Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH SEMINAR KASUS KELOMPOK

PRAKTIK PROFESI NERS (PPN) KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


“Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Post Operasi Ileostomy

di Ruang Seruni RSUD dr. M. Yunus Bengkulu”

Disusun Oleh
Kelompok I

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
PROFESI NERS KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
HALAMAN PERSETUJUAN

MAKALAH SEMINAR KASUS KELOMPOK


PRAKTIK PROFESI NERS (PPN) KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
“Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Post Operasi Ileostomy
di Ruang Seruni RSUD dr. M. Yunus Bengkulu”

Disusun Oleh

Kelompok I

1. Sherly Melinda P05120421053


2. Tantri Sulistia Afsari P05120421057
3. Riris Mardiyaningsih P05120421047
4. Shandi Cesar Anugra P05120421052
5. Wahyudi Rahmadani P05120421065
6. Harum Maulidia Ningsih P05120421023
7. Aulia Putri Latifah P05120421009
8. Tri Bintang Perkasa P05120421061
9. Silvalia Rahma Pratiwi P05120421054

Menyetujui,

Preceptor Institusi Pendidikan Preceptor Lahan Praktik

(Ns. Sahran, M.Kep) (Ns. Afrida Hayati, S.Kep)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
PROFESI NERS KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas karunia Allah swt. sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah seminar kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Kasus Post Operasi Ileostomy di Ruang Seruni RSUD dr. M.
Yunus Bengkulu” dengan baik. Penulis menyadari penyusunan makalah ini tidak
akan terselesaikan tanpa kerja sama anggota kelompok, pembimbing akademik
dan pembimbing lahan yang telah memberikan bimbingan selama kegiatan
Praktik Profesi Ners state Keperawatan Medikal Bedah.
Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat tentang
pelaksanaan aushan keperawatan yang dapat dilakukan di ruang rawat inap
khususnya pada klien dengan masalah keperawatan Post Operasi Ileostomy.

Bengkulu, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................
BAB II KONSEP DASAR TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Definisi..............................................................................................................
B. Etiologi..............................................................................................................
C. Klasifikasi..........................................................................................................
D. Stadium..............................................................................................................
E. Patofisiologi.......................................................................................................
F. Tanda dan gejala................................................................................................
G. Pemeriksaan penunjang.....................................................................................
H. Penatalaksanaan medis.............................................................................
I. Pengkajian.........................................................................................................
J. Diagnosa............................................................................................................
K. Intervensi...........................................................................................................
BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL PRAKTIK
A. Pengkajian kasus...............................................................................................
..........................................................................................................................
B. Diagnosa...........................................................................................................
C. Intervensi..........................................................................................................
D. Implementasi.....................................................................................................

BAB IV PENUTUP.
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obsruksi ileus merupakan kegawatan dalam bedah abdominal yang sering
dijumpai, sekitar 60 - 70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan
appendicitis akuta. Obstruksi ileus adalah suatu penyumbatan mekanis pada
usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau
menganggu jalannya isi usus.
Sebagai makhluk biologis, manusia memerlukan makanan yang
mengandung gizi untuk menunjang kebutuhan metabolisme, makanan
tersebut sebelum diabsorbsi terlebih dahulu diproses disaluran cerna. Proses
pencernaan berlangsung dengan baik apabila sistem pencernaan makanan
ditubuh kita normal, apabila salah satu dari bagian sistem pencernaan kita
mengalami gangguan, maka proses pencernaan makanan terhambat
Penyakit ini sering terjadi pada individu yang memilikki kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang rendah serat, dari kebiasaan tersebut akan
muncul permasalahan pada kurangnya kemampuan membentuk massa feses
yang menyambung pada rangsangan peristaltik usus, kemudian saat
kemampuan peristaltik usus menurun maka akan terjadi konstipasi yang
mengarah pada feses yang mengeras dan dapat menyumbat lumen usus
sehingga menyebabkan terjadinya obstruksi
Salah satu penanganan pada pasien dengan permasalahan obstruksi ileus
adalah dengan pembedahan laparotomi, penyayatan pada dinding abdomen
atau peritoneal. Gangren dan perforasi adalah komplikasi yang menunggu
jika permasalahan semakin berat, maka pasien yang sudah di diagnosa
obstruksi ileus harus siap dilakukan tindakan pembedahan karena
keterlambatan pembedahan menyebabkan berbagai masalah pada organ
cerna, diantaranya perforasi appendiks, peritonitis, pileflebitis, dan bahkan
kematian.
Pada pasien dengan tindakan laparotomi dengan indikasi obstruksi ileus di
RSUD d.r M. Yunus perlu memerlukan perhatian yang khusus dalam
melakukan perawatan setelah operasi.

B. Rumusan Masalah
Dari permasalah yang ada, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Operasi
Ileostomy Di Ruang Ruang Seruni RSUD dr. M. Yunus kota bengkulu?”

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar ileostomy
2. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan post operasi
ileostomy

D. Manfaat penulisan
Dengan adanya laporan ini diharapkan mahasiswa mampu memberikan
asuhan keperawatan pada pasien post operasi ileostomy
BAB II
KONSEP DASAR TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN

I. KONSEP DASAR TEORI KEPERAWATAN


A. Pengertian Ileus Obstruktif
Obstruksi usus atau Ileus menurut Sjamsuhidajat (1997) adalah
obstruksi saluran cerna tinggi artinya disertai dengan pengeluaran banyak
aliran cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari
obstruksi obstruksi maupun oleh muntah. Sedangkan menurut Carpenito
(2000), Ileostomi adalah bedah pembuatan lubang antara ileum dan dinding
abdomen untuk tujuan diversi fekal.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ileostomi adalah suatu
keadaan dimana sisa makanan tidak dapat keluar seperti biasa, maka
dibuatlah lubang antara ileum dan dinding abdomen untuk tujuan diversi
fekal.
Menurut Brunner dan Suddarth, (2001), jenis obstruksi ada 2 tipe proses:
1. Obstruksi mekanis (Ileus Obstruksi)
Terjadi obstruksi intramural atau obstruksi mural dari tekanan pada
dinding usus. Contoh kondisi yang dapat menyebabkan obstruksi
mekanis yang akut, misalnya, hernia strangulata, perlekatan,
intususepsi, tumor kronis misal akibat karsinoma yang melingkari.
2. Obstruksi Neurogenik (Ileus Paralitik)
Terjadi karena suplai saraf otonom mengenai endokrin seperti DM,
gangguan usus berhenti. Contoh: distropi otot, gangguan endokrin, ini
juga bersifat sementara sebagai akibat dari penanganan selama
pembedahan.
B. Etiologi
Menurut Jong (1997) ada 6 yaitu karsinoma, diverti kulitis, struktur
rektum, stenosis anus, volvulus sigmoid dan penyakit hirschsprung, tak
jauh beda dengan Jong, Burner dan Suddarthmenyebutkan penyebab ileus
ada 5 yaitu adesi (perlekatan), hernia, volvulus, inlusepsi, dan tumor.

C. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Jong (1997), pemeriksaan penunjang ada 2 tipe yaitu
pemeriksaan radiologik dan pemeriksaan endoskopi. Pemeriksaan
radiologik meliputi foto polos abdomen dan closed loop, sedang
pemeriksaan endoskopi meliputi rektosigmoidoskopi dan kolonoskopi.

D. Patofisiologi
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus
halus, karena pada obstruksi kolon, keculai pada volvus, hampir tidak
pernah terjadi stragulasi, kolon merupakan alat pemompaan feses sehingga
secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap sedikit sekali. Oleh
karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi
kolon distal. Gambaran klinik ini disebut obstruksi rendah, berlainan
dengan ileus usus halus yang dinamai ileus tinggi.
Obstruksi kolon yang berlarut-larut akan menimbulkan destensi yang
amat besar bersamaan katup ileosekal tetap utuh. Bila terjadi lusufisiensi
katup, timbul reflek dari kolon ke dalam ileum terminal sehingga ileum
turut membesar karena itu gejala dan tenda obstruksi rendah tergantung
kompetensi valvula bauhin. Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu
tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur. Dinding usus besar tipis,
sehingga mudah mengalami distensi. Dinding sekum merupakan bagian
kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu
terenggang (Jong, 1997).
E. Ileustomy
Ileostomi adalah bedah pembuatan lubang antara illeum dan dinding
abdomen untuk tujuan diversi fekal. Ileostomi dapat bersifat
sementara atau permanen dan dapat dibuat sebagaistoma ujung, stoma lop
atau stoma barrel ganda.
Ileostomi berbeda dengan kolostomi dimana feses mempunyai
konsistensi lebih cair, terdapat enzim pencernaann dan aliran isinya tak
terkontrol ,sehingga alat penampung harus digunakan secara kontinue.
Pembedahan ileostomi dilakukan dalam dua tahap. Operasi pertama
melibatkan kolektomi abdomen, pembuatan kantung illeum, mukosektomi
rektum, anastomosis ileoanal dan membuat pengalihan ileostomi. 
Operasi ke dua dilakukan untuk menurunkan ileotomi sementara
dalam upaya untuk mengembalikan kontinuitas aliran feses. Indikasi
Illeotomi :
1. Infeksi yang menyebabkan patologi usus halus ( kolitis
ulseratif,enteritis regional)
2. keganasan pada daerah usus halus.
3. Trauma abdomen ( ruptura yeyunum atau ileum)

II. KOSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian (Doenges, 2000)
1. Aktivitas/istirahat
Data obyektif : Kelemahan, malas, cepat lelah, insomania, tidak tidur
semalaman, karena diare, merasa gelisah, ansietas. Pembatasan
aktivitas s/d efek proses penyakit
2. Sirkulasi
Data obyektif : Takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses
inflamasi dan nyeri) Kemerahan, area ekimosis, tekanan darah,
hipotensi, termasuk postural. Turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah
(dehidrasi malnutrisi).
Data subyektif : Menolak, perhatian menyempit, depresi.
3. Eliminasi
Data obyektif : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai
bau/berair.
Data subyektif : Menurunnya bising usus, tak ada peristaltik
Makanan/cairan
Data subyektif : Anoreksia, mual, muntah Penurunan BB, tidak
toleran terhadap diet/sensitif , adanya pantangan makanan
Data obyektif : Penurunan lemah sub kutan/masa otot. Kelemahan,
tonus otot dan turgor kulit buruk. Membran mukosa pucat, luka,
inflamasi di area rembesan
4. Hygiene
Data obyektif : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri,
stomatis, bau badan
5. Nyeri/kenyamanan
Data obyektif : Nyeri tekan di area luka
Data subyektif: Nyeri tekan abdomen/disstensi
6. Interaksi sosial
Data obyektif : Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi
ketidakmampuan aktivitas dalam sosial.
7. Penyuluhan/pembelajaran
Data obyektif : Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
3. Risiko gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi
4. Defisit penfetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
5. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan organisme pathogen
lingkungan
C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa
Tujuan/SLKI Intervensi/SIKI
Keperawatan/SDKI
1 Gangguan Rasa Nyaman Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Intervensi : Edukasi Perawatan Stoma
3x24 jam, diharapkan pasien mampu menunjukkan: Observasi:
1. Identifikasi kesiapan dan kemapuan menerima
Luaran : Status Kenyamanan Meningkat informasi
Terapeutik:
Dengan kriteria hasil: 1. Sediakan materi dan media pendidikan
1. Keluhan tidak nyaman menurun (5) kesehatan
2. Gelisah menurun menurun (5) 2. Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan
3. Sulit tidur menurun (5) 3. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Edukasi:
1. Jelaskan pentingnya tehnik aseptic selama
merawat stoma
2. Ajarkan cara perawatan stoma
3. Anjurkan melapor jika ada perburukan area
stoma
4. Ajarkan cara memonitor stoma (karakteristik,
tanda gejala komplikasi stoma)
EBN : Edukasi perawatan stoma

Intervensi : Pengaturan Posisi


Observasi
1. Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah
mengubah posisi
Terapeutik
1. Tempatkan objek yang sering digunakan dalam
jangkauan
2. Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
3. Tinggikan tempat tidur bagian kepala
4. Motivasi melakukan ROM aktif dan pasif
5. Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan
pada luka
6. Ubah posisi setiap 2 jam
Edukasi
1. Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
2 Gangguan Citra Tubuh Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Intervensi : Promosi Citra Tubuh
3x24 jam, diharapkan pasien mampu menunjukkan: Observasi:
1. Identifikasi perubahan citra tubuh
SLKI : Citra Tubuh Meningkat 2. Monitor apakah pasien biasa melihat bagian
tubuh yang berubah
Dengan kriteria hasil: Terapeutik:
1. Verbalisasi perasaan negatif tentang 1. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
perubahan tubuh menurun (5) 2. Diskusikan perbedaan penampilan fisik
2. Fokus pada penampilan masa lalu menurun (5) terhadap harga diri
3. Verbalisasi penolakan oleh orang lain 3. Diskusikan pesepsi pasien dan keluarga tentang
menurun (5) perubahan citra tubuh
Edukasi:
1. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
3 Risiko Gangguan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Intervensi : Pencegahan Infeksi
Integritas Kulit atau 3x24 jam, diharapkan pasien mampu menunjukkan: Observasi:
Jaringan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal / sistemik
Luaran : Integritas Kulit dan Jaringan Terapeutik:
Meningkat 1. Batasi jumlah pengunjung
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Dengan kriteria hasil: dengan area rawan infeksi
1. Kerusakan jaringan menurun (5) 3. Pertahankan tehnik aseptik
2. Kerusakan lapisan kulit menurun (5) Edukasi:
3. Kemerahan menurun (5) 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka

Intervensi : Pemantauan Nutrisi


Observasi
1. Identifikasi perubahan berat badan
2. Identifikasi kelainan pada kulit
3. Identifikasi pola makan
4. Identifikasi kelainan eliminasi
5. Monitor asupan oral
6. Monitor warna konjungtiva
Terapeutik
1. Timbang berat badan
2. Ukur antropometri komposisi tubuh
3. Hitung perubahan berat badan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
BAB III
FORMAT PENGAKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PRODI PENDIDIKAN NERS JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Tanggal pengkajian : 17 November 2021 Tanggal Masuk : 17 November 2021


Ruang Kelas : III Nomor Register : 781818
Diagnosa medis : Post Ileostomy

A. IDENTITAS KLIEN
Nama klien : Tn.Y
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia/Tanggal lahir : 24 tahun/20 November 1997
Status perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Lembak
Pendidikan : SMA
Bahasa yang digunakan : Bahasa daerah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jalan Gunung Tah, Kabupaten Kaur
B. KELUHAN UTAMA MRS
Hari/Tanggal/Jam MRS : Rabu/17 November 2021/08.33 WIB
1. Keluhan utama MRS : Pasien datang untuk kontrol ke poli bedah.
Kemudian pasien mengeluh ada lubang terbuka diatas post op penutupan
ileostomy panjangnya ± 2 cm dan feses merembes ke area tersebut.
2. Kronologis keluhan utama
 Faktor pencetus keluhan : ada lubang terbuka diatas luka post op
 Timbulnya keluhan : keluhan dirasakan siang hari
 Lamanya keluhan : 1 hari SMRS (pukul 13.00 wib)
 Upaya mengatasi : menutup lubang dengan kantung

3. Penanganan yang telah dilakukan :


Pasien dan keluarga menutup lubang yang terbuka dengan plastik agar
tidak merembes.
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Hari/Tanggal/Jam pengkajian : Rabu/17 November 2021/14.00 WIB
1. Keluhan utama dan penyerta saat dikaji : pasien mengeluh tidak nyaman
dengan area yang merembes dan mengatakan ingin mengetahui
penyebabnya.
2. Keadaan umum : Baik
3. Kesadaran : Compos Mentis GCS : 15 (E4M5V6)
Tekanan darah : 110/80 mmHg Frekuensi nafas: 20 x/m
Frek.Nadi : 82 x/m Temperatur : 36,4oC
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
2. Riwayat dirawat, penyakit
Tempat & waktu : Ya, pasien terakhir dirawat tanggal
01 November 2021 untuk operasi
penutupan stoma
3. Riwayat operasi, jenis operasi,
tempat & waktu : Ya, pasien post ileostomy tanggal 1
November 2021
4. Riwayat merokok (jenis & lama) : Ya, 1 tahun yang lalu
5. Riwayat Narkoba (jenis & lama) : Tidak ada
6. Riwayat Alkohol (jenis & lama) : Tidak ada
7. Riwayat Alergi (jenis & lama) : Tidak ada
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (Genogram dan keterangan)
1. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi fakor
resiko : pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengidap
penyakit yang sama

2. Genogram
Keterangan :

Perempuan

Laki-laki

Pasien

F. RIWAYAT POLA KEBIASAAN


POLA KEBUTUHAN Pola Kebiasaan
Sebelum sakit Di Rumah Sakit
DASAR MANUSIA
1. KEBUTUHAN OKSIGEN
 Apakah ada keluhan batuk Tidak ada Tidak ada
(kering/berdahak)
 Apakah ada produksi sputum Tidak ada Tidak ada
 Kemampuan batuk Tidak ada Tidak ada

 Kemampuan mengeluarkan Tidak ada Tidak ada

sputum
 Kemampuan bernafas (sulit/tidak) Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
 Apakah ada sesak saat tidur ?
Tidak ada Tidak ada
 Apakah ada nyeri dada ?
 Keluhan pemenuhan kebutuhan
Tidak ada Tidak ada
oksigenasi
 Apakah ada penggunaan alat
Tidak ada Tidak ada
bantu nafas ? Jelaskan
2. KEBUTUHAN SIRKULASI
 Apakah tingkat kesadaran pasien? Compos mentis Compos mentis
 Apakah ada perasaan berdebar-
debar ? Tidak ada Tidak ada
 Apakah ada perasaan lelah berat ? Tidak ada Tidak ada

 Apakah ada perasaan sesak ? Tidak ada Tidak ada

 Apakah ada keluhan sesak saat


Tidak ada Tidak ada
istirahat (orthopnoe) ?
Tidak ada Tidak ada
 Apakah ada batuk berbusa ?
Tidak ada Tidak ada
 Apakah ada perasaan paresthesia? Tidak ada Tidak ada
 Apakah nyeri pada ekstermitas? Tidak ada Tidak ada

 Apakah ada edema? Jelaskan


3. KEBUTUHAN NUTRISI DAN
CAIRAN
a. Makan
 Frekuensi makan/hari 2x/hari 2x/hari
 Jenis makanan (diit) Bubur & buah Bubur & buah

 Nafsu makan baik/tidak Baik Berkurang

Alasan.....
 Porsi makan yang dihabiskan 1 porsi habis 1 porsi tidak habis
Tidak ada Tidak ada
 Makan yang tidak disukai
Tidak ada Tidak ada
 Makanan yang membuat alergi
Makanan yang keras Makanan yang keras
 Makanan pantangan
Tidak ada Tidak ada
 Penggunaan alat bantu (NGT, dll)
Tidak ada Tidak ada
 Keluhan pemenuhan nutrisi
b. Minum
5-6x/hari 5-6x/h
 Frekuensi minum/hari
Air putih Air putih
 Jenis minuman 250 cc 250 cc
 Jumlah minum/hari Baik Baik
 Kemampuan menelan
 Masalah pemenuhan kebutuhan Tidak ada Tidak ada
cairan
4. KEBUTUHAN ELIMINASI
a. Eliminasi BAK
 Frekuensi BAK/hari 4-5 kali/hari 4 kali/hari
 Warna urine Kuning jernih Kuning

 Bau urine Khas Khas

 Jumlah urine 500cc 500 cc

 Apakah ada nyeri saat BAK


Tidak Tidak
 Apakah ada kesulitan memulai
BAK
Tidak Tidak
 Apakah ada urine menetes
Tidak Tidak
 Keluahan/gangguan BAK
Tidak Tidak
 Penggunaan alat bantu Tidak Tidak
(kateter,dll)
b. Eliminasi BAB
 Frekuensi BAB 1xsehari Tidak dapat dihitung
 Warna feces Kuning Kuning

