Anda di halaman 1dari 10

TEMPLATE STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN

Updated : 1 Mei 2020


Updated: 1 Mei 2020
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan ISSN : xxxx-xxxx (Print), xxxx-xxxx
(Online) Vol. x, No. x, Month Year, pp: x-x

Penerapan Teknik Imitasi Pada Pembelajaran Bina Diri Anak Autis Di


Era Pandemi Covid-19

Anisa Rakhmania1 , Suryanto2


Program Studi Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia
Universitas Airlangga, Indonesia
anisarakhma1@gmail.com

ABSTRACT

Saat ini dunia sedang mengalami pandemic Covid-19 (Corona Virus Disease), virus
ini memiliki tingkat penularan yang sangat cepat dan resiko penularan berbahaya. Sehingga
masyarakat dituntut untuk melakukan perubahan pola hidup dengan memperhatikan
kebersihan lingkungan dan Kesehatan diri demi meminimalisir terjadinya penularan Covid-
19. Anak berkebutuhan khusus, terutama anak autis memerlukan pendampingan khusus agar
bisa mematuhi protokol Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan
Teknik Imitasi Pada Pembelajaran Bina Diri Anak Autis Di Era Pandemi Covid-19. Hasil
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah, Orangtua anak autis mampu menerapkan teknik
imitasi sebagai terapi dasar agar anak tetap mematuhi protokol Kesehatan. Melatih
kemampuan dasar anak autis meliputi kontak mata, merupakan kunci dasar agar anak autis
mampu menerima intruksi dan perintah serta mematuhinya.

Kata Kunci : Teknik Imitasi, Autis, Orangtua, Anak Berkebutuhan Khusus


TEMPLATE STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN
Updated: 1 Mei 2020

BACKGROUND
Saat ini kondisi kehidupan dunia sedang tidak baik baik saja, dimana kini sedang terjadi
pandemic Covid-19 atau disebut juga Corona Virus Disease, dimana virus ini memiliki tingkat
penularan yang sangat cepat karena gejala nya sama dengan penyakit yang sering dialami oleh
masyarakat yaitu demam, diare, batuk dan flu. Namun dampak dari Covid-19 ini sangat
berbahaya dan sangat beresiko, hingga menyebabkan kematian, karena virus ini menyerang
organ pernafasan manusia. Dengan intensitas penularan yang sangat cepat, maka pemerintah
sudah memberikan himbauan kepada masyarakat dan dituntut untuk waspada dan mengubah
pola hidup agar lebih memperhatikan kebersihan agar meminimalisir terjadinya penularan
Covid-19.

Gambar 1.1 Grafik Penyebaran Covid-19 Per 21 Februari 2021

Per 21 Februari 2021 diperoleh data bahwa jumlah kasus Covid-19 yang telah
terkonfirmasi sebanyak 7.300 dengan data-rata 7 hari sebanyak 8.741 kasus, dapat
dikatakan kasus Covid-19 masih tinggi dan semakin berkembang. Di Indonesia tingkat
penyebaran virus masih tergolong tinggi dikarenakan kurangnya kedisiplinan
masyarakat untuk mematuhi protocol Kesehatan yaitu Memakai masker, Mencuci
Tangan dan Menjaga Jarak. Dengan adanya hal tersebut pemerintah saat ini menerapkan
kebijakan PPKM yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di tingkat
kabupaten/kota di Pula Jawa dan menjalankan PPKM tingkat desa / mikro, dengan
tujuan untuk meminimalisir terjadinya kontak fisik yang beresiko menyebabkan
penyebaran Covid-19. Pada saat ini pemerintah telah memberikan solusi kepada
masyarakat untuk mencegah penularan virus, yakni dengan memberikan vaksinasi
kepada target sasaran yang rentan tertular virus, diantaranya yaitu Tenaga Kesehatan,
Lansia, Orang yang memiliki penyakit bawaan / Komorbid, dan masyarakat umum.
TEMPLATE STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN
Updated: 1 Mei 2020
Berdasarkan hal tersebut, maka urgensi yang perlu diperhatikan adalah menciptakan
kesadaran pada masyarakat agar mau dan mampu merubah kebiasaan hidup menjadi lebih
sehat. Namun tidak semua anggota masyarakat mampu melakukan hal tersebut dengan
baik, terutama pada masyarakat seperti Anak Berkebutuhan Khusus. Sesuai dengan
sebutan nya, anak berkebutuhan khusus memiliki hambatan dalam perkembangan dan
perlu mendapatkan pendampingan khusus agar mampu menjalankan peran sosialnya
dengan baik termasuk dalam mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki. Di era
pandemic ini tentunya anak berkebutuhan khusus juga diharuskan menerapkan pola hidup
yang lebih sehat dengan cara memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
Peran tenaga pendidik dan orangtua atau pendamping dalam hal ini sangat dibutuhkan
untuk memberdayakan dan membangun sumber daya manusia anak berkebutuhan khusus
agar mampu memiliki kemandirian dalam merawat diri.

Hasil analisis dari National Public Radio (NPR) AS menyebutkan bahwa orang yang
mengalami cacat intelektual lebih beresiko tertular Covid-19. Di New York negara
dengan kematian terbanyak akibat Covid-19 adalah orang dengan kecacatan intelektual.
Jumlahnya 2,5 lipat lebih tinggi disbanding orang pada umumnya. Pada 2 Juni, ada 801
kasus yang dikonfirmasi di Pennsylvania dengan 113 kematian merupakan orang dengan
cacat intelektual dan autisme. Di New York, NPR menghitung data yang diperoleh dari
Kantor Negara Bagian New York untuk penyandang disabilitas. Data menunjukkan,
2.289 positif Covid-19 an 368 meninggal dunia.

Sedangkan kasus ABK yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia dialami oleh 3 orang
anak yang berada di Yayasan Rawinala, Condet, Jakarta Timur. Rawinala merupakan
sekolah khusus untuk anak-anak multi disabilitas netra. Sekolah ini didirikan oleh
seorang pendeta bernama Kadarmanto dan seorang ekspatriat asal Belanda.   Berdasarkan
berita yang dilansir dari laman difabel.tempo.co , deteksi virus corona di lingkungan
Yayasan Rawinala bermula ketika ada orang tua siswa yang meninggal pada awal Maret
2020. Sebelum dimakamkan, petugas kesehatan melakukan tes swab kepada jenazah.
Hasil tes tersebut baru keluar beberapa hari setelah pemakaman dan menunjukkan positif
Covid-19. Selain mengisolasi tiga anak penyandang disabilitas ganda yang terinfeksi
Covid-19, pengelola Yayasan Rawinala juga membekali pendamping dengan alat
pelindung diri atau APD ketika merawat tiga anak tersebut. Yayasan Rawinala membina
sekitar 52 penyandang disabilitas netra dan ragam disabilitas lain. Terdapat 20
penyandang disabilitas ganda yang tinggal di asrama milik Yayasan Rawinala dengan
keadaan tidak mampu rawat. Sebanyak 12 orang di antaranya yang tinggal di asrama
TEMPLATE STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN
Updated: 1 Mei 2020
adalah penyandang disabilitas ganda dewasa yang berusia 22 hingga 44 tahun.
Selebihnya, sekitar 30 anak adalah penyandang disabilitas ganda yang menjadi peserta
didik di sekolah khusus milik Rawinala.
Setelah menjumpai realita tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Anak
Berkebutuhan Khusus sangat rentan tertular Covid-19, maka dari itu dalam kehidupan
sehari-hari, mereka membutuhkan pengawasan penuh dan arahan dari keluarga maupun
orangtua agar dapat melakukan aktivitas dengan benar. Terutama di era saat ini yang
sangat diperlukan perhatian ekstra kepada ABK karena mereka memiliki kesadaran diri
yang rendah dan kepekaan terhadap lingkungan yang rendah. Dalam penelitian ini
difokuskan terhadap anak berkebutuhan khusus yang berada dalam kategori autis, karena
anak autis memiliki kelainan yang menyerang pada saraf motoric atau gerak yang
menyebabkan mereka tidak bisa diam dan selalu menyentuh dan menggerakkan segala
sesuatu yang ada disekitarnya. Sedangkan virus corona dapat dijumpai dimanapun, baik
di udara, air, maupun permukaan benda. Oleh karena itu anak autis sangat memerlukan
pendampingan dan pengawasan agar mereka mampu menjaga kesehatan dirinya. Dalam
hal ini, orangtua memiliki peranan yang sangat penting untuk memberikan pendampingan
dan pembelajaran dalam hal bina diri. Namun orangtua anak berkebutuhan khusus tidak
memiliki kompetensi yang memadai untuk menerapkan kegiatan pembelajaran dirumah
atau disebut juga PJJ Pembelajaran Jarak Jauh) sehingga menemukan banyak kesulitan
dalam melaksanakannya. Dengan adanya hambatan tersebut maka dalam pembelajaran
diperlukan teknik khusus yang efektif untuk dilakukan orangtua selama proses kegiatan
belajar mengajar dirumah atau PJJ.

