Anda di halaman 1dari 96

PENGARUH PENYULUHAN MPASI 4 BINTANG TERHADAP

PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI ANAK 6-24 BULAN


DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KINOVARO
KABUPATEN SIGI

SKRIPSI

HARDIYANTI.AM
201901135

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
PALU 2021
PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penyuluhan


MPASI 4 Bintang Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Anak 6-24 Bulan
Diwilayah Kerja Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun keperguruan tinggi manapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada Stikes Widya
Nusantara Palu.

Palu, Juli 2021

Hardiyanti. AM
201901135

ii
ABSTRAK
Hardiyanti. AM. Pengaruh Penyuluhan MPASI 4 Bintang Terhadap Pengetahuan
Ibu Yang Memiliki Anak 6-24 Bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Kinovaro
Kabupaten Sigi. Dibimbing oleh Yuhana Damantalm dan Elifa Ihda Rahmayanti.

Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang terdiri dari karbohidrat, protein


hewani, protein nabati dan sayuran yang disertai unsur lemak. Pengetahuan hasil
tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap
objek tertentu.Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penyuluhan MPASI
4 bintang terhadap pengetahuan ibu yang memiliki anak 6-24 bulan diwilayah
Kerja Puskesmas Kinovaro. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
dengan desain pre eksperimen one groop pretest posttes,jumlah populasi 60
responden jumlah sampel 38 dengan teknik pengambilan sampel purposif
sampling. Analisa data menggunakan uji wilcoxon non parametrik. Variabel
independen MPASI 4 bintang dan variabel dependen pengetahuan ibu. Hasil
penelitian tingkat pengetahuan pada pretest yaitu kurang 9 ibu (23,7%), cukup 24
ibu (63,2%) dan baik 5 ibu (13,2) sedangkan tingkat pengetahuan pada postest
yaitu pengetahuan cukup 12 ibu (31,6%) dan baik 26 ibu (68,4%). Hasil analisis
bivariat dengan uji wilcoxon non parametrik nilai p value=0,000 (<0,05, yaitu ada
pengaruh penyuluhan MPASI 4 Bintang terhadap pengetahuan ibu yang memiliki
anak 6-24 bulan diwilayah kerja puskesmas kinovaro kabupaten sigi. Kesimpulan
penelitian ini yaitu ada pengaruh penyuluhan MPASI 4 Bintang terhadap
pengetahuan ibu yang memiliki anak 6-24 bulan diwilayah kerja Puskesmas
Kinovaro Kabupaten Sigi. Saran untuk penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan mengenai makanan pendamping ASI agar terhindar dari
resiko stunting.

Kata Kunci: MPASI 4 Bintang, Pengetahuan

iii
ABSTRACT
Hardiyanti. AM. The Effect of 4 Star MPASI Counseling on Knowledge of
Mothers Who Have Children 6-24 Months in the Work Area of the Kinovaro
Health Center, Sigi Regency. Supervised by Yuhana Damantalm and Elifa Ihda
Rahmayanti

Complementary food for breast milk (MPASI) 4 stars is a complete menu


consisting of carbohydrates, animal protein, vegetable protein and vegetables
accompanied by fat elements. The purpose of the study was to determine the
effect of 4-star MPASI counseling on the knowledge of mothers who have
children 6-24 months in the working area of the Kinovaro Health Center. The
research method used is quantitative with a pre-experimental design, one groop
pretest posttest, the total population of 60 respondents with a sample of 38 with a
purposive sampling technique. Data analysis using non-parametric Wilcoxon test.
The independent variable is 4 stars MPASI and the dependent variable is mother's
knowledge. The results of the study on the level of knowledge in the pretest were
9 mothers (23.7%), enough 24 mothers (63.2%) and good 5 mothers (13.2), while
the level of knowledge at posttest that is sufficient knowledge of 12 mothers
(31.6%) and good 26 mothers (68.4%). The results of the bivariate analysis with
the non-parametric Wilcoxon test value of p value = 0.000 (<0.05, i.e. there is an
effect of 4 Star MPASI counseling on knowledge of mothers who have children 6-
24 months in the working area of Puskesmas Kinovaro, Sigi Regency. knowledge
about complementary feeding to avoid the risk of stunting.

Keywords: MPASI 4 Stars

iv
PENGARUH PENYULUHAN MPASI 4 BINTANG TERHADAP
PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI ANAK 6-24 BULAN
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KONOVARO
KABUPATEN SIGI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada


Program Studi Ilmu Keperawatan sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widya Nusantara Palu

HARDIYANTI.AM
201901135

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
PALU 2021

v
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH PENYULUHAN MPASI 4 BINTANG TERHADAP
PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI ANAK 6-24 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KINOVARO
KABUPATEN SIGI

SKRIPSI

HARDIYANTI.AM
201901135

Sekripsi ini telah disetujui dan sudah diseminarkan


Tanggal 3 September 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep., M.Erg Ns. Elifa Ihda Rahmayanti, S.Kep., M.Kep
NIK : 20110901019 NIK : 20120901025

Mengetahui
Ketua Prodi Ners
Stikes Widya Nusantara Palu

Ns. Afrina Januarista, M,Sc


NIK : 20130901030

LEMBAR PENGESAHAN

vi
PENGARUH PENYULUHAN MPASI 4 BINTANG TERHADAP
PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI ANAK 6-24 BULAN
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KINOVARO
KABUPATEN SIGI

SKRIPSI

Proposal ini Telah Disetujui dan Sudah Diseminarkan


Tanggal 3 September 2021

HARDIYANTI.AM
201901135

Hadidjah Bando, S.ST. Keb., Bd.,M.Kes (...........................................)


NIK: 20080901003
(Penguji 1)

Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep.,M.Erg (...........................................)


NIK: 20110901019
(Penguji 2 )

Ns. Elifa Ihda Rahmayanti, S.Kep., M.kep (...........................................)


NIK: 20120901025
(Penguji 3)

Mengetahui
Ketua Stikes Widya Nusantara Palu

Dr. Tigor H. Situmorang, MH.,M.Kes


NIK : 20080901001

vii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya
sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan judul Pengaruh Penyuluhan
MPASI 4 Bintang Terhadap Ibu Yang Memiliki Anak 6-24 Bulan Diwilayah
Kerja Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan di sekolah tinggi ilmu kesehatan Widya Nusantara Palu
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini penulis telah banyak menerima
bimbingan, bantuan, dorongan, arahan dan doa dari berbagai pihak terutama
kepada kedua orangtua (Bapak Alm. Amiruddin. M dan Ibu Naning. L) yang
selalu memberikan doa kasih sayang serta dukungan baik moral maupun materi
kepada peneliti. Kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Widyawaty L. Situmorang.BSc., MSc Selaku Ketua Yayasan Stikes Widya
Nusantara Palu.
2. DR. Tigor H. Situmorang, M.H.,M.Kes., selaku ketua Stikes Widya Nusantara
Palu.
3. Ns. Afrina Januarista, S.Kep., M.Sc selaku ketua prodi Ners STIkes Widya
Nusantara Palu
4. Hadidjah Bando,S.ST.,Keb. Bd., M.Kes selaku penguji utama yang telah
memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
5. Ns. Yuhana Damantalm S.Kep.,M.Erg., selaku pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan dukungan moral dalam penusunan skripsi ini.
6. Ns. Elifa Ihda Rahmayanti S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.
7. Kepada Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi dan staff atas bantuan dan kerja
samanya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
8. Kepada responden saya yang berada diwilayah kerja puskesmas kinovaro
khususnya di Desa Porame, Balane dan Uwemanje tampa mereka penelitian
ini tidak akan selesai.

viii
9. Teman-teman satu angkatan saya yaitu NR8D yang tidak henti-hentinya
mendukung saya untuk menyeesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsiini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi mamfaat bagi kemajuan
ilmu pengetahuan khususnya keperawatan.
Palu, Juli 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACK
HALAMAN JUDUL SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
PRAKATA i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 34
C. Hipotesis 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian 37
D. Variabel Penelitian 38
E. Defini Oprasional 38
F. Intrumen Penelitian 39
G. Tehnik Pengumpulan Data 41
H. Analisis Data 41
I. Bagan Alur Penelitian 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 46
B. Pembahasan 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan 55

D. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Berdasarkan Usia


Tabel 4.2 Karakteristik Berdasarkan Jumlah Anak
Tabel 4.3 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.5 Karakteristik Pengetahuan Pretest
Tabel 4.6 Karakteristik Pengetahuan Postest
Tabel 4.7 Pengaruh Penyuluahan

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep 34


Gambar 3.1 Desain penelitian 36
Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian 44

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Proposal Skripsi


Lampiran 2 : Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
lampiran 3 : Surat Balasan Pengambilan Data Awal
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Izin Selesai Penelitian
lampiran 6 : Kuesioner
lampiran 7 : Riwayat Hidup
lampiran 8 : Lembar Bimbingan Proposal
Lampiran 9 : Hasil SPSS
Lampiran 10 : Master Tabel
Lampiran 11 : Dokumentasi Penelitian

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masalah gizi pada balita merupakan periode yang sangat penting dan
perlu perhatian yang serius karena pada usia ini terjadi proses tumbuh
kembang yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan
psikomotorik, mental social.[1] Angka gizi kurang pada balita juga
memberikan kontribusi terhadap tingginya rata-rata angka kematian di
indonesia. Balita yang gizi kurang tidak mempunyai cadangan lemak yang
cukup. Perkembangan otak menjadi lambat karena anak-anak mengalami
insiden penyakit yang tinggi karena tubuh tidak mampu melawan infeksi
sehingga tidak dapat lagi melanjutkan pertumbuhannya bahkan mengalami
dampak buruk yaitu kematian.[2]
Asupan gizi anak pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK)
merupakan salah satu resiko meningkatnya stanting dan Asi eksklusif
perlu diberikan pada enam bulan pertama bayi juga harus segera
mendapatkan MPASI agar perkembangan dan pertumbuhan anak optimal.
Status gizi balita perlu diperhatikan lebih oleh orangtua pada priode emas
anak karena jika cukupan gizi anak kurang akan bersifat irreversible bagi
anak.[3]
Makanan tambahan yang diberikan pada bayi berusia 6 bulan
sampai bayi berusia 24 bulan disebut pendamping ASI ditinjau dari sudut
masalah kesehatandan gizi bayi termasuk dalam kelompok yang mudah
menderita kelainan gizi. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah
perilaku orang tua dalam memberikan makanan pendamping ASI pada
bayi karena kurangnya pengetahuan orang tua tentang makanan bergizi
untuk bayi dan mencegah berbagai gangguan gizi dan masalah psikososial
diperlukan adanya perilaku penunjang dari orang tua, khsusnya pada
perilaku ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya.
[4]
Menu MPASI 4 bintang makanan yang mengandung empat unsur gizi
pertama karbohidrat, kedua protein hewani, ketiga protein nabati,dan
keempaat sayuran dan disertai unsur lemak tambahan.[21]

1
2

World Healt Organization (WHO) telah menargetkan akan


menurunkan angka kejadian stanting sebesar 40% pada tahun 2025 atau
berkisar 70 juta anak yang diselamatkan dari stanting. Pada tahun 2017
22,2% atau sekitar 150,8 juta balita penderita stanting di dunia, dan
sebagian penderita stanting didunia berasal dari asia (55%). Sedangkan
dari sepertiganya (39%) tinggal diafrika. Dan dari 83,6 juta balita stanting
di Asia provinsi terbanyak dari Asia Selatan (58,7%) dan paling sedikit
ada diprovinsi Asia Tengah (0,9%).[7]
Indonesia sekitar 37% menghampiri 9 juta anak balita mengalami
stanting dan diseluruh dunia dan Indonesia adalah negara kelima dengan
angka stanting terbesar. Memiliki kecerdasan yang tidak maksimal, anak
rentang terhadap penyakit dan dimasa depan beresiko menurunnya tingkat
produktivitas. Persentase balita pendek dan sangat pendek 0-59 bulan di
Indonesia pada tahun 2018 adalah 11,5% dan 19,3%. Kondisi ini
meningkat dari tahun sebelumnya dengan persentase balita 0-59 bulan
balita pendek 19,8% dan balita sangat pendek 9,8%.[7]
Menurut United Nations Interational Children’s Emergency Fund
(UNICEF) stanting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan
terhadap penyakit, menurunnya produktifitas dan kemudian menghambat
pertumbuhan. Oleh karena itu solusi dari masalah ini dimana stanting
perlu mendapat perhatian kusus termasuk pada anak usia 12-36 bulan.
Proses pertumbuhan pada usia 12-59 bulan cenderung mengalami
perlambatan sehingga peluang untuk terjadinya stanting.[6]
Kemenkes tahun 2016 yang diadopsi dari Ntalin & Rohman
(2020), menyatakan penyebab stunting ialah kekurangan gizi pada masa
kehamilan dan setelah lahir melalui pemberian ASI. Pemberian ASI yang
kurang dari 6 bulan dapat memaksimalkan risiko stunting karena saluran
pencernaan bayi tidak cukup sempurna sehingga mudah akan penyakit
infeksi seperti diare juga ISPA. Anak yang tidak diberikan ASI secara
Eksklusif berisiko terkena stunting hingga 2 kali lebih tinggi dari anak
yang diberikan ASI Eksklusif.[6]
3

Menurut data dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, bayi yang


diberi ASI esklusif diprovinsi Sulawesi Tengah dari tahun 2017 sampai
2018 mengalami trend yang tidak terlalu signifikan, dimana ditahun 2017
sebesar (56,6%) meningkat menjadi (57,7%) ditahun 2018. Berdasarkan
laporan pengelolah program kabupaten/kota tahun 2018 cukupan tertinggi
ada dikabupaten Parigi Mautong sebesar (80,1%) dibandingkan cukupan
tahun 2017 persentase cukupan tertinggi bayi yang diberi ASI esklusif ada
dikabupaten banggai laut (77,7%). Cukupan terendah bayi yang
memperoleh ASI ekslusif terdapat dikabupaten banggai kepulauan
(40,6%) dan kabupaten Tolitoli sebesar (50,8%) tahun 2017. Tahun 2018
persentase kecukupan terendah ada pada kabupaten Buol (39,5%) dan
kabupaten Morowali Utara sebesar (43,8%).[8]
Menurut data dari tempat penelitian terdapat 60 balita dimana
peneliti telah melakukan wawancara kepada 5 ibu dan hasilnya 3 ibu
mengatakan kurang mengetahui mengenai makanan MPASI 4 bintang, ibu
mengatakan hanya memberikan makanan bubur saring biasa saja selama
pengenalan makanan kepada bayi tanpa menambahkan jenis sayuran yang
sehat, ada juga ibu hanya memberikan kuah ikan saja sebagai tambahan
makanan bubur saring anaknya dan 2 ibu mengatakan paham mengenai
MPASI 4 bintang dimana pada tahap perkenalan makanan pada anak ibu
memberikan bubur saring dengan ditambahkan sayuran hijau dan kacang
kacangan seperti kacang hijau. Penelitian dilakukan di Puskesmas
Konovaro Kabupaten Sigi dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan ibu mengenai makanan pendamping ASI.[9]
Berdasarkan permasalah di atas maka penilis tertarik melakukan
penelitian dengan judul "pengaruh penyuluhan MPASI 4 bintang terhadap
pengetahuan ibu yang memiliki anak 6-24 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Kivovaro".
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah
sebagai berikut "apakah pengaruh penyuluhan MPASI 4 bintang terhadap
pengetahuan ibu yang memiliki anak 6-24 bulan diwilayah kerja
Puskesmas Kinovaro"
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Diketahuinya pengaruh penyuluhan MPASI 4 bintang terhadap
pengetahuan ibu yang memiliki anak 6-24 bulan diwilayah Kerja
Puskesmas Kinovaro.
2. Tujuan khusus
a. Diidentifikasi tingkat pengetahuan ibu sebelum diberikan
penyuluhan mengenai MPASI 4 bintang diwilayah Kerja
Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi.
b. Diidentifikasi tingkat pengetahuan ibu sesudah diberikan
penyuluhan MPASI 4 bintang diwilayah Kerja Puskesmas
Kivovaro Kabupaten Sigi.
c. Dianalisis pengaruh penyuluhan MPASI 4 bintang diwilayah Kerja
Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi.
D. Manfaat penelitian
1. Untuk Pendidikan Stikes Widya Nusantara Palu
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai
referensi bagai mahasiswa dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
guna untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh penyuluhan
MPASI terhadap pengetahuan ibu mengenai MPASI 4 bintang.
2. Untuk Responden
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
menambah pengetahuan kususnya pada ibu yang kurang pengetahuan
mengenai MPASI 4 bintang.
3. Untuk Puskesmas Kinovaro
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada tenaga
kesehatan yang ada dipuskesmas Kinovaro, pemerintah, serta pihak
5

yang terkait dengan adanya peranan mereka agar dapat memberikan


penyuluhan pada ibu-ibu yang kurang pengetahuan mengenai MPASI
4 bintang, agar banyak bayi atau balita yang terhindar dari angka
kejadian stunting.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA

A. Teori Tentang Penyuluhan


1. Definisi penyuluhan
Penyuluhan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran diri, oleh untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung kebijakan pablik yang
berwawasan kesehatan.[10]
Pendidikan kesehatan adalah kegiatan kerja orang dengan orang
untuk memecahakan masalah dan meningkatkan kualitas hidup.
Komunikasi membantu melengkapi orang dengan fakta, gagasan dan
sikap yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan mengenai
kesehatannya. Komunikasi terjadi bila semua pesan disampaikan dan
diterimah. Pesan pada pendidikan kesehtan adalah sesuatu yang
dianggap penting untuk diketahui atau dilakukan oleh orang didalam
masyarakat. Hal yang penting adalah apa yang terjadi setelah pesan
tersebut mencapai orang yang dituju, bila mereka mendengar dan
mengerti pesan tersebut dan cenderung mempercayainya, komunikasi
yang baik telah terjadi.[10]
2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan
Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat
kearah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang optimal untuk mewujudkannya, perubahan perilaku yang
diharapkan setelah menerimah pendidikan tidak dapat terjadi
sekaligus. Oleh karna itu pencapaian target penyuluhan dibagi menjadi
tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan pengetahuan, tujuan
jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan
pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah perilaku
kearah perilaku sehat, dan tujuan jangka panjang adalah dapat

6
7

menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya. Tujuan


penyuluhan kesehatan pada hakikatnya sama dengan tujuan pendidikan
kesehatan diantaranya.[10]
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku hidup sehat, serta berperan
aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik
fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian.
3. Faktor Keberhasilan Dalam Penyuluhan
Faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam
keberhasilan penyuluhan adalah.[10]
a. Tinggkat pendididikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang
terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan
bahwa makin tinggi pendidikan maka semakin mudah memahami
informasi yang diterimah.
b. Tingkat sosial ekonomi
Semakin tinggi tingkat social ekonomi seseorang, semakin
mudah pula dalam menerimah informasi. Dan memudahkan
petugas kesehatan dalam menyampaikan materi penyuluhan
kesehatan.
c. Adat istiadat
Pengaruh oleh adat istiadat dalam menerima penjelasan baru
merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat
kita masih menghargai adat istiadat yang dianggap sesuatu yang
baru merupakan hal yang tabu.
d. Kepercayaan masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh orang-orang yang sudah timbul kepercayaan
8

masyarakat dengan penyampaian informasi, seperti tokoh agama,


pejabat desa seperti lurah, dan RT RW.
e. Ketersediaan waktu dimasyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memeparhatikan
tingakat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran
masyarakat dalam kegiatan penyuluhan yang akan disampaikan.
4. Media penyuluhan
Perangkat penyuluhan kesehatan ialah perangkat yang digunakan
untuk menyampaian pesan keseahatan karna alat tersebut di gunakan
untuk mempermudah pesan kesehatan agar diterimah masyarakat.[10]
Beberapa media cetak yang digunakan untuk menyampaikan
penyuluhan ˸
a) Media cetak
Adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual
yaitu:
(1) Booklet dan Brosur
Merupakan alat yang digunakan untuk menyampaian
informasi kesehatan dalam wujud buku, baik gambar atau
tulisan merupakan bahan cetakan yang berisi tulisan atau
gambar yang lebih menonjol seperti buku kecil dengan
ketebalan 10 sampai 50 halaman. Booklet ini ditujukan buat
mempengaruhi pendidikan serta keahlian sasaran tapi pada
tahap menilai, mencoba dan menerapkan. Dalam media
brosur ada hal yang perlu diperhatiakan.
(a) Bentuk bahasa, istilah serta kata-kata harus muda
dipahami kalimat singkat, serta jelas dan sesuai
pemahaman sasaran.
(b) Baiknya kata yang ditulis di lengkapi dengan foto serta
gambar supaya muda dimengerti oleh sasaran
(c) Tulisan atau materi yang disajikan harus bermanfaat
nyata baik dan menguntungkan dengan kebutuhan sasaran
9

(d) Harus mengandung daya penarik membaca, kertas yang


baik, berwarna dan bergambar atau bentuknya menarik
agar mudah dibaca.
(2) Leaflet atau folder
Ialah wujud penyampaian pesan lewat lembaran yang
terlipat. Isi pesan itu seperti kalimat atau foto seperti halnya
pada pamphlet keduanya termasuk alat cetakan yang
dibagikan pada anggota penyuluhan. Bedanya ialah
biasanya dibagi langsung oleh penyuluh, leaflet lembaran
kertas yang dilipat menjadi 2 (4 halaman) sedangkan folder
lipat dilipat menjadi 6 halaman atau lebih banyak berisikan
tulisan dari pada gambar dan keduanya diajukan pada
sasaran unhtuk mempengaruhi pengetahuan dan
keterampilannya pada tahap minat, menilai dan mencoba.
(3) Selembaran
Adalah informasi yang baru, selembaran ialah alat
yang berbentuk kertas bergambar yang berisikan tulisan
dan akan dibagikan oleh penyuluh kepada sasarannya.
(4) Flip chart
Merupakan penyampaian informasi serta pesan
kesehatan dalam wujud lembaran. sekumpulan poster
lembaran kertas karton yang digabung jadi satu masing-
masing berisi pesan.
(5) Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan
suatu masalah kesehatan.
(6) Poster
Ialah wujud media cetak yang berisikan informasi
kesehatan dan biasa dipajang ditempat keramaian. Poster
ini adalah cetakan yang relative besar yang dipasang serta
dipajang dipinggir jalan raya.
10

(7) Foto
Mengungkapkan pengetahuan kesehatan serta
bermanfaat buat memberi pengetahuan yang menarik dan
merupakan bahan peraga yang baik buat memperkenalkan
serta memperlihatkan fakta kesuksesan dan keutamaan
pembaharuan yang ditunjukan. Foto ini ditujukan buat
mempengaruhi kelakuan serta pendidikan sasarannya.
b) Media elektronik
Adalah suatu media yaang dinamis dapat dilihat dan
didengar pesannya dengan alat bantu elektronik seperti TV,
radio, vidio, dan slide.
c) Luar ruagan
Adalah penyampaian pesan diluar ruangan dengan
menggunakan alat bantu media elektronik seperti spanduk, TV
layar lebar dan pameran.
5. Peran Media Dalam Penyuluhan
Beberapa peran media yang diperlukan saat penyuluhan ialah.[10]
a. Media dapat mempermudah untuk penyampaian informasi pada
peserta penyuluhan
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi
c. Media dapat memperjelas informasi
d. Media dapat mempermudah memahami informasi
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik
f. Media dapat menampilkan sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan
mata
g. Media dapat memperlancar komunikasi
6. Metode-Metode Dalam Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam memberikan penyuluhan ialah.[10]
a. Metode ceramah
Ialah satu gaya untuk menyampaikan serta mengarahkan
satu pikiran pengertian serta informasi dengan disampaikan pada
11

kelompok sasarannya hingga mendapat pengetahuan mengenai


kesehatan.
b. Metode diskusi kelompok
Merupakan pengarahan yang dipikirkan serta sudah
dipersiapkan untuk satu tema pengarahan dengan 5 sampai 20
sasarannya untuk orang yang telah dipilih memimpin diskusi.
c. Metode curah pendapat
Merupakan salah satu bentuk pemecahan masalah dimana
setiap anggota menanyakan semua pertanyaan yang dapat
dipikirkan oleh masing-masing peserta dan kemudia
mengevaliasu pendapatnya.
d. Metode panel
Sebuah diskusi direncanakan dihadapan pengunjung atau
peserta diskusi, membutuhkan tiga penulis atau pimpinan.
e. Metode bermain peranan
Yaitu memecahakan masalah dalam kehidupan manusia
tampa diadakan pelatihan. Ini adalah pekerjaan yang dilakukan
oleh 2 orang atau lebih dan digunakan sebagai bahan berfikir
kelompok.
f. Metode demontrasi
Merupakan cara untuk mengungkapkan pemahaman proses
yang telah disiapkan dengan cermat untuk menunjukkan
bagaimana melakukan tindakan dengan adegan dimana alat
peraga digunakan metode ini untuk sejumlah kecil groop.
g. Metode symposium
Merupakan rangkaian ceramah yang dilakukan dua sampai
lima orang, mencakup topik yang berulang tetapi terkait erat.
h. Metode seminar
Merupakan cara bagi sekelompok orang berkumpul untuk
membahas masalah dan dipimpin oleh seorang yang ahli peran
dan master dibidangnya.
12

B. Teori Tentang Pengetahuan


1. Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi melalui proses
sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.[11]
Pengetahuan adalah hasil tahu ini terjadi setelah orang melakukan
tindakan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
indra manusia yaitu, penglihatan, pendengaran, perasa dan peraba.
Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam daerah kongnitif mempunyai 6
tingkatan.[11]
a. Tahu (know) merupakan mengingat kembali materi yang baru-baru
ini dirangkum sebelumnya. Untuk mengukur individu memahami
apa yang telah mereka sadarai antara lain merefrensikan,
menggambarkan dan mengepresikan.
b. Memahami (comprehension) merupakan kapasitas untuk
memahami secara efektif tentang objek yang diketahui dan
memiliki opsi untuk menguraikan materi secara akurat.
c. Aplikasi (application) merupakan kemampuan untuk
memanfaatkan material yang terkonsentrasi dalam keadaan dan
kondisi nyata.
d. Analisis (analysis) merupakan kemampuan untuk mengoptimalkan
materi atau barang kedalam bagian-bagian namun masih dalam
suatu kontruksi yang berwibaya yang belum diidentifikasi satu
sama lain.
e. Sintetis (synthesis) merupakan kapasitas untuk meletakkan serta
menghubungkan bagian-bagian didalam seluruh struktur lain.
f. Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek.
13

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu [11]
a) Faktor internal
(1) Pendidikan
Menyiratkan arahan yang diberikan individu
menuju perbaikan orang lain. Tujuan tertentu yang
memutuskan orang untuk membuat dan mengisi hidup
untuk mencapai kesejahtraan dan kegembiraan. Pendidikan
dapat bermafaat bagi individu mengingat perilaku untuk
seseorang untuk desain kehidupan terutama inspirasi untuk
mengembangkan minat ketika semua dikatakan selesai.
Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin sederhana
untuk mendapatkan data.
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan
informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga meningkatkan kualitas hidup kususnya bagi ibu
dalam memperoleh informasi tentang makan MPASI, oleh
sebab itu makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin
mudah menerimah informasi.
(2) Pekerjaan
Pekerjaan dan gerakan prinsip yang diselesaikan
oleh orang-orang dalam pengertian terbatas istilah kerja
digunakan untuk suatu karya untuk mendatangkan uang
bagi seseorang. Dalam wacana biasa istilah ini sering
dipandang tidak dapat dipisahkan dari profesi, sehingga
mungkin saja sangat baik diartikan sebagai sesuatu yang
diberikan oleh seseorang sebagai panggilan yang sengaja
dilakukan untuk mendapat bayaran.
(3) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Menurut Hucklock
(2015) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
14

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan


bekerja jadi semakin matangnya umur ibu semakin matang
pula pemikirannya soal kesehatan reproduksinya kususnya
tentang bendungan ASI.[11]
b) Faktor eksternal
(1) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar, manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.
(2) Sosial budaya
Sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi diri dan sikap dalam menerimah kelompok.
Begitu juga pengetahuan ibu mengenai makanan
pendamping asi masih banyak dari sebagian masyarakat
yang kurang memahami mengenai makanan pendamping
ASI yang mengandung nutrisi yang baik bagi bayi.
c) Proses penyerapan ilmu pengetahuan
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan. Yaitu [11]
(1) Kesadaran (awareness) yaitu subjek menyadari atau
mengetahui terlebih dahulu tentang stimulus.
(2) Ketertarikan (interest), yaitu subject merasa tertarik
terhadap stimulus atau objek tersebut.
(3) Evaluasi (evaluation) yaitu subject mempertimbangkan
baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini
menunjukkan kemampuan tingkat responden.
(4) Percobaan (trial), yaitu subject mulai mencoba melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
(5) Adopsi (adoption) yaitu dimana subjek telah berperilaku
baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
15

4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan
diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan
yang mahu kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan diatas.[16]
Tingkat pengetahuan baik bila skor >75%-100%
Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56%-75%
Tingkat pengetahuan kurang bila skor <56%
C. Teori Asahan Nutrisi Anak
Setahun pertumbuhan pada bayi membuat peralihan yang drastis,
diteruskan sampai tumbuh hingga dewasa yang pastinya akan dibutuhkan
gizi yang lebih banyak. Keadaan ini bersamaan pada percepatan
metabolik serta percepatan omset nutrisi yang banyak pada balita serta
anak dari pada orang dewasa. Bertambah pesatnya pertumbuhan juga
diikuti dengan kegunaan dan perkembangan organ yang menimbulkan
defisiensi nutrisi yang memicu pertumbuhan dan perkembangan.
Makanan dibutuhkan sebagai energi setiap hari yang dapat
mempertahankan kesehatan tubuh pada saat kurang sehat, nutrisi sangat
penting sebagai energi untuk perkembangan anak.[12]
Asupan nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan anak seperti
mikronitrien dan makronutrien yang meliputi karbohidrat, protein dan
lemak yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan
mikronutrien seperti vit dan mineral yang bisa dikonsumsi pada volume
yang cukup untuk nutrisi yang sepadan itu membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sedangkan makan makanan
yang berlebihan dan kekurangan dapat menyebabkan pertumbuhan yang
tidak sehat, dan asupan yang berlebihan menyebabkan obesitas.
Gangguan metabolik serta muskuloskeletal yang dapat memicu psikis
pada anak dan kekurangan nutrisi dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan pada anak.[12]
16

3 tahun awal ialah waktu yang sangat baik bagi bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan pada otak agar asupan nutrisi cukup,
mengingat peran nutrisi sangatlah penting. Untuk asuhan nutrisi anak
terdiri dari beberapa langkah berikut:[12]
1. Evaluasi untuk status gizi anak terdiri dari sejarah makannya, cara
makan (motorik skill), sejarah alergi obatnya, nilai pengukuran, dan
hasil laboratorium.
2. Pilihan untuk memberikan makan melalui mulut, entral dan
parenteral.
3. Pilihan susu dan wujud santapan.
4. Pantauan asuhan nutrisi.[12]
a. Bayi umur 0-6 bulan
1) Makanan bergizi yang baik dimasa ini ialah ASI eksklusif.
Apabila ibu dan bayi sehat serta mencukupi ketentuan,
pemberian ASI segera diberikan saat selepas bayi lahir
(inisiasi munyusui dini). ASI adalah asupan yang baik pada
umur ini banyak mengandung nutrisi yang sangat diperlukan
untuk bayi 6 bulan awal kehidupannya terdiri dari
kalbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan termasuk lemak.
ASI gampang dicerna dan diterima oleh tubuh secara efektif,
ASI berisi nutrisi yang dapt memperkat imun bayi yang
belum sempurna dan juga menjaga dari faktor infeksi dan
membantu mengabsorsi nutrisi, asi eksklusif juga dapaat
memberikan manfaat ekonomis dan membangun kedekatan
emosional dengan ibu.
2) WHO merokemendasikan ASI diberi sedini mungkin lewat
inisiasi menyusui dini (IMD). IMD ini dikerjakan yaitu
menempelkan bayi pada dada ibu sejak lahir dari kulit kekulit
selama ≤ 1 jam. IMD ini berfungsi untuk pemberian ASI
eksklusif dikemudian hari.
3) Edukasi pada orang tua harus selalu dilakukan sehingga ASI
selalu diberi pada saat bepergian dan saat bayi lapar, jika bayi
17

tidak sempat diberikan ASI pilihannya ialah susu sapi yang


sudah diolah dan mengandung zat besi jika ada kelainan pada
susu sapi dan ada alasan yang menyebabkan tidak bisa
konsumsi susu sapi, pilihan utama ialah formula hidrolisat
(asam amino). Bila tidak ada persediaan atau masalah
ekonomi dan tidak dapat menyiapkan salah satunya maka
pilihan terakirnya susu kedelai yang dipilih.
4) Keperluan cairan yang dibutuhkan bayi 0-6 bulan ialah
>100Ml/kgBB/hari, tapi dengan adanya kehilangan cairan
melalui ginjal, paru, kulit, dan laju metabolisme yang lebih
tinggi, bayi usia 6 bulan akan rentang dehidrasi, terutama bila
muntah/diare, karna ASI dan susu mengandung 90% air,
maka bayi tidak perlu menambah cairan.
5) Apa yang harus diperhatikan dalam usia ini ialah:
(a) Peningkatan atau bertambahnya berat badan
(b) Pertumbuhan dan keahlian makan, dicirikan dengan
keahlian mampu menghisap puting susu ibu dengan bagus
dan dengan benar minum sesuai selama 45 menit, perlu
meperlihatkan isyarat ingin makan ialah meningkatnya
aktifitas (terlihat gelisa), prakaran dengan tangisan.
6) Red flags, penurunan berat badan 2 persen atau lebih,
penurunan berat badan >7% dari berat lahir, berat badan
bertambah tapi tidak mencukupi (tidak meningkat dalam 10
hari,< 750g/bulan untuk usia 0-3 bulan, <600g/bulan untuk
usia 4-6), tidak menunjukkan pergerakan usus 3 kali setiap
harinya setelah hari pertama, jumlah popok yang basah
kurang dari 6 kali dengan urin warna pekat, pembuatan
formula tidak menurut ketentuan (pengeceran yang salah atau
air kotor), dan sebagainya.
18

b. Bayi usia 6-9 bulan


1) Bayi usia 6-9 bulan sudah dapat diberikan makanan
tambahan disamping ASI. Pada usia ini, bayi dapat
dikenalkan dengan makanan yang telah difortifikasi dengan
zat besi dan susu sapi. Apabila ingin mengenalkan makanan
baru, sebaiknya diberikan jarak 2 hari sehingga bayi dapat
mengenal rasa dan memudahakan identifikasi apabila terjadi
reaksi alergi. Pemberian makanan tambahan dimulai dengan
porsi kecil (1-3 sendok makan), dengan frekuensi 2-3 kali
sehari. Tekstur makanan dapat ditingkatkan secara berkala,
mulai dari bubur sampai makanan lunak yang lebih kental.
2) Berdasarkan rekomendasi WHO, pemberian asi sebaiknya
dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Pada usia 6 bulan ini anak
mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping asi
(MPASI), sambil mempertahankan pemberian ASI sesering
mungkin. Dalam mempersiapan makanan pendamping asi
(MPASI) perlu diperhatikan kebersihannya agar tidak
menyebabkan penyakit pada anak.
3) Pada usia ini, secara fisiologis bayi sudah siap untuk
medapatkan makanan padat, bayi normal sudah menunjukkan
tahapan perkembangan dan peningkatan keterampilan makan
sebagai berikut dapat duduk tampa bantuan untuk waktu yang
singkat, dapat memegang botol susu, dapat makan dari
sendok atau orang dewasa, dapat menolak apabila diberikan
tekstur makanan yang tidak biasa dimakan, dan dapat
menjimpit (mengambil dengan 2 jari) sereal atau asupan yang
diberi serta bisa minum dicangkir yang dipegangi pada orang
lain.
4) Kebutuhan gizi dari makanan pendaping ASI diusia ini ialah
berkisar 200Kkal/hari. Jumlah pemberian makan pendamping
ASI diharapkan 2-3x/hari. Dengan selingan cemilan 1-
2x/hari. Anak pada umur ini makan dengan jumlah takaran 2-
19

3 sendok makan dan dinaikkan perlahan-lahan sampai 125 cc


saat makan.
5) Red flags menimbang berat badan secara terus menerus tidak
memperlihatkan meningkatnya perkembangan tidak singkron
pada umur anak.
c. Bayi usia 9-12 bulan
1) Pada usia 9 sampai 11 bulan jumlah asupan tambahan harus
dinaikkan yaitu 3-4x/hari. Seharusnya orang tua selalu
memberikan motivasi kepada anak untuk belajar makan
sendiri dan mengolah makanan dengan tekstur yang lebih
keras pada usia 12 bulan. Pada usia 12 bulan bayi
mengkonsumsi susu formula sebagai sumber utama dengan
takaran yang diberikan 500 Ml dan diselingi makanan sumber
vitamin D. Tidak dianjurkan pada bayi sebelum usia 12 bulan
2) Pada umur ini anak telah bisa gunakan rahang atas serta
bawah buat memotong serta mengunya bermacam bentuk
makanannya. Dan beberapa anak coba makan sendiri
menggunakan tangan serta sendok, peralihan cara minum
anak d isesuaikan dengan keahlian anak serta pada umur
sembilan bulan anak sudah bisa minum air lewat gelas
meskipun sering tertumpah.
3) Kalori yang diberikan pada makanan pendamping ASI
berjumlah 300 Kkl/hari. Anak juga bisa diberi makan melalui
tangan agar dapat melatih motoriknya. Jumlah makanan
diluar ASI diberikan 3-4 kali/hari dengan selingan 1-2 kali
cemilan. Jumlah yang bisadisesuaikan anak saat makan ialah
berkisar 125 cc.
4) Ref flags pampers basa <kali/hari atau plot pertumbuhan
menjadi grafik diatasnya, yang menandakan adanya
kemungkinan terdapat sesuatu yang harus dievaluasi. Sampai
usia 10 bulan bayi belum dapat makan dengan tekstur lembut,
perkembangan yang tidak sesuai terhadap usia.
20

d. Anak usia 12-24 bulan


1) Anak usia ini masih dapat diberikan ASI apabila tidak susuai,
hindari menggunakan 1-2% susu sklim dan berikan 3 posrsih
makanan pokok dengan porsi kecil dan cemilan 1-2 kali
perhari. Hindari makan dan minum kecuali waktu makan
yang sudah terjadwal. Makanan yang diberikan untuk
makanan taambahan harus memiliki nutrisi pada volume
yang banyak, seperti protein, mikronutrient, zat besi, vitamin
A, vit C dan folat tidak asin atau pedis dan mampu dimakan
anak , disukai anak dan tersedia dipasar sehingga mudah
dijangkau oleh orangtua. Asupan yang baik diberi untuk
hidangan pertama ataupun hidangan lengkap hendaknya
berfariasi serta hidangan yang berasal dari hewani, biji-bijian,
sayuran hijau dan buah yang mengandung vit A dan vit C,
minyak dan lemak. Pemberian vit serta suplemen butuh
diperhatiakan apabila anak tidak berkembang maximal,
kesehatan dengan keadaan tertentu yang memerlukan
konsumsi mikronitrien ataupun makanan yang tidak cocok
dengan komposisi seharusnya.
2) Dibandingkan dengan tahun pertama setelah lahir anak usia
12-18 bulan memiliki pertumbuhan yang lebih lambat, pada
umur 15 bulan anak sudah bisa makan sendiri serta
mengetahui tipe santapan yang mereka makan. paada usia 12
hingga 18 bulan anak sebagian besar dapat makan makanan
keluarga. Kehilangan nafsu makan adalah hal biasa terutama
tumbuhnya gigi baru serta menghindari makanan yang tidak
disukai.
3) Jumlah nutrisi makanan pendamping ASI disarankan kurang
lebih 550 Kkl/hari, frekuensi makan MPASI disarankan 3-
4x/hari dan 1-2 kali selingan cemilan. Volume makan yang
dapat dikonsumsi anak berkisar 180-250cc.
21

4) Red flag kurva perkembangan datar ataupun turun, anak tidak


bisa makan santapan padat sumber utama berasal dari
santapan cair.
e. Anak umur 2-6 tahun
1) Anak diusia 2 sampai 6 tahun dikasih susu sebanyak 500 Ml.
Serta minuman soya yang sudaah difortifikasi buat
mendapatkan vit D, dan serta untuk anak yang tidak minum
susu bisa mendapatkan kalsium serta vit A dari santapan yang
telah difortifikasi seperti margarin, susu serta minuman ikan.
Jumlah santapan yang diberikan 3 kali makan utama sesuai
dengan usia, 2-3 kali cemilan perhari, konsumsi gula berlebih
sebaiknya di batasi.
2) Anak di umur ini telah makan besar sebagian santapan
keluarga, keahlian makan anak telah lebih baik sehingga efek
tersedak kecil kemungkinan berlangsung. Anak telah pintar
makan dengan perlengkapan makannya tanpa berhamburan
dan diusia ini kemungkinan anak akan menolak jenis
santapan tertentu.
3) Red flags anak tidak ingin makan padat, berat tubuh tetap
tidak meningkat dan tidak turun berdasarkan kurva
NHANES. Minum lebih susu formula < 750 Ml dan jus 175
ML/hari.
Hal-hal yang perlu di perhatikan untuk pertambahan nutrisi
anak:
(a) Pantau pertumbuhan
Pantau pertumbuhan berdasarkan standar WHO
pengukuran secara berkala lebih berguna dari pada
pengukuran hanya sekali dengan acuan tinggi badan dan
berat badan ideal.
(b) Pilihan formula bayi
Balita yang disusui secara eksklusif maupun tidak
formula pilihan resep yang bisa diseleksi.
22

Berikut susu yang bisa dipilihkan ˸


1. Susu yang terbuat dari susu sapi yang sudah
diformulasikan zat besi sama dengan subtitusi ASI.
2. Susu berbahan dasar dari soya buat balita yang tidak
konsumsi susu sapi misalnya berdasarkan agama,
refrensi budaya atau alasan tersendiri.
3. Susu hipoalergenik untuk anak yang memiliki alergi
susu sapi
4. Susu bebas dari glukosa sesuai hanya dengan
kebutuhan bayi dengan defesiensi lactase congnital.
4) Persiapan formula bayi
Hendaknya yang digunakan buat mengencerkan susu
adalah air yang telah dimasak terlebih dulu mendidih
sepanjang 2 menit. Dan didinginkan hingga temperatur 70°c
(tidak kurang dari 70°c buat meminimalkan kontaminasi
kuman) pada botol yang sudah dicampur cocok dengan
syarat, susu hendaknya dibikin kala mau diminum dan tidak
lewat dari 2 jam. Balita rentang terselak maka dari itu butuh
dampingan orang tua saat diberikan susu.
D. Tinjauan Teori Asi Esklusif
a. pengertian
ASI esklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah bayi
lahir sampai bayi berumur 6 bulan secara murni tampa tambahan
cairan lain seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh, air putih, dan
tambahan makanan padat contoh pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi tim.[28]
Pelaksanaan ASI esklusif akan merangsang produksi ASI
sehingga pengeluaran ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi dan
terhindar dari penyakit.[28]

b. Manfaat ASI esklusif


1. Manfaat bagi bayi
23

a. Nutrisi lengkap
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
c. Meningkatkan kecerdasan mental serta emosional yang stabil
serta spirituan yang matang dan diikuti dengan sosial yang
baik.
d. Mudah di cerna dan diserap oleh pencernaan bayi
e. Gigi, langit-langit serta rahang tubuh dengan sempurna
f. Memiliki kompisisi lemak, karbohidrat, kalori, protein dan
vitamin.
g. Perlindungan penyakit infeksi meliputi otitis media akut diare
serta saluran pernafasan.
h. Perlindungan alergi karna dalam ASI mengandung antibodi
i. Memberikan rangsangan intelejensi serta syaraf
j. Meningkatkan kesehatan serta kepandaian dengan optimal
k. Mengurangi resiko alergi terhadap makanan
l. Mencegah kegemukan berlebih (obesitas)[28]
2. Manfaat bagi ibu
a. Terjalin kasih sayang
b. Membantu menunda kehamilan (KB alami)
c. Mempercepat pemulihan kesehatan
d. Mengurangi resiko perdarahan setelah melahirkan
e. Mengurangi resiko kangker payudara dan kangker indung
telur
f. Lebih ekonomis dan hemat
g. Membantu menurunkan berat badan setalah melahirkan
h. Mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler
i. Secara sikologi memberikan kepercayaan diri
j. Memberi efek perilaku ibu sebagai ikatan ibu dan bayi
k. Memberikan kepuasan ibu karna kebutuhan bayi dapat
terpenuhi[28]
c. Mengapa harus ASI esklusif
a. Pada masa ini kebutuhan gizi bayi dapat dipenuhi oleh ASI
24

