Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Oleh
Nur Gesti 201FK01007
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG TAHUN 2022 LAPORAN PENDAHULUAN DIARE a. DEFINISI KELUARGA Departemen Kesehatan Republik indonesia (1988) seperti dikutip Setiadi (2010), mengemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan ketergantungan. b. TAHAP TUMBUH KEMBANG KELUARGA a. Keluarga Baru (Beginning Family). Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. b. Keluarga dengan Anak pertama ( Child bearing) Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. c. Keluarga dengan anak Pra Sekolah (families with preschool) Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. d. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (families with children) Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. e. Tahap keluarga dengan anak remaja Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. f. Tahap keluarga dengan anak dewasa Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. g. Tahap keluarga dengan usia pertengahan Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada tahap ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas. h. Tahap keluarga dengan usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. c. TAHAP TUMBUH KEMBANG KELUARGA SESUAI KASUS Keluarga Ny. Seni sedang berada ditahap tumbuh kembang dengan anak pra sekolah dikarenakan keluarga Ny.Seni hanya mempunyai anak satu dengan usia 4 tahun. d. TUGAS TAHAP TUMBUH KEMBANG KELUARGA SESUAI KASUS Keluarga Ny. S dengan tugas tahap tumbuh kembang usia pra sekolah yaitu 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan rasa aman 2) Membantu anak bersosialisasi 3) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar 4) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak 5) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga 6) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak e. PERHATIAN PELAYANAN KESEHATAN TAHAP TUMBUH KEMBANG SESUAI KASUS Keluarga Ny.S dengan anak usia prasekolah usia 4 tahun pelayanan kesehatan yang harus dilakukan pemeriksaan MTBS karena An. K mengalami diare. f. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL SESUAI TAHAP TUMBUH KEMBANG KELUARGA SESUAI KASUS KONSEP DASAR DIARE a. PENGERTIAN pengeluaran feses yang tidak normal dan cair.Bisa juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Dewi, 2012). b. ETIOLOGI 1. Infeksi a. Infeksi bakteri: Vibrio, E. coli, salmonella, shigella campylobacter, yersinia, aeromonas, dan sebagainya. b. Infeksi virus: enterovirus, seperti virus ECHO, coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dan sebagainya. c. Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichiuris, oxyuris, dan strongylodies), protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia,dan trichomonas hominisis), serta jamur (candida albicans) 2. Malabsorbsi a. Karbohidrat b. Lemak c. Protein 3. Makanan misalnya makanan basi, beracun,dan alergi 4. Psikologis misalnya rasa takut dan cemas c. MANIFRSTASI KLINIK 1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer 2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering 3. Keram abdominal (colic abdomen). 4. Demam 5. Mual dan muntah. 6. Anorexia Gangguan makan yang disebabkan oleh gangguan psikologis di mana penderitanya mengontrol asupan kalori secara ekstrim, membatasi makan, dan amat terobsesi dengan berat badan. 7. Lemah. 8. Pucat. 9. Perubahan tanda-tanda vital : nadi dan pernafasan cepat. 10.Menurun atau tidak ada pengeluran urine. d. PATOFISIOLOGI Secara umum kondisi peradangan dan Gastrointestinal disebabkan oleh infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi enterotoksin atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan sekresi cairan atau menurunkan absorbsi cairan sehingga akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit. e. KOMPLIKASI 1. Dehidrasi 2. Rejatan hivopolemik 3. Hipokalemia 4. Hipoglikemia 5. Malnutrisi f. PENATALAKSANAAN Menurut Kemenkes RI (2011), berikut penatalaksaan diare berdasarkanklasifikasinya : Tanpa Dehidrasi 1. Beri cairan lebih banyak dari biasanya Beri oralit sampai diare berhenti dengan ketentuan: umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak. Bila muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit demi sedikit. 2. Beri obat zinc Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang. Dengan ketentuan: umur> 6 bulan diberi 20mg (1 tablet) per hari. 3. Beri makanan untuk mencegah kurang gizi Dehidrasi ringan/sedang 1) Jumlah oralit yang diberikan dalam tiga jam pertama adalah 75 ml/kg bb. 2) Bila anak menginginkan lebih banyak oralit,berikanlah. 3) Beri obat zinc selama 10 hari berturut-turut. Dehidrasi berat Pada keadaan ini klien akan diberikan larutan dehidrasi secara intravena (intravenous hydration) dengan kadar 100 ml/kgBB/3- 6jam Penatalaksanaan keperawatan 1. Sasaran primer Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan kesehatan.Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil, menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya (Widyanto, 2014). 2. Sasaran sekunder Sasaran sekunder pendidikan kesehatan adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan kepada kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di lingkungannya (Widyanto, 2014). 3. Sasaran tersier Sasaran tersier dari pendidikan kesehatan adalah pembuat keputusan atau penentu kebijakan sesuai dengan ruang lingkup 40 pendidikan kesehatan misalnya lingkup rukun tangga, rukun warga, dusun, kecamatan, kabupaten, dan lain sebagainya (Widyanto, 2014). g. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan tinja 2. Makroskopis dan Mikroskopis 3. PH dan kadar gula dalam darah 4. Bila perlu diadakan uji bakteri