berinteraksi dengan hasil penelitian Dewiyanti, (2017)
orang lain akan lebih banyak kategori sikap ibu yang posifit yaitu
terpapar informasi atau pengetahuan 39 responden (65%), sikap ibu yang
dibandingkan dengan orang tanpa negatif 21 responden (35%), terkait
ada interaksi dengan orang lain. karakteristik responden berdasarkan
Seorang ibu rumah tangga lebih usia, berusia 20-25 tahun 16
sering berinteraksi dengan keluarga responden (26,7%), responden
atau dengan ibu lain ketika sedang berusia 26-60 tahun 44 responden
menjaga balitanya bermain diluar (73,3%), karakteristik responden
sehingga dapat bertukar informasi berdasarkan pendidikan responden
dan pengalaman satu sama lain yang berpendidikan SMA 16
mengenai informasi kesehatan. responden (26,7%), responden yang
Selain itu dapat melalui televisi, berpendidikan (TTSD 2 responden
majalah ataupun dengan mengakses (3,3%), SD 36 responden (60%),
internet yang mudah sehingga dapat SMP 6 responden (10%).
meningkatakan pengetahuan untuk Berdasarkan hasil penelitian Dori,
mencegah penyakit, memelihara (2019) sikap ibu dengan kategori
kesehatan dan meningkatkan status baik yaitu 24 responden (47,1%),
kesehatan pada balita. Peran seorang sikap ibu dengan kategori kurang
ibu merawat balita sakit sangatlah baik yaitu 27 responden (52,9%).
penting karena kebutuhan dasar Berdasarkan penelitian hasil
penelitian Ariandoni, (2019) sikap responden berdasarkan pendidikan
ibu dengan kategori mendukung tingkat pendidikan terakhir SD: 34
sebanyak 35 responen (64,8%) dan responden (35,1%), SMP: 29
sikap ibu dengan kategori yang tidak responden (29,9%), SLTA/Sederajat:
mendukung 19 responden (35,2), 30 responden (30,9%), Perguruan
terkait karakteristik responden Tinggi/S1: 4 responden (4,1%),
berdasarkan pendidikan tingkat terkait karakteristik responden
pendidikan sebagian besar responden pekerjaan ibu PNS: 2 responden
(ibu) adalah pendidikan dasar (SD (2,1%), Swasta: 3 responden (3,1%),
dan SMP) sebanyak 61,1% Wiraswasta: 5 responden (5,2%), ibu
sedangkan sangat sedikit dari rumah tangga: 87 responden
responden yang berpendidikan tinggi (89,7%). Berdasarkan penelitian
yaitu 5,6%. karakteristik responden Arly, (2020) sikap ibu dengan
pekerjaan ibu sebagian dari kategori positif yaitu ada sebanyak
responden adalah ibu rumah tangga 16 respoden (53,3%) dan sikap ibu
sebesar 44,4% sedangkan sangat dengan kategori yang negatif ada
sedikit responden yang pekerjaannya sebanyak 14 responden (46.7%),
petani yaitu 1,9%. Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil penelitian
penelitian Mendur, (2019) sikap ibu didapatkan dari Sarif., (2020), sikap
dengan kategori baik 62 responden ibu dengan kategori negatif yaitu 14
(77,5%), sikap ibu dengan kategori responden (46.7%), sikap ibu dengan
kurang baik 18 responden (22,5%), kategori sikap positif yaitu 16
karakteristik responden berdasarkan responden (53.3%), terkait
usia 80 responden (ibu) yang karakteristik responden berdasarkan
berumur 26-30 tahun: 25 responden pendidikan mayoritas ibu
(31,3%) berumur > 35 tahun 7 berpendidikan rendah yaitu sebanyak
responden (8,8%), karakteristik 16 responden (53,3%) dari 30
responden berdasarkan tingkat responden.
pendidikan responden yaitu Sikap respon tertutup
pendidikan SMA 33 responden seseorang yang stimulus atau objek
(41,3%) pendidikan SMP 2 yang tertentu, dan juga yang
responden (2,5 %), karakteristik melibatkan factor pendapat dan
responden berdasarkan pekerjaan emosi yang bersangkutan seperti
yang dimiliki responden bekerja senang atau tidak senang, setuju atau
sebagai swasta yaitu 42 responden tidak setuju, baik atau tidak baik dan
(52,5%) berprofesi sebagai sebagainya. Sikap seseorang
wiraswasta yaitu 18 responden terhadap suatu objek adalah perasaan
(22,5%). Berdasarkan hasil mendukung atau memihak maupun
penelitian didapatkan dari Sarif perasaan mendukung atau tidak
(2020), sikap ibu dengan kategori memihak pada objek tersebut
negatif yaitu 59 responden (60,8 Mendur (2019). Sikap adalah
%),sikap ibu dengan kategori sikap perasaan, pikiran, dan
positif yaitu 38 responden (39,2%), kecenderungan seseorang yang
karakteristik responden berdasarkan kurang lebih bersifat permanen
usia, berusia 19-26 tahun: 36 mengenai aspek-aspek tertentu dalam
responden (37,1%), 27-34 tahun: 49 lingkungannya. Sikap merupakan
responden (50,5%), 35-40 tahun: 12 kecondongan evaluative terhadap
responden (12,4%). Karakteristik suatu stimulus atau objek tersebut.
Ini berarti sikap menunjukkan sikap positif lebih banyak
kesetujuan atau ketidaksetujuan, suka dibandingkan dengan sikap yang
atau tidak suka seseorang terhadap negatif, sikap responden memiliki
sesuatu Jurnal Kesehatan Tadulaoko, sikap baik hal ini ditunjukkan oleh
(2017). Faktor-faktor yang kemauan responden untuk mencari
mempengaruhi sikap adalah informasi difasilitas kesehatan serta
pengalaman pribadi merupakan kemampuan responden menjawab
sesuatu sedang kita alami dan akan dengan baik pada pernyataan tentang
ikut membentuk dan mempengaruhi penyakit ISPA dan pengalaman ibu
penghayatan kita alami akan ikut yang merawat balitanya ketika
membentuk mempengaruhi terjadinya ISPA menjadi faktor
penghayatan kita terhadap stimulus sangat berpengaruh pada ibu karena
sosial. Tanggapan menjadi salah satu lebih berpengalaman dan memahami
dasar terbentuknya sikap,kebudayaan yang terjadi pada balitanya. Selain
juga mempengaruhi sikap dimana itu hal ini juga disebabkan karena
hidup dan dibesarkan mempunyai responden mau mendengarkan
pengaruh besar terhadap penyuluhan dan melaksanakan apa
pembentukan sikap, dan apabila yang sudah disampaikan oleh tenaga
dalam budaya yang mempunyai kesehatan. Dan yang sikap negatif
norma yang longar bagi pergaulan, yang terjadi dengan ibu hal ini
sangat mungkin yang mempunyai disebabkan karena kurangnya
sikap yang mendukung terhadap kesadaran dan respon ibu tentang
masalah kebebasan pergaulan penyakit ISPA, kurangnya motivasi
heteroseseksual, seseorang maka ibu balita untuk mencari informasi
yang seperti itu berati khusus bagi atau orang yang berada disekitarnya
kita, akan banyak yang kurang memberikan informasi.
mempengaruhi pembentukan sikap bahwa sikap dalam kehidupan sehari-
terhadap sesuatu, diantara nya orang hari merupakan reaksi yang bersifat
yang biasanya dianggap penting bagi emosional terhadap stimulus sosial.
individu adalah orang tua, orang tua Sikap bukan suatu tindakan atau
yang status sosialnya yang lebih aktivitas melainkan predisposisi
tinggi. Teman sebaya, teman dekat, tindakan atau perilaku. Semakin baik
guru, dan lain-lain , media massa sikap ibu terhadap kesehatan seorang
adalah sebagai sarana komunikasi balita, maka akan mengurangi resiko
berbagai bentuk yang media massa terjadinya penyakit ISPA pada balita,
mempunyai pengaruh yang begitu sebaliknya apabila semakin buruk
besar dalam pembentukan opini dan sikap ibu terhadap kesehatan
kepercayaan, Adanya informasi yang anaknya, maka resiko terjadinya
baru mengenai sesuatu tentang ISPA pada balita akan semakin
menyampaikan tentang teori kognitif tinggi.
