G DI
RUANGAN RATNA CEMPAKA RUMAH SAKIT WOODWARD
KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
02 Maret s.d 14 Maret 2022
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I
MAHASISWA PROFESI NERS
1. AZIZ ANANG SAPUTRO (2021032016)
2. SANAWIAH (2021032090)
3. STEVANI SUSILIA (2021032107)
4. NILUH PUTRI ZEIN (2021032064)
5. ADRIAN PRASETYO (2021032001)
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I
ii
LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL
Mengetahui :
Ns. Juwita Meldasari Tebisi M.Kes Ns. Elifa Ihda Rahmayanti,S.Kep., M.Kep
NIK. 0902610900004 NIK. 20120901025
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia Nya sehingga laporan seminar kasus kelompok dapat terselesaikan.
Adapun penyakit yang menjadi seminar kasus kelompok yaitu dengan diagnose
medis Marasmus
1. Pihak Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu yang telah
memfasilitasi dalam pelaksanaan praktek lapangan.
2. Direktur Rumah Sakit Rs. Woodward Palu Provinsi Sulawesi Tengah yang
telah bersedia mengizinkan penulis untuk dapat melaksanakan praktek
lapangan.
3. Bidang Keperawatan Rs. Woodward Palu Provinsi Sulawesi Tengah
4. Ns. Juwita Meldasari Tebisi S.Kep, M.Kes & Dr.Tigor H. Situmorang M.H.,
M.Kes selaku Clinical Instructor Institusi STIKes Widya Nusantara Palu.
5. Ns. Ni Ketut Margawati S.Kep selaku Clinical Instructor Lahan Di Ruangan
Ratna Cempaka Rumah Sakit Woodward Palu.
6. Perawat-perawat senior di ruangan Ratna Cempaka yang telah banyak
memberikan ilmu selama pelaksanaan praktek lapangan.
7. Teman-teman kelompok yang banyak membantu dan memberikan motivasi
terhadap satu sama lain.
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Gizi buruk merupakan salah satu penyebab tersering kesakitan dan kematian
anak di dunia. Kecukupan nutrisi sangat penting agar selaras dengan masa tumbuh
dan merupakan investasi untuk generasi yang lebih baik . remaja putri yang
mengalami malnutrisi akan meningkatkan resiko mortalitas dan morbiditas yang
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan dan kemungkinan melahirkan
anak dengan berat lahir rendah. Hal ini merupakan siklus malnutrisi antar generasi
yang harus di putus (WHO,2016).
Marasmus yaitu suatu kondisi dimana penderita mengalami penurunan berat
badan lebih dari 10% dari berat badan sebelumnya dalam 3 bulan terakhir.
Kriteria lain yang digunakan adalah apabila saat pengukuran berat badan kurang
dari 90% berat badan ideal berdasarkan tinggi badan (Rani, 2017) malnutrisi jenis
marasmus adalah suatu bentuk malgizi protein dan energi kelaparan, dan semua
unsur diet kurang (Sodikin 2018).
Di Indonesia masalah nutrisi atau gizi buruk masih menjadi salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama. Sekitar 5 juta anak balita (27,5%)yang
kekurangan gizi, lebih kurang 3,6 juta anak(19,2%) dalam tingkat gizi kurang dan
1,5 juta anak gizi buruk . (Kemenkes RI, 2017).
Komplikasi yang terjadi pada penderita marasmus yaitu penurunan sistem imun,
penurunan tingkat kesadaran, kekuatan menurun termasuk kekuatan otot-otot
pernapasan dan penurunan fungsi jantung (Rani 2018).
B. Etiologi
Etiologi dari penyakit marasmus antara lain masukkan gizi yang tidak
adekuat, kebiasaan makan yang tidak tepat, kelainan metabolic dan malabsorbsi,
malformasi kongenital pada saluran pencernaan, penyakit ginjal menahun
(Arisman 2017)
6
C. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi
1) Usus Halus
Usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pylorus dan berakhir pada seikum panjangnya ± 6m,
merupakan saluran paling Panjang tempat proses pencernaan dan absorbs
hasil pencernaan.
a) Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, melekung
dan pada pada lengkungan ini terdapat pancreas. Bagian kanan
duodenum terdapat selaput lendir yang yang membukit disebut
papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang
banyak mengandung kelenjar, kelenjar ini disebut kelenjar-kelenjar
bruner berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.
b) Ileum
Mempunyai Panjang sekitar ± 4-5. Ujung dibawah ileum
berhubungan dengan dengan seikum dengan seikum dengan
perataraan lubang yang bernama orifisium ilesekalis.
2) Usus besar
Bagian -bagian usus besar adalah
a) . Seikum
Dibawah seikum terdapat apendiks vermiformis yang
berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbal cacing.
b) . Kolon asendens
Panjangnya ± 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah
kanan membujur ke atas dari ileum kebawah hati.
c) . Kolon transversum
Panjangnya ± 38 cm dari kolon asenden sampai ke kolon
desenden berada di bawah abdomen.
7
d) . Apendiks
Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari
akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih
memungkinkan dilewati oleh beberapa isi usus
e) . Kolon desendens
Panjangnya ± 25 c, terletak dibawah abdomen bagian kiri
bersambung dengan kolon sigmoid
f) . Kolon Sigmoid
Merupakan lanjutan dari kolon disendens terletaka miring
dalam rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai S. ujung
bawahnya berhubungan dengan rektum
3) Rektum dan anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaaan yang
menghubungkan rectum dengan udara luar terletak di dasar pelvis
dindingya iperkuat oleh 3 spinter yaitu spinter ani interus bekerja tidak
menurut kehendak, spinter levatop ani bekerja tidak menurut kehendak
dan spinter ani ani eksternal bekerja menurut kehendak.
2. Fisiologi
1) Usus Halus
Usus halus antara lain menerima zat-zat makanan yang sudah
dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran
limfe.
a). Sel Endokrin
Disini banyak ditemukan sel endokrin berupa
enterokromafin dan memproduksi serotonin yang mempunyai peranan
penting dalam pengendalian usus dan pasokan darah.
b). Sel Paneth
Keberadaannya pada epitel metaplastic memberi petunjuk
kemungkinan memproduksi faktor local yang meregulasi sel
proliferasi dan berdiferensiasi.
8
c). Kelenjar Brunner
Berupa kumpulan asinus yang mensekresi banyak mucus
yang berfungsi untuk melindungi mukosa terhadap serangan asam
pada duodenum proksimal
d). Kelenjar Limfoid
Jaringan ikat mukosa yang mengandung banyak limfatik
(laktasol), kapiler darah, sel limfosit yang infiltrative, sel plasma,
eosinophil dan sel mast.
2) Usus besar
Banyak bakteri yang terdapat dalam usus besar berfungsi mencerna
bahan makanan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus
besar juga berfungsi membuat zat-zat penting seperti vitamin K. bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotic bisa
menyebabkan gangguan bakteri di dalam usus besar.
3) Rektum Dan Anus
Merupakan bagian yang berawal dari ujung usus besar dan berakhir
dianus. Biasanya rektum ini kosong karena disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk kedalam rectum maka, timbul keinginan untuk BAB. Anus merupakan
lubang diujung saluran pencernaaan dimanan bahan limbah keluar dari tubuh.
D. Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi jika kebutuhan tubuh akan kalori,
protein atau kedunya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan
memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemapuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat
penting untuk mempertahankan kehidupan. Karbohidrat (glukosa) dapat
dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga 25
jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi
setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah
9
menjadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak
dipecah menjadi asam lemak dan keton sebagai sumber energi. Tubuh akan
mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira
kehilangan separuh dari tubuh (Muchsan Lubis 2017).
10
E. Pathway
GIZI BURUK
MARASMUS
Kebutuhan Tubuh
terus meningkat
Metabolisme Penyusutan
menurun Jaringan
Penurunan Kelemahan
Kekuatan Otot Defisit Nutrisi
Kondisi Bedrest
Gangguan Mobilitas Fisik
11
F. Manifestasi Klinis
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan
kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor
pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan
hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama
beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat
kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya
normal, nadi mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewe, tetapi
kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat
muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering,
tinja berisi mukus dan sedikit.
Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut :
1. Badan kurus kering tampak seperti orangtua
2. Lethargi
3. Irritable
4. Kulit keriput (turgor kulit jelek)
5. Ubun-ubun cekung pada bayi
6. Jaringan subkutan hilang
7. Malaise
8. Kelaparan
9. Apatis
G. Pemeriksaan Diagnosis
12
Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm
pada wanita.
4). Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa,
H. Penatalaksaan
1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang
kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan,
pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil
laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
13
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ada ada urutan-urutan kegiatan yang
dilakukan yaitu:
a. Identitas klien
Nama, umur, kuman TBC menyerang semua umur, jenis kelamin,
tempat tinggal, pekerjaan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit
yang dirasakan saat ini.
c. Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit-penyakit yang diderita oleh penderita yang
sehubungan dengan tuberkulosis antara lain ISPA, efusi pleura serta
tuberkulosis yang kembali aktif.
d. Riwayat penyakit keluarga
Mencari diantara anggota keluarga pada tuberkulosis yang menderita
penyakit tersebut sehingga diteruskan penularannya.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem integumen
b. Sistem pernafasan
c. Sistem pengindraan
d. Sistem kardiovaskular
e. Sistem Gastrointestinal
f. Sistem muskuloskeletal
g. Sistem neurologis
h. Sistem genetalia
A. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan jalan nafas b.d akumulasi sekret kental atau sekret
darah
2. Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan membran alveoler-kapiler
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
14
4. Hipertermi b.d proses inflamasi
5. Risiko infeksi
B. Rencana Keperawatan
1. Ketidak efektifan jalan nafas b.d akumulasi sekret kental atau sekret
darah
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Ketidak efektifan jalan NOC : NIC :
nafasberhubungan Respiratory status : Pastikan kebutuhan oral /
dengan: Ventilation tracheal suctioning.
- Infeksi, disfungsi Respiratory status : Berikan O2 ……l/mnt,
neuromuskular, Airway patency metode………
hiperplasia dinding Aspiration Control Anjurkan pasien untuk
bronkus, alergi jalan Setelah dilakukan tindakan istirahat dan napas dalam
nafas, asma, trauma keperawatan selama Posisikan pasien untuk
- Obstruksi jalan nafas : …………..pasien memaksimalkan ventilasi
spasme jalan nafas, menunjukkan keefektifan Lakukan fisioterapi dada
sekresi tertahan, jalan nafas dibuktikan jika perlu
banyaknya mukus, dengan kriteria hasil : Keluarkan sekret dengan
adanya jalan nafas Mendemonstrasikan batuk atau suction
buatan, sekresi bronkus, batuk efektif dan suara Auskultasi suara nafas,
adanya eksudat di nafas yang bersih, tidak catat adanya suara
alveolus, adanya benda ada sianosis dan tambahan
asing di jalan nafas. dyspneu (mampu Berikan bronkodilator :
mengeluarkan sputum, - ………………………
DS: bernafas dengan mudah, - ……………………….
- Dispneu tidak ada pursed lips) - ………………………
DO: Menunjukkan jalan Monitor status
- Penurunan suara nafas nafas yang paten (klien hemodinamik
- Orthopneu tidak merasa tercekik,
Berikan pelembab udara
- Cyanosis irama nafas, frekuensi
Kassa basah NaCl
- Kelainan suara nafas pernafasan dalam
Lembab
(rales, wheezing) rentang normal, tidak
Berikan antibiotik :
- Kesulitan berbicara ada suara nafas
…………………….
- Batuk, tidak efekotif abnormal)
…………………….
atau tidak ada Mampu
Atur intake untuk cairan
- Produksi sputum mengidentifikasikan
mengoptimalkan
- Gelisah dan mencegah faktor
keseimbangan.
- Perubahan frekuensi yang penyebab.
Monitor respirasi dan
dan irama nafas Saturasi O2 dalam batas
status O2
normal
Pertahankan hidrasi yang
15
Foto thorak dalam batas adekuat untuk
normal mengencerkan sekret
Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang
penggunaan peralatan :
O2, Suction, Inhalasi.