 Bau feces Khas Khas


Lunak Cair
 Konsistensi feces
Tidak Ada
 Keluhan/ganguan BAB
Tidak Tidak
 Penggunaan Laxatif
Tidak Tidak
 Keluhan BAB
5. KEBUTUHAN ISTIRAHAT
TIDUR
 Lama tidur siang (jumlah 1-2 jam 1 jam
jam/hari)
 Lama tidur malam (jumlah 5-6 jam 5-6 jam
jam/hari)
 Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada

 Apakah sulit tidur ? Jelaskan Tidak Ya, ps sulit tidur saat

kenapa. feses keluar

 Apakah sering terbangun saat Tidak Tidak ada

tidur ? Jelaskan kenapa


Iya Iya
 Apakah anda tidak puas tidur ?
Jelaskan kenapa
Iya Lumayan
 Apakah anda merasa segar saat
bangun tidur ?
Tidak ada Tidak ada
 Apakah ada keluhan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur?

6. KEBUTUHAN AKTIVITAS/
MOBILISASI
 Apakah ada perasaan lemah otot? Tidak Tidak
 Apakah ada keterbatasan
pergerakan? Tidak Tidak
 Bagaimana pemenuhan personal
hygiene? Mandiri Dibantu keluarga
 Kemampuan berjalan Mandiri Mandiri
 Kemandirian pemenuhan makan Mandiri Mandiri

 Kemandirian pemenuhan Ps menggunakan

eliminasi Mandiri kantong stoma

 Adakah sesak/lelah setelah Tidak ada Tidak ada

beraktivitas
 Keluhan pemenuhan akivitas dan Tidak ada Ps tidak membatasi

mobilisasi aktivitas post operasi


7. KEBUTUHAN RASA NYAMAN
 (P) Apakah hal pencetus nyeri Tidak ada Luka yang terkena
rembesan feses
 (Q) Bagaimana kualitas nyeri Tidak ada Tertusuk
yang dirasakan
 (R) Dimana lokasi dan Tidak ada Abdomen kuadran

penyebaran lokasi kanan atas

 (S) Berapa skala nyeri (0-10, 10 Tidak ada 4

sangat nyeri)
 (T) Berapa lama waktu (durasi) Tidak ada Saat feses keluar

perasaan tidak nyaman


 Apakah ada perasaan tidak
Tidak ada Ada, nyeri di area luka
nyaman ?
Tidak ada Ada
 Apakah ada perasaan sulit tidur ?
Tidak ada Tidak Ada
 Apakah ada perasaan sulit rileks?
Tidak ada Tidak ada
 Apakah ada perasaan gatal?
Mual? Muntah?
 Apakah ada ekspresi gelisah dan
Tidak ada Ada
meringis, keringat banyak?
 Apakah ada demam/ menggigil/
Tidak ada Tidak ada
berkeringat?
 Perasaan mual hebat? Merasa
asam di mulut? Berasa ingin
Tidak ada Tidak ada
muntah? Sensasi panas/dingin?
8. KEBUTUHAN PERSONAL
HYGIENE
 Frekuensi Mandi 2 kali/hari 1 kali/hari
 Kebiasaan mandi (basah/dilap) Basah Lap
 Waktu mandi pagi/sore/malam Pagi, sore Sore

 Frekuensi oral hygiene 3 kali/hari 2 kali/hari

 Kebiasaan oral hygiene Sikat gigi Sikat gigi

 Waktu oral hygiene


Pagi, sore, malam Pagi, sore
(pagi/siang/setelah makan)
Setiap hari 2 kali/hari
 Frekuensi cuci rambut
Pagi Sore
 Waktu cuci rambut
Tidak ada Tidak ada
 Kebiasaan cuci rambut
1 kali seminggu 1 kali seminggu
 Frekuensi potong kuku
Tidak ada Tidak ada
 Kebiasaan potong kuku
 Keluhan pemenuhan kebutuhan
Tidak ada Tidak ada
personal hygiene
 Frekuensi ganti baju 2 kali/hari 1 kali/hari
 Kebersihan dan kerapihan Bersih Bersih
pakaian yang digunakan Tidak ada Tidak ada
 Keluhan pemenuhan berhias