yang terbaru dalam pebagian Kejadian ISPA Pada Balita
pembentuk sikap. Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian antara didapatkan dari 6 artikel terdapat
fakta dan teori diatas didapatkan kesamaan
adanya kesamaan hal ini dikarenakan yaitu 4 artikel membahas tentang pen
sikap responden pada penyakit ISPA getahuan dan sikap ibu dengan
masuk dalam kategori baik dimana kejadian ISPA pada balita 2 artikel
didapatkan mayoritas ibu memiliki tidak ada membahas tentang
pengetahuan dan sikap ibu dengan penelitian didapatkan dari Sarif et
kejadian ISPA pada balita sesuai al., (2020) diketahui dari 97
hasil penelitian penelitian Dori, responden yang menderita ISPA
(2019) terdapat 18 responden dengan persentase tertinggi yaitu 56
(85,7%) yang mengalami kejadian balita (57,7%), sedangkan yang tidak
ISPA dan 10 responden (83,3%) ISPA dengan persentase terendah
tidak mengalami ISPA. Berdasarkan yaitu 41 balita (42,3%),
penelitian hasil penelitian Egi karakteristik responden berdasarkan
Ariandoni, (2019) kejadian usia, berusia 19-26 tahun: 36
penanggulangan ISPA Pada Balita responden (37,1%), 27-34 tahun: 49
dengan katagori positif sebanyak 37 responden (50,5%), 35-40 tahun: 12
responden (68,5%) dan yang negatif responden (12,4%). Karakteristik
sebanyak 17 responden (31,5%), responden berdasarkan pendidikan
terkait karakteristik responden tingkat pendidikan terakhir SD: 34
berdasarkan pendidikan tingkat responden (35,1%), SMP: 29
pendidikan sebagian besar responden responden (29,9%), SLTA/Sederajat:
(ibu) adalah pendidikan dasar (SD 30 responden (30,9%), Perguruan
dan SMP) sebanyak 61,1% Tinggi/S1: 4 responden (4,1%),
sedangkan sangat sedikit dari terkait karakteristik responden
responden yang berpendidikan tinggi pekerjaan ibu PNS: 2 responden
yaitu 5,6%. karakteristik responden (2,1%), Swasta: 3 responden (3,1%),
pekerjaan ibu sebagian dari Wiraswasta: 5 responden (5,2%), ibu
responden adalah ibu rumah tangga rumah tangga: 87 responden
sebesar 44,4% sedangkan sangat (89,7%). Dari hasil penelitian Arly,
sedikit responden yang pekerjaannya (2020) mayoritas balita mengalami
petani yaitu 1,9%. Berdasarkan hasil kejadian ISPA yaitu sebanyak 18
penelitian Mendur, (2019) responden (60%) dari 30 responden
menunjukkan kejadian ISPA pada dan angka kejadian tidak ISPA
balita dalam penelitian ini sebagian sebanyak 12 responden (40,0%),
balita mengalami ISPA ringan terkait karakteristik responden
sebanyak 30 orang atau sebanyak berdasarkan pendidikan mayoritas
(37,5%), dan ISPA berat sebanyak ibu berpendidikan rendah yaitu
50 orang atau (62,5%), karakteristik sebanyak 16 responden (53,3%) dari
responden berdasarkan usia 80 30 responden.
responden (ibu) yang berumur 26-30 Terjadinya ISPA disebabkan
tahun: 25 responden (31,3%) oleh bakteri dan flora normal di
berumur > 35 tahun 7 responden saluran nafas, Infeksi oleh bakteri,
(8,8%), karakteristik responden virus dan jamur dapat merubah pola
berdasarkan tingkat pendidikan kolonisasi bakteri. Timbul
responden yaitu pendidikan SMA 33 mekanisme pertahanan pada jalan
responden (41,3%) pendidikan SMP nafas seperti filtrasi udara, inspirasi
2 responden (2,5 %), karakteristik dirongga hidung, refleksi batuk,
responden berdasarkan pekerjaan refleksi epiglottis, pembersihan
yang dimiliki responden bekerja mukosilier dan fagositosis. Karena
sebagai swasta yaitu 42 responden menurunnya daya tahan tubuh
(52,5%) berprofesi sebagai penderita maka bakteri pathogen
wiraswasta yaitu 18 responden dapat melewati mekanisme system
(22,5%). Berdasarkan hasil pertahanan tersebut, akibatnya terjadi
invasi didaerah-daerah saluran pencegahan, perawatan atau
pernapasan atas maupun bawah. pengobatan pada balita yang
Penularan penyakit ISPA dapat terserang ISPA, ibu tidak mengenali
terjadi melalui udara yang telah tanda dan gejala ISPA, serta
tercemar, bibit penyakit masuk penyebab dari penyakit ISPA
kedalam tubuh melalui pernapasan, tersebut, sehingga menyebabkan
oleh karena itu, maka penyakit ISPA kejadian ISPA pada balita terus
ini termasuk golongan Air Borne berulang. Responden menunjukkan
Disease. Penularan melalui udara bahwa mereka belum mempunyai
dimaksudkan adalah cara penularan wawasan dan informasi yang baik
yang terjadi tanpa kontak dengan tentang penyakit ISPA tersebut. Hal
penderita maupun dengan benda ini dikarenakan tingkat pendidikan
terkontaminasi. Sebagian besar responden yang paling banyak
penularan melalui udara dapat pula ditemukan adalah lulusan Sekolah
menular melalui kontak langsung, Dasar (SD) sehingga berpengaruhi
namun tidak jarang penyakit yang angka kejadian ISPA menjadi tinggi.