16
normal Auskultasi suara nafas,
Status neurologis dalam catat area penurunan /
batas normal tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan
Monitor TTV, AGD,
elektrolit dan ststus
mental
Observasi sianosis
khususnya membran
mukosa
Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang
persiapan tindakan dan
tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, Suction,
Inhalasi)
Auskultasi bunyi jantung,
jumlah, irama dan denyut
jantung
17
- Makan dengan Penurunan berat badan pasien mengenai
respon eksternal 1-2 pounds/mgg risiko yang
(misalnya : situasi Menggunakan energy berhubungan dengan
sosial, sepanjang untuk aktivitas sehari BB berlebih dan
hari) hari penurunan BB
- Dilaporkan atau Motivasi pasien
diobservasi adanya untuk merubah
disfungsi pola kebiasaan makan
makan (misal : Perkirakan BB badan
memasangkan ideal pasien
makanan dengan
aktivitas yang lain) Nutrition Management
- Konsentrasi intake Kaji adanya alergi
makanan pada makanan
menjelang malam Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
intake Fe
Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan
kalori
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan
pasien untuk
18
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Weight reduction
Assistance
Fasilitasi keinginan
pasien untuk
menurunkan BB
Perkirakan bersama
pasien mengenai
penurunan BB
Tentukan tujuan
penurunan BB
Beri pujian/reward
saat pasien berhasil
mencapai tujuan
Ajarkan pemilihan
makanan
19
udara
Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
Monitor hidrasi
seperti turgor kulit,
kelembaban
membran mukosa)
5. Risiko infeksi
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
Risiko infeksi NOC : NIC :
Immune Status Pertahankan teknik aseptif
Faktor-faktor risiko : Knowledge : Batasi pengunjung bila perlu
- Prosedur Infasif Infection control Cuci tangan setiap sebelum
- Kerusakan jaringan Risk control dan sesudah tindakan
dan peningkatan Setelah dilakukan keperawatan
paparan lingkungan tindakan keperawatan Gunakan baju, sarung tangan
- Malnutrisi selama…… pasien tidak sebagai alat pelindung
- Peningkatan mengalami infeksi Ganti letak IV perifer dan
paparan lingkungan dengan kriteria hasil: dressing sesuai dengan
patogen Klien bebas dari petunjuk umum
- Imonusupresi tanda dan gejala Gunakan kateter intermiten
- Tidak adekuat infeksi untuk menurunkan infeksi
pertahanan Menunjukkan kandung kencing
sekunder kemampuan untuk
Tingkatkan intake nutrisi
(penurunan Hb, mencegah timbulnya
Berikan terapi
Leukopenia, infeksi
antibiotik:.................................
penekanan respon Jumlah leukosit
Monitor tanda dan gejala
inflamasi) dalam batas normal
infeksi sistemik dan lokal
- Penyakit kronik Menunjukkan
Pertahankan teknik isolasi k/p
- Imunosupresi perilaku hidup sehat
- Malnutrisi Status imun, Inspeksi kulit dan membran
- Pertahan primer gastrointestinal, mukosa terhadap kemerahan,
tidak adekuat genitourinaria dalam panas, drainase
(kerusakan kulit, batas normal Monitor adanya luka
trauma jaringan, Dorong masukan cairan
gangguan Dorong istirahat
peristaltik) Ajarkan pasien dan keluarga
20
tanda dan gejala infeksi
21
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
BIODATA PASIEN
1. Nama : An.G
2. Umur : 8 Tahun ( 28 – 09 – 2014 )
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. No. Register : 64 – 48 – 16
5. Alamat : Desa Owini
6. Status : Anak
7. Keluarga terdekat : Felix A (Ayah)
8. Diagnosa Medis : Gizi Buruk
1. Anamnese
A. Keluhan Utama ( Alasan MRS)
Saat masuk rumah sakit : Orang tua mengatakan anak mengalami
penurunan berat badan Sejak bulan juli 2021
Saat di kaji : Orang tua mengatakan anak mengalami
penurunan berat badan Sejak bulan Juli 2021
B. Riwayat kesehatan sekarang
Orang tua mengatakan sebelum anak mengalami penurunan berat
badan anak pernah 2x dirawat dipuskesmas dengan keluhan kejang. Saat
pertama kali pasien dirawat di RS Poso tahun 2020 pasien didiagnosis
epilepsy diberikan terapi epilepsi, tetapi terapi tidak berlanjut. Bulan Juli
2021pasien dirawat di RS Poso dan didiagnasis TB dan thypes. Mendapat
pengobatan TB hanya 5 hari , karena menurut penjelasan dari tim medis
fungsi hati anak meningkat sehingga pengobatan TB dihentikan. Sejak
saat itu menurut orang tua nafsu makan akan mulai menurun , diikuti dari
penurunan berat badan anak . Bulan februari 2022 anak kembali dirawat
di RS Poso dengan TB dan gizi buruk mendapat pengobatan TB selama 2
minggu dan dipasang selang nasogastric tube (NGT) untuk makan dan
minum karena pasien susah menelan. karena pasien mengalami
thrombositopenia dan tidak dapat ditangani. Pasien dirujuk ke RS type B
22
karena tidak mendapat tempat di RS type B pasien Ibawa ke RS
Woodward. Saat di IGD dilakukan observasi tanda-tanda vital sign :
S/n : 36,6/82x/mnt Rr : 27x / mnt SPO2 : 95 % Gcs : E: 4 V : 3
M :2
Skor : 9 (somnolen) dilakukan cek lab darah rutin hasil trombosit dalam
batas normal. Pasien dirawat diruang anak dengan gizi buruk dan TB
b. Pola Eliminasi
23
3 Bau Khas Khas
4 Konsistensi Lunak berbentuk Lunak tidak
berbentuk
e. Aktivitas lain
24
No. Aktivitas yang Di rumah Di rumah sakit
Dilakukan
Bermain Bermain dilakukan Tidak ada tidak bisa
Dengan teman Dilakukan
3. Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. TD e. BB : 10,5 kg SPO2 : 95 %
b. Nadi : 90x/mnt f. TB : 90 cm
c. RR : 26/xmnt g. Rumus Borbowith : 12,9
(kurang gizi )
d. Suhu :36,9 C
0
B. Keadaan umum
C. Pemeriksaan Integumen/ Rambut dan kuku
1. Integumen
Inspeksi : Tampak lesi pada kepala, bokong kanan kiri, patella
kiri
Warna kulit : kuning langsat
2. Pemeriksaa rambut
Inspeksi dan palpasi : tidak lebat dan tidak nyeri tekan
3. Pemeriksaan kuku
Kuku klien Panjang,kotor dan rapuh, crt lebih dari 2 detik
4. Keluhan klien atau orang tua, yang berhubungan dengan
penyakit kulit tidak ada
D. Pemeriksaan wajah kepala dan leher
1. Bentuk kepala klien (policephalus) / lonjong tidak ada
hematoma, tidak ada pendarahan dari kulit
2. Mata
Mata klien tidak ada memar pada kedua kelopak mata tidak
ada pendarahan pre obital konjungtiva tidak anemis respon
25
cahaya +/+ pemeriksaan dengan palpasi tidak ada nyeri tekan
pada kedua bola mata
3. Pemeriksaan telinga
Keudua telinga pasien simetris dan daun telinga normal , tidak
ada nyeri tekan pada telinga, klien mendengan walau dipanggil
pelan
4. Pemeriksaan hidung
Tidak ada deformitas tulang hidung, tidak ada epistaksis tidak
ada pernapasan cuping hidung, tidak ada luka pada daerah
hidung
5. Pemeriksaan mulut dan faring
Bibir pasien tidak mengalami kelainan bawaan , tidak
cyanosis, tidak ada pendarahan dari mulut, gigi tidak ada yang
patah
6. Pemeriksaan leher
Bentuk leher simetris , tidak ada kaku kuduk , kelenjar thyroid
tidak mengalami pembesaran tiak ada jejas dan fraktur tulang
leher
E. Pemeriksaan Abdomen
Perut pasien datar, tidak ada luka dan tidak ada jejas.
Ket..
I I 1. terdapat sedikit konstraksi otot tetapi
tidak ada
I I
Gerakan sendi
G. Pemeriksaan Neurologi
26
5. Nervus V Thrigeminus :Membuka dan menutup
mulut
6. Nervus VI Abdusen :Bola mata dapat digerakan
kiri dan kanan
7. Nervus VII Facialis : Ekspresi wajah menangis
8. Nervus VIII Auditorius :-
9. Nervus IX Glosopharingeal :-
10. Nervus X Vagus : Susah menelan
11. Nervus XI Accessorius : Pasien tidak bisa melihat
kiri dan kanan
12. Nervus XII Hypoglosal : Merasakan nyeri setelah
diberikan
rangsangan nyeri
GCS ( Glasgow Coma Scale )
- Eye : 4 Membuka mata spontan
- Motoric : 1 Mematuhi perintah
- Verbal : 5 Orientasi Baik dapat berbicara lancer
Total nilai 15 ( compos mentis )
H. Pemeriksaan laboratorium
Leukosit (WBC) : 5400 µl ( N :3500=10.000/µl
Eritrosit ( RBC) : 3.78 juta µl(N :4,7-6,5µl )
Trombosit ( PCT ) : 0,32 % ( N : 0,17 – 0,35 % )
Haemoglobin ( Hgb) : 11,1 g/dl (12,0 – 16,3 gr/dl )
I. Terapi yang diberikan
1. Candistatin Drop : 3 x 1ml / 8 jam ( untuk mengobati infeksi
jamur pada mulut)
2. Syrup Apecur 1x5 ml/ngt (meningkatkan nafsu makan)
3. ( vitamin meningkatkan nafsu makan daya tahan tubuh)
4. Injeksi Merophenem 3 x 400 mg / 8 jam (IV) (untuk
mengobati infeksi)
5. Salep Burnazin 2x oles/hari (untuk mengobati infeksi pada
luka)
6. Pemberian susu : F 75 ( 80 cc / 2 jam ) menggunakan NGT
27
KLASIFIKASI DATA
28
Stikes Widya Nusantara Palu
ANALISA DATA
29
Dan menelan
-Tampak terpasang NGT
ANALISA DATA
30
-Tampak lesi pada kepala lutut
Dan bokong
31
Stikes Widya Nusantara Palu
CATATAN PERKEMBANGAN
NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)
32
Dx 1 1/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak masih susah menelan
- Orang tua mengatakan nafsu makan anak masih
berkurang
- Orang tua mengatakan berat badan anak masih
kurang
O - Keadaan umum anaka masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,9oC Bb: 10,5kg SPO2 :95%
N: 90x/Mnt Rr :26x/Mnt Tb :90cm
- Anak tampak kurus
- Tulang rusuk anak terlihat kulit kering dan keriput
- Rambut rontok dan kotor
- Kuku tampak rapuh
- NGT masih terpasang Baik
- Tampak Pasien masih sulit mengunyah dan Menelan
CATATAN PERKEMBANGAN
NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)
33
Dx 1 2/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak masih susah menelan
- Orang tua mengatakan nafsu makan anak masih
berkurang
- Orang tua mengatakan berat badan anak naik sedikit
O - Keadaan umum anaka masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 37oC Bb: 10,7kg SPO2 :99%
N: 118x/Mnt Rr :22x/Mnt Tb :90cm
- Bb :10,7kg ada kenanikan Bb 200 gram dari berat
badan awal 10,5 kg
- Tulang rusuk anak terlihat kulit kering dan keriput
- Rambut mulai bersih tapi masih rontok
- Kuku tampak rapuh
- NGT masih terpasang Baik
- Tampak Pasien masih sulit mengunyah dan Menelan
CATATAN PERKEMBANGAN
NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)
34
Dx 1 3/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak sedikit mulai
mengunyah dan menelan
- Orang tua mengatakan anak mulai ada sedikit nafsu
makan
- Orang tua mengatakan berat badan anak bertambah
lagi sedikit
O - Keadaan umum anaka masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,8oC Bb: 11kg SPO2 :100%
N: 112x/Mnt Rr :22x/Mnt Tb :90cm
- Bb :11kg ada kenaikan Bb 500 gram dari berat badan
awal 10,5 kg
- Anak masih tampak kurus
- Kulit anak tidak terlihat kering tapi masih keriput
- Rambut mulai bersih tapi masih rontok
- Kuku tampak rapuh
- NGT masih terpasang Baik
- Tampak Pasien mulai pelan-pelan mengunyah dan
Menelan susu f75 1 sendok /oral yang diberikan
sedikit demi sedikit
P : Lanjutkan Intervensi
35
- Berat badan meningkat 500 gram dari beraat badan awal
CATATAN PERKEMBANGAN
NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)
36
Dx 2 1/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya
┼
1 1
CATATAN PERKEMBANGAN
NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)
37
Dx 2 2/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya
┼
1 1
NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)
38
Dx 2 3/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya
O - Keadaan umum anaka masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,8oC SPO2 :100%
N:112x/Mnt Rr :22x/Mnt
- Tampak anak belum dapat menggerakkan
ekstremitas atas dan bawah
- Tampak otot-otot ekstremitas atas dan bawah masih
kecil
- Nilai kekuatan otot belum mengalami peningkatan
1 1
┼
1 1
NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)
39
Dx 3 1/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya
- Orang tua mengatakan tidak akan menggunakan
tissue basah saat mengelap anak tetapi akan
memakai sabun dan air
- Orang tua mengatakan rambut anak mulai bersih,
kuku sudah pendek dan bersih, mulut masih kotor,
dan kulit masih tampak terkelupas
O - Keadaan umum anak masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,9oC SPO2 :95%
N: 90x/Mnt Rr :26x/Mnt
- Tampak mulut dan lidah pasien masih agak kotor
setelah dibersihkan
- Tampak rambut anak mulai bersih tapi masih rontok
- Tampak kuku anak sudah pendek dan bersih setelah
digunting
- Tampak anak masih dibantu orang tuanya dan
perawat dalam memenuhi ADL-nya
- Tampak badan anak mulai berih tetapi masih
nampak kulit terkelupas
CATATAN PERKEMBANGAN
NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)
40
Dx 3 2/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya
- Orang tua mengatakan tidak akan menggunakan
tissue basah saat mengelap anak tetapi sudah
memakai sabun dan air
- Orang tua mengatakan rambut anak mulai bersih,
kuku sudah pendek dan bersih, mulut masih kotor,
dan kulit masih tampak terkelupas
O - Keadaan umum anak masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 37oC SPO2 :99%
N: 118x/Mnt Rr :22x/Mnt
- Tampak mulut dan lidah pasien masih agak kotor
setelah dibersihkan
- Tampak rambut anak mulai bersih tapi masih rontok
- Tampak kuku masih pendek dan bersih
- Tampak anak masih dibantu orang tuanya dan
perawat dalam memenuhi ADL-nya
- Tampak badan anak mulai bersih tetapi kulit nampak
sedikit terkelupas
CATATAN PERKEMBANGAN
NO Waktu
Catatan Perkembangan
DX (Tgl/Jam)
41
Dx 3 3/03/2022 S: - Orang tua mengatakan anak masih lemah
- Orang tua mengatakan anak belum dapat bergerak
sendiri dan masih dibantu dalam aktifitasnya
- Orang tua mengatakan akan melanjutkan perawatan
diri yang diajarkan perawat kepada anak.
- Orang tua mengatakan akan melanjutkan perawatan
diri yang diajarkan oleh perawat kepada anak
- Orang tua mengatakan setelah 3 hari perawatan
dilakukan perawatan diri pada anaknya badan rambut
mulut dan kuku sudah mulai bersih
O - Keadaan umum anaka masih lemah
- Kesadaraan Composmentis
- S: 36,8oC SPO2 :100%
N: 112x/Mnt Rr :22x/Mnt
- Tampak mulut dan lidah pasien mulai bersih
- Tampak rambut anak mulai bersih tetapi masih
rontok
- Tampak kuku masih pendek dan bersih
- Tampak anak masih dibantu orang tuanya dan
perawat dalam memenuhi ADL-nya
- Tampak badan anak mulai berih dan tidak nampak
kulit terkelupas
42
DOKUMENTASI
43
DAFTAR PUSTAKA
44
45