Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah keperawatan anak
DOSEN PENGAMPU
Kelompok 12
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
ini diantaranya:
1. Selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak yang memberikan kepercayaan untuk
3. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan bantuan
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat
Bandung ,
03 November 2022
i
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
a. Latar Belakang...............................................................................................1
b. Tujuan............................................................................................................1
BAB II KONSEP TEORI........................................................................................2
a. Pengertian.......................................................................................................2
b. Etiologi...........................................................................................................2
c. Manifestasi Klinis..........................................................................................3
d. Patofisiologi...................................................................................................3
e. Komplikasi.....................................................................................................3
f. Penatalaksanaan.............................................................................................4
g. Pemeriksaan diagnostik..................................................................................4
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..................................................
a. Pengkajian......................................................................................................5
b. Diagnosa keperawatan...................................................................................7
c. Intervensi........................................................................................................7
d. Implementasi..................................................................................................8
e. Evaluasi..........................................................................................................9
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................
a. Kesimpulan....................................................................................................10
b. Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
1
BAB II
a. Pengertian
2
Diduga terjadi karena faktor genetik sering terjadi pada anak dengan Down
Syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi,
kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
c. Manifestasi klinik
Menurut (Buku Saku, Keperawatan Pediatri, Cecily L. Betz dan Linda A. Sowden, EGC :
2002) :
Masa Neonatal
1. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir
2. Muntah berisi empedu
3. Enggan minum
4. Distensi abdomen
Masa Bayi dan Kanak-Kanak
1. Konstipasi
2. Diare berulang
3. Tinja seperti pita, berbau busuk
4. Distensi Abdomen
5. Gagal tumbuh.
d. Patofisiologi
Penyakit HIrschsprung, atau megakolon konginetal, adalah tidak adanya sel-sel
ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid kolon. Ketidakadaan ini menimbulkan
keabnormalan atau tidak adanya peristalsis serta tidak adanya evakuasi usus spontan.
Selain itu, sfingter rectum tidak dapat berelaksasi, mencegah keluarnya feses secara
normal. Isi usus terdorong ke segmen aganglionik dan feses terkumpul didaerah tersebut,
menyebabkan dilatasinya bagian usus yang proximal terhadap daerah itu. Penyakit
Hirschsprung diduga terjadi karena factor-faktor genetic dan factor lingkungan, nmaun
etiologi sebenarnya tidak diketahui. Penyakit hirschsprung dapat muncul pada sembarang
usia, walaupun paling sering terjadi pada neonatus. (Buku Saku, Keperawatan Pediatri,
Cecily L. Betz dan Linda A. Sowden, EGC : 2002)
e. Komplikasi
3
Enterokolitis nekrotikans, pneumatosis usus, abses perikolon, perforasi dan
septikemia.
f. Penatalaksanaan
1. Konservatif. Pada neonatus dilakukan pemasangan sonde lambung serta pipa rektal
untuk mengeluarkan mekonium dan udara.
2. Tindakan bedah sementara. Kolostomi pada neonatus, terlambat diagnosis,
enterokolitis berat dan keadaan umum buruk.
4. Tindakan bedah defenitif. Mereseksi bagian usus yang aganglionosis dan membuat
anastomosis.
g. Pemeriksaan diagnostik
1. Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan submukosa dengan alat penghisap and
mencari sel ganglion pada daerah submukosa.
2. Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum, dilakukan dibawah narkos.
Pemeriksaan ini bersifat traumatic.
3. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap. Pada penyakit ini klhas
terdapat peningkatan aktivitas enzim asetikolin enterase.
4. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus. (Ngatsiyah, 1997 : 139)
6. Foto abdomen (telentang,tegak,telungkup,dekubitus lateral)diagnostik; untuk mengetahui
adanya penyumbatan pada kolon.
7. Enema barium (diagnostic) ; untuk mengetahui adanya penyumbatan pada kolon.
8. Biopsi rectal ; untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion.
9. Manometri anorektal ; untuk mencatat respons refluks sfingter interna dan eksterna.
(Betz, 2002 : 197).
4
BAB III
A. Pengkajian.
a. Identitas Klien
nama, tempat tanggal lahir /umur , jenis kelamin , berar badan lahir , serta apakah
bayi lahir cukup bulan atau tidak , anak ke , jumlah saudara dan identitas orang
tua .
b. Identitas penanggung jawab
c. Keluhan utama
Tidak bisa BAB sehingga perut anak besar sehingga tidak mau makan dan minum
1. Riwayat penyakit sekarang..
2. Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada penyakit terdahulu yang mempengaruhi terjadinya penyakit Hirschsprung.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit ini diturunkan kepada anaknya.
d. Pemeriksaan fisik.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/60mm/hg
Denyut nadi : 114x/menit
Suhu tubuh : 36,5֯c
RR : 40x/menit
a. Sistem kardiovaskuler.
Tidak ada kelainan.
b. Sistem pernapasan.
Sesak napas, distres pernapasan.
c. Sistem pencernaan.
5
Umumnya obstipasi. Perut kembung/perut tegang, muntah berwarna hijau. Pada anak
yang lebih besar terdapat diare kronik. Pada colok anus jari akan merasakan jepitan dan
pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya udara dan mekonium atau tinja yang
menyemprot.
Akral hangat.
a. Radiologi
6
b. Tampak area aganglionik di rectum dengan jarak ± 1,5 cm dari anal dengan
daerah hipoganglionik diatasnya.
c. Tampak bagian sigmoid lebih besar dari rectum.
d. Kesimpulan : Sesuai gambaran Hirschprung Diseases
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon
klien, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien menurut
Nurarif & Kusuma (2019):
1) Inkontinensia fekal
2) Defisit nutrisi
C. INTERVENSI
Kriteria Hasil:
b) Defekasi.
Intervensi:
SLKI:
b) Monitor buang air besar (mis. warna, frekuensi, konsistensi dan volume).
7
c) Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi atau impaksi.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam status nutrisi SLKI
membaik dengan
kriteria hasil:
8
D. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
respon klien sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru
E. EVALUASI
Evaluasi keperawatan menurut Rohmah & Walid, (2020) penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengakhiri rencana
tindakan keperawatan, memodifikasi rencana tindakan keperawatan, meneruskan rencana
tindakan keperawatan.
9
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Penyakit Hisprung (Hirschprung) adalah kelainan bawaan penyebab gangguan pasase
usus (Ariff Mansjoer, dkk. 2000). Dikenalkan pertama kali oleh Hirschprung tahun 1886.
Zuelser dan Wilson , 1948 mengemukakan bahwa pada dinding usus yang menyempit
tidak ditemukan ganglion parasimpatis.
Penyakit ini disebabkan aganglionosis Meissner dan Aurbach dalam lapisan
dinding usus, mulai dari spingter ani internus ke arah proksimal, 70 % terbatas di daerah
rektosigmoid, 10 % sampai seluruh kolon dan sekitarnya 5 % dapat mengenai seluruh
usus sampai pilorus.
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon
klien, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien menurut
Nurarif & Kusuma (2019):
1) Inkontinensia fekal
2) Defisit nutrisi
b. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kurang nya untuk itu penulis memohon
maaf dengan ini penulis berharap pembaca memberikan kritik atau saran agar pembuatan
makalah mengenai Asuhan Keperawatan Dengan Penyakit Hisprung bisa menjadi lebih
baik lagi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kuzemko, Jan, 1995, Pemeriksaan Klinis Anak, alih bahasa Petrus Andrianto, cetakan III, EGC,
Jakarta.
Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human Needs Approach,J.B.
Lippincott Company, London.
Mansjoer, dkk. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed.3, Media Aesculapius, Jakarta.
11