sebagian besar penularannya adalah Terjadinya ISPA juga disebabkan
karena menghisap udara yang oleh beberapa jenis polusi dan virus
mengandung unsur penyebab atau polusi udara dalam ruangan
mikroorganisme. Faktor- faktor yang (misalnya asap dari pemanasan dan
dapat menyebabkan terjadinya ISPA proses memasak, perabotan yang
pada balita adanya faktor dari dalam mengeluarkan asap, asap rokok di
luar (ekstrinsik), sarta dari diri lingkungan sekitar dan zat polusi dari
(intrinsik). Terdapat faktor lain dari luar lingkungan yang masuk ke
faktor ekstrinsik yaitu baik dalam ruangan). Faktor pemberian
pengetahuan maupun sikap ibu, Ibu ASI juga dapat menyebabkan terjadi
merupakan sosok yang tepat untuk nya ISPA dikarenakan balita yang
mencegah kejadian ISPA pada balita berusia 3-5 tahun tidak diberikan lagi
pencegahan, perawatan atau asi ekslusif dikarenakan pada usia
pengobatan pada balita yang tersebut adalah saat dimana balita
terserang ISPA,. Faktor instrinstik tidak diberikan lagi asi ekslusif oleh
penyebab ISPA meliputi keteraturan ibunya sehingga rentan terkena ISPA
pemberian vitamin A, ASI ekslusif, dibanding dengan usia 1-3 tahun
imunisasi. Faktor dari luar penyebab yang kebanyakan masih
ISPA meliputi kondisi fisik mendapatkan ASI ekslusif.
lingkungan, kepadatan tempat Pemberian vitamin A juga diperlukan
tinggal, polusi udara, bentuk/tipe untuk balita meningkatkan daya
rumah, ventilasi udara, asap rokok, tahan tubuh balita dari penyakit
pemakaian bahan bakar. Terdapat kekurangan vitamin A dapat
faktor lain dari faktor ekstrinsik yaitu meningkatkan risiko balita rentan
perilaku ibu, baik pengetahuan terkena ISPA pada balita. Imunisasi
maupun sikap ibu. Ibu merupakan sangat penting pada balita untuk
sosok yang tepat untuk mencegah mendapatkan kekebalan yang tubuh
ISPA pada balita Masriadi (2017). balita sehingga bisa melindungi dari
Berdasarkan hasil penelitian penyakit-penyakit termasuk rentan
antara fakta dan teori diatas terkena ISPA balita dengan status
didapatkan adanya kesamaan hal ini imunisasi yang lengkap lebih kuat
dikarenakan ibu tidak mengetahui dari balita yang tidak pernah sama
sekali dilakukan imunisasi oleh balita pada penanganan ISPA di
ibunya imunisasi yaitu memberikan Pustu Rana Kulan tahun 2017.
