Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT HISPRUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah keperawatan anak

DOSEN PENGAMPU

ADE TIKA HERAWATI,S.Kep., Ners, M.Kep

Kelompok 12

Nur Gesti 201FK01007

Annisa Pranajaya 201FK01032

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi

Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas

kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah mengenai Asuhan Keperawatan Hisprung

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu tim penulis dalam penulisan makalah

ini diantaranya:

1. Selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak yang memberikan kepercayaan untuk

penyelesaian tugas ini sekaligus memberikan bimbingan;

2. Teman-teman yang ikut terlibat dalam pembuatan makalah ini;

3. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan bantuan

kepada kelompok kami.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari seutuhnya bahwa

masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat

maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk

menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun

dari pembaca sehingga kami dapat melakukan perbaikan makalah

yang baik dan benar.

                                                                Bandung ,
03 November 2022

i
                                                                                   
                         

                                                                                                Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
a. Latar Belakang...............................................................................................1
b. Tujuan............................................................................................................1
BAB II KONSEP TEORI........................................................................................2
a. Pengertian.......................................................................................................2
b. Etiologi...........................................................................................................2
c. Manifestasi Klinis..........................................................................................3
d. Patofisiologi...................................................................................................3
e. Komplikasi.....................................................................................................3
f. Penatalaksanaan.............................................................................................4
g. Pemeriksaan diagnostik..................................................................................4
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..................................................
a. Pengkajian......................................................................................................5
b. Diagnosa keperawatan...................................................................................7
c. Intervensi........................................................................................................7
d. Implementasi..................................................................................................8
e. Evaluasi..........................................................................................................9
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................
a. Kesimpulan....................................................................................................10
b. Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Penyakit hisprung merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan


gangguan pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal ke arah proksimal
dengan panjang yang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Penyakit hisprung
adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang dapat muncul pada semua usia akan
tetapi yang paling sering pada neonatus.
Penyakit hisprung juga dikatakan sebagai suatu kelainan kongenital dimana tidak
terdapatnya sel ganglion parasimpatis dari pleksus auerbach di kolon, keadaan abnormal
tersebutlah yang dapat menimbulkan tidak adanya peristaltik dan evakuasi usus secara
spontan, spingter rektum tidak dapat berelaksasi, tidak mampu mencegah keluarnya feses
secara spontan, kemudian dapat menyebabkan isi usus terdorong ke bagian segmen yang
tidak adalion dan akhirnya feses dapat terkumpul pada bagian tersebut sehingga dapat
menyebabkan dilatasi usus proksimal.
Pasien dengan penyakit hisprung pertama kali dilaporkan oleh Frederick Ruysch
pada tahun 1691, tetapi yang baru mempublikasikan adalah Harald Hirschsprung yang
mendeskripsikan megakolon kongenital pada tahun 1863. Namun patofisiologi terjadinya
penyakit ini tidak diketahui secara jelas. Hingga tahun 1938, dimana Robertson dan
Kernohan menyatakan bahwa megakolon yang dijumpai pada kelainan ini disebabkan
oleh gangguan peristaltik dibagian distal usus defisiensi ganglion.
b. Tujuan
Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola fikir secara ilmiah kedalam
proses asuhan keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan
masalah pada gangguan Hisprung.

1
BAB II

KONSEP DAN TEORI

a. Pengertian

Penyakit Hisprung (Hirschprung)  adalah kelainan bawaan penyebab gangguan


pasase usus (Ariff Mansjoer, dkk. 2000). Dikenalkan pertama kali oleh Hirschprung tahun
1886. Zuelser dan Wilson , 1948 mengemukakan bahwa pada dinding usus yang menyempit
tidak ditemukan ganglion parasimpatis.
Penyakit Hisprung disebut juga kongenital aganglionik megakolon. Penyakit ini
merupakan keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai persarafan (aganglionik). Jadi,
karena ada bagian dari usus besar (mulai dari anus kearah atas) yang tidak mempunyai
persarafan (ganglion), maka terjadi “kelumpuhan” usus besar dalam menjalanakan fungsinya
sehingga usus menjadi membesar (megakolon). Panjang usus besar yang terkena berbeda-
beda untuk setiap individu.

b. Etiologi Penyakit Hisprung


Penyakit ini disebabkan aganglionosis Meissner dan Aurbach dalam lapisan
dinding usus, mulai dari spingter ani internus ke arah proksimal, 70 % terbatas di daerah
rektosigmoid, 10 % sampai seluruh kolon dan sekitarnya 5 % dapat mengenai seluruh
usus sampai pilorus.

2
Diduga terjadi karena faktor genetik sering terjadi pada anak dengan Down
Syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi,
kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
c. Manifestasi klinik
Menurut (Buku Saku, Keperawatan Pediatri, Cecily L. Betz dan Linda A. Sowden, EGC :
2002) :
Masa Neonatal
1. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir
2. Muntah berisi empedu
3. Enggan minum
4. Distensi abdomen
Masa Bayi dan Kanak-Kanak
1. Konstipasi
2. Diare berulang
3. Tinja seperti pita, berbau busuk
4. Distensi Abdomen
5. Gagal tumbuh.

d. Patofisiologi
Penyakit HIrschsprung, atau megakolon konginetal, adalah tidak adanya sel-sel
ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid kolon. Ketidakadaan ini menimbulkan
keabnormalan atau tidak adanya peristalsis serta tidak adanya evakuasi usus spontan.
Selain itu, sfingter rectum tidak dapat berelaksasi, mencegah keluarnya feses secara
normal. Isi usus terdorong ke segmen aganglionik dan feses terkumpul didaerah tersebut,
menyebabkan dilatasinya bagian usus yang proximal terhadap daerah itu. Penyakit
Hirschsprung diduga terjadi karena factor-faktor genetic dan factor lingkungan, nmaun
etiologi sebenarnya tidak diketahui. Penyakit hirschsprung dapat muncul pada sembarang
usia, walaupun paling sering terjadi pada neonatus. (Buku Saku, Keperawatan Pediatri,
Cecily L. Betz dan Linda A. Sowden, EGC : 2002)
e. Komplikasi

3
Enterokolitis nekrotikans, pneumatosis usus, abses perikolon, perforasi dan
septikemia.

f. Penatalaksanaan
1.      Konservatif. Pada neonatus dilakukan pemasangan sonde lambung serta pipa rektal
untuk mengeluarkan mekonium dan udara.
2.      Tindakan bedah sementara. Kolostomi pada neonatus, terlambat diagnosis,
enterokolitis berat dan keadaan umum buruk.
4. Tindakan bedah defenitif. Mereseksi bagian usus yang aganglionosis dan membuat
anastomosis.
g. Pemeriksaan diagnostik
1. Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan submukosa dengan alat penghisap and
mencari sel ganglion pada daerah submukosa.
2. Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum, dilakukan dibawah narkos.
Pemeriksaan ini bersifat traumatic.
3. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap. Pada penyakit ini klhas
terdapat peningkatan aktivitas enzim asetikolin enterase.
4. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus. (Ngatsiyah, 1997 : 139)
6. Foto abdomen (telentang,tegak,telungkup,dekubitus lateral)diagnostik; untuk mengetahui
adanya penyumbatan pada kolon.
7. Enema barium (diagnostic) ; untuk mengetahui adanya penyumbatan pada kolon.
8. Biopsi rectal ; untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion.
9. Manometri anorektal ; untuk mencatat respons refluks sfingter interna dan eksterna.
(Betz, 2002 : 197).

4
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian.
a. Identitas Klien
nama, tempat tanggal lahir /umur , jenis kelamin , berar badan lahir , serta apakah
bayi lahir cukup bulan atau tidak , anak ke , jumlah saudara dan identitas orang
tua .
b. Identitas penanggung jawab
c. Keluhan utama
Tidak bisa BAB sehingga perut anak besar sehingga tidak mau makan dan minum
1. Riwayat penyakit sekarang..
2. Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada penyakit terdahulu yang mempengaruhi terjadinya penyakit Hirschsprung.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit ini diturunkan kepada anaknya.
d. Pemeriksaan fisik.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/60mm/hg
Denyut nadi : 114x/menit
Suhu tubuh : 36,5֯c
RR : 40x/menit
a.   Sistem kardiovaskuler.
Tidak ada kelainan.
b.      Sistem pernapasan.
Sesak napas, distres pernapasan.
c.       Sistem pencernaan.

5
Umumnya obstipasi. Perut kembung/perut tegang, muntah berwarna hijau. Pada anak
yang lebih besar terdapat diare kronik. Pada colok anus jari akan merasakan jepitan dan
pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya udara dan mekonium atau tinja yang
menyemprot.

d.      Sistem genitourinarius.

e.       Sistem saraf.

Tidak ada kelainan.

f.       Sistem lokomotor/muskuloskeletal.

Gangguan rasa nyaman.

g.      Sistem endokrin.

Tidak ada kelainan.

h.      Sistem integumen.

Akral hangat.

i.        Sistem pendengaran.

Tidak ada kelainan.

e. Pemeriksaan diagnostik dan hasil.

a. Radiologi

1. Torax foto Cor : besar & bentuk kesan normal


Pulmo : tidak tampak infiltrat, sinus phrenicocostalis D.S tajam
Thymus : positif
Kesimpulan : foto torax tidak tampak kelainan
b. Baby gram Dilatasi dan peningkatan gas usus halus dan usus besar
c. BOF Dilatasi dan peningkatan gas usus halus dan usus besar (menyokong
gambaran Hirsprung Disease
d. Colon in loop
a. Tampak pelebaran rectosigmoid

6
b. Tampak area aganglionik di rectum dengan jarak ± 1,5 cm dari anal dengan
daerah hipoganglionik diatasnya.
c. Tampak bagian sigmoid lebih besar dari rectum.
d. Kesimpulan : Sesuai gambaran Hirschprung Diseases

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon
klien, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien menurut
Nurarif & Kusuma (2019):
1) Inkontinensia fekal
2) Defisit nutrisi

C. INTERVENSI

1) Inkontinensia fekal b.d penurunan tonus otot

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam kontinensia fekal


membaik SLKI

Kriteria Hasil:

a) Pengontrolan pengeluaran feses.

b) Defekasi.

c) Frekuensi buang air besar.

Intervensi:

SLKI:

Manajemen eliminasi fekal

a) Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar.

b) Monitor buang air besar (mis. warna, frekuensi, konsistensi dan volume).

7
c) Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi atau impaksi.

d) Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien.

e) Sediakan makanan tinggi serat.

f) Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik usus.

g) Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukkan gas.

h) Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat.

i) Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu.

2) Defisit nutrisi b.d mual muntah (ketidakmampuan mencerna makanan)

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam status nutrisi SLKI
membaik dengan

kriteria hasil:

a) Porsi makanan yang di habiskan meningkat.

b) Kekuatan otot pengunyah meningkat.

c) Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi meningkat.

d) Pengetahuan tentang pilihan makana yang sehat meningkat.

e) Pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat meningkat.

f) Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat.

g) Sikap terhadap makanan/minumam sesuai dengan tujuan kesehatan meningkat.

h) Berat badan membaik.

i) Indeks masa tubuh membaik.

j) Frekuensi makanan membaik.

k) Nafsu makan membaik.

8
D. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi

respon klien sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru

(Rohmah & Walid, 2019).

E. EVALUASI
Evaluasi keperawatan menurut Rohmah & Walid, (2020) penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengakhiri rencana
tindakan keperawatan, memodifikasi rencana tindakan keperawatan, meneruskan rencana
tindakan keperawatan.

9
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan
Penyakit Hisprung (Hirschprung)  adalah kelainan bawaan penyebab gangguan pasase
usus (Ariff Mansjoer, dkk. 2000). Dikenalkan pertama kali oleh Hirschprung tahun 1886.
Zuelser dan Wilson , 1948 mengemukakan bahwa pada dinding usus yang menyempit
tidak ditemukan ganglion parasimpatis.
Penyakit ini disebabkan aganglionosis Meissner dan Aurbach dalam lapisan
dinding usus, mulai dari spingter ani internus ke arah proksimal, 70 % terbatas di daerah
rektosigmoid, 10 % sampai seluruh kolon dan sekitarnya 5 % dapat mengenai seluruh
usus sampai pilorus.
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon
klien, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien menurut
Nurarif & Kusuma (2019):
1) Inkontinensia fekal
2) Defisit nutrisi
b. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kurang nya untuk itu penulis memohon
maaf dengan ini penulis berharap pembaca memberikan kritik atau saran agar pembuatan
makalah mengenai Asuhan Keperawatan Dengan Penyakit Hisprung bisa menjadi lebih
baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kuzemko, Jan, 1995, Pemeriksaan Klinis Anak, alih bahasa Petrus Andrianto, cetakan III, EGC,
Jakarta.

Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human Needs Approach,J.B.
Lippincott Company, London.

Mansjoer, dkk. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed.3, Media Aesculapius, Jakarta.

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai