Anda di halaman 1dari 20

“FAKTOR SANITASI YANG BERHUBUNGAN

DENGAN STUNTING DI DESA PUNGGUNG


LADING,PARIAMAN SELATAN, KOTA
PARIAMAN

Oleh:
ZULNAIDI
NIM: 2113201060
A. Stunting

1. PENGERTIAN STUNTING
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun)
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi Terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi
lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Sedangkan definisi stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak
balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2sd/standar deviasi (stunted) dan kurang
dari – 3sd (severely Stunted).
2. PENYEBAB STUNTING
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan
oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.
beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai
berikut:
a) Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan
ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta
setelah ibu melahirkan.
b) Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas.
c) Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi. Hal ini dikarenakan
harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal.
d) Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan
bahwa 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) diruang terbuka,
serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih (Kemiskinan, 2017)
3. EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan dari 17` juta anak stunting di seluruhkan dunia, 167 juta anak (98%)
hidup di negara berkembang (de Onis et al, 2011) UNICEF menyataka bahwa pada
2011, 1 dari 4 anak balita mengalami stunting (UNICEF, 2013). Di Indonesia, saat
ini stunting yang besar merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi nasional
sebesar 37,2% (Riskesdas,2013). Dari 10 orang anak sekitar 3-4 orang anak balita
mengalami stunting (zahraini, 2013). Indonesia adalah salah satu dari 3 negara
denga prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara. Penurunan angka kejadian
stunting di indonesia tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan myanmar,
kambojadan vietnam. Bahkan pada 2013 prevalensi stunting di indonesia justru
mengalami peningkatan. Berdasarkan dta yang dikemukakan pada 2014, lebih dari
9 juta anak indonesia mengalami stunting (chaparro, oot & sethuraman, 2014)
(Fikawati Sandra, Syafiq Ahmad, 2015)
4. DAMPAK
Stunting pada masa anak-anak berdampak pada tinggi badan yang pendek dan
penurunan pendapatan saat dewasa, rendahnya angka masuk sekolah, dan
penurunan berat lahir keturunanya kelak (Victora et al., 2008). Selain itu, stunting
juga juga dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh yang lemah dan
kerentanan terhadap penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker
serta gangguan reproduksi meternal di masa dewasa (Dewi, 2018). Proses stunting
disebabkan oleh asupan zat gizi yang kurang dan infeksi yang berulang yang
berakibat pada terlambatnya perkembangan fungsi kognitif permaning en (Kar et
al., 2008). Dalam hal dampak stunting, analisis yang dilakukan oleh Martorell et
al. (2010) menemukan bahwa stunting pada usia 24 bulan berhubungan dengan
penurunan angka mulai sebesar sebesar 0,9 tahun, usia yang lebih tua saat masuk
sekolah, dan peningkatan resiko sebesar 16 % untuk tinggal kelas.
Stunting pada ibu hamil (maternal stunting) dapat menyebabkan terhambatnya aliran darah
ke janin dan pertumbuhan uterus, plasenta, dan janin. Intrauterine growth restriction
(IUGR) atau retardasi pertumbuhan janin dapat berdampak pada buruknya outcomes janin
dan bayi yang dilahirkan (Kramer 1987; Kramer et al., 1990; Black et al., 2008). Selama
kehamilan, IUGR dapat menyebabkan gawat janin kronis atau kematian janin. Jika terlahir
hidup, bayi yang terhambat pertumbuhanya memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami
komplikasi medis serius (Black et al., 2008). Bayi IUGR biasanya mengalami hambatan
perkembangan saraf dan intelektual, serta rendahnya tinggi badan. Hal ini pada umumnya
akan bertahan sampai saat dewasa (dewey & Begum, 2011).
Stunting pada ibu konsisten berhubungan dengan peningkatan risiko kematian perinatal
(kematian pada janin/bayi dalam 7 hari sebelum atau setelah dilahirkan) (Lawn et al.,
2009), yang sebagian besar berhubungan dengan kesulitan persalinan disebabkan oleh
panggul yang sempit pada wanita panggul yang sempit pada wanita stunting. (Fikawati
Sandra, Syafiq Ahmad, 2015)
4. GIZI BAIK
Gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan manusia yang berkualitas.
Usia balita merupakan usia yang rawan, karena pertumbuhan pada masa ini sangat menentukan
perkembangan fisik dan mental selanjutnya. Oleh kerena itu, asupan makanan yang bergizi sangat
penting bagi pertumbuhan sel otak dan fisiknya. Pada periode emas ini. Pertumbuhan sel otak
berlangsung sejak bayi sampai usia sekitar 2 tahun, dan terus berkembang hingga usia 3- 4 tahun.
Zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, adalah sebagai berikut:
• Energi
• Cairan
• Lemak
• Karbohidrat
• Protein
• Vitamin
B. 1000 Hari Pertama Kehidupan
1. Definisi 1.000 Hari Pertama Kehidupan
Periode emas adalah istilah untuk mendefinisikan 1000 hari pertama kehidupan. Seribu hari pertama
kehidupan merupakan masa awal kehidupan saat masih berada dalam kandungan hingga 2 tahun
pertama kehidupan. Seribu hari pertama kehidupan menjadi penting karena pada masa itu, kondisi
pertumbuhan dan perkembangan anak sangat cepat dan pesat sehingga akan berdampak terhadap
kesehatan pada masa yang akan yang datang.
Status gizi dan kesehatan ibu dan anak sebagai penentu kualitas sumber daya manusia, semakin jelas
dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra-hamil, saat kehamilannya
dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama
kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode
sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak
dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak
optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas
ekonomi.
• kekurangan gizi dapat memiskinkan masyarakat. Suatu yang menggembirakan bahwa berbagai
masalah tersebut diatas bukan disebabkan terutama oleh faktor genetik yang tidak dapat diperbaiki
seperti diduga oleh sebagian masyarakat, melainkan oleh karena faktor lingkungan hidup yang dapat
diperbaiki dengan fokus pada masa 1000 HPK. Investasi gizi untuk kelompok ini harus dipandang
sebagai bagian investasi untuk menanggulangi kemiskinan melalui peningkatan pendidikan dan
kesehatan telah diuraikan dimuka, perbaikan gizi pada kelompok 1000 HPK akan menunjang proses
tumbuh kembang janin , bayi dan anak sampai usia 2 tahun, sehingga siap dengan baik memasuki
dunia pendidikan. Berikut adalah gambar proses terjadinya 1000 Hari Pertama Kehidupan.
C. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian stunting

1. AIR BERSIH
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari. Air bersih baik
secara fisik tidak berwarna harus bening/jernih. Air tidak keruh harus bebas dari
pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainya. Air bersih bermanfaat
bagi tubuh supaya terhindar dari gangguan penyakit Diare, Kolera, Thypus,
Kecacingan, Penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan. Air merupakan zat
yang memiliki peranan yang sangat bagi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan
air di pada kekurangan makanan di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian
besar terdiri dari air.
2. Jamban Sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau cemplung yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis jamban yang
digunakan: Jamban cemplung, Jamban tangki septik/ leher angsa.
• Syarat jamban yang sehat adalah:
• Tidak mencemari sumber air minum dengan jarak Sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter.
• Tidak berbau.
• Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
• Tidak mencemari tanah di sekitarnya.
• Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
• Dinding dan atap pelindung.
• Penerangan dan ventilasi yang cukup.
• Kedap air dan luas ruangan memadai.
• Tersedia air, sabun dan alat pembersih.
Cara memilih jenis jamban adalah:
1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
2. jamban tangki septik atau leher angsang gunakan untuk daerah yang cukup air, daerah yang padat penduduk karena dapat menggunakan multiplelatrine, yaitu
satu lubang penampungan atau tangki septik yang digunakan oleh beberapa jamban, daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran atau tinja hendaknya
ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
3. PENGELOLAAN SAMPAH
Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja
dan sampah spesifik. Pengolahan sampah rumah tangga dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Tahun 2012 yang dapat dibedakan atas 2 macam yaitu : Pengurangan sampah dan Penanganan sampah.
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggun jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh
sebab itu harus membangun atau mengadakan tempat khusus mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat
pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ketempat penampungan sementara (TPS), dan selanjutnya ketempat penampungan akhir
(TPA).
Pemusnahan dan pengolahan sampah. Pemusnahan dan atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara antara
lain dengan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan kemudian ditimbun dengan tanah. dengan istilah pendekatan
3R (reduce, reuse, dan recycle), yang dijelaskan sebgai berikut :
• Reduce adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi volume sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya
lebih mengarah kependekatan pencegahan.
• Reuse yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama atau fungsinya
yang sama.
• Recycle atau daur ulang adalah pemanfaatan sampah melalui pengolahan fisik atau kimia, untuk menghasilkan
produk yang sama atau produk yang lain. Misalnya sampah organik diolah menjadi kompos, besu bekas diolah
kembali menjadi barang-brang seni dan lain-lain.
4. CUCI TANGAN
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan
memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya
pencegahan penyakit. Perilaku cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang
penting. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah
penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Setiap
tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur
lima tahun karena penyakit diare dan ISPA.
Mencuci tangan merupakan kebiasaan yang sering kita lakukan dengan tujuan untuk
membersihkan kotoran yang melekat pada kulit tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun. Kebiasaan ini kita lakukan ketika sebelum makan, sesudah makan, ketika selesai
bermain dari luar, setelah membuang sampah, setelah dari kamar kecil, dan kegiatan lainnya
yang memerlukan cuci tangan.
5. PENGOLAHAN MAKANAN
Pengelolaan makanan memiliki pengertian yaitu, rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada balita dalam
rangka pencapaian status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat (Siti,
2015). Makanan merupakan komponen penting dari kehidupan manusia, makanan
dengan gizi yang seimbang dapat membuat hidup menjadi sehat dan teratur. Gizi
merupakan zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan. Gizi
juga memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, karena bagi anak gizi
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itulah, gizi sangat
penting diberikan dan harus dipenuhi saat masih anak-anak terutama balita karena pada
periode ini tumbuh kembang balita sangat cepat (Afriyani,2018). Kekurangan
makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak, makanan yang
berlebih juga dapat menyebabkan obesitas. Kedua keadaan ini merupakan masalah gizi
dan dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak (Afriyani,2018).
Faktor langsung
D. KERANGKA TEORI
1. Cuci Tangan
2. Jamban sehat
3. Air bersih
4. Berat badan lahir
rendah
5. Riwayat Penyakit
infeksi
6. Pengolahan
Makanan
7. Asupan Gizi Kejadian stunting