perlindungan jangka panjang dengan Berdasarkan hasil penelitian Dori,
imunisasi sebagai salah satu cara (2019) Hasil analisis uji pearson chi-
preventif untuk mencegah penyakit square diperoleh nilai p = 0,000 ≤ ᾱ
melalui pemberian kekebalan tubuh 0,05, berarti signifikan artinya
yang harus diberikan secara terus terdapat hubungan antara
menerus, menyeluruh dan pengetahuan ibu dengan perawatan
dilaksanakan sesuai standar sehingga ISPA dan Hasil analisis uji pearson
mampu memberikan perlindungan chi- square diperoleh nilai p = 0,000
kesehatan pada balita, imunisasi < 0,05, berarti signifikan artinya ada
yang lengkap dapat memberikan hubungan yang signifikan antara
peranan yang cukup berarti dalam sikap ibu dengan perawatan ISPA.
mencegah kejadian ISPA. Dengan Ariandoni, (2019) hasil uji hipotesis
diketahuinya faktor yang bisa dengan pearson chi square
menyebabkan kejadian ISPA, maka menyatakan bahwa terdapat
diharapkan kejadian ISPA hubungan bermakna antara
penanganannya dapat diprioritaskan. pengetahuan ibu dengan
Disamping itu penyuluhan kepada penanggulangan ISPA pada balita
ibu-ibu yang memiliki anak ballita dengan p-value 0,000 (< 0,05). Hal
tentang penyakit ISPA perlu ini menunjukan ada hubungan yang
ditingkatkan dan dilaksanakan secara bermakna antara pengetahuan ibu
berkesinambungan agar diharapkan dengan penanggulangan ISPA pada
angka kejadian dan kekambuhan balita dan Hasil uji hipotesis dengan
ISPA pada anak Balita semakin chi square menyatakan terdapat
rendah. hubungan yang bermakna antara
sikap ibu dengan penanggulangan
Hubungan Pengetahuan Dan ISPA pada balita dengan p value
Sikap Ibu Dengan Kejadian 0,014 (< 0,05). Hal ini menunjukan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut bahwa terdapat hubungan antara
(ISPA) Pada Balita. sikap ibu dengan penanggulangan
Berdasarkan hasil penelitian ISPA pada balita. Berdasarkan hasil
didapatkan dari 6 artikel terdapat penelitian Mendur, (2019)
kesamaan pengetahuan responden mempunyai
yaitu 4 artikel membahas tentang pen hubungan dengan kejadian ISPA
getahuan dan sikap ibu dengan pada balita sebab dari hasil uji Chi
kejadian ISPA pada balita 2 artikel Square nilai p = 0,002 (p < 0,05)
tidak ada membahas tentang sehingga terdapat hubungan yang
pengetahuan dan sikap ibu dengan signifikan antara pengetahuan
kejadian ISPA pada balita sesuai responden dengan kejadian ISPA
hasil penelitian Dewiyanti, (2017) pada balita dan sikap responden
hasil uji statistik menggunakan uji memiliki hubungan dengan kejadian
chi square dengan = 0,05 didapatkan ISPA pada balita Hasil uji statistik
hasil p=0,003 maka hipotesisi nol diperoleh nilai p=0,000 kurang dari
(Ho) ditolak dan hipotesis 0,05 (p < 0,05) sehingga disimpulkan
alternative (Ha) diterima artinya ada ada hubungan yang signifikan antara
hubungan antara tingkat pengetahuan sikap ibu dengan kejadian ISPA pada
dengan sikap ibu yang memiliki anak balita.Pengetahuan adalah tahap
perkembangan, latar belakang sikap adalah penentu penting dalam
pendidikan kesehatan dan tingkah laku seseorang. Sikap dalam
pengalaman masa lalu. Kemampuan diri seseorang akan memberikan
kognitif seseorang dibentuk dengan gambaran corak tingkah laku
cara berpikir seseorang dan selalu seseorang. Berdasarkan sikap
berhubungan dengan tahap seseorang akan dapat menduga
perkembangan individu. Berdasarkan bagimana tindakan yang harus
hasil penelitian didapatkan dari diambil oleh orang tersebut terhadap
Sarif , (2020), hasil uji Chi-Square suatu masalah. Jadi tingkah laku
diperoleh nilai p.value = 0,024 < α = yang harus diambil sebagai tindakan
0,05 maka Ho di tolak berarti ada terhadap suatu masalah yang
hubungan antara pengetahuan ibu dihadapkan kepadanya diketahui dari
dengan kejadian ISPA pada balita di sikapnya Pengetahuan itu sendiri
wilayah kerja Puskesmas Semangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan
Dalam tahun 2020 dan hasil uji Chi- formal. Pengetahuan sangat erat
Square diperoleh nilai p.value = hubungannya dengan pendidikan,
0,019 < α = 0,05 maka Ho di tolak dimana diharapkan bahwa dengan
berarti ada hubungan antara sikap ibu pendidikan yang tinggi maka orang
dengan kejadian ISPA pada balita di tersebut akan semakin luas pula
wilayah kerja Puskesmas Semangat pengetahuannya. Pengetahuan
Dalam tahun 2020. Dari hasil seseorang tentang suatu objek
penelitian Febrianti Arly, (2020) mengandung dua aspek, yaitu aspek
menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan negatif. Kedua aspek ini
yang signifikan antara pendidikan yang akan menentukan sikap
ibu dengan kejadian ISPA pada seseorang semakin banyak aspek
balita di wilayah kerja Puskesmas 7 positif dan objek yang diketahui,
Ulu Kota Palembang Tahun 2019 maka akan menimbulkan sikap
dan hasil uji Chi Square didapatkan makin positif terhadap objek tertentu.