G. PENGKAJIAN FISIK (INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI,


OLFAKSI)
1. Pemeriksaan fisik umum
a. Keadaan umum : Gelisah
b. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
c. Berat badan : 65 kg Tinggi badan : 170 cm
2. Sistem penglihatan
a. Posisi mata : Simetris kiri kanan
b. Kelopak mata : Tidak ada pembengkakan
c. Pergerakan bola mata : Pergerakan normal
d. Konjungtiva : Ananemis
e. Kornea : Normal
f. Sclera : Anikterik
g. Pupil : Isokor
h. Otot-otot mata : Baik
i. Fungsi penglihatan : Baik
j. Tanda-tanda radang : Tidak ada
k. Pemakaian kaca mata : Tidak
l. Pemakaian lensa kontak : Tidak
m. Reaksi terhadap cahaya : Mengecil saat terkena cahaya
3. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga : Simetris kiri dan kanan
b. Kondisi telinga tengah : Bersih
c. Cairan dari telinga : Tidak ada
d. Perasaan penuh di telinga : Tidak
e. Tinnitus : Tidak
f. Fungsi pendengaran : Baik
g. Gangguan keseimbangan : Tidak ada
h. Pemakaian alat bantu : Tidak ada
4. Sistem Pernafasan
a. Jalan nafas : Paten
b. Pernafasan : Teratur
c. Penggunaan otot bantu
pernafasan : Tidak ada
d. Retraksi dinding dada : Simetris
e. Frekuensi : 20 kali/menit
f. Irama : Teratur
g. Jenis pernafasan : Normal
h. Kedalaman : Normal
i. Batuk : Tidak ada
j. Sputum : Tidak ada
k. Batuk darah : Tidak ada
l. Suara nafas : Vesikuler
m. Mengi : Tidak ada
n. Wheezing : Tidak ada
5. Sistem Kardiovaskuler
a. Sirkulasi peripher
- Frekuensi nadi : 82 x/m Irama : Teratur
Kekuatan : Teraba kuat
- Tekanan darah : 110/80 mmhg
- Distensi vena jugularis : kanan : Tidak ada kiri : Tidak ada
- Temperatur kulit : 36,4oC
- Warna kulit : Sawo matang
- Edema : Tidak ada
- Kapilary refil : < 3 detik
b. Sirkulasi jantung
- Kecepatan denyut apical : Teratur
- Bunyi jantung : Lup dup s1 s2 tidak ada bunyi tambahan
- Irama : Teratur
- Sakit dada : Tidak ada
6. Sistem hematologi
- Pucat : Ya
- Perdarahan : Tidak ada
7. Sistem syaraf pusat
- Keluhan sakit kepala : Tidak ada
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- Glasgow coma scale : 15 (E4M6V5)
- Tanda tanda peningkatan TIK : Tidak ada
- Gangguan system syaraf : Tidak ada
- Refleks fisiologis : Patela (+)
- Reflesk patologis : Babinski (-)
- Pemeriksaan nervus I-IX : Baik
8. Sistem pencernaan
Keadaan mulut :
- Mukosa : Mukosa lembab, tidak ada bengkak dan luka
- Gigi : Tidak ada caries, tidak ompong, tidak ada penggunaan
gigi palsu
- Lidah : Bersih, tidak ada lesi, warna merah muda, gerakan lidak
baik (dapat menggerakan lidah ke atas, kiri, kanan, bawah)
- Tonsil : Tidak ada kemerahan, tidak ada bengkak, tidak ada lesi,
tidak ada deviasi uvula
- Gangguan menelan : Tidak ada
Abdomen
a Inspeksi : Simetris, tidak ada distensi, tidak ada acites, tidak ada
scar/striae, tidak ada dilatasi vena. Tidak terlihat gerakan pulsasi dan
gerakan peristaltik.
b Auskultasi : Bising usus 8x/menit, tidak ada hiperperistaltik
c Perkusi : Timpani di kuadran atas kiri, kuadran bawah kiri dan
kuadran bawah kanan. Kuadaran kanan atas tidak dapat diukur.
d Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan lepas pada kuadran kuadran
atas kiri, kuadran bawah kiri dan kuadran bawah kanan. Kuadaran
kanan atas tidak dapat diukur.
9. Sistem endokrin
- Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
- Nafas bau keton : Tidak ada
- Luka gangreng : Tidak ada
10. Sistem urogenital
- Perubahan pola kemih : Tidak ada perubahan
- BAK : Pasien menggunakan kateter
- Warna : Kuning
- Distensi/ ketegangan kandung kemih : Tidak ada
- Keluhan sakit pinggang : Tidak ada
- Skala nyeri :3
11. Sistem integumen
- Turgor kulit : Elastis
- Warna kulit : Sawo matang
- Keadaan kulit : Baik
- Luka, lokasi : Tidak ada
- Insisi operasi, lokasi : Ada, kuadran kanan atas dan
kuadran kiri bawah dan tengah abdomen (laparatomi)
- Kondisi luka : Ditutupi plastik, kemerahan
- Gatal gatal : Tidak ada
- Kelainan pigmen : Tidak ada
- Dekubitus, lokasi : Tidak ada
- Kelainan kulit : Tidak ada
- Kondisi kulit pemasangan infus : Baik
- Keadaan rambut : Utuh
- Tekstur : Kering
- Kebersihan : Bersih
12. Sistem muskoloskletal
- Kesulitan dalam pergerakan : Tidak ada
- Sakit pada tulang, sendi, kulit : Tidak ada
- Fraktur : Tidak ada
- Keadaan tonus otot : Baik
5 5
- Kekuatan otot :
5 5

H. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Siapakah orang terdekat dengan pasien
Pasien mengatakan orang terdekatnya yaitu oangtua terutama ibu
b. Interaksi dalam keluarga
- Pola komunikasi : Pola komunikasi baik
- Pembuatan keputusan : Pembuatan keputusan adalah pasien
dan keluarga
- Kegiatan kemasyarakatan : Pasien mengikuti kegiatan
kemasyarakatan
c. Dampak penyakit pasien dalam keluarga
Pasien mengatakan setelah operasi pola makan dan jenis makanan
berubah, pasien mengatakan khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi
d. Masalah yang mempengaruhi pasien
Pasien mengatakan khawatir jika harus memakai kantung stoma lagi dan
khawatir tidak dapat beraktivitas seperti biasanya
e. Mekanisme koping terhadap stress
Pasien mengatakan jika dirinya ada masalah, ia akan menceritakan pada
ibunya
f. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
- Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Penyebab
terbentuknya lubang baru diperutnya
- Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa cepat sembuh
- Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : Pasien merasa
khawatir jika akan memakai kantong stoma kembali
g. System nila kepercayaan
- Nilai nilai yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak ada yang
bertentangan
- Aktifitas agama/ kepercayaan yang dilakukan : Pasien beragama
islam, melaksanakan ibadah sholat

I. DATA PENUNJANG

J. PENATALAKSANAAN (Therapy/pengobatan termasuk diet)


1. IVFD Ringer Laktat 500cc/24jam (20 tpm)
2. IVFD Clinimix & Clinoleic 20% 1000cc/24jam (30 tpm)
3. Ceftriaxone 2x40mg IV
4. Metronidazole 3x500mg Inf
5. Lansoprazole 1x30mg IV
6. Ketorolac 3x30mg IV
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. Y Umur : 24 Tahun
Ruangan : Seruni No. Reg : 781818

No Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Masalah


1. 17 Nov 2021 DS: Agen pencidera Nyeri Akut
- Pasien mengatakan fisiologi
nyeri di area luka
rembesan
DO:
P : Luka yang terkena
rembesan feses
Q : Tertusuk
R : Abdomen kuadran
kanan atas
S:4
T : Saat feses keluar
2. 17 Nov 2021 DS: Perubahan fungsi Gangguan citra
- Pasien mengatakan posisi (Colon-anus) tubuh
khawatir jika harus
memakai kantung stoma Efek tindakan
dan khawatir tidak (Ileostomy)
dapat beraktivitas
seperti biasanya
DO:
- Tampak luka baru diatas
luka post operasi
ileostomy
- Pasien memakai
kantung plastik untuk
menutup luka di
abdomen
- BAB pasien ditampung
dengan kantung
tersebut.
3 17 Nov 2021 DS: Kurang terpapar Gangguan
- Keluarga mengatakan informasi tentang integritas
pasien tidak membatasi upaya kulit/jaringan
aktivitas setelah operasi mempertahankan/
DO: melindungi
- Terdapat kerusakan integritas jaringan
jaringan (luka baru
diatas luka post
ileostomy)
- Nyeri di area luka
rembesan (abdomen
kuadran kanan atas)
- Tampak kemerahan di
area sekitar luka
4. 17 Nov 2021 DS : obstruksi intestinal Risiko
- Pasien mengatakan (ketidakmampuan ketidakseimbangan
konsistensi feses cair kolon dan ileus cairan
DO : untuk menyerap
- Terdapat bekas luka cairan dan
post op ileoustomy dan dikeluarkan
ada luka baru bersama feses)
5. 17 Nov 2021 DS : Peningkatan Risiko infeksi
- Pasien mengatakan paparan organsme
kantung stoma yang patogen lingkungan
diberikan telah habis
dibuang jadi ketika ada
luka rembesan baru
pasien menutupnya
dengan kantung plastik
DO :
- Adanya kemerahan di
area luka
- Adanya rembesan feses
di area luka
- Pasien post penutupan
stoma tanggal 1
November 2021 dan
luka baru rembesan
muncul pada tanggal 16
November 2021

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. Y Umur : 24 Tahun
Ruangan : Seruni No. Reg : 781818

No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Masalah Muncul Paraf


1. Nyeri akut berhubungan denga
17 November 2021
agen pencidera fisiologis
2. Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan (colon-
17 November 2021
anus), efek tindakan
(ileostomy)
3. Gangguan integritas
kulit/jaringan berhubungan
dengan kurang terpapar
17 November 2021
informasi tentang upaya
mempertahankan/ melindungi
integritas jaringan
4. Risiko ketidakseimbangan
cairan behubungan dengan 17 November 2021
obstruksi intestinal
5. Risiko infeksi berhubungan
dengan peningkatan paparan 17 November 2021
organsme patogen lingkungan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. Y Umur : 24 Tahun
Ruangan : Seruni No. Reg : 781818

No Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi/Rencana Tindakan


Keperawatan/SDKI (SLKI) (SIKI)
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Intervensi : Manajemen Nyeri
dengan agen pencidera 3x24 jam, diharapkan pasien mampu Observasi:
fisiologis menunjukkan: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas nyeri
Luaran : Tingkat Nyeri Menurun 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Dengan kriteria hasil: 4. Identifikasi factor yang memperberat dan
1. Keluhan nyeri menurun (5) memperingan nyeri
2. Meringis menurun (5) Terapeutik:
2. Gelisah menurun menurun (5) 1. Berikan teknik non farmakologis untuk
3. Sulit tidur menurun (5) mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Intervensi : Pengaturan Posisi


Observasi
1. Monitor status oksigenasi sebelum dan
sesudah mengubah posisi
Terapeutik
1. Tempatkan objek yang sering digunakan
dalam jangkauan
2. Posisikan pada kesejajaran tubuh yang
tepat
3. Tinggikan tempat tidur bagian kepala
4. Motivasi melakukan ROM aktif dan pasif
5. Hindari posisi yang menimbulkan
ketegangan pada luka
6. Ubah posisi setiap 2 jam
Edukasi
1. Ajarkan cara menggunakan postur yang
baik dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
2 Gangguan Citra Tubuh Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Intervensi : Promosi Citra Tubuh
3x24 jam, diharapkan pasien mampu Observasi:
menunjukkan: 1. Identifikasi perubahan citra tubuh
2. Monitor apakah pasien biasa melihat
SLKI : Citra Tubuh Meningkat bagian tubuh yang berubah
Terapeutik:
Dengan kriteria hasil: 1. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
1. Verbalisasi perasaan negatif tentang 2. Diskusikan perbedaan penampilan fisik
perubahan tubuh menurun (5) terhadap harga diri
2. Fokus pada penampilan masa lalu menurun 3. Diskusikan pesepsi pasien dan keluarga
(5) tentang perubahan citra tubuh
3. Verbalisasi penolakan oleh orang lain Edukasi:
menurun (5) 1. Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
3 Gangguan Integritas Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Intervensi : Pencegahan Infeksi
Kulit atau Jaringan 3x24 jam, diharapkan pasien mampu Observasi:
menunjukkan: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal /
sistemik
Luaran : Integritas Kulit dan Jaringan Terapeutik:
Meningkat 1. Batasi jumlah pengunjung
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Dengan kriteria hasil: dengan area rawan infeksi
1. Kerusakan jaringan menurun (5) 3. Pertahankan tehnik aseptik
2. Kerusakan lapisan kulit menurun (5) Edukasi:
3. Nyeri menurun (5) 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
4. Kemerahan menurun (5) 2. Ajarkan mencuci tangan dengan benar
5. Hematoma menurun (5) 3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka

Intervensi : Pemantauan Nutrisi


Observasi
1. Identifikasi perubahan berat badan
2. Identifikasi kelainan pada kulit
3. Identifikasi pola makan
4. Identifikasi kelainan eliminasi
5. Monitor asupan oral
6. Monitor warna konjungtiva
Terapeutik
1. Timbang berat badan
2. Ukur antropometri komposisi tubuh
3. Hitung perubahan berat badan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
4. Risiko Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama SIKI : Manajemen Cairan
ketidakseimbangan 3x24 jam, diharapkan pasien mampu Observasi:
cairan 1. Monitor status hidrasi
menunjukkan:
2. Monitor berat badan harian
3. Monitor berat badan sebelum dan sesudah
Luaran : Keseimbangan Cairan dialisis
4. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Dengan kriteria hasil: 5. Monitor status dinamik
1. Asupan cairan meningkat (5) Terapeutik:
2. Dehidrasi menurun (5) 1. Catat intake output dan hitung balance
3. Edema menurun (5) cairan
2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
3. Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
5. Risiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Intervensi : Pencegahan Infeksi
3x24 jam, diharapkan pasien mampu Observasi
menunjukkan: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
sistemik
Luaran : Tingkat Infeksi Menurun Terapeutik
1. Batasi jumlah pengunjung
Dengan kriteria hasil: 2. Berikan perawatan kulit pada area edema
1. Kemerahan menurun (5) 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
2. Nyeri menurun (5) dengan pasien dan lingkungan pasien
3. Bengkak menurun (5) 4. Pertahankan teknik aseptic pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tanga dengan benar
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
operasi
4. Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (Hari ke-1)

NAMA PASIEN : Tn. Y


RUANGAN : Seruni Diagnosa keperawatan : Nyeri Akut
HARI/TANGGAL : Rabu, 17 November 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF EVALUASI


(S-O-A-P) (SOAP)
Pukul : 14.10 WIB Pukul : 14.20 WIB Pukul : 14.30 Wib

S : Pasien mengatakan nyeri di area luka 1. Mengidentifikasi lokasi, 1. Nyeri di area luka rembesan, nyeri S : Pasien mengatakan nyeri di area
rembesan karakteristik, durasi dan kualitas terasa seperti tertusuk, durasi ± 5 luka rembesan
O: nyeri menit O:
- P : Luka yang terkena rembesan feses 2. Mengidentifikasi skala nyeri 2. Skala nyeri 4 - P : rembesan di abdomen
Q : Tertusuk 3. Mengidentifikasi respon nyeri 3. Pasien tampak meringis Q : terasa perih
R : Abdomen kuadran kanan atas non verbal 4. Nyeri terasa saat rembesan feses R : Di area abdomen kanan atas
S:4 4. Mengidentifikasi factor yang keluar S : Skala 3
T : Saat feses keluar memperberat dan memperingan 5. Pasien melakukan teknik napas T : Saat feses keluar
A : Nyeri akut belum teratasi nyeri dalam dan genggam jari A : Nyeri akut belum teratasi
P : Lakukan intervensi manajemen nyeri 6. Lingkungan yang memperberat nyeri P : Lanjutkan intervensi manajemen
5. Memberikan teknik
di kontrol nyeri
nonfarmakologis untuk
7. Teknik napas dalam dan genggam
mengurangi rasa nyeri
jari diajarkan
6. Mengontrol lingkungan yang
memeperberat rasa nyeri
7. Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk meredakan
nyeri