b. Pencernaan bayi belum siap untuk mencerna makanan selain


ASI
c. Pada umur ini 0-6 bulan adalah masa lompatan pertumbuhan
otak dimana ASI esklusif merupakan nutrisi terbaik terhadap
kuantitas serta kualitas
d. Bila kekurangan gisi pada usia ini akan terjadi pengurangan
jumlah sel otak 14-20 %.[28]
d. Frekuensi pemberian ASI
Tidak ada jadwal frekuensi bayi menyusui dalam sehari,
bayi akan mengatur sendiri kapan dia akan menyusui. Saat bayi
menangis ibu harus menyusui bayi bukan karena ingin buang air
kecil atau merasa hal lain. Tetapi bayi yang menangis tandanya
bahwa ia lapar dan ingin menyusui. Bayi yang kesehatannya
terjaga akan mengosongkan lambungnya dalam 2 jam.[28]
e. Peran keluarga dalam pemberian ASI esklusif
a. Dukung ibu dalam pemberian ASI esklusif
b. ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi
c. Dukung ibu untuk memenuhi nutrisi dengan konsumsi
makanan bergizi
d. Pastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup[28]
E. Tinjauan Tentang Teori MPASI
a. Pengertian
Makanan Pendamping ASI (MPASI) ialah makanan dan
minuman yang diberikan kepada balita umur 6-12 bualn guna penuhi
kebutuhan gizi tidak hanya air ASI. Dimasa ini produksi ASI ibu terus
menurun sampai asupan gizi dari ASI sudah tidak penuhi kebutuhan
gizi pada anak yang terus menjadi bertambah sehingga Makanan
Pendamping ASI (MPASI) sangat dibutuhkan.[13]
MPASI adalah santapan tambahan untuk balita, santapan ini
dapat jadi pelengkap kebutuhan balita jadi MPASI sangat bermanfaat
buat kekurangan zat gizi yang terdapat didalam ASI. Jadi peranan
25

Makanan Pendamping ASI (MPASI) bukan sebagai pengganti ASI tapi


sebagai pelengkap pendamping ASI.[13]
Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang adalah makanan
yang mengandung unsur gizi yang terdiri dari karbohidrat yang
berfungsi sebagai sumber energi, yang diperoleh dari beras
merah,beras putih, jagung dan umbi-ubian. Protein hewani yang
berfungsi sebagai pembangun sel dan membantu menjaga sistem
kekebealan tubuh yang dapat diperoleh dari daging ayam, daging sapi,
telur dan ikan. Protein nabati berfungsi untuk membangun sel dan
menjaga sistem kekebalan tubuh yang diperoleh dari kacang-kacangan
seperti tempe, tahu, kacang merah atau kacang polong. Sayuran yang
disertai unsur lemak tambahan berfungsi sebagai vitamin dan mineral
untuk metabolisme tubuh diperoleh dari bayam, labu, brokoli, wortel,
minyak kelapa dan santan.[21]
b. Tujuan Pemberian MPASI 4 bintang
Beberapa tujuan makan pendamping ASI yaitu
1. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang dalam ASI.
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima macam-
macam makanan dengan berbagai macam rasa dan teksturnya.
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunya dan menelan.
4. Melatih bayi secara motorik kasar dan motorik halus .[22]
c. Perinsip-perinsip pemberian MPASI 4 bintang
a. Tepat waktu
Usia 6-12 merupakan masa yang sangat penting dalam
tumbuh kembang bayi baik lahir maupun batin. Oleh karena itu
bayi diusia ini harus mendapatkan nutrisi yang tepat. Usia 6 sampai
12 bulan merupakan tahapan awal pemberian makanan tambahan.
Adapun beberapa tanda-tanda bayi siap makan yang perlu
diperhatikan.[13]
1) Menunjukkan keinginan untuk makan dengan mencoba
menggapai apa yang orang makan.
2) Bahagia memasukkan sesuatu kedalam mulutnya
26

3) Dapat mengendalikan lidahnya untuk mengelolah makanan


dengan baik dimulutnya.
4) Mulai memperlihatkan gerakan mulut seperti sedang mengunya
makanan dengan menggerakkan rahang atas dan rahang bawah.
Ibu tidak perlu buru-buru memberikan makanan pada
bayi walaupun bayi sudah menunjukkan tanda-tanda ingin
makan, terutama pada bayi yang tidak menghadapi kesusahan
menyusui dan berat badan juga meningkat dan baik, apa lagi
bila jauh dari usia 6 bulan.
b. Apabila bayi diberikan MPASI terlalu dini akan berdampak
sebagai berikut :
1) Kedudukan ASI diganti dengan asupan lainnya serta kualitas
gizi yang rendah
2) Kemungkinan meningkatkan terjadinya penyakit karna faktor
proteksinya berkurang, makanan lain tidak dijamin
kebersihannya dan makanan lain lebih sulit dicerna.
3) Akan memicu menurunkan konsumsi ASI dan produksi ASI
dan bayi dapat mengalami gangguan pencernan seperti diare
dan juga gangguan pencernaan.[13]
c. Bayi apabila diberi asupan MPASI sangat lambat
1) Bayi tidak mendapatkan gizi yang dibutuh oleh tubuhnya
2) Tumbuh kembang akan terhambat
3) Kurangnya zat gizi yang diperlukan tubuh dan malnutrisi.
d. Frekuensi Pemberian MPASI 4 bintang
Frekuansi Makanan Pendamping ASI (MPASI) diberikan secara
bertahap, saat awal atau pengenalan makanan usia 6 bulan dapat
diberikan 2-3 kali sehari, Usia 6,5-9 bulan 3 kali menu utama disertai
dengan selingan 1-2 kali sehari. Usia 9-12 bulan 3-4 kali sehari dengan
selingan 1-2 kali sehari, Usia 12-24 bulan 3 sampai 4 kali sehari
dengan selingan 1-2x/ sehari. Selama pemberian MPASI pemberian
ASI tetap dilanjutkan.[21]
27

Waktu Makanan Pendamping ASI (MPASI) sebaiknya


disesuaikan dengan waktu makan keluarga supaya bayi lebih semangat
belajar makan, tetapi jangan terlalu dekat dengan waktu jam tidur bayi.
e. Porsi Pemberian MPASI dan Jadwal Makan
Jumlah takaran Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang
diberikan dalam panduan MPASI WHO menyesuaikan dengan
kapasitas lambung bagi bayi dan rata-rata kandungan kalori, Usia 6
bulan 2-3 sdm/kali pemberian sendok yang digunakan sendok makan
dewasa bukan sendok makan bayi. Usia 6-9 bulan dinaikkan secara
bertahap dari 2-3 sendok menjadi 125 Ml. Usia 9-12 bulan jumlah
takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi 125 Ml. Usia 12-
24 bulan 175-250 Ml.[21]
Pengaturan jadwal makan anak sangat penting karna akan
mempengaruhi jam makan yang lainnya. Biasanya kalo anak terlewat
jam sarapan berarti anak hanya makan 2x sehari. Padahal kebutuhan
anak harus makan 5 kali sehari dengan porsih sedikit-sedikit karna
lambung anak masih terbatas apalagi masa awal makanan pendamping
asi (MPASI). Pengaturan jadwal makan anak juga sangat berguna
dalam proses menaikkan berat badan anak adapun jadwalnya sebagai
berikut:
a. Jam 6-8 waktunya sarapan lewat dari jam ini bukan sarapan lagi
b. Jam 10-11 cemilan/snak. Bisa berupa roti, buah, jus, kue-kue dan
biskuit.
c. Jam 12-13 makan siang
d. Jam 15-17 cemilan/snack sore
e. Jam 18-20 makan malam.[22]
Anak ketika mengkonsumsi Makanan Pendamping ASI
(MPASI) lambungnya masih kecil jadi itulah alasan dibuatnya
jadwal makan 5x sehari yaitu 3x makan besar dan 2x cemilan. Hal
tersebut karna anak harus makan sedikit demi sedikit, anak tidak
bisa sekaligus makan banyak. Asi diteruskan hingga 2 tahun
namun harus dijadwalkan agar proses makan berjalan lancar.[22]
28

f. Macam-macam menu dalam pemberian MPASI 4 bintang


WHO menyatakan, pada usia 6 bulan pencernaan balita seperti
pangkreas sudah tumbuh secara baik sehingga balita mampu mencerna
makanan, dan mencerna meresap bermacam tipe santapan yaitu
karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayuran disertai lemak
tambahan. bagikan aneka macam santapan bergisi sepadan dengan
mutu empat bintang pastinya gampang diperoleh cocok dengan
keahrifan local.[21]
Menu MPASI 4 bintang sebagai berikut ˸
a. Menu bintang pertama karbohidrat˸ beras putih, kentang, labu, ubi
dan jagung .

gambar 2.1 makanan kalbohidrat


b. Menu bintang kedua protein hewani ˸ daging ayam, daging sapi,
telur, udang, ikan dan hati ayam kampung.
29

gambar 2.2 makanan protein hewani


c. Menu bintang ketiga protein nabati˸ tahu, tempe, kacang hijau dan
kacang merah.

gambar 2.3 makanan protein nabati


d. Menu bintang keempat sayuran disertai dengan lemak tambahan ˸
bayam, wortel, brokoli, pakcoy dan lemak tambahan santan dan
minyak kelapa/ minya zaitun.[21]
30

gambar 2.4 unsur lemak

gambar 2.1 MPASI 4 bintang


Hendaknya jauhi santapan praktis yang siap saji serta
minuman yang memiliki kandungan seperti teh serta kopi yang tak
sesuai bagi balita. Tidak hanya itu jauhi minuman yang terlalu
manis atau memiliki pemanis buatan karna banyak mengandung
gula. Ragam rasa natural yang diberikan hendak menjadikan balita
tidak memilih-milih dalam makannya.
g. Tekstur makan pendamping ASI 4 bintang
Asupan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dibagi menjadi 3
yaitu makanan lunak, makanan lumat, dan makanan padat berikut
penjelasannya.[13]
31

a) Tekstur makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan


banyak menggunakan air dan tampak berair contoh bubur nasi,
bubur ayan, nasi tim dan kentang.
b) Tekstur santapan lumat merupakan saantapan yang di hancurkan
terlebih dlulu atau disaring nampak kurang merasa serta wujudnya
agak kasar dibandingkan santapan lumat halus, contohnya bubur
susu, bubur sum-sum, tomat saring, pisang saring, dan nasi tim
saring.
c) Tekstur makanan padat adalah makanan yang lunak dan tidak
tampak berair biasanya disebutkanan keluarga contohnya kentang
rebus, lontong, dan biscuit.
Tekstur saantapan diserasikan dengan pertumbuhan
oromotoriknya. Balita usia 5 bulan baru belajar menggerakkan
rahangnya serta semakin koko refleks menghisapnya. Balita usia
tujuh bulan bisa mensterilkan sendok dengan bibirnya, dan balita
dikala ini sudah dapat menggerakkan rahangnya naim turun,
giginya mulai tumbuh untuk memotong santapan. Mulai usia
delapan bulan balita sanggup menggerakkan lidah kesamping
serta menekan makanan ketenggorokannya. Usia sepuluh bulan
ialah umur yang kritis untuk balita karna umur ini bayi diharapkan
sanggup makan santapan semi padat. Usia dua belas bulan sendi
rahang balita sudah normal serta sanggup menggerakkan gerakan
rotasi sehingga telah lebih mahir dalam mengunya santapan kasar.
Pada umur ini balita siap makan santapan keluarga. Jika bayi
dipaksa makan santapan padat sendiri sejak dini harus juga
diperhatikan resiko tersedak pada bayi.[13]

h. Kebersihan MPASI 4 bintang


1. Perhatikan kebersihan tangan dan peralatan makan yang akan
digunakan untuk menyiapkan serta menyajikan makanan MPASI
untuk bayi
32

2. Cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan, selalu cuci tangan ibu
dengan menggunakan sabun setelah ke toilet dan membersihkan
kotoran bayi.
3. Simpan makanan yang akan diberikan kepada bayi ditempat yang
aman dan bersih serta di tutup dengan tutup yang kedap udara.
4. Pisahkan talam yang dipakai untuk mengiris bahan makana yang
mentah dan yang sudah matang.[13]
i. Cara memperkenalkan MPASI 4 bintang
Beberapa tips memperkenalkan MPASI
1. Pastikan anak sudah siap makan ciri-ciri ketika anak melihat kita
makan akan terlihat rasa penasaran tentang apa yang kita makan.
2. Pastikan anak tidak dalam keadaan baadmood, mengantuk, lelah,
dan tidak enak badan. Ini berlaku sampai anak umur 2 tahun.
Karena anak tidak bisa mengungkapkan apa yang dia rasa. Jadi
kita harus lebih peka. Misalnya bagian perut jangan sampai
kembung karna kalau perut sudah tidak enak pasti tidak mahu
makan.
3. Pastikanan makanan yang diberikan fres, bersih dan bergizi agar
anak terhindar dari diare dan malnutrisi.
4. Jangan paksakan anak belajar makan. Anak sedang dalam proses
belajar makan jadi hal yang penting bukanlah porsih banyak dan
cepat habis. biarkan anak nikmati tekstur yang kita berikan.
5. Kalau anak mau makan sendiri, sesekali biarkan anak belajar
pegang makanannya. Biarkan dia belajar memasukkan makanan
kedalam mulutnya.
6. Pilihlah tekstur makanan yang tepat untuk anak. Ada yang diawal
MPASI senang yang tidak terlalu halusad juga yang harus
disaring, jadi observasi anak sendiri karena yang tahu anak kita.
7. Saat memberikan anak makan pastikan kita dalam keadaan tidak
baadmood atau ketakutana anak tidak mahu menghabiskan
makanan. ajak anak berbicara walaupun anak belum bisa. Namun
33

sebenarya anak sudah mengerti apa yang kita sampaikan. intinya


happy saat memberikan makan anak.
8. Dampingi anak saat makan agar terhidar dari tersedak.
9. Jangan lupa memberikan pujian atau terimah kasih pada si kecil
karena telah menghabiskan makanannya.[22]
j. Pemberian MPASI Responsive
Memberikan makanan yang responsive merupakan penyerahan
aktif yang tidak hanya mengawasi nutrisi pada makanan, tapi
bagaimana, kapan, dimana dan dengan siapa anak makan. Dari hal
tersebut penyerahan makanan responsive juga mengontrol
pertumbuhan anak, jadi pemberian makanan responsive selalu
memperhatikan interaksi dan gaya pada penyerahan makanan serta
langkah megendalikan penolakan makan anak.[13]
k. Kebutuhan energi dan zat gizi bayi
a. Energi
1. 2 bulan pertama : pada masa pertumbuhan cepat adalah 120
kkal/kg BB/hari
2. 6 bulan pertama : ± 115-120 kkal/kg BB/hari
3. 6 bulan sesudah : pada masa ini berkurang sampai sekitar
105-110 kkal/kg BB/hari.
b. Karbohidrat
Kebutuhan kalbohidrat bergantung pada kebutuhan energi
yang dibutuhkan 60-70%.
c. Protein
1. 2,2 gr/kg BB/hari pada usia < 6 bulan
2. 2 gr/kg BB/hari pada usia 6-12 bulan
3. 1-1,2 gr/kg BB/hari pada usia 1 tahun

d. Lemak
Tidak ada rekomendasi kusus untuk masukan lemak pada
bayi dikarenakan bayi membutuhkan metabolisme yang tinggi.
34

e. Cairan
Bayi yang sehat akan merasa kenyang dengan masukan ASI
sebanyak 150-200 cc/kg BB/hari
f. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral pada saat bayi sebelum usia 6 bulan
diperoleh dari ASI ibu. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan maka ia
mendapatkan dari asupan maknan.[27]
l. Kapan sebaiknya MPASI diberikan
Sesuai rekomendasi WHO, ASI eksklusif diberikan pada bayi
sampai usia 6 bulan. Berarti bayi hanya mendapatkan ASI tampa
makanan tambahan lain. Penelitian menunjukkan banyak manfaat yang
diperoleh bayi yang mendapat ASI eksklusif dan MPASI diberikan
pada bayi saat sudah 6 bulan ke atas atau 180 hari.[13]
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka antara konsep-konsep
yang ingin diamati dan diukur melaui penelitian yang akan dilakukan. [20]
kerangka konsep pengaruh penyuluhan MPASI 4 bintang terhadap
pengetahuan ibu yang memiliki anak 6-24 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Konivaro Kabupaten Sigi.
Variabel independen Variabel dependen

penyuluhan MPASI 4 bintang Pengetahuan ibu

Gambar 2.1 kerangka konsep

Keterangan ˸
˸ Variabel yang diteliti
35

˸ Arah pengaruh
G. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ˸
Ada pengaruh antara penyuluhan MPASI 4 bintang terhadap
pengetahuan ibu.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah mencakup semua rencana yang dapat
memberikan jawaban dari pertanyaan pada penelitian dan juga dapat
mengidentifikasi tingkat kesulitan mungkin terjadi pada proses penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu datanya berupa
angka yang dianalis menggunakan uji statistik.[24] Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan desain pre
eksperimen one groop pretest posttest, yaitu sebelum melakukan
penyuluhan responden diberikan kuesioner (pretest) kemudian setelah
dilakukan penyuluhan, responden diberikan kuesioner untuk kedua kalinya
(posttest) kemudian peneliti membandingkan hasil dari pretest-posttest.[17]
Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut ˸

A1 X A2

Gambar 3.1

Keterangan ˸
A1 ˸ pengetahuan masyarakat tentang MPASI 4 bintang
sebelum penyuluhan
X ˸ penyuluhan tentang MPASI 4 bintang
A2 ˸ pengetahuan masyarakat tentang MPASI 4 bintang setelah
penyuluhan
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Kinovaro Kabupaten Sigi .

36
37

2. Waktu penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada 10 Juni sampai 30 Juni 2021
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[14]
Populasi yang ada di Puskesmas Kinovaro berjumlah 60 ibu.
2. Sampel penelitian
Sampel penelitian merupakan bagian populasi yang akan diteliti
atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Dalam penelitian keperawatan, kriteria sampel memiliki kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan
dapat dan tidaknya sampel yang digunakan.[14] Berdasarkan sampel
pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus slovin yaitu sebagai
berikut ˸
Rumus
N
n= 2
1+(N . d )
60
n=
1+69. ¿ ¿
60
n=
1+60.00,1
60
n=
1+0,6
60
n=
1,6
n=37,5 di bulatkan menjadi 38 responden
Teknik pengambilan sampel dalam penelitiaan ini purposive
sampling adalah suatu cara pengambilan sample untuk tujuan tertentu.
[20]

a. Kriteria inklusi dalam penelitian yaitu :


38

1) Semua ibu yang memiliki anak usia 6-24 bulan yang berada
diwilayah kerja Puskesmas Kinovaro
2) Bisa membaca dan menulis
3) Bersedia menjadi responden
b. Kriterian Ekslusi dalam penelitian yaitu :
1) Responden yang sedang isoman
D. Variable Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari orang yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya.[16]
1. Variable independen (variable bebas)
Variable independen atau bebas adalah kondisi yang oleh pelaku
eksperimen yang dimanipulasi untuk menerangkan hubungan dengan
fenomena yang diobservasi.Variable independen dalam penelitian ini
adalah pengaruh penyuluhan MPASI.
2. Variabel dependen (variabel terikat)
Variable dependen atau terikat adalah kondisi yang berubah
ketika pelaku eksperimen mengganti variabel bebas variabel terikat
dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu mengenai Makanan
Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang.
E. Difinisi Oprasional
Definisi oprasional adalah cara peneliti untuk menjelaskan variabel
yang akan diteliti.
1. Variable independen (bebas)
a. Penyuluhan Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang
Definisi ˸ Penyuluhan Makanan Pendamping ASI
(MPASI) 4 bintang adalah memberikan
pengetahuan tambahan dari tidak tahu menjadi
tahu mengenai makanan pendamping ASI
(MPASI) 4 bintang pada ibu-ibu yang memiliki
bayi di wilayah kerja puskesmas kinovaro dimana
dalam penyuluhan ini peneliti menggunakan
39

metode dengan menggunakan leaflet yang akan


dibagikan kepada orangtua bayi yang diberikan
pada saat dilakukannya kegiatan posyandu.
2. Variable dependen (terikat)
a. Pengetahuan ibu
Definisi ˸ Pengetahuan adalah hasil memahami
secara benar tentang MPASI 4 bintang
dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Alat ukur ˸ kuesioner
Cara ukur ˸ pengisian kuesioner
Skala ukur ˸ Ordinal
Hasil ukur ˸
Tingkat pengetahuan baik >75%-100%
Tingkat pengetahuan cukup 56%-75%
Tingkat pengetahuan kurang <56%
F. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan komponen kunci dalam suatu
penelitian mutu intrumen akan menentukan mutu data yang digunakan
dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran emprik dari
penemuan atau kesimpulan penelitian.[15]
Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner
pengetahuan yang terdiri dari lembar pertama yang berisi data responden
No. responden, nama, umur, jumlah anak, pendidikan terakir dan
pekerjaan dimana kuesioner ini setelah dilakukan pengambilan sampel di
Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi akan dilakukan uji Validitas di
Puskesmas Bulili pada tanggal 7 Juni sampai 9 Juni 2021. Jumlah 38
sampel, setelah kuesioner sudah isi oleh responden telah diperoleh data
yang sesuai dengan tujuan peneliti. Cara pengukuran dilakukan dengan
membagikan angket kepada responden yang berisi 10 pertanyaan, dimana
pada lembar kuesioner menggunakan ketentuan yaitu, jika responden
menjawab benar maka diberi skor 2 dan jika reponden menjawab salah
40

akan diberi nilai 1 dengan menggunakan skala gutman dan untuk


mendapatkan nilai persen (%) digunakan rumus sebagai berikut:
NilaiTotal X 100
Nilai Skor Tertinggi
Beberapa pertanyaan yang ada di dalam kuesioner terdapat 8
pertanyaan positif ialah nomor 1,2,3,4,5,6,7,9 dan 2 pertanyaan negatif
ialah nomor 8 dan 10.
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh pengukuran yang dilakukan dapat menghasilkan nilai
yang sebenarnya yang diukur.[29] Pengujian validitas pada penelitian
ini ialah kuesioner pengetahuan. Peneliti melakukan uji validitas
berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS versi 16
yang sudah dilakukan terhadap 10 responden dan hasilnya:
Kuesioner pengetahuan yang telah dilakukan uji validitas,
intrumen dinyatakan valid apabila hasil r hitung sama dengan atau
lebih r tabel sedangkan dinyatakan tidak valid apabila r < r tabel.
Hasil uji validitas dan reabilitas menggunakan SPSS pada kuesioner
pengetahuan yang dilakukan uji terhadap 10 rasponden dan
didapatkan hasil dari 10 pertanyaan semua valid karena memiliki nilai
r tabel (>0,6319).
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan
instrumen (kuesioner) yang mana jika diulangi akan menghasilkan
nilai yang sama[29]. Hasil uji reabilitas didapatkan nilai Cronbach
Alpha 0,917 > 0,60. Artinya kuesioner pengetahuan dalam penelitian
ini valid dan riabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek
dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperoleh dalam
penelitian.[18] Dalam pengumpulan data ada beberapa sumber yaitu ˸
1. Data primer
41

Berupa data yang didapat langsung oleh peneliti dan responden,


yakni dari jawaban yang diberikan responden pada lembar kuesioner.
2. Data sekunder
Berupa data yang diperoleh dari pihak wilayah kerja Puskesmas
Kinovaro Kabupaten Sigi.
3. Proses Pengumpulan Data
Sebelum kegiatan penyuluhan (pretest) di lakukan ibu-ibu
terlebih dahulu mengisi lembar kuesioner pengetahuan yang telah
dibagikan hal ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan ibu sebelum
diberikan penyuluhan. Setelah itu ibu akan diberikan penyuluhan
mengenai Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang dan
kemudian akan di berikan lagi kuesioner setelah (postest) penyuluhan
untuk melihat apakah ada peningkatan pengetahuan pada ibu.
H. Analisa Data
dalam statistik informasi yang diperoleh digunakan untuk proses
pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis. dalam proses
penglolah data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh.[20]
1. Entry
Proses data dapat dilakukan dengan cara manual yaitu tabulasi
atau dengan cara mengentry data dari kuesoner keprogram
pengelolah data di komputer.
2. Editing
Dilakukan untuk memeriksa adanya kekurangan atau
kesalahan data yang diisi oleh responden dan data yang didapat
ditempat penelitian.
3. Coding data
Adalah mengklasifikasikan data dengan cara memberi kode
untuk memudahkan peneliti pada saat entry data.
4. Cleaning data
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di
entry apakah terdapat kesalahan atau tidak.
5. Describing data
42

Merupakan penguraian data yang sudah dicek kembali.


6. Melakukan tehnik analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian
akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dianalisis. Setelah data diolah lalu dianalisa
menggunakan anlisa univariat dan analisa bivariat.
a. Analisis univariat
Adalah analisa menghitung nilai mean, standar devisiasi
sampel, nilai maksimum-minimum dari hasil pretest dan
posttest.[19]
b. Analisis Bivariat
Adalah analis yang dilakukan pada dua variabel secara
langsung. Analisis ini dilakukan dengan mengaitkan data
variabel pertama dengan variabel kedua.[23] Analisa ini dapat
dipakai guna untuk mengevaluasi pengaruh penyuluhan
MPASI 4 bintang terhadap pengetahuan ibu yang memiliki
anak 6-24 bulan diwilayah kerja Puskesmas Kinovaro.
Uji alternatif t test merupakan uji yang digunakan untuk
melihat adanya perbedaan antara dua variabel jika tidak
memenuhi syarat untuk dilakukan uji t (data tidak normal). [24]
Jenis uji alternatif yang digunakan pada analisis bivariat ialah
uji wilcoxon. Uji wilcoxon adalah uji non parametrik untuk
melihat adanya perbedaan antara dua variabel yang
berpasangan. Uji ini digunakan sebagai uji alternatif uji paired
sampel t test jika data tidak normal. Interpretasi data dilihat
dari hasil signifikan dari pengolahan data SPSS jika nilai
signifikan <0,05 berarti ada perbedaan yang bermakna dan
sebaiknya. [24]
Terdapat dua kondisi saat memakai uji wilcoxon. Yang
pertama datanya menggunakan skala ordinal. Kedua
menggunakan data interval atau rasio dari hal tersebut pertama
dapat melihat terlebih dahulu data tersebut normal atau tidak.
43

Bila normal memakai uji t yang berpasangan dan apabila data


tidak normal dapat mekakai uji wilcoxon. Dari banyak peneliti
mengatakan bahwa data yang dipakai >25 atau >30, maka
pakai uji t berpasanagan. Karena data 30 (sampel besar) itu
akan mendekati data normal.[25]

I. Bagan Alur Penelitian

Proposal penelitian

Pengurusan surat izin pengambilan data


diruangan tata usaha Stikes Widya Nusantara
Palu

Populasil 60 orang

Teknik purposif sampling jumlah


sampel sebanyak 38 responden

Informen consent
menjelasakan dan meminta persetujuan
responden

Pengumpulan data
menggunakan data primer dan sekunder

Variabel independen (bebas) Variabel dependen (terikat)


penyuluhan MPASI 4 bintang pengetahuan ibu
44

Analisa data uji wilcoxon

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.2 bagan alur penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian


Puskesmas Kinovaro merupakan pemekaran dari Puskesmas
Marawola dan Puskesmas Tinggede. Sebelum Puskesmas Kinovaro dibuka
pada umumnya banyak masyarakat yang berobat ke Puskesmas Marawola,
akan tetapi karena jaraknya yang sangan jauh sehingga banyak masyarakat
yang mengeluhkan jarak puskesmas yang sangat jauh.
Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada umumnya,
dengan seiringnya waktu maka pada bulan Januari 2013 berdirilah
Puskesmas Kinovaro. Berdirinya Puskesmas Kinovaro maka pelayanan
kesehatan dapat terjangkau.
Puskesmas Kinovaro merupakan Puskesmas yang berada dibawah
naungan Dinas Kesehatan Sigi Kabupaten Sigi dan resmi dibuka pada
bulan Maret 2013 serta membuka pelayanan kepada masyarakat pada
umumnya baik Jamkesmas, Askes dan lain-lainnya . Walaupun Puskesmas
Kinovaro masih dalam keterbatasan sarana dan prasarana tapi tetap
memberikan pelayanan dan mengobatan kepada masyarakat kususnya
KIA, KB, imunisasi dan sebagainya.
Penelitian dilakukan di Puskesmas Kinovaro sebelum peneliti
mengikuti kegiatan posyandu peneliti terlebih dulu melakukan wawancara
dengan ahli gizi yang ada di Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi
mengatakan bahwa status gizi anak yang berada diwilayah kerja
Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi berada pada kategori cukup dimana
pengetahuan ibu yang ada diwilayah kerja Puskesmas Kinovaro berbeda
berdasarkan tingkat pendidikan dan pengetahuannya dan pada tanggal 10
Juni 2021 peneliti memulai kegiatan penelitian sampai dengan tercapainya
sampel yang dibutuhkan, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan MPASI 4 bintang terhadap pengetahuan ibu yang memiliki
anak 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi.
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak 6-24 bulan
46

yang memenuhi kriterian inklusi dan esklusi sebnayak 38 responden. hasil


penelitian di peroleh dari pendistribusian kuesioner dimana peneliti
mengikuti kegiatan posyandu yang di adakan oleh staf Puskesmas
Kinovaro, dan meminta persetujuan kepada responden dengan cara
menandatangani lembar informen consent.
B. Hasil
1. Karakteristik Responden
Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 38
Ibu dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Karakteristik responden berdasarkan usia
Distribusi responden berdasarkan usia dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur

Usia Frekuensi (f) Persentase (%)


20-25 Tahun 14 36,8
26-35 Tahun 24 63,2

Jumlah 38 100
Sumber : Data perimer 2021
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang
usia 26-35 tahun 24 ibu (63,2%) dan sebagian kecil berusia 20-25
tahun sebanyak 14 orang (36,8%),
b. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak
Distribusi responden berdasarkan jumlah anak :
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak

Jumlah anak Frekuensi (f) Persentase (%)


1 anak 9 23,7
2 anak 19 50,0
3 anak 8 21,1
4 anak 2 5,3
Jumlah 38 100
Sumber: Data primer 2021
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar terdapat
19 ibu yang memiliki 2 anak (50,0%) dan sebagian kecil 2 ibu yang
memiliki 4 anak (5,3%).
47

c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan


Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan :
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


SD 7 18,4
SMP 13 34,2
SMA 14 36,8
S1 4 10,5
Jumlah 38 100
Sumber: Data primer 2021
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan 14 ibu yang pendidikan SMA (36,8%) dan sebagian
kecil 4 ibu yang pendidikan S1 (10,5%).
d. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan :
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)


IRT 24 63,2
Petani 7 18,4
Wiraswasta 3 7,9
Guru 4 10,5
Jumlah 38 100
Sumber: Data primer 2021
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang
pekerjaan IRT 24 orang (63,2%) dan sebagian kecil wiraswasta 3
orang (7,9%).
2. Analisis Univariat
a. Tingkat pengetahuan ibu sebelum (pretest) dilakukan penyuluhan
diwilayah kerja Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi.
Berdasarkan penelitian ini pengetahuan sebelum dilakukan
penyuluhan dibedakaan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan
kurang, dapat dilihat pada tabel berikut :
48

Tabel 4.5 Distribusi karakteristik responden berdasarkan


pengetahuan ibu mengenai MPASI 4 bintang
sebelum (pretest) dilakukan penyuluhan.

Kategori pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 5 13,1
Cukup 24 63,2
Kurang 9 23,7

Jumlah 38 100
Sumber: Data primer 2021
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar
sebagian kecil tingkat pengetahuan ibu terhadap Makanan Pendamping
ASI (MPASI) 4 bintang sebelum penyuluhan (pretest) tingkat
pengetahun cukup 24 ibu (63,2%) dan pengetahuan baik 5 ibu (13,2%).
b. Tingkat pengetahuan ibu sesudah diberikan penyuluhan (postest)
diwilayah kerja Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi.
Tabel 4.6 Distribusi karakteristik responden berdasarkan
pengetahuan ibu mengenai MPASI 4 bintang setelah
(postest) dilakukan penyuluhan.

Kategori pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 26 68,4
Cukup 12 31,6
Kurang 0 0
Jumlah 38 100
Sumber: Data primer 2021
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar
tingkat pengetahuan ibu mengenai Makanan Pendamping ASI
(MPASI) 4 bintang setelah dilakukan penyuluhan (postest) tingkat
pengetahuan baik 26 ibu (68,4%) dan tingkat pengetahuan cukup
12 ibu (31,6%)
3. Analisis Bivariat
Sebelum dilakukan pengujian untuk menentukan pengaruh
pengetahuan ibu mengenai Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4
bintang maka dilakukan uji Wilcoxon non parametrik terlebih dulu
dikarenakan distribusi data tidak normal dengan alasan jumlah sampel
> 30 orang, dengan hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:
49

Tabel 4.7 Hubungan penyuluhan makanan pendamping ASI


(MPASI) 4 bintang diwilayah Puskesmas Kinovaro
Kabupaten Sigi.

MPASI Tingkat
p-
4 Pengetahua Mean Median
vluue
Bintang n
Baik Cukup Kurang Total
f % f % f % f %
pretest 5 13,2 24 63,2 9 23,7 38 10 1,89 2,00 0,000
0
postest 26 68,4 12 31,6 - - 38 10 2,68 3,00
0

Sumber: Data Primer 2021


Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
penyuluhan terhadap pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping
ASI (MPASI) 4 bintang di wilayah kerja Puskesmas Kinovaro
Kabupaten Sigi. Hal ini dapat di lihat dari analisis bivariat dengan
menggunakan uji Wilcoxon non paramertik sebelum penyuluhan
(pretest) yaitu sebagian besar pengetahuan cukup 24 ibu (63,2%) dan
sebagian kecil pengetahuan 5 ibu (13,2%) dan setelah penyuluhan
(postest) menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan baik 24 ibu
(68,4%) serta sebagian kecil pengetahuan cukup 12 ibu (31,6%) dan
diperoleh nilai P = 0,000 < 0,05 (nilai signifikansi) serta dapat dilihat
50

nilai mean pada pretest ialah 1,89 dan median 2,00 serta postest nilai
mean 2,68 dan median 3,00.
C. Pembahasan
1. Tingkat Pengetahuan ibu sebelum (pretest) diberikan penyuluhan
mengenai MPASI 4 bintang diwilayah kerja Puskesmas Kinovaro
Kabupaten Sigi.
Hasil penelitian mengatakan bahwa tingkat pengetahuan sebelum
dilakukan penyuluhan (pretest) terhadap pengetahuan ibu mengenai
Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang, sebagian mempunyai
tingkat pengetahuan kurang yaitu 9 ibu (23,7%), pengetahuan cukup
24 ibu (63,2%) dan pengetahuan baik 5 ibu (13,2). Tingkat
pengetahuan yang berbeda dikarenakan tingkat pendidikan yang
berbeda dimana dapat dilihat pada tabel 4.3 karakteristik pendidikan 7
ibu yang tamat SD, 13 ibu tamat SMP, 14 ibu tamat SMA dan 4 ibu
sarjana S1).
Berdasarkan asumsi peneliti tingkat pengetahuan ibu berbeda
setiap individu dikarenakan tingkat pendidikannya yang berbeda dan
kurangnya informasi dikarenakan sebagian ibu kurang membaca buku
mengenai MPASI 4 bintang sehingga pengetahuan ibu mengenai
Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang berada dalam kategori
cukup dan untuk melihat sampai dimana pengetahuan ibu peneliti
membagikan kuesioner kepada responden itu sebelum diberikan
penyuluhan sehingga pengetahuan ibu mengenai Makanan
Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang itu diketahui masih pada kategori
cukup dan dijelaskan pada tabel 4.3 tentang karakteristek responden
berdasarkan pendidikan bahwa pendidikan terakir sebagian besar pada
SMA 14 ibu dan sebagian kecil pendidikan S1 4 ibu. Upaya ini
merupakan perilaku serta sikap, dengan pendidikan seseorang akan
mudah menerimah pengetahuan lebih objektif.
Hal ini sejalan dengan teori Notoatmodjo bahwa pengetahuan
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. pengindraan terjadi melalui
51

panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, penciuman,


pendengaran, raba dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh dari pendidikan , pengalaman orang lain media massa
maupun lingkungan.[30]
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Widaryanti Rahayu (2020) dengan judul “Edukasi
MPASI 4 bintang Home Made dengan bahan pangan lokal”, bahwa
Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 Bintang sebelum diberikan
penyuluhan didapatkan hasil pengetahuan terendah sebanyak 14 ibu
(sedang) dengan tingkat pendidikan yang tidak sama.[7]
2. Tingkat Pengetahuan ibu sesudah (postest) diberikan penyuluhan
mengenai MPASI 4 bintang diwilayah kerja Puskesmas Kinovaro
Kabupaten Sigi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu
setelah diberikan penyuluhan (posttest) mengenai Makanan
Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang mengalami peningkatan dengan
hasil pengetahuan cukup 12 ibu (31,6%) dan pengetahuan baik 26 ibu
(68,4%). Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Widaryanti Rahayu (2020) dengan judul “Edukasi MPASI 4
bintang Home Made dengan bahan pangan lokal” bahwa setelah
diberikan penyuluhan pengetahuan ibu meningkat pengetahuan
tertinggi 15 ibu.[7]
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa Makanan Pendampin ASI
(MPASI) 4 bintang adalah menu bergizi yang diberikan pada anak
yang pertama kali kenal makanan usia 6 bulan ke atas dengan
diberikan menu bergizi sesuai dengan unsur 4 bintang dan penyuluhan
yang dilakukan mengenai Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4
bintang sangat bermanfaat untuk para ibu yang memiliki bayi 6-24
bulan dikarenakan penyuluhan ini dapat menambah pengetahuan ibu
dari tidak tahu menjadi tahu menganai Makanan Pendamping ASI
(MPASI) 4 bintang serta membantu ibu untuk memilih menu apa saja
yang dapat diberikan untuk anak saat ingin diberikan makan dengan
52

bahan sederhana yang ada disekitar mereka tapi tetap mengarah pada
unsur 4 bintang. Setelah peneliti melakukan penyuluhan pengetahuan
ibu barada pada kategori cukup dimana pada saat peneliti memberikan
penyuluhan peneliti menggunakan leaflet sebagai media untuk
menjelasakan kepada ibu mengenai Makanan Pendamping ASI
(MPASI) 4 bintang dan setelah peneliti melakukan penyuluhan ibu-ibu
menjadi paham dan mengetahui mengenai MPASI 4 bintang dimana
ibu yang memiliki anak 2-3 orang itu akan memperbaiki cara
pemberian makan pada anak dengan menu 4 bintang.
Hal ini sejalan dengan teori Devi Aprianti Makanan Pendamping
ASI (MPASI) 4 bintang ialah menu lengkap yang terdiri dari
kalbohidrat, protein hewani, protein nabati dan sayuran yang disertai
unsur lemak.[21]
Hal ini sejalan dengan peneliti sebelumnya Kusumastuti &
Saputri (2019) dengan judul “ Penerapan Penyuluhan Tentang MPASI
Terhadap Praktek Pemberian MPASI 4 Bintang pada Bayi Umur 6-12
Bulan di BPM Jemanis Kabupaten Kebumen” menyatakan bahwa
pendekatan edukatif yang menghasilkan perilaku individu atau
masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan pengetahuan dengan
adanya penyuluhan diharapkan tingkat pengetahuan ibu meningkat
sehingga mampu memberikan MPASI pada balita dimana hasil
penelitiannya setelah penyuluhan menunjukan peningkatan (100%)
kategori baik.[5]
3. Pengaruh Penyuluhan MPASI 4 Bintang Diwilayah Kerja
Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi
Hasil penelitian dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu itu terdapat 9 ibu yang pengetahuan kurang (23,7%),
24 ibu yang pengetahuan sedang (63,2%) dan 5 ibu dengan
pengetahuan baik (13,2%). Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan
pada ibu sebelum dan setelah penyuluhan pada tabel 4.6 dimana 12 ibu
dengan kategori sedang (31,6%) dan 26 ibu berkategori baik (68,4%).
Dan dari hasil uji wilcoxon non parametrik pada tabel 4.7 yang telah
53

dilakukan oleh peneliti terdapat hasil P=0,000 (<0,05) yang artinya


ada pengaruh pada penyuluhan mengenai Makanan Pendamping ASI
(MPASI) 4 bintang pada pengetahuan ibu yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi. Hal ini terjadi karena sebelum
peneliti memberikan penyuluhan peneliti membagikan kuesioner
terlebih dulu kepada ibu untuk melihat sampai dimana pengetahuan ibu
mengenai Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang dan setelah
ibu selesai mengisi kuesioner peneliti akan menganalisa data tersebut
dan didapatkan hasil olah data ialah pengetahuan ibu dalam kategori
cukup, setelah itu peneliti memberikan penyuluhan kepada ibu
mengenai Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang dengan alat
bantu media menggunakan leaflet yang dilihat dan dibaca oleh ibu
pada saat peneliti memberikan penyuluhan, pada saat peneliti
memberikan penyuluhan ibu-ibu terlihat aktif dan banyak bertanya dan
setelah itu peneliti membagikan kembali kuesioner untuk melihat
sampai dimana pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan dan
setelah itu peneliti melakukan olah data dan hasilnya pengetahuan ibu
berada pada kategoti baik yang dapat dilihat pada tabel 4.6 mengenai
karakteristik responden setelah diberikan penyuluhan (postest) dari
penjelasan diatas peneliti mendapatkan bahwa ada pengaruh
penyuluhan MPASI 4 bintang terhadap pengetahuan ibu yang memiliki
anak 6-24 bulan diwilayan kerja Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi.
Berdasarkan analisis bivariat, peneliti beramsumsi bahwa
hampir semua responden pengalami peningkatan pengetahuan setelah
dilakukan penyuluhan mengenai Makanan Pendamping ASI (MPASI)
4 bintang. Hal ini terjadi karena peneliti melakukan penyuluhan
dengan menjelaskan beberapa hal yang penting yang perlu diketahui
mengenai MPASI 4 bintang dengan membagikan leaflet yang dapat
dilihat oleh ibu pada saat peneliti memberikan penyuluhan, sehingga
tingkat pengetahuan ibu dapat bertambah dan ibu juga dapat
mengaplikasikannya kepada anak masing-masing. Tingkat
pengetahuan ibu sebelum diberikan penyuluhan masih relatif rendah
54

hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang ada didalam kuesioner 24 ibu
(63,2%) itu pengetahuan cukup dan setelah dilakukan penyuluhan
pengetahuan baik meningkat menjadi 26 ibu (68,4%) berpengetahuan
baik. setalah itu peneliti melakukan uji wilcoxon non parametrik untuk
mencari pengaruh penyuluhan MPASI 4 bintang tersebut yang dapat
dilihat di tabel 4.7.
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh kusumastuti & saputri (2020) dengan judul” Penerapan
Penyuluhan Tentang MPASI Terhadap Praktek Pemberian MPASI 4
Bintang pada Bayi Umur 6-12 Bulan di BPM Jemanis Kabupaten
Kebumen” menyatakan bahwa pengetahuan akan membentuk
kepercayaan yang selanjutnya akan memberikan perspektif kepada
manusia dalam mempersepsi kenyataan, memberi dasar pengambilan
keputusan dan menentukan sikap terhadap objek tertentu. pengetahuan
manusia berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki
seseorang semakin banyak informasi yang dimiliki maka semakin
tinggi pula pengetahuan orang tersebut.[5]
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka disimpulkan
bahwa :
1. Sebagian besar Ibu memiliki tingkat pengetahuan yang cukup
tentang Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang sebelum
(pretest) dilakukan penyuluhan.
2. Sebagian besar Ibu memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang
Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang setelah (postest)
dilakukan penyuluhan.
3. Ada pengaruh penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI
(MPASI) 4 bintang terhadap pengetahuan ibu yang memiliki anak
6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi.
B. Saran
1. Bagi Pendidikan Stikes Widya Nusantara Palu
Diharapkan penelitian ini menjadi salah satu bahan referensi
untuk mahasiswa lain untuk melakukan penelitian selanjutnya
terkait cara mengaplikasikan cara pembuatan Makanan
Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang di Wilayah Kerja Puskesmas
Kinovaro Kabupaten Sigi.
2. Bagi Responden
Diharapkan masyarakat hendaknya selalu mengikuti kegiatan
penyuluhan yang di berikan oleh petugas posyandu agar lebih
memahami dan menambah pengetahuan ibu mengenai Makanan
Pendamping ASI (MPASI) 4 Bintang.
3. Bagi Intitusi Tempat Penelitian
Diharapkan untuk semua petugas posyandu untuk selalu
memberikan penyuluhan setiap kali turun lapangan yaitu mengenai
makanan pendamping ASI (MPASI) 4 bintang agar bisa
56

menambah pengetahuan ibu yang kurang mengetahui mengenai hal


tersebut agar anak dapat terhindar dari resiko kejadian stunting.
57

DAFTAR PUSTAKA

1. Kapanto HN, Punuh M, Palealu PI. Gambarang Pemberian Makanan


pendamping ASI (MP-ASI) Dan Status Gizi Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kalawat Kecamatan Kolongan Kabupaten
Minahasa Utara. Jurnal Kesehatan Universitas Samratulangi Manado,
2017 sep: 1-7.
2. Najmi I, Syafruddin. Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap
Pemberian Makanan Pendamping ASI Di Gampong Lambaro Kecamatan
Jaya Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Of Healthcare Technology And
Medicine, 2020 Okt 6;2: 946-955.
3. Kasana N, Wirianingsi YA, Saripuspita W. Kelompok Pendamping
Makanan Pendamping ASI (RS-AS). Internasional Jurnal Of Comunity
Service Learning. 2020 Jan 4;1: 44-51.
4. Pusparini EC. Penyuluhan Pemberian MPASI Menu Tunggal Menurut
WHO Dengan Media Buku Saku Untuk Pengetahuan Ibu Dan Penerapan
Pada Bayi Umur 6 Bula Di BPM Suryati Puring [KTI Ners]. Gombong:
Stikes Muhammadiyah 2018.
5. Kusumastuti & Saputri F. Penerapan Penyuluhan Tentang MPASI
Terhadap Peraktek Pemberian MPASI 4 Bintang Pada Bayi Umur 6-12
Bulan Di BPM Jemanis Kabupaten Kebumen. Jurnal University Research
Colloqium, 2019; 556-564.
6. Nataline SR & Rohman M. Kejadian Stanting Di Tinjau Dari Pola Makan
Dan Tinggi Badan Orang Tua Anak Usia 12-36 Bulan Di Puskesmas
Kinovaro Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal For Quality In
Women Health, 2020 Sep 3;2: 207-215.
7. Widaryanti R. Edukasi MPASI Home Made Dengan Bahan Pangan Lokal.
Jurnal Pengamdian “Dharma Bakti” 2020 Sep 3;2: 1-7.
8. Dinas Kesehatan. Buku Profil Infomasi Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenga 2018.
9. Puskesmas Kinovaro. Profil Jumlah Balita Dari Bulan Januari-Maret
Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, 2021.
58

10. Nilasari Y. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Remaja Dengan Metode


Cerama Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Siswa SMKN 1 Pancol
Kabupaten Magetan [ Skripsi ]. Magetan: Stikes Bakti Husada Mulia
Mediun 2019.
11. Ardianti G. Hubungan Penegtahuan Tentang Perubahan Fisiologis
Dengan Kecemasan Pada Ibu Minopouse Diwilayah Kerja Puskesmas
Morosi Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara [ Skripsi ].
Politeknik Kesehatan Kendari 2018.
12. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
Penerbit Buku Media Aesculapius. 2016.
13. Rahmawati AU. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI) Dengan Kejadian Kurang Energi Protein (KEP)N Pada
Anak Usia 12-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 Kabupaten
Kulon Progo. Yogyakarta: Politeknik Kesehatan 2019.
14. Hidayat AA. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data,
Nurchasanah, Editor.Jakarta: Penerbit Buku Salemba Medika, 201.
15. Arifin Z. Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigma Baru. Kamsyach
A, Editor. Bandung: Penerbit Buku PT. Remaja Rosdakarya 2014.
16. Nursalam. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan 3rd Ed. Jakarta 9id):
Salemba Medika; 2015.
17. Ismail F.H. Sistematika Untuk Penelitian Pendidikan Dan Ilmu-Ilmu
Soaial, Jakarta: Prenamedia 2018.
18. Swardana KI. Metode Penelitian Kesehatan, Jogyakarta: CV Nadi Offset
2012.
19. Sigiyono. Statistik Kesehatan Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali 2012.
20. Notoatmojo S. Ilmu Perilaku Kesehatan, Cetakan Pertama. Jakarta:
Rineka Cipta. 2015
21. Aprianti D. MP-ASI & MOM SHARING, Asmoro Y & Hadiman I Editor.
Jakarta: Penerbit Buku PT. Gramedia Pustaka Utama. 2019
22. Zami. MP-ASI With Love Makanan Pendamping Asi Terlengkap. Jakarta:
Wahyu Media. 2018
59

23. Hasnidar, Tasnim, Samsider S,Dkk. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Alex


R,Editor. Yayasan Kita Menulis, 2020.252 P.
24. Sani F. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas Dan Ekxperimental.
Yogyakarta (Id): Depublish; 2018
25. Simajuntak DPJ. Metode Wilcoxon Dalam Menentukan Perbedaan
Signifikasi Antara BPJS Penerima Bantuan Iuran Dan BPJS Non
Penerima bantuan Iuran [LTA]. Medan. Universitas Sumatra Utara. 2020.
26. Supriady E. SPSS+Amos. Jakarta (ID: IN MEDIA;2014
27. Aning I.P & Kristianto Y. Menu Sehat Dan Anti Alergi MPASI Untuk
Usia 6-12 Bulan. Surabaya: Genta Group Prodiction. 2020
28. Riyanti E, Astutiningrum D, Herniyatun. Dukungan Ibu Menyusui.
Yogyakarta: Leutikaprio. 2020
29. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung (ID): Alfa Beta. 2017
30. Notoatmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarata: Rineka Cipta.
2012.
60
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
(informd consent)

Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Program Studi Ners,
STIKES WIDYA NUSANTARA PALU :

Nama : Hardiyanti. AM
Nim : 201901135
Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh penyuluhan
MPASI 4 bintang terhadap pengetahuan ibu yang memiliki anak 6-24 bulan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi ”. Untuk
terlaksananya kegiatan tersebut, saya mohon kesediaan saudara untuk
berpartisipasi dengan cara mengisi kuesioner berikut. Jawaban saudari akan saya
jamin kerahasiaanya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila saudari berkenan mengisi kuesioner yang terlampir, mohon kiranya
saudari terlebih dahulu bersedia menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden (informed consen).
Demikian permohonan saya, atas perhatian serta kerja sama saudari dalam
penelitian ini, saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Peneliti

(........................)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang
dilakukan oleh Hardiyanti Am (201901135), mahasiswa STIKES WIDYA
NUSANTARA PALU, Program Studi NERS yang berjudul ” Pengaruh
penyuluhan MPASI 4 bintang terhadap pengetahuan ibu yang memiliki
anak 6-24 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi”.
Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif
terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi responden pada
penelitian ini.

Palu,…………2021
Responden

(……………………)
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN MPASI 4 BINTANG TERHADAP


PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI ANAK USIA 6-24
BULAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
KINOVARO KABUPATEN SIGI

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. No. Responden ˸
2. Nama ˸
3. Umur ˸
4. Jumlah Anak ˸
5. Pendidikan Terakir ˸
6. Pekerjaan ˸
B. Pengetahuan responden
Petunjuk ˸ berilah tanda ceklis (√) dalam kotak pada setiap pertanyaan
yang tersedia jika pilihan tersebut menjadi jawaban anda, bila
ada yang kurang dipahami mengenai pertanyaan tersebut
tanyakan pada peneliti yang bersangkutan.

N PERNYATAAN BENAR SALAH


O
1. Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang
ialah makanan yang mengandung unsur gizi yang
terdiri dari karbohidrat, protein nabati, protein
hewani dan sayuran yang disertai unsur lemak.
2. Porsi usia 6 bulan 2-3 sdm, usia 6-9 bulan
dinaikkan secara bertahap dari 2-3 sendok menjadi
125 ml, dan usia 12-24 bulan 175-250 ml.
3. Kebutuhan energi yang dibutuhkan anak 2 bulan
pertama 120 kkal/kg BB/hari, 6 bulan pertama ±
115-120 kkal/kg BB/hari dan 6 bulan setelah 105-
110 kkal/kg BB/hari.
4. Tujuan Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4
bintang. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang
dalam ASI, mengembangkan kemampuan bayi
untuk menerima macam-macam makanan, dan
mengembangkan kemampuan bayi untuk menelan
dan mengunya.
5. Apabila diberi makanan pendamping ASI sangat
lambat. Bayi tidak mendapatkan gizi yang
dibutuhkan oleh tubuhnya, tumbuh kembang
terhambat dan malnutrisi.
6. Anak usia 6 bulan diberi makan 2-3x/hari, usia
6,5-9 bulan 3x menu utama disertai 1-2x/kali
makanan selingan, usia 9-12 bulan 3-4x/hari
dengan selingan 1-2x/hari, 12-24 bulan 2-4x/hari.
7. Menu karbohidrat terdiri dari beras putih, kentang,
labu, ubi dan jagung, menu protein nabati terdiri
tahu, tempe kacang hijau dan kacang merah, menu
protein hewani terdiri dari daging ayam, daging
sapi, telur, udang, dan hati ayam.
8. Tekstur makanan bayi usia 6 bulan diberikan
tekstur makanan yang padat.
9. Menjaga kebersihan makanan anak cuci tangan ibu
dan tangan bayi sebelum makan dengan
menggunakan sabun dan setelah ke toilet serta
membersihkan kotoran anak.
10. Cara memperkenalkan Makanan Pendamping ASI
(MPASI) 4 bintang ialah paksakan anak untuk
belajar makan, biarkan anak makan sendiri, testur
makannya padat, tidak perlu didampingi saat
makan dan tidak perlu berikan pujian.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik Penyuluhan : Makanan Pendamping Asi (MPASI) 4 Bintang


Sasaran : Ibu Yang Memiliki Anak 6-24 Bulan
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Kinovaro
Waktu : 30 menit
Hari, Tanggal : Kamis, 10 Juni 2021
A. Tujuan intruksional umum :
Setelah diberikan penyuluhan di harapkan peserta penyuluhan dapat
memahami pentingnya makanan pendamping asi (MPASI) 4 bintang.
B. Tujuan intruksional khusus :
1. Orang tua dapat mengetahui pengertian ASI esklusif
2. Orang tua dapat mengetahui apa manfaat ASI esklusif
3. Orang tua dapat mengetahui pengertian MPASI 4 bintang
4. Orang tua dapat mengetahui tujuan dan kebutuhan energi MPASI 4
bintang
5. Orang tua dapat mengetahui prinsip-prinsip MPASI 4 bintang
6. Orang tua dapat mengetahui frekuensi dan porsi pemberian MPASI 4
bintang
7. Orang tua dapat mengetahui menu-menu MPASI 4 bintang
8. Orang tua mengetahui tekstur makanan MPASI 4 bintang
9. Orang tua dapat mengetahui bagaimana menjaga kebersihan makanan
pada anak
10. Orang tua harus paham bagaimana cara memperkenalkan MPASI pada
anak
C. Kegiatan penyuluhan
Alokasi waktu :
1. Pembukaan : 5 menit
2. Penyampaian Materi : 15 menit
3. Evaluasi : 5 menit
4. Penutup : 5 menit
D. Media
leaflet (brosur)

E. Proses Kegiatan
No Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audien Waktu
1. Pendahuluan :
a) Menyampaikan a) Membalas salam
salam b) Mendengarkan
b) Mengkaji dengan memberi 5 menit
pengetahuan peserta respon
c) Menjelaskan tujuan
dan pokok materi
2. Menjelaskan materi a) Mendengarkan
tentang : dan
a) Pengertian asi memperhatikan
esklusif b) Menanyakan hal-
b) Menjelaskan hal yang belum
manfaat asi esklusif jelas
c) pengertian MPASI 4
bintang
d) Menjelaskan tujuan
dan kebutuhan
energi MPASI 4
bintang 15 menit
e) Menjelaskan
prinsip-prinsip
MPASI 4 bintang
f) Menjelaskan
frekuensi dan porsi
pemberian MPASI 4
bintang
g) Menjelaskan menu
MPASI 4 bintang
h) Menjelaskan tekstur
MPASI 4 bintang
i) Menjelaskan cara
menjaga kebersihan
MPASI
j) Menjelaskan
bagaimana cara
memperkenalkan
MPASI pada anak
3. Evaluasi :
a) Membagikan Mengisi kuesoner 5 menit
kuesoner kepada ibu
4. Penutup : a) Aktif bersama
a) Menyimpulkan hasil dalam 5 menit
penyuluhan menyimpulkan
b) Memberi salam b) Membalas salam
30 menit

F. Evaluasi
Evaluasi dari kegiatan ini yaitu berbentuk kuesioner yang akan
dibagikan kepada ibu dengan 10 pertanyaan.

MATERI ASI ESKLUSIF


a. Asi Esklusif
1. pengertian
ASI esklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah
bayi lahir sampai bayi berumur 6 bulan secara murni tampa
tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh,
air putih, dan tambahan makanan padat contoh pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi tim.
Pelaksanaan ASI esklusif akan merangsang produksi ASI
sehingga pengeluaran ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi dan
terhindar dari penyakit.
2. Manfaat ASI esklusif
a. Manfaaf bagi bayi
1. Nutrisi lengkap
2. Meningkatkan daya tahan tubuh
3. Meningkatkan kecerdasan mental serta emosional yang
stabil serta spirituan yang matang dan diikuti dengan
sosial yang baik.
4. Mudah di cerna dan diserap oleh pencernaan bayi
5. Gigi, langit-langit serta rahang tubuh dengan sempurna
6. Memiliki kompisisi lemak, karbohidrat, kalori, protein dan
vitamin.
7. Perlindungan penyakit infeksi meliputi otitis media akut
diare serta saluran pernafasan.
8. Perlindungan alergi karna dalam ASI mengandung
antibodi
9. Memberikan rangsangan intelejensi serta syaraf
10. Meningkatkan kesehatan serta kepandaian dengan optimal
11. Mengurangi resiko alergi terhadap makanan
12. Mencegah kegemukan berlebih (obesitas)
b. Manfaat bagi ibu
1. Terjalin kasih sayang
2. Membantu menunda kehamilan (KB alami)
3. Mempercepat pemulihan kesehatan
4. Mengurangi resiko perdarahan setelah melahirkan
5. Mengurangi resiko kangker payudara dan kangker indung
telur
6. Lebih ekonomis dan hemat
7. Membantu menurunkan berat badan setalah melahirkan
8. Mengurangi resiko penyakit kardio vaskuler
9. Secara sikologi memberikan kepercayaan diri
10. Memberi efek perilaku ibu sebagai ikatan ibu dan bayi
11. Memberikan kepuasan ibu karna kebutuhan bayi dapt
terpenuhi
3. Mengapa harus ASI esklusif
a. Pada masa ini kebutuhan gizi bayi dapat dipenuhi oleh ASI
b. Pencernaan bayi belum siap untuk mencerna makanan selain
ASI
c. Pada umur ini 0-6 bulan adalah masa lompatan pertumbuhan
otak dimana ASI esklusif merupakan nutrisi terbaik terhadap
kuantitas serta kualitas
d. Bila kekurangan gisi pada usia ini akan terjadi pengurangan
jumlah sel otak 14-20 %.
4. Frekuensi pemberian ASI
Tidak ada jadwal frekuensi bayi menyusui dalam sehari, bayi
akan mengatur sendiri kapan dia akan menyusui. Saat bayi
menangis ibu harus menyusui bayi bukan karena ingin buang air
kecil atau merasa hal lain. Tetapi bayi yang menangis tandanya
bahwa ia lapar dan ingin menyusui. Bayi yang kesehatannya
terjaga akan mengosongkan lambungnya dalam 2 jam.
5. Peran keluarga dalam pemberian ASI esklusif
a. Dukung ibu dalam pemberian ASI esklusif
b. ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi
c. Dukung ibu untuk memenuhi nutrisi dengan konsumsi
makanan bergizi
d. Pastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup

MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI) 4 BINTANG


a. Makanan Pendamping Asi (MPASI) 4 bintang
1. Pengertian
Makanan pendamping asi (MPASI) 4 bintang adalah
makanan yang mengandung unsur gizi yang terdiri dari karbohidrat
yang berfungsi sebagai sumber energi, yang diperoleh dari beras
merah,beras putih, jagung dan umbi-ubian. Protein hewani yang
berfungsi sebagai pembangun sel dan membantu menjaga sistem
kekebealan tubuh yang dapat diperoleh dari daging ayam, daging
sapi, telur dan ikan. Protein nabati berfungsi untuk membangun sel
dan menjaga sistem kekebalan tubuh yang diperoleh dari kacang-
kacangan seperti tempe, tahu, kacang merah atau kacang polong.
Sayuran yang disertai unsur lemak tambahan berfungsi sebagai
vitamin dan mineral untuk metabolisme tubuh diperoleh dari
bayam, labu, brokoli, wortel, minyak kelapa dan santan.
2. Tujuan Pemberian MPASI 4 bintang
Beberapa tujuan makan pendamping ASI yaitu
a. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang dalam ASI.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima macam-
macam makanan dengan berbagai macam rasa dan teksturnya.
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunya dan
menelan.
d. Melatih bayi secara motorik kasar dan motorik halus
3. Perinsip-perinsip pemberian MPASI 4 bintang
a. Tepat waktu
Usia 6-12 merupakan masa yang sangat penting dalam
tumbuh kembang bayi baik lahir maupun batin. Oleh karena itu
bayi diusia ini harus mendapatkan nutrisi yang tepat. Usia 6 sampai
12 bulan merupakan tahapan awal pemberian makanan tambahan.
Adapun beberapa tanda-tanda bayi siap makan yang perlu
diperhatikan.
1) Menunjukkan keinginan untuk makan dengan mencoba
menggapai apa yang orang makan.
2) Bahagia memasukkan sesuatu kedalam mulutnya
3) Dapat mengendalikan lidahnya untuk mengelolah makanan
dengan baik dimulutnya.
4) Mulai memperlihatkan gerakan mulut seperti sedang
mengunya makanan dengan menggerakkan rahang atas dan
rahang bawah.
Ibu tidak perlu buru-buru memberikan makanan pada
bayi walaupun bayi sudah menunjukkan tanda-tanda ingin
makan, terutama pada bayi yang tidak menghadapi kesusahan
menyusui dan berat badan juga meningkat dan baik, apa lagi
bila jauh dari usia 6 bulan.
b. Apabila bayi diberikan MPASI terlalu dini akan berdampak
sebagai berikut :
1) Kedudukan ASI diganti dengan asupan lainnya serta kualitas
gizi yang rendah
2) Kemungkinan meningkatkan terjadinya penyakit karna faktor
proteksinya berkurang, makanan lain tidak dijamin
kebersihannya dan makanan lain lebih sulit dicerna.
3) Akan memicu menurunkan konsumsi ASI dan produksi ASI
dan bayi dapat mengalami gangguan pencernan seperti diare
dan juga gangguan pencernaan.
c. Bayi apabila diberi asupan MPASI sangat lambat
1) Bayi tidak mendapatkan gizi yang dibutuholeh tubuhnya
2) Tumbuh kembang akan terhambat
3) Kurangnya zat gizi yang diperlukan tubuh dan malnutrisi.
4. Frekuensi Pemberian MPASI 4 bintang
Frekuansi makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan secara
bertahap, saat awal atau pengenalan makanan usia 6 bulan dapat
diberikan 2-3 kali sehari, Usia 6,5-9 bulan 3 kali menu utama disertai
dengan selingan 1-2 kali sehari. Usia 9-12 bulan 3-4 kali sehari dengan
selingan 1-2 kali sehari, Usia 12-24 bulan 3 sampai 4 kali sehari
dengan selingan 1-2x/ sehari. Selama pemberian MPASI pemberian
ASI tetap dilanjutkan.
Waktu makanan pendamping asi (MPASI) sebaiknya disesuaikan
dengan waktu makan keluarga supaya bayi lebih semangat belajar
makan, tetapi jangan terlalu dekat dengan waktu jam tidur bayi.
5. Macam-macam menu dalam pemberian MPASI 4 bintang
WHO menyatakan, pada usia 6 bulan pencernaan balita seperti
pangkreas sudah tumbuh secara baik sehingga balita mampu mencerna
makanan, dan mencerna meresap bermacam tipe santapan yaitu
karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayuran disertai lemak
tambahan. bagikan aneka macam santapan bergisi sepadan dengan
mutu empat bintang pastinya gampang diperoleh cocok dengan
keahrifan local.
Menu MPASI 4 bintang sebagai berikut ˸
a. Menu bintang pertama kalbohidrat˸ beras putih, kentang, labu, ubi
dan jagung .

gambar 2.1 makanan kalbohidrat


b. Menu bintang kedua protein hewani ˸ daging ayam, daging
sapi, telur, udang, ikan dan hati ayam kampung.
gambar 2.2 makanan protein hewani
c. Menu bintang ketiga protein nabati˸ tahu, tempe, kacang hijau
dan kacang merah.

gambar 2.3 makanan protein nabati


d. Menu bintang keempat sayuran disertai dengan lemak
tambahan ˸ bayam, wortel, brokoli, pakcoy dan lemak
tambahan santan dan minyak kelapa/ minya zaitun.[21]
gambar 2.4 unsur lemak

gambar 2.1 MPASI 4 bintang


Hendaknya jauhi santapan praktis yang siap saji serta
minuman yang memiliki kandungan seperti teh serta kopi yang tak
sesuai bagi balita. Tidak hanya itu jauhi minuman yang terlalu
manis atau memiliki pemanis buatan karna banyak mengandung
gula. Ragam rasa natural yang diberikan hendak menjadikan balita
tidak memilih-milih dalam makannya.
6. Tekstur makan pendamping ASI 4 bintang
Asupan makanan pendamping asi (MPASI) dibagi menjadi 3
yaitu makanan lunak, makanan lumat, danmakanan padat berikut
penjelasannya.
a. Tekstur makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan
banyak menggunakan air dan tampak berair contoh bubur nasi,
bubur ayan, nasi tim dan kentang.
b. Tekstur santapan lumat merupakan saantapan yang di
hancurkan terlebih dlulu atau disaring nampak kurang merasa
serta wujudnya agak kasar dibandingkan santapan lumat halus,
contohnya bubur susu, bubur sum-sum, tomat saring, pisang
saring, dan nasi tim saring.
c. Tekstur makanan padat adalah makanan yang lunak dan tidak
tampak berair biasanya disebutkanan keluarga contohnya
kentang rebus, lontong, dan biscuit.
Tekstur saantapan diserasikan dengan pertumbuhan
oromotoriknya. Balita usia 5 bulan baru belajar menggerakkan
rahangnya serta semakin koko refleks menghisapnya. Balita
usia tujuh bulan bisa mensterilkan sendok dengan bibirnya, dan
balita dikala ini sudah dapat menggerakkan rahangnya naim
turun, giginya mulai tumbuh untuk memotong santapan. Mulai
usia delapan bulan balita sanggup menggerakkan lidah
kesamping serta menekan makanan ketenggorokannya. Usia
sepuluh bulan ialah umur yang kritis untuk balita karna umur
ini bayi diharapkan sanggup makan santapan semi padat. Usia
dua belas bulan sendi rahang balita sudah normal serta sanggup
menggerakkan gerakan rotasi sehingga telah lebih mahir dalam
mengunya santapan kasar. Pada umur ini balita siap makan
santapan keluarga. Jika bayi dipaksa makan santapan padat
sendiri sejak dini harus juga diperhatikan resiko tersedak pada
bayi.
7. Kebersihan MPASI 4 bintang
a. Perhatikan kebersihan tangan dan peralatan makan yang akan
digunakan untuk menyiapkan serta menyajikan makanan MPASI
untuk bayi
b. Cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan, selalu cuci tangan ibu
dengan menggunakan sabun setelah ke toilet dan membersihkan
kotoran bayi.
c. Simpan makanan yang akan diberikan kepada bayi ditempat yang
aman dan bersih serta di tutup dengan tutup yang kedap udara.
d. Pisahkan talam yang dipakai untuk mengiris bahan makana yang
mentah dan yang sudah matang.
8. Cara memperkenalkan MPASI 4 bintang
Beberapa tips memperkenalkan MPASI
a. Pastikan anak sudah siap makan ciri-ciri ketika anak melihat kita
makan akan terlihat rasa penasaran tentang apa yang kita makan.
b. Pastikan anak tidak dalam keadaan baadmood, mengantuk, lelah,
dan tidak enak badan. Ini berlaku sampai anak umur 2 tahun.
Karena anak tidak bisa mengungkapkan apa yang dia rasa. Jadi
kita harus lebih peka. Misalnya bagian perut jangan sampai
kembung karna kalau perut sudah tidak enak pasti tidak mahu
makan.
c. Pastikanan makanan yang diberikan fres, bersih dan bergizi agar
anak terhindar dari diare dan malnutrisi.
d. Jangan paksakan anak belajar makan. Anak sedang dalam proses
belajar makan jadi hal yang penting bukanlah porsih banyak dan
cepat habis. biarkan anak nikmati tekstur yang kita berikan.
e. Kalau anak mau makan sendiri, sesekali biarkan anak belajar
pegang makanannya. Biarkan dia belajar memasukkan makanan
kedalam mulutnya.
f. Pilihlah tekstur makanan yang tepat untuk anak. Ada yang diawal
MPASI senang yang tidak terlalu halusad juga yang harus
disaring, jadi observasi anak sendiri karena yang tahu anak kita.
g. Saat memberikan anak makan pastikan kita dalam keadaan tidak
baadmood atau ketakutana anak tidak mahu menghabiskan
makanan. ajak anak berbicara walaupun anak belum bisa. Namun
sebenarya anak sudah mengerti apa yang kita sampaikan. intinya
happy saat memberikan makan anak.
h. Dampingi anak saat makan agar terhidar dari tersedak.
i. Jangan lupa memberikan pujian atau terimah kasih pada si kecil
karena telah menghabiskan makanannya.
9. Kebutuhan energi dan zat gizi bayi
a. Energi
1. 2 bulan pertama : pada masa pertumbuhan cepat adalah 120
kkal/kg BB/hari
2. 6 bulan pertama : ± 115-120 kkal/kg BB/hari
3. 6 bulan sesudah : pada masa ini berkurang sampai sekitar
105-110 kkal/kg BB/hari.
b. Karbohidrat
Kebutuhan kalbohidrat bergantung pada kebutuhan energi
yang dibutuhkan 60-70%.
c. Protein
1. 2,2 gr/kg BB/hari pada usia < 6 bulan
2. 2 gr/kg BB/hari pada usia 6-12 bulan
3. 1-1,2 gr/kg BB/hari pada usia 1 tahun
10. Porsi pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) 4 bintang
Jumlah takaran Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang
diberikan dalam panduan MPASI WHO menyesuaikan dengan
kapasitas lambung bagi bayi dan rata-rata kandungan kalori, Usia 6
bulan 2-3 sdm/kali pemberian sendok yang digunakan sendok makan
dewasa bukan sendok makan bayi. Usia 6-9 bulan dinaikkan secara
bertahap dari 2-3 sendok menjadi 125 Ml. Usia 9-12 bulan jumlah
takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi 125 Ml. Usia 12-
24 bulan 175-250 Ml.
umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-25 tahun 14 36.8 36.8 36.8

26-35 tahun 24 63.2 63.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 7 18.4 18.4 18.4

SMP 13 34.2 34.2 52.6

SMA 14 36.8 36.8 89.5

S1 4 10.5 10.5 100.0

Total 38 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 24 63.2 63.2 63.2

PETANI 7 18.4 18.4 81.6

GURU 4 10.5 10.5 92.1

wiraswasta 3 7.9 7.9 100.0

Total 38 100.0 100.0


jumlah.anak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 anak 9 23.7 23.7 23.7

2 anak 19 50.0 50.0 73.7

3 anak 8 21.1 21.1 94.7

4 anak 2 5.3 5.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

univariat

pretest pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang 9 23.7 23.7 23.7

cukup 24 63.2 63.2 86.8

baik 5 13.2 13.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

post test pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid cukup 12 31.6 31.6 31.6

Baik 26 68.4 68.4 100.0

Total 38 100.0 100.0


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pretest pengetahuan 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%


Descriptives

Statistic Std. Error

pretest Mean 1.89 .098

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.70


Mean
Upper Bound 2.09

5% Trimmed Mean 1.88

Median 2.00

Variance .367

Std. Deviation .606

Minimum 1

Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 0

Skewness .043 .383

Kurtosis -.136 .750

postest Mean 2.68 .076

95% Confidence Interval for Lower Bound 2.53


Mean
Upper Bound 2.84

5% Trimmed Mean 2.70

Median 3.00

Variance .222

Std. Deviation .471

Minimum 2

Maximum 3

Range 1

Interquartile Range 1

Skewness -.826 .383

Kurtosis -1.395 .750


Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

post test pengetahuan - Negative Ranks 1a 13.50 13.50


pretest pengetahuan
Positive Ranks 28b 15.05 421.50

Ties 9c

Total 38

a. post test pengetahuan < pretest pengetahuan

b. post test pengetahuan > pretest pengetahuan

c. post test pengetahuan = pretest pengetahuan

Test Statisticsb

post test
pengetahuan -
pretest
pengetahuan

Z -4.845a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Anda mungkin juga menyukai