p-value 0,002 < α (0,05) Kejadian ISPA terkait erat dengan
menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang ISPA yang
yang signifikan antara sikap ibu dimiliki oleh masyarakat khususnya
dengan kejadian ISPA pada balita di ibu, karena ibu sebagai penanggung
wilayah kerja Puskesmas 7 Ulu Kota jawab utama dalam pemeliharaan
Palembang Tahun 2019. kesejahteraan keluarga.
Menurut masriadi (2017) Berdasarkan hasil penelitian
terbentuknya tindakan seorang ibu antara fakta dan teori diatas terdapat
tentang perawatan pada anaknya kesamaan karena hasil uji statistik
dapat menjadi dasar ibu melakukan dalam penelitian ini berdasarkan 6
tindakan perawatan dengan benar. artikel, memiliki hasil uji Chi Square
Melalui pengetahuan yang baik, ibu nilai (p< 0,05) sehingga
dapat mengetahui kebutuhan menunjukkan adanya hubungan
anaknya agar anak selalu sehat dan pengetahuan dengan sikap ibu
berkembang dengan baik. Sebaliknya dengan kejadian infeksi saluran
ibu yang tidak mengetahui perawatan pernafasan akut (ISPA) pada balita.
pada anak dengan baik menyebabkan Berdasarkan hasil analisis literature
kebutuhan anaknya terhadap review, peneliti berasumsi bahwa
kesehatan tidak akan terpenuhi, dari ke 6 artikel tersebut banyak
selain pengetahuan faktor seperti responden yang memiliki
pengetahuan kurang dan responden saluran pernafasan akut (ISPA) pada
dengan sikap yang positif lebih balita.
banyak, hal tersebut diakibatkan
sebagian besar dari responden KESIMPULAN
berpendidikan dasar (SD dan SMP). Dari hasil analisis jurnal
Tingkat pendidikan responden adalah penelitian dengan metode literatur
modal untuk lebih memudahkan review tentang “Hubungan
dalam menangkap dan memahami Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan
informasi sehingga pemahaman Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan
responden dalam kejadian ISPA pada Akut (ISPA) Pada Balita”
balita menjadi lebih baik, sikap yang didapatkan ada yang cukup kuat
positif responden dapat diperoleh antara pengetahuan dan sikap ibu
dari berbagai sumber seperti dengan kejadian infeksi saluran
pengalaman pribadinya dalam pernapasan akut (ISPA) pada balita,
menangani balitanya yang terkena hal ini dikarenakan pengetahuan
ISPA sebelumnya, ataupun dapat sangat menentukan setiap individu
diperoleh dari petugas kesehatan. sehingga akan mempengaruhi sikap
Sehingga berpengaruh pada tingkat ibu dalam kejadian infeksi saluran
pengetahuannya yang masih kurang, pernafasan akut (ISPA) pada balita
namun memiliki pengalaman dalam semakin tinggi tingkat pengetahuan
merawat balitannya yang sakit seseorang maka semakin paham
ataupun telah mendapatkan tentang suatu hal termasuk penyakit
pengarahan dari petugas kesehatan ISPA, sama halnya dengan sikap
sehingga responden (ibu) memiliki yang dapat menjadi suatu faktor
sikap yang positif dengan kejadian pencetus cara bagaimana seseorang
ISPA pada balita. Hal ini itu melakukan pekerjaannya, maka
dikarenakan semakin tinggi tingkat pengetahuan yang baik
pengetahuan seseorang maka mempengaruhi sikap ibu itu sendiri
semakin paham tentang suatu hal dalam kejadian infeksi saluran
termasuk penyakit ISPA. Sama pernafasan akut (ISPA) pada balita.
