OLEH :
MASLIKHAH, M.Pd
BAB II
KEBUTUHAN KESEHATAN DAN
PERMASALAHAN KESEHATAN ANAK USIA DINI
A.Pendahuluan
Usia anak usia dini adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa
nantinya. Anak usia dini adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa.
Didalam periode ini didapatkan banyak permasalahan Kesehatan yang sangat menentukan kualitas
anak dikemudian hari. Masalah Kesehatan tersebut meliputi Kesehatan umum, gangguan
perkembangan, gangguan perilaku, dan gangguan belajar. Permasalahan Kesehatan tersebut pada
umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Sayangnya
permasalahan tersebut kurang begitu diperhatikan, baik oleh orang tua atau para klinisi serta
professional Kesehatan lainnya. Pada umumnya, mereka masih banyak memprioritaskan Kesehatan
anak usia dini.
Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktivitas kehidupannya setiap
hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak dikemudian hari.
Dengan demikian, sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan
gangguan Kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks. Deteksi dini gangguan
Kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau mengurangi komplikasi dan permasalahan yang
diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap Kesehatan anak usia sekolah
tersebut, diharapkan dapat menciptakan anak usia sekolah Indonesia yang sehat dan berprestasi.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia sekolah
Pengertian tumbuh kembang anak sebenarnya mencakup 2 hal kondisi yang berbeda, tetapi saling
berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah berkaitan
dengan masalah perubahan yang besar dalam hal ; jumlah, ukuran, dan dimensi tingkat sel, organ
maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran Panjang, umur tulang dan
keseimbangan metabolic.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan system organ
yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk
didalamnya adalah perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkunganya.
Pertumbuhan berdampar terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan
pematangan fungsi organ dan individu. Kedua kondisi tersebut menjadi sangat berkaitan dan saling
memengaruhi dalam diri setiap anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini:
1. Jasmani: Periode ini disebut periode memanjang secara fisik, fungsi organ otak mulai terbentuk
mantap, sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat.
2. Jiwani: Anak mulai banyak melihat dan bertanya. Fantasinya berkurang karena melihat
kenyataan. Ingatan kuat dan daya kritis mulai tumbuh.
3. Rohani: Anak mulai memasukkan dalam pikiranya tentang tuhan. Mulai memisahkan konsep
pikiran tentang tuhan dengan orang tuanya.
4. Sosial: Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan, tetapi masih
egosentris
dan kegiatannya hanya satu jenis.
C. Permasalahan Kesehatan Anak Usia Dini
Secara epidemic penyebaran penyakit berbasis lingkungan dikalangan anak usia dini di
Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi
saluran pernapasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan
keamanan pangan.
Selain itu, risiko gangguan Kesehatan pada anak akibat percernaan lingkungan dari berbagai
proses kegiatan pembangunan semakin meningkat, seperti semakin meluasnya gangguan akibat
paparan asap, emisi gas buang saranan transportasi, kebisingan, limbah industry, dan rumah
tangga serta gangguan Kesehatan akibat bencana. Selain lingkungan, masalah yang harus
diperhatikan adalah membentuk perilaku sehat pada anak usia dini.
Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan perkembangan
dan perilaku pada anak usia dini. Gangguan perkembangan dan perilku pada anak usia dini
sangat bervariasi. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan meemngaruhi
prestasi pelajar dan masa depan anak. Selanjutnya, akan dibahas tentang permasalahan
Kesehatan anak usia sekolah diantaranya adalah penyakit menular, penyakit noninfeksi,
gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan dan perilaku.
D. Penyakit Menular Pada Anak Usia Dini
Penyakit yang cukup menganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan Bahaya hingga
mengancam jiwa adalah penyakit menular pada anak usia dini. Sekolah adalah merupakan
tempat yang paling utama sebagai sumber penularan penyakit infeksi pada usia dini. Infeksi
menular yang dapat menular dilingkungan sekolah adalah: Demam berdarah dengue, Infeksi
tangan mulut, Campak, rubella (campak jerman), Cacar air, Gondong, dan infeksi mata
(Konjungtifitis Virus).
1. Penyakit menular
a. Infeksi kaki, Tangan, dan Mulut
Infeksi tangan, kuku, dan mulut disebabkan oleh virus entero, virus coxsackie A16, ataupun
virus entero 71. Masa inkubasi sekitar 3-6 hari. Penularannya sangat cepat diantara usia anak
melalui sentusan dengan air hidung atau mulut, kencing, ataupun pengeluaran. Virus masuk
melalui rongga mulut dan saluran cerna.
Tanda dan gelaja penyakit kaki, tangan, dan mulut adalah gelisah, demam ringan, nyeri otot
dan tulang, dan hilang selera makan, ,eskipun sarana infeksi virus ini dapat menyebabkan
myocarditis (infeksi otak) dan kematian. Serangan penyakit ini jarang berulang. Serangan
penyakit kaki,tangan,dan mulut ditaiwan oleh virus 71 mengakibatkan kematian pada 19.3%
diakibatkan oleh pendarahan paru.
b. Campak
Penyakit campak adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus campak.
Penularannya terjadi melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita. Virus campak
menyebar lewat percikan ludah penderita.
Virus cacar air bisa pindah ke tubuh orang sehat lewat bersentuhan langsung dengan
cacarnya. Untuk itu, penderita campak dan cacar air dilarang masuk sekolah. gejala-
gejalanya adalah demam, batuk, pilek, dan timbul bercak merah di kulit 3-5 hari setelah
anak menderita demam. Bercak mula-mula timbul di pipi di bawah telinga yang kemudian
menjalar ke muka, tubuh, dan anggota tubuh lainya. Komplikasi dari penyakit campak
adalah pneumonia(radang paru-paru), infeksi telinga, neuritis (Radang pada saraf), artritis
(radang sendi), dan ensefalitis (radang otak) yang dapat menyebabkan kerusakan otak
yang permanen.
c. Mumps (Gondong)
Penyakit gondong adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus gondong.
Penularannya terjadi melalui udara. Gejala-gejalanya adalah demam 3-5 hari,
Pembengkakan di daerah pipih yang berdekatan dengan telinga bagian bawah, terasa
kurang enak badan, nyeri kepala, dan rasa sakit bila menelan atau mengeluarkan air liur.
Komplikasi paling sering adalah radang otak dan radang buah pelir atau kandung telur (14-
35%) yang dapat mengakibatkan kemandulan.
d. Rubela
Penyakit rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang menular yang disebabkan
oleh virus rubella penularannya adalah melalui udara. Gejala-gejala yang khas adalah
demam, timbulnya bercak merah, di kulit (hampir serupa dengan campak), Pembesaran
kelenjar getah bening di leher dan bagian belakang kepala. Komplikasi rubella adalah
arthritis(radang sendi) dan neuritis(radang saraf).
e. Cacar air
Cacar air atau Varicella memang merupakan penyakit anak-anak yang sudah ratusan tahun
dikenal orang. Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh, pusing, demam yang kadang-
kadang diiringi batuk, dan dalam waktu 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi
Lesi(mirip kulit yang berangkat karena terbakar) dan terakhir menjadi benjolan-benjolan kecil berisi
cairan. sekitar 250-500 benjolan akan timbul menyebar di seluruh bagian tubuh, tidak terkecuali
pada muka kulit kepala mulut bagian dalam mata termasuk bagian tubuh yang paling intim.
Namun dalam waktu kurang dari seminggu, Lesi ini akan mengering dan bersamaan dengan
itu terasa gatal. Dalam waktu 1-3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas. Virus
penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang
berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung
dengan kulit yang terinfeksi. Komplikasi yang langka tetapi bisa terjadi berupa radang paru radang
otak radang sumsum tulang kegagalan hati hepatitis serta sindrom Reye(kelainan pada otak
sekaligus hati).
2. Penyakit Noninfeksi
a. Infeksi parasite cacing
Penyakit cacingan masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Infeksi cacing dapat ditemukan pada berbagai golongan umur, Namun revalensi tertinggi ditemukan
pada anak balita dan usia SD. Dari penelitian didapatkan prevalensi penyakit cacingan sebesar 60-
70%. Penelitian di beberapa kota besar di Indonesia menunjukkan, kasus infeksi cacing gelang
(aksesorisLumbricoides) sekitar 25-35% dan cacing cambuk (trecuris tricera) 65-75%.
Risiko tertinggi terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air terbuka
dan sekitar rumah, makan tempat cuci tangan, dan bermain-main di tanah yang tercemar telur cacing
tanpa alas kaki titik cacing gelang yang panjangnya 20-30 cm hidup di rongga usus halus titik cacing
ini mengonsumsi makanan yang telah dicerna di usus halus sehingga anak menjadi kurang gizi.
Sebelum tiba di usus Larva cacing gelang melewati paruh titik di paru, Larva menyebabkan
pendarahan ringan dan peradangan sehingga timbul batuk dan sesak napas. Sementara di usus
cacing menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan diare jika tersesat ke usus buntu, cacing
menyebabkan radang atau apendisitis. Kalau tersesat ke saluran empedu bisa menyebabkan sakit
kuning. Sedang bila cacing di usus terlalu banyak, akan menyumbat dan penderita perlu dioperasi.
Cacing cambuk yang berukuran 4-5 cm hidup di usus besar kepala dan sebagian badan masuk ke
selaput lendir usus menyebabkan luka-luka kecil dan pendarahan. Infeksi ringan menyebabkan
radang usus ringan Adapun infeksi berat bisa menimbulkan disentri atau buang air besar disertai
darah, lendir, dan rasa sakit di sekitar dubur, diare menahun dan bagian ujung usus keluar dari dubur.
b. Alergi Pada Anak Usia Dini
Alergi pada anak usia sekolah dapat menyerang semua tanpa terkecuali, Mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi.
Alergi pada anak sangat beresiko mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Sering
berulangnya penyakit, demikian luasnya sistem tubuh yang terganggu dan bahaya komplikasi yang
terjadi. Terungkap bahwa alergi bisa mengganggu semua organ tubuh, termasuk otak dan perilaku
anak usia dini. Alergi pada anak sangat beresiko mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
anak. Sering berulangnya penyakit, demikian luasnya sistem tubuh yang terganggu dan bahaya
komplikasi yang terjadi. Terungkap bahwa alergi bisa mengganggu semua organ tubuh, termasuk otak
dan perilaku anak usia dini.
TERIMA KASIH
PERTEMUAN : 4
OLEH : MASLIKHAH, M.Pd
3. Gangguan Pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan atau sering disebut gagal tumbuh atau “Failure
to thrive” Bukanlah suatu diagnosis, tetapi merupakan terminologi yang
dipakai untuk menyatakan masalah khusus. Istilah gagal tumbuh dipakai
untuk menyatakan adanya kegagalan bertumbuh atau lebih khusus
adalah kegagalan mendapatkan kenaikan berat badan meskipun pada
kasus tertentu juga disertai terjadinya gangguan pertumbuhan linier dan
lingkar kepala dibandingkan anak lainnya yang seusia atau sama jenis
kelaminnya.
3. Gangguan Pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan atau sering disebut gagal tumbuh atau “Failure to thrive” Bukanlah suatu
diagnosis, tetapi merupakan terminologi yang dipakai untuk menyatakan masalah khusus. Istilah
gagal tumbuh dipakai untuk menyatakan adanya kegagalan bertumbuh atau lebih khusus adalah
kegagalan mendapatkan kenaikan berat badan meskipun pada kasus tertentu juga disertai terjadinya
gangguan pertumbuhan linier dan lingkar kepala dibandingkan anak lainnya yang seusia atau sama
jenis kelaminnya.
Berbagai kelainan yang mengganggu fungsi dan organ tubuh dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan. Berbagai kelainan tersebut meliputi gangguan metabolisme tubuh, gangguan hormonal
kelainan kromosom kelainan darah dan sebagainya dapat mengganggu secara langsung
pertumbuhan anak penyebab yang paling sering adalah karena ketidaknormalan pada sistem saluran
pencernaan, diantaranya adalah malabsorbsi (gangguan penyerapan) atau gangguan enzim
pencernaan yang menyebabkan masukan nutrisi yang tidak adekuat.
dan lainnya, ketidaknormalan sistem hormon (kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon
pertumbuhan hormon vituitari, diabetes adrenal),
Gangguan saluran cerna tersebut meliputi alergi, penyakit
Celia, intoleransi laktosa refluks gastroesefageal, pyloric
stenosis, bibir sumbing, penyakit hisprung, hepatitis, ciri khusus,
atresia bilier, kekurangan enzim pankreas dan intoleransi protein
susu infeksi kronis seperti HIV, TBC, infeksi saluran kencing
dapat juga menjadi penyebab gangguan pertumbuhan.
Penyebab yang agak jarang adalah ketidaknormalan
kromosom seperti daun sindrome dan turner sindrome,
Gangguan sistem organ besar atau Mayor seperti Jantung,
ginjal, otak dan lainnya, ketidaknormalan sistem hormon
(kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan
hormon vituitari, diabetes adrenal),
Kerusakan otak atau susunan saraf pusat, akan menyebabkan gangguan
kesulitan makan sehingga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan,
ketidaknormalan jantung dan sistem pernapasan, yang mengakibatkan
gangguan distribusi oksigen dan nutrisi pada seluruh tubuh seperti
kelainan jantung, kistik Fibrosis anemia atau kelainan darah lainnya.