Faktor tidak langsung


1. Status imunisasi
2. Pendidikan orang tua
3. Pekerjaan orang tua
4. Penghasilan orang tua
5. Akses Pelayanan
Kesehatan
6. Pengolahan sampah
7. Jumlah anggota
keluarga
8. Penyakit Infeksi
Pada penelitian ini penelitian telah merumuskan beberapa variable
yang akan menjadi objek penelitin, variable yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari variable independen yaitu Air bersih,
Jamban dan Hygene sedangkan untuk variable dependen adalah
kejadian stunting pada balita.

Air Bersih

Jamban sehat

Kejadian Stunting
pengolahan sampah

Cuci Tangan

Pengolahan Makanan
kriteria sampel tertentu yaitu :

A. Kriteria Inkusi
1) balita stunting
• Ibu yang memiliki balita stunting berusia 24 – 59 bulan.
• Ibu yang memiliki anak yang memiliki buku KIA dan KMS
• Berada ditempat pada saat penelitian
• Ibu yang bersedia menjadi responden
• 2) Balita tidak stunting
• Ibu yang memiliki balita tidak stunting berusia 24 – 59 bulan.
• Ibu yang memiliki anak yang memiliki buku KIA dan KMS
• Berada ditempat pada saat penelitian
• Ibu yang bersedia menjadi responden
B. Kriteria Ekslusi Balita stunting dan tidak stunting
• Anak yang sedang sakit kronis saat penelitian
• Tidak berada ditempat pada waktu penelitian dan menolak menjadi
responden.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai