Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

TAHAP IV ( KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH )

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Asep Waluyojati S17166
2. Betty Wahyu C.T S17167
3. Candra Lia P S17168
4. Desi Fiyolla S17169
5. Devia Damayanti S17170
Kelas : S17D

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu aspek penting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarga.
Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat dan lembaga sosial yang paling banyak
memiliki efek-efek menonjol terhadap anggota keluarga. Tujuan utama dari keluarga
adalah sebagai perantara menanggung semua harapan-harapan dan kewajiban masyarakat
serta membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan
dan kepentingan setiap anggota/ individu dalam keluarga. Setiap anggota keluarga
memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial. Keluarga harus berfungsi menjadi
perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan dari semua individu yang ada dalam unit
keluarga.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi
jalannya suatu penyakit dan status kesehatan anggotanya. Keluarga cenderung dalam
pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para
anggota keluarga.
Duvall membagi keperawatan keluarga ke dalam beberapa tahapan. Salah satunya
adalah keluarga dengan anak usia sekolah. Untuk itu, di dalam makalah ini, kelompok
ingin mengetengahkan proses keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah. Tidak
lupa kelompok sertakan contoh kasus pemicu beserta pembahasannya.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mempelajari asuhan keperawatan keluarga dengan
anak usia sekolah.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud keluarga dengan anak sekolah
b. Untuk mengetahui Bagaimana Tahapan perkembangan keluarga
c. Untuk mengetahui Bagaimana Tahapan perkembangan anak usia Sekolah
d. Untuk mengetahui Apa saja masalah kesehatan pada anak sekolah
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud keluarga dengan anak sekolah ?
2. Bagaimana Tahapan perkembangan keluarga ?
3. Bagaimana Tahapan perkembangan anak usia Sekolah ?
4. Apa saja masalah kesehatan pada anak sekolah ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah
dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12
tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan
fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai
hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan
kecakapan dan daya tahannya.

B. TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA


Duvall membagi tahapan keluarga menjadi delapan tahapan perkembangan keluarga,
yaitu:
1. Keluarga pemula.
2. Keluarga yang sedang mengasuh anak.
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah.
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun (mulai masuk sekolah
dasar) dan berakhir pada usia 13 tahun (awal dari masa remaja). Tugas perkembangan
keluarganya adalah:
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah,dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga.
Masalah kesehatan tahap ini adalah:
a. Orang tua akan memulai berpisah dengan anak karena anak sudah mulai memiliki
banyak teman sebaya, hati-hati dengan pengaruh lingkungan anak.
b. Orang tua mengalami banyak tekanan dari luar, misalnya dari sekolah dan
komunitas, untuk menyesuaikan anak dengan komunitas dan sekolah.
c. Kecacatan atau kelemahan anak akan tampak pada periode ini melalui
pengamatan perawat sekolah dan guru.
5. Keluarga dengan anak remaja.
6. Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda.
7. Orang tua usia pertengahan.
8. Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

C. TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH


1. Perkembangan biologis
Pada usia sekolah pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan memiliki
perbedaan, pada anak lai-laki lebih tinggi dan kurus, pada anak perempuan lebih
pendek dan gemuk. Pada usia ini pembentukan lemak lebih cepat dari pada otot.
2. Perkembangan psikososial
Pada masa ini anak-anak selalu melakukan aktivas bersama atau berkelompok.
Menurut Freud perkembangan psikososial pada anak usia sekolah digolongkan dalam
fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus.
3. Perkembangan kognitif
Menurut Pieget anak berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Kemampuan anak
yang dimiliki pada tahap operasional konkret, yaitu:
a. Konservasi: menyukai sesuatu yang dapat dipelajari secara konkret bukan magis.
b. Klasifikasi: mulai belajar mengelompokan, menyusun dan mengurutkan.
c. Kombinasi: mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf sesuai dengan
keinginannya yang dihubungkan dengan pengalaman yang diperoleh sebelumnya.
4. Perkembangan spiritual
Pada usia ini anak-anak mulai tertarik terhadap surge dan neraka, sehingga mereka
mematuhi semua peraturan karena takut masuk neraka.
5. Perkembangan bahasa
Kosa kata anak bertambah, kesalahan pengucapan mulai berkurang karena
bertambahnya pengalaman dan telah mendengar pengucapan yang benar. Pembicaraan
yang dilakukan dalam tahap ini lebih terkendali dan terseleksi karena anak
menggunakan pembicaraan sebagai alat komunikasi.
6. Perkembangan seksual
Pada masa ini anak mulai menyesuaikan penampilan, pakaian, dan gerak-geriknya
sesuai dengan peran seksnya.
7. Perkembangan konsep diri
Dipengaruhi oleh hubungan dengan orang tua, saudara, dan saudara lainnya. Dan anak
membentuk konsep diri sehingga membentuk ego ideal yang berfungsi sebagai standar
prilaku umum yang diinternalisasi.

D. MASALAH KESEHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH


Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila
tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi relajar
dan masa depan anak. Selanjutnya akan divas tentang permaslahan kesehatan anak usia
sekolah di anatarnya adalah penyakit menular, penyakit non infeksi, gangguan
pertumbuhan, gangguan perkembangan dan perilaku.
a. Penyakit Menular Pada Anak Sekolah
Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya
hingga mengancam jiwa adalah penyakit menular pada anak sekolah. Sekolah adalah
merupakan tempat yang paling penting sebagai sumber penularan penyakit infeksi
pada anak sekolah. Infeksi menular yang dapat menular di lingkungan sekolah adalah:
Demam Berdarah Dengue, Infeksi Tangan Mulut, Campak, Rubela (campak jerman),
Cacar Air, Gondong dan infeksi mata (Konjungtivitis Virus).
1. Infeksi Kaki, Tangan dan Mulut
Infeksi Tangan Kuku dan Mulut disebabkan oleh virus entero, virus coxsackie
A16, ataupun virus entero 71. Masa inkubasi sekitar 3 – 6 hari. Penularannya
sangat cepat diantara usia anak.melalui sentuhan dengan air hidung atau mulut,
kencing, ataupun pengeluaran. virus masuk melalui rongga mulut dan saluran
cerna.
Tanda dan gejala penyakit kaki tangan dan mulut adalah gelisah, demam ringan,
nyeri otot dan tulang dan hilang selera makan. Meskipun jarana infeksi virus ini
dapat menyebabkan myocarditis (infeksi otot jantung), pneumonia (infeksi paru),
meningoencephalitis (infeksi otak) dan kematian. Serangan penyakit ini jarang
berulang. Serangan penyakit kaki tangan dan mulut di Taiwan oleh virus 71
mengakibatkan kematian pada 19.3% diakibatkan oleh pendarahan paru.
2. Campak
Penyakit campak adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus
campak. Penularannya terjadi melalui udara ataupun kontak langsung dengan
penderita. Virus campak menyebar lewat percikan ludah penderita. Virus cacar air
bisa pindah ke tubuh orang sehat lewat bersentuhan langsung dengan cacarnya.
Untuk itu maka penderita campak dan cacar air dilarang masuk sekolah.
Gejala-gejalanya adalah demam, batuk, pilek dan timbul bercak merah di kulit 3-5
hari setelah anak menderita demam. Bercak mula-mula timbul di pipi di bawah
telinga yang kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya.
Komplikasi dari penyakit campak adalah pneumonia (radang paru-paru), infeksi
telinga, neuritis (radang pada syaraf), artritis (radang sendi) dan ensefalitis (radang
otak) yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen.
3. Mumps (Gondong)
Penyakit gondong adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus gondong.
Penularannya terjadi melalui udara. Gejala-gejalanya adalah demam 3-5 hari,
pembengkakan di daerah pipi yang berdekatan dengan telinga bagian bawah, rasa
kurang enak badan, nyeri kepala dan rasa sakit bila menelan atau mengeluarkan air
liur. Komplikasi paling sering adalah radang otak dan radang buah pelir atau
kandung telur (14-35%) yang dapat mengakibatkan kemandulan.
4. Rubela
Penyakit rubela atau campak jerman adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus rubela. Penularannya adalah melalui udara. Gejala-gejala yang khas
adalah demam, timbulnya bercak merah di kulit (hampir serupa dengan campak),
pembesaran kelenjar getah bening di leher dan bagian belakang kepala. Komplikasi
rubela adalah artritis (radang sendi) dan neuritis (radang syaraf).
5. Cacar Air
Cacar air atau varisela memang merupakan penyakit anak-anak yang sudah ratusan
tahun dikenal orang. Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh, pusing,
demam yang kadang-kadang diiringi batuk, dalam waktu 24 jam timbul bintik-
bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar)
dan terakhir menjadi benjolan-benjolan kecil berisi cairan.
Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar di seluruh bagian tubuh, tidak
terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian
tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu, lesi ini akan
mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu
bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.
Virus penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain
melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan
diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
Komplikasi yang langka tapi bisa terjadi berupa radang paru, radang otak, radang
sumsum tulang, kegagalan hati, hepatitis serta sindrom Reye (kelainan pada otak
sekaligus hati).
b. Non Infeksi
a). Alergi Pada Anak Sekolah
Alergi pada anak usia sekolah dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali
mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan
komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Alergi pada anak sangat beresiko untuk
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Sering berulangnya
penyakit, demikian luasnya sistem tubuh yang terganggu dan bahaya
komplikasi yang terjadi. Belakangan terungkap bahwa alergi bisa mengganggu
semua organ tubuh termasuk otak dan perilaku anak sekolah.
b). Infeksi Parasit Cacing
Penyakit cacingan masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Infeksi cacing dapat ditemukan pada berbagai
golongan umur, namun prevalensi tertinggi ditemukan pada anak balita dan
usia SD. Dari penelitian didapatkan prevalensi penyakit cacingan sebesar 60-
70%.
Penelitian di beberapa kota besar di Indonesia menunjukkan, kasus
infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) sekitar 25 – 35 persen dan
cacing cambuk (Trichuris trichiura) 65 – 75 persen. Resiko tertinggi terutama
kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air terbuka
dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan bermain-main di tanah yang
tercemar telur cacing tanpa alas kaki.
Cacing gelang yang panjangnya 20-30 cm hidup di rongga usus halus.
Cacing ini mengkonsumsi makanan yang telah dicerna di usus halus,
sehingga anak menjadi kurang gizi. Sebelum tiba di usus, larva cacing gelang
melewati paru. Di paru, larva menyebabkan pendarahan ringan dan
peradangan, sehingga timbul batuk dan sesak napas. Sementara di usus,
cacing menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan diare. Jika tersesat ke
usus buntu, cacing menyebabkan radang (apendisitis). Kalau tersesat ke
saluran empedu bisa menyebabkan sakit kuning. Sedang bila cacing di usus
terlalu banyak, akan menyumbat dan penderita perlu dioperasi.
Cacing cambuk yang berukuran 4-5 cm hidup di usus besar. Kepala
dan sebagian badan masuk ke selaput lendir usus, menyebabkan luka-luka
kecil dan pendarahan. Infeksi ringan menyebabkan radang usus ringan.
Sedang infeksi berat bisa menimbulkan disentri (buang air besar disertai
darah, lendir, dan rasa sakit di sekitar dubur), diare menahun, dan bagian
ujung usus keluar dari dubur.
d. Gangguan Pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan atau sering disebut gagal tumbuh atau Failure to
thrive bukanlah suatu diagnosis, tetapi merupakan terminologi yang dipakai untuk
menyatakan masalah khusus. Istilah gagal tumbuh dipakai untuk menyatakan
adanya kegagalan bertumbuh atau lebih khusus adalah kegagalan mendapatkan
kenaikan berat badan meskipun pada kasus tertentu juga disertai terjadi gangguan
pertumbuhan linear dan lingkar kepala dibandingkan anak lainnya yang seusia atau
sama jenis kelaminnya.
Berbagai kelainan yang mengganggu fungsi dan organ tubuh dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan. Berbagai kelainan tersebut meliputi
gangguan metabolisme tubuh, gangguan hormonal, kelainan kromosom, kelainan
darah dan sebagainya dapat mengganggu secara langsung pertumbuhan anak.
Penyebab yang paling sering adalah karena ketidaknormalan pada sistem
saluran cerna, diantaranya adalah malbsorbsi (gangguan penyerapan) atau
gangguan ensim pencernaan yang menyebabkan masukan nutrisi yang tidak
edekuat.
Gangguan saluran cerna tersebut meliputi : alergi, penyakit celiac,
Intoleransi laktose, Reflux Gastrooesephageal, Pyloric stenosis , bibir sumbing,
penyakit Hirschsprung’s, Hepatitis, Cirrhosis, Atresia bilier, kekurangan ensim
pankreas, Malabsorption dan intoleransi protein susu.
Infeksi kronis, seperti HIV,TBC, Infeksi saluran kencing dapat juga menjadi
penyebab gangguan pertumbuhan. Penyebab yang agak jarang adalah
Ketidaknormalan kromosom seperti Down syndrome dan Turner’s syndrome ,
gangguan sistem organ besar (mayor) seperti jantung, ginjal, otak dan lainnya,
ketidaknormalan sistem hormon (kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon
pertumbuhan, hormon Pituitary, Diabetes, adrenal), kerusakan otak atau susunan
saraf pusat, akan menyebabkan gangguan kesulitan makan sehingga menyebabkan
keterlambatan pertumbuhan, ketidaknormalan jantung dan sistem pernapasan, yang
mengakibatkan gangguan distribusi oksigen dan nutrisi pada seluruh tubuh seperti
kelainan jantung, kistik fibrosis, Astma, Anemia atau kelainan darah lainnya.
e. Gangguan Perkembangan dan Perilaku Anak Sekolah
Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sangat luas dan bervariasi.
Gangguan yang dapat terjadi pada anak sekolah adalah gangguan belajar,
gangguan konsentrasi, gangguan bicara, gangguan emosi, hiperaktif, ADHD
hingga Autism.

E. Batasan Keluarga
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar
sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik,
kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal,
misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan
dan daya tahannya.
1. Kelompok Anak
a. Usia prasekolah : 2 – 5 tahun
b. Usia sekolah : 6 - 12 tahun

Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. perkembangan fisik, kognitif dan
sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.

a. Anak usia 6- 7 tahun

1) Membaca seperti mesin

2) Mengulangi tiga angka mengurut ke belakang

3) Membaca waktu untuk seperempat jam

4) Anak wanita bermain dengan wanita

5) Anak laki-laki bermain dengan laki-laki

6) Cemas terhadap kegagalan

7) Kadang malu atau sedih


8) Peningkatan minat pada bidang spiritual

b. Anak usia 8 - 9 tahun

1) Kecepatan dan kehalusan aktifitas motorik meningkat

2) Menggunakan alat-alat seperti palu

3) Peralatan rumah tangga

4) Ketrampilan lebih individual

5) Ingin terlibat dalam segala sesuatu

6) Menyukai kelompok dan mode

7) Mencari teman secara aktif

c. Anak usia 11-12 tahun

1) Pertambahan tinggi badan lambat

2) Pertambahan berat badan cepat

3) Perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak

4) Mampu melakukan aktifitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri

5) Memasak, menggergaji, mengecat

6) Menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu

7) Membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu

8) Teman sebaya dan orang tua penting

9) Mulai tertarik dengan lawan jenis

10) Sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan


d. Usia remaja 13 - 18 tahun

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep
keluarga).
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
a. Identitas anak.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan.
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan
yang telah dicapai).
f. Pemeriksaan fisik.
3. Lengkapi dengan pengkajian focus.

II. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
1. berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak.
2. berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak.
Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu:
1. Masalah aktual/risiko.
● Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.
● Menarik diri dari lingkungan social.
● Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah.
● Mudah dan Sering marah.
● Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan.
● Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
● Keengganan melakukan kewajiban agama.
● Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
● Gangguan komunikasi verbal.
● Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain).
● Nyeri (akut/kronis).
● Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak.
2. Potensial atau sejahtera
● Meningkatnya kemandirian anak.
● Peningkatan daya tahan tubuh.
● Hubungan dalam keluarga yang harmonis.
● Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya.
● Pemeliharaan kesehatan yang optimal.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Periode anak usia sekolah didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat
menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi
perilaku hidup sehat, gangguan infeksi, gangguan pertumbuhan, gangguan
perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.
Peranan orang tua dan guru sekolah dalam mengatasi permasalahan kesehatan anak usia
sekolah sangat penting. Deteksi dini, pencegahan dan penanganan gangguan kesehatan
anak sekolah dapat mengurangi resiko komplikasi yang ditimbulkan. Peningkatan
perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat dapat
tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat dan berprestasi.
B. SARAN
Bagi mahasiswa, diharapkan sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini atau
menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A. 2012. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung


Seto

Iqbal,Wahit dkk. 2011. Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalamPraktek
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai