Disusun Oleh
Kelompok I
Disusun Oleh
Kelompok I
Menyetujui,
Puji syukur penulis ucapkan atas karunia Allah swt. sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah seminar kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Kasus Post Operasi Ileostomy di Ruang Seruni RSUD dr. M.
Yunus Bengkulu” dengan baik. Penulis menyadari penyusunan makalah ini tidak
akan terselesaikan tanpa kerja sama anggota kelompok, pembimbing akademik
dan pembimbing lahan yang telah memberikan bimbingan selama kegiatan
Praktik Profesi Ners state Keperawatan Medikal Bedah.
Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat tentang
pelaksanaan aushan keperawatan yang dapat dilakukan di ruang rawat inap
khususnya pada klien dengan masalah keperawatan Post Operasi Ileostomy.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................
BAB II KONSEP DASAR TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Definisi..............................................................................................................
B. Etiologi..............................................................................................................
C. Klasifikasi..........................................................................................................
D. Stadium..............................................................................................................
E. Patofisiologi.......................................................................................................
F. Tanda dan gejala................................................................................................
G. Pemeriksaan penunjang.....................................................................................
H. Penatalaksanaan medis.............................................................................
I. Pengkajian.........................................................................................................
J. Diagnosa............................................................................................................
K. Intervensi...........................................................................................................
BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL PRAKTIK
A. Pengkajian kasus...............................................................................................
..........................................................................................................................
B. Diagnosa...........................................................................................................
C. Intervensi..........................................................................................................
D. Implementasi.....................................................................................................
BAB IV PENUTUP.
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obsruksi ileus merupakan kegawatan dalam bedah abdominal yang sering
dijumpai, sekitar 60 - 70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan
appendicitis akuta. Obstruksi ileus adalah suatu penyumbatan mekanis pada
usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau
menganggu jalannya isi usus.
Sebagai makhluk biologis, manusia memerlukan makanan yang
mengandung gizi untuk menunjang kebutuhan metabolisme, makanan
tersebut sebelum diabsorbsi terlebih dahulu diproses disaluran cerna. Proses
pencernaan berlangsung dengan baik apabila sistem pencernaan makanan
ditubuh kita normal, apabila salah satu dari bagian sistem pencernaan kita
mengalami gangguan, maka proses pencernaan makanan terhambat
Penyakit ini sering terjadi pada individu yang memilikki kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang rendah serat, dari kebiasaan tersebut akan
muncul permasalahan pada kurangnya kemampuan membentuk massa feses
yang menyambung pada rangsangan peristaltik usus, kemudian saat
kemampuan peristaltik usus menurun maka akan terjadi konstipasi yang
mengarah pada feses yang mengeras dan dapat menyumbat lumen usus
sehingga menyebabkan terjadinya obstruksi
Salah satu penanganan pada pasien dengan permasalahan obstruksi ileus
adalah dengan pembedahan laparotomi, penyayatan pada dinding abdomen
atau peritoneal. Gangren dan perforasi adalah komplikasi yang menunggu
jika permasalahan semakin berat, maka pasien yang sudah di diagnosa
obstruksi ileus harus siap dilakukan tindakan pembedahan karena
keterlambatan pembedahan menyebabkan berbagai masalah pada organ
cerna, diantaranya perforasi appendiks, peritonitis, pileflebitis, dan bahkan
kematian.
Pada pasien dengan tindakan laparotomi dengan indikasi obstruksi ileus di
RSUD d.r M. Yunus perlu memerlukan perhatian yang khusus dalam
melakukan perawatan setelah operasi.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalah yang ada, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Operasi
Ileostomy Di Ruang Ruang Seruni RSUD dr. M. Yunus kota bengkulu?”
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar ileostomy
2. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan post operasi
ileostomy
D. Manfaat penulisan
Dengan adanya laporan ini diharapkan mahasiswa mampu memberikan
asuhan keperawatan pada pasien post operasi ileostomy
BAB II
KONSEP DASAR TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN
C. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Jong (1997), pemeriksaan penunjang ada 2 tipe yaitu
pemeriksaan radiologik dan pemeriksaan endoskopi. Pemeriksaan
radiologik meliputi foto polos abdomen dan closed loop, sedang
pemeriksaan endoskopi meliputi rektosigmoidoskopi dan kolonoskopi.
D. Patofisiologi
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus
halus, karena pada obstruksi kolon, keculai pada volvus, hampir tidak
pernah terjadi stragulasi, kolon merupakan alat pemompaan feses sehingga
secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap sedikit sekali. Oleh
karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi
kolon distal. Gambaran klinik ini disebut obstruksi rendah, berlainan
dengan ileus usus halus yang dinamai ileus tinggi.
Obstruksi kolon yang berlarut-larut akan menimbulkan destensi yang
amat besar bersamaan katup ileosekal tetap utuh. Bila terjadi lusufisiensi
katup, timbul reflek dari kolon ke dalam ileum terminal sehingga ileum
turut membesar karena itu gejala dan tenda obstruksi rendah tergantung
kompetensi valvula bauhin. Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu
tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur. Dinding usus besar tipis,
sehingga mudah mengalami distensi. Dinding sekum merupakan bagian
kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu
terenggang (Jong, 1997).
E. Ileustomy
Ileostomi adalah bedah pembuatan lubang antara illeum dan dinding
abdomen untuk tujuan diversi fekal. Ileostomi dapat bersifat
sementara atau permanen dan dapat dibuat sebagaistoma ujung, stoma lop
atau stoma barrel ganda.
Ileostomi berbeda dengan kolostomi dimana feses mempunyai
konsistensi lebih cair, terdapat enzim pencernaann dan aliran isinya tak
terkontrol ,sehingga alat penampung harus digunakan secara kontinue.
Pembedahan ileostomi dilakukan dalam dua tahap. Operasi pertama
melibatkan kolektomi abdomen, pembuatan kantung illeum, mukosektomi
rektum, anastomosis ileoanal dan membuat pengalihan ileostomi.
Operasi ke dua dilakukan untuk menurunkan ileotomi sementara
dalam upaya untuk mengembalikan kontinuitas aliran feses. Indikasi
Illeotomi :
1. Infeksi yang menyebabkan patologi usus halus ( kolitis
ulseratif,enteritis regional)
2. keganasan pada daerah usus halus.
3. Trauma abdomen ( ruptura yeyunum atau ileum)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
3. Risiko gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi
4. Defisit penfetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
5. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan organisme pathogen
lingkungan
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Tujuan/SLKI Intervensi/SIKI
Keperawatan/SDKI
1 Gangguan Rasa Nyaman Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Intervensi : Edukasi Perawatan Stoma
3x24 jam, diharapkan pasien mampu menunjukkan: Observasi:
1. Identifikasi kesiapan dan kemapuan menerima
Luaran : Status Kenyamanan Meningkat informasi
Terapeutik:
Dengan kriteria hasil: 1. Sediakan materi dan media pendidikan
1. Keluhan tidak nyaman menurun (5) kesehatan
2. Gelisah menurun menurun (5) 2. Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan
3. Sulit tidur menurun (5) 3. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Edukasi:
1. Jelaskan pentingnya tehnik aseptic selama
merawat stoma
2. Ajarkan cara perawatan stoma
3. Anjurkan melapor jika ada perburukan area
stoma
4. Ajarkan cara memonitor stoma (karakteristik,
tanda gejala komplikasi stoma)
EBN : Edukasi perawatan stoma
A. IDENTITAS KLIEN
Nama klien : Tn.Y
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia/Tanggal lahir : 24 tahun/20 November 1997
Status perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Lembak
Pendidikan : SMA
Bahasa yang digunakan : Bahasa daerah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jalan Gunung Tah, Kabupaten Kaur
B. KELUHAN UTAMA MRS
Hari/Tanggal/Jam MRS : Rabu/17 November 2021/08.33 WIB
1. Keluhan utama MRS : Pasien datang untuk kontrol ke poli bedah.
Kemudian pasien mengeluh ada lubang terbuka diatas post op penutupan
ileostomy panjangnya ± 2 cm dan feses merembes ke area tersebut.
2. Kronologis keluhan utama
Faktor pencetus keluhan : ada lubang terbuka diatas luka post op
Timbulnya keluhan : keluhan dirasakan siang hari
Lamanya keluhan : 1 hari SMRS (pukul 13.00 wib)
Upaya mengatasi : menutup lubang dengan kantung
2. Genogram
Keterangan :
Perempuan
Laki-laki
Pasien
sputum
Kemampuan bernafas (sulit/tidak) Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Apakah ada sesak saat tidur ?
Tidak ada Tidak ada
Apakah ada nyeri dada ?
Keluhan pemenuhan kebutuhan
Tidak ada Tidak ada
oksigenasi
Apakah ada penggunaan alat
Tidak ada Tidak ada
bantu nafas ? Jelaskan
2. KEBUTUHAN SIRKULASI
Apakah tingkat kesadaran pasien? Compos mentis Compos mentis
Apakah ada perasaan berdebar-
debar ? Tidak ada Tidak ada
Apakah ada perasaan lelah berat ? Tidak ada Tidak ada
Alasan.....
Porsi makan yang dihabiskan 1 porsi habis 1 porsi tidak habis
Tidak ada Tidak ada
Makan yang tidak disukai
Tidak ada Tidak ada
Makanan yang membuat alergi
Makanan yang keras Makanan yang keras
Makanan pantangan
Tidak ada Tidak ada
Penggunaan alat bantu (NGT, dll)
Tidak ada Tidak ada
Keluhan pemenuhan nutrisi
b. Minum
5-6x/hari 5-6x/h
Frekuensi minum/hari
Air putih Air putih
Jenis minuman 250 cc 250 cc
Jumlah minum/hari Baik Baik
Kemampuan menelan
Masalah pemenuhan kebutuhan Tidak ada Tidak ada
cairan
4. KEBUTUHAN ELIMINASI
a. Eliminasi BAK
Frekuensi BAK/hari 4-5 kali/hari 4 kali/hari
Warna urine Kuning jernih Kuning
6. KEBUTUHAN AKTIVITAS/
MOBILISASI
Apakah ada perasaan lemah otot? Tidak Tidak
Apakah ada keterbatasan
pergerakan? Tidak Tidak
Bagaimana pemenuhan personal
hygiene? Mandiri Dibantu keluarga
Kemampuan berjalan Mandiri Mandiri
Kemandirian pemenuhan makan Mandiri Mandiri
beraktivitas
Keluhan pemenuhan akivitas dan Tidak ada Ps tidak membatasi
sangat nyeri)
(T) Berapa lama waktu (durasi) Tidak ada Saat feses keluar
I. DATA PENUNJANG
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. Y Umur : 24 Tahun
Ruangan : Seruni No. Reg : 781818
S : Pasien mengatakan nyeri di area luka 1. Mengidentifikasi lokasi, 1. Nyeri di area luka rembesan, nyeri S : Pasien mengatakan nyeri di area
rembesan karakteristik, durasi dan kualitas terasa seperti tertusuk, durasi ± 5 luka rembesan
O: nyeri menit O:
- P : Luka yang terkena rembesan feses 2. Mengidentifikasi skala nyeri 2. Skala nyeri 4 - P : rembesan di abdomen
Q : Tertusuk 3. Mengidentifikasi respon nyeri 3. Pasien tampak meringis Q : terasa perih
R : Abdomen kuadran kanan atas non verbal 4. Nyeri terasa saat rembesan feses R : Di area abdomen kanan atas
S:4 4. Mengidentifikasi factor yang keluar S : Skala 3
T : Saat feses keluar memperberat dan memperingan 5. Pasien melakukan teknik napas T : Saat feses keluar
A : Nyeri akut belum teratasi nyeri dalam dan genggam jari A : Nyeri akut belum teratasi
P : Lakukan intervensi manajemen nyeri 6. Lingkungan yang memperberat nyeri P : Lanjutkan intervensi manajemen
5. Memberikan teknik
di kontrol nyeri
nonfarmakologis untuk
7. Teknik napas dalam dan genggam
mengurangi rasa nyeri
jari diajarkan
6. Mengontrol lingkungan yang
memeperberat rasa nyeri
7. Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk meredakan
nyeri
S : - Pasien mengatakan khawatir tentang luka 1. Mengidentifikasi perubahan 1. Perubahan citra tubuh terjadi akibat S : - Pasien mengatakan khawatir tentang
rembesannya citra tubuh luka rembesan luka rembesannya
- Pasien mengatakan khawatir tidak dapat 2. Memonitor apakah pasien bisa 2. Pasien bisa melihat bagian tubuh - Pasien mengatakan khawatir tidak
beraktivitas seperti dahulu melihat bagian tubuh yang yang berubah dapat beraktivitas seperti dulu
O : - Ada luka rembesan di abdomen kuadran berubah 3. Pasien dan keluarga mengetahui O : - Ada luka rembesan di abdomen
kanan atas 3. Mendiskusikan perubahan tubuh fungi perubahan pada tubuh kuadran kanan atas
- Luka di tutupi kantong plastik (kantong dan fungsinya 4. Pasien dan keluarga masih belum - Luka di tutupi kantong plastik
kolostomi) berisi feses cairan berwarna 4. Mendiskusikan persepsi pasien mengetahui penyebab rembesan (kantong kolostomi) berisi feses
kuning dan keluarga tentang perubahan pada abdomen cairan berwarna kuning
A : Gangguan citra tubuh belum teratasi citra tubuh A : Gangguan citra tubuh belum teratasi
P : Lakukan intervensi promosi citra tubuh P : Lanjutkan intervensi promosi cita
tubuh
S : Pasien mengatakan nyeri di area luka 1. Memonitor skala nyeri 1. Skala nyeri 4 S : Pasien mengatakan nyeri di area
rembesan 2. Memonitor respon nyeri non verbal 2. Pasien tampak meringis luka rembesan
O: 3. Memonitor lingkungan yang 3. Lingkungan yang memperberat nyeri O:
- P : Luka yang terkena rembesan memperberat nyeri di kontrol - P : Luka yang terkena rembesan
feses 4. Memonitor pasien melakukan teknik 4. Pasien melakukan teknik napas feses
- Q : Tertusuk non farmakologis untuk mengurangi dalam dan genggam jari untuk - Q : Tertusuk
- R : Abdomen kuadran kanan atas rasa nyeri mengontrol nyeri - R : Abdomen kuadran kanan
- S:4 atas
- T : Saat feses keluar - S:4
A : Nyeri akut belum teratasi - T : Saat feses keluar
P : Lanjutkan intervensi manajemen nyeri A : Nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi manajemen
nyeri
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
(S-O-A-P) (SOAP)
Pukul : 13.00 WIB Pukul : 13.10 WIB Pukul : 13.35 WIB
S : - Pasien mengatakan masih merasa khawatir 1. Mendiskusikan perubahan 1. Pasien dan keluarga mengetahui S : - Pasien mengatakan masih merasa
tentang luka rembesannya bagian tubuh pada pasien dan fungsi perubahan tubuh khawatir tentang luka rembesannya
- Pasien mengatakan khawatir tidak dapat keluarga 2. Pasien dan keluarga masih belum - Pasien mengatakan khawatir tidak
beraktivitas seperti dahulu 2. Mengevaluasi persepsi pasien mengetahui penyebab rembesan dapat beraktivitas seperti dulu
O: tentang perubahan tubuhnya pada abdomen O : - Ada luka rembesan di abdomen
- Ada luka rembesan di abdomen kuadran kuadran kanan atas
kanan atas - Luka di tutupi kantong plastik
- Luka di tutupi kantong plastik (kantong (kantong kolostomi) berisi feses
kolostomi) berisi feses cairan berwarna cairan berwarna kuning
kuning A : Gangguan citra tubuh belum teratasi
A : Gangguan citra tubuh belum teratasi P : Lanjutkan intervensi promosi cita
P : Lanjutkan intervensi promosi citra tubuh tubuh
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
(S-O-A-P) (SOAP)
Hari ke 2 Pukul : 13.00 WIB Pukul : 13.10 WIB Pukul : 13.20 WIB
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-
EVALUASI
INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
(SOAP)
(S-O-A-P)
Pukul : 15.30 WIB Pukul : 15.35 WIB Pukul : 15.40 WIB
S : Pasien mengatakan nyeri di area luka 1. Memonitor skala nyeri 1. Skala nyeri 3 S : Pasien mengatakan nyeri di area
rembesan 2. Memonitor respon nyeri non verbal 2. Tampak meringis berkurang luka rembesan
O: 3. Memonitor lingkungan yang 3. Lingkungan yang memperberat nyeri O:
- P : Luka yang terkena rembesan memperberat nyeri di kontrol - P : Luka yang terkena rembesan
feses 4. Memonitor pasien melakukan teknik 4. Pasien melakukan teknik napas feses
- Q : Tertusuk non farmakologis untuk mengurangi dalam dan genggam jari untuk - Q : Tertusuk
- R : Abdomen kuadran kanan atas rasa nyeri mengontrol nyeri - R : Abdomen kuadran kanan
- S:3 atas
- T : Saat feses keluar - S:3
A : Nyeri akut teratasi sebagian - T : Saat feses keluar
P : Lanjutkan intervensi manajemen nyeri A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan dan
dilanjutkan oleh keluarga
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
(S-O-A-P) (SOAP)
Pukul : 15.30 WIB Pukul : 15.38 WIB Pukul : 15.40 WIB
S : Pasien mengatakan masih merasa khawatir 1. Mendiskusikan perubahan 1. Pasien dan keluarga mengetahui S : Pasien mengatakan masih merasa
tentang luka rembesannya bagian tubuh pada pasien dan fungsi perubahan tubuh khawatir tentang luka rembesannya
O : - Ada luka rembesan di abdomen kuadran keluarga 2. Pasien dan keluarga masih belum O : - Ada luka rembesan di abdomen
kanan atas 2. Mengevaluasi persepsi pasien mengetahui penyebab rembesan kuadran kanan atas
- Luka di tutupi kantong plastik (kantong tentang perubahan tubuhnya pada abdomen - Luka di tutupi kantong plastik
kolostomi) berisi feses cairan berwarna (kantong kolostomi) berisi feses
kuning cairan berwarna kuning
A : Gangguan citra tubuh belum teratasi A : Gangguan citra tubuh belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi promosi citra tubuh P : Intervensi dihentikan dan dilanjutkan
oleh keluarga
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ileostomi adalah bedah pembuatan lubang antara illeum dan dinding
abdomen untuk tujuan diversi fekal. Ileostomi dapat bersifat sementara atau
permanen dan dapat dibuat sebagaistoma ujung, stoma lop atau stoma barrel
ganda. Ileostomi berbeda dengan kolostomi dimana feses mempunyai
konsistensi lebih cair, terdapat enzim pencernaann dan aliran isinya tak
terkontrol ,sehingga alat penampung harus digunakan secara kontinue.
Indikasi Illeotomi yaitu infeksi yang menyebabkan patologi usus halus
( kolitis ulseratif,enteritis regional), keganasan pada daerah usus halus,
trauma abdomen ( ruptura jejunum atau ileum)
B. Saran
Dalam memberikan tindakan keperawatan hendaknya diperhatikan
betul prosedur kerja yang akan dijalankan terlebih harus memberikan inovasi
dalam tindakan keperawatan. Selain memberikan inovasi tindakan
keperawatan hendaknya perawat juga dapat memenuhi kebutuhan dasar
pasien yang berhubungan dengan oksigenisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Chayatin, W. I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta : Kedokteran EGC.