FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Oleh:
NADIAH FEBYANTI .H
Pembimbing Supervisor :
DR. dr. NASRUDIN ANDI MAPPAWARE, Sp.OG(K), MARS.
Mengetahui,
Supervisor
1
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi...................................................................................................... 2
2. 2 His ................................................................................................. 7
2. 4 Kelainan His.................................................................................. 9
2. 6 Tatalaksana ................................................................................... 15
2. 7 Komplikasi .................................................................................... 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi, salah satu nya adalah his.
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan dilatasi serviks
membuka dan mendorong janin ke bawah. His yang normal mulai dari salah satu
sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus
uteri.
Tetapi pada beberapa keadaan, pada ibu hamil terdapat beberapa kelainan
pada his yang dapat menyebabkan pemajangan dalam proses persalinan sehingga
bagi seorang tenaga kesehatan khususnya dokter umum untuk mengerti dan
memahami kondisi tersebut agar dapat melakukan diagnosa yang tepat, dan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin.
Pada persalinan terdapat tiga faktor penting yang memegang peranan pada
persalinan ialah :
1) Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan
mengejan. His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan
kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke
dilewatinya. Karena itu, ukuran dan bentuk panggul sangat penting dalam
obstetri. Panggul dewasa terdiri dari empat tulang : sakrum, koksigis dan dua
sinkrondosis sakroiliaka dan ke satu sama lain di simfisis pubis. Pada tahun
4
dan pengenalan klasifikasi ini membantu dokter memahami mekanisme
persalinan ada panggul yang berbentuk normal dan abnormal, yaitu : panggul
terbaik.1,2,3
postur khas yang kadang-kadang disebut sikap (attitude) atau habitus. Postur
khas ini sebagian disebabkan oleh pertumbuhan alamiah janin dan sebagian
lagi oleh proses akomodasi rongga uterus. Letak janin adalah hubungan
antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu dan dapat longitudinal
dengan sudut 45 derajat, membentuk letak oblik, yang tidak stabil dan selalu
penentu dari bagian terbawah janin dengan sisi kanan atau kiri jalan lahir.
5
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium
Persalinan aktif dibagi menjadi tiga kala yang berbeda. Kala satu peralinan
dimulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas dan
durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang
progresif. Kala satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap
(sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala
satu persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks. Kala dua
persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhi ketika janin
sudah lahir. Kala dua persalinan disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin. Kala
tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan disebut juga sebagai
6
2. 2 His
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan dilatasi serviks
memadai bila terdapat his yang kuat sekurang-kurangnya 3 kali dalam kurun
waktu 10 menit dan masing-masing lamanya >40 detik. His yang normal mulai
dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke
seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada fundus uteri dimana
lapisan otot uterus paling dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara merata
mmHg.1,2,4
meraba uterus antara fundus uterus dan umbilikus. Dengan menghitung jumlah
kontraksi selama periode 10 menit, frekuensi kontraksi uterus dapat dinilai secara
akurat. Durasi kontraksi dapat dinilai sampai tingkat tertentu melalui palpasi.
Tekanan dasar dan amplitudo atau kekuatan kontraksi tidak dapat disimpulkan
dengan palpasi. Aktivitas uterus yang diamati biasanya dipetakan dalam kotak
2. 3 Kontraksi Uterus
persalinan ketika dia merasakan kontraksi uterus yang teratur dan tidak nyaman.
Pada beberapa wanita, uterus tetap relatif diam sampai awal persalinan yang tiba-
7
tiba. Pada yang lain, rahim berkontraksi beberapa kali per jam selama berhari-hari
tanpa menyebabkan rasa sakit atau bahkan persepsi yang jelas tentang kontraksi
uterus.
Aktivitas uterus yang efisien sangat penting untuk pembentukan jalan lahir
dan memberikan fleksi dan rotasi kepada bayi sehingga dapat melewati saluran
geometri kompleks.6
mencerminkan traksi yang diletakkan pada serviks oleh uterus yang berkontraksi.
Segmen uterus bawah yang pasif membesar dan menjadi lebih tipis ketika
jaringan serviks ditarik ke bagian presentasi janin dengan traksi dari bagian atas
rahim.7
Pada tahap pertama persalinan, ada sedikit perubahan dalam volume uterus.
Kontraksi miometrium, isometrik (yaitu, ada pemendekan minimal dari serat otot
8
untuk melebarkan serviks, tetapi penting bahwa serat otot tidak memendek secara
signifikan pada tahap ini karena ini akan membawa risiko secara bertahap tetapi
yang sesungguhnya. 6
Pada akhir tahap pertama persalinan, tidak ada serviks yang teraba pada
pemeriksaan vagina (sesuai dengan pelebaran serviks lengkap). Jika tidak ada
obstruksi mekanis, kontraksi rahim tambahan memaksa janin untuk turun melalui
jalan lahir. Pada saat ini, ibu melahirkan merasakan keinginan untuk buang air
2. 4 Kelainan His
a. Inersia Uteri
Disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat
baik dan rasa nyeri tidak seberapa. Selama ketuban masih utuh umumnya
tidak berbahaya, baik bagi ibu dan janin, kecuali persalinan berlangsung
terlalu lama; dalam hal terakhir ini morbiditas ibu dan mortalitas janin
baik. Inersia uteri tebagi menjadi dua, yaitu inersia uteri primer dan
9
inersia uteri sekunder. Inersia uteri primer adalah kondisi dimana his
kelelahan). 1,2,4
Sering juga disebut hypertonic uterine contraction. His terlalu kuat dan
singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam dinamakan partus
presipitatus yang ditandai oleh sifat his yang normal, tonus otot di luar
his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. Bahaya partus
presipitatus bagi ibu ialah terjadinya perlukaan luas pada jalan lahir,
yang singkat. Batas antara bagian atas dan segmen bawah rahim atau
Disini sifat his berubah. Tonus otot uterus meningkat, juga diluar his, dan
10
mengadakan pembukaan. Disamping itu, tonus otot uterus yang menaik
menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dapat pula
dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan his ini menyebabkan
konstriksi..1,2
his, khususnya inersia uteri, ialah apabila bagian bawah janin tidak
berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus seperti pada kelainan letak
mengakibatkan kelainan his. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus kurang
Diagnosis kelainan his paling sulit ditegakkan pada masa inpartu kala I fase
laten. Kontraksi uterus yang disertai dengan rasa nyeri, tidak cukup untuk menjadi
11
dasar utama diagnosis bahwa persalinan sudah dimulai.1,2,4 Adapun alat bantu
− Kardiotokografi
dan DJJ didalam persalinan dan merekam hubungan yang sinkron di antara
selama 30 menit.
dengan setiap kontraksi terdeteksi oleh tekanan pada tombol kecil di tengah
tangan yang diletakkan pada fundus uterus melalui dinding perut untuk
12
ibu dalam posisi terlentang. Keterbatasan ini mungkin tidak selalu sesuai
− Kateter Intraamniotik
dan kontraksi uterus apa pun diterjemahkan menjadi sinyal listrik, yang
[mm Hg]).8
− Partograf
utama adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dan
13
Gambar 4. Partograf.1,2
Dalam kaitannya dengan inersia uteri, salah satu komponen nya adalah
kontraksi uterus. Dibawah jalur waktu partograf terdapat lima lajur kotak
dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri.
diraba dan dicatat jumlahnya dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam
satuan detik.
14
Titik-titik pada kotak menunjukkan kontraksi uterus yang lamanya kurang
yang lamanya lebih dari 40 detik. Dengan melihat grafik yang terbentuk
2. 6 Tatalaksana
keadaan umum penderita, dengan cara rehidrasi dan pemberian asupan nutrisi bagi
ibu.9
menunggu. Hal ini dikarenakan persalinan semu sering kali didiagnosa sebagai
atau percepatan persalinan yang tidak perlu yang mungkin gagal. Dan belakangan
observasi selama 8 jam. Bila his berhenti maka ibu dinyatakan mengalami
persalinan semu, bila his menjadi teratur dan bukaan serviks menjadi lebih dari 4
cm maka pasien dikatakan berada dalam fase laten. Pada akhir masa observasi 8
jam ini, bila terjadi perubahan dalam penipisan serviks atau pembukaan serviks,
maka pecahkan ketuban dan lakukan induksi persalinan dengan oksitosin. Bila ibu
tidak memasuki fase aktif setelah delapan jam infus oksitosin, maka disarankan
15
Pada kondisi fase aktif memanjang, perlu dilakukan penentuan apakah
disorder (partus lama) atau arrest disorder (partus tak maju). Bila termasuk dalam
kelompok partus tak maju, maka besar kemungkinan ada disproporsi sefalopelvik.
Disarankan agar dilakukan seksio sesarea. Bila yang terjadi adalah partus lama,
maka dilakukan penilaian kontraksi uterus. Bila kontraksi efisien (lebih dari 3 kali
dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik), curigai kemungkinan adanya
janin. Hal ini dikarenakan upaya pengeluaran janin yang dilakukan oleh ibu dapat
harus diyakini pada kondisi kala II memanjang adalah tidak terjadi malpresentasi
dan obstruksi jalan lahir. Jika kedua hal tersebut tidak ada, maka dapat dilakukan
upaya pelahiran tersebut tergantung pada posisi kepala janin. Bila kepala janin
teraba tidak lebih dari 1/5 diatas simfisis pubis atau ujung penonjolan kepala janin
berada di bawah station 0, maka janin dapat dilahirkan dengan ekstraksi vakum
atau dengan forseps. Bila kepala janin teraba diantara 1/5 dan 3/5 diatas simfisis
pubis atau ujung penonjolan tulang kepala janin berada diantara station 0 dan
station -2, maka janin dilahirkan dengan ekstraksi vakum dan simfisiotomi.
16
Namun jika kepala janin teraba lebih dari 3/5 diatas simfisis pubis atau ujung
penonjolan tulang kepala janin berada diatas station -2, maka janin dilahirkan
(Vakum / forsep atau perforasi kranioklast). Seksio sesar bila syarat pervaginam
2. 7 Komplikasi
lama dapat menimbulkan konsekuensi, baik bagi ibu maupun bagi anak yang
dilahirkan. Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat persalinan lama antara
lain adalah :
a. Infeksi Intrapartum
Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus
lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri dalam cairan amnion
terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneumonia pada janin,
17
b. Ruptura Uteri
selama partus lama, terutama pada ibu dengan paritas tinggi dan pada
janin dan panggul semakin besar sehingga kepala tidak engaged dan tidak
cincin retraksi patologis yang dapat diraba sebagai sebuah krista transversal
atau oblik yang berjalan melintang di uterus antara simfisi dan umbilikus.
segera.
Tipe yang paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl, yaitu
berlebihan segmen bawah uterus. Pada situasi semacam ini, cincin dapat
dilemaskan dengan anestesia umum yang sesuai dan janin dilahirkan secara
c. Pembentukan Fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat pintu atas panggul, tetapi tidak
maju untuk jangka waktu yang cukup lama, jalan lahir yang terletak
18
diantaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan yang berlebihan.
Karena gangguan sirkulasi, dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam
pada persalinan kala dua yang berkepanjangan. Dahulu pada saat tindakan
operasi ditunda selama mungkin, penyulit ini sering dijumpai, tetapi saat ini
Suatu anggapan yang telah lama dipegang adalah bahwa cedera otot-otot
tekanan langsung dari kepala janin dan tekanan ke bawah akibat upaya
sehingga terjadi perubahan anatomik dan fungsional otot, saraf dan jaringan
ikat. Terdapat semakin besar kekhawatiran bahwa efek-efek pada otot dasar
e. Kaput Suksedaneum
suksedaneum yang besar di bagian terbawah kepala janin. Kaput ini dapat
19
engaged. Dokter yang kurang berpengalaman dapat melakukan upaya secara
Molase atau penyusupan kepala bayi adalah indikator tentang seberapa jauh
kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu.
bertumpang tindih satu sama lain di sutura-sutura besar, suatu proses yang
berdasarkan :
dipisahkan
20
BAB III
KESIMPULAN
1. Pada persalinan terdapat tiga faktor penting yang memegang peranan pada
persalinan, yaitu : kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu, keadaan jalan lahir,
2. Persalinan aktif dibagi menjadi tiga kala yang berbeda. Kala satu persalinan
selesai ketika serviks sudah membuka lengkap, kala dua persalinan dimulai
ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir,
4. Kelainan his yang dibagi menjadi tiga, yaitu, inersia uteri, his yang terlampau
5. Dalam mendiagnosa his yang tidak adekuat, dapat digunakan alat bantu
6. His yang tidak adekuat dapat menimbulkan kemajuan persalinan yang lama
21
DAFTAR PUSTAKA
3. Thorp JM, Grantz KL. Clinical Aspects of Normal and Abnormal Labor in
Philadelphia : Elsevier.
9. Usmany H, dr., Manoe I.M.S.M, dr., Sp.OG. Protap Obstetri Unhas. 2013.
Halaman 247.
10. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF. Williams Obstetrics 25th
22
Edition. 2018. New York : McGraw-Hill. Page : 658.
23