halnya dengan sikap yang dapat
menjadi suatu faktor pencetus cara REFERENSI
bagaimana seseorang itu melakukan Budiman dan Riyanto, A. (2013).
pekerjaannya, maka pengetahuan Kapita Selekta Kuesioner:
yang baik mempengaruhi sikap ibu Pengetahuan dan Sikap dalam
itu sendiri dalam kejadian infeksi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
saluran pernafasan akut (ISPA) pada Salemba Medika.
balita. Hal ini dikarenakan semakin
tinggi tingkat pengetahuan seseorang Butar-butar, K. (2019).
maka semakin paham tentang suatu ‘Pengetahuan ibu tentang
hal termasuk penyakit ISPA. Sama infeksi saluran pernapasan
halnya dengan sikap yang dapat akut (ispa) pada balita di
menjadi suatu faktor pencetus cara puskesmas rawat-inap tanjung
bagaimana seseorang itu melakukan morawa kec. tanjung morawa
pekerjaannya, maka pengetahuan tahun 2019 katy butar-butar’,
yang baik mempengaruhi sikap ibu pp. 1–14.
itu sendiri dalam kejadian infeksi
Dewiyanti, L. (2017). ‘Penanganan
Ispa Di Pustu Rana Kulan
Tahun 2017’, pp. 88–97. Notoatmojo, S. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Dori, R. A. (2019). ‘1,2,3,4’, 1, Rineka Cipta.
pp.25–34.
Sari, D. P. and Ratnawati, D. (2020).
Febrianti Arly (2020). ‘Knowledge , ‘Pendidikan Kesehatan
Attitude and Education in Meningkatkan Tingkat
Mother With Toddler’, Jurnal Pengetahuan dan Sikap Ibu
Kesehatan Saelmakers dalam Merawat Balita dengan
Perdana, 3(1), pp. 133–139. ISPA’, Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Indonesia,
Jurnal Kesehatan Tadulaoko (2017). 10(02), pp. 1–7. doi:
‘Hubungan Pengetahuan Dan 10.33221/jiiki.v10i02.578.
Sikap Ibu Yang Mempunyai
Anak Balita Dengan Kejadian Sarif, A. et al. (2020). ‘Pada Balita
Penyakit Infeksi Saluran Di Wilayah Kerja Puskesmas
Healthy Tadulako Journal Semangat Dalam Kabupaten
( Enggar : 57 - 63 ) Barito Kuala Kalimantan
Pendahuluan Ispa merupakan Selatan Tahun 2020’, pp. 1–7.
kepanjangan dari Infeksi
Saluran Pernapasan Akut dan Susan Susyanti, Egi Ariandoni, T. S.
mulai diperkenalkan pada tah’, (2019). ‘Hubungan
3(2), pp. 57–63. Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Dengan Penanggulangan Ispa
Kemenkes RI (2019). Profil Pada Balita’, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Provinsi Kalimatan Kohesi, pp. 9–19.
Tengah 2019. Kalimatan
Tengah: Departemen Widianti, S. (2020). ‘Penanganan
Kesehatan Republik Indonesia. Ispa Pada Anak Balita (Studi
Literatur)’, Kesehatan dan
Masriadi, H. (2017). Epidemiologi Pembangunan, 10(20), pp. 79–
Penyakit Menular. Depok: 88.
Rajawali Pers.

Mendur, F., Sarimin, S. and Saban,


L. D. N. (2019). ‘Halmahera
Timur Provinsi Maluku Utara
Pendahuluan World Health
Organization ( WHO )
memperkirakan ISPA di
negara berkembang dengan
angka kematian balita di atas
40 per 1000 kelahiran hidup
adalah 15 % -20 % pertahun
pada golongan usia balita .
Menurut WHO’, 7(x 2), pp.
143–155.

Anda mungkin juga menyukai