PERSALINAN LAMA
Oleh:
NADIAH FEBYANTI .H
Pembimbing Supervisor :
dr. DEWI SETIAWATI, Sp.OG, M.Kes
Mengetahui,
Supervisor
1
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi...................................................................................................... 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
ini belum tercakup jumlah kematian ibu akibat komplikasi dari persalinan lama itu
sendiri (misalnya: sepsis, perdarahan ante partum, atau ruptur uterus). Selain itu,
dilakukannya Sectio caesarea emergensi pada 68% pasien yang menjalani operasi
seksio sesar primer. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain diagnosis
yang tidak tepat, penggunaan anestesi epidural, kekhawatiran yang berlebihan dan
keterbatasan ketersediaan waktu para klinisi. Tidak semua kondisi persalinan lama
karena persalinan lama bisa saja merupakan sebuah indikasi bahwa diperlukan
lama sebenarnya dapat dicegah, dan hendaknya usaha pencegahan ini menjadi
dokter umum untuk mengerti dan memahami kondisi persalinan lama ini agar
3
dapat dilakukan diagnosa yang tepat, dan penanganan yang tepat waktu pula, yang
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin.
Pada persalinan terdapat tiga faktor penting yang memegang peranan pada
persalinan ialah :
1) Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan
mengejan. His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan
kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke
dilewatinya. Karena itu, ukuran dan bentuk panggul sangat penting dalam
obstetri. Panggul dewasa terdiri dari empat tulang : sakrum, koksigis dan dua
sinkrondosis sakroiliaka dan ke satu sama lain di simfisis pubis. Pada tahun
5
dan pengenalan klasifikasi ini membantu dokter memahami mekanisme
persalinan ada panggul yang berbentuk normal dan abnormal, yaitu : panggul
terbaik.1,2,3
postur khas yang kadang-kadang disebut sikap (attitude) atau habitus. Postur
khas ini sebagian disebabkan oleh pertumbuhan alamiah janin dan sebagian
lagi oleh proses akomodasi rongga uterus. Letak janin adalah hubungan
antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu dan dapat longitudinal
dengan sudut 45 derajat, membentuk letak oblik, yang tidak stabil dan selalu
penentu dari bagian terbawah janin dengan sisi kanan atau kiri jalan lahir.
6
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium
Persalinan aktif dibagi menjadi tiga kala yang berbeda. Kala satu peralinan
dimulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas dan
durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang
progresif. Kala satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap
(sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala
satu persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks. Kala dua
persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhi ketika janin
sudah lahir. Kala dua persalinan disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin. Kala
tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan disebut juga sebagai
7
2. 2 Mekanisme Persalinan Normal
penurunan, (3) flexi, (4) rotasi internal (putaran paksi dalam), (5) ekstensi, (6)
memasuki pintu atas panggul dengan diameter transversal atau salah satu
diameter oblik.
2) Penurunan. Penurunan terjadi akibat salah satu atau lebih dari empat gaya: (1)
tekanan cairan amnion, (2) tekanan langsung fundus terhadap bokong, (3)
3) Fleksi. Segera setelah kepala yang turun menemui tahanan, terjadi fleksi, dan
4) Rotasi Internal. Gerakan ini adalah perputaran kepala dengan cara sedemikian
rupa sehingga oksiput secara bertahap bergerak dari posisi semula ke anterior
menuju simfisis pubis atau yang lebih jarang ke posterior ke arah cekungan
sakrum.
5) Ekstensi. Setelah rotasi internal jika, kepala yang terfleksi tajam mencapai
distensi perineum dan bukaan vagina, semakin banyak bagian oksiput yang
8
bregma, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu keluar secara berurutan
6) Rotasi Eksternal. Kepala yang sudah lahir mengalami restitusi. Jika semula
transversal, suatu gerakan yang sesuai dengan rotasi tubuh janin, yang
7) Ekspulsi. Terjadi segera setelah rotasi eksterna, bahu depan akan tampak
dibawah simfisis dan perineum akan diregang oleh bahu belakang dan dengan
datangnya his maka bahu depan akan lahir serta menjadi hipomokhlion bagi
ialah dengan ubun-ubun kecil kiri melintang. Kalau ubun-ubun kecil kanan
9
memutar ke kanan artinya searah jarum jam. Putaran paksi luar terjadi ke arah
tuber ischiadikum sebelah kanan. Pada positio occipito anterior putaran paksi
2,3,4,5
Gambar 1. Mekanisme Persalinan Normal.
2. 3 Persalinan Lama
Partus atau persalinan lama (difficult labor / prolonged labor) atau dsebut
oleh kemajuan partus yang sangat lambat dan abnormal. Partus lama diakibatkan
oleh kelainan tenaga (kelainan his), kelainan jalan lahir, dan kelainan janin.
Dikatakan partus lama apabila pada perpanjangan fase laten ( nulipara 20 jam,
multipara 14 jam), fase aktif (nulipara 1,2 cm per jam, multipara 1,5 cm per jam)
10
Persalinan lama atau distosia adalah komplikasi persalinan yang umum dan
caesar darurat. Mendiagnosis persalinan lama secara inheren sulit dan ini
penyebab kematian ibu dan bayi yang utama disusul oleh perdarahan, infeksi, dan
dapat meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Di Rumah Sakit Roemani
Semarang angka kejadian partus lama sebesar 65 orang dan total persalinan
selama satu tahun (2009) sebanyak 499 orang presentasi partus lama masih tinggi
yaitu sekitar 13%. Kematian dan kesakitan ibu hamil dan bersalin serta bayi baru
(SDKI) tahun 2003 menunjukkan sekitar 15.000 ibu meninggal karena melahirkan
setiap tahun atau 1279 atau 172 setiap pekan atau 43 orang setiap hari atau hampir
dua orang ibu meninggal setiap dua jam. AKI merupakan banyaknya kematian
wanita yang terjadi saat hamil, bersalin dan masa nifas (dalam 42 hari) setelah
11
spektakular yaitu per 100.000 kelahiran dari rata-rata kelahiran sekitar 3-4 juta
setiap tahun. Banyaknya kematian ibu bukan saja merupakan tolok ukur untuk
2010-2013, pada gambar terlihat bahwa penyebab terbesar kematian ibu selama
Oleh karena itu bila AKI masih tinggi berarti sistem pelayanan obstetri
masih buruk. Penyebab kematian ibu dan bayi meliputi tiga faktor utama: Faktor
medik (langsung dan tidak langsung), faktor sistem pelayanan (sistem pelayanan
antenatal, sistem pelayanan persalinan dan sistem pelayanan pasca persalinan dan
persalinan kesehatan anak), faktor ekonomi, sosial, budaya dan peran serta
12
2. 5 Etiologi Persalinan Lama
1) Kelainan HIS
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan dilatasi serviks
memadai bila terdapat his yang kuat sekurang-kurangnya 3 kali dalam kurun
waktu 10 menit dan masing-masing lamanya >40 detik. His yang normal
mulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata
a. Inersia Uteri
Disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat
baik dan rasa nyeri tidak seberapa. Selama ketuban masih utuh umumnya
tidak berbahaya, baik bagi ibu dan janin, kecuali persalinan berlangsung
terlalu lama; dalam hal terakhir ini morbiditas ibu dan mortalitas janin
baik. Inersia uteri tebagi menjadi dua, yaitu inersia uteri primer dan
inersia uteri sekunder. Inersia uteri primer adalah kondisi dimana his
13
keadaan dimana mula-mula his baik, tetapi kemudian melemah karena
laten. Kontraksi uterus yang disertai dengan rasa nyeri, tidak cukup untuk
− Kardiotokografi
his dan DJJ didalam persalinan dan merekam hubungan yang sinkron
14
Gambar 3. Rekaman KTG normal.11
mmHg. Pada palpitasi, frekuensi his teraba jarang, dan pada puncak
− Partograf
15
Gambar 4. Partograf.1,2
16
Titik-titik pada kotak menunjukkan kontraksi uterus yang lamanya
Sering juga disebut hypertonic uterine contraction. His terlalu kuat dan
singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam dinamakan partus
presipitatus yang ditandai oleh sifat his yang normal, tonus otot di luar
his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. Bahaya partus
presipitatus bagi ibu ialah terjadinya perlukaan luas pada jalan lahir,
yang singkat. Batas antara bagian atas dan segmen bawah rahim atau
Disini sifat his berubah. Tonus otot uterus meningkat, juga diluar his, dan
17
sinkronisasi kontraksi bagian-bagiannya. Tidak adanya kontraksi bagian
menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dapat pula
dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan his ini menyebabkan
konstriksi..1,2
kelainan his. Sampai seberapa jauh faktor emosi mempengaruhi kelainan his,
khususnya inersia uteri, ialah apabila bagian bawah janin tidak berhubungan
rapat dengan segmen bawah uterus seperti pada kelainan letak janin atau
ganda ataupun hidramnion juga dapat merupakan penyebab inersia uteri yang
Akan tetapi, pada sebagian besar kasus kurang lebih separuhnya, penyebab
18
2) Kelainan Jalan Lahir
transversa.
19
Panggul dikatakan sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari normal.
diklasifikasikan :
diagonalis secara manual, yaitu sekitar 1.5 cm lebih besar dari diameter
cm.
kriteria yang dikaji, tidak dapat dilakukan partus spontan yang aman bagi
cm atau 15.5 cm) besarnya 13.5 cm atau kurang. Terdapat alasan untuk
20
mencurigai adanya penyempitan panggul tengah jika diameter
persalinan tidak cepat selesai setelah kepala janin melewati pintu masuk
panggul.2,5
21
3) Kelainan Janin
Pada waktu persalinan, hubungan antara janin dan jalan lahir sangatlah
(saat masuk pintu atau panggul), dan posisi anterior (setelah melewati pintu
Hal tersebut dicapai bila sikap kepala janin fleksi. Sikap yang tidak normal
oleh karena diameter kepala yang harus melalui panggul menjadi lebih besar.
malpresentasi atau malposisi, maka dapat terjadi persalinan yang lama atau
bahkan macet.1,2,3
a. Presentasi dahi
22
dan punggungnya berada di posterior atau ukuran panggul yang
pada persalinan awal dengan selaput ketuban yang utuh, observasi ketat
mortalitas.1,2
b. Presentasi muka
pemeriksaan vaginal dapat diraba mulut, hidung, tepi orbita dan dagu.
23
Petunjuk presentasi muka adalah dagu. Pada palpasi abdomen kadang
Posisi dagu di anterior adalah syarat yang harus dipenuhi apabila janin
c. Presentasi majemuk
24
adanya presentasi majemuk dapat dipikirkan apabila terjadi kelambatan
tangan/lengan dan atau kaki atau apabila pada presentasi bokong teraba
ditegakkan.1,2,5
d. Presentasi bokong
25
terutama untuk kepentingan seleksi pasien yang akan dicoba persalinan
murni (60-70% kasus), bokong komplit (10% kasus), dan kaki. Varian
pervaginam.1,5
26
ikat serviks. Tahap pembukaan/dilatasi (dilatational division) adalah saat
ekstensi dan putaran paksi luar terutama berlangsung dalam fase panggul.
jelas.
adalah fase laten yang sesuai dengan tahap persiapan dan fase aktif yang
deselerasi.
27
Awitan persalinan laten didefinisikan sebagai saat ketika ibu mulai
minimum Friedman untuk fase laten ke dalam fase aktif adalah kecepatan
pembukaan serviks 1,2 jam bagi nulipara dan 1,5 cm untuk ibu multipara.
berkepanjangan sebagai apabila lama fase ini lebih dari 20 jam pada
durasi fase laten antara lain adalah anestesia regional atau sedasi yang
dianjurkan.1,2,5
28
b. Fase aktif memanjang
pembukaan serviks antara 3-4 cm. Dalam hal ini, fase aktif persalinan
berawal dari saat pembukaan serviks 3-4 cm atau lebih, diserati kontraksi
nulipara adalah 1,2 cm/jam, maka kecepatan normal minimum adalah 1,5
cm/jam. Secara spesifik, ibu nulipara yang masuk ke fase aktif dengan
akhir dilatasi aktif, dimulai pada pembukaan sekitar 7-8 cm. Friedman
29
Ia mendefinisikan protraksi sebagai kecepatan pembukaan atau
pembukaan kurang dari 1,2 cm/jam atau penurunan kurang dari 1 cm per
pembukaan kurang dari 1,5 cm per jam atau penurunan kurang dari 2 cm
30
serviks kurang dari 1 cm/jam selama minimal 4 jam. Sementara itu,
Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan
menit untuk multipara. Pada ibu dengan paritas tinggi yang vagina dan
perineumnya sudah melebar, dua atau tiga kali usaha mengejan setelah
pada seorang ibu, dengan panggul sempit atau janin besar, atau denan
kelainan gaya ekspulsif akibat anestesia regional atau sedasi yang berat, maka
kala dua dapat memanjang. Kala II pada persalinan nulipara dibatasi 2 jam
anestesia regional.1,3,8
31
2. 7 Diagnosis Persalinan Lama
Adapun kriteria diagnosa dari tiap klasifikasi persalinan lama dan terapi
yang disarankan ditampilkan pada tabel dibawah ini. Selain kriteria diatas,
terdapat pula sebuah alat bantu yang dapat membantu dalam mempermudah
diagnosa persalinan lama. Alat bantu tersebut adalah partograf. Partograf terutama
membantu dalam pengawasan fase aktif persalinan. Kedua jenis gangguan dalam
fase aktif dapat didagnosa dengan melihat grafik yang terbentuk pada partograf.
Protraction disorder pada fase aktif (partus lama) dapat didagnosa bila
pembukaan serviks kurang dari 1cm/ jam selama minimal 4 jam. Sedangkan
pembukaan serviks dalam jangka waktu 2 jam maupun penurunan kepala janin
32
Tabel 3. Pola Persalinan Abnormal, Kriteria Diagnostik, dan Tatalaksana.1,2
KRITERIA TERAPI
TERAPI
DIAGNOSTIK YANG
POLA PARTUS PENGECUALIA
NULIPAR MULTIPA DIANJURKA
N
A RA N
Oksitosin atau
Prolongation disorder seksio sesarea
>20 jam >14 jam istirahat
(fase laten memanjang) untuk masalah
yang mendesak
Protraction disorder
1. Dilatasi fase aktif yang
<1.2 cm/j <1.5 cm/j Observasi dan Seksio sesarea
memanjang
suportif untuk CPD
2. Penurunan janin yang
<1.0 cm/j < 2 cm/j
memanjang
Arrest disorder
1. Laju deselerasi yang
>3 jam >1 jam
memanjang
ibu, apakah dehidrasi, febris, meteorismus, syok, atau oligouri. Lalu pada
pemeriksaan fisis didapatkan pada pemeriksaan palpasi his yang melemah atau
hilang, gerak janin berkurang atau tidak ada; pada pemeriksaan auskultasi
Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan dalam vagina. Pada pemeriksaan
33
dalam vagina bisa didapatkan pelepasan air ketuban yang keruh, berbau dan
bercampur mekonium; bagian terendah anak sukar digerakkan bila belum terjadi
ruptur, dan mudah digerakan bila sudah terjadi ruptur; kelainan letak (pada yang
kelainan letak).10
adalah mengetahui penyebab kondisi persalinan lama itu sendiri. Persalinan lama
adalah sebuah akibat dari suatu kondisi patologis. Pada akhirnya, setelah kondisi
1. Rehidrasi
2. Pemberian antibiotik
34
3. Penurunan panas
Secara umum penyebab persalinan lama dibagi menjadi dua kelainan yaitu
pemeriksaan fisik diketahui ibu memiliki faktor risiko panggul sempit (misal:
tinggi badan < 145 cm, konjugata diagonalis < 13 cm) atau janin diperkirakan
berukuran besar (TBBJ > 4000 gram, bayi dengan hidrosefalus, riwayat berat
badan bayi sebelumnya yang > 4000 gram). Bila diyakini tidak ada disproporsi
menunggu. Hal ini dikarenakan persalinan semu sering kali didiagnosa sebagai
atau percepatan persalinan yang tidak perlu yang mungkin gagal. Dan belakangan
observasi selama 8 jam. Bila his berhenti maka ibu dinyatakan mengalami
persalinan semu, bila his menjadi teratur dan bukaan serviks menjadi lebih dari 4
cm maka pasien dikatakan berada dalam fase laten. Pada akhir masa observasi 8
jam ini, bila terjadi perubahan dalam penipisan serviks atau pembukaan serviks,
maka pecahkan ketuban dan lakukan induksi persalinan dengan oksitosin. Bila ibu
35
tidak memasuki fase aktif setelah delapan jam infus oksitosin, maka disarankan
disorder (partus lama) atau arrest disorder (partus tak maju). Bila termasuk dalam
kelompok partus tak maju, maka besar kemungkinan ada disproporsi sefalopelvik.
Disarankan agar dilakukan seksio sesarea. Bila yang terjadi adalah partus lama,
maka dilakukan penilaian kontraksi uterus. Bila kontraksi efisien (lebih dari 3 kali
dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik), curigai kemungkinan adanya
janin. Hal ini dikarenakan upaya pengeluaran janin yang dilakukan oleh ibu dapat
harus diyakini pada kondisi kala II memanjang adalah tidak terjadi malpresentasi
dan obstruksi jalan lahir. Jika kedua hal tersebut tidak ada, maka dapat dilakukan
upaya pelahiran tersebut tergantung pada posisi kepala janin. Bila kepala janin
teraba tidak lebih dari 1/5 diatas simfisis pubis atau ujung penonjolan kepala janin
berada di bawah station 0, maka janin dapat dilahirkan dengan ekstraksi vakum
atau dengan forseps. Bila kepala janin teraba diantara 1/5 dan 3/5 diatas simfisis
36
pubis atau ujung penonjolan tulang kepala janin berada diantara station 0 dan
station -2, maka janin dilahirkan dengan ekstraksi vakum dan simfisiotomi.
Namun jika kepala janin teraba lebih dari 3/5 diatas simfisis pubis atau ujung
penonjolan tulang kepala janin berada diatas station -2, maka janin dilahirkan
(Vakum / forsep atau perforasi kranioklast). Seksio sesar bila syarat pervaginam
bagi anak yang dilahirkan. Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat
a. Infeksi Intrapartum
Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus
lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri dalam cairan amnion
terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneumonia pada janin,
37
b. Ruptura Uteri
selama partus lama, terutama pada ibu dengan paritas tinggi dan pada
janin dan panggul semakin besar sehingga kepala tidak engaged dan tidak
cincin retraksi patologis yang dapat diraba sebagai sebuah krista transversal
atau oblik yang berjalan melintang di uterus antara simfisi dan umbilikus.
segera.
Tipe yang paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl, yaitu
berlebihan segmen bawah uterus. Pada situasi semacam ini, cincin dapat
dilemaskan dengan anestesia umum yang sesuai dan janin dilahirkan secara
c. Pembentukan Fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat pintu atas panggul, tetapi tidak
maju untuk jangka waktu yang cukup lama, jalan lahir yang terletak
38
diantaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan yang berlebihan.
Karena gangguan sirkulasi, dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam
pada persalinan kala dua yang berkepanjangan. Dahulu pada saat tindakan
operasi ditunda selama mungkin, penyulit ini sering dijumpai, tetapi saat ini
Suatu anggapan yang telah lama dipegang adalah bahwa cedera otot-otot
tekanan langsung dari kepala janin dan tekanan ke bawah akibat upaya
sehingga terjadi perubahan anatomik dan fungsional otot, saraf dan jaringan
ikat. Terdapat semakin besar kekhawatiran bahwa efek-efek pada otot dasar
e. Kaput Suksedaneum
suksedaneum yang besar di bagian terbawah kepala janin. Kaput ini dapat
39
engaged. Dokter yang kurang berpengalaman dapat melakukan upaya secara
Molase atau penyusupan kepala bayi adalah indikator tentang seberapa jauh
kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu.
bertumpang tindih satu sama lain di sutura-sutura besar, suatu proses yang
berdasarkan :
dipisahkan
40
BAB III
KESIMPULAN
1. Pada persalinan terdapat tiga faktor penting yang memegang peranan pada
persalinan, yaitu : kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu, keadaan jalan lahir,
2. Persalinan aktif dibagi menjadi tiga kala yang berbeda. Kala satu persalinan
selesai ketika serviks sudah membuka lengkap, kala dua persalinan dimulai
ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir,
penurunan, (3) flexi, (4) rotasi internal (putaran paksi dalam), (5) ekstensi, (6)
persalinan yang sulit. Patokan waktu yang digunakan oleh WHO adalah bila
5. Penyebab dari persalinan lama yaitu adanya kelainan his, kelainan jalan lahir,
memanjang (dibagi menjadi fase laten memanjang, fase aktif memanjang dan
kala II memanjang).
41
8. Komplikasi-komplikasi yang dapat timbul akibat persalinan lama adalah
fistula, cedera otot-otot dsar panggul, kaput suksedaneum dan molase kepala
janin.
42
DAFTAR PUSTAKA
3. Thorp JM, Grantz KL. Clinical Aspects of Normal and Abnormal Labor in
5. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF. Williams Obstetrics 25th
http://www.biomedcentral.com/1471-2393/14/233 . Page 2.
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf
43
10. Usmany H, dr., Manoe I.M.S.M, dr., Sp.OG. Protap Obstetri Unhas. 2013.
Halaman 247.
44