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (Hari ke-1)


NAMA PASIEN : Tn. Y
RUANGAN : Seruni Diagnosa keperawatan : Gangguan Citra Tubuh
HARI/TANGGAL : Rabu, 17 November 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF EVALUASI


(S-O-A-P) (SOAP)
Pukul : 14.10 WIB Pukul : 14.25 WIB Pukul : 14.35 WIB

S : - Pasien mengatakan khawatir tentang luka 1. Mengidentifikasi perubahan 1. Perubahan citra tubuh terjadi akibat S : - Pasien mengatakan khawatir tentang
rembesannya citra tubuh luka rembesan luka rembesannya
- Pasien mengatakan khawatir tidak dapat 2. Memonitor apakah pasien bisa 2. Pasien bisa melihat bagian tubuh - Pasien mengatakan khawatir tidak
beraktivitas seperti dahulu melihat bagian tubuh yang yang berubah dapat beraktivitas seperti dulu
O : - Ada luka rembesan di abdomen kuadran berubah 3. Pasien dan keluarga mengetahui O : - Ada luka rembesan di abdomen
kanan atas 3. Mendiskusikan perubahan tubuh fungi perubahan pada tubuh kuadran kanan atas
- Luka di tutupi kantong plastik (kantong dan fungsinya 4. Pasien dan keluarga masih belum - Luka di tutupi kantong plastik
kolostomi) berisi feses cairan berwarna 4. Mendiskusikan persepsi pasien mengetahui penyebab rembesan (kantong kolostomi) berisi feses
kuning dan keluarga tentang perubahan pada abdomen cairan berwarna kuning
A : Gangguan citra tubuh belum teratasi citra tubuh A : Gangguan citra tubuh belum teratasi
P : Lakukan intervensi promosi citra tubuh P : Lanjutkan intervensi promosi cita
tubuh

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (Hari ke-1)


NAMA PASIEN : Tn. Y
RUANGAN : Seruni Diagnosa keperawatan : Gangguan Integritas Kulit & Jaringan
HARI/TANGGAL : Rabu, 17 November 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS- IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF EVALUASI


INTERVENSI (SOAP)
(S-O-A-P)
Hari ke 1 Pukul : 14.10 WIB Pukul : 14.28 WIB Pukul : 14.35 WIB
S:-
S : Keluarga mengatakan pasien tidak 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 1. Ada kemerahan di area luka, O :
membatasi aktivitas setelah operasi lokal & sistemik bengkak tidak ada - Ada luka rembesan baru diatas
O: 2. Membatasi jumlah pengunjung 2. Jumlah pengunjung di batasi luka post operasi
- Ada luka rembesan baru diatas luka 3. Mengajarkan pasien dan 3. Keluarga dan pasien mengerti untuk - Terasa nyeri di area luka
post operasi keluarga untuk mencuci tangan mencuci tangan dahulu sebelum dan rembesan
- Terasa nyeri di area luka rembesan sebelum dan sesudah kontak sesudah kontak dengan area yang - Tampak kemerahan disekitar luka
- Tampak kemerahan disekitar luka dengan area rawan infeksi rawan infeksi A : Gangguan integritas kulit & jaringan
A : Gangguan integritas kulit & jaringan 4. Menjelaskan tanda dan gejala 4. Pasien dan keluarga mengatakan belum teratasi
belum teratasi infeksi mengetahui tanda dan gejala infeksi P : Lanjutkan intervensi pencegahan
P : Lakukan intervensi pencegahan infeksi 5. Mengidentifikasi kemampuan infeksi
5. Pasien belum mengetahui cara
pasien dalam cuci tangan
mencuci tangan yang benar
dengan benar
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (Hari ke-2)

NAMA PASIEN : Tn. Y


RUANGAN : Seruni Diagnosa keperawatan : Nyeri Akut
HARI/TANGGAL : Kamis, 18 November 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS- IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF EVALUASI


INTERVENSI (SOAP)
(S-O-A-P)
Pukul : 13.00 WIB Pukul : 13.10 WIB Pukul : 13.20 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di area luka 1. Memonitor skala nyeri 1. Skala nyeri 4 S : Pasien mengatakan nyeri di area
rembesan 2. Memonitor respon nyeri non verbal 2. Pasien tampak meringis luka rembesan
O: 3. Memonitor lingkungan yang 3. Lingkungan yang memperberat nyeri O:
- P : Luka yang terkena rembesan memperberat nyeri di kontrol - P : Luka yang terkena rembesan
feses 4. Memonitor pasien melakukan teknik 4. Pasien melakukan teknik napas feses
- Q : Tertusuk non farmakologis untuk mengurangi dalam dan genggam jari untuk - Q : Tertusuk
- R : Abdomen kuadran kanan atas rasa nyeri mengontrol nyeri - R : Abdomen kuadran kanan
- S:4 atas
- T : Saat feses keluar - S:4
A : Nyeri akut belum teratasi - T : Saat feses keluar
P : Lanjutkan intervensi manajemen nyeri A : Nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi manajemen
nyeri

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (Hari ke-2)


NAMA PASIEN : Tn. Y
RUANGAN : Seruni Diagnosa keperawatan : Gangguan Citra Tubuh
HARI/TANGGAL : Kamis, 18 November 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
(S-O-A-P) (SOAP)
Pukul : 13.00 WIB Pukul : 13.10 WIB Pukul : 13.35 WIB

S : - Pasien mengatakan masih merasa khawatir 1. Mendiskusikan perubahan 1. Pasien dan keluarga mengetahui S : - Pasien mengatakan masih merasa
tentang luka rembesannya bagian tubuh pada pasien dan fungsi perubahan tubuh khawatir tentang luka rembesannya
- Pasien mengatakan khawatir tidak dapat keluarga 2. Pasien dan keluarga masih belum - Pasien mengatakan khawatir tidak
beraktivitas seperti dahulu 2. Mengevaluasi persepsi pasien mengetahui penyebab rembesan dapat beraktivitas seperti dulu
O: tentang perubahan tubuhnya pada abdomen O : - Ada luka rembesan di abdomen
- Ada luka rembesan di abdomen kuadran kuadran kanan atas
kanan atas - Luka di tutupi kantong plastik
- Luka di tutupi kantong plastik (kantong (kantong kolostomi) berisi feses
kolostomi) berisi feses cairan berwarna cairan berwarna kuning
kuning A : Gangguan citra tubuh belum teratasi
A : Gangguan citra tubuh belum teratasi P : Lanjutkan intervensi promosi cita
P : Lanjutkan intervensi promosi citra tubuh tubuh

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (Hari ke-2)


NAMA PASIEN : Tn. Y
RUANGAN : Seruni Diagnosa keperawatan : Gangguan Integritas Kulit & Jaringan
HARI/TANGGAL : Kamis, 18 November 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
(S-O-A-P) (SOAP)
Hari ke 2 Pukul : 13.00 WIB Pukul : 13.10 WIB Pukul : 13.20 WIB

S:- 1. Mengevaluasi kemampuan 1. Pasien mampu mengenal tanda dan S:-


O: pasien mengenal tanda dan gejala infeksi O:
- Daerah lubang rembesan tampak gejala infeksi 2. Pasien dan keluarga mencuci tangan - Daerah lubang rembesan tampak
kemereahan 2. Menganjurkan pasien dan dengan benar kemereahan
- Daerah rembesan ditutupi kantong keluarga untuk mencuci tangan 3. Merespon pujian perawat dengan - Daerah rembesan ditutupi kantong
plastik (kantong kolostomi) dengan benar baik plastik (kantong kolostomi)
A : Gangguan integritas kulit & jaringan belum 3. Memuji kemampuan pasien jika A : Risiko gangguan integritas kulit &
teratasi dapat mencuci tangan dengan jaringan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi pencegahan infeksi benar P : Lanjutkan intervensi pencegahan
infeksi

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (Hari ke-3)


NAMA PASIEN : Tn. Y
RUANGAN : Seruni Diagnosa keperawatan : Nyeri Akut
HARI/TANGGAL : Jumat, 19 November 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-
EVALUASI
INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
(SOAP)
(S-O-A-P)
Pukul : 15.30 WIB Pukul : 15.35 WIB Pukul : 15.40 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di area luka 1. Memonitor skala nyeri 1. Skala nyeri 3 S : Pasien mengatakan nyeri di area
rembesan 2. Memonitor respon nyeri non verbal 2. Tampak meringis berkurang luka rembesan
O: 3. Memonitor lingkungan yang 3. Lingkungan yang memperberat nyeri O:
- P : Luka yang terkena rembesan memperberat nyeri di kontrol - P : Luka yang terkena rembesan
feses 4. Memonitor pasien melakukan teknik 4. Pasien melakukan teknik napas feses
- Q : Tertusuk non farmakologis untuk mengurangi dalam dan genggam jari untuk - Q : Tertusuk
- R : Abdomen kuadran kanan atas rasa nyeri mengontrol nyeri - R : Abdomen kuadran kanan
- S:3 atas
- T : Saat feses keluar - S:3
A : Nyeri akut teratasi sebagian - T : Saat feses keluar
P : Lanjutkan intervensi manajemen nyeri A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan dan
dilanjutkan oleh keluarga

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (Hari ke-3)

NAMA PASIEN : Tn. Y Diagnosa keperawatan : Gangguan Citra Tubuh


RUANGAN : Seruni
HARI/TANGGAL : Jumat, 19 November 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
(S-O-A-P) (SOAP)
Pukul : 15.30 WIB Pukul : 15.38 WIB Pukul : 15.40 WIB

S : Pasien mengatakan masih merasa khawatir 1. Mendiskusikan perubahan 1. Pasien dan keluarga mengetahui S : Pasien mengatakan masih merasa
tentang luka rembesannya bagian tubuh pada pasien dan fungsi perubahan tubuh khawatir tentang luka rembesannya
O : - Ada luka rembesan di abdomen kuadran keluarga 2. Pasien dan keluarga masih belum O : - Ada luka rembesan di abdomen
kanan atas 2. Mengevaluasi persepsi pasien mengetahui penyebab rembesan kuadran kanan atas
- Luka di tutupi kantong plastik (kantong tentang perubahan tubuhnya pada abdomen - Luka di tutupi kantong plastik
kolostomi) berisi feses cairan berwarna (kantong kolostomi) berisi feses
kuning cairan berwarna kuning
A : Gangguan citra tubuh belum teratasi A : Gangguan citra tubuh belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi promosi citra tubuh P : Intervensi dihentikan dan dilanjutkan
oleh keluarga

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (Hari ke-3)


NAMA PASIEN : Tn. Y
RUANGAN : Seruni Diagnosa keperawatan : Gangguan Integritas Kulit & Jaringan
HARI/TANGGAL : Jumat, 19 November 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF EVALUASI


(S-O-A-P) (SOAP)
Pukul : 15.30 WIB Pukul : 15.45 WIB Pukul : 15.50 WIB

S:- 1. Mengevaluasi kemampuan 1. Pasien dan keluarga mampu S :


O : - Daerah lubang rembesan tampak pasien dalam cuci tangan melakukan cuci tangan dengan benar O : - Daerah lubang rembesan tampak
kemereahan dengan benar 2. Pasien dan keluarga merespon baik kemereahan
- Daerah rembesan ditutupi kantong plastik 2. Memuji kemampuan pasien dan pujian perawat - Daerah rembesan ditutupi kantong
(kantung kolostomi) keluarga melakukan cuci tangan plastik (kantong kolostomi)
A : Gangguan integritas kulit & jaringan belum dengan benar A : Gangguan integritas kulit & jaringan
teratasi teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi pencegahan infeksi P : Intervensi dihentikan dan dilanjutkan
oleh keluarga
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ileostomi adalah bedah pembuatan lubang antara illeum dan dinding
abdomen untuk tujuan diversi fekal. Ileostomi dapat bersifat sementara atau
permanen dan dapat dibuat sebagaistoma ujung, stoma lop atau stoma barrel
ganda. Ileostomi berbeda dengan kolostomi dimana feses mempunyai
konsistensi lebih cair, terdapat enzim pencernaann dan aliran isinya tak
terkontrol ,sehingga alat penampung harus digunakan secara kontinue.
Indikasi Illeotomi yaitu infeksi yang menyebabkan patologi usus halus
( kolitis ulseratif,enteritis regional), keganasan pada daerah usus halus,
trauma abdomen ( ruptura jejunum atau ileum)

B. Saran
Dalam memberikan tindakan keperawatan hendaknya diperhatikan
betul prosedur kerja yang akan dijalankan terlebih harus memberikan inovasi
dalam tindakan keperawatan. Selain memberikan inovasi tindakan
keperawatan hendaknya perawat juga dapat memenuhi kebutuhan dasar
pasien yang berhubungan dengan oksigenisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Gresik: EGC


Carpenito, Lynda Juall. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. 2007.
Jakarta : EGC

Chayatin, W. I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta : Kedokteran EGC.

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi


dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi


dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan


Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai