Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN SEMINAR DENGAN KASUS MARASMUS PADA An.

G DI
RUANGAN RATNA CEMPAKA RUMAH SAKIT WOODWARD
KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
02 Maret s.d 14 Maret 2022

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK I
MAHASISWA PROFESI NERS
1. AZIZ ANANG SAPUTRO (2021032016)
2. SANAWIAH (2021032090)
3. STEVANI SUSILIA (2021032107)
4. NILUH PUTRI ZEIN (2021032064)
5. ADRIAN PRASETYO (2021032001)

PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
LAPORAN SEMINAR DENGAN KASUS MARASMUS PADA An.G DI
RUANGAN RATNA CEMPAKA RUMAH SAKIT WOODWARD
KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
02 Maret s.d 14 Maret 2022

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I

1. AZIZ ANANG SAPUTRO (2021032016)


2. SANAWIAH (2021032090)
3. STEVANI SUSILIA (2021032107)
4. NILUH PUTRI ZEIN (2021032064)
5. ADRIAN PRASETYO (2021032001)

PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Di Persiapkan Dan Di Setujui Oleh Tim Penyusun Program Studi Ners


Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

Mengetahui :

CI Institusi Penanggung Jawab Stase

Ns. Juwita Meldasari Tebisi M.Kes Ns. Elifa Ihda Rahmayanti,S.Kep., M.Kep
NIK. 0902610900004 NIK. 20120901025

Koordinator Profesi Ners Ketua Program Studi Ners

Ns. Sabir, S.Kep Ns. Yuhana Damantalm, M.Erg


NIK. 20170901073 NIK. 20110901019

iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia Nya sehingga laporan seminar kasus kelompok dapat terselesaikan.
Adapun penyakit yang menjadi seminar kasus kelompok yaitu dengan diagnose
medis Marasmus

Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis telah banyak


menerima bimbingan, bantuan, dorongan, arahan dan doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:

1. Pihak Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu yang telah
memfasilitasi dalam pelaksanaan praktek lapangan.
2. Direktur Rumah Sakit Rs. Woodward Palu Provinsi Sulawesi Tengah yang
telah bersedia mengizinkan penulis untuk dapat melaksanakan praktek
lapangan.
3. Bidang Keperawatan Rs. Woodward Palu Provinsi Sulawesi Tengah
4. Ns. Juwita Meldasari Tebisi S.Kep, M.Kes & Dr.Tigor H. Situmorang M.H.,
M.Kes selaku Clinical Instructor Institusi STIKes Widya Nusantara Palu.
5. Ns. Ni Ketut Margawati S.Kep selaku Clinical Instructor Lahan Di Ruangan
Ratna Cempaka Rumah Sakit Woodward Palu.
6. Perawat-perawat senior di ruangan Ratna Cempaka yang telah banyak
memberikan ilmu selama pelaksanaan praktek lapangan.
7. Teman-teman kelompok yang banyak membantu dan memberikan motivasi
terhadap satu sama lain.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan seminar kasus kelompok ini


masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan seminar ini
dapat memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dibidang
ilmu keperawatan.

Palu, Maret 2022


Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i


LEMBAR PENGESAHAN ………………………………...…………….... iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ………..…………………………………………………….. v
BAB I KONSEP TEORI MARASMUS
A. Definisi Penyakit ………………………………………………….. 6
B. Etiologi …………………………………………………………….. 4
C. Anatomi fisiologi ………………………………………………… 6
D. Patofisiologi ………………………………………………………… 9
E. Pathway…………………………………………………………….. 11
F. Manifestasi………………………………………………………… 12
G. Diagnostik …………………………………………………………. 12
H. Penatalaksanaa …………………………………...………….......... 13
I. Konsep Asuhan Keperawatan …………………………………….. 14
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN ……………………………………. 21
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi

Gizi buruk merupakan salah satu penyebab tersering kesakitan dan kematian
anak di dunia. Kecukupan nutrisi sangat penting agar selaras dengan masa tumbuh
dan merupakan investasi untuk generasi yang lebih baik . remaja putri yang
mengalami malnutrisi akan meningkatkan resiko mortalitas dan morbiditas yang
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan dan kemungkinan melahirkan
anak dengan berat lahir rendah. Hal ini merupakan siklus malnutrisi antar generasi
yang harus di putus (WHO,2016).
Marasmus yaitu suatu kondisi dimana penderita mengalami penurunan berat
badan lebih dari 10% dari berat badan sebelumnya dalam 3 bulan terakhir.
Kriteria lain yang digunakan adalah apabila saat pengukuran berat badan kurang
dari 90% berat badan ideal berdasarkan tinggi badan (Rani, 2017) malnutrisi jenis
marasmus adalah suatu bentuk malgizi protein dan energi kelaparan, dan semua
unsur diet kurang (Sodikin 2018).
Di Indonesia masalah nutrisi atau gizi buruk masih menjadi salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama. Sekitar 5 juta anak balita (27,5%)yang
kekurangan gizi, lebih kurang 3,6 juta anak(19,2%) dalam tingkat gizi kurang dan
1,5 juta anak gizi buruk . (Kemenkes RI, 2017).
Komplikasi yang terjadi pada penderita marasmus yaitu penurunan sistem imun,
penurunan tingkat kesadaran, kekuatan menurun termasuk kekuatan otot-otot
pernapasan dan penurunan fungsi jantung (Rani 2018).
B. Etiologi

Etiologi dari penyakit marasmus antara lain masukkan gizi yang tidak
adekuat, kebiasaan makan yang tidak tepat, kelainan metabolic dan malabsorbsi,
malformasi kongenital pada saluran pencernaan, penyakit ginjal menahun
(Arisman 2017)

6
C. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi
1) Usus Halus
Usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pylorus dan berakhir pada seikum panjangnya ± 6m,
merupakan saluran paling Panjang tempat proses pencernaan dan absorbs
hasil pencernaan.
a) Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, melekung
dan pada pada lengkungan ini terdapat pancreas. Bagian kanan
duodenum terdapat selaput lendir yang yang membukit disebut
papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang
banyak mengandung kelenjar, kelenjar ini disebut kelenjar-kelenjar
bruner berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.
b) Ileum
Mempunyai Panjang sekitar ± 4-5. Ujung dibawah ileum
berhubungan dengan dengan seikum dengan seikum dengan
perataraan lubang yang bernama orifisium ilesekalis.

2) Usus besar
Bagian -bagian usus besar adalah
a) . Seikum
Dibawah seikum terdapat apendiks vermiformis yang
berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbal cacing.
b) . Kolon asendens
Panjangnya ± 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah
kanan membujur ke atas dari ileum kebawah hati.
c) . Kolon transversum
Panjangnya ± 38 cm dari kolon asenden sampai ke kolon
desenden berada di bawah abdomen.

7
d) . Apendiks
Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari
akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih
memungkinkan dilewati oleh beberapa isi usus
e) . Kolon desendens
Panjangnya ± 25 c, terletak dibawah abdomen bagian kiri
bersambung dengan kolon sigmoid
f) . Kolon Sigmoid
Merupakan lanjutan dari kolon disendens terletaka miring
dalam rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai S. ujung
bawahnya berhubungan dengan rektum
3) Rektum dan anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaaan yang
menghubungkan rectum dengan udara luar terletak di dasar pelvis
dindingya iperkuat oleh 3 spinter yaitu spinter ani interus bekerja tidak
menurut kehendak, spinter levatop ani bekerja tidak menurut kehendak
dan spinter ani ani eksternal bekerja menurut kehendak.
2. Fisiologi
1) Usus Halus
Usus halus antara lain menerima zat-zat makanan yang sudah
dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran
limfe.
a). Sel Endokrin
Disini banyak ditemukan sel endokrin berupa
enterokromafin dan memproduksi serotonin yang mempunyai peranan
penting dalam pengendalian usus dan pasokan darah.
b). Sel Paneth
Keberadaannya pada epitel metaplastic memberi petunjuk
kemungkinan memproduksi faktor local yang meregulasi sel
proliferasi dan berdiferensiasi.

8
c). Kelenjar Brunner
Berupa kumpulan asinus yang mensekresi banyak mucus
yang berfungsi untuk melindungi mukosa terhadap serangan asam
pada duodenum proksimal
d). Kelenjar Limfoid
Jaringan ikat mukosa yang mengandung banyak limfatik
(laktasol), kapiler darah, sel limfosit yang infiltrative, sel plasma,
eosinophil dan sel mast.
2) Usus besar
Banyak bakteri yang terdapat dalam usus besar berfungsi mencerna
bahan makanan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus
besar juga berfungsi membuat zat-zat penting seperti vitamin K. bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotic bisa
menyebabkan gangguan bakteri di dalam usus besar.
3) Rektum Dan Anus
Merupakan bagian yang berawal dari ujung usus besar dan berakhir
dianus. Biasanya rektum ini kosong karena disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk kedalam rectum maka, timbul keinginan untuk BAB. Anus merupakan
lubang diujung saluran pencernaaan dimanan bahan limbah keluar dari tubuh.
D. Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi jika kebutuhan tubuh akan kalori,
protein atau kedunya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan
memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemapuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat
penting untuk mempertahankan kehidupan. Karbohidrat (glukosa) dapat
dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga 25
jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi
setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah

9
menjadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak
dipecah menjadi asam lemak dan keton sebagai sumber energi. Tubuh akan
mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira
kehilangan separuh dari tubuh (Muchsan Lubis 2017).

10
E. Pathway

GIZI BURUK

MARASMUS

Asupan kalori dan nutrisi


Tidak adekuat

Kebutuhan Tubuh
terus meningkat

Nutrisi jaringan Cadangan makanan


&sel menurun diambil dari lemak
bawah kulit

Metabolisme Penyusutan
menurun Jaringan

Hilangnya Lemak Subkutan


Energi tidak
adekuat
Berat badan Turun

Penurunan Kelemahan
Kekuatan Otot Defisit Nutrisi

Kondisi Bedrest
Gangguan Mobilitas Fisik

Defisit Perawatan Diri

11
F. Manifestasi Klinis
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan
kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor
pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan
hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama
beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat
kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya
normal, nadi mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewe, tetapi
kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat
muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering,
tinja berisi mukus dan sedikit.
Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut :
1.      Badan kurus kering tampak seperti orangtua
2.      Lethargi
3.      Irritable
4.      Kulit keriput (turgor kulit jelek)
5.      Ubun-ubun cekung pada bayi
6.      Jaringan subkutan hilang
7.      Malaise
8.      Kelaparan
9.      Apatis
G. Pemeriksaan Diagnosis

a). Pemeriksaan Fisik


1). Mengukur TB dan BB

2). Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi


dengan TB (dalam meter)

3). Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang


(lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah
kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung
(kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.

12
Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm
pada wanita.

4). Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa,

massa tubuh yang tidak berlemak)

b). Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen,


elektrolit, Hb,Ht,transferin.

H. Penatalaksaan

1.      Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang
kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.

2.      Pemberian terapi cairan dan elektrolit.

3.      Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.

4.      Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan,
pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil
laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.

13
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ada ada urutan-urutan kegiatan yang
dilakukan yaitu:
a. Identitas klien
Nama, umur, kuman TBC menyerang semua umur, jenis kelamin,
tempat tinggal, pekerjaan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit
yang dirasakan saat ini.
c. Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit-penyakit yang diderita oleh penderita yang
sehubungan dengan tuberkulosis antara lain ISPA, efusi pleura serta
tuberkulosis yang kembali aktif.
d. Riwayat penyakit keluarga
Mencari diantara anggota keluarga pada tuberkulosis yang menderita
penyakit tersebut sehingga diteruskan penularannya.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem integumen
b. Sistem pernafasan
c. Sistem pengindraan
d. Sistem kardiovaskular
e. Sistem Gastrointestinal
f. Sistem muskuloskeletal
g. Sistem neurologis
h. Sistem genetalia

A. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan jalan nafas b.d akumulasi sekret kental atau sekret
darah
2. Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan membran alveoler-kapiler
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

14
4. Hipertermi b.d proses inflamasi
5. Risiko infeksi

B. Rencana Keperawatan
1. Ketidak efektifan jalan nafas b.d akumulasi sekret kental atau sekret
darah
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Ketidak efektifan jalan NOC : NIC :
nafasberhubungan  Respiratory status :  Pastikan kebutuhan oral /
dengan: Ventilation tracheal suctioning.
- Infeksi, disfungsi  Respiratory status :  Berikan O2 ……l/mnt,
neuromuskular, Airway patency metode………
hiperplasia dinding  Aspiration Control  Anjurkan pasien untuk
bronkus, alergi jalan Setelah dilakukan tindakan istirahat dan napas dalam
nafas, asma, trauma keperawatan selama  Posisikan pasien untuk
- Obstruksi jalan nafas : …………..pasien memaksimalkan ventilasi
spasme jalan nafas, menunjukkan keefektifan  Lakukan fisioterapi dada
sekresi tertahan, jalan nafas dibuktikan jika perlu
banyaknya mukus, dengan kriteria hasil :  Keluarkan sekret dengan
adanya jalan nafas  Mendemonstrasikan batuk atau suction
buatan, sekresi bronkus, batuk efektif dan suara  Auskultasi suara nafas,
adanya eksudat di nafas yang bersih, tidak catat adanya suara
alveolus, adanya benda ada sianosis dan tambahan
asing di jalan nafas. dyspneu (mampu  Berikan bronkodilator :
mengeluarkan sputum, - ………………………
DS: bernafas dengan mudah, - ……………………….
- Dispneu tidak ada pursed lips) - ………………………
DO:  Menunjukkan jalan  Monitor status
- Penurunan suara nafas nafas yang paten (klien hemodinamik
- Orthopneu tidak merasa tercekik,
 Berikan pelembab udara
- Cyanosis irama nafas, frekuensi
Kassa basah NaCl
- Kelainan suara nafas pernafasan dalam
Lembab
(rales, wheezing) rentang normal, tidak
 Berikan antibiotik :
- Kesulitan berbicara ada suara nafas
…………………….
- Batuk, tidak efekotif abnormal)
…………………….
atau tidak ada  Mampu
 Atur intake untuk cairan
- Produksi sputum mengidentifikasikan
mengoptimalkan
- Gelisah dan mencegah faktor
keseimbangan.
- Perubahan frekuensi yang penyebab.
 Monitor respirasi dan
dan irama nafas  Saturasi O2 dalam batas
status O2
normal
 Pertahankan hidrasi yang

15
 Foto thorak dalam batas adekuat untuk
normal mengencerkan sekret
 Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang
penggunaan peralatan :
O2, Suction, Inhalasi.

2. Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan membran alveoler-kapiler


Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Gangguan Pertukaran NOC: NIC :
gas  Respiratory Status : Gas  Posisikan pasien untuk
Berhubungan dengan : exchange memaksimalkan ventilasi
è ketidakseimbangan  Keseimbangan asam  Pasang mayo bila perlu
perfusi ventilasi Basa, Elektrolit  Lakukan fisioterapi dada
è perubahan membran  Respiratory Status : jika perlu
kapiler-alveolar ventilation  Keluarkan sekret dengan
 Vital Sign Status batuk atau suction
DS: Setelah dilakukan tindakan  Auskultasi suara nafas,
è sakit kepala ketika keperawatan selama …. catat adanya suara
bangun Gangguan pertukaran tambahan
è Dyspnoe pasien teratasi dengan  Berikan bronkodilator ;
è Gangguan penglihatan kriteria hasi: -………………….
 Mendemonstrasikan -………………….
DO:
peningkatan ventilasi
è Penurunan CO2  Barikan pelembab udara
dan oksigenasi yang
è Takikardi  Atur intake untuk cairan
adekuat
è Hiperkapnia mengoptimalkan
 Memelihara kebersihan
è Keletihan keseimbangan.
paru paru dan bebas dari
è Iritabilitas  Monitor respirasi dan
tanda tanda distress
è Hypoxia status O2
pernafasan
è kebingungan  Catat pergerakan
 Mendemonstrasikan
dada,amati kesimetrisan,
è sianosis batuk efektif dan suara
penggunaan otot
è warna kulit abnormal nafas yang bersih, tidak
tambahan, retraksi otot
(pucat, kehitaman) ada sianosis dan
supraclavicular dan
è Hipoksemia dyspneu (mampu
intercostal
è hiperkarbia mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan  Monitor suara nafas,
è AGD abnormal seperti dengkur
mudah, tidak ada pursed
è pH arteri abnormal  Monitor pola nafas :
lips)
èfrekuensi dan kedalaman bradipena, takipenia,
 Tanda tanda vital dalam
nafas abnormal kussmaul, hiperventilasi,
rentang normal
 AGD dalam batas cheyne stokes, biot

16
normal  Auskultasi suara nafas,
 Status neurologis dalam catat area penurunan /
batas normal tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan
 Monitor TTV, AGD,
elektrolit dan ststus
mental
 Observasi sianosis
khususnya membran
mukosa
 Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang
persiapan tindakan dan
tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, Suction,
Inhalasi)
 Auskultasi bunyi jantung,
jumlah, irama dan denyut
jantung

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia


Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kolaborasi
Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi lebih dari  Nutritional Status : food Weight Management
kebutuhan tubuh and Fluid Intake  Diskusikan bersama
Berhubungan dengan :  Nutritional Status : pasien mengenai
Intake yang berlebihan nutrient Intake hubungan antara
terhadap kebutuhan  Weight control intake makanan,
metabolisme tubuh Setelah dilakukan tindakan latihan, peningkatan
keperawatan selama …. BB dan penurunan
DS : Ketidak seimbangan nutrisi BB
- Laporan adanya lebih teratasi dengan kriteria  Diskusikan bersama
sedikit aktivitas atau hasil: pasien mengani
tidak ada aktivitas  Mengerti factor yang kondisi medis yang
DO: meningkatkan berat dapat mempengaruhi
- Lipatan kulit tricep badan BB
> 25 mm untuk  Mengidentfifikasi  Diskusikan bersama
wanita dan > 15 mm tingkah laku dibawah pasien mengenai
untuk pria kontrol klien kebiasaan, gaya hidup
- BB 20 % di atas  Memodifikasi diet dan factor herediter
ideal untuk tinggi dalam waktu yang lama yang dapat
dan kerangka tubuh untuk mengontrol berat mempengaruhi BB
ideal badan  Diskusikan bersama

17
- Makan dengan  Penurunan berat badan pasien mengenai
respon eksternal 1-2 pounds/mgg risiko yang
(misalnya : situasi  Menggunakan energy berhubungan dengan
sosial, sepanjang untuk aktivitas sehari BB berlebih dan
hari) hari penurunan BB
- Dilaporkan atau  Motivasi pasien
diobservasi adanya untuk merubah
disfungsi pola kebiasaan makan
makan (misal :  Perkirakan BB badan
memasangkan ideal pasien
makanan dengan
aktivitas yang lain) Nutrition Management
- Konsentrasi intake  Kaji adanya alergi
makanan pada makanan
menjelang malam  Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
 Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
intake Fe
 Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
 Berikan substansi gula
 Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
 Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
 Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan
kalori
 Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
 Kaji kemampuan
pasien untuk

18
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Weight reduction
Assistance
 Fasilitasi keinginan
pasien untuk
menurunkan BB
 Perkirakan bersama
pasien mengenai
penurunan BB
 Tentukan tujuan
penurunan BB
 Beri pujian/reward
saat pasien berhasil
mencapai tujuan
 Ajarkan pemilihan
makanan

4. Hipertermi b.d proses inflamasi


Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermia NOC: NIC :
Berhubungan dengan : Thermoregulasi  Monitor suhu
- penyakit/ trauma sesering mungkin
- peningkatan Setelah dilakukan tindakan  Monitor warna dan
metabolisme keperawatan suhu kulit
- aktivitas yang selama………..pasien  Monitor tekanan
berlebih menunjukkan : darah, nadi dan RR
- dehidrasi Suhu tubuh dalam batas  Monitor penurunan
normal dengan kreiteria hasil: tingkat kesadaran
DO/DS:  Suhu 36 – 37C  Monitor WBC, Hb,
 kenaikan suhu tubuh  Nadi dan RR dalam dan Hct
diatas rentang normal rentang normal  Monitor intake dan
 serangan atau  Tidak ada perubahan output
konvulsi (kejang) warna kulit dan tidak ada  Berikan anti piretik:
 kulit kemerahan pusing, merasa nyaman  Kelola Antibiotik
 pertambahan RR  Selimuti pasien
 takikardi  Berikan cairan
intravena
 Kulit teraba panas/
 Kompres pasien
hangat
pada lipat paha dan
aksila
 Tingkatkan sirkulasi

19
udara
 Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
 Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
 Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
 Monitor hidrasi
seperti turgor kulit,
kelembaban
membran mukosa)

5. Risiko infeksi
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
Risiko infeksi NOC : NIC :
 Immune Status  Pertahankan teknik aseptif
Faktor-faktor risiko :  Knowledge :  Batasi pengunjung bila perlu
- Prosedur Infasif Infection control  Cuci tangan setiap sebelum
- Kerusakan jaringan  Risk control dan sesudah tindakan
dan peningkatan Setelah dilakukan keperawatan
paparan lingkungan tindakan keperawatan  Gunakan baju, sarung tangan
- Malnutrisi selama…… pasien tidak sebagai alat pelindung
- Peningkatan mengalami infeksi  Ganti letak IV perifer dan
paparan lingkungan dengan kriteria hasil: dressing sesuai dengan
patogen  Klien bebas dari petunjuk umum
- Imonusupresi tanda dan gejala  Gunakan kateter intermiten
- Tidak adekuat infeksi untuk menurunkan infeksi
pertahanan  Menunjukkan kandung kencing
sekunder kemampuan untuk
 Tingkatkan intake nutrisi
(penurunan Hb, mencegah timbulnya
 Berikan terapi
Leukopenia, infeksi
antibiotik:.................................
penekanan respon  Jumlah leukosit
 Monitor tanda dan gejala
inflamasi) dalam batas normal
infeksi sistemik dan lokal
- Penyakit kronik  Menunjukkan
 Pertahankan teknik isolasi k/p
- Imunosupresi perilaku hidup sehat
- Malnutrisi  Status imun,  Inspeksi kulit dan membran
- Pertahan primer gastrointestinal, mukosa terhadap kemerahan,
tidak adekuat genitourinaria dalam panas, drainase
(kerusakan kulit, batas normal  Monitor adanya luka
trauma jaringan,  Dorong masukan cairan
gangguan  Dorong istirahat
peristaltik)  Ajarkan pasien dan keluarga

20
tanda dan gejala infeksi

21
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian : 01/03/22

Jam pengkajian : 11.00

Ruang / Kelas : Anak

Tanggal MRS : 27/02/2022

BIODATA PASIEN

1. Nama : An.G
2. Umur : 8 Tahun ( 28 – 09 – 2014 )
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. No. Register : 64 – 48 – 16
5. Alamat : Desa Owini
6. Status : Anak
7. Keluarga terdekat : Felix A (Ayah)
8. Diagnosa Medis : Gizi Buruk

1. Anamnese
A. Keluhan Utama ( Alasan MRS)
Saat masuk rumah sakit : Orang tua mengatakan anak mengalami
penurunan berat badan Sejak bulan juli 2021
Saat di kaji : Orang tua mengatakan anak mengalami
penurunan berat badan Sejak bulan Juli 2021
B. Riwayat kesehatan sekarang
Orang tua mengatakan sebelum anak mengalami penurunan berat
badan anak pernah 2x dirawat dipuskesmas dengan keluhan kejang. Saat
pertama kali pasien dirawat di RS Poso tahun 2020 pasien didiagnosis
epilepsy diberikan terapi epilepsi, tetapi terapi tidak berlanjut. Bulan Juli
2021pasien dirawat di RS Poso dan didiagnasis TB dan thypes. Mendapat
pengobatan TB hanya 5 hari , karena menurut penjelasan dari tim medis
fungsi hati anak meningkat sehingga pengobatan TB dihentikan. Sejak
saat itu menurut orang tua nafsu makan akan mulai menurun , diikuti dari
penurunan berat badan anak . Bulan februari 2022 anak kembali dirawat
di RS Poso dengan TB dan gizi buruk mendapat pengobatan TB selama 2
minggu dan dipasang selang nasogastric tube (NGT) untuk makan dan
minum karena pasien susah menelan. karena pasien mengalami
thrombositopenia dan tidak dapat ditangani. Pasien dirujuk ke RS type B

22
karena tidak mendapat tempat di RS type B pasien Ibawa ke RS
Woodward. Saat di IGD dilakukan observasi tanda-tanda vital sign :
S/n : 36,6/82x/mnt Rr : 27x / mnt SPO2 : 95 % Gcs : E: 4 V : 3
M :2
Skor : 9 (somnolen) dilakukan cek lab darah rutin hasil trombosit dalam
batas normal. Pasien dirawat diruang anak dengan gizi buruk dan TB

2. Pola Pemeliharaan Kesehatan


a. Pola pemenuhan kebutuhan Nutrisi

No. Pemenuhan Di rumah Di rumah sakit


makan /minum
1 Jumlah / waktu Pagi : 07.00/1 Pagi : 06.00/2-3 sendok
porsi
Siang : 12.00/1 Siang : 14.00/2-3 sendok
porsi
Malam: 19.00/1 Malam:18.00/2-3 sendok
porsi
2 Jenis Nasi : Nasi Nasi : Bubur saring
Lauk : Ikan Lauk : telur rebus
Sayur : Sayuran Sayur :
Minum : Air dan Minum /infus : susu F 75
susu 85cc/2 jam
3 Pantangan Tidak ada
4 Kesulitan
Makan Tidak ada Reflek menelan menurun
Minum Tidak ada Reflek menelan menurun
5 Usaha – usaha
Mengatasi masalah Tidak ada Menggunakan
Nasogastric Tube (NGT)

b. Pola Eliminasi

No. Pemenuhan Di rumah Di rumah sakit


Eliminasi
BAB / BAK
1 Jumlah / waktu Pagi : 10.00 Pagi : 08.00
Siang : 15.00 Siang :14.00
Malam : 19.00 Malam : 20.00
2 Warna Kuning Muda Kuning Pekat

23
3 Bau Khas Khas
4 Konsistensi Lunak berbentuk Lunak tidak
berbentuk

5 Masalah Tidak ada Tidak diketahui OT


Eliminasi
6. Cara mengatasi Tidak ada Menggunakan
pampers
masalah Atau under pad

c. Pola Istrahat tidur

No. Pemenuhan Istrahat Di rumah Di rumah sakit


tidur
1 Jumlah / waktu Pagi :10.00 Pagi :09.00
Siang :15.00 Siang :14.0020
.00
Malam : 22.00 Malam :
2 Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada

3 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada


Gangguan tidur
4 Hal yang memper Mendengarkan cerita Kenyamanan
Mudah tidur dari orang tua Kamar
5 Hal yang memper Dibangunkan orang Sentuhan suhu kamar
Mudah bangun Tua Panas dan keributan

d. Pola kebersihan diri/ personal Hygiene :

No. Pemenuhan personal Di rumah Di rumah sakit


Hygiene
1 Frekuensi mencuci 2 kali,dalam Tidak pernah
Rambut Seminggu
2. Frekuensi Mandi 2 kali dalam sehari 1 kali dalam sehari (up)
3 Frekuensi gosok gigi 2 kali dalam sehari Tidak pernah
4 Keadaan kuku Pendek dan bersih Panjang tapi bersih

e. Aktivitas lain

24
No. Aktivitas yang Di rumah Di rumah sakit
Dilakukan
Bermain Bermain dilakukan Tidak ada tidak bisa
Dengan teman Dilakukan

f. Riwayat Sosial Ekonomi


Selama dirawat di RS pasien dibiayai pemerintah dari BPJS
Kesehatan dan dari segi ekonomi orang tua tidak mengalami masalah
keuangan.

3. Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. TD e. BB : 10,5 kg SPO2 : 95 %
b. Nadi : 90x/mnt f. TB : 90 cm
c. RR : 26/xmnt g. Rumus Borbowith : 12,9
(kurang gizi )
d. Suhu :36,9 C
0

B. Keadaan umum
C. Pemeriksaan Integumen/ Rambut dan kuku
1. Integumen
Inspeksi : Tampak lesi pada kepala, bokong kanan kiri, patella
kiri
Warna kulit : kuning langsat
2. Pemeriksaa rambut
Inspeksi dan palpasi : tidak lebat dan tidak nyeri tekan

Penyebaran rambut klien merata dan lebat , rambut klien


berwarna hitam

mengalami kerontokan tapi agak kotor

3. Pemeriksaan kuku
Kuku klien Panjang,kotor dan rapuh, crt lebih dari 2 detik
4. Keluhan klien atau orang tua, yang berhubungan dengan
penyakit kulit tidak ada
D. Pemeriksaan wajah kepala dan leher
1. Bentuk kepala klien (policephalus) / lonjong tidak ada
hematoma, tidak ada pendarahan dari kulit
2. Mata
Mata klien tidak ada memar pada kedua kelopak mata tidak
ada pendarahan pre obital konjungtiva tidak anemis respon

25
cahaya +/+ pemeriksaan dengan palpasi tidak ada nyeri tekan
pada kedua bola mata
3. Pemeriksaan telinga
Keudua telinga pasien simetris dan daun telinga normal , tidak
ada nyeri tekan pada telinga, klien mendengan walau dipanggil
pelan
4. Pemeriksaan hidung
Tidak ada deformitas tulang hidung, tidak ada epistaksis tidak
ada pernapasan cuping hidung, tidak ada luka pada daerah
hidung
5. Pemeriksaan mulut dan faring
Bibir pasien tidak mengalami kelainan bawaan , tidak
cyanosis, tidak ada pendarahan dari mulut, gigi tidak ada yang
patah
6. Pemeriksaan leher
Bentuk leher simetris , tidak ada kaku kuduk , kelenjar thyroid
tidak mengalami pembesaran tiak ada jejas dan fraktur tulang
leher
E. Pemeriksaan Abdomen
Perut pasien datar, tidak ada luka dan tidak ada jejas.

F. Pemeriksaan Muskoskeletal ( ekstremitas )


Ukuran kaki simetris , ada atrofi otot, kontruktur tidak ada
Gerakan yang tidak disadari oleh pasien. Klien tidak dapat
menggerakan kedua kaki tanpa bantuan pada ekstremitas atas,
tidak dapat digerakan tanpa bantuan, odem pada bagian punggung
kaki kanan dan kiri
Jadi di gambarkan sebagai berikut :

Ket..
I I 1. terdapat sedikit konstraksi otot tetapi
tidak ada
I I
Gerakan sendi

G. Pemeriksaan Neurologi

1. Nervus I Olfaktorius ( Pembau ) : -


2. Nervus II Opticus ( Penglihatan ): -
3. Nervus III Ocumulatorius :Pupil Isokor
4. Nervus IV Throclearis :Bola mata dapat digerakan

26
5. Nervus V Thrigeminus :Membuka dan menutup
mulut
6. Nervus VI Abdusen :Bola mata dapat digerakan
kiri dan kanan
7. Nervus VII Facialis : Ekspresi wajah menangis
8. Nervus VIII Auditorius :-
9. Nervus IX Glosopharingeal :-
10. Nervus X Vagus : Susah menelan
11. Nervus XI Accessorius : Pasien tidak bisa melihat
kiri dan kanan
12. Nervus XII Hypoglosal : Merasakan nyeri setelah
diberikan
rangsangan nyeri
GCS ( Glasgow Coma Scale )
- Eye : 4 Membuka mata spontan
- Motoric : 1 Mematuhi perintah
- Verbal : 5 Orientasi Baik dapat berbicara lancer
Total nilai 15 ( compos mentis )

H. Pemeriksaan laboratorium
Leukosit (WBC) : 5400 µl ( N :3500=10.000/µl
Eritrosit ( RBC) : 3.78 juta µl(N :4,7-6,5µl )
Trombosit ( PCT ) : 0,32 % ( N : 0,17 – 0,35 % )
Haemoglobin ( Hgb) : 11,1 g/dl (12,0 – 16,3 gr/dl )
I. Terapi yang diberikan
1. Candistatin Drop : 3 x 1ml / 8 jam ( untuk mengobati infeksi
jamur pada mulut)
2. Syrup Apecur 1x5 ml/ngt (meningkatkan nafsu makan)
3. ( vitamin meningkatkan nafsu makan daya tahan tubuh)
4. Injeksi Merophenem 3 x 400 mg / 8 jam (IV) (untuk
mengobati infeksi)
5. Salep Burnazin 2x oles/hari (untuk mengobati infeksi pada
luka)
6. Pemberian susu : F 75 ( 80 cc / 2 jam ) menggunakan NGT

27
KLASIFIKASI DATA

No DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


DS : - Orang tua mengatakan anaknya DO : Keadaan umum pasien lemah
Lemah TTV :
- Orang tua mengatakan anak mulai - S/n 90x/mnt/36,90C RR : 26x/mnt
mengalami penurunan nafsu makan SPO2 : 95% BB : 10,5 kg TB : 90 cm
diikuti
Dengan penurunan berat badan sejak juli - Kesadaran composmentis
2021. - Anak tampak kurus
- Rambut tampak kotor dan rontok
- Orang tua mengatakan sebelum dirujuk - Tulang rusuk anak terlihat
- kuku Rapuh
Saat anak dirawat di RS. Poso pada bulan - wajah seperti orang tua
Februari 2022 anak sulit menelan - Tampak lapisan lemak sangat tipis
sehingga
Dipasang selang NGT untuk makan dan - Kulit kering dan keriput
Minum - Tampak pasien sulit menelan
- Orang tua mengatakan karena tidak Dan mengunyah
dapat
Bergerak anak dibantu dalam melakukan - Tampak terpasang selang NGT
Semua aktifitasNya - Tampak otot-otot ektremitas atas dan
bawah mengecil
- Orang tua mengatakan selama dirawat - tampak anak tidak dapat menggerakkan
- tampak anak selalu dibantu dalam
memenuhi ADL-nya
Anak belum gosok gigi belum digunting Ektremitas atas dan bawah
Kukunya,dalam belum pernah cuci - Nilai kekuatan otot
rambut
- Orang tua mengatakan selama dirawat 1 1
Anak hanya dilap dengan tissue basah 1 1
- Tampak lesi pada kepala, lutut dan
Bokong pasien
-Tampak mulut dan lidah kotor
- Tampak kuku pasien Panjang tetapi
Bersih

28
Stikes Widya Nusantara Palu

ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH


DX
1 DS :
- Orang tua mengatakan anaknya
Lemah
- Orang tua mengatakan anak mulai
Mengalami penurunan nafsu
makan
Diikuti dengan penurunan berat
Badan sejak juli 2021
- Orang tua mengatakan sebelum di
rujuk saat anak dirawat di RS Poso
pada bulan februari 2022 anak sulit
menelan sehingga dipasang selang
NGT untuk makan dan minum Ketidakmampuan Defisit Nutrisi
Menelan makanan
DO- Keadaan umum pasien :
Lemah
- Kesadaran komposmentis
- Tanda-tana vital
S : 36,9 RR 26x/ mnt BB 10,5 kg
N : 90x/mnt SPO2 : 95% TB : 90 cm
- Anak tampak kurus
-Tulang rusuk anak terlihat
-Wajah seperti orang tua
-Tampak lapisan lemak sangat tipis
-Kulit kering dan keriput
-Rambut kotor dan rontok
-Kuku rapuh
-Tampak pasien sulit mengunyah

29
Dan menelan
-Tampak terpasang NGT

Stikes Widya Nusantara Palu

ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH


DX
2 DS : -Orang tua mengatakan
anaknya
Lemah
- Orang tua mengatakan karena
tidak
Dapat bergerak anak dibantu dalam
Melakukan semua aktifitasnya

DO.- Keadaan umum pasien lemah


- Kesadaran compos mentis tanda
Tanda vital Penurunan Kekuatan Otot Gangguan mobilitas Fisik
S : 36,9 RR : 26 x/mnt
N : 90x/mnt SPO2 : 95%
BB : 10,5 kg TB : 90 cm
-Tampak otot-otot ekstremitas atas
Dan bawah mengecil
-Tampak anak tidak dapat
Menggerakan ekstremitas atas
Dan bawah

- Nilai kekuatan otot


1 1
1 1
- Tampak anak selalu dibantu
Dalam memenuhi ADLnya

30
-Tampak lesi pada kepala lutut
Dan bokong

Stikes Widya Nusantara Palu

No DATA ETIOLOGI MASALAH


DX
3 DS : -Orang tua mengatakan
anaknya
Lemah
- Orang tua mengatakan karena
tidak
Dapat bergerak anak dibantu dalam
Melakukan semua aktifitasnya

DO.- Keadaan umum pasien lemah


- Kesadaran compos mentis tanda
Tanda vital Kelemahan Deficit perawatan Diri
S : 36,9 RR : 26 x/mnt
N : 90x/mnt SPO2 : 95%
BB : 10,5 kg TB : 90 cm

-Tampak mulut dan lidah kotor


- Tampak rambut kotor dan rontok
-Tampak kuku anak panjang
Tetapi bersih
- Tampak anak selalu dibantu
Dalam memenuhi ADLnya

31
Stikes Widya Nusantara Palu

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)

32
Dx 1 1/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak masih susah menelan
- Orang tua mengatakan nafsu makan anak masih
berkurang
- Orang tua mengatakan berat badan anak masih
kurang
O - Keadaan umum anaka masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,9oC Bb: 10,5kg SPO2 :95%
N: 90x/Mnt Rr :26x/Mnt Tb :90cm
- Anak tampak kurus
- Tulang rusuk anak terlihat kulit kering dan keriput
- Rambut rontok dan kotor
- Kuku tampak rapuh
- NGT masih terpasang Baik
- Tampak Pasien masih sulit mengunyah dan Menelan

A : Masalah Defisit Nutrisi belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,2,4,6

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)

33
Dx 1 2/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak masih susah menelan
- Orang tua mengatakan nafsu makan anak masih
berkurang
- Orang tua mengatakan berat badan anak naik sedikit
O - Keadaan umum anaka masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 37oC Bb: 10,7kg SPO2 :99%
N: 118x/Mnt Rr :22x/Mnt Tb :90cm
- Bb :10,7kg ada kenanikan Bb 200 gram dari berat
badan awal 10,5 kg
- Tulang rusuk anak terlihat kulit kering dan keriput
- Rambut mulai bersih tapi masih rontok
- Kuku tampak rapuh
- NGT masih terpasang Baik
- Tampak Pasien masih sulit mengunyah dan Menelan

A : Masalah Defisit Nutrisi belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,2,4,6

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)

34
Dx 1 3/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak sedikit mulai
mengunyah dan menelan
- Orang tua mengatakan anak mulai ada sedikit nafsu
makan
- Orang tua mengatakan berat badan anak bertambah
lagi sedikit
O - Keadaan umum anaka masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,8oC Bb: 11kg SPO2 :100%
N: 112x/Mnt Rr :22x/Mnt Tb :90cm
- Bb :11kg ada kenaikan Bb 500 gram dari berat badan
awal 10,5 kg
- Anak masih tampak kurus
- Kulit anak tidak terlihat kering tapi masih keriput
- Rambut mulai bersih tapi masih rontok
- Kuku tampak rapuh
- NGT masih terpasang Baik
- Tampak Pasien mulai pelan-pelan mengunyah dan
Menelan susu f75 1 sendok /oral yang diberikan
sedikit demi sedikit

A : Masalah Defisit Nutrisi belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

1. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum


pasien
2. Monitor berat badan pasien
4. berikan makanan tinggi energy dan tinggi protein
6. kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi

I: 1. Melakukan observasi tanda-tanda vital dan


keadaan umum pasien
2. memberikan diet tinggi energy tinggi protein
kolaborasi dokter anak dan ahli gizi
3. Memberikan diet susu hasil kolaborasi antara
dokter
Diet susu F75 130 ml/3 jam via NGT
4. Menimbang berat badan pasien
E : - Kekuatan otot mengunyah sedang
- Kekuatan otot menelan sedang
- Nafsu makan anak sedang
- Asupan nutrisi cukup meningkat

35
- Berat badan meningkat 500 gram dari beraat badan awal

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)

36
Dx 2 1/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya

O - Keadaan umum anaka masih lemah


- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,9oC SPO2 :95%
N: 90x/Mnt Rr :26x/Mnt
- Tampak anak belum dapat menggerakkan
ekstremitas atas dan bawah
- Tampak otot-otot ekstremitas atas dan bawah masih
kecil
- Nilai kekuatan otot belum mengalami peningkatan
1 1


1 1

- Anak masih dibantu dalam memenuhi adl-nya


- Tampak luka lesi pada kepala, lutut dan bokong
masih agak basah

A : Masalah Gangguan Mobilitas fisik belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)

37
Dx 2 2/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya

O - Keadaan umum anaka masih lemah


- Kesadaraan Composmentis
- S: 37oC SPO2 :99%
N:118x/Mnt Rr :22x/Mnt
- Tampak anak belum dapat menggerakkan
ekstremitas atas dan bawah
- Tampak otot-otot ekstremitas atas dan bawah masih
kecil
- Nilai kekuatan otot belum mengalami peningkatan
1 1


1 1

- Anak masih dibantu dalam memenuhi adl-nya


- Tampak luka lesi pada kepala, lutut dan bokong
sudah agak kering

A : Masalah gangguan Mobilitas fisik belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4

NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)

38
Dx 2 3/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya
O - Keadaan umum anaka masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,8oC SPO2 :100%
N:112x/Mnt Rr :22x/Mnt
- Tampak anak belum dapat menggerakkan
ekstremitas atas dan bawah
- Tampak otot-otot ekstremitas atas dan bawah masih
kecil
- Nilai kekuatan otot belum mengalami peningkatan
1 1


1 1

- Anak masih dibantu dalam memenuhi adl-nya


- Tampak luka lesi pada kepala, lutut dan bokong
sudah mulai kering

A : Masalah gangguan Mobilitas fisik belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4

I : 1. Melakukan observasi tanda-tanda vital dan keadaan


umum pasien
2. mengubah posisi pasien setiap 2 jam dan edukasi
orang tua agar dapat melanjutkan tindakan ini saat
pulang selama anak mengalami keterbatasn gerak
3. memberikan latihan gerak rom pasif dengan
melibatkan orang tua agar orangtuadapat
melanjutkan gerak rom pasif saat pasien pulang
4. memberikan obat injeksi antibiotic hasil kolaborasi
dengan dokter : Injeksi meropenem 1 gr/8jam/iv
5. memberikan obat salep hasil kolaborasi dengan
dokter (burnacin 2x oles/hari)
E - Kekuatan otot belum meningkat
- Kaku sendi belum menurun
CATATAN PERKEMBANGAN

NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)

39
Dx 3 1/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya
- Orang tua mengatakan tidak akan menggunakan
tissue basah saat mengelap anak tetapi akan
memakai sabun dan air
- Orang tua mengatakan rambut anak mulai bersih,
kuku sudah pendek dan bersih, mulut masih kotor,
dan kulit masih tampak terkelupas
O - Keadaan umum anak masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,9oC SPO2 :95%
N: 90x/Mnt Rr :26x/Mnt
- Tampak mulut dan lidah pasien masih agak kotor
setelah dibersihkan
- Tampak rambut anak mulai bersih tapi masih rontok
- Tampak kuku anak sudah pendek dan bersih setelah
digunting
- Tampak anak masih dibantu orang tuanya dan
perawat dalam memenuhi ADL-nya
- Tampak badan anak mulai berih tetapi masih
nampak kulit terkelupas

A : Masalah Defisit perawatan diri belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,2,4

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)

40
Dx 3 2/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya
- Orang tua mengatakan tidak akan menggunakan
tissue basah saat mengelap anak tetapi sudah
memakai sabun dan air
- Orang tua mengatakan rambut anak mulai bersih,
kuku sudah pendek dan bersih, mulut masih kotor,
dan kulit masih tampak terkelupas
O - Keadaan umum anak masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 37oC SPO2 :99%
N: 118x/Mnt Rr :22x/Mnt
- Tampak mulut dan lidah pasien masih agak kotor
setelah dibersihkan
- Tampak rambut anak mulai bersih tapi masih rontok
- Tampak kuku masih pendek dan bersih
- Tampak anak masih dibantu orang tuanya dan
perawat dalam memenuhi ADL-nya
- Tampak badan anak mulai bersih tetapi kulit nampak
sedikit terkelupas

A : Masalah Defisit perawatan diri belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,2,4

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)

41
Dx 3 3/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya
- Orang tua mengatakan akan melanjutkan perawatan
diri yang diajarkan perawat kepada anak.
- Orang tua mengatakan akan melanjutkan perawatan
diri yang diajarkan oleh perawat kepada anak
- Orang tua mengatakan setelah 3 hari perawatan
dilakukan perawatan diri pada anaknya badan rambut
mulut dan kuku sudah mulai bersih
O - Keadaan umum anaka masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,8oC SPO2 :100%
N: 112x/Mnt Rr :22x/Mnt
- Tampak mulut dan lidah pasien mulai bersih
- Tampak rambut anak mulai bersih tetapi masih
rontok
- Tampak kuku masih pendek dan bersih
- Tampak anak masih dibantu orang tuanya dan
perawat dalam memenuhi ADL-nya
- Tampak badan anak mulai berih dan tidak nampak
kulit terkelupas

A : Masalah Defisit perawatan diri mulai teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,2,4


1. Monitor kebersihan tubuh,mulut, rambut, kulit dan
kuku
2. Sediakan peralan perawatan diri sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi dengan tim medis/dokter tentang
pemberian obat oral untuk mengatasi jamur dan
bakteri di mulut
I : 1.memonitor kebersihan tubuh, mulut, rambut, kulit
dan kuku
2. menyediakan peralatan perawatan sesuai kebutuhan
pasien
3. melakukan perawatan diri : memandikan,
membersihkan rambut dan membersihkan mulut
4. memberikan obat oral untuk mulut yang berguna
untuk mengobati jamur pada rongga mulut hasil
kolaboratif dari dokter anak :
Candistatin drop 3x1ml/oral
E Kebersihan diri cukup meningkat

42
DOKUMENTASI

43
DAFTAR PUSTAKA

Amin Z, Bahar A(2017). Tuberkulosis paru.Dalam : Aru W,Sudoyo B S,Idrus


A,Marcellus S,Siti S,ed.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi ke-6 Jilid I.
Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia,pp : 863-71.
Amin HN & Hardhi K (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC_NIC. Jilid 3. Jogjakarta: MediAction Publishing
Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. (2018). Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8. Singapore: Elsevier.
Corwin E.J., 2018. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC,Jakarta.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta; Kemeterian
Kesehatan Republik Indonesia. 2017.
PDPI (2011). Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis diIndonesia.
Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Smeltzer, Suzanne C. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta: EGC.
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2
(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.
World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report
2015.Switzerland. 2017.

44
45

Anda mungkin juga menyukai