METHODS
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dengan
teknik pengambilan sample Purposive Sampling. Metode kualitatif adalah penelitian yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Sedangkan Purposive Sampling
adalah teknik pengambilan sampel narasumber yang disesuaikan dengan topik dan tujuan
penelitian. Sehingga informan dalam penelitian ini adala Orangtua yang memiliki anak
dengan gangguan autis di SLB Widya Tama Surabaya.

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan wawancara mendalam


Indepth Interview dan observasi. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif, dan
Informan dalam penelitian ini adalah orangtua anak autis yang bersekolah di SLB
Widyatama Surabaya, yaitu :
TEMPLATE STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN
Updated: 1 Mei 2020
No. Nama Deskripsi

1. Ibu Rahayu Orangtua anak autis, kelas 5 Sekolah Dasar

2. Ibu Febri Orangtua anak autis, kelas 4 Sekolah Dasar

3. Ibu Yuliastuti Orangtua anak autis, kelas 5 Sekolah Dasar

4. Bapak Prayitno Orangtua anak autis, kelas 5 Sekolah Dasar

5. Ibu Eni Orangtua anak autis, kelas 4 Sekolah Dasar

RESULTS
Berdasarkan data yang diperoleh dari Indepth Interview dengan informan
penelitian, menyatakan bahwa di era pandemic saat ini orangtua merasa kesulitan dalam
membantu proses pembelajaran Bina Diri pada anak autis secara online, dikarenakan
adanya problematic sebagai berikut :

1. Orangtua tidak siap mengambil alih peran guru/tenaga pendidik untuk menerapkan
materi pembelajaran yang diberikan oleh sekolah. Ketidaksiapan yang dimaksud
adalah kurangnya kompetensi dan skill pada orangtua untuk menerapkan
pembelajaran pada anak.
2. Keterbatasan akses internet dan media elektronik seperti Laptop atau Handphone.
3. Kesulitan mendapatkan penjelasan seefektif mungkin apabila siswa mendapatkan
kesulitan.
4. Siswa Autis memiliki karakteristik yang tidak bisa diam dan sulit fokus terhadap
suatu hal.

DISCUSSION
Seperti yang telah diketahui, bahwa anak autis adalah anak yang mengalami
gangguan perkembangan secara menyeluruh yang mengakibatkan hambatan dalam
kemampuan komunikasi, perilaku, dan interaksi sosial anak. Gejala-gejala autism ini dapat
di deteksi secara dini dan orangtua harus mengetahui bagaimana gejala autism tersebut.
Gejala yang muncul yaitu:

- Adanya gangguan komunikasi pada anak


- Pola interaksi yang tidak normal
- Perilaku anak tidak seperti anak pada umumnya. Suka melakukan Gerakan berulang,
meniru perilaku omongan orang lain, memukul-mukul benda tanpa adanya tujuan.

Terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa autism dapat disembuhkan,


bergantung dari cara orangtua memberikan treatment terhadap anak tersebut. Apabila
TEMPLATE STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN
Updated: 1 Mei 2020
orangtua mampu mengenali gejala autism sejak awal, maka autism tersebut dapat
berkurang dan anak dapat melakukan aktivitas dan Pendidikan di tempat yang sama dengan
anak normal. Namun apabila gejala autism masih muncul walaupun sudah dilakukan
treatment yang sesuai, maka terdapat kesalahan pada jenis treatment yang dilakukan. Oleh
karena itu orangtua sebagai pihak terdekat dengan anak, harus selektif dalam memberikan
treatment serta harus memahami karakteristik anak, agar dapat mengembangkan
kepribadian anak autis dengan maksimal. Dengan ini maka peran orangtua menjadi factor
utama dan sangat penting untuk terhadap kesuksesan pembelajaran anak autis. Salah
satunya dalam menerapkan teknik imitasi pada pembelajaran bina diri pada anak autis di
era pandemic Covid-19.

Di era pandemic seluruh kegiatan manusia serba dibatasi dan dituntut untuk
melakukan aktivitas dirumah saja demi mencegah penularan Covid-19. Hal ini tentu dirasa
cukup sulit bagi orangtua yang memiliki anak dengan gangguan autism, karena anak yang
mengalami gangguan autism memiliki karakteristik yang tidak bisa diam dan memiliki
perubahan mood yang drastis. Dengan melakukan kegiatan di dalam rumah selama
beberapa bulan terakhir, orangtua anak autism harus bisa menciptakan suasana rumah yang
nyaman agar terapi yang diberikan oleh orangtua kepada anak autis dapat terlaksana
dengan baik. Jenis terapi yang diberikan oleh orangtua dirumah juga bisa dalam bentuk
terapi yang bersifat mendasar dan personal, seperti kepatuhan dan kontak mata, dimana
terapi tersebut sangat berpengaruh terhadap pengembangan emosional pada anak autis.

Jenis terapi tersebut tentu saja tidak mudah dilakukan, karena anak autism rentan
merasa bosan dengan sebuah kondisi yang bersifat monoton, serta harus melakukan hal
berbeda dalam waktu bersamaan. Maka dari itu orangtua dapat melakukan terapi tersebut
dengan memberikan inovasi proses terapi. Dalam terapi dasar, terdapat beberapa Teknik
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dan kontak mata pada anak autis,
salah satu Teknik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Teknik Imitasi.

Teknik Imitasi adalah sebuah bentuk terapi dasar yang bertujuan untuk meningkatkan
kepatuhan anak autism dan melatih kontak mata antara anak autis dengan orang lain pada
saat melakukan interaksi. Dalam Teknik ini terdapat empat tahap yang bisa dilakukan
yaitu:

- Melatih kontak mata, kontak mata merupakan kunci utama agar anak autis mampu
menerima intruksi/perintah yang diberikan. Dan kepatuhan merupakan kunci utama
dari berhasilnya seluruh jenis terapi yang diberikan kepada anak autis.
TEMPLATE STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN
Updated: 1 Mei 2020
- Orangtua menirukan anak dengan tujuan menunjukkan kepada anak mengenai cara
menirukan orang lain yang benar.
- Anak menirukan ucapan orangtua agar anak mampu meniru ucapan orangtua
- Orangtua memberikan hadiah dengan tujuan agar anak merasa bangga atas capaian
nya, dan bentuk motivasi agar anak tetap semangat belajar serta tidak merasa bosan.

Berdasarkan uraian tersebut, kontak mata merupakan factor utama dan terpenting
dari keberhasilan dilaksanakannya terapi pada anak autis. Karena kontak mata merupakan
pengoordinasian visual antara individu dengan individu lainnya. Selain itu dengan
dilakukannya kontak mata, anak autis lebih aktif dan interaktif dalam melakukan interaksi
dengan orang lain.

Terapi dasar merupakan terapi kunci yang akan mempengaruhi terapi yang lain.
Maka dari itu, di era pandemic saat ini orangtua mampu memberikan pelatihan dasar pada
anak autis dengan memberikan inovasi berupa pemberian reward atau hadiah pada anak,
apabila ia berhasil mematuhi perintah, dan tidak mengalihkan fokusnya. Apabila dengan
terapi dasar, anak autis mampu melaksanakan dengan baik, maka orangtua mampu
memberikan intruksi kepada anak autis untuk menerapkan protocol Kesehatan agar tidak
tertular Covid-19. Protocol Kesehatan yang dapat diajarkan kepada anak autis ialah
protocol yang sederhana seperti:

- Selalu mencuci tangan


- Membersihkan alat pakai pribadi
- Menggunakan masker ketika keluar rumah
- Mandi
- Membersihkan Lingkungan Sekitar

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kelima informan, penerapan teknik imitasi yang
mereka terapkan adalah sebagai berikut :

No. Nama Jenis Bina Diri Yang Teknik Imitasi Yang Hasil
Diberikan Digunakan

1. Ibu Rahayu Mandi - Memberikan contoh Anak mampu


gerakan menyikat gigi menirukan gerakan
- Mengarahkan anak menyikat gigi sesuai
untuk menirukan dengan intruksi yang
gerakan menyikat gigi diberikan

2. Ibu Febri Mencuci tangan - Memberikan edukasi Dengan adanya video


mencuci tangan yang menarik, anak
dengan diiringi lagu autis mampu
TEMPLATE STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN
Updated: 1 Mei 2020
dan video tutorial memfokuskan
interaktif dari youtube pandangan pada
gerakan yang
diberikan pada video
tersebut

3. Ibu Mandi - Memberikan contoh Anak mengikuti


Yuliastuti gerakan keramas gerakan keramas yang
- Menggerakkan tangan diintruksikan
anak untuk mengikuti
gerakan yang telah
dicontohkan

4. Bapak Menggunakan masker - Mempraktekkan cara - Anak memahami


Prayitno memakai masker yang kebiasaan yang
benar diajarkan orangtua,
- Memberikan contoh yaitu memakai
kepada anak, selalu masker Ketika
menggunakan masker keluar rumah
Ketika keluar rumah - Anak mampu
menggunakan
masker dengan
benar

5. Ibu Eni Mencuci masker - Memberikan contoh Anak mampu


gerakan mencuci mengikuti gerakan
masker yang benar mencuci masker yang
diintruksikan

CONCLUSION
1. Model Pembelajaran bagi anak autis di era pandemic yang dapat diterapkan adalah
dengan menggunakan Teknik Imitasi, dimana teknik ini bertujuan untuk meningkatkan
kepatuhan anak autism dan melatih kontak mata antara anak autis dengan orang lain
pada saat melakukan interaksi. Dengan teknik ini orangtua dapat mengarahkan anak
autis agar dapat mematuhi intruksi pembelajaran bina diri.
2. Dengan melatih kemampuan dasar anak autis meliputi kontak mata dan pembiasaan,
maka hal tersebut merupakan kunci dasar agar anak autis mampu menerima intruksi dan
perintah serta mematuhinya.
3. Teknik imitasi dapat dikembangan dan diberikan inovasi oleh orangtua anak autis,
dengan tujuan agar anak autis tidak merasa bosan, dan focus terhadap hal yang
diajarkan. Serta anak mampu menerima intruksi dan menghasilkan output pembelajaran
yang baik.
TEMPLATE STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN
Updated: 1 Mei 2020

REFERENCES

Bektiningsih, K. (2009). Program terapi anak autis di SLB Negeri Semarang. Jurnal
Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran, 39(2).
Cage, E., Di Monaco, J., & Newell, V. (2018). Experiences of autism acceptance and mental
health in autistic adults. Journal of Autism and Developmental Disorders, 48(2), 473-
484.
Dewi, R., Inayatillah, I., & Yullyana, R. (2019). PENGALAMAN ORANGTUA DALAM
MENGASUH ANAK AUTIS DI KOTA BANDA ACEH. Psikoislamedia: Jurnal
Psikologi, 3(2), 288-301.

Novrinda, N., Kurniah, N., & Yulidesni, Y. (2017). Peran Orangtua Dalam Pendidikan Anak
Usia Dini Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan. Jurnal Ilmiah Potensia, 2(1), 39-46.

Rani, K., & Jauhari, M. N. (2018). Keterlibatan orangtua dalam penanganan anak
berkebutuhan khusus. Jurnal Abadimas Adi Buana, 2(1), 55-64.

Rosita, A. (2019). Kecerdasan emosi pada Shadow (Pendamping) anak Autisme (Doctoral
dissertation, Uin Sunan Ampel Surabaya).
Suteja, J., & Wulandari, R. (2013). Bentuk dan Model Terapi Terhadap Anak-Anak
Penyandang Autisme (Keterbelakangan Mental). Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan
Sains, 2(1).
Ulumudin, I. (2020). PENGEMBANGAN MODEL “TEKNIK IMITASI” SEBAGAI
TERAPI DASAR UNTUK ANAK USIA DINI DENGAN AUTISME. Jurnal Ilmiah
Visi, 15(1), 41-52.
TEMPLATE STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN
Updated: 1 Mei 2020

Website : http://jurnal.strada.ac.id/sjik Email : sjik@strada.ac.id

Anda mungkin juga menyukai